NovelToon NovelToon

Mamaku Wanita Super & Papaku Super Genius

Alice dan Adji Saka Putra Pandawa

"Alice, tolong antarkan kue pesanan ke perusahaan PANDAWA, ya!" Dewi menyuruh Alice yang sedang membereskan karung-karung terigu di gudang penyimpanan bahan-bahan kue.

"Baik, Nyonya!" Alice pun berlari ke arah Bosnya.

"Hati-hati kamu membawa mobilnya, jangan ngebut," ucap Dewi memberi wejangan yang selalu diucapkan pada semua pegawainya.

"Oke. Do'a kan Alice biar selamat sampai tujuan dan dapat kembali lagi ke sini, ya Nyonya." Alice tersenyum lima jari.

     Alice pun mengendarai mobil box, pergi mengantarkan pesanan kue untuk perusahaan PANDAWA yang akan menyelenggarakan ulang tahun perusahaan. Waktu yang di butuhkan Alice untuk menempuh perjalanannya sampai ke perusahaan PANDAWA sekitar satu jam.

Begitu sampai disana dia di sambut bagian humas. Orang-orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pesta ulang tahun perusahaan, hilir mudik kesana kemari mengatur segala persiapan. Baik itu dekor aula tempat di selenggarakannya pesta, makanan dan minuman yang akan disediakan, panggung tempat hiburan, dan cendramata mata yang akan diberikan kepada orang-orang yang datang kesana.

"Pak, ini kue-kue pesanannya mau di letakan di mana?" tanya Alice.

"Oh, simpan di sebelah sini saja Nona. Nanti kami yang akan menatanya," kata karyawan itu sambil menunjukan meja tempat untuk menghidangkan makanan, yang bersebelahan dengan meja tempat menghidangkan minuman.

     Alice pun membawa tiga puluh box besar kue-kue. Lima belas box di tangan kanan dan lima belas box di tangan kiri. Melihat itu, banyak orang yang terkejut.

"Aduh, Nona. Itu nggak keberatan bawanya?" tanya seorang laki-laki karyawan di sana.

"Ah ..., tidak Tuan." Dengan entengnya Alice menenteng semua box itu.

"Apa ini pesannya sudah semua, Nona?" Tanya orang yang sedang menata makanan di meja.

"Belum semua, ini baru yang rasa cokelat sama vanila. Di mobil masih ada empat puluh box lagi yang rasa strawberry, tiramisu, milk, sama nanas," jelas Alice.

"Apa perlu bantuan orang untuk membantu bawakan semua box kuenya?" tawar karyawan itu.

"Saya rasa tidak perlu. Saya masih bisa membawanya ke sini sendiri," kata Alice sambil tersenyum ramah.

     Kali ini Alice membawa empat puluh box besar. Dua puluh box di tangan kanan dan dua puluh box di tangan kiri. Karyawan tadi makin melongo wajahnya, tak percaya ada wanita bisa membawa begitu banyak barang dan berat. Dia sangat takjub akan kekuatan yang dimiliki Alice.

"Ini semua kuenya sudah saya simpan di sini." Alice memberitahu.

"Oh, ya. Terima kasih," katanya masih memasang wajah takjub.

"Sama - sama. Mari saya permisi." Alice pergi meninggalkan aula.

     Perjalanan dari aula ke parkiran lumayan cukup jauh. Alice berjalan dengan gagahnya, kalau sekilas dia seperti laki-laki. Dengan tubuhnya yang tinggi untuk ukuran seorang wanita. Serta model rambutnya yang dipotong pendek. Memakai baju kemeja yang agak kebesaran, karena dia selalu memakai kemeja laki-laki. Saat Alice berjalan di depan pintu utama dia melihat ada sekrup berukuran besar yang jatuh tak jauh dari tempatnya berdiri. Kemudian, Alice mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat lampu Neon huruf yang di pasang di atas gedung milik PANDAWA sudah miring akan jatuh. Alice melihat ada seorang laki-laki yang sedang berjalan di bawahnya.

"Awas ...!" Alice menerjang laki-laki itu.

BRUUUUG

Lampu *Neon* huruf yang berukuran sangat besar jatuh sesaat setelah Alice menerjang laki-laki itu. Entah ini keberuntungan atau kesialan bagi Alice. Dirinya jatuh menindih tubuh laki-laki tadi dan bibir mereka saling menempel. Keduanya terdiam dengan mata saling memandang.

"Tuan muda ...!" teriak seseorang dan menyadarkan mereka berdua.

"Tuan muda, anda tidak apa-apa?" tanya orang itu, begitu dia mendekat.

"Aku tidak apa-apa, Sam," kata orang yang di panggil tuan muda.

"Tolong selidiki kenapa lampu ini bisa jatuh," katanya sambil berlalu pergi dari sana tanpa mengucapkan terima kasih pada Alice.

     Alice pun kembali ke toko kuenya dengan bersungut-sungut. Kesal akan perbuatan laki-laki yang tidak tahu berterima kasih.

*****

"Alice kamu ikut kita main, yuk!" Ajak Arimbi teman kerjanya di toko kue.

"Kapan?" tanya Alice.

"Sekarang setelah pulang dari toko," jawab Mayang teman Alice satunya lagi.

"Langsung berangkat atau pulang dulu ke rumah?" Alice menatap keduanya.

"Pulang dulu ke rumah, kita mandi dan dandan yang cantik." Arimbi mencubit gemas pipi Alice.

"Oke. Aku harus minta izin dulu sama Bu Halimah." Alice mengusap-usap pipinya yang tadi di cubit Arimbi.

*****

     Jam delapan malam sesuai janji, Alice datang menemui Arimbi dan Mayang yang sudah menunggu di parkiran Mall. Mereka akan pergi nonton bioskop kemudian berbelanja. Mereka bertiga begitu menikmati saat nonton atau belanja. Cuma dengan itu mereka mencari hiburan menghilangkan rasa lelah dan penat.

     Saat mereka akan masuk ke dalam Mall, ada orang yang mendekati Mayang. Dia membicarakan sesuatu dengan berbisik-bisik.

"Mau nggak kalian ikut ke pesta ulang tahun perusahaan PANDAWA?" tanya Mayang pada Alice dan Arimbi.

     Alice dan Arimbi yang di ajak pergi ke pesta saling pandang. Mereka tidak pakai baju yang formal untuk pergi kesana. Karena saat ini keduanya pakai baju kaos sama celana jeans.

"Masa kita pergi ke pesta pakai baju begini?" kata Arimbi.

"Ya kita gantilah dengan baju yang sopan. Tuh di butik banyak!" Tunjuknya pada sebuah butik di seberang jalan.

"Tenang si Om yang akan membayarnya," bisik Mayang sambil tersenyum genit.

*****

     Akhirnya mereka bertiga ikut si Om pergi ke pesta ulang tahun perusahaan yang siang tadi Alice datangi. Di sana Alice dan Arimbi menikmati berbagai jenis makanan dan minuman. Mayang entah pergi kemana bersama si Om. Karena tadi mereka berkeliling menyapa orang-orang. Arimbi izin pergi ke toilet mau buang air kecil, sedangkan Alice berjalan-jalan di dalam aula sambil bernyanyi mengikuti lagu yang di nyanyikan penyanyi di atas panggung.

     Saat ada pelayan yang menyodorkan minuman kepadanya, Alice menerima dengan senang hati. Tak berapa lama dia merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Kemudian dia berjalan ke arah toilet mau mencari Arimbi dan meminta tolong. Tapi saat di tengah jalan ada orang yang mendorongnya masuk ke dalam ruangan yang kosong tidak ada siapa-siapa. Sepertinya itu ruangan kesehatan yang dimiliki oleh perusahaan PANDAWA. Karena tercium bau obat dan ada beberapa brankar atau kasur pasien yang berjajar disana.

     Alice menggedor-gedor pintu berharap ada yang membukakannya. Alice merasa makin tersiksa entah karena apa. Alice terus berteriak dan menggedor pintu makin keras.

Ceklek

Pintu toilet di ruangan itu terbuka dan menampilkan seorang laki-laki yang telah ditolongnya tadi siang.

"Kamu?" Keduanya bersamaan.

     Laki-laki itu mendekati Alice, dan saat berhadap-hadapan dan saling memandang. Alice terpesona melihat wajah tampannya. Tanpa sadar Alice maju dua langkah dan memajukan wajahnya mencium laki-laki itu. Perbuatan Alice membuat laki-laki itu shock, dan tidak bisa berkutik. Ciuman Alice makin panas dan akhirnya lelaki itu juga membalasnya. Alice telah dikendalikan oleh kekuatan dalam dirinya, sehingga hilang kewarasan akalnya.

     Mereka berdua berakhir di ranjang pasien dengan tubuh sama-sama polos. Jam tiga dini hari lelaki itu terbangun dan dirinya sedang berpelukan dengan wanita yang telah menolongnya.

"Dasar wanita gila. Bisa-bisanya kamu mem*per*ko*sa aku!" lelaki itu bermonolog.

"Apa kata dunia? Seorang Adji Saka Putra Pandawa telah di per*ko*sa oleh wanita tak dikenal," gumamnya.

     Dirasa ada pergerakan orang disampingnya, Alice membuka mata dan dilihatnya lelaki tadi siang berada dalam pelukannya.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Alice.

"Kau mem*per*ko*sa aku!" jawab Adji.

"Hey! Dimana-mana yang di per*ko*sa itu wanita, bukan laki - laki!" pekik Alice.

"Oke, kalau begitu gantian sekarang aku yang akan mem*per*ko*sa kamu." Adji kemudian menindih Alice. Dan pergulatan antara mereka pun terjadi lagi.

     Saat subuh Alice bangun terlebih dahulu dia pulang dengan pakaian yang kusut dan kotor. Untuk menutupinya Alice pakai jas milik lelaki itu.

*****

Dua bulan setelah kejadian,

"Alice wajahmu pucat sekali apa kamu sakit?" tanya Nyonya Dewi.

"Nggak tahu Nyonya sejak tiga hari yang lalu tubuh saya terasa lemah," jawab Alice dengan suaranya yang pelan dan tak bertenaga.

"Ayo kita pergi ke dokter!" ajak Nyonya Dewi.

     Akhirnya Alice di antar ke dokter oleh Bosnya. 

"Dari hasil pemeriksaan sepertinya Bu Alice sedang hamil!" Kata dokter setelah selesai melakukan pemeriksaan.

"Saya, Hamil!" Alice tidak percaya akan pendengarannya.

"Ya, akan lebih akurat lagi sebaiknya Ibu periksa kebagian dokter kandungan," saran dari dokter.

     Saat ini Alice sedang duduk di ruangan dokter kandungan dan menunggu hasil test pack.

"Bu Alice, hasil test pack menunjukan positif. Untuk mengetahui usia kandungan kita lakukan USG, ya." Kata dokter kandungan.

"Usia kandungan ibu memasuki Minggu ke delapan. Dan selamat ya, Bu. Ibu mengandung bayi kembar," ucap dokter itu menerangkan kondisi bayinya.

     Bagai disambar petir, Alice mendengar penuturan dokter itu. Air matanya jatuh membasahi pipi. Dia tidak menyangka kalau kejadian malam itu membuahkan hasil.

*****

YANG PAKAI JUDUL BERARTI SUDAH DI REVISI.

DUKUNG KARYA AKU DENGAN KLIK LIKE, FAV, HADIAH, DAN VOTE NYA.

TERIMA KASIH.

Si Kembar Rama dan Shinta

Enam tahun kemudian,

     Hari ini Alice sedang membuat kue-kue untuk di pajang di etalase tokonya. Dibantu oleh dua pegawainya. Semenjak melahirkan Alice berhenti bekerja di toko milik Nyonya Dewi. Kini, dengan bekal kemampuan membuat kue yang dulu pernah dipelajarinya, Alice membuka toko kue sendiri.

     Toko kue milik Alice diberi nama Twins Bakery. Karena orang-orang mengenalnya sebagai Mama Si Kembar.

Anak yang dilahirkan olehnya adalah sepasang, anak laki-laki dan perempuan. Mereka diberi nama Rama dan Shinta. Anak laki-laki bernama lengkap Rama Putra Pandawa, sedangkan yang perempuan Shinta Putri Pandawa. Alice menyematkan nama Pandawa karena pada malam pesta ulang tahun perusahaan Pandawa, dirinya terlibat one night stand dengan seorang laki-laki yang tidak diketahui namanya. Hanya saja ada orang yang memanggilnya Tuan Muda.

"Rama ..., Shinta .... Ayo sarapan dulu!" panggil Alice kepada kedua anaknya.

"Sebentar, Ma!" teriak Shinta.

     Rama datang berjalan dengan santainya, walau dia baru berusia lima tahun tapi dia adalah anak yang cerdas. Rama yang sering promosi makanan di toko kuenya. Baik lewat FB, IG, WA, atau media sosial lainnya. Rama juga bisa mendesain brosur dan Baner untuk tokonya.

     Sedangkan Shinta adalah model yang mempromosikan kue-kue yang akan dijual pada hari itu. Rama sebagai juru kamera dan Shinta sebagai modelnya. Mereka suka melakukan promosi tiap hari melalui video. Kemudian mengunggahnya di media sosial milik toko.

     Rama dan Shinta duduk di meja toko bagian depan karena cuaca hari ini sangat cerah bagus untuk pengambilan gambar video. Dan kebetulan hari ini adalah hari Minggu jadi sejak pagi sudah banyak orang yang lewat.

"Halo, semuanya. Apa kabar?" sapa Shinta dengan suaranya yang riang.

"Hari ini di toko Twins Bakery menyediakan menu spesial puding mangga yang rasanya lebih asam dari mulut tetangga."

"Dan kopi hitam yang bisa membuat matamu memancarkan cahaya."

"Kue tiramisu, cokelat, vanila, selalu setia menanti ke datangan kamu!"

"Es bubble seribu rasa masih menjadi pujaan hati." 

"Dan si minuman viral soda buah yang bikin hidung terbang!"

"Jangan lupa mampir ke sini, ya!"

     Shinta dengan gayanya yang centil dan ceria sedang membuat iklan untuk toko kue Mamanya, versi dia. Dan nantinya akan di edit oleh Rama.

*****

     Beberapa pelanggan mulai berdatangan ke dalam toko. Ada yang dimakan di sana, ada juga yang di bawa pulang. Tadinya Alice cuma menyediakan beberapa jenis kue. Kemudian Rama dan Shinta menyarankan membuat menu baru lainnya. Dan menyediakan berbagai jenis minuman yang cocok untuk disajikan dengan kue.

     Satu tahun belakangan usaha Alice maju pesat. Dengan adanya si kembar yang mempromosikan lewat media sosial, omset penjualan naik hampir lima ratus persen. Tadinya Alice hanya berdua saja dengan seorang pegawai dalam membuat kue. Sekarang ditambah satu lagi pegawainya. 

     Awal Alice melahirkan dia bingung mau mencari kerja. Bila kerja maka dia harus meninggalkan kedua bayinya. Bila tidak kerja, maka uang dari mana dia akan membelikan susu untuk anaknya. Dengan adanya modal sedikit uang, maka Alice membuat kue-kue dan di titipkan di warung atau ke pasar. Setelah memiliki modal cukup banyak Alice membeli ruko dua lantai. Lantai atas tempatnya dan anak-anak tinggal. Dan lantai bawah di jadikan toko kue. Kadang orang-orang menyebutnya cafe. Karena tempatnya yang nyaman dan strategis banyak orang yang suka duduk-duduk disana.

*****

     Saat Rama dan Shinta sedang mengedit Vidio yang di buat tadi. Datang seorang wanita yang berpenampilan mewah masuk ke toko.

     Melihat itu Rama dan Shinta saling pandang dan mereka bicara lewat mata.

Rama : " Shinta lihat tuh Nini Pelek mau ngapain pagi-pagi sudah kesini?"

Shinta : " Mau beri wejangan kali?"

Rama : " Ish, nggak mau aku mendengar suaranya juga!"

Shinta : " Kita lihat saja nanti."

     Wanita itu berjalan mendekati pegawai di meja kasir. Dan mengetuk-ngetukkan jari-jari panjang yang penuh emas menghiasinya.

"Selamat pagi, Anda mau pesan apa?" tanya seorang pegawai toko.

"Saya mau pesan kue ulang tahun seperti ini untuk anak saya dan diantarkan ke rumah siang ini!" jawab wanita itu.

     Wanita itu memesan kue, yang prosesnya lama, dan harus beres siang hari. Siapapun nggak akan sanggup membuat kue ulang tahun lima tingkat dan ukuran diameternya satu meter.

"Maaf Nyonya, untuk pemesanan kue seperti ini harus beberapa hari sebelumnya."

     Pegawai toko tersenyum ramah ke pada pembeli yang sangat nyebelin itu.

"Jadi, saya tidak bisa pesan kue ulang tahun buat anak saya!" 

     Wanita itu marah dengan suara nyaring dan matanya melotot. Tak lupa jari-jari tangannya yang penuh cincin itu ditunjuknya muka pegawai toko. Akhirnya Alice keluar dari dapur dan melihat ada keributan apa di dalam tokonya.

"Hey! Anda sedang apa?" Tiba-tiba terdengar seseorang bertanya. Dan kedua orang itu mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara.

"Tunjuk-tunjuk muka pegawai saya!" ucap Alice yang baru saja datang.

     Alice sudah bosan sama tingkah laku nyonya kaya ini. Dia selalu membuat keributan di tokonya. Kadang Alice menyuruhnya untuk beli kue di toko orang lain. Tapi tetap saja nyonya itu kembali lagi kesini.

"Hey, apa pantas seorang pegawai bertindak tidak sopan begitu kepada pembeli!"

"Maafkan saya Nyonya, kalau untuk kue ulang tahun harus pesan beberapa hari sebelumnya."

"Kan ini masih ada waktu beberapa jam lagi menuju acara?"

     Alice memperhatikan pegawai dan Nyonya pelanggan sedang berdebat.

"Mungkin saya bisa buatkan kue ulang tahun dua tingkat dengan ukuran tiga puluh centimeter."

     Akhirnya Alice mencoba memberi solusi dari pertikaian kedua orang itu. Walau lebih tepatnya si Nyonya yang membuat masalah.

*****

     Akhirnya Alice dan si Nyonya sepakat akan urusan kue ulang tahun. Belum juga satu jam dari kejadian, datang wanita yang nggak kalah penampilannya dengan si Nyonya tadi.

"Mana Bos kamu!"

     Tiba-tiba saja di bertanya pada pegawai toko. Dengan suaranya yang sombong dan tatapan mata yang tajam. Sehingga membuat pegawai itu takut.

"Ada perlu apa anda mencari saya?" tanya Alice yang baru saja datang menghampiri mereka.

"Oh, bagus kamu ada di sini. Aku peringatkan kamu lagi, jangan ganggu suami aku! Bila kamu kedapatan lagi ganggu suami aku maka tunggu saja pembalasanku!"

     Setelah memberikan ancaman pada Alice, wanita itu pergi dari toko.

     Melihat kejadian itu membuat Shinta sedih, karena Mamanya di sebut pengganggu suami orang. Dilihatnya saudara kembarnya memasang wajah sedih. Rama memegang tangan kembarannya itu.

"Andai kita punya Papa. Mungkin tidak akan ada laki-laki yang dekati Mama," kata Shinta.

"Sebenarnya Papa kita itu sedang ada di mana?" Rama bertanya-tanya.

"Percuma bertanya pada Mama, pasti jawabannya Papa sedang mencari uang di tempat yang jauh." Shinta menjawab rasa penasaran saudara kembarnya itu.

"Kita harusnya mencari tahu siapa Papa kita!" ajak Rama.

"Aku setuju!"

*****

JANGAN LUPA KLIK LIKE, FAV, HADIAH, DAN VOTE NYA JUGA YA.

DUKUNG AKU TERUS DENGAN MEMBERIKAN JEMPOL YANG BANYAK.

TERIMA KASIH.

Mereka adalah anakku!

Hari Senin adalah hari yang menyenangkan bagi Si Kembar. Karena mereka akan masuk sekolah dan bertemu dengan teman-temanya. Mungkin bagi sebagian orang hari Senin adalah hari yang terasa berat karena harus mulai lagi melakukan aktivitas harian. Si Kembar sering membawa kue-kue buatan Mamanya ke sekolah, mereka akan membagikan ke temannya sebagai promo makanan yang akan di jual hari ini. Mereka berdua selalu menyusun kue-kue itu dalam kotak makanan.

     Sekolah mereka berdekatan dengan taman kota. Dan jarak dari rumah ke sekolah cukup dekat, jadi mereka selalu jalan kaki. Walau usianya baru lima tahun, si kembar sudah masuk kelas satu sekolah dasar. Saat mereka berdua berjalan melewati taman kota di lihatnya seorang kakek duduk di kursi taman kota sendirian sambil menghadap matahari pagi. Kakek itu mengusap wajahnya untuk menghapus air mata di pipinya. Melihat itu Shinta mengajak Rama, menghampiri Kakek itu.

"Selamat Pagi, Kek!" Sapa Shinta begitu berdiri di hadapan si Kakek.

"Selamat Pagi juga, Nak."

"Sedang apa Kakek duduk sendirian di sini?" 

     Shinta dan Rama dengan tidak tahu malu duduk di samping si Kakek dan memandangi wajahnya.

"Kakek sedang menikmati sinar matahari pagi," jawab si Kakek sambil tersenyum.

"Tapi, tadi kami lihat Kakek menangis?"

     Mata Shinta dan mata si Kakek beradu pandang. Saat itu Shinta bisa tahu kalau si Kakek lagi sedih karena cucu yang disayanginya.

"Kakek tidak apa-apa, kok." Si Kakek tersenyum pada Shinta dan Rama.

"Kek, ini kami bawa kue. Coba makan, ya! Siapa tahu bisa mengembalikan perasaan Kakek jadi lebih baik."

     Rama menyodorkan kotak bekal yang berisi kue buatan Mamanya. Serta disambut oleh si Kakek dengan perasaan haru, atas perhatian dua anak kecil yang baru ditemuinya itu. Si Kakek mencoba kue yang rasa coklat, begitu masuk di mulut rasa coklatnya langsung terasa lumer, dan rasanya sangat enak. Si Kakek sungguh menyukainya. Kemudian, dia mencoba satu per satu rasa kue yang ada di dalam kotak, ternyata dia menyukai semua rasanya.

     Saat jam tangannya menunjukan pukul tujuh Rama mengajak Shinta untuk masuk ke sekolah, karena bel masuk sebentar lagi berbunyi.

"Kakek kami berdua permisi dulu, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi."

    Rama dan Shinta pun pamit pada si Kakek.

"Kakek kapan-kapan mampir ke toko kue kami yang ada di ujung jalan sama, ya!" Shinta langsung promosi toko kue Mamanya.

*****

     Hari sudah siang, saatnya kedua anak kembarnya itu pulang. Alice sedang membereskan karung-karung terigu dan gula yang baru datang di gudang dekat dapurnya. 

"Akhirnya sudah beres. Tinggal ganti lampu yang mati di pinggir jalan."

    Alice menyeka keringatnya pakai tangan yang kotor, sehingga kotorannya nempel di wajah dia. Tanpa sadar dengan keadaannya, Alice berjalan ke luar toko untuk mengganti lampu yang di samping jalan depan toko kuenya. Alice membawa kursi dan lampu neon baru dengan sebelah tangannya. Dengan memiliki tubuh yang mencapai seratus tujuh puluh dua centimeter tidak membuat Alice kesulitan saat mengganti lampu.

"Sudah beres. Tinggal menyiapkan makan buat Si Kembar."

    Saat Alice hendak turun dari kursi ada orang yang lewat disampingnya yang memanggul gulungan karpet. Saat orang itu membalikkan badan karena ada suara yang memanggil. Gulungan karpetnya menyenggol pinggul Alice sehingga kehilangan keseimbangan, dan sialnya lagi ada orang di depannya.

Bruuug!

     Tubuh Alice jatuh menimpa seseorang yang sekarang berada di bawahnya. Seperti Dejavu, dirasakan Alice saat dirinya menimpa tubuh laki-laki dan bibir mereka bersentuhan, serta iris mata yang sama.

'Eh?'

     Alice baru sadar kalau dia lagi menindih tubuh laki-laki dan bibir mereka menyatu.

"Tuan Muda, anda tidak apa - apa?"

    Mendengar suara seseorang yang mendekat, Alice cepat-cepat bangun dari posisinya. Saat dirinya berdiri sambil menepuk debu yang menempel di tubuhnya. Terlihat kalau kedua anak kembarnya sudah berdiri di dekat dia. Alice sangat terkejut melihat itu.

"Tuan Muda, apa ada yang sakit?" tanya lelaki yang baru datang menghampiri mereka.

"Tidak apa-apa, Sam."

    Mendengar kata-kata yang tidak asing baginya, Alice membalikkan badannya menghadap orang yang tadi tertimpa tubuhnya.

"Kau ...!" Alice menunjuk orang yang tadi tertindih olehnya.

"Wah, apa kamu itu tipe orang yang suka menindih tubuh lelaki," kata lelaki itu.

"Hai, Tuan Muda! Mau dulu atau pun sekarang itu terjadi karena kecelakaan." Alice tidak terima dengan tuduhan yang dilayangkan untuknya.

"Oh, ya. Tapi kenyataan kalau kamu itu suka menindih tubuh aku. Dan ini bukan yang pertama atau kedua kalinya, kamu melakukan itu!"

     Lelaki berbadan tinggi dan agak kurus itu memasang wajah sebal pada Alice. Kini keduanya saling tatap, seolah sedang memperlihatkan siapa yang kuat dan mampu mengintimidasi lawannya.

"Mama!" 

     Suara dari kedua anaknya yang terdengar bersamaan, membuat Alice tersadar. Lalu dilihatnya kedua anaknya yang memasang wajah tanda tanya.

"Apa mereka berdua anakku?" tanya lelaki yang tubuhnya tadi ketiban.

"Buka. Mereka adalah anakku!"

     Alice langsung menyambar tangan kedua anaknya, dan masuk ke dalam toko. Lelaki itu pun mengikutinya masuk ke sana, disertai oleh asistennya.

"Katakan kalau kedua anak itu, adalah anak yang kamu kandung dan dilahirkan akibat dari percintaan kita pada malam itu!" kata lelaki itu bersikukuh.

"Kenapa kamu yakin, kalau aku hamil karena kejadian malam itu?"

"Karena wajah mereka ada miripnya sama aku. Iya, kan. Sam?" tanyanya pada sang asisten yang berdiri di sampingnya.

"Iya, benar Tuan Muda. Mereka berdua wajahnya mirip dengan anda," jawab asistennya membenarkan ucapannya.

"Jangan merasa yakin, kamu kira hanya kamu saja laki-laki yang pernah tidur denganku," bisik Alice di telinga lelaki itu.

"Kalau begitu ayo kita tes DNA!" Tantang lelaki itu.

"Dan kenyataan lainnya kalau aku adalah lelaki pertama yang menyentuhmu." Gantian lelaki itu berbisik di telinga Alice.

"Ayo, Sam kita pergi ke rumah sakit untuk tes DNA bersama mereka!" Perintahnya pada sang asisten.

     Kedua anak kembar itu hanya diam membisu melihat pembicaraan Mamanya dengan pria asing yang mengaku Papanya.

"Mama?" 

     Alice berjongkok dan menghadap kedua anaknya. Kedua anaknya melihat kebenaran dari mata Mamanya. Rama dan Shinta saling memandang, kemudian mereka menganggukkan kepalanya. Mereka kini tahu siapa sosok Papanya yang selalu di sembunyikan Mamanya.

"Ada apa Sayang?"

"Kita mau melakukan tes DNA dengannya!"

     Kata-kata yang diucapkan oleh Rama terasa menembus jantungnya. Alice takut kalau lelaki itu tahu bahwa si Kembar adalah anaknya, dia akan membawanya pergi. Mata Alice langsung berkaca-kaca, karena tahu akan jawaban dari tes itu kalau dilakukan. Kedua anaknya dapat merasakan kesedihan dari Mamanya. Maka mereka pun saling berpelukan.

"Mama tenang saja. Kita berdua tidak akan meninggalkan Mama."

*****

JANGAN LUPA KLIK LIKE, FAV,HADIAH, DAN VOTE NYA JUGA YA.

DUKUNG AKU TERUS DENGAN MEMBERIKAN JEMPOL YANG BANYAK.

TERIMA KASIH.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!