NovelToon NovelToon

The Woman Of THREE CROWN PRINCES

The Geisha and Momiji Dream Part 1. Ososhiki Day

Pemakaman itu membuatku mual. Aku membenci warna kuning tua momiji  yang menguning yang berjatuhan disekelilingku. Pemandangan daun menguning  selalu membuatku seperti berada dalam mimpi buruk yang tak berakhir.

Aku masih mengingat rasanya dingin tikaman musim gugur seperti terus berulang didepan mataku, Ibuku meninggal karena kanker di akhir musim gugur, hari-hari  di bulan terakhir itu seperti penuh dengan kepedihan, mendengarkan rintihannya seperti  tak berakhir, seperti kau harus mengupas bawang selapis demi  selapis untuk bertahan hidup, tapi akhirnya tetap kau tak punya harapan untuk bertahan dan hanya bisa  merelakan lapisan terakhir.

Dan rasa itu baru berlalu dua tahun lalu, hari ini daun momiji kembali jatuh di kakiku. Umurku 17 tahun, baru kemarin aku menyelesaikan ujian akhirku dan sekarang tiba-tiba aku tiba dirumah yang penuh dengan polisi mencariku. Ayahku meninggal di perkelahian di sebuah bar, tak tertolong dengan botol dipecahkan di kepalanya.

Dia hanya shatei (panggilan mereka untuk kakak kecil), membawahi beberapa orang untuk menjalankan tugas-tugas dari kyodai (big brother). Apa yang kecil harus selalu mengorbankan nyawa mereka, begitu pikiran yang kupunya. Mati konyol dengan botol dipecahkan ke kepalanya.

Ososhiki (pemakaman) hari kedua setelah Sougi (pemakaman hari pertama), teman-teman keluarga jauh berdatangan memberi penghormatan, aku terlalu lelah membungkuk sekarang menerima tamu. Aku duduk di kursi luar rumah duka merenungi nasib yang akan kujalani kedepan.

Aku akan ke Gion, mengikuti Bibiku. Satu-satunya keluarga yang mau menerimaku, Ayah tidak meninggalkan banyak uang, hanya  cukup untuk bertahan hidup sebulan, rumah kecil yang kami sewa hampir habis masa sewanya. Apa yang bisa kulakukan.

Dia adalah Geiko yang cukup sukses. Pekerja seni yang bekerja di Gion yang kuno. Manager sebuah okiya (sebuah tempat dimana Maiko/Geiko tinggal), tak terbayangkan untuk bekerja sebagai seorang Geiko, aku ingin bisa kuliah, tapi tampaknya tak mungkin. Bibi berkata dia akan menbiayaiku sekolah untuk menjadi Maiko, trainee  Maiko dan mungkin aku bisa menjadi seperti dia, tak kekurangan apapun soal uang.

"Aku ingin sekali bekerja sebagai profesional accountant..." Yang jelas aku ingin kuliah.

"Apa yang kau harapkan menjadi sarariman(salaryman-pekerja kantor ), bekerja dua belas jam sehari kelelahan tak punya sesuatu untuk dibanggakan." Sebenarnya pekerja kantor, entry level terutama punya konotasi cukup tak menyenangkan  di Jepang, bekerja sampai mati kelelahan alias karoshi, sesuatu yang dinilai cukup umum di dunia sarariman Jepang. Tapi itu juga berarti kesempatan karier yang terbuka luas dan hidup  yang lebih baik.

"Mungkin tidak begitu juga Bibi..."

"Tidak-tidak, pekerjaan seperti itu hanya membuatmu berakhir seperti Ayahmu. Kau cantik, kau punya modal untuk mengikuti langkahku."

Dia memutuskan untukku. Aku harus mengikutinya ke Gion. Dan aku merasa sekarang hidupku tidak ditanganku lagi. Kali ini aku adalah air yang harus mengikuti arah aliran sungai memaksaku mengalir.

"Setsuko-san." Seseorang memanggilku, aku melihat ke samping, seorang pria muda, lebih muda dari Ayah pastinya. Mungkin di umur 30 tahunan.

Aku berdiri memberi bungkukan hormat. Aku tak mengenalnya mungkin teman Ayah.

"Bisakah kita duduk. Saya mengenal Ayah Anda, dia sering bercerita tentang Anda. Saya ikut berduka cita atas kehilangan Anda."

"Anda mengenal Ayah saya? Anda Kakaknya?" Papa pernah bercerita sedikit jika orang yang disebut kyodai ( kakak besar) adalah bosnya, mungkin orang ini adalah seorang kyodai."

The Geisha and Momiji Dream Part 2. Ososhiki Day 2

"Saya bukan boss Ayah Anda. Tapi Ayah Anda sering ditugaskan mengawal saya." Ohh, berarti bukan Boss Ayah. "Kemarin sebenarnya dia sedang dalam posisi mengawal saya untuk berbicara dengan seseorang. Sebelum tiba-tiba ada seseorang yang cukup mabuk memukulnya karena menyangka dia adalah geng musuhnya."

"Ohh... " Aku menyesalkan akhir hidup Ayah. Kenapa harus mati dengan cara yang tak wajar.

"Yang memukulnya akan membayar hukumannya di penjara." Aku mendengar aksennya, sepertinya dia bukan orang Jepang. Logatnya terdengar kaku dan salah tempat. Dan wajahnya bukan wajah kebanyakan pria Jepang.

"Kalau boleh tahu dimana kau akan tinggal?" Aku melihatnya, kenapa dia ingin tahu. Dia mungkin tersadar dia bertanya privasi ke orang yang tak dikenalnya terlalu dekat kemudian.

"Saya Derrick Tan, maafkan saya. Ayah Anda sering bercerita kepada saya tentang Anda sewaktu dia bekerja bersama saya. Saya pikir jika ada yang saya bisa bantu Anda tak usah sungkan meminta." Dia menjelaskan dirinya kemudian. Ternyata dia seorang pria keturunan China. Dia meminta maaf atas pertanyaannya.

"Dia cerita tentang saya?"

"Dia sering berkata putrinya adalah anak yang pintar. Kami kadang banyak mengobrol. Dia bilang kau sangat berbeda dengan dirinya, Ayahmu selalu menjadikanmu kebanggaannya." Aku diam, Ayah menjadikanku kebanggaannya. Kenapa dia tidak meninggalkan uang untukku membiayai kuliahku. Mungkin dia tidak berencana mati dalam waktu dekat... nasibku yang buruk.

"Aku tak bisa bilang banyak, tapi kedua orang tuaku juga meninggal saat aku masih muda. Aku tahu rasanya di posisimu. Tapi ada waktunya kau akan bisa mengatasinya. Sekarang mungkin terasa sangat berat tapi seiring waktu akan lebih baik, teruslah berjalan..."

"Terima kasih..."

Aku melihat padanya. Dia benar, aku bertanya kenapa Ayah tidak bisa tinggal lebih lama bersamaku. Kenapa takdir begitu kejam memisahkan aku dan orang tuaku begitu cepat.

"Jadi setelah Ayahmu meninggal dengan siapa kau akan tinggal." Dia  bertanya lagi sambil meneliti ekspresiku.

"Saya akan ikut Bibi ke Gion."

"Gion, Kyoto."

"Iya."

"Apa ada yang saya bisa bantu untukmu sekarang?" Apa yang bisa dia bantu... Kurasa tak ada. Apa dia mau membiayai ke universitas yang kuinginkan. Dia bukan siapa-siapa.

"Tidak. Terima kasih atas perhatian Anda Tuan..." Aku membungkuk untuk menyatakan terima kasihku atas perhatiannya. Dia melihatku sebelum mengambil sesuatu di kantong jas dalamnya.

"Ini nomor dan kartu namaku. Jika kau perlu bantuan jangan sungkan untuk menghubungiku." Dia mengangsurkan sebuah kartu nama. Aku menerimanya.

"Terima kasih."

"Jika kau ada bantuan yang bisa kubantu, jika aku bisa akan kulakukan. Jangan terlalu bersedih, kadang kehidupan manusia mereka pernah merasa mereka berada di bagian paling bawah, tapi seiring waktu semua akan berjalan lebih baik. Kau masih muda... Bersemangatlah. Kau akan baik-baik saja." Aku menatapnya dan tersenyum. Baru kali ini seseorang datang dan menyemangatiku.

Yang kudengar dari Bibiku dan keluarga yang lain tiga hari ini hanyalah tangisan. Dan kemudian apakah okoden (uang duka cita) cukup membayar semua biaya upacara pemakaman dan kremasi. Bagaimana dia harus mengatur uang okoden untukku karena Ayahku tidak meninggalkan uang yang cukup di tabungannya.

Rasanya setelah hatiku menjadi kebas karena semua basa-basi kedukaan ini. Ada seseorang yang benar-benar melihatku, melihat siapa Ayahku.

"Terima kasih Tuan saya akan  mengingat nasihat Tuan." Mataku berkaca karena ada seseorang yang bisa menjadi setulus ini karena menghormati Ayah.

"Telepon aku jika kau butuh sesuatu." Dia menepuk bahuku. Aku membungkuk padanya sebagai tanda terima kasih, dia membalas bungkukanku.

Daun momiji masih terus berguguran.Tua, layu dan hanya akan jatuh ketanah.

Musim dingin akan menjelang. Putih, kelabu hanya meninggalkan luka yang mengering.

Tapi akan ada musim semi datang.Tunas akan muncul, dan daun hijau akan kembali.

**********

Update berikutnya jam 00.00 tanggal 1  pas

Semua vote bulan September ke sini yaaa

Jangan hari ini vote dan GIFT nya besok aja tanggal 1

Makasih buat dukungan kalian

Yang sudah hadir jangan lupa absen di komentar

Love you all

THE GEISHA AND MOMIJI DREAM Part 3. Maiko 1

Disclaimer:

Hai semua, karena ini series akan mengambil setting di luar negeri, para pembaca ku yang pintar-pintar harus mengerti bahwa budaya, cara berpikir , sudut pandang mereka berbeda.

Jadi disini gak ada bahasan soal per*aw*an ting-ting, or whatsever yang suka diprotes soal "do not cross the line" ya hehehe .

***Jadi tolong ehmm ... bahasan soal tab*u itu disimpan saja. Udah itu aja...kira-kira begitu gitu aja kira-kira bahasan Mak.

Ingat Anda lagi jalan-jalan ke Jepang, Italy dan USA bukan lagi di Lenteng Agung 😅*** 🤣🤣🤣🤣

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Sedikit tentang Gion Maiko, dan Kyoto

Geiko adalah sebutan lain untuk Giesha, digunakan di Kyoto, khususnya distrik Gion dimana tradisi tradisional Jepang masih sangat kental. Geisha adalah sebutan Geisha pada umumnya, para pekerja seni yang masih mempraktekkan kesenian tradisional Jepang dan menghibur para tamu di rumah minum teh.

*Sementara di distrik Gion, mereka punya sebutan khusus untuk Giesha yaitu Geiko dan Maiko (trainee Geisha). Jadi kalau di Tokyo orang menyebutnya Geisha dan Maiko (trainee Geisha) , Di Kyoto khususnya Gion mereka menyebutnya Geiko dan /Maiko (trainee Geiko*)

Gion berada dalam wilayah kota Kyoto. Kyoto adalah Ibukota Jepang sampai 1869 dan dibangun sebagai kota kekaisaran Jepang dengan prinsip Chinese feng shui mengikuti model dari kota kuno China Chang'an.Disebut juga sebagai kota seribu tahun.

🔷️🔷️🔷️🔷️🔷️🔷️

Aku berdandan untuk keluar malam ini. Memulaskan make up putihku. Menjadi orang lain, menjadi sang "maiko" yang secara harfiah berarti anak yang menari.

Junior Maiko - Ada ronce di rambutnya

Senior Maiko, dia hanya memakai bunga saja.

 

Sudah hampir empat tahun aku menjalani pelatihan Junior Maiko dan Maiko, berlatih tari, nyanyian, puisi, pentas, upacara minum teh, merangkai bunga, dan banyak hal tentang melayani tamu.

Dunia seni yang tak pernah kubayangkan sebelumnya sekarang menjadi duniaku. Dan

"Kau menjadi nomor satu lagi bulan ini?" Dia bicara tentang penghasilanku sebagai Maiko.

"Iya Bibi, ..."

Aku mengiyakan perkataannya. Seorang pria yang merupakan orang khusus yang membantu memakai kimono, membantuku mengikat Obi cerahku.

Obi yang membelit pinggangku ini adalah bagian tersulit. Kau tak mungkin memakai maiko/geiko kimono tanpa bantuan. Walaupun kimono para Geiko lebih sederhana, tidak ada obi menjuntai panjang. Tapi tetap saja Obi tebal itu sulit dipakai oleh kekuatan wanita.

"Sudah kubilang kau akan berhasil disini, setelah menjadi Geiko kau akan tahu betapa aku benar."

"Iya Bibi..." Bagaimanapun aku tak punya pilihan selain mengiyakan.

Ini tetap bukan cita-citaku. Tapi aku berusaha menjalani sebaik-baiknya. Sebagian karena aku selalu mendengar omelan Bibi bahwa aku tak boleh berakhir seperti Ayahku. Yang menjadi kuli kasar dan tewas mengenaskan.

Aku bisa dibilang cantik, aku punya bakat cukup bagus dalam menari, bisa menghafal gerakan dengan cepat dan punya postur bagus. Beberapa guru melihat kecepatan belajarku dan tak keberatan menjadikanku penari utama di pertunjukan di Gion, itulah sebabnya aku menjadi Maiko nomor satu belakangan ini.

"Kakakmu dan Yui mendapat mendapat undangan dari Tuan Yuto Yamada, dia adalah orang penting sering membawa tamu dan pelanggan ke Gion. Kau harus memperlihatkan dirimu kali ini. Jika kakakmu mengizinkan, cobalah bicara sedikut dan memberi hormat padanya."

"Baik Bibi..."

"Jangan bicara sebelum kau disuruh. Jika ada pria muda jangan bermain mata..." Yui Toshikazu, 25 tahun, gadis cantik salah satu Geisha populer di okiya ini, yang membenciku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!