My Lovely Barista
Episode 1
Di pagi yg cerah ini Zeline memulai kegiatannya seperti biasa di caffe milik mendiang orang tuanya. ia sudah mengurus caffe ini sendiri sejak kematian orang tuanya 4 tahun silam karena kecelakaan
Meski yatim piatu, ia tidak merasa kesepian karena adanya paman Zayn yg hampir setiap hari berkunjung disana
Zayn Aryasatya
Hay gadis paman ini kenapa bengong pagi hari?
Zeline Jovanka
Paman ini mengejutkanku saja
Zayn Aryasatya
Lagian pagi-pagi anak gadis bengong gitu kaya ngga ada aktifitas
Zeline Jovanka
Ini juga lagi aktifitas paman
Zayn Aryasatya
Aktifitas apa itu?
Zeline Jovanka
Bengong juga aktifitas ishh
Zayn Aryasatya
*Mengusak rambut Zeline*
Zayn Aryasatya
Kau sudah sarapan Ze?
Zeline Jovanka
Belum paman. aku baru saja sampai dari rumah
Zayn Aryasatya
Oh kalau begitu paman akan membeli makanan untuk dikirim kesini
Zeline Jovanka
Tidak usah paman, aku akan sarapan nanti saja
Zayn Aryasatya
Hisss paman tidak suka ditolak. lain kali saja kamu traktir paman ya
Zeline tampak sedikit terkekeh dengan pamannya. Zayn pun segera meraih ponselnya kemudian menelfon salah satu restoran terdekat untuk memesan makanan kemudian mengirim ke caffe
Zeline Jovanka
Paman, apa paman tidak pergi kesekolah?
Zayn Aryasatya
Kenapa memangnya? paman baru saja membelikanmu makanan tapi kamu malah mengusirku?
Zeline Jovanka
Ih bukan begitu maksudku
Zayn Aryasatya
*Tertawa kecil*
Zayn Aryasatya
Paman ini pemilik sekolah Ze, kalau paman tidak berangkat pun tidak ada yg memarahi dan menghukum paman
Zeline Jovanka
Ishh mana boleh begitu paman. mentang-mentang paman ini pemilik jadi bisa bebas begitu saja
Zayn Aryasatya
*Mengelus lembut surai rambut Zeline*
Zayn Aryasatya
Iya sayang. nanti setelah kita sarapan paman akan berangkat
Tak lama makanan mereka datang. mereka sarapan dengan lahap dan tugas mengurus tamu serta membuat kopi sudah Zeline serahkan pada karyawannya. meski kini ia resmi sebagai pemilik, tetap saja ia melakukan pekerjaan seperti karyawan yg lain
Zayn Aryasatya
Paman pergi dulu ya
Zeline Jovanka
Iya paman hati-hati
Zayn Aryasatya
Oh iya, beberapa hari lagi akan ada guru baru di sekolah paman. paman berencana membawanya kesini untuk menikmati kopimu
Zeline Jovanka
Benarkah paman? apa dia guru pindahan atau dia baru lulus?
Zayn Aryasatya
Dia baru pindah dari luar kota
Zeline Jovanka
*Mengangguk*
Zeline Jovanka
Hati-hati ya paman
Paman Zayn pun pergi. keluar dari caffe kemudian memasuki mobilnya dan melaju menuju sekolah tingkat SMK
Kini di sore hari, Zeline masih melanjutkan aktifitasnya membuat berbagai jenis kopi untuk pelanggan setianya
Bayu Praditya
Selamat sore
Sapa pemuda itu dengan ramah. Zeline pun membalasnya dengan ramah pula. dan tak lupa senyumnya ikut merekah
Pemuda itu sempat terdiam. terpaku melihat senyum ramah Zeline saat balik menyapanya. kenapa dia?
Zeline Jovanka
Maaf tuan, ada yg bisa saya bantu?
Bayu Praditya
Bisa tunjukan menu apa saja disini?
Zeline Jovanka
Baik tuan, silahkan ini buku menunya
Zeline Jovanka
*Menyodorkan buku menu*
Pemuda itu nampak membaca dengan teliti buku menunya. sepertinya ia pelanggan baru
Bayu Praditya
Beri saya Ice Coffee Latte small size
Zeline Jovanka
Baiklah tuan, silahkan ditunggu dan pilihlah kursi yg nyaman untukmu
Pemuda itu berlalu pergi. melihat-lihat kursi yg menurutnya nyaman
Tak lama Zeline datang membawa Ice Coffee Latte ukuran kecil padanya
Setelah memberi dan meletakkan diatas meja, pemuda itu berbicara,
Bayu Praditya
Nona, apakah nona pernah menjadi selebriti sekolah?
Zeline kebingungan. apa maksud bocah ini?
Zeline Jovanka
*Menggeleng*
Bayu Praditya
Nona, sebentar lagi ada audisi skateboard dan menyanyi. aku sering memenangkan kontes ini dan aku menjadi terkenal disekolah
Zeline Jovanka
Wah benarkah? jadi pelangganku ini adalah seorang bintang?
Kenapa membicarakannya padaku? apakah aku harus memujinya? akhh dasar bocah kecil
Bayu Praditya
Tentu saja. suatu saat nanti aku akan menjadi bintang yg lebih besar
Zeline Jovanka
*Tersenyum kaku*
Malam ini paman Zayn berkunjung ke caffe bersama rekan kerjanya. kepala sekolah saat ini
Zayn Aryasatya
Hay keponakan paman yg paling cantik
Zeline Jovanka
Iyalah kan aku satu satunya keponakan paman
Zeline Jovanka
*Menggerutu*
Chris Candra
Hay Ze, bagaimana kabarmu
Zeline Jovanka
Aku baik pa Chris. bapak sendiri gimana kabar
Chris Candra
Saya baik. hari ini caffe lancar?
Zeline Jovanka
Lancar pa, lumayan rame hari ini
Zayn Aryasatya
Wah senangnya
Zeline Jovanka
*Tersenyum*
Chris Candra
Berapa menit lagi kau tutup Ze?
Zeline Jovanka
Sekitar setengah jam lagi pa. tapi berhubung bapak Chris datang aku akan memunda jam tutup
Chris Candra
Aishh mana bisa begitu
Zeline Jovanka
Tentu saja bisa pa. ini caffe aku jadi suka-suka aku
Zeline Jovanka
*Tertawa kecil*
Chris Candra
Keponakanmu lucu Zayn
Zayn Aryasatya
*Ikut terkekeh*
Zayn Aryasatya
Sudahlah. pesan apa yg kau mau. saya traktir hari ini
*Menyerobot ucapan kedua pria didepannya itu*
Zeline Jovanka
Kalian berdua pesan saja apa yg kalian ingin. hari ini gratis
Chris Candra
Wahh luar biasa sekali gadis cantik ini
Semuanya terkekeh. Zayn dan Chris memilih beberapa menu untuk dipesan. kemudian mereka berdua memilih tempat duduk yg menurutnya nyaman. sementara Zeline membuat pesanan itu.
Jam itu caffe sudah tutup. tapi Zeline kedatangan paman dan rekan kerjanya. karena mereka memang sudah akrab jadi mereka berbicara dengan santai. Zeline menyuruh para karyawannya untuk pulang karena ini memang sudah jam tutup dan larut malam.
Mereka berbincang dan bercanda. Sejak Chris bekerja di sekolah milik Zayn, Zeline merasa kagum dengan sikap dan ketampanan Chris. tapi keduanya sadar bahwa rasa itu hanya kagum dan tak lebih. lagipula Chris itu sudah beristri dan memiliki dua anak yg tampan dan cantik pula
Zeline datang ke caffee seperti biasanya. disana para karyawan sudah datang dan sedang menyiapkan bahan untuk hari ini. tak lupa pula ada yg membersihkan lantai, kaca, dan menata meja
Zeline Jovanka
Keadaan stok gimana Lis?
Listia
Stok masih aman nona. saya pikir cukup untuk hari ini
Zeline Jovanka
Buat data pesanan untuk stok seperti biasanya. tapi tambahin 20%
Listia
Apa kita akan ada promo nona?
Zeline Jovanka
Tidak, mungkin besok akan ada tamu spesial. rekan kerja pamanku akan datang. ia orang baru dan aku ingin mentraktirnya
Listia
Baiklah nona. nanti siang saya antar data itu keruangan nona
Zeline Jovanka
*Mengangguk*
Marlina
Jendela kayu yg disebelah meja nomor 17 itu sudah lapuh. apakah akan segera di perbaiki?
Zeline Jovanka
Oh iya itu mungkin beberapa hari lagi. maaf aku lupa tentang itu. kalau lusa aku lupa lagi, tolong ingatkan aku ya
Marlina
Iya nona, apa akan menyewa tukang?
Zeline Jovanka
Iya. karena aku tidak bisa memperbaikinya
Marlina
Baiklah nona, terimakasih. saya permisi dulu
Pelayan itu pun pergi untuk melanjutkan pekerjaannya masing-masing
Zayn Aryasatya
Pagi sekali kau datang
Zeline Jovanka
Iya paman, aku bosan dirumah sendiri
Zayn Aryasatya
Kau kesepian?
Zeline Jovanka
Ishh bukan paman
Zayn Aryasatya
Benarkah? kau sudah pantas menikah Ze
Zeline Jovanka
Paman, ini masih pagi. Zeline ingin bekerja
Zayn Aryasatya
Tapi kau merengek kesepian
Zeline Jovanka
Mana ada begitu
Zeline Jovanka
*Menggerutu*
Tiba-tiba dering ponsel paman Zayn berbunyi
Zayn Aryasatya
Halo selamat pagi
Zayn Aryasatya
Tidak apalah. kau persiapkan saja dulu semuanya. kalau sudah, baru kau datang
Zayn Aryasatya
Tidak apa. jangan seperti itu. aku tidak mengharuskan mu untuk datang tanggal itu juga
Zeline Jovanka
Kenapa paman?
Zayn Aryasatya
Guru baru itu bilang dia ingin datang besok pagi. hari ini dia masih sibuk dan belum menyelesaikan persiapannya
Zeline Jovanka
Kebetulan sekali aku akan mentraktir paman dan rekan paman yg itu besok. aku belum memperbarui stoknya hari ini
Zayn Aryasatya
Kamu sudah sarapan?
Zeline Jovanka
Belum paman
Zayn Aryasatya
Yasudah ini ada bekal dari bibi untukmu. kau sarapan yg banyak ya
Zayn Aryasatya
*Menyodorkan bekal yg sedari tadi ditentengnya*
Zeline Jovanka
Terimakasih paman. maaf aku belum sempat berkunjung kerumah paman
Zayn Aryasatya
Tidak apa. kapan-kapan saja kalau kau ada waktu senggang
Zeline Jovanka
Bagaimana kabar bibi dan sepupu tampanku?
Zayn Aryasatya
Mereka baik. Rachel sedang asik menjalani hidupnya sebagai pelajar SMK
Zeline Jovanka
Wah ternyata sudah besar ya sepupu tampanku itu
Zayn Aryasatya
Iya. tinggimu kalah dengannya Ze
Zeline Jovanka
Ishh paman ini
Zayn Aryasatya
Yasudah paman pergi dulu ya. paman banyak pekerjaan di sekolah
Zeline Jovanka
Hati hati ya paman, sampaikan salam untuk pa Chris dan rekan paman yg lain
Zayn Aryasatya
Iya, kau hati-hati saat bekerja. semangat dan bilang kalau sudah butuh pendamping hidup. paman punya kenalan untukmu
Zeline Jovanka
Ishh paman ini sedang mengejekku?
Zayn berlalu pergi sambil sedikit berlari. ia terkekeh karena sudah meledek keponakannya itu
Episode 2
Bayu Praditya
Selamat sore
Zeline Jovanka
Selamat sore. ada yg bisa saya bantu?
Bayu Praditya
Tentu saja nona bisa bantu saya
Bayu Praditya
Saya ingin Affogoto big size nona
Zeline Jovanka
Oh baiklah saya buatkan dulu. permisi
Zeline melenggang pergi menuju meja barista. mulai berkutit dengan alat di meja itu dan segera memberikan segelas Affogoto itu pada pelanggan yg datang tempo hari
Zeline Jovanka
Permisi tuan, ini pesanannya silahkan
Zeline kembali ke meja barista. kembali berkutit dengan alat pembuat kopi itu, sambil sesekali memperhatikan pelanggan. ia melirik kearah pelanggan yg baru saja datang. anak sekolah yg ia lihat dari seragamnya adalah murid dari sekolah milik Paman Zayn
Listia
Permisi nona, bagaimana data pembaruan stok yg saya buat?
Zeline Jovanka
Lumayan. kupikir kau benar juga kalau lusa kita adakan promo
Listia
Lusa berarti tanggal 27 besok?
Zeline Jovanka
Iya. siapkan data stok untuk promo 25% selama 3 hari
Zayn Aryasatya
*Datang dengan bibi Jennie*
Zayn Aryasatya
Selamat sore keponakanku
Zeline Jovanka
Selamat sore paman
Zeline Jovanka
Oh ada bibi Jennie juga
Zeline Jovanka
*Senyumnya mengembang*
Jennie Ruby
Bagaimana kabarmu sayang
Zeline Jovanka
Aku baik bibi. maaf aku belum sempat berkunjung kerumahmu
Jennie Ruby
Tidak apa. lagipula kau kan sibuk
Zeline Jovanka
Bibi bagaimana kabarnya
Jennie Ruby
Bibi baik. cuma kadang bibi bosan hidup dengan dua pria yg setiap harinya sibuk dengan pekerjaan masing-masing
Jennie Ruby
Yg satu dengan laptop, yg satu dengan buku dan kadang ponselnya
Zeline Jovanka
Namanya juga bekerja bibi, apalagi kalau sedang banyak pekerjaan
Jennie Ruby
Ya begitulah. kadang aku sendiri kesal dengannya
Zeline Jovanka
Oh iya bibi, paman, kita pindah saja ngobrolnya. kebetulan ruanganku baru dirapihkan
Mereka pun berpindah menuju ruangan pribadi Zeline. ruangan yg menyediakan kamar mandi dan ranjang itu seperti rumah kedua baginya ketika di caffee
Obrolan demi obrolan pun dibicarakan. mulai dari tentang kebosanan bibi Jennie dirumah, pekerjaan paman Zayn disekolah dan kegiatan belajar Rachel
Ngomong-ngomong, ini sudah jam pulang sekolah tapi Rachel tidak muncul disini juga. apa dia ada keperluan sendiri?
Zeline Jovanka
Tadi ada pelangganku dari sekolah paman datang kesini. mungkin dia teman Rachel
Zayn Aryasatya
Benarkah? siapa namanya?
Zeline Jovanka
Aku tidak tau namanya paman. dia hanya mengenakan seragam yg sama dengan Rachel
Zeline Jovanka
Apa Rachel biasa mampir setelah pulang sekolah?
Jennie Ruby
Biasanya dia langsung pulang
Zayn Aryasatya
Aku lupa memberitahunya kalau kita ada disini
Zayn Aryasatya
Dia pasti mencari kita. dia kan buntutnya Jennie
Jennie Ruby
Dia juga anakmu
Zayn Aryasatya
Ya iyalah sayang. kan kita buat berdua
Zeline Jovanka
Astaga orang dewasa ini!
Paman Zayn dan Bibi Jennie tertawa dengan lantang karena Zeline berteriak
Zayn Aryasatya
Kau cari suami saja sana. kau pasti kesepian
Zeline Jovanka
Aku belum memikirkannya paman
Zayn Aryasatya
Benarkah? kau tidak kesepian? umurmu yg sudah seperempat abad itu sudah cocok menimang bayi
Zeline Jovanka
Ishh paman ini kenapa sih
Zeline menggerutu. bagaimana tidak jika hampir setiap hari ia diceramahi untuk segera menikah. ia bahkan tidak memiliki pacar. setiap harinya ia bergelut dengan kopi dan ia menikmati masa itu
Dering ponsel bibi Jennie berbunyi. nampak nama Rachel disana
Jennie Ruby
Ada apa sayang?
Jennie Ruby
Kamu kesini saja. nanti kita makan disini berempat
Zayn Aryasatya
Itu Rachel?
Jennie Ruby
Iya tentu saja. dia merengek karena kita tidak dirumah
Zayn terkekeh. ia ingat tadi saat perjalanan pulang kerumah melihat bibi Jennie yg akan kedapur untuk memasak makan malam tapi ia larang karena ia mengajak istrinya pergi ke caffe keponakannya ini dan makan bersama
Jennie Ruby
Dia bilang akan menyusul kesini
Benar. tak lama Rachel datang menemui orang tuanya diruangan Zeline. ia juga merengek karena tidak diberi tahu kalau mereka ada disini
Zayn Aryasatya
Sudahlah Hel, kita makan malam bersama berempat
Jennie Ruby
Kita pesan makanan antar atau datang langsung ke restorannya?
Zayn Aryasatya
Kita yg datang saja
Rachel Satya
Kemana kita akan pergi pah?
Zayn Aryasatya
Kemana saja sesuka kalian
Jennie Ruby
Kau mau kemana Ze?
Zeline Jovanka
Kemana saja bibi, aku tak masalah makan apapun
Zeline, Rachel, paman Zayn dan bibi Jennie keluar dari ruangan pribadi Zeline. ia berpamitan kepada karyawannya yg lain untuk pergi
Zeline Jovanka
Marlina, saya akan pergi. saya tidak kembali. jam tutup seperti biasanya ya. hubungi tukang untuk memperbaiki jendela itu besok pagi atau siang
Marlina
Baik nona, hati-hati dijalan
Zeline Jovanka
Iya saya permisi
Mereka pun pergi meninggalkan caffee. kemudian memasuki mobil dan melesat menuju restoran untuk makan malam
Paman Zayn satu mobil dengan bibi Jennie. sedangkan Rachel memilih untuk satu mobil dengan Zeline karena ia masih kesal dengan orang tuanya. ah benar-benar masih remaja
Sesampainya di restoran mereka memesan makanan. cukup banyak makanan yg mereka pesan karena memang porsi makan paman Zayn dan Rachel cukup banyak
Jennie Ruby
Kalian ini maruk sekali
Zayn Aryasatya
Ini enak sayang. aku juga lapar
Rachel Satya
Iya mamah, aku lapar karena habis berolah raga tadi sebelum jam pulang
Jennie Ruby
Ze sayang, makan yg banyak ya
Zeline Jovanka
Iya bibi, aku akan makan semampu ku saja sampai kenyang
Jennie Ruby
Makan yg teratur. istirahat yg cukup dan jangan terlalu lelah
Zeline Jovanka
Terimakasih sudah mengingatkanku bi, aku sadari akhir-akhir ini memang aku bekerja terlalu lelah dan kurang istirahat
Jennie Ruby
Nah mulai sekarang kurangi itu yah. kau harus menjaga kesehatanmu
Zeline Jovanka
Iya bibi trimakasih
Rachel Satya
Kak Ze, apa kak Ze punya pacar?
Zeline Jovanka
Hey adik tampan, apa kau sedang mengejek kakak sepupumu ini?
Zeline Jovanka
Aku sibuk bekerja di caffee tapi kau menanyakan pacar
Zayn Aryasatya
Kakak sepupumu ini keras kepala Hel, dia merengek kesepian tapi belum mau menikah
Jennie Ruby
Hustt kalian ini kenapa bicara seperti itu. biarkan saja terserah Zeline. dia yg akan menjalani hidupnya. jangan mengaturnya
Zeline mengembangkan senyumnya. dalam hati ia merasa bersyukur masih ada paman Zayn dan bibi Jennie yg menyayanginya dengan tulus. sebenarnya sepeninggal orang tuanya ia sering dipinta paman Zayn dan bibi Jennie untuk pindah kerumah mereka. tapi ia menolak karena ia lebih nyaman dirumahnya sendiri peninggalan orang tuanya
Zayn Aryasatya
Ze, besok rekan paman yg baru itu akan datang kesekolah saat pagi. dan datang ke caffe mu sore hari sepulang sekolah
Zeline Jovanka
Iya paman, aku akan membuka caffee ku untuk paman setiap saat
Jennie Ruby
Rekan kerja yg guru baru itu?
Jennie Ruby
Kudengar dari komunitas guru di sekolahmu dia itu pindahan dari luar kota
Zayn Aryasatya
Iya benar. dia dari kota kecil dan memilih pindah kesini. kebetulan juga aku sedang membuka lowongan untuk guru bahasa
Zayn Aryasatya
Dia bilang dia punya banyak kendala karena harus bolak-balik dari kota ini ke kota kecil itu
Jennie Ruby
Apa dia memang tinggal disini?
Zayn Aryasatya
Iya. dia merawat neneknya yg sudah renta sendirian
Jennie Ruby
Wah baik sekali dia
Rachel Satya
Berapa umurnya pah?
Zayn Aryasatya
Mungkin 30 tahun atau lebih. dia lebih muda dari papah
Rachel Satya
Wah papah juga sekitar 45 tahun
Rachel terkekeh. tak tertinggal pula Zeline dan bibi Jennie. seperti inilah keluarga pamannya yg saling mengejek tapi saling sayang
Jauh didalam lubuk hati Zeline ia merindukan orang tuanya ketika ia bersama paman dan bibi. mereka mengingatkan Zeline tentang bagaimana momen kebersamaan dirumah
Tapi kesedihannya itu selalu ia tutup karena ia tak ingin orang lain tau tentang bagaimana hatinya
Rachel Satya
Kak Ze, aku lihat di papan caffee kau akan ada promo ya
Zeline Jovanka
Iya Hel. tapi itu lusa
Rachel Satya
Wah aku ingin berkunjung ke caffee mu
Zeline Jovanka
Datanglah semaumu Hel. caffee ku selalu terbuka untuk kalian
Rachel Satya
Boleh aku mengajak temanku kak?
Zeline Jovanka
Tentu saja boleh Hel
Jennie Ruby
Teman? perempuan atau laki-laki sayang?
Rachel Satya
Dua-duanya mah. mereka teman baik Rachel
Zayn Aryasatya
Ajak saja mereka Hel. paman ingin mengajak pa Chris tapi sayangnya besok dia ada keperluan dengan keluarganya
Rachel Satya
Sayang sekali pa Chris yg tampan
Rachel Satya
Kalau saja aku perempuan, aku pasti akan menyukai pa Chris seperti kak Ze
Zeline Jovanka
Haistt kau ini. kata siapa aku menyukai suami orang?
Rachel Satya
Kata papah. papah bilang kak Ze menyukai pa Chris itu
Zeline Jovanka
Aku mengaguminya. bukan menyukainya
Rachel Satya
Itu sama saja kak
Zeline Jovanka
Jelas beda lah
Cukup lama berbincang, akhirnya mereka pun pulang kerumah masing-masing. kini Zeline mengendarai mobilnya sendiri. tak lagi ditemani Rachel karena ia bersama orang tuanya
Sesampainya dirumah ia membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya dikasur kesayangannya sampai ia tertidur hingga pagi datang
Episode 3
Listia
Nona, stok untuk hari ini sudah siap. kita sudah siap buka
Zeline Jovanka
Apakah kalian sudah sarapan?
Zeline Jovanka
Saya belum sarapan. sepertinya aku akan memesan makanan untuk di antar kesini
Listia
Baik nona, saya permisi dulu
Zeline Jovanka
Iya silahkan
Zeline pun menelfon salah satu restoran untuk mengiriminya makanan. ia belum sempat sarapan karena pagi ini ia kesiangan
Marlina
Nona, tukang sudah datang. bisa langsung diperbaiki sekarang?
Zeline Jovanka
Iya perbaikilah
Marlina
Baik nona, saya permisi
Zeline Jovanka
Iya kenapa Marlina?
Marlina
Kemarin malam ada pelanggan yg mencari nona. saya tidak tau itu penting atau tidak tapi dia segera pergi setelah saya beritahu bahwa nona pergi dan tidak kembali
Zeline Jovanka
Pelanggan yg mana?
Marlina
Kurang paham juga nona
Marlina pun pergi untuk melanjutkan pekerjaannya. mengurus pelanggan dan juga sang tukang yg sedang memperbaiki jendela. jendela itu hanya rapuh. tapi Zeline merombak menjadi jendela yg baru.
Hari ini paman Zayn tidak berkunjung. mungkin ia sedang sibuk dengan pekerjaannya. lagipula sudah beberapa hari ini ia datang ke caffe dan semalam juga makan bersama.
Caffee cukup ramai dan bisa dibilang padat. untungnya sang tukang itu sudah lihai memperbaiki jendela jadi hanya perlu beberapa jam saja sudah selesai melakukan pekerjaannya jadi hal itu tidak mengganggu kenyamanan pelanggan saat meminum kopi
Zeline sangat sibuk. dari membuat serta menyajikan kopi dan cake pesanan pelanggan hari ini. di papan yg diletakkan di teras caffee tertera bahwa promo akan di adakan besok. tapi pelanggan berdatangan mulai hari ini membuat Zeline dan beberapa karyawannya kewalahan sampai ia tak sempat sarapan
Waktu berjalan begitu cepat. tak terasa jam sudah menunjukkan angka 5 sore. pelanggan mulai berkurang dan hari ini Zeline melewatkan sarapan dan makan siangnya. di jam ini ia baru sempat untuk duduk dan menyeruput kopi
Listia
Apakah kau baik-baik saja? kau terlihat pucat
Zeline Jovanka
Aku baik Lis
Listia
Tapi nona terlihat sangat pucat tidak seperti biasanya
Zeline Jovanka
Aku tidak apa-apa Lis
Listia
Katakan saja jika nona butuh istirahat. saya dan yg lain bisa mengendalikan caffee
Zeline Jovanka
Trimakasih Lis, tapi aku baik-baik saja
Zeline Jovanka
Aku ke ruanganku dulu ya
Zeline pun masuk kedalam ruangannya. ia mandi dan berganti pakaian disana kemudian ia kembali ke meja bartender
Ia sempat membuka box makanan yg ia pesan tadi pagi. tapi melihat makanan itu sudah dingin dan rasanya sudah tidak enak, ia memutuskan untuk membuangnya
Bayu Praditya
Selamat sore nona
Zeline Jovanka
Kau pelangganku yg bintang itu kan?
Bayu Praditya
Wahh nona sudah mengenaliku
Zeline Jovanka
Tentu saja karena kau bintang jadi aku mudah menghafal wajahmu
Bayu Praditya
Nona, kulihat wajahmu pucat
Zeline Jovanka
Ah tidak. ini karena aku tidak memakai riasan
Zeline Jovanka
*Mengangguk*
Zeline Jovanka
Kau mau pesan apa
Bayu Praditya
Aku coffee latte saja nona. small size, extra ice, less sugar
Bayu Praditya. siswa yg berasal dari sekolah paman Zayn itu terus memandangi Zeline ketika menyiapkan kopi pesanannya. sambil tersenyum manis dan berhasil membuat Zeline tersipu malu
Sesaat setelah pesanan itu jadi, ia segera mengantarkan ke meja siswa itu dengan ramah
Zeline Jovanka
*Aduh kenapa aku tiba-tiba pusing*
Zeline Jovanka
*Akhh kenapa sangat pusing*
Zeline memegangi pelipisnya. menekan-nekan agar pening itu berkurang tapi ia tak berhasil menghilangkan rasa itu. ia justru semakin pusing dan pandangannya kabur. alhasil,
Suara gelas berhamburan dilantai dan Zeline yg tergletak itu mengejutkan orang-orang. Bayu yg berada paling dekat itu segera menghampiri Zeline dan menepuk-nepuk pelan pipi Zeline. ia berkali-kali berusaha namun sang empu tak juga sadar. karyawannya sudah ikut mengepung membantu Bayu membangunkan Zeline. tapi beberapa detik kemudian ia membopong Zeline
Marlina
Maaf tuan, ruangan bos kami ada didalam
Bayu Praditya
Dia pingsan. bisakah kau membuatnya sadar?
Suasana sempat hening beberapa detik. menandakan tidak ada yg menjawab perkataan yg baru saja Bayu lontarkan. karena ia geram, ia segera membawa Zeline kerumah sakit terdekat
Bayu Praditya
Rumah sakit Wisma Utama. saya akan kesana. siapa penanggung jawab disini? susul saya setelah sampai
Bayu Praditya
Dan..bersihkan ini
Bayu menunjuk lantai yg terdapat serpihan kaca dan tumpahan kopi dengan dagunya. kemudian ia bergegas pergi dan menghilang dari jangkauan pandang para karyawan itu
Listia
Bukankah itu pria yg kemarin mencari nona?
Marlina
Benarkah? siapa dia?
Listia
Kupikir dia pelanggan baru karena aku masih asing dengan wajahnya
Marlina
Tapi dia terlihat sedekat itu dengan nona
Listia
Apakah dia pacar nona?
Marlina
Nanti siapa yg menyusul nona?
Listia
Aku saja. setelah membersihkan ini aku akan pergi
Zayn Aryasatya
Pergi kemana? keponakanku dimana?
Paman Zayn datang dengan tiba-tiba. membuat Listia dan Marlina terkejut dan gelagapan. mereka tentu bingung harus menjawab apa
Karena hanya saling tengok dan tak kunjung menjawab, paman Zayn membentak kedua karyawan itu
Zayn Aryasatya
Kenapa diam saja!!
Axelle Loey
Sabar pa, bapak tenang dulu
Zayn Aryasatya
Bagaimana saya bisa tenang. gadis itu sudah saya sayangi seperti anak saya sendiri
Axelle Loey
Bisakah kalian jawab!
Listia
Ma-maaf tuan, nona bos ada di rumah sakit Wisma Utama
Zayn Aryasatya
Rumah sakit?
Marlina
Iya tuan, dia tiba-tiba pingsan. tapi sudah dibawa kerumah sakit
Zayn Aryasatya
Siapa yg membawanya
Listia
Pelanggan kita baru-baru ini tuan
Listia
Sepertinya mereka berdua memang dekat
Tak menjawab apapun lagi. Zayn segera pergi menuju tempat yg baru saja disebutkan karyawan dari ponakannya itu
Axelle Loey
Pa, maaf saya saja yg menyetir
Axelle Loey
Bapak terlihat kacau. saya takut bapak juga kenapa-kenapa
Zayn Aryasatya
Oh baiklah Xel. kau sangat pengertian
Zayn pun memberikan kunci mobilnya. mereka pergi ke caffee dengan satu mobil dan itu mobil Paman Zayn. bukan apa. karena Axelle diundang dan atas permintaan Paman Zayn, Axelle menumpang pada mobilnya
Sesampainya dirumah sakit mereka segera bertanya pada resepsionis dimana ruangan pasien yg baru saja datang dalam keadaan pingsan
Resepsionis itu segera memberi tahu. dan Paman Zayn berlari menuju ruangan itu. betapa khawatirnya ia dengan keponakannya
Saat tiba didepan ruangan, Paman Zayn melihat seorang pria dengan seragam dari sekolahnya itu. pria yg membawa Zeline kesini
Bayu Praditya
Maaf pa, putri bapak sedang ditangani dokter
Axelle Loey
Kau murid dari SMK pa Zayn kan?
Bayu Praditya
Iya pa, bapak ini guru baru yg datang tadi pagi kan
Suasana menjadi canggung. sempat terjadi keheningan antara ketiganya sampai dokter datang dari balik pintu ruangan Zeline dan memecah keheningan
Dokter
Siapa diantara kalian yg menjadi wali pasien?
Dokter
Baiklah tuan, putri bapak mengalami kenaikan asam lambung. lambungnya ada kendala. dia juga terlalu lelah dan kondisinya cukup buruk karena ia juga mengonsumsi kopi saat perut kosong
Zayn Aryasatya
Tapi Zeline masih bisa disembuhkan kan dok?
Dokter
Bisa tuan, asal dia menjaga pola makan dan jam istirahatnya. pasti sembuh
Dokter
Saya sudah beri obat lambung dan pusing. setelah dia sadar, segera beri makanan yg kami sediakan agar membantu proses awal penyembuhan
Zayn Aryasatya
Baik dokter
Dokter
Ada yg perlu ditanyakan lagi?
Zayn Aryasatya
Tidak dokter. terimakasih
Sepeninggal sang dokter, Zayn tertunduk lesu dan merutuki dirinya sendiri
Axelle Loey
Sudahlah pa, Zeline pasti akan segera sadar dan kembali pada bapak
Zayn Aryasatya
Iya terimakasih
Zayn Aryasatya
Oh iya, maaf kalian boleh pergi. biar saya saja yg jaga
Tak lama Bayu dan Axelle melenggang pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
