"Naya sayang ayo kita harus segera berangkat, ayah kamu udah nungguin kita"
"bentar bun, naya masih siap-siap" hal itu hanya alasan bagi naya, karena sesungguhnya naya sangat tidak menyukai hal seperti itu.
Naya lalu keluar kamar karena tidak tahan mendengar ibunya sedari tadi mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.
"astaga naya, kenapa kamu kamu ga dandan sayang?"
ya benar dengan kata ibunya, naya hanya memakai dress putih dengan polesan riasan yang jauh dari sempurna dan tak lupa mengenakan kacamata bulat sejak ia SMA. padahal ibunya sudsh banyak membelikan berbagai kontak lensa berbagai macam warna, namun ia tetap memilih berpenampilan seperti itu.
"ini naya udah dandan bun, yaudah ayok nanti ayah keburu marah tauk"
akhirnya karna malas berdebat naya dan keluarganya pergi ke acara pernikahan dari anak kolega bisnis ayahnya.
-
▪Kanaya Arza Malik
ia seorang gadis berumur 26 tahun yang baru selesai S2 di luar negeri, ia adalah anak semata wayang dari keluarga terpandang yaitu keluarga malik. walaupun dari keluarga kaya raya ia memilih berpenampilan biasa bahkan bisa di bilang kurang dari biasa dengan kacamata besarnya. sedari sekolah menengah atas ia tidak pernah memiliki teman dekat karena penampilannya. ia sangat di sayangi oleh ayahnya yang bernama Ananda Malik dan juga ibunya yang bernama Safira Malik.
mereka memiliki perusahaan terbesar di daerahnya yang bernama KAM CORPORATION yang di ambil dari singkatan nama Kanaya.
-
Setelah 45 menit perjalanan kini Naya dan orang tuanya telah sampai di rumah keluarga Agara yang tak kalah kaya dari keluarga Malik.
Naya melihat sekeliling, semua tamu terlihat sangat glamour. sedangkan penampilannya sangat sederhana. walaupun seperti itu orang tuanya tidak pernah memaksa untuk berpenampilan seperti gadis kaya lainnya.
"bun, emang ini nikahannya siapa si kok tamunya banyak banget mana mewah banget lagi. makanannya juga kelihatannya enak-enak"Naya terus bertanya kepada ibunya sambil menarik gaun ibunya.
"kamu ini nanya terus, bunda kan jadi bingung mau jawabnya sayang.. kamu ini udah dewasa sayang kamu harus jaga sikap, jangan kaya anak kecil nanti kalo ga ada yang mau nikahin kamu gimana coba?"
"ih bunda, bunda mau anaknya bener-bener ga laku" Naya memonyongkan bibirnya.
"amit-amit jangan dong sayang, kalo bisa kamu harus cepetan nikah"
"paan si bunda, yaudah naya mau ke sana bentar ya"
" iya hati-hati sayang"
selagi naya menjajaki makanan kini kedua orang tuanya tengah berbincang dengan tuan rumah.
"eh ini minuman apa ya kayaknya enak" walaupun lama hidup di luar negeri naya tidak mengenal minuman beralkohol yang kini ada di hadapannya, karena walaupun ia hidup di luar negeri ayahnya selalu menjaga dengan ketat gaya hidup anak kesayangannya.
glek..
satu teguk dua teguk telah masuk kedalam tenggorokannya, karena merasa aneh ia menghentikan untuk tidak meminumnya lagi.dan kini ia berjalan kesembarang arah dengan sedikit sempoyongan.
-
"Reynand ayo turun sayang penghulunya udah sampai"
"oke ma ray turun"
ya, ray adalah anak kedua dari keluarga Agara.
▪Raynand Prisma Agara
Reynand adalah anak bungsu dari dua bersaudara keluarga Agara. ia sedikit manja dan royal terhadap teman-temannya. walaupun seperti itu keluarganya sangat menyayanginya bahkan terkesan memanjakannya. Reynand memiliki kakak laki-laki yang bernama Rayhan Abdi Agara . kini ia menjabat sebagai Direktur di salah satu perusahaan milik keluarga Agara, walaupun belum berkeluarga ia sangat bijaksana. Raynand dan Rayhan adalah putra dari Wilan Agara dan Rani Agara. keluarga Agara memiliki salah satu perusahaan terbesar juga di daerahnya, perusahaan itu bernama AGARA GROUP.
-
Kini Raynand mulai menuruni tangga, semua perhatian menuju Raynand.
"ma, pa, kok Ray ga turun bareng Siska?"
"itu juga yang mama bingung han, kenapa ray ga turun sama siska?" mendengar ucapan rayhan dan istrinya pak Wilan mulai merasa khawatir.
Raynand duduk di hadapan penghulu tanpa mempelai wanita. dan bu rani mendekati raynand.
"sayang, mana siska?"
bukannya menjawab raynand hanya terdiam.
"baik, dimana mempelai wanitanya?" penghulu mulai bertanya dan semua tamu undanganpun juga mulai celingukan mencari pengantin wanita.
tanpa berfikir panjang raynand langsung menarik gadis yang berjalan sempoyongan yang ada di sampingnya.
"ini calon saya pak" ucap Raynand
semua tamu undangan mulai berbisik karena melihat penampilan calon pengantin dari keluarga kaya adalah seorang gadis yang sangat sederhana.
"yah, itukan naya yah"
"kamu benar ma"
Orabg tua naya langsung menghampirinya dan mulai bertanya kepada anaknya.
"sayang kamu ngapain disini, bunda nyuruh kamu nikah cepet bukan berati sekarang juga sayang. pernikahan bukan becandaan lo.." bu safira menarik naya.
"om, tante, ray mau menikahi anak kalian, tolong izinkan kami menikah. sebenarnya kami saling cinta" raynand berbohong.
"tapi naya ga pernah cerita soal kalian, dan bukannya kamu akan menikahi siska anak dari bapak wirawan," pak malik mulai mengintrogasi reynand dan juga anaknya
"emm itu hanya supaya naya datang om" untung aja om malik sebut nama cewe ini kalo engga, aku bisa mampus.
"kalau seperti itu biar om tanya sama anak om" kini malik berpindah menatap anaknya, "sayang apa benar kamu cinta dengan nak reynand?"
bukannya menjawab, naya hanya menganggukan dan menggelengkan kepalanya yang tak pasti.
"apa nak naya seperti ini karena ia tau kamu akan menikahi siska ray?" sahut rani ibu dari raynand
Raynand tidak berfikir panjang, dari pada ia membuat malu keluarganya ia langsung mengiyakan ucapan ibunya. karna pasalnya siska calon istrinya kabur sebelum akad nikah.
"mas malik sepertinya kita harus segera menikahkan mereka. lihat anak mas jadi seperti ini karena anak saya" tiba-tiba wilan memotong perbincangan.
Malik memperhatikan keadaan anaknya yang terlihat sedikit mabuk "baik wilan, sepertinya memang itu yang harus kita lakukan.
-
sah....
Kini naya sah menhadi istri dari Raynand Agara.
tamu undangan pun sudah kembali kerumahnya masing-masing.
"raynand, ayah titip naya. tolong bahagiakan anak ayah satu-satunya. kalau sampai kamu berani melukai perasaannya ayah ga akan tinggal diam."
Malik memeluk raynand
"kamu tenang saja mas, anakku pasti akan menjaga istrinya dengan sekuat kemampuannya, dan kami pasti akan menyayangi naya seperti anak kami sendiri"
kini ayah dan ibu naya kembali kerumahnya tanpa naya si gadis manja mereka yang paling mereka kasihi.
di suatu ruangan rayhan dan raynand saling beradu argument tentang pernikahan raynand dan juga naya.
"kakak tau bukan dia wanita yang kamu ingin nikahi kan ray" rayhan menatap tajam adiknya.
"kamu bener kak, tapi ini jalan satu-satunya supaya keluarga kita tidak di permalukan."
"lalu bagaimana dengan perempuan itu?" rayhan menunjuk naya yang sedang tertidur di atas sofa panjang.
"itu gampang kak, setelah beberapa bulan ray akan ceraikan dia"
"jangan gila kamu ray, dia itu anak kolega papa. kalau sampai kamu macam-macam kita tidak tau apa yang akan di lakukan oleh om Malik. dan perlu kamu ketahui, kamu tidak bisa memainkan hati perempuan apalagi dia sudah kamu nikahi ray"
"ya udah nanti kalau ray cerai cewe antik itu bisa buat kak han"
"apa maksud kamu ray, seharusnya kamu bersikap dewasa melihat umurmu yang sudah 28 tahun. dan kamu jangan sembarangan mengatai orang, dia itu istri sah kamu"
"ada apa ini, sepertinya kalian sedang berdebbat?" ucap bu rani yang tiba-tiba datang
"emm ini ma, kak han tadi nyuruh ray buat bawa naya ke kamar. dan ini ray mau ke kamar."
raynand mengangkat tubuh wanita yang kini menjadi istrinya itu untuk di bawa kedalam kamarnya, sedangkan han hanya bisa menghembuskan nafas kasar melihat sifat adiknya yang dari dulu selalu kekanakkan.
brugh..
Raynand menghempas tubuh naya di atas tempat tidur dengan kasar. ia mulai memandangi wajah istrinya itu.
"kenapa gue harus nikah dengan cewe antik ini, kayanya dia lebih pantes jadi pembantunya om malik deh daripada anaknya. lihat aja penampilanya dekil, mana pakek kacamata bulet lagi" raynand menghembuskan nafas kasar dan mengacak rambutnya frustasi.
"kenapa kamu kabur siska, harusnya malam ini kamu menjadi istriku. lihat saja siska, kamu akan menyesali perbuatan kamu!" Raynand mengepalkan tangannya dan langsung memukul dinding beberapa kali.
.
.bersambung
.
Keesokan harinya Naya mulai terbangun dari tidur panjangnya.
seperti biasa, naya yang selalu memeluk guling saat tidur. kali ini pun sama, namun ada yabg aneh dengan gulingnya kali ini. "sejak kapan gulingku jadi sebesar ini?" tanpa ia pedulikan, ketika ia membuka matanya dengan sempurna sosok guling yang ia peluk adalah seorang laki-laki asing.
"Aa...... kamu siapa, kamu maling?" naya terus memukuli badan lelaki itu, siapa lagi kalu bukan badan raynand suaminya.
"aw.. aw.. sakit tau, stop!" raynand mencekal kedua lengan naya dan menatapnya.
"lepas... dasar maling ga ada akhlaq, udah maling malah tidur di sini juga."
"stop panggil aku maling, aku ini suami kamu"
Naya yang mendengar raynand mengaku sebagai suaminyapun ia malah tertawa, karna pasalnya ia merasa bahwa ia tidak mengenal lelaki yang ada di hadapannya.
"astaga.. sejak kapan si ada maling ngaku-ngaku jadi suami orang? ga lucu tau?"
tanpa membalas ucapan naya, raynand lalu mengambil ponsel dan menunjukkan foto pernikahan mereka.
melihat dirinya berada di dalam foto tersebut, naya syok hingga mulutnya terbuka.
"tutup mulut kamu"
"bagaimana ini bisa terjadi, aku ga pernah kenal sama kamu. bagaimana aku bisa menikah dengan mu?"
Raynand mulai bercerita tentang kejadian dimana ia di tinggalkan oleh calon istrinya dan juga naya yang sedang mabuk.
Seketika naya langsung menjatuhkan badannya kembali ke atas tempat tidur.
"ini ga mungkin, aku ga mau nikah sama pria ini tuhan.." naya menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.
"stop dengan sikap berlebihan kamu, justru aku yang harusnya seperti itu. kenapa tuhan hanrus menikahkanku dengan wanita antik sepertimu?"
mendengar celotehan raynand, naya langsung terbangun dan tidak terima dibkatai antik oleh suaminya sendiri.
"apa kamu bilang, antik?"
raut wajah naya kini semakin tidak enak di pandang karena marah.
"ya gimana ga antik, kamu itu seperti barang lama yang langka yang berdebu lusuh dan juga kusam karena debu. lihat penampilan kamu"
"kalau aku antik, kenapa kamu menikahiku? kenapa tidak mencari wanita lain yang sangat cantik seperti siskamu itu. dan pokoknya aku ga mau nikah sama kamu!"
"jangan sebut wanita itu lagi, dan walaupun sekeras apapun kamu nolak tapi pada kenyataannya kita sudah menikah. dari pada kita ribut terus, mending kita buat perjanjian."
"perjanjian?"
"iya perjanjian tentang pernakahan kita" raynand lalu turun dari tempat tidur dan mengambil selembar kertas dan sebuah pulpen.
kini mereka mulai mengisi dengan peraturan baru.
¤ Isi Perjanjian:
1.harus bersikap romantis di hadapan orangtua.
2.pihak 2 tidak boleh ikut campur ataupun ingin tau urusan pihak ke 1, namun pihak ke 1 berhak tau semua tentang pihak ke 2.
3.kita akan bercerai secepatnya.
4.tidur satu ranjang namun tidak boleh melakukan kontak fisik satu sama lain.
pihak1 :Raynand prisma agara
pihak2 :Kanaya arza malik
Surat perjanjian di buat oleh raynand, naya yang merasa tidak adil iapun protes.
"ga ada protes, karena kalau protes aku akan bilang ini ke ayah orang tua kamu dan mereka akan merasa kecawa. kamu suka?" raynand mennyunggingkan senyuman.
karena naya yang begitu menyayangi orang tuanya, ia akan melakukan perjanjian itu.
tok..tok..
"siapa?" ucap raynand
"bibi den, nyonya menyuruh anda dan mba naya untuk sarapan bersama di bawah" ucap bi inah dari balik pintu.
"iya sebentar lagi bi"
ketika mendengar suara art, naya baru menyadari bahwa ia tidak berada di rumahnya melainkan rumah raynand.
"aku mau mandi, lebih baik kamu diam di sini"
raynand pun melakukan kegiatan mandinya beberapa menit dan kini ia keluar hanya dengan sebuah handuk yang melingkar di pinggangnya.
naya yang melihat itu langsung menutup matanya dengan tangannya. raynand yang melihat hal itu malah semakin menggoda naya dengan berdiri di hadapannya.
"ihh sana minggir aku mau lewat tau" naya langsung berlari ke kamar mandi dengan rasa malu karena selama ini ia tidak pernah melihat laki-laki asing berpenampilan seperti itu di hadapannya.
melihat tingkah naya, raynand merasa sangat puas karena berhasil mengerjai istrinya itu.
setelah selang beberapa menit naya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk kimono yang berada di kamar mandinya.
ia menyentuh raynand yang sedang memakai kaosnya dengan jari telunjuknya.
seketika raynand langsung berbalik.
"kenapa?" raynand menatap naya dari ujung kaki hingga rambutnya. melihat naya yang tidak memakai kacamata bulatnya, ia seperti melihat orang lain. karena setelah mandi naya begitu terlihat segar dan cantik. berbanding terbalik saat ia mengenakan kacamatanya dan rambutnya yang seperti acak-acakan.
"aku harus pakek apa?"
"sudah kuduga, kamu buka lemari itu dan kenakan pakaian yang ada di dalamnya. aku ga mau kamu memakai pakain kucelmu"
naya pun segera mengambil pakainnya dan langsung menggantinya di kamar mandi.
"sejak kapan cewe antik itu bisa secantik itu?" raynand masih mengingat saat naya mengenakan baju mandi di hadapannya.
-
Raynand dan juga Naya kini bergabung di meja makan bersama keluarganya. saat mereka tengah asik sarapan pak wilan mulai membuka perbincangan.
"ray, kamu mulai saat ini harus bekerja di perusahaan"
mendengar ucapan ayahnya raynand langsung menghentikan kegiatan makannya.
"tapi pa, papakan tau ray males harus kerja dinkantor"
"ray, kamu ini sudah menikah. kamu haru bekerja untuk membiayai kehidulan keluarga kamu terutama istri kamu"
"iya ray kamu harus belajar dewasa" tambah rayhan
tanpa memperpanjang, ray langsung kembali ke kamarnya tanpa sepatah katapun. hal itu membuat naya segera menyusul ke kamar raynand.
naya yang melihat isi kamar berantakan ia langsung mendekati suaminya yang duduk di balkon kamarnya.
"dasar manja" ucapan naya di sadari oleh raynand
"apa kamu bilang, manja?"
"iya, kamu manja. kamu ga bisa apa-apa di banding kak han"
"jangan bandingin aki dengan kak han, karna kamu belum mengenal kami ngerti!" kini raynand menjadi semakin kesal.
"aku tau aku belum mengenal kalian, tapi aku tau kalau kak han itu lebih bertanggung jawab dari pada kamu"
"apa maksud kamu dengan bilang seperti itu?"
"jelas aku bilang gitu, karena kamu sudah menikahiku seharusnya kamu harus mempunyai pekerjaan dan menghasilkan uang. karna kamulah yang bertanggung jawab atas hidupku dan juga hidupmu."
"apa kamu tidak mampu bekerja seperti kak han?"
"stop, aku akan buktikan kalau aku bisa lebih dari kak han. dan aku akan menyumpal mulutmu dengan apa yang akan aku hasilkan" raynand lalu turun ke bawah meninggalkan naya sendiri di dalam kamar.
sedangkan naya, ia tersenyum melihat tingkah suaminya itu.
.
.bersambung
.
"mulai besok kamu dan istri kamu harus pindah ke kota A untuk mulai memimpin perusahaan papa disana bersama dengan kakakmu, kalau kamu sudah papa rasa mampu papa akan berikan kamu perusahaan sendiri." ucap wilan
"aku akan buktikan aku juga bisa seperti kak han pa" ucap raynand.
perbincangan itupun berakhir dengan raynand yang harus mulai berkemas.
_
keesokan harinya raynand dan naya berpamitan dengan keluarganya untuk pergi ke kota A.
Di tengah perjalanan naya merasa bosan karena sedari tadi hanya diam tanpa berbicara dengan suaminya.
"nay, malam ini aku akan mengadakan pesta di rumah baru kita untuk merayakan hari pertama aku masuk kerja, kamu urus semuanya karena nanti teman-temanku akan datang." ucap raynand membuka perbincangan.
"kenapa harus aku? kenapa kamu ga nyuruh orang lain?" ucap naya menatap raynand.
"kamu itu istriku jadi kamu harus menuruti perkataanku, atau kalau kamu tidak mau aku bisa mengatakan sebenarnya kepada orang tua mu"
"oke-oke aku akan melakukannya, tapi jangan sekalipun kamu mengancamku tentang hal ini lagi" naya merasa kesal dan menatap keluar jendela mobil.
Raynand merasa senang karena saat ini ia mempunyai pesuruh seperti naya.
Setelah beberapa menit raynand dan juga naya sampai di rumah baru mereka. disana sudah ada pembantu rumah tangga yang membersihkan rumah dan juga satpam.
Raynand turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam tanpa membantu naya yang keberatan dengan membawa kedua koper miliknya dan juga milik raynand.
"biar saya bantu non" ucap pak satpam
"oh iya pak makasih"
naya mulai memasuki rumah itu, rumah itu terlihat sangat besar dan juga mewah.
"taro disini saja pak biar nanti saya yang bawa ke kamar" ucap naya.
"oh iya non"
"oh iya pak, bapak namanya siapa?"
"parjo" sahut raynand yang sedang tiduran di sofa dengan memainkan ponselnya.
"iya betul non nama saya parjo, kalau begitu saya permisi kedepan non"satpam itu lalu kembali dengan tugasnya.
"ini pasti non naya ya? perkenalkan saya asih pembantu disini"tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang menghampiri.
"eh iya bu saya naya"
"panggil aja bibi non, emm mari saya bantu taruh koper non dan den raynand ke atas"
Naya dan bi asih pun berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kamar milik raynand.
"eh kalian mau kemana?" raynand bangkit dari duduknya dan menyusul bi asih dan juga naya di tangga.
"bibi mau antar antar non naya ke kamar aden den"
"apaan si bi, itu kamar saya dan kamar kamu.." raynand menatap naya "kamar kamu terserah mau yang mana yang penting jangan sekamar denganku, aku ga sudi berbagi kamar dengan cewe antik seperti kamu."
"tapi den"
"bi asih jangan ikut campur, bibi kedapur aja. oh iya bibi jangan bilang soal ini ke mama sama papa"
"baik den saya permisi" bi asih merasa berat meninggalkan naya, namun ia harus menuruti perkataan tuannya.
"terserah kamu mau tidur dimana yang jelas bukan di kamarku. oh iya yang itu kamar milik kak han, kamu harus cari kamar lain."
akhirnya naya memilih kamar yang ada di lantai dasar dekat dengan dapur. dan kini ia tengah menata semua barangnya di kamar barunya yang cukup luas.
setelah cukup lama naya menata kamarnya, jam menunjukkan pukul 5 sore yang artinya naya harus menyiapkan semua untuk kebutuhan pesta.
Kanaya mulai menata semuanya di ruang tamu dan kini ia mulai membuat camilan, sebenarnya raynand sudah menyuruhnya untuk membeli snack namun ia lebih memilih membuat makanan ringan sendiri karena memang naya sangat suka memasak sejak ia masih kecil.
"non biar bibi bantu" tawar asih.
"ih iya, bibi tolong taruh semua di toples ya bi biar nanti kita mudah buat nyiapin untuk teman-temannya ray" ucap naya sambil menyiapkan beberapa adonan makanan ringan lainnya."
"baik non.." bi asih tengah memindahkan semua ke dalam toples namun tiba-tiba naya menyuapkan sepotonh kue untuk asih
"aa.. bi.."
"tapi non saya kan cuma pem"
"naya ga mau tau mulai saat ini bibi sudah naya anggap seperti ibu naya sendiri" potong naya.
tanpa berfikir panjang asih langsung memakan kue itu dengan tersenyum, namun tiba-tiba asih menitikkan air mata.
"kenapa bi, apa tidak enak?"
"enggak non ini enak, enak banget non" ucap asih
"tapi kenapa bi asih nangis?"naya bingung
"bibi terharu karna non baik banget sama bibi. non ga perduli siapa bibi non"
"udah ya bi naya ga mau denger bibi bilang seperti itu, karna kita semua ini sama bi" naya mengusap pundak asih dengan lembut.
tak terasa kini semua pekerjaan naya selesai, dak naya pun mulai membersihkan badannya. naya lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur karena merasa lelah dengan kegiatannya.
saat naya mulai memejamkan matanya tiba-tiba suara riyuh membuatnya terganggu dan saat ia membuka pintu kamar ternyata raynand sudah bersama teman-temannya bercanda ini itu.
ya memang pesta ini hanya pesta kecil raynand dengan teman-temannya.
"bi asih.." raynand berteriak memanggil asih
"iya den ada apa?"
"siapa yang nyiapin ini semua?"
"non naya den, kenapa ya den?"
"makanan ini?" raynand menunjuk semua makanan dari kue kering hingga basah dan minuman yang tersedia.
"ini semua non naya yang membuatnya den"
"kalau gitu tolong panggil naya suruh kesini ya bi"
"baik den, saya permisi manggil non naya"
bi asih pun pergi memanggil kanaya.
semua mulai menikmati pestanya dengan menikmati makanan yang ada dengan sambil memainkam game kecil di antara mereka. truth or dare itulah yang mereka mainkan.
saat ini giliran clara yang mendapat giliran.
"lo pilih truth or dare ra?" ucap agas salah satu teman raynand
"truth"
"siapa cowo yang lo suka?" bastian tiba-tiba menanyakan hal itu.
"gue suka suami orang!" jawab clara
"maksud lo?" sahut bastian
"ya karna gue suka sama raynand lah, kalian kan tau gue suka sama raynand dari jaman kita sma."
"pilihan bodoh" tambah arka.
Arka adalah salah satu teman raynand yang sangat cuek dengan lawan jenis dan selalu berkata apa adanya.
"apaan si kalian, ini cuma permainan jangan serius-serius amat kali" raynand menceletuk begitu saja.
saat mereka tengah asik bercengkrama tiba-tiba kanaya datang deng hanya memakai hoodie dan celana pendek dan tak lupa dengan kacamata bulatnya.
"ada apa ray kamu panggil aku, akublagi istirahat tau" suara naya mencuri perhatian dari teman-teman raynand.
raynand menarik naya ke sudut ruangan dengan wajah masam.
"kamu malu-maluin aku tau! kalau kamu tau temen-temenku akan datang, harusnya kamu dandan dikit kek. ini malah kaya cewe kampung, dasar cewe antik" raynand mencengkeram tangan naya.
"sakit ray" naya mendorong tangan raynand yang mulai menyakiti dirinya.
raynand sedikit menyesali sikapnya, namun ego nya mengalahkan itu semua.
"Ray, bawa sini dong istri lo kenalin ke kita. lo kan ga ngundang kita ke pernikahan lo" ucap agas
Raynand lalu membawa naya mendekat ke arah teman-temannya.
"hai semua aku naya istri raynand"
"hai naya aku agas" agas menjabat tangan naya
"halo naya, kenalin aku bastian" bastian tiba-tiba memeluk naya sekilas dan membuat naya canggung"
"Arka.." arka menjabat tangan naya sekilas.
setelah semua berkenalan kini saatnya giliran clara.
"hai nay gue clara, gue kira lo secantik apa sampai-sampai raynand nikahin lo. ternyata lo ga lebih cantik dari pembantu gue."
bukannya membela naya, raynand malah menertawakan naya begitupun dengan teman-teman raynand kecuali arka yang memang sifatnya yang cuek.
"ya gimana lagi ya mba kenyataannya sekarang istri raynand itu aku bukannya mba clara" sahut naya dengan percaya diri.
"eh enak aja lo panggil gue mba, emang wajah gue kaya mba-mba apa?" clara terlihat marah dengan ucapan naya.
"nay, yang sopan sama teman-temanku"
"ya aku kan ngomong apa adanya, mba clara emang kelihatan lebih tua dari aku kan?"
"dasar.." saat clara ingin mendekati naya tiba-tiba pintu rumah terbuka.
"kak han, baru pulang kak?" ucap agas
rayhan hanyan tersenyum lalu masuk ke kamarnya. rayhan memang seseorang yang dingin khususnya dengan wanita. karena sejauh ini ia tidak menikah memang bukan tanpa alasan. ia sempat akan menikah namun di khianati. sejak saat itulah ia mulai dingin kesemua wanita kecuali ibunya.
"nay duduk sini ikut gabung kita" ucap bastian, bastian memang sering beberapa kali bergonta ganti pasangan makanya ia bisa langsung dekat dengan wanita bahkan yang baru ia kenal.
"eh ray aku pengen minum es jeruk deh, disini cuman ada jus ni" ucap clara
"nay kamu bikinin es buat clara sana"
"kan ada pembantu ray, lo suruh pembantu lo aja dari pada nyuruh istri lo ray. kita lagi asik ngbrol ni" sahut bastian
"iya ray bener kata bastian" tambah agas disisi lain arka hanya memperhatikan teman-temannya tanpa berkata apapun sambil menikmati camilan.
"nggak, jangan suruh bi asih. bi asih baru aja istirahat biar aku aja yang bikin" naya lalu pergi ke dapur untuk membuat minuman clara.
"ga cantik sih tapi baik" celetukan agas membuat raynand tertawa.
"cantik" sahut bastian
"cantik lo bilang? kambing di bedakin aja pasti lo bilang cantik" raynand semakin terpingkal
"kok lo malah jelekin istri lo sendiri si ray?" sahut bastian.
"dia itu cuma istri ga sengaja aja bukan istri yang sebenarnya bagi gue"
"maksud lo apa ray?" clara penasaran dengan ucapan raynand.
semua pun ikut tercengang mendengar ucapan raynand.
.
.bersambung
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!