Is It The End Of The World?
CH. 01 | Awal
Daerah bagian selatan Tokyo, Jepang.
Hana Kuro
Kakak! Bangun!!!
Suara yang memekikkan telinga itu sukses membuat seorang gadis yang tengah tertidur lelap langsung terbangun dari tidurnya. Ia berjalan sambil terhuyung-huyung menuju dapur.
Willie Iris
Hoam~ Ada apa ini? Kenapa pagi-pagi seperti ini kamu sudah teriak-teriak?
Hana Kuro
Huh! Kakak kan harus kerja. Tapi kenapa bangunnya kesiangan!?
Willie Iris
Hehehe, maaf ya mama kecil, kakak mandi dulu, dah~
Gadis berambut putih itu langsung berlari ke arah kamar mandi. Melihat adiknya yang siap melempar spatula ke arahnya. Mau tak mau dia harus kabur.
Willie Iris
Hai, namaku Willie Iris, biasa dipanggil Iris. Aku memiliki adik perempuan, namanya Hana Kuro. Kami berdua merupakan anak yatim piatu.
Willie Iris
Mungkin kalian bingung mengapa namaku lebih mengarah ke inggris daripada Jepang. Hal itu karena ayah kami berdua menikahi wanita inggris pada awalnya. Setelah cerai barulah beliau menikahi wanita Jepang.
Willie Iris
Aku masih berumur 17 tahun, sebetulnya aku merupakan siswa yang berprestasi. Tetapi karena kurangnya biaya untuk pendidikan, aku terpaksa berhenti setelah lulus jenjang SMA.
Willie Iris
Aku bekerja sebagai barista di sebuah cafe dekat rumahku. Aku bekerja untuk memenuhi kebutuhan adikku. Dia masih berumur 9 tahun. Tapi entah darimana dia lebih jago mengerjakan pekerjaan rumah tangga daripada aku.
Willie Iris
Maka dari itu dia selalu cerewet.
Hana Kuro
Apa!? Bukannya itu semua gara-gara kakak!? Kalau kakak tidak membuat aku sibuk setiap kali kamu di rumah, aku tidak akan cerewet tau!
Willie Iris
Tuh kan, hihihi. Perkenalannya sampai di sini saja. Sampai jumpa~
Hana dan Iris sarapan bersama di ruang makan. Suara TV menemani mereka berdua sembari mereka berbincang.
Willie Iris
Hana, hari ini kamu libur kan?
Willie Iris
Cuma hari ini atau bagaimana?
Hana Kuro
Um.. hanya 3 hari saja, kan di sekolah ada persiapan buat festival sekolah.
Pembawa Acara TV
“Dikabarkan terdapat kejadian aneh di Tokyo sekitar 15 menit yang lalu. Seorang peneliti yang ada di labolatorium XX menyerang peneliti lainnya. Rumornya virus yang mereka teliti telah bocor dan menginfeksi peneliti utama di sana. Polisi mencoba untuk menangani hal tersebut saat ini.”
Willie Iris
Astaga, virusnya berbahaya tidak ya?
Hana Kuro
Semoga saja tidak kak, labolatorium itu kan terletak di daerah sebelah kita.
Willie Iris
Huh, rasanya jadi malas kerja.
Tidak disadari kejadian singkat itu menyebabkan kehebohan besar dalam sekejap.
Pembawa Acara TV
“Pemirsa, saya akan membawakan narasumber untuk kalian, beliau adalah kepala kepolisian di daerah dekat labolatorium tersebut. Boleh diberitahukan kepada semuanya pak? Apa yang terjadi di sana?”
Kepala Polisi
“Saya tegaskan bagi kalian yang menghuni daerah di dekat labolatorium XX, tetaplah tinggal di rumah masing-masing. Virus yang bocor merupakan virus yang berbahaya. Saya harap kalian dapat mengerti hal ini.”
Suara teriakan tiba-tiba terdengar di depan rumah Hana dan Iris.
Masyarakat
Arrghhh!!! Tolong!! Siapapun! Tolong!!
Hana dan Iris terkejut mendengar hal itu.
Willie Iris
Hana, kamu tetap di sini.
Hana Kuro
Baiklah, jangan lama-lama ya.
Hana Kuro
Entahlah, perasaanku tidak enak.
Iris tersenyum kecil dan bergegas keuar rumah.
Baru saja Iris membuka pintu, namun...
Willie Iris
Tidak. Ini tidak mungkin kan? Bagaimana bisa pria itu menggigit leher orang itu?
Willie Iris
Sial, aku ingin muntah. Pasti ada hal yang salah di sini.
Sejak tadi Iris hanya berdiri di depan pintu dan bergumam kecil. Tak lama setelahnya ia menutup pintu rumah perlahan.
Pintunya ia kunci, berharap semoga pria yang menggigit orang tadi tidak masuk ke dalam rumahnya.
Hana Kuro
Apa yang terjadi kak?
Willie Iris
Hana.. aku tidak tau apa yang terjadi tapi kita harus tetap diam di rumah ini.
Pembawa Acara TV
“Pemirsa, kami akan—“
Kepala Polisi
“Saya tegaskan untuk kalian! Jika kalian bisa pergi dari daerah dekat labolatorium, cepat pergi dari sana sekarang! Virus itu menyebar terlalu cepat! Jangan sampai tergigit orang yang sudah terinfeksi, mereka bukanlah manusia lagi. Mereka adalah mayat hidup. Saya tegaskan sekali lagi, cepat pergi dari sana! SEKARANG JUGA!
Iris benar-benar terkejut akan hal itu, di sisi lain ia tidak bisa keluar dari rumah, tapi di sisi lain ia harus pergi dari rumahnya sekarang.
Hana Kuro
Di luar tidak ada apa-apa kan?
Willie Iris
(Sial, aku tidak bisa membiarkan adikku dalam bahaya, kami harus keluar apapun caranya, jika tidak kami akan terjebak di sini.)
Willie Iris
Hana, aku tau keputusanku ini bisa menyebabkan kita dalam bahaya. Tapi kita harus keluar dari daerah ini dan mengungsi ke daerah lain.
Hana Kuro
Tapi kak, nanti kita akan tinggal dimana?
Willie Iris
Aku tidak tau, tapi untuk sekarang bawalah barang-barang yang diperlukan, aku akan menyiapkan beberapa persediaan juga.
Willie Iris
(Semoga kami baik-baik saja nanti.)
Hana menyiapkan beberapa keperluan yang perlu dibawa sedangkan Iris menyiapkan alat-alat tajam sebagai perlindungan diri.
Pisau, Obeng, Panci, dan Teflon. Hanya itu perlengkapan dan alat tajam yang bisa Iris bawa.
Willie Iris
Semoga ini cukup, kita harus keluar. Kita tidak boleh mati di sini.
CH. 02 | Kabur Dari Rumah
Willie Iris
Hana, apa kamu sudah selesai?
Iris menunggu Hana di ruang tamu. Tak lama setelahnya Hana keluar dari kamarnya dengan membawa tas kecil.
Hana Kuro
Apa yang kamu pakai kak!?
Hana Kuro
Panci di kepala, teflon di tangan kiri, pisau di belakang baju, dan obeng di saku!? Untuk apa itu semua?
Iris menghampiri Hana dan memegang pundaknya.
Willie Iris
Hana, dengarkan ini, mereka yang menyerang kita bukanlah manusia lagi, mereka adalah mayat hidup. Jadi ini adalah senjata kita. Ini pakai pancinya.
Iris menaruh panci yang ia pakai di kepala Hana. Sedangkan Hana menatapnya datar.
Hana Kuro
Harus ya pakai panci kesayanganku?
Willie Iris
Hehehe adanya kan cuma itu, oh iya teflonnya kamu yang bawa okay?
Sekali lagi Hana hanya menerimanya dan memasang muka datar.
Iris membuka pintu rumahnya secara perlahan, hal tersebut ia lakukan agar tidak memancing perhatian.
Begitu mereka keluar, sebuah pemandangan yang tidak mengenakan ada dihadapan mereka. Jalanan yang penuh akan darah, bekas cakaran di tembok-tembok rumah. Mayat yang kehilangan berbagai anggota tubuhnya. Serta bau anyir yang menyengat.
Hana yang melihat hal itu langsung bersembunyi di belakang Iris dan meremas rok Iris sekeras mungkin. Iris merespon hal itu dan mengelus kepala adiknya bermaksud untuk meredakan ketakutan adiknya itu.
Willie Iris
Tidak apa-apa, kita bisa lewati ini, percayalah padaku.
Hana menganggukkan kepalanya perlahan. Mereka berdua akhirnya menaiki sepeda kayuh milik Iris.
Hana Kuro
Kak.. kita mau kemana?
Willie Iris
Cafe, pegang yang erat yah, jika ada yang mendekatimu dari belakang, pukul mereka dengan teflon itu. Kamu biasa memukulku memakai teflon kan? Anggap saja seperti itu.
Hana Kuro
Ughh, aku jadi ingin memukulmu kak.
Iris memajukan bibirnya dan menoleh ke arah Hana.
Willie Iris
Jangan buat aku pingsan di sini.
Hana memalingkan pandangannya dan memasang wajah datar.
Iris hanya menggelengkan kepalanya pelan dan segera memacu sepeda kayuhnya.
Willie Iris
Satu, dua, tiga!
Iris memacu sepeda kayuhnya secepat mungkin, dengan suara yang senyap ia dapat melewati jalanan dengan mudah.
Namun tidak di sangka ada satu mayat hidup yang bangkit di sekitar jalanan dan mengejar mereka.
Hana Kuro
Kak, kayuh lebih cepat lagi!
Willie Iris
Ini sudah batas maksimalku!
Hana Kuro
Astaga, ada yang mengejar kita dari belakang!
Mereka berbicara dengan nada tinggi satu sama lain karena mereka panik. Sedangkan mayat hidup itu masih mengejar mereka.
Hana memegang erat teflon yang ia bawa, membayangkan bahwa mayat hidup itu adalah kakaknya yang selalu membuatnya kesal.
Ketika mayat hidup itu mendekati Hana, Hana memukulnya dengan keras.
Zombie (Mayat Hidup)
GUAAGHH
Willie Iris
Aaa— Apa yang kamu pukul barusan!?
Hana Kuro
Diamlah! Itu adalah makhluk yang menjijikan yang pernah aku temui! Apa-apaan tatapan mesumnya itu! Apa mayat hidup memiliki tatapan mesum setelah ia bukan manusia?!
Willie Iris
(Ternyata makhluk mesum.)
5 menit telah berlalu. Iris dan Hana telah sampai di depan Cafe tempat Iris bekerja. Untungnya di daerah itu belum ada mayat hidup yang berkeliaran.
Iris dan Hana memasuki Cafe.
Akabane Rika
Selamat datang~
Willie Iris
Perkenalkan, wanita yang mengucapkan “selamat datang” itu adalah Akabane Rika. Dia adalah pemilik cafe ini. Aku dan dia tidak terlalu jauh berbeda, umur kami sama dan kami yatim piatu. Namun ia masih memiliki cafe ini sebagai peninggalan.
Willie Iris
Aku dan dia berkenalan di saat kami memasuki jenjang SMA. Ia merupakan anak yang pendiam saat aku mengenalnya. Namun dibalik itu dia baik sekali. Sayangnya dia memiliki dua kepribadian, di saat ia marah maka kepribadiannya akan menjadi licik dan kejam.
Willie Iris
Untungnya aku menjadi sahabat baiknya, sehingga aku masih bisa bertahan sekarang. Jika tidak ada dia aku tidak tau lagi dimana aku harus mencari kerja.
Willie Iris
Sekian, mari kita kembali ke cerita awal.
Akabane Rika
Ah ternyata kau, duduklah terlebih dahulu.
Willie Iris
Terima kasih Rika, Hana kemari.
Hana dan Iris duduk di sofa dan Rika menaruh dua gelas air minum di atas meja. Setelah itu Rika juga ikut duduk bersama Iris dan Hana.
Akabane Rika
Apa yang terjadi padamu Iris?
Hana Kuro
Kami kabur dari rumah.
Akabane Rika
Eh— Aaa! Lucunya~ Iris ini adikmu kan?
Rika memeluk Hana tanpa aba-aba. Ia baru sadar ada anak kecil yang begitu imut didekatnya.
Willie Iris
Ya dia adikku dan kita kabur dari rumah.
Akabane Rika
Apa ada masalah di sana?
Hana Kuro
Ada makhluk mesum yang mengejar kami, dan kami harus kabur.
Akabane Rika
Ap— Makhluk mesum!? Kamu tidak apa-apa kan?
Rika mengecek ke seluruh tubuh Hana dan kembali memeluknya.
Willie Iris
Kami tidak apa-apa. Tapi kita harus pergi dari daerah ini. Cepat atau lambat daerah ini juga akan terkena bahaya.
Hana Kuro
Ano- Kak Rika bisa lepaskan aku? Aku ingin minum.
Akabane Rika
Eh- Ah— Maaf. Tapi apa sebahaya itu?
Hana mengambil gelas yang berisi air dan meneguknya perlahan.
Willie Iris
Iya, kamu bisa menyetir motor yang ada di garasimu kan? Kita harus pergi dari sini secepatnya.
Akabane Rika
Bisa sih, tapi bukannya kamu lebih jago ya?
Hana Kuro
Serahkan motor itu pada kakakku, aku yakin dia bisa mengimbangi pembalap motor yang sedang tenar saat ini.
Willie Iris
Darimana asal kata-katamu itu Hana?
Akabane Rika
Uh.. sudahlah, memangnya itu beneran makhluk mesum?
Willie Iris
Bukan, tapi mayat hidup.
Akabane Rika
Kayak yang di film itu?
Akabane Rika
AAAA!!! Apa yang harus aku lakukan!? Bagaimana nasib cafe ini nanti?! HUWAAA! Apa yang harus kubawa untuk menyerang mereka!? Aku tidak mau mereka menyentuh tubuhku!!!
Iris dan Hana menutup telinganya bersamaan.
Willie Iris
Bawalah hal-hal yang biasanya kamu pakai ketika ingin menyiksa orang!
Akabane Rika
Eh.. pisau dan saus sambal?
Willie Iris
“Iya” untuk pertanyaan kalian berdua.
Willie Iris
Sial, tidak kusangka secepat ini. Rika kunci pintu cafenya.
Hana Kuro
Kak, apa dia memang segugup itu jika sedang panik?
Willie Iris
Bisa dibilang seperti itu, tapi jangan sekalipun membuatnya marah.
Akabane Rika
Iris, ayo kita ke garasi, aku sudah mengunci pintu cafe.
Willie Iris
Ayo Hana. Rika cepatlah ambil perlengkapanmu, kita tidak punya banyak waktu.
Hana Kuro
Em, kak Rika, aku nitip blueberry muffin satu ya.
Rika bersikap hormat pada kedua orang yang ada di depannya. Hal itu sukses mebuat mereka tertawa.
Willie Iris
Sudahlah, kami duluan Rika.
Di kala Iris dan Hana sedang di garasi. Rika menyiapkan ransel kecil dan membawa keperluan yang harus dibawa.
Pintu cafe berbunyi keras, hal itu menyebabkan Rika terkejut.
Akabane Rika
Eh, apa yang ter—
Zombie (Mayat Hidup)
GRROOAAGHH
Rika terkejut melihat pemandangan di depannya. Seorang lelaki paruh baya mengoyak tangan seorang gadis dengan lahapnya. Hal itu membuat Rika berusaha untuk meredam amarahnya yang hampir sampai dipuncak. Ia langsung mengalihkan pandangannya dan segera pergi ke garasi.
Akabane Rika
Apa sudah siap?
Willie Iris
Tentu. Rika ambil linggis yang ada di pojokan itu. Itu merupakan senjata bagus selain pisau.
Hana Kuro
Bukannya itu berat ya?
Akabane Rika
Em? Tidak kok. Ini ringan untukku.
Akabane Rika
Um... ayo kita pergi?
Iris menyalakan sepeda motor ninja milik Rika. Hana dan Rika naik di belakangnya. Untung saja motornya sudah dimodifikasi, jadi mereka bisa berboncengan.
Pintu garasi terbuka secara otomatis. Ketika garasi telah terbuka secara total, Iris langsung menarik gas dan mengebut sekencang mungkin karena jalanan sedang sepi.
Dan akhirnya mereka mengendarai sampai tiba di daerah bagian timur Tokyo.
CH. 03 | Z-409
Daerah bagian timur Tokyo, Jepang.
Willie Iris
Huh, akhirnya kita sampai di sini.
Iris merendahkan kecepatan kendaraannya.
Akabane Rika
Syukurlah, kita akan kemana setelah ini?
Willie Iris
Entahlah, kita harus mencari informasi dulu.
Akabane Rika
Kalau begitu kita menepi saja dulu, aku akan mencari informasi lewat ponselku.
Iris bergegas menepikan sepeda motornya dan berhenti di bawah pohon rindang di samping jalan raya.
Suara notif dari ponsel Rika sukses membuat pemilik ponselnya terkejut.
Iris yang mendengar Rika berteriak juga ikut berteriak.
Hana Kuro
KALIAN BERDUA HENTIKAN!
Hana Kuro
Itu hanya notif dari ponsel kak Rika, kenapa kalian harus berteriak di jalan raya!? Memalukan.
Iris menyengir dan mulai bergumam kecil.
Willie Iris
Kata-kata Hana pedas sekali, aku merasa adikku ini berubah menjadi ibu-ibu yang galak.
Hana yang mendengar hal itu merasa sangat kesal dan langsung memukul kakaknya dengan teflon yang masih ia bawa.
Hana Kuro
Tidak perlu menggunakan suara kecil, jika ingin mengolokku katakan saja.
Willie Iris
Siapa takut?! Hana Kuro adalah ibu yang galak!
Sekali lagi Teflon yang di pegang Hana melayang ke kepala Iris.
Jika saja ada animasi, maka sekarang terdapat dua benjolan di kepala Iris. Sedangkan Iris hanya memegang kepalanya dan menunjukkan ekspresi yang menyedihkan.
Akabane Rika
Hana, sudah cukup, jika Iris pingsan kita akan kesulitan nanti.
Hana Kuro
Kakakku tidak akan pingsan meskipun aku pukul dengan teflon ku berkali-kali.
Hana menganggukkan kepalanya pelan menandakan ia berkata iya.
Willie Iris
(Tuhan tolong kenapa aku memiliki adik yang segalak dan teman yang seperti ini..)
Akabane Rika
Oh begitu... sebentar, aku mau memeriksa notif dari ponselku.
Rika membuka kunci ponselnya dan langsung menekan aplikasi ZeetaGram (Aplikasi sosial media) yang terletak di menu ponselnya.
ZeetaGram
“Halo! Kamu punya berita terbaru loh! Jangan sampai ketinggalan info~”
ZeetaGram
“Berita utama saat ini: Apa itu Z-409?”
Rika yang melihat hal itu tanpa pikir panjang langsung menekan berita utama yang di sarankan oleh ZG (Singkatan dari ZeetaGram).
Hana dan Iris hanya melirik Rika dan memasang wajah heran secara bersamaan.
ZeetaGram
“Baik-baik! Biarkan Zee yang menjelaskan berita ini secara singkat! Z-409 merupakan virus yang ditemukan oleh salah satu penemu yang berasal dari Jepang. Sayang sekali ya namanya tidak disebutkan~ Oh iya! Z-409 ini bisa disebut virus ‘Z’, menurut Zee itu merupakan singkatan dari ‘Zombie’. Kalian jangan asal main sebut nama Zee lho ya! Zee kan bukan peneliti hehehe. Dikatakan virus ini dapat menyebar secara cepat seperti halnya zombie-zombie yang ada di film teman-teman! Kalian pasti sudah tau bukan? Oh iya! Terdapat sebuah konspirasi loh~ dari info yang Zee dapat, virus ini ditujukan untuk mengurangi populasi manusia teman-teman~ ingat, ini rahasia kita! Zee sudah mengatur berita yang Zee tulis ini hanya untuk kalian yang SPESIAL lho! Selamat berjuang teman-teman! Zee akan selalu mendukung kalian lewat info-info terbaru yang akan Zee post nanti! Tenang saja, meskipun tidak ada jaringan nanti, Zee akan mengabari kalian lewat pesan berbayar! Dadah~”
Rika yang membaca berita itu tidak bisa berkata apa-apa selain memberikannya pada Iris.
Iris dan Hana langsung membaca berita itu bersamaan. Seketika mata mereka berdua membelalak dan refleks berteriak.
Teriak mereka berdua secara bersamaan.
Rika hanya bisa menundukkan wajahnya dan memasang ekspresi pasrah.
Willie Iris
Tidak-tidak, jika seperti ini jelas semua orang akan menjadi panik.
Hana Kuro
Kamu benar kak, belum lagi jika ada orang-orang yang berfikir invidualisme dan saling melukai nanti.
Willie Iris
Sejak kapan kamu mulai memikirkan hal yang lebih jauh?
Hana Kuro
Makanya kakak belajar dong.
Willie Iris
Apa hubungannya?
Hana Kuro
Biar lebih tau kemungkinan di masa depan.
Willie Iris
Itu aku juga tau.
Hana Kuro
Kalau begitu ya sudah.
Akabane Rika
Apa kalian sudah cukup berdebatnya?
Willie Iris
Lebih baik memang sudah, aku lelah berdebat denganmu ibu kecil yang galak.
Sekali lagi teflon yang digenggam Hana melayang ke kepala Iris.
Willie Iris
Kamu kira kepalaku ini batu!?
Melihat keadaan yang ada di depannya, Rika reflek menjauhkan mereka berdua dan kepribadian lainnya muncul.
Akabane Rika
Kalian bisa diam tidak?
Rika menatap tajam Hana dan Iris secara bergantian. Hal itu sukses membuat Iris dan Hana menganggukkan kepalanya secara bersamaan dan saling terdiam.
Akabane Rika
Hihihi, bukankan begini lebih baik? Aku sayang kalian!!
Rika langsung memeluk mereka berdua secara singkat dan kembali ke posisi awalnya.
Willie Iris
Huh.. baiklah baiklah... sekarang kita harus bagaimana? Apa kalian ada ide?
Hana Kuro
Bagaimana jika kita masuk ke daerah yang ada di depan kita sekarang?
Akabane Rika
Iya Iris, Hana benar, mungkin kita bisa dapat tambahan informasi.
Belum sempat Iris menyalakan motornya, ada suara tabrakan mobil di belakang mereka.
Sontak Iris, Hana, dan Rika, menoleh ke arah mobil tersebut.
Ternyata itu mobil polisi.
Willie Iris
Kalian berdua, tunggu di sini. Aku akan memeriksanya.
Iris bergegas turun dari motor dan berlari kecil menuju mobil yang menabrak pembatas jalan raya.
Akabane Rika
Hana, perasaanku tidak enak.
Hana Kuro
Aku juga, tapi percayakan saja pada kakakku.
Rika menganggukkan kepalanya dan mentapa Iris dari kejauhan.
Willie Iris
Ini mencurigakan..
Iris memutari mobil itu sebelum ia berhenti di depan pintu mobil.
Iris mengetuk kaca mobilnya namun tidak ada respon.
Tiba-tiba salah satu pintu mobil terbuka dan jatuhlah seorang pria dari sana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!