Muhammad Khalid Juhair anak seorang Kyai dari sebuah pesantren di Jawa Timur,umurnya 22 tahun baru pulang setelah kuliah dari Univ Al-Ahzar,Kairo,Mesir.
Khulaifah Sabira Nur Baiti Shalihah adalah gadis yang baru berumur 17 tahun,hidupnya sebelumnya biasa saja,tapi setelah dia memasuki pesantren semuanya berubah.
...🌼...
Hari ini Khula yang baru saja pulang dari sekolah,di hadang oleh kedua orang tua nya.
Khula bingung,karena orang tuanya sangat aneh hari ini.
"Kenapa?ada apa?"tanya Khula karena melihat raut wajah kedua orang tuanya yang sepertinya ada yang ingin di sampaikan.
Bunda Syafirah meraih tangan Khula,dan mengajak Khula untuk berbicara."Nak kamu tahu kan?adik kamu Ridwan sedang di pesantren An-Nur?"
"Iya,terus ada apa nda?"tatap Khula pada Bunda nya bingung kenapa tiba2 menanyakan hal ini.
"Kamu masuk pesantren yang sama kayak adik kamu ya,bunda pengen lihat kamu masuk pesantren."tanya Syafira pada Khula dengan tatapan senduh penuh harap.
Khula melihat kearah lain,Ayahnya Raka setuju dengan Syafira.
Khula diam sejenak,dia memang anak yang sangat baik,walau agak nakal sedikit tapi itu hanya didepan adiknya,Khula berpikir dengan tenang dan memikirkan dampak positif jika dia mondok bersama adiknya tentu saja dia akan sering bertemu adiknya tapi dia juga harus berpisah dengan kedua orang tua nya.
"Bunda...Khula setuju tapi...."Khula tak melanjutkan ucapannya.
"Apa nak?katakan saja."Ucap Syafira.
"Pindahnya 1 bulan setelah ini aja ya nda,Khula masih mau main sebentar lagi sama teman2 Khula sebelum mondok."Khula mengatakan keinginannya ntah orang tuanya setuju atau langsung mengantarnya pergi.
Syafira tersenyum,melihat ke arah suaminya Raka dan Raka juga tersenyum kepada istrinya.
"Tentu saja nak,nanti 1 bulan lagi kamu baru di anter Ayah di sana ya..."Syafira mengusap lembut wajah anaknya yang cantik ini.
"Makasih nda...yah..."
Keesokannya di sekolah.
Oh iya,Khula udah kelas 12 sekarang baru mulai dan paling muda di kelasnya,karena rata2 umur temannya 18 tahun dan hanya dia sendiri 17 tahun.
Khula melangkah menuju kelasnya dengan senyum yang ceria,karena dia akhirnya sudah menyelesaikan nonton drama China nya yang jumlah eps nya 24.
Dari belakang tiba2 ada Ricky,Ricky Aditya teman sekelas Khula yang jadi ketua kelas.Ricky menepuk pundak Khula ingin mengagetkannya.
Benar saja itu membuat Khula kaget dan langsung mundur menjauh dari Ricky."Ricky!jangan pegang2 kita bukan mahram tahu!"raut wajah Khula kesal dan meradang.
Ricky yang melihat ekspresi wajah Khula pun langsung merinding ngeri dan meminta maaf."Maaf...maaf aku lupa kamu nggak kayak yang lain."Ricky menundukkan kepalanya merasa bersalah,jelas2 Khula berbeda dengan teman wanitanya yang lainnya.
"Ya..."Khula melangkah pergi meninggalkan Ricky.Ricky hanya memperhatikan Khula dari belakang dengan tatapan kagum,kagum karena sikapnya yang menjaga diri.
Ditempat lain Khalid sedang berada di pesantren An-Nur di Surabaya,sebenarnya dia mempunyai pesantren sendiri yaitu pesantren An-Naba,tapi dia memilih untuk menjadi Ustadz muda yang mengajar disana sebelum dia dipilih untuk pemimpin pesantren ayahnya yaitu Kyai Qasim.
Hari ini adalah hari pertama dia mengajar,Khalid sangat gugup hari ini.
Sebelum masuk,dia berhenti sejenak menetralkan jantungnya,walau hari ini dia akan mengajar kelas 11 Santriwan tetap saja dia gugup.
"Bismillah ya Allah,lancar." Khalid masuk dan mulai memperkenalkan diri."
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."salam Khalid.
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh."jawab semua santriwan di kelas.
beberapa dari santriwan berbisik,karena mereka tidak pernah melihat Khalid sebelumnya.
"Sebelum memulai pelajaran,perkenalkan nama saya Muhammad Khalid Juhair,saya akan menjadi guru kalian mulai hari ini,tolong kerja sama nya."tutur Khalid memperkenalkan diri dengan tenang.
Salah satu santriwan Ridwan Malik,adik dari Khula ada dikelas itu juga dan memandangi kakak iparnya itu,Ridwan hadir saat Khalid mengucapkan ijab kabul 1 tahun lalu.
Khalid juga tahu Ridwan adalah adik iparnya.
"Baiklah,kita mulai saja sebelum itu berdoa dulu."
Istirahat di salah satu sekolah swasta di Jombang(sekolah Khula).
Khula,Amira,dan Anbiya sedang mengobrol di kantin sambil menikmati bakso paman Ucup salah satu pedagang yang ada di kantin sekolah,bakso nya sangat enak dan yang pastinya halal.
"Ra,Ya hari minggu kita keluar gimana,jalan-jalan."ajak Khula.
Sebelum dia benar2 tinggal di pesantren dia harus menghabiskan waktunya bersama teman2nya.
"Tumben...ada angin apa nih..."Amira tak percaya karena biasanya yang mengajak adalah Biya.
"Astagfirullah Amira,Khula yang ngajak loh ini jarang2 kalau soal ada angin apa mungkin dia lagi bosen,iya kan Khula?"
"Iya Biya..."Khula tersenyum simpul.
Hari ini hari minggu tiba,Khula sudah bersiap memakai baju panjang sepaha berwarna biru muda,celana hitam panjang,jilbab segitiga berwarna hitam dan sepatu putih.
"Nak...temen kamu dah nungguin di bawah tu..."Syafira memanggil Khula.
"Iya nda,bentar lagi siap."
setelah semua dipastikan sudah siap,Khula langsung keluar menemui teman2 nya,hari ini yang membawa mobil adalah Biya dan yang menyetir tentu saja Biya.
"Udah siap?"tanya Biya."Siap!"Amira bersemangat,"Bismillah siap..."sambung Khula.
Mereka pergi ke salah satu kebun binatang,ntah dari mana Biya mendapatkan ide untuk ke kebun binatang.
"Alhamdulillah akhirnya sampai!"Amira sangat bersemangat.
"yuk!"Biya menggandeng Khula dan Amira.
Mereka bersenang-senang bertiga.
"Eh photoin aku sama harimau ini dong."Amira berpose dengan Biya dan Khula yang memotretnya.
Mereka melihat berbagai hewan ada yang lucu,dan ada juga yang seram.
"Lihat itu gajah nya gede ya..."tunjuk Khula.
"Eh iya...Amira kalau di injak ma gajahnya jadi ceple(tipis) nggak ya..."
"Ndas mu...(kepala mu)."Amira menjitak kepala Biya yang berbalut jilbab pasmina berwarna cream.
"Ngajak berantem ya..."Biya dengan posisi siap memukul.
"Eh ayok kalau begitu..."Amira juga seperti Biya.
"hush...udah deh kalian ini,ayok kita lihat jerapah aja ngasih makan juga..."Khula menggandeng kedua tangan sahabatnya.
siang hari,sudah masuk waktu dzhuhur Khula,Amira dan Biya segera mencari mushola untuk melaksanakan kewajiban mereka sebagai muslim.
"Eh itu mushola nya ayok..."ajak Khula.
setelah mereka melakukan sholat,mereka bersiap untuk pulang,karena mereka lelah jalan2 mengelilingi kebun binatang.
jam 1 siang Biya sudah sampai didepan rumah Khula.
"Makasih ya,mingdep kita jalan2 lagi okey?"
"Oke Khula,aku nganter Amira dulu ya..."Biya pamit.
"Assalamualaikum Khula..."Biya dan Amira bersamaan.
"Waalaikumsalam."Khula melambaikan tangan.
Khula masuk ke dalam rumah,rumahnya sangat sepi tapi pintu nya tidak dikunci tadi,apakah ada maling?
2 minggu kemudian,kini tersisa 2 minggu lagi sebelum Khula pergi untuk pindah ke pesantren.
Hari ini Khula sedang sendirian di rumah,kedua orang tuanya sedang pergi ke Surabaya menjemput adiknya Ridwan,Ridwan akan pulang dan kembali bersama dengan Khula.
Sore hari,sekitar jam 4 sore akhirnya Syafira dan Raka sudah sampai bersama Ridwan.
"Assalamualaikum,Khula adik kamu dah datang nih..."Syafira masuk dan melihat ruang tamu sepi.
"Loh Khula kemana?"Raka bingung karena biasanya jika Ridwan pulang Khula akan langsung menghampiri.
tiba2 dari belakang...
"RIDWAN!!"Khula memeluk adiknya,dia kangen sekali setelah lama tidak melihat Ridwan,terakhir kali lebaran tahun lalu.
"Lepasin nggak bisa napas gw..."Ridwan berusaha melepas pelukan kakaknya yang seperti mencekiknya.
"Eh maaf,hehe."Khula terlihat senang.
"Kamu dari mana nak?"tanya Raka.
"Oh aku lagi itu,tadi ke halaman belakang."Khula menjelaskan.
"ohh yaudah deh,kamu ngobrol dulu sama Ridwan ya,Ayah mau ke kamar mandi lengket badan Ayah."Raka pergi ke lantai 2.
"Bunda juga mau masak buat makan malam dulu ya,kalian baik2 jangan berantem."Ucap Syafira lalu pergi menuju dapur.
Khula dan Ridwan duduk berhadap-hadapan di ruang tamu,mereka tak ada yang memulai pembicaraan.
Khula dan Ridwan hanya berjarak 1 tahun,umur Ridwan 16 dan Khula 17 tahun.
"Dek...kok diam,kenapa?"tanya Khula penasaran biasanya Ridwan akan menceritakan banyak hal yang terjadi selama dia di pesantren tapi kali ini diam aja.
Ridwan menggeleng,"Nggak papa kok,agak aneh aja sih."Ridwan terlihat bingung.
"bingung kenapa?"tanya Khula penasaran.
Sebenarnya Ridwan sedang bingung,apa yang ingin di rencanakan kedua orang tuanya,jika Khula mondok bersamanya berarti akan ada Khalid juga yang menjadi Ustadz dan pengajar di sana,dulu saat menikah Ridwan mendengar bahwa Khalid akan bertemu dengan Khula sekarang langsung ketika Khula berusia 19 tahun,tapi ini sekarang Khula baru saja berusia 17 tahun.
"Ahh nggak papa,oh iya kak kakak mau pindah sekolah kan ya?"tanya Ridwan basa-basi.
"Heem,nanti aku bakal sering ketemu kamu."
Setelah itu mereka ngobrol banyak hal,sampai tak terasa jam menunjukkan pukul 06.00 dan Adzan maghrib sudah berkumandang.
"Sholag maghrib dulu yuk kak."ajak Ridwan.
"eumm."Khula menggeleng,sekarang dia sedang udzhur.
"Ohh iya Ridwan paham,oke Ridwan ke kamar Ridwan dulu Assalamualaikum."Ridwan meninggalkan Khula sendirian.
"Waalaikumsalam."
kini tinggal lah Khula sendirian di ruang tamu,sampai jam 06.30 malam tidak ada yang keluar dari kamar tertinggallah Khula sendirian,karena bosan dia memiliki menyetel lagu kesukaannnya yaitu Zauji.
Khula mengeluarkan earphonenya dan mulai bernyanyi tanpa sadar mengikuti alunan lagu dari earphonenya.
Saat sudah mulai menyanyi,tak sengaja juga Ridwan turun ingin menghampiri Khula,tapi tak jadi dan dia diam2 mendekat lalu merekam Khula yang sedang bernyanyi menggunakan ponselnya.
"Uhibukka mitsla maa anta..."
"Uhibukka kaifama kunta..."
"Wa mahma kanaa mahma shoroo..."
"Anta habibi....anta..."
"Zauji...,Anta habibi anta..."
Setelah di rasa cukup,Ridwan menghampiri Khula.
"Zauji nya siapa tan..."Ridwan tiba2 duduk di sebelah Khula.
"Astagfirullah,ngagetin!"Khula kaget karena tiba2 ada Ridwan di sampingnya.
"Hihi sorry,lanjutin aja nyanyinya."
"Nggak ah malas."Khula melepas earphone nya dan memilih menonton drama di ponselnya,di sampingnya Ridwan asyik chat dengan kakak iparnya.
Diam2 Ridwan mengirim video tadi saat Khula bernyanyi lagu Zauji.
"xixixixi."Ridwan ketawa sendiri karena berhasil mengerjai kakaknya.
Sedangkan Khula tak peduli dan tak ingin tahu dia memilih fokus pada yg sedang dia lihat.
Khalid sedang berada di rumahnya,di dalam kamarnya yang berada di rumah dinas dari pesantren.
"Video apa ini?"Khalid penasaran karena tiba2 Ridwan adik iparnya mengirimi dia sebuah video.
Khalid mendengarkan sampai habis,Khalid heran kenapa Ridwan mengiriminya video seorang wanita yang sedang bernyanyi walah layarnya hanya hitam dan hanya terdengar suara.
Khalid berpikir keras...
Ridwan
itu suara kak Khula.
Khalid langsung tersenyum membaca chat dari Ridwan,ternyata suara itu adalah suara istrinya.
Khalid tidak pernah bertemu dengan Khula,melihat photonya saja tidak,tapi hati Khalid sudah yakin dengan Khula saat melakukan sholat istikharah dulu saat ingin menikah.
"Zaujati hmm,tunggu kita bertemu ya..2 tahun lagi,aku harap kamu bisa menjaga diri kamu dengan baik."Khalid tersenyum sambil memutar kembali video yang dikirim adik iparnya,dia putar berkali2.
Khalid tak bisa menahan jarinya untuk mendengarkan nya terus menerus.
Saat sudah ingin tidur seseorang mengetuk pintu.
"Assalamualaikum Ustadz Khalid..."terdengar suara dari luar.
"Waalaikumsalam."Khalid langsung bangun dan membuka pintu.
"Ustadz Ali ada apa malam2 begini kesini?"tanya Khalid penasaran,apakah akan membahas masalah pekerjaan?pikir Khalid.
"Ohh bukan,ana lapar mau ngajak anta ke warung bakso depan pesantren."Ucap Ustadz Ali mengutarakan niatnya.
"Oh yaudah ayok,ana juga belum makan,mumpung masih jam 8 juga."Khalid keluar dia memakai sarung baju koko dan kopiah hitam di tambah wajah yang tidak terlalu putih tapi tidak hitam warna kulitnya kuning langsat,kulit nya bersih,sedikit kumis tipis yang sangat tipis sampai tak terlihat,alis tebal,hidung mancung.
Parasnya yg tampan membuat banyak wanita jatuh hati padanya,apalagi para santriwati.
Mereka ke warung bakso depan,membeli 2 porsi bakso di makan ditempat.
sambil menunggu bakso pesanan mereka berdua berbincang santai.
mereka sudah kenal akrab sejak Khalid umur 17 tahun sampai sekarang 22 tahun,Ali lebih tua dari Khalid 3 tahun umurnya sekarang 25 tahun dan belum juga mempunyai istri.
"Ustadz Khalid kapan nikah?"tanya Ustadz Ali tiba².
"Ustadz Ali nanya saya?Ustadz Ali sendiri kenapa belum menikah?"tanya balik Khalid.
"saya belum nemu calon."
"bukannya banyak yang ngajak ta'aruf?"Khalid benar2 heran padahal banyak sekali yang mengirim cv ta'aruf ke Ustadz Ali tapi semuanya ditolak ntah bagaimana tipe Ustadz Ali itu.
"Gimana ya,ana udah sholat istikharah tapi ragu,jadi nggak jadi semua kayaknya Allah belum mempertemukan ana dengan jodoh ana."wajah Ustadz Ali terlihat murung.
"Sabar tadz,In Syaa Allah ada kok,belum ketemu aja."
"Ini baksonya."seorang wanita muda mengantarkan bakso untuk kedua pemuda itu.
wanita itu membantu ayahnya jualan bakso,dan dia masih duduk di bangku kuliah dan berumur 23 tahun.
"Syukron mbak."Khalid biasa saja,tapi tidak dengan Ali.
Ali langsung terpesona dengan Wanita di depannya,nama wanita itu Saidah,Ali sudah bertemu dengan dia beberapa kali dan hari ini juga.
"Astagfirullah..."Ali mengusap wajahnya kasar karena sudah memikirkan lawan jenis yang bukan mahramnya.
"Kenapa tadz?"tanya Khalid melihat sikap tak bisa Ali."
Khalid memperhatikan Ustadz Ali ternyata diam2 mencuri pandang ke Saidah,"Kalau suka bilang aja tadz,lamar langsung kalau dah keduluan orang nyesel loh."
"Iya tadz,In Syaa Allah sih rencana nya begitu."Ustadz Ali malu karena terciduk oleh Khalid.
Setelah memakan baksonya,mereka segera membayarnya dan hendak pergi pulang tapi Khalid malah sengaja tidak ingin pulang agar Ali segera mengatakan langsung pada ayah Saidah paman Kamil.
"pak Kamil apa kita bisa bicara sebentar?"tanya Khalid.
"Ohh tentu saja,ada apa ya Ustadz Khalid?"tanya paman Kamil penasaran,ntah kenapa paman Kamil merasakan firasat yang baik.
Di samping Khalid,Ali sudah tegang dan deg degan karena Khalid yang akan mewakili nya bicara.
Ali takut ditolak oleh Saidah,bahkan anak orang kaya pun yang datang melamar ditolak oleh Saidah.
"temen saya Ustadz Ali memiliki niat baik dengan putri bapak mbak Saidah,apa pak Kamil setuju?"jelas Khalid.
pak Kamil langsung melihat ke arah Ali yang hanya diam,mengangguk.Pak Kamil tentu saja dengan senang hati menerimanya tapi ntah dengan Saidah.
"Kalian tunggu sebentar ya,bapak mau bilang ke Saidah dulu."paman Kamil pergi masuk ke dalam rumahnya.
"Ya Allah,ana deg degan takut ditolak."Ustadz Ali tegang berkeringat dingin.
Ustadz Khalid menenangkan Ali yg sudah dia nggak abang nya sendiri itu.
setelah beberapa menit,dengan cepat pak Kamil kembali lagi.
"Gimana pak?"tanya Khalid.
pak Kamil mengangguk,menandakan Saidah mau.
Ali yang mendengarnya langsung sangat bahagia dan bersemangat.
"Makasih pak,In Syaa Allah lusa saya datang bawa kedua orang tua saya."Ucap Ali,terlihat dari wajahnya wajah kebahagiaan.
"Iya nak,bapak yang seharusnya seneng siapa yg nggak seneng punya mantu yang sholeh kayak kamu."ucap paman Kamil,terlihat wajahnya berseri senang akhirnya anaknya ada yang meminangnya dan Saidah menerimanya karena sebelum2 nya semuanya ditolak mentah2 oleh Saidah.
Setelah urusan selesai,mereka kembali pulang.
"Alhamdulillah."Ustadz Ali senang dan langsung menghubungi kedua orang tuanya,Ustadz Khalid yang di berada disamping nya pun ikut senang.
____
Hari ini adalah hari terakhir Khula bersama teman2nya,ingin mengatakan2nya tapi belum siap.
Khula memandang kedua temannya sangat sedih sekali rasanya meninggalkan kedua temannya yang sudah Khula kenal sejak SMP.
"Khula kamu kenapa?"tanya Biya melihat Khula melamun.
"Ahh nggak papa kok."Khula tersenyum tipis,dia bingung bagaimana caranya dia untuk mengatakannya pada kedua temannya.
Setelah istirahat pertama mereka masuk belajar seperti biasa,tapi ditengah pelajaran Khula sudah dijemput dengan kedua orang tua nya dan adiknya untuk berangkat sekarang.
"Assalamualaikum permisi pak Rahman,apa Khula ada?"tanya Raka ayah Khula.
"Eh sekarang ya pak?silahkan Khula kamu sudah dijemput pulang."
Khula berdiri dan mengemasi tasnya,dia nampak sedih teman2 nya nampak bingung Khula mau kemana.
"Ohh iya sebelum pergi jangan lupa perpisahan dulu dong sama teman-teman kamu."ucap pak Rahman.
"Assalamualaikum,pagi pren,ini hari terakhir aku sekolah aku bakal pindah ke Surabaya abis ini makasih ya dah mau jadi temen aku apalagi Biya sama Amira."Ucap Khula.
Amira dan Biya nampak kaget,kenapa temannya itu baru mengatakannya sekarang.
"Khula baik2 belajar ya nak di pesantren,semoga betah ya,In Syaa Allah ilmu kamu berkah nantinya."
"Makasih pak,Assalamualaikum."
kedua teman dekat Khula,Biya dan Amira terlihat sedih dan Ricky... nampak jelas dia sedih karena akan ditinggal oleh orang yang dia kagumi 1 tahun terakhir ini.
"ayok sayang."ajak Ayah Raka.
Di dalam mobil terlihat Khula sedih,Ridwan berusaha menghiburnya.
"Jangan sedih lah kak,di sana banyak temen juga kok."
"yaa tahu...kok..."Khula jadi kangen dengan kedua temannya lagi.
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah pesantren tempat selama ini Ridwan menuntut ilmu.
"Alhamdulillah udah sampai,ayok ketemu pak Kyai sama bu Nyai dulu."ajak Ayah Raka.
"Assalamualaikum bu,ini anak saya Khulaifah Sabira Nur Baiti Shalihah yang akan mondok disini seperti Ridwan mohon bimbingannya."
Khula menyalimi tangan Umi Anisa.
"Assalamualaikum bu."Khula tersenyum.
Ponpes ini adalah milik Kyai Abdul dan istrinya Umi Anisa,mereka adalah teman kedua orang tua Khalid.
Setelah berbincang sebentar,kedua orang tua Khula dan Ridwan berpamitan pada kedua anaknya.
"baik baik ya nak,jangan buat masalah nanti bunda sedih."Syafira pamit.
"Ayah sama Bunda bakal jenguk kalian 1 bulan sekali,hati2 ya kalian."
Khula dan Ridwan mengangguk mengerti,Khula sedih dia akan berpisah dengan kedua orang tuanya dah mulai hidup mandiri.
Setelah kepulangan kedua orang tuanya,Umi Anisa membawa Khula ke kamarnya yang akan dia tempati mulai sekarang,sedangkan Ridwan sendiri sudah pergi ke kamarnya secara mandiri.
Khula melihat banyak santriwati diam diam memperhatikannya,mereka belum melihat Khula sebelumnya.Karena malu Khula hanya menunduk.
"Assalamualaikum."
3 orang keluar dari kamar,"Waalaikumsalam Umi."Mereka bertiga menyalami tangan Umi Anisa.
"Khula teman baru kalian ya,jangan berantem bertaman dengan baik ya,dan ajarkan dia cara hidup di pesantren biar Khula terbiasa."pesan Umi Anisa.
"baik Umi."Mereka bertiga adalah Qila,Fadya,dan Shadiya.
setelah Umi Anisa meninggalkan mereka ber4,mereka mulai berkenalan.
"Hi Khula,aku Qila asalnya dari Bandung."
"Khula,aku Fadya dari Surabaya rumah ku deket nih disini."
"Aku Shadiya dari Jombang."
Khula terkejut,ternyata Shadiya berasal dari kota yang sama dengannya.
"Hi kalian bertiga salam kenal ya,aku belum kenal lingkungan pesantren dengan baik kalian ajari aku ya."
"Tentu saja kita kan teman."balas Shadiya.
Ustadz Khalid sedang pergi menuju mushola untuk melaksanakan sholah ashar dan ditempat wudhu dia kembali bertemu dengan Ridwan.
"Assalamualaikum bang."sapa Ridwan berani memanggil abang karen disitu hanya ada mereka berdua.
"Waalaikumsalam,udah balik lagi kesini?"
"Iya..."Ridwan tahu kakak iparnya ini belum tahu bahwa istrinya Khula sudah berada di pesantren ini.
Ridwan tersenyum cengengesan,ini tahu reaksi kaka iparnya apabila tahu nanti kalau istrinya ada didekatnya.
"Ridwan kamu nggak papa?apa perlu saya Ruqyah?"tanya Khalid dengan nada candaan.
"idih bang Khalid nggak di kira Ridwan kesurupan kali,yaudah Ridwan duluan ya."
Malam ini mereka para santriwati akan mengaji bersama dengan Ustadzah Nila dan Ustadzah Robiah.
Setelah selesai mereka pulang kembali ke asrama,di situ ketiga teman Khula mulai bertanya2 ke Khula.
"Wah Khula kamu kakaknya Ridwan yang ganteng itu ya?"Qila nampak senang.
"segitunya kah Ridwan disini?"Tanya Khula heran,Ridwan tidak pernah mengatakan dia populer dikalangan santriwati,Khula akui Ridwan sangat tampan perawakannya mirip ayahnya Raka yg memang dari dulu tampan.
"bukan gitu selain di tampan,pinter,dia juga katanya deket sama Ustadz Khalid ngobrol kek ma teman gitu loh pernah kelihatan santriwan lain,kamu kenal Ustadz Khalid atau jangan2 saudara kamu?"tanya Shadiya.
"Eh aku nggak kenal deh,kayaknya nggak ada saudara aku yang namanya Khalid."Khula berpikir keras.
"Kirain saudaraan hehe,tapi Ridwan sendiri bilang dia emang dah kenal sama sama Ustadz Khalid dan udah kek abang sendiri makanya akrab."Ucap Shadiya menjelaskan.
"Uhhh..."
"Eh kok jadi ngomongin Ikhwan,Astagfirullah."Nadya sadar.
"Eh iya astagfirullah."Mereka beristigfar bersama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!