Ilustrasi Reeneta
" Wooy... Reeenn", teriakan Qaila memecah lamunan Reeneta,
"Apa sih Qai?", dengan malas Reeneta memandang karibnya itu.
.
"Dari tadi ngelamun aja sih ? Ku pandang-pandang kamu tambah cantik aja... nanti awas di kampus baru banyak yang naksir" , tawa Qaila
" Naksir dari hongkong ? Mana ada anak gedong yg naksir sama gadis kumuh ini?" , canda Reeneta.
" Ihhhh.. kamu ga pernah baca mangatoon yaa? Banyak noh gadis miskin yang dicintai CEO kaya ... kamu cantik , kali aja nanti ada CEO yang mau sama kamu" , Qaila menyeringai.
" Aamiinin aja.. dari pada jadi jomblo seumur hidup" , sahut Reeneta.
" Itu mah kamu yang mau sendiri lahh Reen... Berapa cowok yang udah nyatain cinta sama elu ? Tapi semua ditolak gitu aja . Padahal kalau kamu mau, mereka berlutut pun siap lhoo ", kata Qaila.
" Udah buat lu semua kan? " , Reeneta tertawa.
Qaila mulai membahas perjalanan hidup Reeneta, mengingatkan kembali siapa Reeneta sebenarnya.. gadis dari kota kecil yang bertekad melanjutkan SMA dan Kuliah di kota besar. Sejak lulus SMP , Reeneta meninggalkan Panti Asuhan tempat ia dibesarkan, sendirian merantau ke Kota hanya utk mengejar cita-cita menjadi orang sukses. Mimpinya tidak muluk-muluk, membahagiakan sebagian keluarganya.. tepatnya orang yg dianggap keluarga di panti asuhan .
Reeneta.. gadis berwajah teduh, manis dan cantik alami kalau kata orang, tidak neko-neko, sederhana dan apa adanya. Tapi sayang dia sangat tertutup , jarang bergaul dengan orang lain.. mungkin hanya Qaila lah sahabatnya. Saking tertutupnya banyak teman yang akhirnya menjaga jarak darinya. Tapi memang itulah yang Reeneta mau.. dalam pikirnya semakin punya sedikit teman maka semakin sedikit pula orang yang akan mengasihaninya.
'anak yatim piatu' yang bahkan tidak tahu rupa ayah ibunya sendiri.
" Halah Qai.. aku gak mau fokus ku teralihkan dengan hal macam begitu.. Aku juga gak mau kehilangan beasiswa , Aku mau kerja dan belajar aja", ucap Reeneta sendu.
"Reen. . inget yaa kamu tu berhak bahagia", Qaila memandangnya dengan tatapan sungkan .
Selama ini, Qaila satu-satunya teman. sahabat dan keluarga yang dipunya Reeneta di Kota ini , tempat curhat, mengadu, menangis dan tertawa. Qaila satu tahun lebih tua dari Reeneta jadi selalu bersikap sebagai kakak untuknya.
" Apa sih ... Maksudnya yang tiap minggu bisa ganti pacar gitu 😄 ?", sindir Reeneta untuk Qaila.
" Aiisshh... itu juga kan karna kamu, mereka deketin aku cuma mau tahu tentang kamu, kalau kamu udah nolak mereka jadi aku kan yang di deketin.. dasar cowok-cowok bego", omel Qaila.
" Tapi kamu menikmatinya tuh ", kata Reeneta lagi.
" Udah ahhh bikin malu aja... kamu nanti part time lagi ?", tanya Qaila.
" Iyaaa kak Qaila... Adekmu ini butuh uang untuk makan", Jawab Reeneta.
" Besok hari terakhir kita SMA Reen.... di pesta perpisahan kamu harus tampil jadi yg paling cantik , Oke ?" , Qaila mengacungkan jempolnya.
" Siiapp boss ... ", Gaya hormat ala tentara Reeneta yang membuat mereka tertawa lepas.
***
Reeneta membiayai uang kos dan makan dari hasil part time.. dari jadi guru privat anak SD, jaga toko baju , atau jaga toko kue di sore hari. Untuk biaya sekolah semua sudah digratiskan karna Reeneta mendapatkan full beasiswa . Ia memang murid yang paling pandai di sekolah.. bahkan selalu menjadi juara 1 paralel di SMAnya.
Waktulah pesta perpisahan di SMA Reeneta, ia datang dengan pakaian seadanya. meskipun hanya memakai jeans biasa, tunik putih panjang , rambut kuncir kuda tanpa makeup ala-ala korea ia tetap cantik .
" Loh Reen.. kok pakai baju ini", Qaila melotot dengan pandangan gemas
" Lahh aku cuma punya ini, baju paling bagus kayaknya ", kata Reeneta sambil memandang baju yang ia pakai.
" Apanya yang bagus... ini kampungan Reen.. bisa dibully satu sekolah kamu", kata Qaila dengan kesal.
" Haalah, hari terakhir sekolah juga, Bulan depan udah di kampus dongs... kayaknya dari sekolah kita ga sampai 20 orang yang lanjut ke Kampus Global.. mereka pinter-pinter jadi ga mungkin bully aku kan?" , kata Reeneta santai.
" Aku yang bakal bully kamu, dasar bodoh. Pelajaran aja yang pinter, soal style kamu K.O " , kata Qaila.
Qaila langsung mengambil dompet kosmetik dari dalam tasnya, ditaburkan lah bedak , gincu tipis dan blush on.
" Aduhh.. cuma ini yg aku bawa... udah lumayan lah.. daripada tadi, kaya mayat hidup ", Qaila mengambil belt dan melingkarkan di pinggang Reene.
" Harus pake belt yaa? terus ini lipstik apa sih? lengket aku gak suka " , Reeneta berusaha mengelap bibirnya. Sayang tangan Qaila menghalangi.
" Kamu hapus Lipstiknya, aku jeburin kamu ke kolam sekalian, jadi cewe itu harus dandan lah Reen meskipun sedikit, masa pesta prom gini kamu ga dandan dikit pun? nih liptint aku kasih kamu.. nanti kalau kuliah harus pake terus, katanya mau cari CEO buat jadiin pacar?" , Qaila nerocos saja.
" Kapan lahh aku bilang, itu mah cita-cita kamu dasar !!" , Reeneta meninju bahu Qaila.
" Tinggalin lah kesan bagus buat temen-temen.. tunjukin pesonamu... lets go!!", Reeneta tersenyum mengikuti Qaila. Sahabatnya itu memang tergolong suka dandan dan stylis banget.
Qaila itu cantik, manis tapi karna gayanya yang sedikit pecicilan jadi bukan image cantik yang didapat, melainkan image gatau malu yang terlihat. Dia juga supel, jadi punya banyak teman. Tapi tetap saja Reeneta lah yg dijadikan sahabat terbaik.
" Reeneta... ", seorang lelaki tinggi putih menghampirinya, Reeneta menoleh mencari tahu siapa orang yang tengah memanggilnya. Ternyata Andri anak kelas sebelah.
" Bisa ngomong bentar Reen ? ", Andre ingin meraih tangan Reeneta, tapi Reeneta segera mundur menjauhkan tangannya dari jangkauan Andri.
" Owalah si Andri, masih aja yaa. ga mau nyia-nyiain kesempatan terakhir. Reene aku kesana dulu, " Qaila meninggalkan Andri dan Reene karna tau Andri ingin mengutarakan sesuatu.
Andri adalah cowok tertangguh yang mengejar Reeneta, ketika sebagian besar cowok yang mengejar Reeneta malah akhirnya jatuh ke pelukan Qaila, beda sama Andri ia masih saja bertekad bulat untuk mendapatkan Reeneta.
" Kesana Reen ? ", Reene mengangguk dan mengikuti Andri.
" Kamu sebel sama aku Reen ?", Andri memandang Reene.
" Ngomong apa sih Ann... Kenapa harus sebel sama kamu? ", kata Reeneta datar.
" Hari ini kamu make up ya, cantik banget ", puji Andri.
" Makasih, ini Qaila yang buat", Reeneta gatau harus bilang apa.. ia agak canggung dengan situasi ini.
" Reen.. aku masih sayang kamu.. ga berubah dari dulu, tetap kamu yang ada di hatiku. Kamu ingat gak berapa kali aku nembak kamu? " Reeneta memandang Andri,
'ga pernah ngitung Gue,' jawabnya dalam hati
" 26 kali Reen. ini akan jadi yang ke 27, dulu kamu pernah bilang, gamau pacaran dulu karna masih sekolah.. aku tau itu cuma alasan kamu aja.. tapi aku masih mau berharap Reen. ini akhir dari SMA kita, aku mau tanya sekali lagi ...... mau gak Reen kamu jadi pacar aku?" , tanya Andri.
" Andri... Aku gatau harus ngomong apa sama kamu. Anndri aku. . ", Reeneta gak melanjutkan perkataannya.
" Gpp Reen . aku tahu " , kata Andri yang membuat suasana langsung hening. Suara keriyuhan dari gedung samar-samar terdengar. Pesta dimulai.
Tiba - Tiba Andri meraih tangan Reene, ia maju dan berusaha mencium Reeneta. Kaget . Tapi dengan cepat ia membuang muka. Andri mencium angin, dilepaskannya tangan Reena.
" Aku melakukan usaha terakhir Reen, " Andri tersenyum,
" Tapi kamu memang beda. aku udah tau akhirnya akan begini . tapi aku masih mau mencoba" , Andri mengeluarkan sebatang rokok, api menyala, dihisaplah kuat-kuat batang rokok itu.
" Di film-film barat atau korea ketika menginginkan ceweknya jadian , si cowok langsung nyosor aja, kalau si cewe nerima maka ciumannya akan disambut, tapi kalau ditolak yaa.. kaya kamu tadi ", sambung Andri.
'gilaa ... aku ga pernah nonton drama korea kayaknya.. ada pelajaran kaya begitu kah?' pekik Reene dalam hati
" Maaf yaa Reen, " Reeneta gatau harus bilang apa, Andri sudah kelewatan tapi, dia bukan orang jahat kan? Andri hanya sedang jatuh cinta pikirnya.
" Kamu ke kampus Global yaa?", tanya Andri.
" Ahhhh.. iyaa... aku dapat beasiswa disana", jawab Reeneta.
" Hati - hati yaa Reen. . disana banyak orang kaya. Jangan sampai ditindas. Aku dengar banyak anak konglomerat kuliah disana .. ahh.. si Qaila juga disana kan? Dia anak orang kaya juga sebenarnya, aku berharap Qaila bisa terus jagain kamu Reen" , kata Andri.
" Iya , Qaila dan aku beda jurusan Ann, tapi aku masih berharap dia tetap mau jadi sahabat aku" , Reeneta memandang gedung yang mulai ramai.
" Aku benar-benar tulus berdoa agar kamu sukses, cita-citamu tercapai, kalau ada kesempatan kita bertemu lagi nanti, aku ingin menjadi orang yang kamu panggil pertama kali , aku sudah cukup sering memanggilmu kan? ", Andre tersenyum lagi.
Dalah hati Reene tidak mengerti, dipanggil pertama kali? ahh.. Andri ingin dilihat , Andri ingin terlihat, selama ini dimata Reene tidak ada lelaki manapun yang dilihatnya.
'ohh Tuhan, Andre orang baik, tapi maaf Aku belum bisa Pacaran, aku... masih banyak hal yang mau aku cari , yang mau aku dapatkan, persetan soal cinta ' hati kecil Reene merasa bersalah.
"Terimakasih Andri, " Andri tersenyum lagi , lalu menyuruh Reene memasuki area gedung pesta, Andri menyusulnya sesaat setelah rokok nya dimatikan.
Pesta mulai meriah dengan alunan musik yang semakin keras dan tawa canda dimana-mana.
###
Sebulan berlalu sejak perpisahan SMA , tidak banyak yang berubah. Reeneta masih menjalani aktivitasnya ,setiap sore masih menjadi penjaga Toko Kue, sekarang setiap pagi ia menjaga Toko Baju kontrak sementara karna masih libur sekolah .
" Ahh... kesal sekali " , Qaila berteriak mendekati Reeneta, ia masuk ke Toko baju.. siang itu menunjukkan pukul 13.00 .
Banyak pengunjung memusatkan mata ke arah Qaila.. dengan sedikit berlari Reeneta menghampiri Qaila.
" Qai jangan teriak- teriak dong.. aku masih kerja tau" , kata Reeneta.
" Bodo amat.. Aku udah cari di kost di toko kue.. ehh malah disini.. kamu tu yaa.. masih ga mau apa punya hp ? " Qaila melotot, Reene tersenyum kecil, ditatapnya wajah sahabatnya itu..
" Iyaa.. iyaa.. nanti beliin aku hp yaa kak, adekmu ini sudah butuh hp sepertinya ", dilihatnya Qaila sudah mulai tenang, Reeneta berjalan meninggalkannya,
" Aku ijin bos dulu yaa, kita pergi bentar lagi", kata Reeneta.
Qaila mengangguk tanda mengerti, lalu ia berjalan keluar dari Toko sadar bos Reeneta memelototinya. Selang beberapa saat Reenye Keluar membawa tas selempang kecil . Qaila tersenyum menyambut kedatangan Reeneta.
" Bosmu gak marah kan? tiba-tiba pulang begini", tanya Qaila.
" Aku kan cuma part time di toko itu , jadi gada ikatan kontrak kerja.. aku dibayar perjam kok.. santai aja. Emang kita mau kemana eh?", Reeneta berjalan beriringan dengan Qaila.
" Ini nih.. akibat kamu ga punya hp.. klo punya kan enak, aku tinggal calling kamu.. kita janjian, ga perlu repot begini tau. Emang kamu masih tahan ya ga punya hp ? ", Qaila berjalan membututi Reene yang terlihat mencari sesuatu.
" Tahan dongg.. lagian mau hubungin siapa dah? ", Reene nyengir ,
" Motormu dimana deh Qai? gabawa yaa trus kita ngojol nih?", tanya Reeneta.
" Iyaa.. aku ga bawa motor ", Qaila berhenti di depan mobil jazz warna merah , tiit tiit ... Qaila memencet kuncinya. Lalu masuk ke mobil ,ia memanggil Reeneta.
" Masuk Reen , " kata Qaila dan dengan ragu Reene masuk ke mobil Qaila. Dirinya ga pernah tahu jika Qaila bisa menyetir mobil .
" Kamu baru latihan kan , ini beneran kita berangkat cuma berdua ? Kenapa gak bawa sopir Qai ?" , Qaila memandang Reene begitu senang sahabatnya itu ternyata punya rasa takut.
" Udah kamu duduk aja.. aku udah bisa nyetir dari SD tauuu.. selama ini ga pernah liat aku bawa mobil kan? yaa.. karna aku gamau kamu ketakutan kaya gini " , Qaila mulai menyalakan mobilnya, melaju dengan kecepatan sedang.
" Banyak yang bilang aslinya si Qaila itu kaya.. dan ternyata bener yaa.. abis ini aku bisa ditraktir sampai puas dong yaa ", Reeneta l mulai terlihat nyaman sekarang.
" Dasar elu lah . .aku belom kerja ini, kamu yang udah kerja tiap hari, kaya an luu lah" , Qaila tertawa.
" Iyaa juga sih ", mereka tertawa .
Reeneta sebenarnya sudah tahu jika Qaila anak orang kaya, setiap kali Reeneta kesulitan keuangan sebenarnya Qaila selalu ingin membantu. Tapi Reeneta yang memang keras kepala dan tidak ingin bergantung pada orang lain selalu menolak. Bukannya sakit hati Qaila malah merasa beruntung memiliki teman seperti ini, dari SMP dirinya selalu dimanfaatkan orang sekitarnya. Tapi Reeneta... berbeda, gadis mandiri itu telah merubah semua pikiran Qaila.
Mobil terparkir di depan mall besar di Kota, Qaila dan Reeneta turun . Mereka berjalan beriringan , Qaila mengeluarkan buku catatan kecil. Ada daftar keperluan mereka untuk OSPEK, karena berbeda jurusan kebutuhan mereka berbeda. Qaila mengambil jurusan Hukum, karna ayahnya adalah seorang Hakim dan kakaknya Pengacara. Sepertinya mau tidak mau Qaila harus mengambil jurusan keluarga.
Reene mengambil jurusan Ekonomi , hanya jurusan itu yang memberikan full beasiswa di kampus Global.
" Ahh iyaa.. kita kan harus beli hp dulu", kata Qaila.
" Gak usah Qai , aku ga serius minta kamu beliin ", Reeneta menatap Qaila.
" Yahh kok gitu , aku udah seneng banget lho tadi kamu mau hp. Reen.. kampus Global itu luas. Gak kaya SMA kita. Kalau ada urusan apa-apa gimana aku bisa nyari kamu? Please... ", rengek Qaila.
" Aku masih belum butuh Qai", kata Reeneta santai.
" Reen jangan gitu dongs.. tega kamu sama aku . Kalau ada urusan sama kamu masa aku harus lari dulu ke kosan kamu.. iyaa kalau kamu disana.. kalau gak? masa aku harus muter-muter nyari kamu? dan juga kuliah tuh ga kaya sekolah... ada kating ada ini ada itu, kalau kamu ga punya hp, mati kaget lah kau ", Qaila nerocos dan Reeneta hanya tersenyum.
" Aku hitung dulu yaa tabungan ku. . . nanti kalau kurang kamu bisa nambahin. Aku gamau full dibayar kamu .. ", kata Reeneta yang berusaha membuat Qaila tenang.
" Asyiapp boskuuh, ini aku cari kaos warna hijau dulu yaa, jurusanmu nyuruh pake warna apa?" , Qaila menengok catatannya
" Jurusanku.. kaos warna kuni...., aduuhh... " ,
Tiba-tiba Reene sempoyongan, hampir jatuh terjerembab ke depan, tapi tangannya berhasil ditarik oleh seseorang.
Pria tinggi, bersih dan tampan. Dilihat dari penampilannya saja, sepertinya orang kaya.
Dibelakang pria itu ada 2 pria lagi, tidak kalah tampan dan stylis . Pria yg satu aga pendek dan yg satunya lebih tinggi, disamping kedua pria itu ada gadis yang tengah berjongkok membereskan barang belanjaan mereka yang berserakan setelah menabrak Reeneta.
" Maaf yaa.. kamu gapapa kan? " pria yang paling pendek yg tadi dibelakang pria yang memegangi tangan Reeneta menyapa.
Reeneta melepaskan tangannya dari Pria itu, seakan tak mau melepaskan, Reeneta menatap Pria itu.
'tampan' bisik Reena dalam hati. Meski terlihat tampan dan sangar di waktu bersamaan, Pria itu berwajah datar ada gurat kesepian di matanya. Reene seakan melihat dirinya sendiri. Meski banyak yang bilang ia cantik dan manis, tapi aura kesepian selalu melekat pada dirinya.
" Gapapa, " Reene menjawab singkat.
" Beneran gapapa ? ohh iyaa aku Aldi " , pria pendek itu mengulurkan tangannya ke arah Reeneta. Belum sempat menyambut uluran tangan Aldi, mereka dikejutkan teriakan Qaila. Qaila yang sedari tadi menatap gadis yang membereskan belanjaan tadi menghampirinya.
" Kalian mahasiswa baru di kampus Global kan ?" , Qaila tersenyum pada gadis itu, Gadis itu membalas senyum Qaila.
" Benar, kami sedang belanja keperluan OSPEK", kata wanita yang cantik itu.
" Kebetulan sekali, kami juga mahasiswi baru, kalian belanja dimana? boleh kasih tau kami gak? agar kami ga muter-muter nyari toko nya ", kata Qaila
" Ahh.. Kalian juga mau belanja keperluan OSPEK yaa.. coba deh ke Lantai 3, ada toko yang bernama Bunga disana lengkap kok perlengkapannya . Tadi juga rame mahasiswa baru kampus Global kesana" , jelas wanita itu.
" Terimakasih banyak yaa " , Qaila menarik tangan Reene . Gadis itu tersenyum pada Qaila dan mengangguk. Reene jg menganggukkan kepala tanda ucapan terimakasih pada wanita itu, lalu berlalu meninggalkan empat orang itu disana.
" Loh, tadi nama nya siapa yaa? kok belum kenalan sih? cewek secantik itu , " Aldi mengeluh.
" Cantik yaa, amel gimana amel? ", Pria paling tinggi menonjok bahu Aldi.
" Amel Cantik.. tapi gadis itu kaya beda gitu ga sih Will? padahal cantik banget, tapi kenapa pakaiannya begitu yaa. terlalu sederhana, apa dia orang miskin yaa? iya kan Jord?" Aldi meminta persetujuan Jordy. Jordy diam saja.
" Jangan kurang ajar Al, " suara wanita yang dibelakangnya itu memelototi Aldi
" Aku ga kurang ajar... memang kalau pertama ketemu yang dilihat kan penampilannya Ci ", Cici meninju perut Aldi .
" Urus aja kekasihmu si Amel.. kalau ngamuk lagi , matilah kau", Cici menggerutu pada Aldi.
" Jord kenapa? ", Willy mengagetkan Lamunan Jordy yang sedari tadi matanya masih mengikuti langkah sosok gadis yang barusan dibantunya.
" Gapapa, ayoo. Aku mau ngopi dulu " , Jordy melangkah pergi, diikuti oleh ketiga sahabatnya , Cici , Willy dan Aldi.
***
" Reen.. cowo-cowo tadi ganteng-ganteng gak sih ? " Qaila menyikut Reene.
" Ganteng ? mana ada ... ", Reeneta masih memikirkan Cowo yang memegang tangannya tadi, entah kenapa sepertinya cowo itu mampu membuat Reene penasaran . 'dia siapa yaa?' tanya Reeneta dalam hati.
" Ganteng tau Reen.. kamu pilih yang mana deh? kayanya mereka se jurusan sama kamu , Kaos yang tadi dibelinya warna Kuning semua. Kayanya mereka anak- anak Konglomerat deh yang bakal mewarisi perusahaan ayahnya", kata Qaila.
Reene diam saja , sampailah mereka mereka di Toko Bunga.. benar saja disini ramai orang - orang belanja keperluan OSPEK. Reene dan Qaila segera mencari apa yang mereka butuhkan.
" Akhirnya , selesai juga, ngopi du yuuk Reen..", ajak Qaila.
" Lah.. ga langsung pulang aja Qai? aku buatkan kopi di kosan ?" , jawab Reeneta.
" Akku mau di Cafe Coffee More lah.. disana baristanya ganteng banget tau, ayolah sekali-kali kakak traktir", Qaila melangkah senang, Reene berjalan disampingnya dengan langkah berat.
***
Qailaa duduk di teras Cooffee More, Reneta mengikuti di duduk. Cooffee More dekat dengan kampus Global dan merupakan tempat nongkrong paling hits untuk para mahasiswa kampus Global.
" Besok kita harus sering nongkrong disini Reen.. baristanya cakep-cakep dahh", Qaila melirik kesana - kemari.
" Siap boskuu.. ", Reeneta melihat menu lalu memilih americano no sugar.
" Kamu suka yg pait2 yaa? dari dlu kalo diajak ngopi selalu yang pait ," tanya Reeneta
" Yaaa .. gimana dong orangnya udah manis kan ? " , Ledek Reeneta.
Qaila mengumpat dan pergi ke kasir.
Reeneta menatap sekeliling dan matanya bertemu dg mata teduh yang sepertinya ia kenal. Reeneta menatap kuat, dua pasang mata disana juga balik menatap balik dg erat.
' ahh itu anak td yg bertemu di mall kan , ' bisik reeneta dalam hati
' dia memang tampan .. dan kenapa aku seakan ingin menatap dia terus sihh.. ' Mata itu masih mengikuti Reeneta. Reeneta memalingkan pandangan .. mencari kesibukan lain.. tapi tag didapatnya..
' ahh sepertinya kalo punya hp akan sedikit berguna , aku canggung sekali ' Reeneta merasa malu karna sepasang mata itu masih mengikutinya .. padahal Reeneta sdh tidak menatapnya .
***
Di Meja lain ,
" Jord, liat apa sihh.. asyik bener ?", Aldi membuyarkan lamunan Jordy. tapi Jordy tetap diam tidak menjawab pertanyaan Aldy.
" Wajah itu.. wahh.. gadis cantik yg bertemu di mall tadi kan ?", Aldy tersenyum senang seakan melihat bidadari.
" Aku mau coba kenalan ahh.. ", Aldy Hendak berdiri.. tapi dicegah Jordy.
" Duduk lu.. jangan deketin pacar orang", Jordy meminum lagi kopinya.
" Emang kamu kenal jord ?" , Cici bertanya curiga.
" Jangan - jangan pacar musuh mu yaa. kok dari tadi dilihat segitunya ", Aldy pun mulai penasaran. Willy masih menimbang mungkinkan mereka mengenal gadis itu.
" Kamu benci yaa sama gadis itu ", Aldi masih nyerocos .
Jordy masih diam.. dihirup lagi Vape nya.. membentuk bola.bola asap yang indah.
Cewe cewe di meja sebelah mereka histeris melihat pemandangan itu.. Jordy memang sangat tampan.
Apalagi saat menghirup Vapor terlihat semakin keren .
Qaila membawa nampan dg pesanan mereka berdua.
" Itu anak yg di meja sebrang bukanya orang tadi yaa" Qaila tersenyum ke arah Reeneta .
" Cowok yang paling ganteng abis liatin elu dah Reen ", ledek Qaila. Reeneta tersenyum, dalam hatinya berkata
'dari tadi itu.. sampe salting gini akuu'.
Kira-kira setengah jam mereka ngobrol, ponsel Qaila berdering.
" Hallo .. iyaa mah . Qai udah beres belanja.."
"appaaa? Qai langsung kesana mah .. " , Qaila terlihat gugup.
" Kenapa Qai?", melihat sahabatnya bergetar karena kaget, Reeneta tak kuasa ikut panik.
" Arnold kecelakaan Reen.. aku mau kerumah sakit sekarang. kamu gimana mau ikut ? " , tanya Reeneta.
" Aku langsung pulang aja Qai ", tak enak hati Reeneta sebenarnya juga kenal dengan Arnold .. tapi kalau dia ikut pasti akan sangat merepotkan Qaila nantinya .
" Kamu gapapa . nanti pulang gimana? aku antar pulang dulu yaa", Qaila masih memikirkan Reeneta.
" Kamu tenang aja.. aku bisa pulang sendiri. kamu hati-hati yaa.. pokonya kamu harus tenang nyetirnya . aku gapapa oke.. sekarang kamu balik duluan deh", Reeneta menenangkan Qaila.
Qaila mengangguk dan mencium pipi Reeneta dan langsung berlari menuju parking area. Reeneta memandang Qaila yang berlalu , dia masih terdiam di mejanya.. 10 menit kemudian ia menghabiskan kopinya dan bersiap berdiri untuk pulang.
Dari kejauhan Jordy masih menatap langkah Reeneta yang berlalu.
" Aku pulang duluan ", Jordy berkata pada teman temannya .
" Aku ikut kamu lah jord.. kalau ditinggal disini jadi obat nyamuk lahh akuu" , kata Aldy sambil berdiri.
" aku ada urusan, nanti kamu pulang lah sama Willy..OK.
Will Cicii aku duluan", Jordy melangkah.. berlari mengejar siluet orang yang dari tadi dipandanginya.
***
" Nahh ketemu..." bisik Jordy dalam hati. Dia melihat Reeneta duduk di halte sendirian.
Reeneta menatap jam tangannya.
" Apa udah ga ada angkutan lewat yaa ? baru setengah 6 ini", Reeneta bicara sendiri, dia mulai panik.. tiba-tiba gerimis turun menambah kepanikan Reeneta.
" Yaaah... kok hujan ", pekik Reeneta.
Sambil tersenyum merasa seakan keadaan perpihak padanya Jordy menghampiri Reeneta.
" Maaf ", Jordy memulai bicara pada orang yang sedari tadi mengacaukan pikirannya. Reeneta menoleh, dilihatnya lelaki yang dari tadi jugamembuatnya penasaran.
" Ahh iyaa.. kamu juga mau nunggu angkot ?", Reeneta menggeser badannya memberi tanda pada Jordy untuk duduk .
Jordy tersenyum dalam hatinya ia berkata ' aku gak pernah naik angkot ' tapi ia menyambut tanda Reeneta dan duduk.
" Aku ingin bicara denganmu", kata Jordy.
" Ahh.. aku ? kenapa ?", Reeneta menoleh pada Jordy.
" Siapa namamu ?", tanya Jordy.
" Reeneta , " Reeneta menatap Jordy , dikiranya tampang Jordy sangat tidak bersahabat dan tidak mungkin mau menyapa dirinya.. tetapi ini.. justru kebalikannya ..
" Aku belum pernah berkenalan dengan orang lain sebelumnya, Ahh maksudnya aku belum pernah meminta kenalan dengan orang asing terlebih dahulu", kata Jordy
" Aku juga ",. Reeneta menimpali, Jordy tersenyum.
" Gak ingin tau nama ku ?", Jordy kembali bertanya.
" Kamu bisa mengenalkan dirimu padaku jika kamu mau ", kata Reeneta datar dan Jordy masih tersenyum.
" Aku bukan orang jahat , mau aku antar pulang, ? sepertinya akan hujan deras", kata Jordy.
Reeneta menatap sekeliling dan benar gerimis makin deras , Jordy mengulurkan tangannya.. ini akan menjadi pertama kalinya Reeneta memegang tangan pria. Ia masih menimbang tapi karna tag ada pilihan dari tadi juga tak ada angkot lewat Reeneta menyambut tangan Jordy. Jordy menggenggam tangan Reeneta.
Jordy mengajaknya berlari ke arah mobilnya.. Tepat setiba mereka didalam mobil hujan turun sangat deras .
###
Ilustrasi Jordy
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!