NovelToon NovelToon

Misteri Cinta Remaja

Awal SMA

Tepat hari ini adalah hari pertama bagi seorang gadis masuk ke jenjang sekolah lebih tinggi. Gadis dengan postur tubuh ideal, rambut panjang terurai, kulit putih bersih, bibir tipis berwarna merah muda. Ia bersekolah di SMA 1 Harapan Indah.

Salsa Adelia Putri seorang gadis yang dibilang tidak terlalu mudah bergaul, memiliki sikap cerewet jika telah mengenalnya begitu dalam. Ia memiliki kelebihan yang selalu menjadi kebanggan kedua orang tuanya. Anak yang cerdas dan berprestasi di segala bidang.

Salsa memasuki kelas X IPS 4 namun ia merasa kesepian karena semua siswa maupun siswi yang ada di dalam sana begitu asing baginya.

Seorang wanita bertubuh ideal yang merupakan salah satu siswi di kelas ini menghampirinya.

"Hai, nama kamu siapa?" tanya siswi itu.

"Namaku Salsa, nama kamu siapa?"

"Namaku Hazrina, kita bisa berteman ya!" ajaknya.

Salsa menanggapinya dengan senyuman, "Boleh."

"Salsa, mari duduk satu bangku denganku. Kebetulan aku tidak punya teman di kelas ini ..." lirih Hazrina dengan penuh permohonan.

"Baiklah," jawab Salsa singkat sebari tersenyum.

Hazrina adalah salah satu siswi baru sama seperti Salsa. Namun ia memiliki sikap yang sedikit pemalu, tidak terlalu mudah dalam bergaul. Sikapnya yang selalu menjengkelkan karena ia salah satu penggemar setia aktor, aktris hingga boyband Korea.

Setelah lama mengobrol dan saling mengenal satu sama lain. Seorang siswi berwajah manis dengan kulit berwarna putih natural menghampiri Salsa dan Hazrina.

"Hai, bolehkah aku bergabung disini?" tanyanya.

"Tentu saja boleh. Salam kenal ya, aku Hazrina." Mengulurkan tangannya dan diraih oleh siswi itu.

"Perkenalkan, namaku Salsa." Melakukan hal yang sama seperti Hazrina, begitu pun sebaliknya.

"Iya, perkenalkan juga namaku Mega."

"Salam kenal Mega, semoga kita bertiga bisa berteman dengan baik ya," ujar Hazrina.

Mega hanya membalas dengan sebuah anggukan.

Mega, salah satu siswi baru di SMA 1 Harapan Indah. Memiliki sikap yang agresif, tidak mudah bergaul dengan orang baru, mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi. Ia juga memiliki persamaan dengan Hazrina. Ya, sama-sama penggemar Korea.

"Oh iya, aku punya video korea loh. Kalian mau nonton?" tanya Hazrina.

"Boleh juga tuh," sahut Salsa dan Mega secara bersamaan.

Hazrina pun mengeluarkan sebuah laptop dari tasnya. Ia menyalakan layar laptopnya, muncul background foto salah satu boyband Korea. Ia juga membuka beberapa file, semua file itu berisi musik, foto, video Korea.

Mega yang melihat itu tertegun, tersenyum simpul menatap ke arah Hazrina. Di saat semua orang sibuk dengan kehidupannya mengagumi salah satu ciptaan tuhan namun Salsa hanya cuek saja, ia tidak begitu menyukai Korea.

Kebetulan hari ini masih bebas, para guru sedang melaksanakan rapat. Maka dari itu ini kesempatan bagi semua siswa mau pun siswi memanfaatkan dengan semaxsimal mungkin waktu yang luang untuk bermain, mengobrol, berkumpul dan makan di kantin.

Kapan lagi coba, di sekolah bisa bebas begini?

Hazrina pun mulai menyalakan sebuah video drama korea yang berjudul legend of blue sea.

Mega dan Hazrina menonton dengan serius dan sangat antusias. Sesekali mereka tertawa lalu lama-lama menangis, saling berpelukan.

Apa kabar dengan Salsa?

Ya, dia hanya menatap heran pada kedua temannya itu. Ia berpikir, "Apa serunya si nonton yang beginian?"

Hingga beberapa jam kemudian, tidak terasa keasyikan menonton video drama korea akhirnya bel sekolah pun berbunyi. Hazrina dan Mega menampakkan wajah murung. Salsa menahan tawa melihat kedua temannya itu.

Saat itu juga mereka semua bersiap-siap untuk pulang karena sekolah dibubarkan. Menurut informasi, para guru akan menghadiri sebuah pesta pernikahan salah satu guru di SMA 1 Harapan Indah.

Mereka bertiga pun berjalan bersama saling berpegangan tangan. Hazrina dan Mega tengah sibuk membicarakan Korea namun Salsa hanya menjadi pendengar yang baik bagi kedua sahabat barunya.

Hari ini Salsa bahagia karena memiliki kedua sahabat baru. Meski pun ia baru mengenal kedua sahabat barunya tapi mereka terasa sudah sangat dekat bahkan mungkin sudah bisa dikatakan seperti sahabat lama.

Jarak tempuh dan arah rumah yang berbeda akhirnya mereka berpisah.

Tepat di pinggir jalan raya, Salsa melihat seseorang yang sedang duduk di sebrang sana. Tubuh yang seperti ia kenal tapi entah ia tidak bisa mengingat siapa orang itu.

Tampak seorang pemuda bertubuh sispek, berkulit putih. Sayangnya Salsa tidak mengenali dengan jelas siapa pemuda itu padahal ia merasa pemuda itu tidak begitu asing baginya.

Hingga beberapa menit berlalu, ia terus memperhatikan pemuda itu namun tetap saja ia tidak bisa mengingat satu nama saja. Mungkin hanya waktu yang akan menjawabnya.

Tak berapa lama kemudian, Salsa menghentikan sebuah bus. Setiap hari ia selalu menaiki bus dikarenakan orang tuanya tak mampu membelikannya motor. Ia sampai berpikir untuk biaya sekolah sepertinya harus bekerja. Ia akan membicarakan itu pada kedua orang tuanya.

Sampailah di sebuah pemukiman yang lumayan jauh dari jalan raya. Salsa harus berjalan kaki menempuh rumahnya.

Hanya sekitar lima belas menit, ia sudah sampai di rumahnya. Ia duduk termenung sebari membuka tali sepatunya. Ia sangat penasaran dengan pemuda di sebrang jalan raya itu yang sepertinya tidak asing saat melihatnya. Tapi entahlah itu bukan saatnya memikirkan siapa pemuda tadi.

Ia berlalu masuk ke rumah dan mengucapkan salam lalu menghampiri kedua orang tuanya yang tengah berkumpul di ruang makan. Salsa mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Satu hal yang membuat ia ragu, ia mengatakan ingin bekerja untuk membantu meringankan beban kedua orang tuanya. Tentu hal itu tidak di setujui oleh ayah dan ibunya karena takut mengganggu konsentrasinya dalam belajar.

Lagi pula ayahnya masih sanggup untuk membiayainya sekolah. Salsa hanya menurut dan akan terus belajar dengan sebaik mungkin. Ia tidak akan pernah mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah berjuang untuk menyekolahkan Salsa hingga jenjang yang lebih tinggi.

Setelah itu Salsa berlalu memasuki kamarnya, bersiap-siap untuk membersihkan sekujur tubuhnya yang terasa sangat lengket.

Di bawah guyuran air yang mengalir, membasahi permukaan tubuhnya. Ia teringat kembali pada pemuda itu, entahlah pemuda itu seperti jelangkung yang selalu datang dan pergi tanpa permisi. Entah apa yang membuatnya begitu penasaran dan ingin mengetahui siapa pemuda itu.

Tolong seseorang untuk memberi tahu siapa pemuda itu!

Pesan dari Seseorang

Setelah beberapa jam yang lalu, tak terasa malam pun semakin larut. Salsa masih belum juga memejamkan kedua matanya. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang tidak begitu luas. Seketika pikirannya melayang jauh mengingat masa lalunya saat bersama seorang pria.

Tapi entahlah apa pria itu masih mengingatnya atau sudah melupakannya?

"Ah ... aku ini kenapa, memikirkan orang yang sudah menjadi masa laluku. Bahkan aku tidak tahu dia masih mengingatku atau tidak!" ucap Salsa menggerutu.

Ia merasa bahwa ini akan selalu menjadi beban bagi hatinya. Ia sangat menginginkan jika waktu bisa bersahabat dengannya lalu mengulang semua masa lalu yang pernah ia lewati. Ia akan memperbaiki masa lalu itu.

Andai saja waktu bersahabat denganku, mungkin aku tidak akan melukainya. Gumamnya dalam hati.

Drrtt ... Drrtt ....

Suara getaran ponsel menyadarkan Salsa dari lamunannya. Salsa meraih ponsel itu, ia tampak kebingungan menerima pesan dari nomor asing. Seingatnya dia belum pernah memberikan nomor ponsel ke temannya, hanya keluarganya saja yang tahu. Ia juga berpikir mana mungkin ini pesan dari Hazrina atau pun Mega secara mereka berdua belum sempat bertukaran nomor.

Salsa mengabaikan pesan itu, tak berapa lam muncul kembali pesan di facebook dari akun facebook tanpa disertai foto pengguna atau identitas sepertinya itu akun facebook yang baru terdaftar. Salsa sangat penasaran dengan kedua pesan yang secara bersamaan muncul.

Lalu ia mengetik beberapa kata di ponselnya lalu mengirimkannya.

Salsa: Mohon maaf anda siapa dan ada keperluan apa?

Beberapa menit kemudian, ponselnya kembali bergetar sebuah balasan dari orang misterius itu.

Tanpa nama: Maaf jika aku mengganggumu, apa kamu sudah melupakanku?

Salsa berpikir sejenak, ia mengingat siapa orang yang mengirim pesan ini. Namun nihil, ingatannya seketika hilang. Ia jadi merasa pusing sendiri. Ia pun berniat membalas kembali pesan itu dan menanyakan siapa orang ini sebenarnya.

Salsa: Maaf aku sedikit lupa, memang kamu siapa? apa kamu mengenalku?

Namun setelah itu tidak ada jawaban kembali. Salsa seketika melamun dan memikirkan siapakah orang yang tadi mengirim pesan sehingga itu membuat kepalanya pening hingga ia terlelap dalam tidur.

***

Fajar yang mulai menyinari celah jendela kamar Salsa. Kicauan burung yang sangat merdu ditambah udara yang menyejukkan tubuh.

Pagi ini, ibu Salsa yg bernama bu Meila membangunkan Salsa dari tidurnya yang di penuhi tanda tanya.

"Nak, ayo bangun!" sahut bu Meila sebari membukakan gorden jendela.

Cahaya fajar pagi itu menyilaukan mata Salsa yang masih terpejam hingga ia perlahan membuka matanya, melihat bu Meila yang berada di kamarnya.

"Huuaa ... bentar lagi ya bu, lima menit lagi," sahut Salsa seketika menarik kembali selimutnya sampai menutupi setengah lehernya.

"Nak, bangun ini sudah siang. Lihatlah sebentar lagi jarum jam menunjukkan jam tujuh. Kamu tidak mau kesiangan, kan?" tanya bu Meila seketika membuat Salsa terperanjat bangun, membelalakkan matanya melirik ke arah jarum jam.

"Ya ampun ibu, kenapa tidak membangunkanku?" ucap Salsa sebari mengambil handuk berlalu memasuki kamar mandi.

bu Meila hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya. Ia berlalu keluar dari kamar Salsa untuk menyiapkan sarapan pagi.

Tak lama setelah mandi, Salsa terburu-buru mengambil pakaian di lemari nya lalu dengan cepat mengancingkan satu persatu kancing baju seragamnya. Setelah rapi, ia menyisir rambut lalu meraih tasnya. Berlalu menuju meja makan, membawa roti selai nanas dengan cepat dan berpamitan pada ibu Meila.

Dua puluh menit berlalu akhirnya Salsa sampai di sekolah lalu tidak sengaja di pintu gerbang yang sebentar lagi akan tertutup bertemu dengan Hazrina dan Mega. Mereka bertiga berlarian memasuki sekolah menuju kelas karena takut terlambat.

***

Saat tiba di kelas mereka serentak berlarian menuju ke meja masing-masing. Berbeda dengan Salsa yang berjalan santai seolah-olah merasa sedang baik-baik saja.

"Hei, Salsa cepat kamu duduk nanti ada guru kamu bisa kena marah!" teriak Hazrina memperingatkan.

"Iya Hazrin, kamu bawel banget si,"jawab Salsa menyerngitkan dahi.

"Kalian ini baru saja kita kenal, sudah ribut saja," ledek Mega sambil menjulurkan lidahnya.

"Terserah kita, dong," jawab Hazrina dan Salsa serempak.

Beberapa menit kemudian, seorang guru memasuki kelas lalu memberikan tugas untuk di kerjakan lalu setelah itu di kumpulkan pada ketua murid kelas X IPS 4. Menurut informasi, para guru sedang sibuk dan harus melaksanakan rapat kembali.

Salsa teringat kembali dengan seseorang yang semalam mengirimnya pesan seperti dihantui dengan rasa penasarannya itu. Ia terus memikirkan dari siapa pesan itu.

Melihat Salsa melamun trik jahil Hazrina muncul.

"Hei Salsa jangan melamun nanti kesambat loh," ledek Hazrina yang menakuti Salsa.

"Ih ... apa si Hazrin, a-ak-aku tidak memikirkan siapa-siapa kok," jawab Salsa gugup.

"Terus kalau tidak memikirkan siapa-siapa lalu kenapa kamu melamun?"tanya Hazrina penasaran.

Terjadi keheningan diantara Salsa dan Hazrina. Mega pun seketika ikut memperhatikan Salsa dan mencari tahu apa yang membuat sahabatnya ini melamun.

"Hei, kalian kenapa? ada apa nih sepertinya sangat serius?" tanya Mega penasaran.

"Tidak apa-apa kok, mungkin Hazrina lagi galau," sahut Salsa meledek.

Hazrina tersadar dalam lamunannya lalu berkata, "Eh, aku tidak melamun kok. Bukannya terbalik ya Sa, kamu yang melamun," ungkap Hazrina.

Seketika Salsa hendak menjawab, untung saja tamu tak di undang menyahut memecahkan obrolan mereka bertiga.

"Ya ampun, kalian bukannya cepat selesaikan tugasnya, ini malah mengobrol!" bentak Firman selaku ketua murid di kelas ini.

"Maaf pak ketua yang baik hati dan galak, kita bertiga sedang mengerjakannya kok," pekik Salsa.

"Baguslah, kalau begitu cepat selesaikan!" bentak Firman.

Seketika ketiga siswi itu menutup telinganya karena suara Firman yang cukup nyaring.

"Ayo, cepatlah kita selesaikan tugas ini!" bisik Hazrina.

"Ah, baiklah."

Firman yang mendengar bisikkan mereka, kembali membalikkan tubuhnya menatap tajam ke arah ketiga wanita itu. Seketika mereka saling bersitatap, membuat nyali ketiga wanita itu menciut.

"Sungguh ketua murid yang kejam," ungkap Mega berbisik ke telinga Salsa.

Salsa yang mendengar bisikkan Mega, seketika merasakan hembusan nafas yang menerpa telinganya membuat ia tertawa geli.

Menyontek

Satu jam berlalu akhirnya tugas itu di selesakan dengan baik dan tepat waktu. Mereka bertiga segera mengumpulkannya pada Firman.

***

Beberapa menit kemudian, bel istirahat berbunyi. Salsa mengajak Mega dan Hazrina ke kantin lalu membeli beberapa makanan.

Mereka sekarang sudah berteman sangat akrab dan merasa memiliki seorang saudara. Hazrina yang selalu membuat Salsa dan Mega tertawa karna tingkah konyolnya yang suka berjoget ala Korea.

"Kamu ini badan saja yang besar tapi perilaku masih seperti anak kecil," sahut Salsa meledek Hazrina yang sedari tadi berjoget ala Korea.

"Tidak apa-apa dong, lagi pula ini asyik loh. Ayo Mega ikut joget juga!" ajak Hazrina sebari terus berjoget dengan lantunan musik Korea.

"Dasar ya anak ini." Mega menggelengkan kepala melihat tingkah konyol Hazrina.

***

Tiba-tiba ponsel Salsa berbunyi menunjukkan pesan dari seseorang itu lagi. Salsa semakin bingung.

Siapa sebenarnya orang yang terus mengirimi pesan itu?

Salsa merasa risih dan bingung, ia ingin bercerita kepada Mega dan Hazrina namun ia merasa tidak perlu bercerita karena ini masalah pribadinya.

Salsa sibuk mengetik kembali teks di ponsel lalu mengirimnya.

Salsa: Sebenarnya kamu ini siapa? ada perlu apa? tolong katakan, apa maumu? aku bingung karena aku tidak mengenalimu. Jadi, tolong jelaskan apa tujuanmu hingga kamu terus mengirimiku pesan.

Tak berapa lama muncul pesan kembali.

Mungkin kamu sudah melupakanku. Baiklah aku tidak akan mengirimimu pesan lagi.

Eh apa maksudnya ini?

Aku bahkan tidak mengenalinya. Ayolah Sa, jika kamu kenal maka ingatkanlah siapa orang ini. Gumamnya.

Salsa : Jika kamu tidak menjelaskan dan tidak memberitahuku, aku tidak akan mengenali siapa kamu. Aku bahkan tidak siapa namamu dan wajahmu.

Tak ada balasan kembali, itulah yang membuat Salsa merasa kesal dan jengkel. Ia paling tidak suka menerima pesan dari orang yang tidak ia kenali

Banyak sekali hal yang tidak bisa di pungkiri, padahal Salsa memiliki masa lalu yang indah ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Namun semua itu seketika berubah semenjak ia beranjak sekolah menengah atas, semua rasa itu tercampur aduk. Entah mungkin karna sekarang ia sudah mulai dewasa.

***

Sementara itu Hazrina tidak berhenti berjoget ala Korea sedangkan Mega tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Hazrina. Di tempat ramai pun Hazrina tidak malu, hidupnya seperti tidak ada beban sama sekali.

Sungguh memang sahabat Salsa yang satu ini sangat langka.

Tak terasa bel tanda masuk sudah berbunyi, semua siswa langsung memasuki kelas kembali.

Saat jam pelajaran berlangsung, kebetulan ini jam pelajaran inggris. Guru bahasa inggris yang bernama bu Cucu memberi tugas Listening.

Salah satu sekretaris bernama Mila menulis di papan tulis, sebagian kata ada yang dikosongkan untuk diisi oleh siswa.

Niat licik pun terlintas dipikiran Salsa dan Hazrina karena tempat duduk mereka paling belakang akan sangat mudah sekali untuk mereka membuka ponsel lalu searching google mengenai teks yang harus dilengkapi tersebut.

Tidak membutuhkan waktu lama, Salsa sudah menemukan jawabannya begitu pun dengan Hazrina.

"Hazrin, aku sudah dapat jawabannya," sahut Salsa berbisik sambil menyembunyikan ponsel di rok yang ia pakai.

"Aku juga sudah tahu jawabannya," jawab Hazrina sambil sesekali ia melirik ke guru karena takut ketahuan.

Mega yang sedari tadi melirik kesana kemari, lalu melihat ke arah Salsa dan Hazrina yang tengah sibuk menyembunyikan ponsel di balik rok. Mega melihat yang dilakukan Salsa dan Hazrina membuat keduanya terkejut namun ternyata ....

"Suutt ... Kalian ih, kenapa aku tidak di kasih tahu jawabannya," ucap mega berbisik dan mendengus kesal.

"Jangan berisik, nanti aku kasih tahu!" bentak Hazrina gemetar mungkin karena takut ketahuan.

Setelah itu semua selesai dan berjalan sesuai rencana hingva akhirnya Hazrina dan Salsa mendapat nilai 90 karena mungkin ada sebagian yang sengaja mereka isi dengan jawaban yang salah supaya tidak membuat orang lain curiga dengan nilainya. Sementara itu, Mega mendapat nilai 85 mungkin pemikiran Mega sama juga seperti Salsa dan Hazrina.

Tak terasa jam pulang sudah memberitahu melalui suara bel. Mereka bertiga pun membereskan buku lalu memasukkannya ke dalam tas.

Setelah semua siap, mereka berdua keluar kelas dan tertawa saling meledek atas ulahnya yang menyontek tadi. Hazrina masih terlihat gemetaran. Ia bercerita katanya baru pertama kali menyontek. Salsa juga sebenarnya pertama kali dalam hidupnya ia menyontek. Akan tetapi ia paling bisa mengendalikan dirinya untuk bersikap biasa saja.

Mega hanya tertawa menanggapi pernyataan kedua sahabatnya itu karena ia sudah ahli dalam menyontek.

Setelah melewati gerbang sekolah, mereka bertiga berjalan beriringan, saling berpegangan tangan. Wajah ceria terukir jelas di mata mereka bertiga.

"Hei, kita ke alun-alun dulu yuk!" ajak Hazrina menarik kedua tangan sahabatnya.

Dengan sumeringah Salsa dan Mega mengangguk. Mereka bertiga berkeliling menatap dan mengagumi keindahan alun-alun kota X.

Tepat di dekat air mancur, mereka berfoto bersama. Tertawa, berpelukan, bertingkah layaknya anak kecil. Melupakan semua beban dalam diri masing-masing.

"Kalian pernah berpikir tidak?" tanya Mega memasang wajah cemberut.

"Ya, berpikirlah Mega. Kita kan, manusia," jawab Salsa tertawa.

Namun Mega semakin memasang wajah cemberut.

"Kamu kenapa Mega, kok cemberut begitu?" tanya Hazrina.

Tiba-tiba Mega meneteskan air mata membuat Salsa dan Hazrina menatap bingung. Mereka berdua mendekati Mega lalu memeluknya.

"Kamu kenapa?"

"Mega, kamu ada masalah ya?"

"A-ak-aku hanya sedih ...." lirihnya.

"Sedih kenapa?"

"Hanya punya waktu beberapa bulan lagi bersama kalian. Bahkan rasanya baru kemarin kita berkenalan dan bersama."

"Kenapa harus sedih?"

"Nanti kan, kita bisa satu kelas lagi."

"Tapi mungkin kita tidak akan satu kelas lagi karena aku akan pindah kelas."

"Tapi setidaknya kita masih satu sekolah kan, masih bisa bertemu."

Mega terus menitikkan air mata, memeluk kedua sahabatnya. Salsa dan Hazrina pun membalas pelukan Mega. Sangat lama dan sangat erat mereka berpelukan.

"Aku berharap semoga persahabatan kita akan terus abadi untuk selamanya."

"Iya, semoga."

Setelah berlarut dalam kesedihan, mereka bertiga pun melanjutkan untuk bersenang-senang. Bermain di sekitar taman yang di penuhi tanaman bunga-bunga. Mengundang kupu-kupu untuk hinggap dan berterbangan di atas bunga.

Kupu-kupu yang sangat indah melengkapi kebersamaan mereka. Sungguh persahatan yang takkan pernah tergantikan.

Lihatlah seperti kupu-kupu disana, mereka selalu terbang beriringan. Meski pun pada akhirnya mereka berpisah dengan jalan yang berbeda.

Hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat, mereka segera pulang ke rumah. Mega dan Hazrina munggu sebuah taksi di dekat jalan raya. Sementara Salsa, menunggu bus. Hingga akhirnya mereka berpisah arah tujuan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!