NovelToon NovelToon

Maukah Denganku

Break atau putus

Malam itu Diva melihat Indra datang dari balik jendela kaca rumahnya.Diva langsung menyambut Indra di depan pintu dan tersenyum manis melihat Indra turun dari motornya.

"Assalamua'laikum Diva",Indra mengucapkan salam dengan berjalan mendekati Diva."Wa'alaikum salam Indra",jawab Diva dengan tersenyum berharap Indra pun membalas senyumannya.Diva merasa aneh"kenapa Indra sama sekali tidak tersenyum? apa ada yang salah denganku?"gumam Diva dalam hati.Selama pacaran Indra sangat menyukai senyum manis Diva. Indra selalu menggoda dan merayu Diva agar bisa melihat Diva tersenyum.

"Silahkan duduk Indra",Diva mempersilahkan Indra duduk di kursi teras rumahnya. Indra duduk dan sama sekali tidak menatap Diva yg masih tersenyum dan duduk di samping Indra. Sudah 1 bulan Indra tidak menemui Diva kesal tapi rindu menyelimuti hati Diva.

"Ndra knp sebulan terakhir ini kamu tidak ada kabar? semua chatku jg nggak kamu balas,aku telpon nggak pernah diangkat.kamu juga nggak pernah menelponku?"Diva mencecar banyak pertanyaan kepada Indra.

"Ponselku terjatuh dan layarnya pecah aku tidak bisa membaca chat dan telepon,"jawab Indra agak dingin."Diva sepertinya kita break aja, kita terlalu sibuk dengan kesibukan kita",Indra melanjutkan perkataannya.

Diva dan Indra sudah 1 tahun berpacaran sejak menjelang kelulusan SMA.Setelah lulus SMA Indra kuliah di Universitas Islam,dan Diva memilih bekerja di gudang besi yang kebetulan menerima karyawan lulusan SMA.

"Maksudnya apa Indra?",tanya Diva bingung. "Aku mau kita memperbaiki hubungan kita Diva, kamu sibuk dengan pekerjaanmu aku sibuk dengan kuliahku.Aku mau kita break dulu sampai kita bisa meluangkan waktu kita untuk memulai hubungan yang lebih baik."jawab Indra dengan memandang jauh ke depan.

Diva yang daritadi menatap Indra tercengang mendengar perkataan Indra itu.

Indra langsung berdiri usai mengatakan itu dan pamit"ku rasa aku hanya ingin mengatakan itu padamu Diva. Aku pulang dulu masih banyak tugas kuliah yang harus aku kerjakan."Indra pun pergi menaiki motornya tanpa melihat Diva yang masih bingung dengan perkataannya tadi.

"Siapa yang datang Diva?,"tanya ibu Diva dari dalam rumah mengagetkan Diva yang masih bengong."Indra bu, sudah pulang dia,"jawab Diva sambil berjalan menuju kamarnya."Sudah pulang?cepat sekali?",tanya ibu penasaran. "Diva sudah putus dengan Indra bu.Diva masuk kamar dulu ya bu,ngantuk nih", jawab Diva yang mengartikan kata break sama dengan putus.

"Bagus deh kalau sudah putus,"kata ibu sambil tersenyum kecil sambil berjalan menuju dapur.

Di kamar Diva bersiap tidur, sebelum memejamkan mata Diva teringat perkataan Indra dan bergumam sendiri,"kenapa nggak putus sekaliyan aja, dia mau menggantung aku diih...! nggak jelas! sudah kuanggap putus aja.aku nggak akan menunggunya kembali."Diva menarik selimut dan tidur.

Baru memejamkan mata sejenak ponselnya berbunyi. " Siapa sih telpon malam-malam baru juga mau ketemu mimpi",gerutu Diva sambil mengambil ponselnya. "Niki, ada apa say?mengagetkanku saja aku baru mau tidur nih!", Diva mengangkat telpon yang ternyata teman SMAnya dulu.

"Maaf Diva aku ganggu ya",jawab Niki dari balik telpon. "Gapapa kok,santai aja. kenapa?",tanya Diva penasaran karena ngga biasanya Niki telpon malam-malam gini.

"bagaimana hubunganmu sama Indra?apakah baik-baik saja?"tanya Niki

"udah putus baru aja tadi,emang kenapa Nik?",jawab Diva yang masih kesal mendengar nama Indra.

"syukurlah kalau udah putus, tadi siang aku melihat Indra jalan sama cewek di mall. Mereka terlihat mesra gitu kayak orang pacaran. tadinya mau aku sapa tapi saat Indra melihatku dia langsung menjauh dengan menggandeng cewek itu.seolah-olah dia tidak mengenalku. kesel juga aku Div",jelas Niki dengan nada kesal ."tapi kamu gapapa kan aku ceritain ini sama kamu?",lanjut Niki dengan nada cemas Diva akan sedih mendengar ceritanya.

"ooh jadi begitu, baiklah aku nggak kan menyesal putus dengannya. Aku gapapa kok Nik, tenang aja. Dari dulu memang aku sudah ngga yakin sama Indra",jawaban Diva menenangkan Niki.

"ya Diva, jangan sedih kamu pasti akan mendapatkan cowok yang tulus dan setia sama kamu", ujar Niki menyemangati Diva.

"aamiin... aku berharap juga begitu Nik. Aku sudah capek pacaran putus pacaran putus capek tau. Aku mau pacaran yang akhirnya bisa menikah dan hidup bahagia",Diva mengungkapakan harapannya kepada sahabatnya itu.

"Aamiin",jawab Niki.

"ya udah Diva, maaf sudah mengganggu waktu istirahatmu. Aku cuma ngga mau ada cowok yang menyakiti hati kamu dan buatmu sedih lagi. Setelah ini kamu harus lebih hati-hati memilih cowok ya, selamat malam Diva cantik",kata Niki yang akan mengakhiri telponnya.

"Ok, terimakasih Niki cantik.Selamat malam. Aku merasa lebih baik sekarang. Aku mau tidur dulu nih besok aku masih harus kerja. Thank's ya",Diva menutup telponnya lalu tertidur.

Keesokan paginya Diva agak terlambat bangun. Ibu Diva sudah menyiapkan sarapan untuk Diva dan berangkat kerja lebih dulu. Sejak ibu Diva bercerai dengan ayah Diva saat itu Diva masih kelas 2 SMA, ibu Diva harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan Diva.Kerena itu Diva memilih bekerja setelah lulus SMA,Diva hanya ingin meringankan beban ibunya.

Diva segera membungkus sarapannya untuk dimakan di tempat kerjanya nanti dan bergegas berangkat kerja dengan tergesa-gesa.

Jalanan begitu ramai pagi itu Diva kesulitan untuk menyebrang. Dan saat jalanan agak longgar Diva langsung lari menyebrang alangkah terkejutnya Diva tiba-tiba ada motor yang melaju kencang dari arah kirinya. Diva sontak menghentikan langkahnya dan menatap pengemudi yang hampir menbraknya itu.

Pengemudi itu pun menghentikan motornya. menoleh pada Diva. "ternyata kamu Indra!"teriak Diva. Indra pun langsung menjalankan motornya lagi dan tanpa menghiraukan Diva yang masih berdiri di tengah jalan.

"cowok macam apa sih dia sebenernya! tak punya hati! nyesel aku pernah pacaran sama dia!", Diva bergumam sendiri sambil berjalan ke tepi jalan.

Di pinggir jalan Diva menunggu angkot sambil melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 7.15. "duh mana sih angkotnya sudah hampir telambat ini!",gerutu Diva yang masih kesal dengan Indra.

Diva masih merasa shock-nya karena ulah Indra tadi, tiba-tiba ada pengemudi motor berhenti tepat di depan Diva. Diva kaget dan memperhatikan pengemudi motor itu seakan Diva mengenalnya.

"Diva, mau kemana?"tanya pengemudi motor itu. Diva diam belum mau menjawab,Diva masih ragu apakah benar Diva mengenalnya.

"Diva ini aku, Arfan",lanjut pengemudi motor itu sambil membuka kaca helmnya.

Arfan pun tersenyum menatap Diva dan berharap Diva masih mengingatnya.

bersambung.....

cinta lama datang lagi

"Arfan",Diva menyebut nama pengemudi motor itu. Diva tak mungkin melupakannya. Masih melekat dalam ingatan Diva, Arfan adalah seseorang yang pernah menjadi pujaan hatinya tapi juga pernah menyakitinya. Luka hati itu masih terasa pedih.

"Aku mau berangkat kerja Fan",jawab Diva dengan ekspresi datar.

"kerja dimana?",tanya Arfan sambil memandangi Diva yang menurutnya semakin terlihat cantik.

"di gudang besi dekat stasiun",jawab Diva sambil melihat arah datangnya angkot dan sesekali melihat jam tangannya.

"bareng aku aja Div, searah kok",ajak Arfan sambil tersenyum.

Diva ingin menolak tapi takut terlambat masuk kerja karena angkot yang ditunggu tak juga datang.

"baiklah",Diva pun terpaksa menyetujui ajakan Arfan.

Arfan segera turun dan membuka bagasi motornya mengeluarkan helm untuk dipakai Diva. Setelah memakai helm Diva pun naik membonceng motor Arfan.

Arfan merasa sangat senang bisa bertemu lagi dengan Diva. Arfan merasa ini adalah awal pendekatan Arfan dengan Diva lagi.

Arfan dan Diva berpacaran sejak kelas 2 SMP sampai akhirnya kelas 1 SMA mereka putus.

Sebenarnya Arfan sangat menyesal karena dulu pernah menyakiti hati dan menduakan cinta Diva. jika diberi kesempatan Arfan ingin menebus kesalahannya dengan menjadi lelaki yang setia untuk Diva.

diperjalanan Arfan mencoba membuka pembicaraan,"Diva kamu nggak dianter pacarmu?"tanya Arfan yang sebenarnya ingin tau Diva masih sama Indra atau sudah putus.

"siapa? Indra? dia nggak pernah mengantarku berangkat kerja",jawab Diva agak ketus.

"tapi kamu masih sama Indra?",tanya Arfan lagi karena belum mendapat jawaban yang diharapkan.

"aku sudah putus dengannya",jawab Diva singkat.

jawaban itu sudah membuat Arfan puas dan membuatnya tersenyum sendiri sambil mengendarai motornya.

saat berhenti di lampu merah," Fan! ciee... CLBK niiih....",ledek pengemudi motor yang berhenti di samping Arfan.

Diva dan Arfan sontak menoleh kesamping mencari tau suara siapa itu ternyata Dio teman SMA yang juga teman kuliah Arfan.

Arfan hanya tersenyum senang mendengar temannya meledek. Tetapi Diva merasa nggak nyaman karena Dio membonceng Alan sahabat dekat Indra yang juga melihat Diva membonceng Arfan.

"itu kan Alan, kenapa bisa sama Dio?",tanya Diva dalam hati. "pasti Alan mengadu ke Indra kalau aku balikan sama Arfan. Biarin ajalah udah nggak ada urusan aku sama Indra",umpat Diva dalam hati.

setelah lampu hijau mereka pun melajukan motornya lagi.

Diva memberanikan bertanya kepada Arfan "kamu kuliah dimana Fan?"

Arfan merasa senang Diva mau bertanya tentangnya "aku kuliah di Universitas Negeri, aku ambil pariwisata", jawab Arfan.

" satu kampus dengan Alan?",tanya Diva penasaran.

"iya, kenapa memangnya?",tanya Arfan sambil sedikit menoleh kebelakang.

"Gapapa, aku turun di depan ya Fan",kata diva sambil menunjuk ke depan tepat digudang besi tempat Diva bekerja. "ooh jadi di sini tempat kerjamu",kata Arfan sambil menghentikan motornya perlahan.

"iya, makasih ya Fan", jawab Diva turun dari motor dan memberikan helm Arfan yang dipakainya tadi.

Diva pun langsung berlari masuk ke tempat kerjanya. Arfan masih melihat Diva sampai Diva masuk ke dalam gudang itu.

"kenapa aku lupa nggak tanya no ponsel Diva tadi, aku juga nggak tanya Diva pulang kerja jam berapa?",gumam Arfan sambil melajukan motornya lagi menuju kampusnya.

Semenjak putus Arfan dan Diva tidak pernah bekomunikasi lagi. Sampai akhirnya Arfan menyesal telah memutuskan Diva dan lebih memilih Dilla yang ternyata sudah bertunangan tanpa sepengetahuan Arfan.

Waktu menunjukan pukul 4 sore, Arfan yang sudah pulang kuliah sengaja menunggu Diva di depan tempat kerja Diva.

setengah jam kemudian Diva keluar dari tempat kerjanya dan terkejut melihat Arfan yang sudah di depannya.

"Arfan kenapa ada di sini?",tanya Diva

"kebetulan aku lewat dan melihatmu akan keluar gerbang tadi jadi aku tunggu kamu sekaliyan pulang bareng",jawab Arfan ngeles sambil tersenyum manis.

sebenarnya Diva masih tergetar hatinya saat melihat Arfan tersenyum. Akan tetapi, Diva masih merasa sakit hati dengan Arfan.

"maaf Fan, aku pulang naik angkot aja", jawab Diva.

"Diva, aku hanya ingin berdamai denganmu. maafkan aku yang dulu pernah menyakiti hatimu", ujar Arfan sembari menarik tangan Diva.

Diva melepaskan tangan Arfan dan berkata "aku sudah memaafkanmu Fan, tapi maaf hatiku sudah terlanjur sakit olehmu."

Diva langsung berlari dan masuk ke dalam angkot yang berhenti tak jauh dari tempat kerjanya.

Arfan pun segera melajukan motornya dengan perasaan kecewa.

----------

Seusai shalat Isya, Diva menyetrika baju yang sudah dicuci ibunya tadi pagi. Ibu Diva menonton sinetron kesukaannya sambil meluruskan kakinya di kursi panjang depan tv.

"Assalamu'alaikum", seseorang mengucap salam dari balik pintu. "wa'alaikum salam", jawab Ibu Diva bergegas membukakan pintu.

"Ferdy, ayo masuk. Diva sedang menyetrika di dalam. Bentar ya ibu panggilkan. Duduk dulu Fer",kata ibu Diva yang memang sudah akrab dengan Ferdy.

"Diva, ada Ferdy tuh. Sini biar ibu lanjutin, kamu temui dulu sahabat dekatmu itu", kata ibu sambil menghampiri Diva.

Diva pun segera menghampiri Ferdy. "Fer, ada banyak yang aku ingin ceritain ke kamu",kata Diva sambil duduk di samping Ferdy.

Entah kenapa Diva merasa nyaman duduk di samping Ferdy dan menceritakan semua tentang hari-hari yang dilaluinya.

"Ada apalagi nih?",tanya Ferdy penasaran ingin selalu mendengar cerita dari Diva.

Diva menghela nafas sebelum memulai ceritanya. "kemarin malam, Indra datang ke sini kami putus Fer".

"Kenapa? bukankah selama ini kaliyan baik-baik aja?", tanya Ferdy sambil menatap Diva. Ferdy cemas Diva akan sedih lagi seperti saat putus dengan Arfan.

"yang jelas aku lega karena sudah tidak berhubungan dengan cowok pecundang itu",jawab Diva yang tidak menunjukan kesedihan sedikitpun.

"Indra selingkuh?" tanya Ferdy yang masih penasaran.

"iya kemarin siang Niki melihat Indra jalan sama cewek di mall. Sudahlah Fer aku sudah nggak mau dengar nama dia lagi", jawab Diva agak kesal.

"dan tadi pagi aku bertemu Arfan saat menunggu angkot di jalan karena aku terburu-buru ya aku mau aja bareng dia", Diva melanjutkan ceritanya dengan bersemangat.

"Haahhaha.... kok bisa kebetulan gitu", Ferdy tertawa geli mendengar cerita Diva.

"ya itu aku juga nggak habis pikir", kata Diva sambil menepuk jidatnya.

"terus Arfan nggak tanya-tanya tentang kamu dijalan?" Ferdy penasaran ingin mendengar cerita Diva tentang Arfan. Ferdy tau kalau Diva sebenarnya masih ada perasaan dengan Arfan.

"iya sih, tanya hubunganku dengan Indra. aku jawab kalau udah putus",jawab Diva.

"terus gimana tuh ekspresi Arfan mendengar itu?" Ferdy makin penasaran

"mana aku lihat Fer, aku kan dibelakang Arfan!" jawab Diva yang mulai kesal dengan Ferdy yang menanyakan tentang Arfan.

"tadi Arfan juga mau mengajakku pulang bareng tapi aku tolak. aku nggak mau sakit hati lagi Fer, sudah cukup sekali aja!",tegas Diva.

Ferdy sangat mengenal Diva dan Arfan. Mereka teman sekelas waktu SMP bahkan Ferdy sering menjadi perantara hubungan Diva dan Arfan. Tapi sejak Diva dan Arfan putus Ferdy justru lebih dekat dengan Diva. Ferdy kecewa dengan Arfan yang ternyata bisa menduakan Diva.

"baiklah kalau begitu, kita nyanyi aja yuk mana gitarnya? aku yang gitar kamu yang nyanyi ya...",kata Ferdy sambil mengambil gitar Diva yang disandarkan di dekat tv.

bersambung.........

kenangan

Ferdy mulai memainkan melodi dari lagu yang Diva kenal. "aahh... kenapa lagu itu sih Fer?",ujar Diva teringat lagu yang menjadi kenangan mereka waktu SMP.

"kenapa? teringat sesuatu ya?",ledek Ferdy sambil tertawa kecil.

Ferdy melanjutkan memainkan gitar fan menyanyikan lagu itu.

Diva terdiam melihat Ferdy yang sangat piawai memainkan gitar dan tanpa sadar Diva pun tersenyum sendiri.

Setelah Ferdy selesai menyanyikan lagu itu, Ferdy memulai cerita mengenang masa SMP mereka,"inget nggak Div, dulu waktu kita study tour?kita duduk berpasang-pasangan dalam bus?"

"ya inget lah, kamu dengan manjanya tidur bersandar di bahu Hilya sampe ngga sadar kaki kamu mengenai tanganku! huuh... bisanya tidur kakinya kemana-mana?", ledek Diva yang mengingatkan Ferdy dengan Hilya.

"salah siapa duduk di sebelah ku weeek...?", Ferdy membalas ledekan Diva.

Hilya cewek manis yang pernah disukai Ferdy. Diva,Hilya,Arfan dan Ferdy satu kelas dulu di SMP. mereka juga dekat satu sama lain.Namun setelah lulus SMP mereka berpencar melanjutkan ke sekolah yang berbeda-beda.

"kenapa jadi ingatnya sama aku dan Hilya? kamu kan juga punya kenangan manis dengan Arfan waktu itu?", Ferdy mencoba mengalihkan cerita. Ferdy malas mengungkit kenangannya dengan Hilya, cewek yang akhirnya menyakiti hati Ferdy dan membuat Ferdy trauma untuk membuka hati lagi.

"kenangan manis apa? sok tau kamu Fer?", jawab Diva yang senyum-senyum sendiri teringat kenangannya dulu dengan Arfan

"aku tahu lah semuanya Arfan selalu cerita sama aku. Hayoo.... ngaku?" lagi-lagi Ferdy meledek Diva.

"saat kita nonton bareng di bus itu, Arfan malah tidur. Dia terlihat sangat manis saat tidur aku diam-diam mengecup pipinya", jawab Diva sambil meringis menceritakan itu pada Ferdy.

"lhah tapi saat itu Arfan tidur gimana bisa cerita sama kamu?", tanya Diva dengan wajah memerah malu

"hahahahaa...... saat itu Arfan pura-pura tidur....", Ferdy tertawa lepas.

"haah...",teriak Diva sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Ferdy kembali memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu soundtrack dari film yang mereka tonton di bus waktu itu.

Diva pun ikut menyanyikannya dan menikmati setiap melodi yang dimainkan Ferdy.

"Diva, jika Arfan mendekatimu lagi dan minta balikan apa kamu mau menerimanya lagi?",tanya Ferdy dengan menghentikan lagu yang dia nyanyikan.

"belum tau Fer, lagian apa dia masih mau balikan sama aku?", jawab Diva yang nggak yakin Arfan masih menyukainya.

"yaa... kali aja...",jawab Ferdy.

"kalau Indra yang ngajak balik gimana?",tanya Ferdy sambil melirik Diva. Ferdy ingin tau ekspresi Diva mendengar nama Indra lagi.

"apaan sih?! nggak aku nggak kan mau menerimanya lagi! jelas!", tegas Diva sambil mendorong badan Ferdy sampai hampir terjatuh dari kursi.

"apa bedanya Arfan dengan Indra? bukankah mereka sama-sama menduakan mu?", tanya Ferdy yang kembali duduk di samping Diva.

"Dari dulu memang aku nggak terlalu yakin dengan Indra, kamu tau kan dulu aku mau jadian sama Indra karena terpaksa demi Hanindya teman dekatku waktu SMA. Sebenarnya yang cinta mati sama Indra tu Hanindya. Dya tau Indra suka sama aku dan ngejar-ngejar aku, Dya malah bantuin Indra buat nembak aku. Dya sampai memohon-mohon sama aku agar menerima Indra jadi pacarku, kata Dya akan lebih bahagia kalau melihat Indra bahagia denganku",kata Diva sambil memainkan rambutnya yang tergerai panjang.

"kamu sendiri gimana Fer? masa sampe sekarang belum ada yang bisa menggantikan Hilya di hatimu?", tanya Diva sambil menaik turunkan alisnya meledek Ferdy.

"aku masih belum mau pacaran lagi Div, aku mau fokus bekerja keras dan cari uang yang banyak. Agar aku nggak diremehin lagi sama cewek",jawab Ferdy.

Ferdy masih menyimpan sakit hati dengan Hilya yang dulu menghina Ferdy habis-habisan.

Ferdy memang dari kalangan keluarga yang pas-pasan. Sewaktu SMA Hilya disukai cowok terkaya di sekolahnya. Hilya pun memilih cowok itu dan meninggalkan Ferdy yang sudah terlalu menyayangi Hilya.

Hilya pun tega memerkan cowok barunya yang kaya itu langsung pada Ferdy saat status mereka masih pacaran.

"aku suka semangatmu Fer", kata Diva sambil mengacungkan jempol pada Ferdy.

" Eh ya Div, minggu depan aku sudah berangkat keluar kota aku sudah diterima di perusahaan pertambangan batu bara", kata Ferdy sambil menaruh gitar ketempat semula.

"minggu depan? Alhamdulillah sepertinya temanku ini akan tercapai harapannya mempunyai uang yang banyak untuk mencari cewek lagi", ujar Diva dengan sedikit meledek Ferdy.

"iyalah kalau aku udah punya uang banyak aku akan membeli rumah sendiri, beli motor keluaran terbaru, kalau perlu mobil mewah sekaliyan hehehe...", ujar Ferdy sambil tertawa kecil.

"iyadeh percaya...." kata Diva menanggapi kata-kata Ferdy yang setinggi langit itu.

"waduh kalau kamu sudah berangkat keluar kota aku nggak ada teman lagi dong Fer! terus kalau aku pengen curhat sama siapa dong?", kata Diva cemas Ferdy tidak bisa menemani hari-hari Diva lagi.

"telpon dong mbak! kayak ga ada sarana aja", jawab Ferdy.

"beneran aku bisa telpon kapan aja tiap aku mau curhat?", tanya Diva

"yang penting jangan diwaktu kerja aku Div, kamu mau aku dipecat gara-gara waktu kerja aku malah asyik telpon-telponan sama kamu?", jawab Ferdy sedikit kesal dengan pertanyaan Diva yang maksa bisa selalu menemani Diva.

"kamu tenang aja aku akan selalu menelponmu kalau udah pulang kerja besok",janji Ferdy

"InsyaAllah sebelum berangkat aku akan menyempatkan untuk datang kesini",kata Ferdy

"ngapain?",tanya Diva

"aku mau minta uang saku sama kamu Diva", jawab Ferdy bercanda

"ya nanti aku kasih satu kresek ya",balas canda Diva

"nggak mau kreseknya doang paling huu...", jawab Ferdy

"aku cuma mau pamitan sama ibu", kata Ferdy yang sudah terbiasa memanggil ibu Diva dengam sebutan ibu.

"nggak mau pamitan sama aku?", tanya Diva sedikit menggoda Ferdy

"nggak mau! ngapain? yang ada kamu mewek nanti aku pamitin", jawab Ferdy sambil meledek Diva.

Tak terasa sudah larut malam, Ferdy pun segera berpamitan ,"aku pulang dulu ya Div. sudah malam nih. nggak enak sama tetanggamu kalau kemaleman".

"okedeh", jawab Diva

"ibu, Ferdy pamit pulang dulu ya",teriak Ferdy memanggil ibu Diva yang baru selesai menyetrika.

"ya nak, hati-hati dijalan ya...", jawab ibu keluar dari dalam hendak mengantar Ferdy sampai depan pintu rumahnya.

Diva juga ikut mengantar Ferdy sampai depan pintu.

kemudian, Diva kembali masuk rumah. Ibu Diva menutup pintu sambil tersenyum-senyum.

"ibu kenapa senyum-senyum sendiri?", tanya Diva yang memperhatikan ibunya.

"ibu mendengar pembicaraanmu dengan Ferdy tadi",jawab ibu

"ibu nguping ya?",tanya Diva tersipu malu

"nggak nguping aja kedengeran suara Ferdy yang lantang itu", jawab ibu sambil tertawa kecil.

"Diva, ibu merasa Ferdy-lah yang akan menjadi suamimu kelak", kata ibu sambil merapikan meja setrika.

"hah! ibu bercanda aja nih!? ya nggak mungkinlah bu, Ferdy itu teman baik Diva yang selamanya akan menjadi teman baik Diva", jawab Diva sambil berjalan menuju kamar tidurnya.

"Diva mau tidur dulu bu", kata Diva

"ya tidur sana, mimpi indah ya....', jawab ibu

----------

Disisi lain Arfan mulai memikirkan cara mendekati Diva lagi.

Arfan memandangi foto Diva yang masih disimpannya.

"Diva, kamu belum berubah masih seperti yang dulu. Kecantikan hati dan parasmu membuat aku semakin menyesal telah meninggalkanmu dulu.aku nggak akan melepaskanmu lagi Diva, aku berjanji nggak akan menyakitimu lagi", gumam Arfan sambil mengusap foto Diva.

"besok aku harus kerumah Diva", ujar Arfan

bersambung.........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!