NovelToon NovelToon

Anak Genius: Duo K.J

01. Berangkat Ke Negara X.

“Sha, apakah kamu sudah selesai?!” tanya seorang wanita berambut sebahu di depan pintu kamar seorang gadis, yang dia panggil Sha.

Gadis berambut hitam legam dan panjang itu menoleh dan tersenyum. “Aku sudah selesai, Mei.”

Gadis itu adalah Shareeza Kyara Kalandra atau kerap disapa Sha. Sha adalah seorang penulis yang hebat dan terkenal. Karyanya sudah banyak mejeng di rak buku penerbit terkenal, Sha juga gadis yang tangguh dan mandiri. 

“Sha, kamu yakin akan berangkat ke negara x seorang diri?” tanya Meilia seraya mendekat ke arah Sha. Meilia adalah sahabat yang menjabat sebagai editor novel Sha.

Hari ini adalah hari keberangkatan Sha, gadis yang baru saja berusia 23 tahun itu, ke sebuah negera yang bisa dikatakan baru saja reda dari kegiatan perang, tetapi bisa saja sewaktu – waktu perang itu kembali pecah.

Katakanlah, Sha adalah orang yang bodoh, gila, nekat atau orang yang sudah lelah hidup hingga dia dengan berani mendatangi negara yang sedang berperang itu. Tetapi, Sha tetaplah Sha, dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan sebuah tulisan yang real, sempurna, fresh dan out of the box hanya untuk pembaca setianya.

“Meilia sayang, aku sudah menjawab pertanyaan itu berulang kali dan jawabannya masih sama. Aku yakin dan aku pastikan karyaku ini akan menjadi tranding topik untuk kesekian kalinya,” jawab Sha dengan rasa percaya diri yang penuh seraya tersenyum manis.

Meilia hanya menggelengkan kepalanya dengan pasrah, anak asuhnya yang satu ini, memang selalu ingin karyanya sempurna dan menjadi tranding topik. 

“Ya sudah, mari aku antar ke bandara. Aku minta maaf karena tidak bisa mengantarmu sampai dengan tujuan, karena tentunya, aku masih ingin hidup dengan sehat,” gurau Meilia seraya menarik koper Sha keluar dari kamar Sha.

Sha terbahak mendengar itu, mana mungkin hanya mengunjungi negara X, selama empat hari saja langsung bisa kehilangan nyawa. Lagi pula, Sha juga akan sangat berhati – hati di sana, Sha lalu berjalan mengikuti Meilia.

“Ku dengar, di sana perangnya sudah reda mei. Kamu tidak perlu risau untuk itu. Jika perangnya kembali pecah, maka, aku akan langsung pulang menggunakan pesawat pribadi milik suami kayamu itu,” balas Sha seraya bergurau membuat Meilia menghela napas.

Akhirnya, Meilia hanya memilih diam saja dan langsung memasukkan koper Sha ke dalam bagasi mobil, percuma saja dia menasehati Sha. Sha itu orangnya sangat susah untuk dikasih tahu. Sha lalu masuk dalam mobil dan duduk dengan anteng dengan Meilia yang menyetir.

20 menit kemudian mereka sampai di Bandara Seokarno Hatta. 

“Maafkan aku, aku hanya bisa mengantarmu sampai sini,” kata Meilia dari dalam mobil. Meilia hanya bisa mengantarkan Sha sampai depan bandara saja.

“Tidak apa-apa, pergilah dan temui suami protektifmu itu!” suruh Sha dengan senyum manisnya.

Meilia mengangguk, dia menekan klakson sebentar sebelum meninggalkan Sha di depan bandara seorang diri.

“Semoga, di sana aku mendapatkan apa yang aku mau,” batin Sha seraya melangkah untuk masuk ke dalam bandara.

Pesawat besar itu terbang membawa Sha pergi dengan tenang. Setelah menempuh perjalanan selama 12 jam lamanya akhirnya, pesawat Sha mendarat dengan selamat di Bandara internasional negara X. Bandara di sini tidak terlihat terlalu ramai, seperti bandara di Jakarta. Mungkin, karena kondisi negara baru saja reda dari perang dan masih harus melakukan perbaikan. 

Sha menghentikan sebuah taksi dan menyembutkan sebuah alamat penginapan yang akan dia tinggali selama 4 hari 5 malam. Dalam perjalanan, Sha melihat keadaan kota X ini melalui jendela taksi. Sungguh, kota ini terlihat sangat indah tetapi, banyak sekali bangunan yang runtuh dan rusak akibat perang beberapa waktu yang lalu. 

Sha hanya bisa berdoa semoga kota X, bisa kembali pulih dan menjadi negara yang indah dan damai lagi.

Keesokan harinya.

Sha terbangun pukul 12.00 siang waktu setempat, mata Sha langsung membulat melihat dia bangun sangat terlambat. Dengan tergesa-gesa, Sha langsung mandi dan bersiap untuk pergi ke lokasi riset pertamanya. Karena, jarak tempuh lokasi riset pertamanya membutuhkan waktu yang lama.

*

Dalam sebuah bangunan khas jaman romawi kuno, terlihat dua orang berbeda usia tengah berdebat tentang sesuatu. Masing-masing bodyguard mereka berbaris rapi dibelakang tuannya, dengan senjata yang lengkap untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu terhadap tuan mereka.

“Aku tahu, kamu pasti akan senang penawaran ini, Achiles!” kata seseorang lelaki paruh baya dengan senyum culasnya memandang Achiles yang merupakan rekan bisnisnya.

Orang yang dipanggil Achiles, hanya memandang acuh tak acuh pada lelaki yang sudah bau tanah itu. Dia adalah Achile Xavero Javier, seorang pembisnis di dunia hitam maupun putih yang sudah dikenal akan ketampanan tak manusiawi, genius, dan tentunya tak berbelas kasih. 

Achiles memiliki banyak bisnis di dunia hitam  tetapi walau begitu, Achiles tetap memiliki rules sendiri. Sungguh, Achiles sudah muak berbicara dengan orang itu. Menurutnya sangat membuang-buang waktunya yang sangat berharga.

“Aku tetap tidak menyetujuinya, Velo!” final Achiles.

“Tapi, jika kamu menyetujui ini maka kamu juga akan menjadi lebih kaya, Achiles!” bujuk Velo yang masih belum mau menyerah.

Achiles menggeram marah, bukan sekali dua kali Achiles menghadapi orang seperti Velo, yang berencana ingin mengambil keuntungan sendiri dan menghianati organisasi pusat mereka. Achiles terlalu benci untuk berurusan dengan hal – hal yang berbau penghiantan. 

Velo yang melihat Achiles mulai marah pun menghela napas, betapa susahnya merayu Achiles. Caranya hanya tinggal satu, yaitu menggunakan sebuah jebakan dan ancaman.

“Baiklah baik, aku akan meminta ijin dari bosku di organisasi pusat. Lebih baik kita minum ini dulu, aku lihat jika energimu sudah habis,” kata Velo seraya menyerahkan segelas wine pada Achiles.

“Aku kehabisan energi karena menghadapi orang bodoh sepertimu!” sentak Achiles membuat Velo mengepalkan tangannya.

Achiles langsung menegak minuman itu sampai kandas dan berniat  berdiri sebelum dia terhuyung, lalu duduk kembali. Dia merasa tubuhnya menjadi panas dan menatap Velo yang sudah tersenyum miring itu. Velo yang melihat obatnya sudah bekerja pun menepuk tangannya beberapa kali, hingga muncullah seorang wanita yang berpakaian sangat terbuka itu. 

Mata Achiles memerah menahan emosi, ternyata orang itu begitu licik. Tetapi jangan panggil dia Achiles karena tidak bisa membasmi orang licik dan keji seperti dia.

“Achiles, aku memberikan dia de---“

DORRRR

*

Sha tiba di sebuah bangunan runtuhan romawi kuno yang masih berdiri dengan sangat baik itu. Sha lebih memilih malam hari karena menurutnya, pemandangan akan lebih indah jika di lihat saat malam hari dan tentu saja selain itu, risetnya akan berjalan dengan lancar.

Saat sedang asik – asik berjalan, tiba – tiba Sha mendengar suara tembakan membuat Sha kaget setengah mati. Dengan spontan, Sha langsung berjongkok dan menutupi telinganya.

“Masak perangnya dimulai lagi sih? duh, mana gak bawa kamera,” gumam Sha panik. Setelah tidak mendengar suara tembakan, Sha langsung berlari untuk menemukan tempat sembunyi untuknya sendiri. 

Sedangkan di sisi lain, Achiles langsung memerintahkan bawahannya untuk menurunkan senjata, setelah Achiles menembakan peluru peringatannya tepat di bawah kaki Velo. Tembakan Achiles begitu cepat dan akurat sehingga bawahan Velo pun tidak sempat bereaksi.

“Kamu menaruh apa dalam minumanku? Obat perangsang, heh?!” tanya Achiles dengan sinis pada Velo yang saat ini masih terlihat sangat shock itu.

Dengan mati – matian Achiles menahan gelombang panas yang menghantam tubuhnya, apalagi mata Achiles tidak sengaja melihat ke arah seorang ****** yang di sewa oleh Velo untuknya, tengah membuka pakaiannya satu persatu. 

“Cihh, sungguh tidak punya harga diri sekali,” cibir Achiles pada wanita itu.

Achiles sangat anti terhadap wanita yang seperti itu, Achiles hanya mau tidur dengan seorang perawan dan itupun hanya sekali. Achiles benci disentuh wanita bahkan oleh sahabat perempuannya sendiri. Dalam hidup Achiles, dia bisa menyentuh tetapi tidak suka disentuh.

Velo langsung tersadar dan kembali menatap remeh pada Achiles yang saat ini tengah berusaha menahan nafsunya. Velo meminta bawahannya untuk menurunkan senjatanya juga.

“Kamu yakin tidak mau? Tidak usah munafik Achiles, aku sangat tahu jika kamu sangat ingin. Ayolah, sentuh dia sebelum kamu mengalami kelumpuhan,” kata Velo seraya tertawa jahat dan mendorong wanita yang sudah tidak memakai pakaian itu ke depan Achiles.

Tanpa berkata, Achiles langsung menodongkan kembali pistolnya dan menembak mati perempuan itu.

Suasana langsung tegang dan memanas, kedua belah pihak langsung mendongkan kembali senjata masing-masing.

“Kamu campurkan obat apa lagi ke dalam minumanku?” tanya Achiles dengan geram.

“Entahlah, pilihanmu hanya dua, Ach. Tanda tangani dokumen perijinan itu dan aku akan memberikan obat penawar atau kamu nikmati ****** yang sudah tidak perawan ini,” balas Velo dengan santai lalu, dia tertawa terbahak.

Velo menghentikan tawanya dan menatap Achiles yang saat ini tengah menatapnya dengan serius. Entah kenapa dirinya sekarang mendadak menjadi ketakutakan.

“Aku sudah bersikap lunak padamu tadi, tapi bukan berarti kamu bisa menjebakku seperti ini Velo. Kamu salah memilih lawan,” kata Achiles dengan raut wajah mengerikan membuat Velo sedikit takut.

Achiles tertawa lantang, lalu dia menjetikan jarinya dan bawahannya langsung memberikan sebuah ponsel berisi video panas antara seorang gadis remaja dengan seorang pria tua berperut buncit. Achiles langsung melempar ponsel itu pada Velo.

Mata Velo membulat sempurna saat melihat video itu, di mana si gadis menangos terisak meminta tolong, tak lama air matanya turun. Ini adalah putrinya, dia diperkosa oleh seseorang dan dia yakin pasti itu adalah ulah Achiles.

“Kamu kurang ajar Achiles!” bentak Velo seraya membanting ponsel itu ke lantai.  Tak lama tubuhnya luruh di tanah, demi apa? hati ayah mana yang tidak hancur setelah melihat putrinya diperkosa dengan begitunya oleh seseorang pria tua? meski Velo berada di jalan yang salah tetapi dia tetap mencintai keluarganya.

“Well, kamu yang memulai, aku sudah bilang dari awal jangan pernah bermain – main denganku,” acuh Achiles lalu dengan tubuh sempoyongan Achiles langsung pergi keluar tetapi sebelum itu dia meminta seluruh bawahannya untuk mengurus Velo dengan baik.

****

Jangan lupa berikan like dan komen, ya...

See you...

02. Tragedi Yang Mengesankan Atau Menyedihkan?

Achiles berjalan keluar dengan sekuat tenaga, napasnya mulai memburu dengan berat. “Sialan, sebanyak apa tua bangka itu menaruh obatnya?” 

Dengan langkah sedikit berlari terhuyung – huyung dan menggertakan giginya, Achiles berusaha untuk sampai di mobilnya yang sialnya di parkir oleh bawahannya di belakang bangunan ini dan jaraknya lumayan jauh.

“Sialan,” umpat Achiles.

Mempercepat langkahnya supaya cepat sampai tetapi dibelokan dia bertabrakan dengan seorang gadis yang terlihat panik. Mereka jatuh dengan posisi di mana gadis itu berada di atasnya seraya memejamkan matanya. Tubuh Achiles semakin bereaksi saat tangan gadis itu meraba – raba dadanya.

Gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Sha, karena berlari dengan kencang tadi Sha tidak sengaja bertabrakan dengan Achiles. Sha kira dia akan menghantam tanah dengan keras tetapi malah sebaliknya, Sha merasa jatuh tetapi tidak merasa sakit dan mulai merabanya dengan mata yang terpejam.

“Kok, keras banget, ya? Tapi, kalau bukan tanah terus apa, ya? Ini juga apa yang ganjel di perut aku?” gumamnya seraya dengan cepat tangannya turun ke bawah.

Mata Achiles langsung membulat dan dengan cepat dia memegang tangan gadis yang begitu lancang memegang area pribadinya itu, tetapi terlambat, gadis itu sudah memegangnya membuat Achiles menggeram tertahan.

“LEPASKAN BODOH!” bentak Achiles membuat Sha langsung membuka matanya dan langsung membelalakan matanya kaget.

Sha ternyata berada di atas tubuh seseorang dan secara refleks dia langsung melihat ke bawah di mana tangannya memegang sesuatu yang seharusnya tidak dia pegang, saat itu juga Sha ingin menangis dengan kencang.

“KYAAAA, DASAR OM OM CABUL!!” teriak Sha seraya berdiri.

Sha langsung mengibas – ngibaskan tangannya yang sudah ternoda dengan raut wajah jijiknya.

“Huaa, mama tangan sha gak suci, huaa Mei tangan aku mau tuker sama tangan kamu boleh tidak, huaa. Tapi, kan tangan mei udah gak suci, udah sering pegang itunya mr.sultan, huaa!” cerocos Sha tidak jelas.

Achiles berdiri dan menatap sengit pada Sha, seharus dia yang bilang jika, Sha adalah wanita yang mesum tetapi kenapa malah Sha yang bilang dia yang mesum?

“Heh! Kamu harus tanggungjawab, huaa. Tangan aku gak suci lagi gara – gara itumu!” pekik Sha pada Achiles.

Seketika pikiran licik Achiles datang, dia bisa melampiaskan semuanya pada gadis aneh di depannya ini bukan? Achiles sudah tidak perduli lagi dengan apakah dia masih perawan atau tidak, sungguh rasa panas ini sudah tidak tertahankan apalagi saat gadis itu memegang asetnya yang berharga. Anggap saja sebagai rasa bentuk tanggung jawab gadis itu terhadapnya.

Dengan kasar, Achiles langsung menyeret lengan Sha untuk mengikutinya.

“Heh, kamu mau bawa aku kemana, heh?!” panik Sha lalu dia mencoba menggigit, menendang tetapi tidak mempan juga.

Achiles hanya memikirkan bagaimana caranya untuk bisa memadamkan rasa panasnya ini, dia tidak memperdulikan rengekan dan segala tindakan yang dilakukan oleh gadis itu.

Achiles membawa Sha ke dalam sebuah ruangan random yang lumayan bersih dan terdapat sebuah kasur di sana, sepertinya ini ruangan ini sudah disiapkan Velo untuknya dan wanita ****** itu. Achiles langsung melempar Sha ke kasur dan belum sempat Sha melarikan diri, Achiles langsung menindih tubuhnya.

“HEYYY, DASAR KECURUT KAMU, LEPAS GAK?!!” teriak Sha pada Achiles seraya meronta – ronta tetapi Achiles tidak mengindahkannya.

“Nikmati,” bisik Achiles lalu Achiles melancarkan aksinya 

Sha langsung meronta dan mengutuk lelaki yang baru dia temui beberapa detik itu dalam hatinya, mereka baru bertemu dan sekarang dia diperkosa? lelucon macam itu.

Hati Sha sakit tentu saja, saat Achiles berhasil mengambil hal yang paling berharga tetapi tidak ada air mata yang keluar, Sha tidak berhasil menjaga dirinya dari pria bejat yang sedang menindihnya itu. 

Tetapi, Sha berhasil menjambak rambut Achiles hingga rambut Achiles rontok begitu banyak dan juga mencakar, menggigit punggung Achiles sampai berdarah, tetapi ajaibnya Achiles tidak marah. Jika biasanya Achiles akan mengikat tangan lawan mainnya supaya tidak menyentuhnya, kali ini Achiles membiarkannya.

Tiba – tiba suara bom meledak dan suara tembak – tembakan terdengar di telinga Sha membuat Sha seketika menjadi panik dan dia mendorong Achiles untuk turun dari atasnya tetapi Achiles tidak masih belum ingin turun.

“Turun bodoh, apa kamu tidak dengar suara bom itu? apakah telingamu tuli?!” geram Sha 

“Ssstt, aku masih ingin menanam benihku dalam rahimmu,” racau Achiles membuat Sha tersadar jika sedari tadi Achiles mengeluarkannya di dalam.

“Menanam kepalamu, kamu kira aku ladang apa? dasar kurang ajar. Lepaskan aku, aku masih ingin hidup!” teriak Sha lagi saat mendengar suara tembak lagi.

Achiles masih tidak mengindahkan permintaan Sha hingga beberapa jam ke depan. Sha sungguh ingin menangis dan tertawa secara bersamaan, bagaimana bisa dia ehem – ehem untuk pertama kalinya bersama dengan orang asing di bawah nuansa perang yang tiba – tiba kembali pecah? 

Setelah Achiles ambruk di atas tubuhnya dengan sekuat tenaga Sha menggulingkan Achiles di sampingnya dan tanpa perasaan, Sha menendang Achiles hingga jatuh ke tanah. Tak sampai situ, Sha mengambil kesempatan untuk memberikan sebuah bogeman pada wajah tampan Achiles yang tengah pingsan itu. 

“Aku bisa berkelahi tetapi, aku tetap gagal menjaga kehormatanku sendiri, maafkan aku mama papa,” gumamnya lalu dia bergegas untuk memakai baju Achiles karena memang bajunya sudah dirobek oleh Achiles.

Sha dengan cepat pergi meninggalkan Achiles yang tidak sadarkan diri dengan tubuh tidak terbalut satu helai baju pun di atas tanah seorang diri. 

“Bodo amat kalau dia mati, yang penting mari kita selamatkan diri terlebih dahulu,” gumamnya seraya berlari keluar.

Sesampainya di luar bangunan, Sha memberhentikan sebuah taksi dan menyembutkan sebuah alamat tempat di mana penginapannya berada. Sha langsung menelpon Meilia untuk menyiapkan pesawat pribadi milik suaminya untuk menjempunya langsung.

“Mei, tolongin aku. Aku mau pulang, tapi mungkin bandara di tutup. Suruh suami kamu dengan segala kekayaannya itu untuk menjemputku saat ini juga, oke?” pinta Sha dengan melas.

“Kan, aku udah bilang sih sama kamu sha kalau di sana perang akan pecah kapan pun tetapi kamu malah masih ngeyel dan sekarang malah nyusahin,” kata Meilia di sebrang sana.

Sha menghela napasnya dalam – dalam, dia sungguh tidak menduga jika kedatangannya ke sini akan membawa sebuah petaka. Sha mengelus perutnya, bagaimana jika benih pria itu tumbuh dalam rahimnya? apakah Sha harus menghilangkannya atau malah merawatnya?

*

Jakarta, tiga minggu kemudian.

Sha keluar dari ruangan dokter kandungan dengan pandangan yang sangat rumit. Dia menatap Nando, adik sepupunya dengan mata yang berkaca-kaca. 

“Kak, bagaimana hasilnya?” tanya Nando yang sudah menaruh curiga pada kakaknya, sejak kakaknya meminta dirinya untuk mengantar Sha ke dokter kandungan. Sha diam tidak menjawab dan ingatannya kembali melayang saat pemeriksaan beberapa saat yang lalu.

“Ibu sudah berapa lama mengalami hal mual – mual dan pusing?” tanya Dokter itu seraya menggeser – nggeser alat itu.

“Emm mungkin satu minggu yang lalu, dok?” jawab Sha dengan tidak yakin.

Dokter itu tersenyum lalu menyudahi kegiatannya, “Lalu di mana suami ibu?” tanyanya

“Ehem, suami saya lagi kerja di luar kota dok. Apakah saya hamil?” tanya Sha tidak sabaran.

“Iya bu, selamat atas kehamilannya dan saat ini usia kandungan ibu baru berusia 2 minggu,” jawab Dokter tersebut membuat Sha terdiam sejenak.

“Hiks, Ndo... ka... kak ha... mil,” jawab Sha pada akhirnya seraya terisak hebat.

Tubuh Nando menegang dan dia melepas paksa pelukan Sha. Nando memandang Sha dengan pandangan kecewanya membuat Sha semakin sedih dan bertambah menangis.

Nando sadar jika saat ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya pada Sha, saat ini Sha yang butuh sandaran. Iya, Sha hanya butuh sandaran dan Nando akan melakukan itu.

*

Nando masih memeluk erat Sha, dia menunggu Sha sampai tenang. Tak lama kemudian, Sha melepas pelukan Nando dan mulai menceritakan semua yang telah terjadi padanya tanpa diminta. Sedangkan, Nando hanya diam dan mendengarkan cerita Sha dengan seksama. 

“Jadi begitu, hiks...” kata Sha seraya mengelap ingusnya dengan tisu.

Nando masih belum terdiam, menurutnya hal yang terjadi dengan kakak sepupunya itu terlalu mengesankan dan unik?

“Kak, aku gak tahu mau ketawa atau menangis, pengalamanmu sungguh unik. Tapi, aku punya satu solusi untuk masalahmu,” kata Nando seraya tersenyum penuh arti.

Sha menaikan sebelah alisnya dan memandang Nando dengan pandangan bertanyanya.

****

Jangan lupa berikan like dan komen, ya...

See you

muah

03. Keannu Javier dan Keanno Javier.

Yogyakarta, 7 Tahun Kemudian

“Kamu, dasar kembaran tidak tahu malu, bagaimana bisa kamu merayu gladis mengatasnamakan diriku? itu namanya penipuan bodoh,” pekik seorang anak lelaki berusia 6 tahun itu pada kembarannya.

“Oh, lalu bagaimana denganmu? Waktu mom tanya siapa yang ngompol di atas kasur tapi kamu malah menuduhku. Jadi, sekarang kita impas bukan?” balasnya dengan santai.

Keannu Javier dan Keanno Javier, itulah nama anak dari Sha. Sha baru tahu jika dia hamil anak kembar saat kandungannya berusia 4 bulan karena kesibukannya. Sha sudah pensiun menjadi seorang penulis dan sekarang Sha menjabat sebagai CEO di perusahaan mendiang keluarga, yang berhasil dia rebut dari tangan pamanya yang serakah itu.  

Sejak tahu dia hamil, hal yang paling Sha cemaskan adalah bagaimana cara dia menghidupi anaknya, sedangkan dia sendiri hidup dengan uang yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Akhirnya, Nando memberi solusi untuk merebut kembali perusahaannya dari tangan papa Nando. Sha dan Nando juga akhirnya, memilih untuk menetap di Yogyakarta.

“Duo anu jangan berteman,” tegur Nando pada kedua ponakannya itu.

“STOP PANGGIL KITA DUO ANU, ANU ITU AMBIGU UNCLE!” teriak keduanya secara bersamaan.

Nando menjadi tergelak melihat kekompakan mereka berdua saat menegurnya. Jika begini saja, mereka akan kompak, lalu kenapa mereka suka sekali bertengkar?

“Lalu, aku harus memanggil apa? nama kalian juga aneh sih,” gumam Nando dengan sisa tawanya.

“Call me nano,” kata Keanno

“Call me kean,” kata Keannu

Nando hanya mengangguk saja, kemudian dia menggiring kedua keponakan lucunya itu untuk pergi ke ruang makan di mana Sha sudah menunggu mereka.

Sha yang melihat kedua anaknya terlihat saling menatap sinis dan cemberut itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, pasti keduanya baru selesai bertengkar kembali.

Waktu berlalu dengan begitu cepat, selama 7 tahun terakhir ini Sha tinggal di Yogyakarta, tempat kelahirannya bersama dengan Nando dan kedua anaknya kembarnya, yaitu Keanno dan Keannu. Hidup Sha sekarang lebih terasa hidup dan berwarna dengan kehadiran kedua buah hatinya itu. 

“Kalian kenapa lagi?” tanya Sha dengan lembut pada Keanno dan Keannu saat mereka sudah duduk di kursi meja makan.

“Tidak ada mom,” jawab Keanno yang sedang malas untuk membahas masalah sepele antara dia dan saudaranya.

Sha hanya mengangguk, jika Keanno sudah menjawab maka itu berarti ini hanya masalah sepele. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius dan menggemaskan, Sha awalnya memberi nama Keanno Kalandra dan Keanno Kalandra. Tetapi, entah kenapa kedua anaknya itu kompak dan ngotot ingin mengganti nama belakang mereka menjadi Javier.

 Setelah Sha bertanya, ternyata nama belakang itu adalah nama belakang daddy mereka. Ternyata, kedua anaknya sudah tahu mengenai siapa ayah mereka, padahal Sha sendiri tidak mengetahui indentitas dan latar belakang orang yang telah membuat Keannu dan Keanno lahir ke dunia ini.

Selain itu, kedua anaknya ternyata sangat pandai bermain komputer, baik meretas dan lain sebagainya. Sha mulai mengetahui itu sewaktu tidak sengaja memergoki kedua anaknya tengah tertawa dihadapan komputer milik mereka. Dari sana lah, Sha tahu jika anaknya yang sering melakukan pekerjaan sebagai hacker.

“Ya sudah, kalian makan dan habis itu berangkat sekolah, oke?” kata Sha seraya menaruh sarapan untuk kedua anaknya itu.

Keanno dan Keannu menganggukkan kepalanya dan mulai makan dengan tenang.

“Kakak, apakah kamu sudah tahu siapa yang mencoba untuk membobol sistem keamanan perusahaan?” tanya Nando seraya memasukan sesuap nasi dalam mulutnya.

“Belum tahu, sepertinya orang itu tidak berniat jahat nando. Seperti sedang melakukan sebuah uji coba mungkin?” tanya balik Sha seraya menahan tawanya saat melihat kepanikan di mata kedua anak kembarnya.

Nando menganggukkan kepalanya setuju, “Lagi pula, bukankah itu membuang – buang waktu, kak? Sistem keamanan yang aku buat itu sangat susah untuk di bobol. Hanya orang bodoh saja yang mau membuang waktunya untuk hal yang sia – sia,” jawab Nando seraya menggelengkan kepalanya dengan miris.

“AKU BUKAN ORANG BODOH!” seru Keanno dan Keannu bersamaan membuat Nando tersedak dan Sha tertawa tanpa suara.

“Uhuk uhuk, memang siapa yang bilang kalian bodoh?” tanya Nando seraya memincingkan matanya curiga.

Seketika Keanno dan Keannu terdiam lalu melanjutkan makannya seolah – olah tidak ada yang sedang terjadi.

“Ohoho, uncle tahu. Jangan – jangan kalian ya yang usil mau bobol sistem keamanan perusahaan?” tuding Nando dengan penuh curiga.

“Gak, kurang kerjaan sekali,” jawab Keanno acuh.

“Lagi pula sistem keamanan yang uncle buat kurang canggih, orang bodoh saja mampu membobol sistem keamanan uncle,” cibir Keannu

Mata Nando seketika membulat dan dia tidak terima, baru saja dia hendak membalas ucapan Keanno, teleponnya bergetar dan dengan segera Nando mengangkatnya.

“Bos, sistem keamanan telah hancur. Bagaimana ini?” tanya orang itu dari sebrang.

Nando tidak menjawab dan langsung mematikan teleponnya lalu dia melihat kedua keponakannya tidak berdaya dan melas. Sha mengerutkan keningnya melihat itu tak lama dia tersadar jika kedua anaknya berhasil merusak sistem keamanan yang dibuat oleh Nando untuk kesekian kalinya.

Keannu dan Keanno saling pandang dan tersenyum dengan puas. Akhirnya, virus terbaru mereka berhasil.

“Kalian mau menggantikan uncle jadi kepala IT saja tidak? uncle rasanya lelah, setiap uncle membuat kode rumit untuk sistem, tapi kalian dengan mudahnya menghancurkannya, dosa apa uncle punya keponakan jahil seperti kalian?” frustasi Nando seraya menjambak rambutnya karena memang Keanno dan Keannu sering sekali jahil seperti ini dan suka sekali membuat Nando kelimpungan.

Sha tertawa melihat Nando yang frustasi sedangkan Keanno dan Keannu hanya menatap Nando acuh saja.

“Makasih uncle, tetapi bayaran kami lebih mahal di perusahaan daddy dari pada perusahaan mommy,” jawab Keannu tidak berdaya.

Keannu dan Keanno memang bekerja secara diam – diam di perusahaan daddy mereka dalam bidang IT juga. Mereka bekerja hanya jika dibutuhkan. Katanya, mereka bekerja di sana karena hanya ingin dekat dengan daddy mereka walau mungkin daddy mereka tidak pernah mengetahui keberadaan mereka berdua.

Selain bekerja di perusahaan daddy dan hacker, Sha juga tahu apa saja kegiatan lain kedua anaknya itu, tetapi sebisa mungkin Sha membatasinya supaya tidak menganggu kegiatan belajar mereka.

“Betul itu, kalau uncle sanggup membayar kami mahal maka kami siap menggantikan uncle,” lanjut Keanno

“Hahaha, sudah lah Nando. Kedua keponakanmu itu hanya bermain – main denganmu. Keannu, Keanno bereskan apa yang telah kalian perbuat terhadap perusahaan mommy,” tegas Sha pada keduanya.

Keanno dan Keanno mengangguk, mereka kemudian dengan kompak berlari ke arah ruangan bermain mereka. Lima menit kemudian mereka kembali dan duduk manis seraya menghabiskan makanannya.

Setelah itu, Nando kembali mendapat pesan dari bawahanannya jika sistem mereka telah kembali pulih.

“KAKAK ANAK KAMU TERLALU GENIUS, AKU MERASA INCURSE,” teriak Nando tidak berdaya.

“Insecure uncle,” koreksi Keanno

“Bahasa inggris aja belepotan, gimana kalau kean ajarin uncle bahasa inggris. Tapi bayarannya 50 dollar per jam, gimana?” tawar Keannu 

“Gak usah makasih,” ketus Nando lalu dia menghabiskan makannya.

Mereka pun kembali memakan sarapannya dengan tenang dan tidak ada pembicaraan. 

Sha mengantarkan Keanno dan Keanno ke sekolah dasar dekat dengan perusahaannya berada. Walaupun usia Keanno dan Keannu baru saja 6 tahun, tetapi kepala sekolah dasar mereka dengan tangan terbuka mau menerima keduanya yang memang sudah mampu untuk memepelajari pelajaran sekolah dasar.

“Kean, nano nanti jangan buat ulah lagi ya di kelas. Kalian duduk manis dan dengar saja apa yang guru ajarkan,” kata Sha saat mereka sudah sampai di depan sekolah dasar.

“Ya kali kita hanya diam saat kita masih bingung dengan penjelasan ibu guru mommy?” tanya Keannu

“Kata mommy, kalau tidak tahu ya bertanya. Jangan malu bertanya jika tidak ingin tersesat di jalan, itu kata mommy,” tambah Keanno

Sha mengelus dadanya sabar, “Maksudnya, kalian jangan mendebat guru kalian, mom tahu kalau kalian sebenarnya sudah paham dan sangat mengerti. Kasihan guru kalian nanti bisa depresi,” kata Sha tidak berdaya.

Baik Keanno dan Keannu, keduanya sama – sama suka selaki berdebat dengan guru – guru yang mengajar mereka. Hingga banyak sekali keluhan yang sudah mampir di ponsel Sha.

“Itu karena bu guru kurang canggih, baru ditanya 10 pertanyaan sudah depresi,” jawab Keannu acuh

“Iya, mom yang kita kasih pertanyaan 100 kali tiap hari aja belum depresi kok, ya kan mom?” tanya Keanno dengan polos.

Sha hanya tersenyum saja, kata siapa dia tidak depresi? dia hampir saja depresi jika tidak ada Nando yang membantunya untuk menjawab pertanyaan ajaib dari kedua anaknya. Otak Sha hanya pas – pasan, ditanya berapa jumlah bintang di langit setiap tahunnya ya mana dia tahu, ditanya komposisi pesawat terbang ya mana dia tahu coba.

“Sudah turuti saja apa kata mommy, jika kalian masih mendebat mommy. Siap – siap aja, jangan harap kalian bisa lihat daddy kalian lagi,” ancam Sha.

“Dih, bahkan tanpa bantuan mommy kita bisa bertemu daddy sendiri,” balas Keannu.

“Iya, jangan lupakan jika kita punya bakat yang luar biasa mommy,” lanjut Keanno dengan senyum penuh kemenangan.

Sha menahan geram, “Sudahlah, terserah kalian,” pasrah Sha.

Keanno dan Keannu kompak tertawa, kemudian mereka memeluk Sha dan mencium pipinya.

“Oke mommy, hari ini kita akan menurut sama mommy,” kata Keannu.

“Tapi tidak dengan hari lainnya dan maaf mommy, tadi kita hanya bercanda saja,” lanjut Keanno.

Beginilah Keanno dan Keannu, suka sekali membuat orang tua darah tinggi tetapi setelah itu pasti mereka akan meminta maaf.

*

Malam hari.

“Bagaimana apakah kamu berhasil membuat dia kembali?” tanya Keannu pada saudaranya itu.

“Tentu saja, jangan ragukan kemampuan mengintimidasiku Kean,” jawab Keanno dengan penuh rasa percaya diri.

Melihat itu Keannu mendecih, dirinya menjadi heran kenapa bisa dirinya mempunyai kembaran seperti dia? apakah mereka dulu tertukar? tetapi mengingat jika wajah mereka mirip, kemungkinan itu tidak ada.

“Jadi kapan dia akan datang?” tanya Keannu

“Kapan – kapan suka dia lah, kok kamu yang kepo?” balas Keanno

Keannu mengambil napasnya dalam – dalam, menghadapi Keannu itu rumusnya harus sabar x sabar. Jika tidak maka siap – siap saja darahmu akan tinggi.

“Keannu, kamu mau kalau cemimu aku jadikan ikan bakar?” ancam Keanno dengan senyum manisnya.

Keannu yang mendengar nama ikan koi kesayangannya disebut – sebut pun menjadi khawatir, ancaman Keanno itu tidak main – main.

“Hehe, maaf abang. Besok dia akan ke sini,” jawab Keannu dengan senyum manisnya.

“Bagus, dengan begini setidaknya kita bisa bertemu dengan dia secara langsung,” balas Keannu dengan tenang dan tersenyum misterius.

“Ha? apa yang kamu bilang? kita? hey dari tadi aku terus yang bekerja keras. Kamu hanya sibuk mengumpulkan sebuah bukti yang tentunya tidak terlalu berguna itu cih,” cibir Keanno pada kembarannya itu.

Keannu tidak membalas, dia hanya mematikan komputernya setelah menyalin beberapa file yang dia rasa penting dan berlalu keluar dari ruang bermain mereka. Keanno yang ditinggal hanya bisa melongo, oh Tuhan kenapa dirinya harus diberikan saudara kembar seperti Keannu?

****

Jangan lupa berikan like dan komen, ya....

See you

muah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!