Kalau bukan karena menghargai
Kesempatan hidup yang diberi
Aku pasti sudah mengakhiri ini
Dan pergi berlari menghampirimu
Bukankah itu berarti engkau begitu berharga untukku?
Karena itulah bagaimana bisa kau meninggalkanmu?
Dengan mempercayai hatiku yang rapuh tanpamu
Dan tak tahu bagaimana setelah ini tanpamu
Mau tidak mau, kenyataan pahit yang meruntuhkan hatinya sekali lagi harus dihadapi. Baru saja Ia lulus dari kuliah manajemen bisnis, dan telah merencanakan perayaan kelulusan bersama Ibunya harus pupus.
Flashback On
" Ibu cantik sekali." Kata Adit setiba Ibu datang ke gedung tempat wisuda akan dilangsungkan
"Bisa saja. Kamu juga tampan sayang." Kata Ibu dengan tertawa kecil
" Haruskah kita masuk sekarang? Sepertinya acara akan dimulai Ibu." Kata Adit lalu berjalan masuk ke gedung dengan menggandeng Ibunya.
Satu persatu, rangkaian prosesi wisuda telah dilaksanakan. Dan kini saatnya pengumuman untuk Lulusan Terbaik dari jurusan manajemen bisnis yaitu Aditya Viandrika, dan tentu saja Ia diminta untuk memberikan sambutan sebagai lulusan terbaik di tahun ini.
Tepuk tangan yang meriah mewarnai langkah Adit saat naik ke panggung untuk memberikan sambutan. Dan tampak raut wajah Ibunya terharu bangga melihat pencapaian Putra satu-satunya itu.
" Baik, terima kasih. Sebelumnya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera bagi kita semua." Kata Adit di awal sambutan
Terdengar audiens menjawab salamnya
Adit mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantunya untuk berkembang dengan baik sampai menjadi seperti ini dan kesan-kesannya selama belajar di Universitas. Dan hal terakhir yang membuat kagum sekaligus merinding, adalah kata-kata yang Ia tujukan kepada sang bunda tercintanya.
" Dan terakhir, penghargaan ini kupersembahkan kepada malaikatku, Ibu Ratih Pratiwi, wanita yang sangat kukagumi dalam hidupku. Wanita yang ketulusannya dalam mencintaiku takkan pernah diragukan. Ibu, aku akan menepati janji yang kita buat bersama. Adit pasti akan menggunakan ilmu ini untuk berkarya sebanyak-banyaknya" Kata Adit terharu dan diikuti tepuk tangan yang meriah setelah Adit menyelesaikan sambutannya.
Selesai wisuda, Adit mengajak Ibunya untuk merayakan kelulusannya ditempat Indah yang sangat ingin dikunjungi oleh Ibunya, Yaitu liburan di Bali. Ia pun telah memesan tiket pulang pergi serta hotel yang akan mereka gunakan untuk istirahat.
Namun, sayang satu jam sebelum keberangkatan, Ibu Ratih mengalami serangan jantung. Dengan panik Adit berusaha memberi pertolongan pertama sambil menunggu Ambulan datang. Tetapi saat sampai di rumah sakit, nyawa beliau tidak terselamatkan.
Flashback End
Dengan langkah yang lesu, Ia berjalan meninggalkan makam Ibunya. Pertanyaan muncul dibenaknya tentang Apa yang harus Ia lakukan setelah ini? Untuk apa berjuang lagi jika orang yang satu-satunya menjadikannya kebanggaan telah tiada lagi? Apa dia menyusul saja? Apa yang harus dilakukan sekarang? Adit berjalan tanpa arah dan tenggelam bersama kesunyian malam yang semakin larut.
Seolah air matanya sudah terkuras habis, Ia tak dapat menangis lagi. Kini kebenciannya terhadap Ayahnya semakin membara karena ketidakhadirannya dipemakaman Ibunya, padahal jarak tempuhnya sangat dekat. Adit bersumpah akan menutup mata dan hatinya jika suatu hal yang buruk terjadi padanya dan Ia pun akan melakukan hal yang sama. Yaitu tidak akan datang di pemakamannya saat Dia mati.
" Dan kini, kau hanyalah orang asing yang menyakiti Ibuku!" Kata Adit dengan penuh amarah
Sampai dirumahnya, Adit tertidur. Mata berat yang Ia dapatkan setelah menangis membuatnya pulas.
" Ibu, jangan tinggalkan aku. Ibu, pulanglah aku menunggumu dirumah." Racau Adit yang melihat Ibunya dimimpi
Ibu yang sangat Ia cintai menghampirinya, memeluknya dengan penuh kehangatan, mengusap air matanya dengan lembut, dan semua itu membuatnya tenang
" Ibu darimana saja? Bukankah Ibu berjanji tidak akan meninggalkanku sendirian?" Kata Adit sambil menangis
Dengan lembut, tangan Ibu mengusap kepalanya dan tersenyum.
" Kau adalah anak Ibu yang berharga. Satu-satunya harta yang Ibu punya. Kamu anak yang bijak. Kuatlah mulai sekarang, dan ibu akan menunggumu dengan tenang disini. " Kata Ibu dengan lembut
" Tidak Ibu tidak, kumohon jangan pergi Ibu. Adit janji akan mematuhi semua yang Ibu katakan. Tolong Ibu, aku hanya punya Ibu. Ibu!!" rengek Adit saat Ibunya perlahan menghilang bersama cahaya keemasan
Adit tersentak bangun, Ia lalu bergegas ke kamar Ibunya.
" Ibu Ibu! " panggil Adit
Saat didepan kamar Ibunya, Adit mengetuk pintu dengan sopan.
" Ibu, bolehkah Adit masuk? " tanya Adit
Karena tak ada jawaban, Adit pun membuka pintu kamar Ibunya. Melihat kamar Ibunya yang kosong, Adit berinisiatif untuk menelepon Ibunya. Ia pun berlari mengambil ponselnya.
"Sudah jam dua pagi, kenapa Ibu tidak ada dikamarnya? Apa ada masalah dikantor?" Gumam Adit
Dering telpon Ibunya berbunyi, Adit pun menuju ke sumber suara.
"Apa Ibu sudah pulang? Ibu." panggil Adit tapi lagi-lagi tak ada jawaban dan ternyata Hp Ibu berada di meja kerjanya.
Adit bergetar saat namanya muncul di layar ponsel Ibunya "Anak hebatku". Begitulah Ibu menyimpan kontaknya. Seolah menyangkal kenyataan, Adit masih berpikiran positif.
" Mungkin Ibu lembur dan tidak pulang hari itu." Gumam Adit dan tak lama kemudian Ia tertidur di meja kerja Ibunya.
Jam menunjukkan pukul 09.40, tapi Ibu tak kunjung pulang. Ia pun berdandan rapi untuk menjemput Ibunya dikantor. Setelah Ia bersiap dan hendak mengambil kunci motornya, bel rumahnya berbunyi. Dalam hatinya begitu senang, karena Ia menduga Ibunya yang pulang. Namun, setelah pintu Ia buka..
" Apa benar ini rumah Ibu Ratih?" Tanya seorang laki-laki dengan berpakaian seragam dealer
" Iya benar, ada apa ini?" tanya Adit
"Kami dari dealer HS. Ibu Anda memesan satu unit mobil atas nama Aditya Viandrika dan sudah terbayar lunas. Seharusnya diambil kemarin dan ternyata kami mendapat kabar bahwa beliau telah meninggal dunia, jadi kami mengantarkannya hari ini. Mohon tunggu sebentar, kami akan menurunkan mobilnya." Kata staf dealer tersebut lalu beranjak menuju mobil yang membawa pesanan Ibunya
Mata Adit berkaca-kaca dan hatinya kembali remuk
" Ibu, ini tidak benar kan? Ibu! " rintih Adit dalam hati
Beberapa menit kemudian mobil sudah diturunkan dan staf dealer tersebut kembali masuk menemui Adit.
" Kami perlu tandatangan Anda sebagai bukti penerimaan. Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. " Kata staf tersebut
Dengan segera, Adit menandatangani bukti itu dan setelah menjelaskan tentang garansi, staf tersebut pergi.
Adit membuka kotak kado yang ternyata berisi kunci mobil dan surat. Dengan gemetar, ia pun membuka surat itu lalu membacanya dengan air mata yang tertahan.
Untuk Anak hebatku
Aditya Viandrika
Happy graduation sayang. Ibu begitu bangga berdiri disampingmu saat wisuda. Lagi-lagi kamu membahagiakan Ibu dengan menjadi lulusan terbaik. Terima kasih anakku, kamu tak henti membuat Ibu tersenyum selama ini.
Kelak kau akan menggunakan ilmu untuk hal yang baik seperti janjimu kan? Berkarya dan bermanfaat untuk orang banyak. Ah, Ibu sudah membayangkan tentang anak Ibu yang menepati janjinya. Ibu harap kamu tidak terbebani dengan ini ya sayang.
Maaf sayang, hanya ini yang bisa Ibu berikan. Semoga kamu bisa menggunakannya dengan benar untuk berkarya. Andai nanti Ibu pergi, Ibu berharap kamu segera bangkit sayang. Ibu menunggumu dengan tenang.
Dari Ibu
Seolah tahu hidup akan berakhir, beliau menulis surat wasiat untuk Adit
"Ibu Ibu." panggil Adit dengan air mata yang mengalir begitu deras
Bersambung
...****************...
Halo salam kenal semuanya.
Terima kasih telah mampir di karya perdana Im Sena. Semoga readers, menikmati karya ini. Kritik dan saran sangat diperlukan agar karya ini semakin berkembang baik, jadi jangan ragu untuk memberi kritik maupun saran :)
Yuk kenalan lebih jauh sama penulis, dengan follow Instagram im_sena95
Thank You 😊
Berhari-hari kemudian teman-teman Adit datang untuk menghiburnya.
" Kenapa kalian datang kemari?" tanya Adit
" Untukmu." Kata Kevin sambil menyerahkan makanan yang dibawanya
Adit hanya memandang dengan tatapan kosong. Dia sama sekali tertarik dengan apapun saat ini, bahkan makanan yang sangat disukainya.
" Makanlah, kau perlu banyak energi untuk melanjutkan karya Ibu. " lanjut Kevin
" Apa perlu kusuapi?" tawar Windy
" Hey, Bisa-bisanya kau mengambil kesempatan dalam kesempatan seperti ini." tegur Indra menjitak kepala Windy
"Kevin, bisakah hanya kau yang bersamaku?" bisik Adit lalu kemudian dia masuk kedalam kamarnya.
Kevin pun mengerti, Ia melobi teman-temannya agar pulang dan mencoba memahami kondisi Adit.
" Keluarlah, mereka sudah pergi." Kata Kevin setelah berhasil mengusir teman-temannya secara halus.
Kevinpun kembali ke ruang tamu.
" Kau harus makan sebelum berbicara lebih banyak denganku." Kata Kevin lalu membukakan bungkus makanan yang disukai Adit
" Selera makanku benar-benar hilang. Apa yang dilakukan ibuku sekarang? Kenapa beliau ingkar janji kepadaku." sahut Adit lemah
" Bukankah kau hanya akan membuat Ibu khawatir jika terus seperti ini? Bangkitlah Dit, sudah berhari-hari kamu seperti ini. Setidaknya pikirkanlah nasib partner kerja ibumu. Apa kau mau usaha yang susah payah beliau bangun hancur begitu saja?" Omel Kevin
Sebelum meninggal, Ibu Ratih telah membuka usaha dibidang kuliner bernama R&A catering yang Ia gunakan untuk bertahan hidup dan membuat Adit hidup layak hingga satu demi satu jenjang pendidikannya bisa terlampaui dengan baik tanpa harus terkendala masalah ekonomi.
Kevin merupakan sepupu Adit yang telah bekerja dengan Ibu Ratih semenjak SMA dan Ia sambi dengan mengambil kuliah kelas karyawan. Bersama dengan Adit, Kevin membantu Ibu mengelola R&A catering.
Adit tersentak saat Kevin menyinggung usaha Ibu. Tentu saja dia tak mau usaha Ibunya hancur begitu saja. Segera Ia basahi wajahnya dan makan makanan yang diberikan oleh Kevin. Setelah itu Ia mendiskusikan bersama Kevin tentang langkah yang akan ia ambil untuk membuat R&A catering semakin berkembang.
Dua hari kemudian, Adit melakukan rapat
bersama dengan Partner kerja Ibunya yang kurang lebih ada lima puluh lima orang. Adit memutuskan untuk membuka kembali R&A catering seperti biasanya.
Kemudian setelah rapat bersama partner kerja, Ia meneruskan diskusi yang belum selesai tentang rencana pengembangan R&A catering.
" Kita akan mengembangkan R&A catering menjadi R&A Foods, tidak hanya dalam bentuk catering tetapi juga merambah ke produk lain seperti Frozen Foods, makanan ringan, dan juga Cafe & Resto keluarga. Kita mulai dengan menawarkan ke hotel-hotel agar mengambil catering dari kita." Kata Adit mengungkapkan idenya
" Itu berarti kita butuh lebih banyak SDM promosi." kata Kevin
" Sementara kita yang akan bergerak dengan mengirim proposal dan mengajukannya secara resmi. Kevin, kau kuangkat jadi manajer R&A catering. Kita akan merubah R&A catering menjadi RA Foods bersama-sama." Kata Adit
" Aku sangat tersanjung dengan jabatan itu. Tapi apapun yang terjadi, aku siap bekerja dengan baik " Kata Kevin
" Itulah kamu. Karena itulah Ibu tak ragu memilihmu saat aku sedang tidak ada ditempat. " Kata Adit menepuk pundak Kevin
Mereka berencana untuk mempersiapkan semuanya secara profesional agar pihak hotel menggunakan layanan catering dari R&A Catering.
Seminggu kemudian, bersama dengan Kevin Ia mulai melobi belasan hotel yang ada di Kotanya. Dan akhirnya kerja keras mereka menghasilkan Empat pihak hotel yang menggunakan jasa R&A Catering. Dengan sumber daya yang dimiliki, akhirnya Adit memutuskan untuk fokus di empat hotel tersebut sebagai langkah awal mengembangkan R&A catering menjadi RA Foods.
Hari demi hari berlalu, Adit semakin fokus mengelola usaha yang ditinggalkan Ibunya yang kini semakin berkembang. Citranya dalam memberikan pelayanan yang terbaik, membuat R&A catering mendapatkan berbagai macam tawaran untuk menjadi pemasok catering di perusahaan ternama lainnya. Dan tentu saja hal itu berdampak pada penambahan partner kerja dan sistem manajemen yang perlahan tapi pasti Ia kuatkan.
Dua tahun kemudian nama R&A catering berubah menjadi RA Foods. Adit mulai mendirikan Cafe dan Resto keluarga yang akan sangat diminati masyarakat.
" You did well bro." Kata Kevin sambil menepuk pundak Adit
" You too." sahut Adit
Adit telah menyusun departemen untuk membagi tugas dan kewenangan secara lebih spesifik dan profesional demi mewujudkan impiannya.
Untuk meluaskan cabang Cafe & Resto keluarga, pagi itu Kevin mengadakan rapat bersama tim rekrutmen yang menyeleksi calon partner kerja RA Foods
" Kenapa yang good looking selalu diprioritaskan? Jika ada yang biasa-biasa saja tetapi dia punya kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu kenapa tidak?" tanya Didi, anggota tim rekrutmen saat membaca persyaratan untuk menjadi waitress
" Jika dia punya kemampuan lebih dengan penampilan yang biasa saja, tentu dia takkan ditempatkan di posisi waitress. " sahut Adit yang baru masuk ruang meeting dan tak sengaja mendengar pertanyaan Didi
Melihat Adit datang, membuat tim rekrutmen berdiri untuk menyambutnya. Dengan Kevin yang berada disampingnya membuat Adit benar-benar terlihat sebagai seorang CEO.
" Saya berharap semua dapat bekerja secara profesional. Iklan lowongan kerja telah di sebar. Dan sebentar lagi akan ada banyak orang yang mengirimkan lamaran pekerjaan. Dan dari situlah kemampuan analisis Anda semua akan diuji untuk menentukan calon partner kerja lolos ke tahap selanjutnya. Anda Mengerti?" Kata Adit
" Ya pak. " jawab tim rekrutmen dengan lantang
Kevin memeriksa website RA Foods dan Ia sangat terkejut karena baru lima jam peluncuran iklan lowongan kerja, sudah ada ratusan pelamar yang mengirimkan CV nya. Ia pun memberitahukannya kepada Adit.
Tak membuang banyak waktu, Adit pun memberitahukannya kepada tim rekrutmen.
" Baiklah, sekarang buka website dan mulai analisa pelamar yang masuk." Perintah Adit
Lima orang yang menjadi tim rekrutmen itu pun menjalankan tugasnya. Mereka menganalisa calon pelamar sesuai dengan posisi yang dilamar, yaitu Waitress, Kasir, Koki, Barista, dan CS online (orang yang memberikan pelayanan secara online seperti pertanyaan dan menjawab komplain customer serta aktif mempromosikan cabang RA Foods tersebut di berbagai platform sosial media)
" Apa yang menurutmu sulit dalam rekrutmen kali ini?" tanya Adit kepada Kevin
" Tes wawancara langsung." jawab Kevin spontan
Adit mengangguk dan tersenyum puas
" Bukankah itu sangat sulit? Tes yang kau berikan bukan hanya tentang motivasi kerja tapi juga studi kasus yang ada dilapangan? Aku bisa membayangkan betapa groginya mereka menjawab. " lanjut Kevin
" Karena itulah syarat yang utama adalah punya rasa percaya diri yang sangat tinggi. Dengan begitu, kita bisa melihat seberapa tanggap mereka dalam melayani customer." ujar Adit
Walaupun sulit tetapi jika itu bisa mendapatkan partner kerja yang sangat loyal kenapa tidak? Selain pelayanan terbaik yang diberikan oleh Customer, untuk mendapatkan profit Ia juga harus membuat partner kerjanya nyaman dengannya karena merekalah penentu kepuasan customer. Jika customer puas dengan pelayanan yang diberikan RA Foods, maka mereka tidak akan ragu untuk membeli banyak atau datang lagi berkali-kali.
Karena itulah, Adit juga membentuk Tim MSDM, yang memiliki bertugas untuk membuat sistem MSDM yang baik. Walau begitu, Adit tidak segan untuk memecat partner kerja yang terbukti merugikan perusahaan. Ia berprinsip lebih baik dikeluarkan daripada menjadi duri dalam daging yang bisa menghambat tujuannya.
Bersambung
...****************...
Halo salam kenal semuanya.
Terima kasih telah mampir di karya perdana Im Sena. Semoga readers, menikmati karya ini. Kritik dan saran sangat diperlukan agar karya ini semakin berkembang baik, jadi jangan ragu untuk memberi kritik maupun saran :)
Yuk kenalan lebih jauh sama penulis, dengan follow Instagram im_sena95
Thank You 😊
Hari itu, Adit nongkrong bersama dengan Kevin dan Indra untuk melepas penat setelah sekian lama larut dalam pekerjaannya. Indra adalah sahabat Adit semenjak kuliah
" Kau benar-benar menakjubkan Aditya." Kata Indra
" Apa maksudmu?" tanya Adit bingung
" Kau tampan dan mapan, pasti banyak sekali Wanita yang mengejar mu." jawab Indra
" Lantas kau pikir apa itu istimewa?" sahut Adit lalu menenggak Ice Americanonya
" Sayangnya pria muda yang tampan dan mapan ini sama sekali tidak tertarik dengan wanita." sahut Kevin yang membuat Indra tersedak saat makan camilan
Indra pun menatap Adit dengan tatapan aneh yang menunjukkan seolah dia adalah laki-laki yang tidak normal.
" Tidak, bukan seperti itu! " sahut Adit yang langsung mengerti arti tatapan aneh Indra
" Berhentilah mengatakan hal yang aneh. Untung hanya ada kita bertiga." lanjut Adit menepuk pundak Kevin
" Huh, bahkan kau mengabaikan wanita secantik Windy. Aku cemburu padamu yang bisa dengan mudah mengabaikan banyak wanita yang menyukaimu." keluh Indra
" Kalau begitu ambil saja. Lagipula aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita yang mencoba menggodaku agar aku mau menjadi pacarnya. " Ujar Adit
" Kalau dia menyukaimu aku bisa apa? Kau tahu responnya saat ada iklan lowongan kerja RA Foods? Sangat berisik, dia sangat termotivasi untuk masuk kesana karenamu. " lanjut Indra
" Kalau begitu bersabarlah sambil terus berada disisinya. " sahut Kevin
" Ada apa denganmu? Ekspresi wajahmu selalu langsung berubah serius sejak berbicara tentang wanita dan komitmen." tanya Indra yang heran dengan perubahan ekspresi Adit yang awalnya santai menjadi serius
Hanya Kevin yang mengetahui alasannya kenapa Ia sangat benci terhadap hal yang berbau komitmen, karena Kevin bersamanya sejak kecil. Ia tahu hal pahit yang Adit alami sehingga Ia sangat mewajari jika Adit masih belum bisa menjalani komitmen dengan seorang wanita
" Masih banyak hal yang harus ku urus. Apa kau tak melihat seberapa melelahkannya pacaran?" ujar Adit
" wah, apa kau sungguh belum pernah pacaran selama ini? " tanya Indra terkejut
" Hey, berhentilah membahas itu. Mulutmu ini minta dipites sebentar." Kata Kevin menutup mulut Indra dan akhirnya terjadilah pertengkaran kecil saat Indra mencoba melepas tangan Kevin yang mencubit bibirnya.
Indra lalu membuka ponselnya yang berbunyi karena ada notif berita terbaru yang sedang viral. Maklum, Dia adalah anak terupdate soal berita apapun.
" Sepertinya kau cocok dengan wanita ini." Kata Indra
" Siapa? Aku? Seperti apa wanita itu?" sahut Kevin
" Bukan kau, tapi Adit. Lihat ini." Kata Kevin memperlihatkan Hpnya untuk menunjukkan wanita yang dia maksud
" Risa Shiland?" Kata Kevin yang langsung merebut ponsel Indra
Kevin begitu girang dengan berita Shiland yang membuka cabang dikotanya. Ia sangat mengidolakan Risa, seorang psikolog muda yang berhasil menyembuhkan masalah psikologi seseorang tanpa mengkonsumsi obat-obatan.
" Kau menyukainya?" sahut Adit
Kevin mengangguk. Ia kemudian menceritakan awal dia mengidolakannya.
Dimulai saat dia mengikuti akun sosial media yang biasa membagikan tentang kesehatan mental dan seputar psikologi lainnya.
" Kau benar-benar menunjukkannya dengan jelas. Dia tipe yang seperti Adit versi wanita yang enggan berbicara tentang komitmen. Hanya karya yang selalu ada di pikirannya." sahut Indra
" Apa orang wajib berkomitmen ha? Kau ini dari tadi ribut pasangan dan komitmen. " ujar Adit
" Tentu saja! Kau lupa bahwa Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan? Ada Adam dan ada Hawa. Tapi walaupun begitu, menemukannya harus dengan berjuang lebih dulu." ceramah Indra
Adit tidak mengindahkan ceramah Indra, Ia justru menanyakan kenapa Kevin mengidolakan wanita itu?
" Siapa namanya? " Kata Adit berusaha mengingat nama yang disebutkan oleh Indra tadi
" Risa" sahut Kevin dan Indra bersamaan
" Yeah itu maksudku. Kenapa kau menyukainya?" tanya Adit penasaran
" Pesonanya saat dia live menjawab satu per satu pertanyaan yang diajukan netizen. Sepertinya kau harus menonton sendiri. Agak susah mendeskripsikannya." jawab Kevin
Adit hanya menganggukkan kepalanya.
" Ngomong-ngomong berapa banyak lagi kau akan buka cabang?" tanya Indra
" Entahlah. Selagi sumber daya yang dimiliki perusahaan mencukupi aku akan terus membuka cabang baru. " jawab Adit
" Kau lihat sendiri kan? Sifat ambisiusnya inilah yang membuat rasa ingin memiliki pasangan tertutup, Ia tidak akan tertarik sampai tujuannya benar-benar tercapai." sahut Kevin selesai melihat-lihat postingan Risa
" Berapa umurmu tahun depan?" tanya Indra
" Bukankah sama denganmu? " lempar Adit
" Ah, kau benar. Sudah hampir kepala tiga, tapi hati ini tetap betah menjomblo. Siapa yang salah kalau begini?" ratap Indra
" Kau lah. Menunggu terus. Katamu jodoh harus diperjuangkan terlebih dulu baru bisa didapatkan. Kalau cuma menunggu ya mana mungkin datang." cibir Kevin
"Karena itulah tolong bantu aku untuk meluluhkan Windy. Hm? Mau ya? Adiiit?" Kata Indra dengan tatapan memohon
Melihat ekspresi Indra yang menggelikan, membuat Adit tak tahan hingga Ia melemparnya dengan bantal sofa, dan diikuti pula oleh Kevin yang juga sama-sama gelinya.
" Aku tidak tertarik menjodohkan orang, berhentilah memohon." ujar Adit dengan raut wajah yang illfeel
" ekspresi wajahmu benar-benar menggelikan." Kata Kevin
Indra hanya bisa cemberut saat ditolak mentah-mentah oleh kedua sahabatnya itu. Bukan tanpa alasan dia memohon, karena setiap jalan dengan Windy, hal yang ditanyakan adalah seputar Aditya Viandrika hingga ia merasa terabaikan. Namun, saat Ia sangat mengabaikannya selalu ada yang membuatnya tak bisa pergi dan keadaannya selalu tepat dengan Windy yang datang padanya untuk meminta bantuan. Namun, meski begitu, Ia masih sabar menunggu. Yah, mungkin sampai dia mengungkapkan perasaannya pada Adit atau Adit yang lebih dulu memiliki pasangan.
Indra lalu mengambil gitar lalu menyanyikan lagu andalannya saat ditolak dalam situasi apapun. Lagu itu adalah Ya Sudahlah dari Bondan Prakoso. Melihat penampilan Indra, mereka pun akhirnya bergabung menyanyikan lagu itu bersama-sama
Saat Kau berharap, keramahan cinta
Tak pernah kau dapat ya sudahlah
Melihat penampilan Indra, mereka pun akhirnya bergabung menyanyikan lagu itu bersama-sama
Apapun yang terjadi
Ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
Coz everythings gonna be okay
Acara nongkrong kali ini benar-benar membuat Adit relax hingga dia kembali mendapatkan ide baru untuk mengembangkan bisnisnya yaitu dengan saham sehingga menarik minat orang untuk menginvestasikan uangnya di RA Foods. Setelah pulang, Ia kembali berkutat dengan laptopnya, untuk mencari referensi seputar penjualan saham secara sehat.
"Ibu, jangan khawatir. Aku akan menggunakan semua lahan karya yang engkau tinggalkan untukku dengan baik. Ibu percaya padaku kan? Aku tidak akan pernah mengingkari janji yang kubuat bersama Ibu dulu." Gumam Adit
Sejenak Ia melihat potret Ibunya yang cantik tergantung di dinding bersamanya saat foto di momen wisuda dulu. Lagi-lagi Ia berkaca-kaca karena merindukan Ibunya. Terkadang Ia merasa miris karena kini, Ia sebatang kara, tanpa keluarga dan hanya bersama partner kerja yang akan membantunya mewujudkan mimpinya.
Bersambung
...****************...
Halo salam kenal semuanya.
Terima kasih telah mampir di karya perdana Im Sena. Semoga readers, menikmati karya ini. Kritik dan saran sangat diperlukan agar karya ini semakin berkembang baik, jadi jangan ragu untuk memberi kritik maupun saran :)
Yuk kenalan lebih jauh sama penulis, dengan follow Instagram im_sena95
Thank You 😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!