SUATU HARI
_______________
TEETT... TETT... TEETT...
Suara bel istirahat berbunyi di setiap ruangan sekolah. Bel yang dinanti-nanti kan oleh para siswa yang sedang belajar di kelas maupun di lapangan. Terlihat jelas para siswa dan siswi SMA CITRA BANGSA berhamburan keluar kelas. Mereka sibuk menuju tempat yang diinginkan. Seperti halnya ke kantin untuk makan, ngemil, atau sekedar nongkrong dengan teman yang sekelas maupun beda kelas.
_______________
Di kelas X IPA-2, terdapat beberapa anak yang sedang memberikan kado kepada salah satu siswi. Sebut saja yang sedang ulang tahun namanya Wulan.
"Hai Lan, selamat ulang tahun ya? Semoga panjang umur. Sehat selalu dan jadi anak pinter." Gladis bersalaman dengan Wulan sembari memberi bungkusan kado.
"Iya Dis, makasih." senyum sembari menerima kadonya.
"Masama."
"Lan, selamat ulang tahun. Semoga panjang umur ya? Dan semoga apa yang lo inginkan tercapai." suara cempreng Lia sembari memberi kado.
"Iya Ya, makasih." menerima kadonya.
"Siapa nih yang ulang tahun?" tanya Nanda.
"Kudet lo Nan, masa gak tau sih?" Lia.
"Iya tuh." setuju Lilis.
"Hehehe..." senyam-senyum.
"Abaikan guys, orang gila." Lia.
"Iya Ya." Wulan.
"Ih, jangan gitu lah guys. Ya maaf-maaf gue cuma bercanda kok."
"Hm.."
Nanda mengeluarkan kado dari dalam tasnya. Lalu memberikannya pada Wulan.
"Lan, selamat ulang tahun. Semoga panjang umur. Sehat selalu dan jadi anak yang pinter." bersaliman dengan Wulan.
"Iya Nan, thanks."
"Masama."
"Eh Lis, lo gak ngucapin ulang tahun ma Wulan?"
"Udah kok Nan, dari tadi pagi sebelum lo dateng ke kelas."
"Masa sih Lis? Kok gue gak tau ya?"
"Ya iyalah lo gak tau Nan. Kan gue tadi bilang SEBELUM LO DATENG KE KELAS."
"Gila, biasa aja dong Lis. Gak usah pake teriak segala kale. Bisa budek nih telinga gue." niup tangan trus ditelakkan di telinga kanan dan kiri secara bergantian. Tangannya posisi menggenggam.
"Habis lo udah dikasih tau pake nanya pula. Kan kesel guenya."
"Ya maafin atuh Lis. Kan emang Nanda orang nya gitu." Wulan.
"Iya tuh, lagian sih lo Nan, pake tanya pula, kan lo udah denger tadi Lilis ngomong apa." Lia.
"Makanya kalau punya telinga tuh dipake dong." sindir Gladis.
"Tuh, dengerin apa kata Gladis." kata Lilis.
"Hem.. Iya dah iya."
"Gitu kek dari tadi. Bikin orang kesel aja."
"Ya maaf Lis. Gak sengaja."
"Hm..."
"Disengaja apa gak disengaja tetep aja Nanda bikin kesel kita mlulu. Iya gak guys?"
"Iya, bener banget." Gladis.
"Ya ya ya ya, biar bikin kesel juga. Kalo gak ada gue gak seru."
"Gak juga tuh." Wulan.
"Kalo gak ada Nanda malah asyik. Iya gak guys?" Lia.
"Iya Ya." Lilis.
"Hm.. Iya dah iya." Nanda.
"Hahahaha..." tawa semuanya.
Semua siswi kelas X IPA-2 bergantian memberi ucapan selamat ulang tahun sembari memberi kado kepada Wulan. Kecuali Shella dan Nana.
Wulan cs itu terdiri dari Wulan, Nanda, Gladis, Lia dan Lilis. Mereka semua sudah seperti penguasa di sekolah ini. Apa-apa yang mereka lakukan pasti dituruti sama semua orang. Gak ada satupun orang yang berani sama mereka berlima. Karena hukumannya ialah, dibully habis-habis'an. Makhlum lah, Wulan itu anak dari kepsek di sekolah ini. Lia, dia itu anaknya guru di sekolah lain, guru Bahasa Indonesia. Nanda ialah anak yang mempunyai prestasi lomba balap sepeda tingkat provinsi. Oleh sebab itu, semua guru telah mengenalnya. Lilis adalah anak seorang donatur terbesar untuk sekolah ini. Begitu juga dengan Gladis.
_______________
Di kantin sekolah, Shella dan Nana mengobrol sembari makan cemilan. Mereka berdua duduk di salah satu bangku kantin.
"Shell, gimana nih? Kita kasih gak ya kadonya Wulan?" tanya Nana.
"Nah itu dia Na, gue bingung nih mau kasih apa gak. Jujur, gue gak ikhlas kalo kasih ke Wulan. Wulan tuh gak tau diri Na. Pasti dia ngatain kado kita."
"Iya juga sih. Secara kan kado kita cuma habis 5 ribu. Tuh, pulpen satu sama satu buku tulis. Nah, kertas kadonya aja itu pake kertas kado bekas punya gue."
"Nah, lo tau kan Na. Itu tuh yang bikin gue pusing. Antara ikhlasin, kasih, atau gak?"
"Sama Shell, gue jadi pusing juga." mikir.
Tiba-tiba saja Nanda datang langsung duduk di sebelah kita.
"Woy lo berdua. Kapan lo ngasih ucapan ulang tahun sama ngasih kado sama Wulan?"
"Ntar Nan, kita lagi istirahat." ucap Shella.
"Oh. By the way, tadi semua cewek udah kasih ucapan ma kado ya?"
"Iya Na, semua cewek dah ngucapin dan kasih kado. Tinggal lo berdua aja."
"Oh." kompak.
Shella dan Nana ialah sahabat dari kecil. Mereka selalu bersama-sama dalam keadaan apapun itu. Sebenarnya, mereka tidak suka dengan tindakan Wulan cs yang merugikan mereka. Tapi mau gimana lagi. Mereka terpaksa melakukan ini karena mereka gak ada nyali buat melawan Wulan cs.
_______________
Di dalam kelas XI IPA-3, ada empat cowok yang menjadi incaran para cewek di sekolah ini. Bukan hanya masalah ganteng saja, tapi ke empat cowok itu juga keren, macho, dan pintar banget. Gak salah deh kalau mereka jadi bahan rebutan para cewek. Tapi sayangnya, gak ada satu pun cewek yang berani dekatin mereka ataupun sekedar caper sama mereka. Karena semua cewek telah diperingati oleh Wulan cs sebelumnya. Ke empat cowok tersebut bernama Rangga, Leo, Aldo, dan Vero.
Rangga ialah kakak dari Shella. Leo itu pacarnya Shella. Aldo itu kakak Wulan. Aldo dan Vero itu sahabat Rangga dan Leo. Tiba-tiba saja Wulan cs datang. Mereka menghampiri Leo cs. Leo cs itu terdiri dari Leo, Rangga, Aldo, dan Vero.
"Hey kak Aldo." sapa Wulan sambil menghampiri Aldo.
Aldo bukannya menjawab, tapi dia malah diem aja. Ya, Aldo sebenarnya risih sama Wulan. Sama sikap Wulan yang terus-terus'an ngejar Aldo. Padahal, Aldo tidak mau sama Wulan.
"Lan, lo gak malu apa ngejar-ngejar Aldo terus?" tanya Vero.
"Ya enggaklah kak. Kan gue emang suka kak Aldo. Harusnya itu, kakak bantuin gue lah biar kak Aldo makin deket sama gue." kata Wulan dengan pd nya.
"Ya kalau Aldonya gak mau ya jangan dipaksa lah." kata Leo.
"Nah, bener itu Lan." ucap Rangga.
"Gak mau itu bisa jadi mau kalau ada usaha." kata Lia.
"Nah, bener tuh kata Lia. Lagian, semua kan emang berawal dari nol." kata Wulan.
"Terserah elo deh Lan." ucap Vero pasrah.
"Lan, lebih baik lo pergi deh. Gue lagi gak mau diganggu." kata Aldo.
"Okey kak. Guys, cabut." kataku.
"Okey Lan." kata Gladis, Lia, Nanda, dan Lilis.
Wulan cspun pergi dari kelas tersebut.
"Ver, lo kasih tau adek lo dong. Jangan deketin gue terus. Gue risih nih." kata Aldo pada Vero.
"Gue udah coba kasih tau dia Al. Tapi Wulan tetep aja deketin elo. Omongan gue tuh kayak digubris sama dia."
Aldo terlihat kesal. Sedangkan Vero, dia bingung harus bagaimana lagi menghadapi sifat adiknya itu yang tidak mau menurut padanya.
_______________
Saat pelajaran IPA FISIKA, kelas X IPA-2 ditinggal gurunya ke kantor. Para siswa-siswi mulai bergerombol membentuk kelompok. Kelompok Wulan ada di pojokkan dekat meja guru.
"Eh guys-guys, gue tanya ma lo Lan. Shella sama Nana udah ngasih ucapan selamat sama ngasih kado belum ke lo?"
"Belum Nan, emang kenapa?"
"Tadi sih gue tanya mereka waktu di kantin katanya ntar aja lagi istirahat gitu. Eh kok ampe sekarang mereka berdua masih gak ngucapin selamat ya?" heran.
"Jangan-jangan mereka emang gak mau ngucapin selamat ma lo Lan." Lilis.
"Atau mungkin, mereka gak ada kadonya. Kan bisa aja tuh mereka bilang punya kado buat lo tapi nyatanya gak." Lia.
"Yap, bener banget tuh." Nanda.
"Iya juga sih pikiran kalian semua. Ada benernya juga. Dipikir-pikir sih, mereka dah tau kalau gue hari ini ulang tahun. Trus kenapa gak ngucapin selamat ke gue dari tadi? Kalau misalnya mereka gak ada kadonya. Kan bisa bilang aja ke gue. Gak sah malu juga kale."
"Iya tuh Lan. Kesel gue ma mereka berdua." Lilis.
"Bukan cuman lo aja Lis. Tapi gue juga. Masa iya temen lagi happy malah mereka kayak gini."
"Iya Nan. Temen macam apa tuh?" Lia.
"Macam ular. Hahaha..." tawa Wulan.
"Hahaha..." semua ikut tertawa.
"Ya, makhlumin aja lah Lan. Namanya juga orang yang ngedepanin gengsi. Ya jadi gitu lah." Gladis.
"Iya Dis. Gue dah makhlumin kale dari dulu malah. Tapi mereka nya aja yang gak nyadar-nyadar."
"Iya dah Lan." Gladis.
Di bangku Shella, ada Nana yang duduk di sebelahnya. Mereka mengobrol berdua.
"Na, kasih kapan kadonya ma ngucapin selamat?" tanya Shella.
"Ntar aja Shell. Kok feeling gue gak enak gitu ya?" heran.
"Iya Na, feeling gue juga gak enak. Kayaknya nih tuh cewek-cewek lagi ngomongin kita deh."
"Iya deh, kayaknya Shell."
"Bukan kayaknya Na. Tapi pastinya. Soalnya, mereka tuh tadi lihatin kita."
"Iya juga ya? Bingung gue, apa mereka ngomongin tentang keburukan kita ya?" tebaknya.
"Ya mana gue tau Na, gue kan gak ada di sana. Kalau gue ada di sana sama mereka. Pasti lah gue tau mereka ngomongin apa."
"Iya juga ya. Kenapa gak kepikiran sampai situ ya?" heran.
"Ya mana gue tau. Mungkin, dasarnya aja lo yang ****. Hahaha..."
"Enak aja lo kalo ngomong. Gue jitak kepala lo tau rasa." kesal.
"Hehehe, maaf-maaf. Bercanda." senyum.
"Ya udah lah, jangan bahas itu. Males gue."
"Sama."
Sedangkan di bangku yang lain. Ada tiga orang yang sedang mengobrolkan tentang sifat Wulan.
"Guys, sampai kapan kita kayak gini? Harus nurut sama tindakan Wulan cs yang super duper ngeselin." kata Putri.
"Iya tuh, gue aja capek banget. Masa iya setiap dia sama temennya ulang tahun. Kita harus ngeluarin uang buat beli kado. Mana kadonya itu harus mahal. Minimal itu cuma habis Rp.50.000,00 lagi. Belum juga kita harus ramah tamah sama mereka. Padahal kayak gini aja gue udah sambat banget." kata Kelvin blak-blak'an.
"Sok manis lah kalau ada mereka berlima. Huh, ngeselin banget sih." guman Andi.
"Dah, gak ada gunanya kita ngeluh kek gini. Itu semua bakalan percuma."
"Iya Put, lo bener banget. Selama ini belum pernah ada seorang pun siswa yang berani sama mereka. Kita do'a aja. Semoga nanti bakalan ada yang berani sama mereka." kata Andi.
"Kalau bisa nih, sifat dan watak mereka berlima itu berubah." kata Kelvin.
"Iya guys, semoga aja." kata Putri.
_______________
Sepulang sekolah, Shella dan Nana memberikan kado kepada Wulan beserta ucapan selamat. Saat itu mereka berada di depan kelas. Ada Gladis, Lilis, Nanda, dan Lia.
"Selamat ulang tahun Lan, moga panjang umur, sehat selalu." kata Shella.
"Selamat ulang tahun, moga panjang umur, dan tercapai keinginannya."
"Iya Shell, Na, thanks." menerima kadonya.
"Masama." kompak.
"Dah, yok kita pulang." Lilis.
"Ayok." ucap semua.
Saat ditengah perjalanan menuju gerbang sekolah. Nanda membisiki Wulan.
"Ngasih kado ma ucapan juga tuh mereka Lan."
"Iya Nan. Mungkin dah sadar."
"Hahaha... Iya mungkin Lan." Gladis.
"Sadar apa?" tanya Nana.
"Eh, em, gak kok Na. Gak apa-apa." senyum.
"Masa sih?" gak percaya.
"Iya Na."
"Sadar aja kalau Wulan tadi ternyata dijemput ibunya. Bukan nebeng ma temen, iya kan Lan?" Lia.
"Iya Ya."
"Emang tadi lo gak nyadar kalo dijemput?"
"Gak Na, perasaan tadi gue nebeng eh taunya dijemput deh. Hehehe."
"Oh."
Mereka semua pun pulang ke rumah masing-masing.
_______________
Sepulang sekolah Wulan membuka kadonya. Saat ini Wulan sedang berada di ruang tengah rumahnya. Tiba-tiba saja Vero datang. Dia melihat ruang tengah yang penuh dengan kado-kado. Vero meletakkan tasnya di sofa. Lalu dia duduk. Wulan tengah sibuk membuka kado.
"Banyak banget kado elo Lan. Ada acara apa nih?"
"Kakak gak tau apa, hari ini hari apa?"
"Tau, hari kamis kan?"
"Iya sih, maksudnya itu hari ini hari terpenting buat gue."
"Penting apaan?" menaikkan alisnya.
"Ini itu hari ulang tahun gue kak."
"Oh." jawab Vero singkat banget.
"Kakak gak ngasih gue kado gitu?"
"Gak."
"Okelah, gpp."
Vero melihat kado-kado Wulan.
"Buset, kadonya mahal-mahal banget. Mana bagus-bagus lagi." batin Vero.
"Ini kado dari Wulan sama Nana. Isinya apa ya?" guman Wulan penasaran.
Akhirnya Wulan pun membuka kado tersebut. Betapa kagetnya Wulan melihat kado dari mereka berdua.
"Whattt? Satu pulpen sama satu buku doang? Gak banget deh. Melarat kali ya tuh mereka. Ampe ngado gue aja kayak gini." kesal sembari megang buku ma pulpen.
"Mending juga dikado lo. Daripada enggak." kata Vero.
"Iya sih kak, tapi kadonya kan harusnya gak gini. Ini itu gak guna banget!"
"Berguna kok. Walaupun simpel sih."
"Is, kak Vero ngeselin."
"Gue bukannya ngeselin Lan. Tapi lo itu harusnya berterima kasih sama mereka. Karena lo udah dikado itu."
"Tau ah." kesal banget.
Vero berdiri sambil membawa tas sekolahnya.
"Mau kemana kak?" tanya Wulan.
"Ke kamar, istirahat. Kenapa?"
"Gpp kok, cuma tanya aja."
"Oh."
Vero pergi masuk kamarnya. Sedangkan Wulan, dia sibuk membuka kado yang lain.
"Kesel juga guenya, punya kakak kok kayak gitu banget. Udah gak ngasih kado pula. Huh.." kesal Wulan.
_______________
Shella sedang berada di ruang tengah rumahnya. Bersama dengan Rangga dan juga Leo. Mereka sedang duduk santai sambil menonton TV.
"Dek, kalau kamu ada masalah di sekolah. Kamu cerita aja ke kakak." kata Rangga kepada sang adik.
"Iya tuh sayang, kamu cerita aja ke aku juga gpp kok. Dengan senang hati aku akan dengerin cerita kamu. Plus aku juga bakalan kasih saran terbaik aku buat kamu." kata Leo selaku pacar Shella.
"Iya kak Ngga, kak Leo. Makasih banyak ya udah perhatian sama aku."
"Iya sayang." senyum Leo.
"Iya adekku sayang."
"Oh iya, kak Rangga sama kak Leo tau kan Wulan cs?"
"Tau." kata Rangga singkat.
"Iya, tau kok sayang. Emang kenapa dengan Wulan cs?"
"Mereka itu jahat banget kak Yo."
"Jahat gimana maksud kamu yang?" tanya Leo penasaran sambil melihat tajam Shella.
"Iya jahat sayang."
"Jahatnya gimana adekk?" tanya Rangga serius.
"Jahat banget kak. Kalau salah satu dari mereka ada yang ulang tahun. Semua teman sekelas itu wajib ngasih kado ke mereka. Trus kadonya itu harus mahal. Kalau gak mahal, siap-siap aja dibully sama mereka berlima. Mana kalau ada mereka itu harus ramah lah. Haduhh, bikin gak betah aja." jujur Shella.
"Waduh, kok kayak gitu ya? Jahat banget mereka berlima." kata Leo.
"Iya tuh, emang ketuanya siapa sih dek?"
"Siapa lagi kalau bukan Wulan kak."
"Oh. Adek tenang aja, kan ada kakak yang belain adek."
"Iya tuh sayang, selagi kamu gak salah. Gak usah takut. Aku juga akan belain kamu kok." kata Leo.
"Serius kak, sayang?" tanya Shella.
"Iya dong serius lah." kata Leo dan Rangga.
"Asyiikkk.. Berarti aku gak usah takut lagi dong sama Wulan cs?"
"Ya iyalah yang. Kamu tuh gak boleh takut sama Wulan. Kalau Wulan berani ngapa-ngapain kamu. Kamu langsung bilang aku aja. Itu semua biar jadi urusan aku."
"Wahh.. Makasih banyak ya sayang."
"Iya sayangku."
"Jangan lupa juga, kamu harus kasih tau kakak."
"Iya kak Ngga, pasti itu."
"Kamu lapor aja ke Vero langsung juga gpp kok dek." kata Rangga.
"Kak Vero?"
"Iya, kakaknya Wulan itu lho. Sahabat kakak."
"Enggak ah, takut."
"Kenapa takut sih dek? Vero itu baik lho."
"Iya tuh sayang, biarpun Vero itu kakaknya Wulan. Tapi kelakuannya beda banget sama Wulan. Percaya deh sama aku."
"Masa sih?" gak percaya.
"Iya sayang. Buat apa sih aku bohong sama kamu. Lagian, Vero juga sahabat aku kok."
"Iya deh yang. Aku percaya kok sama kamu. Makasih ya udah baik banget sama aku."
"Iya sayang. Udah sepatutnya begitu."
★
★
★
★
★
BEBERAPA HARI KEMUDIAN
_______________
Suasana di kelas saat ini sangat ramai. Kelas seperti pasar tradisional aja. Gimana gak pasar? Semua siswa dan siswi kelas X IPA-2 saling berbicara dengan keras. Ada yang menyanyi, berpuisi, bergosip, atau membahas hal yang gak penting. Intinya, semua siswa dan siswi sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Hari ini jamkos alias jam kosong, tidak mendapat pelajaran. Akhirnya semua siswa dan siswi khusus kelas X IPA-2 bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan. Entah itu bermain, ke kantin, atau jalan-jalan ke luar kelas. Dikarenakan gurunya sedang sakit dan juga tidak diberi tugas oleh guru.
_______________
"Shell, kita dah jamkos 2 jam nih."
"Iya Na, bete juga sih gak pelajaran."
"Iya sih. Tapi kalo pelajaran gue males ma tuh guru Matematika, bu Sri yang ngeselin habis."
"Emang tuh guru ngeselin tapi kalo gak diulang ma dia. Rasanya gimana gitu, kayak ada yang kurang aja."
"Iya sih. Tapi kan ada untungnya juga kita jamkos. Jadi gak usah capek-capek bahas materi yang bikin kepala kita pusing."
"Iya juga. MM kelas X emang susah-susah banget. Gue aja kagak paham-paham walaupun udah dijelasin."
"Apalagi gue Shell. Gue tambah kagak paham karna caranya itu lho. Mbulet!"
"Iya Na, untung aja kita jamkos sebab bu Sri gak masuk sekolah karna sakit. Jadi kita bisa istirahat dari MM."
"Lo bener Shell. Pelajaran yang bikin semua muridnya pusing."
"Lebih tepatnya, pusing tujuh keliling."
"Hahaha..." tawa kita puas.
"Eh Na, enak juga ya jamkos." mainin pulpen.
"Iya Shell, enak sih. Tapi bosen juga kita dari tadi duduk di bangku kelas. Pingin keluar cari angin." lihat luar kelas.
"Oh, oke lah. Yok ke kantin kita jajan." ajak Shella.
"Ayok." semangat banget sembari melihat Shella.
"Yok dah." berdiri.
Nana pun ikut berdiri. Mereka berdua pergi menuju kantin sekolah.
_______________
"Eh guys, kalian tau gak kado ulang tahun dari Shella sama Nana buat gue?"
"Ya gak tau lah Lan. Lo kan belum bilang kadonya apa." Nanda.
"Iya tuh Lan." Lia.
"Ya gimana kita bisa tau Lan? Orang lo aja belum bilang." Lilis.
"Bener tuh." Nanda.
"Hehehe, iya juga sih guys." senyum kuda.
"Emang apa kadonya?" heran Gladis.
"Kadonya tuh satu pulpen sama satu buku tulis."
"WHAATTTT???" semua kaget.
"Yang bener lo Lan?" Lia gak percaya banget.
"Iya, bener kok Ya. Bentar." menuju tasnya.
Semua melihat Wulan yang mengeluarkan buku dan pulpen dari dalam tasnya.
"Nih guys, buku ma pulpen dari Shella sama Nana." nunjukin.
"Gila.. Kado apa ini?" Nanda memegang buku dan pulpen.
"Busyet dah, melarat amat tuh mereka." Lia.
"Masa iya ngado temen kadonya kayak gini? Gak banget deh." Lilis.
"Kalau tau kadonya ini mending gak usah ngado. Malu-maluin, iya gak guys?" tanya Gladis.
"Iya Dis, percuma banget." Wulan.
"Eh Lan, mending lo balikin deh kado mereka. Gak guna banget nih." saran Lia.
"Iya guys." Wulan.
"Kita kerjain mereka aja. Biar anak lain itu gak ada yang berani sama kita." ucap Lia.
"Nah, bener banget tuh." setuju Nanda pada Lia.
"Boleh juga." guman Wulan.
_______________
Shella dan Nana sedang berada di kantin sekolah. Mereka duduk di salah satu bangku kantin sembari makan jajan. Tiba-tiba saja Gladis datang langsung duduk.
"Eh Shell, Na. Lagi jajan nih?"
"Eh elo Dis. Iya nih." Shella.
"By the way, lo sendiri ke sini?"
"Hehe, iya Na, gue sendiri ke sini."
"Berani amat lo sendirian." Shella.
"Hehe, iya Shell."
"Ngapain lo kesini Dis?"
"Haus gue."
"Haus ya sono lo minum. Ngapa ngomong ke kita. Iya gak Shell?"
"Iya Na."
"Iya juga ya?" mikir sambil garuk kepala yang sebenarnya gak gatal.
"Dah, sono lo beli minum kek. Yang ada haus lo gak hilang-hilang kalo lo di sini ngobrol ma kita."
"Iya Na, bentar gue beli es dulu." berdiri.
"Okey." Shella.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!