...- Prolog -...
...- Chapter 1~ Uji Nyali -...
...- Chapter 2 ~ Uji Nyali Sesungguhnya -...
...- Chapter 3 ~ Buronan -...
...- Chapter 4 ~ Kambing Hitam -...
...- Chapter 5 ~ Tawaran Menarik -...
...- Epilog -...
................................................................
Sebelum kalian membaca lebih banyak tentang buku ini, pertama kami punya sedikit pertanyaan untuk kalian. Pertanyaan ini harus kalian jawab karena mungkin bisa membantu kalian dalam memahami buku ini.
Pernahkah kalian memakan permen karet?
Kami harap kalian sudah menjawabnya meskipun itu di dalam hati. Sekarang kita akan menuju ke pertanyaan selanjutnya.
Apakah permen karet itu manis?
Menurut kami permen karet itu tidak manis, permen karet hanya pernah manis. Maksud kami adalah bukankah saat sudah lama di kunyah, manis yang ada pada permen karet akan hilang. Saat manis dari permen karet hilang kebanyakan orang pasti akan membuang permen karet yang ada di mulutnya. Bukan kebanyakan orang, mungkin lebih tepatnya semua orang.
Pertanyaan selanjutnya, apa itu itu buronan?
Hehehe, apakah kalian sudah menjawabnya. Atau mungkin kalian kaget dengan pertanyaan yang aneh ini. Tidak pertanyaan ini tidak aneh, karena buku ini adalah sebuah buku yang akan erat kaitannya dengan buronan.
Bukankah lebih aneh pertanyaan pertama. Apakah kalian sadar permen karet tidak dimakan, permen karet hanya di kunyah.
Percayalah kami akan menyuguhkan sebuah cerita yang menarik untuk kalian.
Mungkin di antara kalian ada yang berfikir kenapa buku ini berjudul Bubble Gum. Dan mungin saja di antara kalian ada yang berfikir untuk apa pertanyaan permen karet di awal tadi. Bahkan mungkin ada yang sudah tidak tertarik dan berhenti membaca buku ini.
Terimakasih bagi kalian yang masih mau membaca dan percaya kepada kami yang akan menyuguhkan sebuah cerita yang menarik kepada kalian.
Buku ini adalah buku yang akan menceritakan sebuah kisah tentang perjalanan 5 anak SMA yang menjadi buronan paling dicari.
Bertempat di sebuah kota bernama Kleysdown, sebuah kota dengan tingkat kejahatan sangat tinggi. Pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, perdagangan senjata ilegal, peredaran narkoba dan kejahatan lainnya adalah sebuah hal biasa di kota ini.
Karena kejahatan yang terjadi di kota ini, kota Kleysdown sering di sebut sebagai dunia bawah yang muncul ke permukaan.
Banyak sekali media baik dalam maupun luar negeri seperti koran, Tv, internet dan lain-lain yang mengangkat berita kejahatan yang terjadi di kota ini. Itu dikarenakan berita tentang kejahatan adalah sebuah hidangan yang menarik minat para penikmat berita. Karena berita kejahatan sangat menguntungkan akhirnya para media mulai mengurangi acara lain dan menggantinya dengan berita kejahatan.
Kejadian ini berlangsung lama hingga suatu ketika para orang tua tersadar bahwa sangat sedikit acara yang pas untuk anak anak mereka. Mereka takut jika anak anak mulai tertarik dengan berita kejahatan dan menirunya.
Akhirnya para orang tua pun menuntut para media untuk mengurangi berita tentang kejahatan. Karena tuntutan yang terlalu banyak akhirnya mau tidak mau banyak media yang mengurangi berita kejahatan.
Media kembali stabil dengan berita kejahatan yang dikurangi. Namun sepertinya itu tidak mengubah apapun konten konten selain berita kejahatan kurang diminati dan banyak sekali media yang bangkrut pada saat itu
Hingga akhirnya saat itu tiba. Sebuah media koran yang hampir bangkrut, melakukan eksperimen mengganti halaman utama yang tadinya berita kejahatan menjadi sebuah cerita horor di halaman utama.
Reaksi yang di berikan para pembaca benar-benar tidak terduga bahkan di luar ekspetasi. Baik orang tua, anak muda, bahkan anak-anak sekalipun. Mereka menyukai konten cerita horor itu hingga akhirnya membuat media koran itu mendapat keuntungan yang sangat banyak dan media koran itu tidak jadi bangkrut.
Banyak media yang tidak mau ketinggalan dengan momen ini. Mereka meniru dengan memasukan konten konten horor di medianya. Akhirnya yang kebanyakan terjadi adalah berita kejahatan berubah menjadi konten konten horor seperti cerita horor, komik horor, film horor, game horor dan lainnya.
Banyak media yang menghilangkan berita kejahatan di platform nya.
Tapi coba kalian pikirkan apakah jika berita tentang kejahatan hilang, kejahatan itu sendiri juga ikut hilang.Tentu saja tidak bukan. Bagaimana tentang kota Kleysdown? , bagiamana kejahatan yang terjadi di sana?. Tentu saja kejahatan yang ada di sana masih menjadi makanan sehari-hari orang yang tinggal di Kleysdown.
Sebuah suara TV terdengar jelas di suatu ruangan, TV itu menyiarkan sebuah berita kriminal yang terjadi dini hari. Di ruangan itu terdapat 3 orang laki laki dan 2 orang perempuan sedang duduk di kursi melihat acara TV tersebut.
"Pada pagi hari tanggal 21 Oktober, ditemukan mayat seorang pemimpin perusahaan yang sudah tidak bernyawa di distrik timur kota Kleysdown. Terdapat beberapa luka tusukan pada tubuh korban, terdapat juga sebuah sayatan bergambar bintang di bagian dada korban. Tanda itu adalah tanda yang sama yang terdapat pada bagian dada 3 korban pembunuhan sebelumnya. Polisi meyakini bahwa kasus ini adalah sebuah kasus pembunuhan berantai. Tapi sekarang polisi menemukan titik terang karena terlihat di kamera CCTV salah satu warga di sana, pada malam hari tanggal 20 Oktober CCTV merekam korban saat akan berjalan melewati tempat kejadian dimana si korban dibunuh. Terlihat juga di CCTV, 5 orang seumuran anak SMA melintasi tempat yang sama beberapa saat setelah korban melintas. Kini kelima anak yang belum diketahui identitasnya itu, sedang menjadi buronan polisi setempat."
Tiba - tiba seorang perempuan tomboy yang berada di ruangan itu mematikan TV dengan remote yang ia pegang.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang? apakah kita harus menyerahkan diri dan mengakui perbuatan yang bahkan tidak kita lakukan?" ucap si perempuan tomboy dengan pandangan mengarah ke pria yang berada di depannya.
"Ada apa dengan tatapan mu itu Jovita? itu benar-benar membuatku muak." kata si pria yang di tatap dengan tatapan tajam oleh Jovita.
"Jovi benar, bukankah sebenarnya kamu yang melibatkan kita di kasus ini, Feran?" Kata seorang pria bernama Zen yang duduk di sebelah Feran mengangkat suara membela Jovita.
"Aku pikir itu benar, tapi menurutku sedikit kurang tepat. Bukankah kita semua yang melibatkan diri kita sendiri di kasus ini? Ingatlah saat si brengsek itu melemparkan mayat korban ke arah kita. Dengan bodohnya kita berlima menangkap mayat itu dan akhirnya meninggalkan sidik jari kita di sana." kata seorang perempuan yang duduk di sebelah Jovita.
"Diamlah Stefany, aku benar - benar tidak ingin berdebat denganmu sekarang." Jawab Jovita dengan nada murung.
Seorang pria yang tadi hanya diam mendengar perdebatan mereka berempat sekarang berdiri dari tempat duduknya. Pria itu memiliki perawakan paling besar dari kelima orang disana. Setelah berdiri dan mendapatkan perhatian dari ke empat orang itu, dia akhirnya mengeluarkan kalimat dari mulutnya.
"Diamlah, jangan menyalahkan satu sama lain, semua kejadian ini sudah terjadi dan tidak dapat kita ulangi. Yang harus kita lakukan adalah memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi kasus ini."
Semuanya diam karena perkataan yang dia ucapkan tersebut. Pria bertubuh besar yang baru saja mengatakan perkataan itu bernama Dony Raphael.
-Satu bulan sebelum kasus ini terjadi-
Sebuah upacara sedang berlangsung di sebuah sekolah swasta yang bertempat di kota Kleysdown. Upacara ini adalah sebuah upacara pelantikan ketua dan wakil ketua osis tahun ajaran yang baru.
Terlihat siswa siswi berbaris dengan mengenakan seragam rapi, lengkap dengan topi di kepala mereka. Ketua dan wakil ketua yang baru, di pilih secara voting beberapa hari sebelumya.
Hasil voting menunjukkan bahwa yang terpilih menjadi ketua dan Wakil ketua osis selanjutnya adalah, seorang siswa tahun kedua bernama Feran Dylandi sebagai ketua dan siswi tahun pertama bernama Stefany Elaina Putri sebagai wakilnya.
Sebuah selempang diberikan oleh mantan ketua dan wakil ketua osis sebelumnya, kepada Feran dan Stefany sebagai tanda pergantian masa jabatan dan menyambut ketua dan wakil ketua OSIS yang baru.
Selanjutnya adalah pidato yang akan disampaikan oleh ketua dan wakil ketua tahun ajaran baru. Feran melangkah naik ke podium dan menyampaikan pidatonya.
"Selamat pagi semuanya, sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada kalian yang telah memilih saya dan wakil saya sebagai ketua osis tahun ajaran yang baru ini. Tapi saya akan meminta maaf kepada semuanya, bahwa saya akan mengundurkan diri sebagai ketua osis tahun ajaran ini dan mengangkat wakil saya menjadi ketua osis yang baru. Alasan saya mengundurkan diri karena saya merasa tidak bisa mengemban tugas yang sangat berat ini. Dan mungkin kalian semua bertanya-tanya kenapa saya mencalonkan diri, alasan saya mencalonkan diri karena saya berpikir saya tidak akan terpilih. sekali lagi, saya mohon maaf yang sebesar besarnya, sekian dari saya. Terimakasih."
Pidato yang sangat singkat dan jelas itu langsung mengagetkan semua orang yang ada di sana. Feran turun dari podium dengan ekspresi datar, terlihat dari raut wajahnya. Setelah itu, kini giliran Stefany untuk menyampaikan pidatonya.
"Terimakasih atas waktu yang diberikan untuk saya, jujur saja saya sedikit kaget dengan keputusan ketua osis yang baru. Jika dia mengangkat saya menjadi ketua osis selanjutnya, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya. Saya juga akan mengundurkan diri karena saya tidak bisa memegang tanggung jawab sebagai ketua osis baru. Saya menyarankan untuk mengangkat calon ketua dan wakil ketua osis nomer dua dalam voting kemarin untuk menjadi ketua dan wakil ketua osis. Sekali lagi terima kasih atas waktu yang diberikan."
Setelah menyampaikan pidatonya yang berisi tentang pengunduran dirinya, Stefany turun dari podium. Kejadian yang tidak disangka-sangka akan terjadi sebelumnya, seorang ketua dan wakil ketua osis mengundurkan diri sesaat setelah pelantikan. Meskipun itu adalah tindakan yang kurang baik, tapi pihak sekolah tidak bisa memaksakan kehendak orang yang tidak mau mengemban sebuah tanggung jawab.
Upacara berjalan lagi dengan prosedur yang sedikit diubah.
Beberapa waktu berlalu dan akhirnya upacara pelantikan selesai. Semua siswa dan siswi membubarkan barisannya, menuju ke kelas masing masing bersiap mengikuti pelajaran jam pertama.
Stefany dan Feran berjalan searah, seusai upacara pelantikan selesai dikarena kelas mereka bersebelahan walaupun berbeda angkatan. Feran berada di kelas 2-D sementara Stefany berada di kelas 1-A.
"Tidak bisa mengemban tugas yang berat, hahaha sebuah alasan yang tidak masuk akal untuk orang yang mencalonkan dirinya." Kata Stefany yang berjalan di sebelah Feran, membuka percakapan diantara keduanya.
"menurutku itu adalah alasan yang cukup masuk akal"
"Sebuah game online dengan genre horor akan segera di rilis, itu kan alasan sebenarnya kamu mengundurkan diri. Kamu tidak akan memiliki cukup waktu jika kamu menjadi ketua osis, iya kan?" Ucap Stefany dengan nada menuduh.
"Sebuah tuduhan yang tidak masuk akal, aku tidak tertarik dengan game semacam itu." jawab Feran
"Pembohong, aku cukup mahir mencari informasi di dalam internet dan itu adalah sebuah informasi yang sangat akurat."
"Dasar adik kelas yang merepotkan, Itulah alasan kenapa aku mencalonkan diri dan memintamu menjadi wakil ku. Aku ingin kamu terjebak menjadi ketua osis sehingga kamu akan sibuk dan itu mungkin akan sedikit memudahkanku." Kata Feran dengan sedikit senyum di bibirnya.
"Heeh jahatnya"
Tidak terasa mereka akan tiba di depan kelas masing - masing. Sebelum mereka berpisah, Stefany memasukan sebuah kertas ke dalam saku depan Feran kemudian berkata
"Jika game itu rilis temukan lah aku di sana, mungkin kita bisa mengakrabkan diri setelah bermain bersama." Ucap Stefany dengan volume suara sedikit keras dan dengan senyuman lebarnya.
Setelah itu Stefany berjalan menuju kelasnya.
Feran yang sedikit penasaran mengambil kertas yang berada di dalam saku depanya. Ternyata itu adalah sebuah lipatan kertas kecil. dia membuka lipatan itu, dan terdapat sebuah tulisan yang bertuliskan ''Nick name Lucie''
Setelah dibaca oleh Feran, kertas tersebut dilipat kembali dan kemudian dimasukkan ke dalam saku depan. Dan Feran kembali berjalan ke kelasnya.
Tidak lama setelah itu, seorang guru datang dan pelajaran jam pertama pun di mulai.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau yang biasa dikenal dengan sebutan IPA sedang berlangsung di kelas 2-D. Terlihat di sana seorang guru perempuan sedang menjelaskan suatu materi di depan papan tulis. Guru itu menulis sesuatu dan menjelaskannya kepada murid - murid dikelas tersebut.
Terlihat juga Feran yang duduk di bangku paling belakang sudut sebelah kiri. Di samping kiri Feran hanyalah sebuah tembok dan sebuah kaca jendela. Di belakang juga hanya terdapat tembok dan sedikit alat kebersihan kelas.
Sementara itu, di depan Feran adalah tempat duduk seorang laki laki yang memiliki rambut hitam pendek bernama Zen Haro Diningrat. Mereka sudah akrab satu sama lain dikarenakan pernah 1 kelas pada tahun pertama dan sekarang mereka bisa bertemu bersama lagi di tahun kedua.
Di samping kanan adalah tempat duduk seorang perempuan bernama Jovita Schneider. Dia memiliki rambut coklat yang lebih pendek dari perempuan kebanyakan, bahkan jika dilihat sekilas, penampilannya mirip seperti seorang laki laki.
Meskipun mereka duduk bersebelahan, Feran dan Jovita tidak terlalu akrab satu sama lain dikarenakan sifat tomboy yang di miliki Jovita sering membawa masalah, karena Feran termasuk tipe orang yang tidak terlalu suka dengan masalah. Dia berpikir lebih baik untuk tidak mendekatinya.
Tapi meskipun Jovita sering terlibat dalam suatu masalah, dia adalah seorang ketua kelas 2-D
[Bunyi bel]
Tanda waktu istirahat telah tiba.
Ibu guru menyelesaikan pelajarannya dan pamit keluar dari kelas. Seperti kelas lainnya, sedikit kegaduhan terjadi saat jam istirahat. Mereka biasanya membentuk sebuah perkumpulan antar teman untuk pergi ke kantin.
Mereka yang tidak memiliki teman tentu saja hanya diam menunggu seseorang mengajaknya berbicara dan hal itu yang dilakukan oleh Feran dan Zen yang dari tadi hanya duduk diam memaku di bangku masing-masing.
Jika di pikir-pikir Feran adalah seseorang yang memenangkan pemilihan ketua OSIS tahun ajaran ini. Tidak mungkin kan orang yang tidak populer di sekolah ini bisa terpilih menjadi ketua OSIS.
Memang benar Feran adalah salah satu murid yang paling terkenal di sekolahnya, akan tetapi kebanyakan anak dikelasnya kurang menyukai kepopulerannya itu. Atau bisa dikatakan bahwa mereka iri dengan kepopulerannya. Itulah kenapa saat ini Feran hanya duduk di bangkunya dan tidak pergi ke kantin bersama, seperti kebanyakan murid populer lainnya.
Sedikit demi sedikit anak-anak di kelas itu mulai pergi dari sana, baik mereka yang pergi bersama maupun mereka yang hanya pergi sendiri.
Jovita yang duduk di sebelah kanan Feran, beranjak dari tempat duduknya berjalan melewati Feran dan Zen yang sedang duduk di bangku mereka. Saat Jovita lewat didepan mereka, Zen yang dari tadi hanya diam mengatakan sesuatu
"Jovi, kemana saja kamu dalam seminggu ini?"
Kalimat yang dilontarkan Zen membuat Jovita berhenti. Jovita kemudian melihat ke arah Zen yang hanya duduk di bangku dengan ekspresi dingin di wajahnya.
"Apa maksudmu? aku sudah mengirimkan surat ke sekolah bahwa aku sakit. Apakah surat itu tidak sampai, sehingga kamu menanyakannya padaku?" Jawab Jovita atas pertanyaan Zen tadi.
"Jangan berbohong. Ayahmu datang ke tempatku tadi pagi, dia mengatakan bahwa kamu tidak pulang ke rumah seminggu ini." kini Zen melihat ke arah Jovita tapi masih dengan ekspresi dingin di wajahnya.
Feran yang duduk di belakang mereka sedikit kaget dengan keakraban Zen dan Jovita. Entah kenapa terlihat aneh karena Zen yang sedikit pendiam tidak disangka bisa seakrab itu dengan Jovita. Feran berusaha diam tidak mengganggu percakapan mereka.
"Itu bukan urusanmu. Jika dia datang lagi ke tempatmu katakan saja padanya bahwa aku tidak akan kembali ke rumah." Ucap Jovita yang dilanjut dengan memalingkan kepala lalu berjalan keluar kelas.
Zen menghela nafas panjang dan terdiam sesaat karena kecanggungan yang terjadi tadi. Tidak ada percakapan antara Zen dan Feran beberapa menit. Setelah lumayan lama, Feran membuka topik percakapan dengan topik game terkenal bergenre horor yang akan rilis sebentar lagi. Feran menepuk pundak Zen dari belakang kemudian bertanya
"Zen, apakah kamu tertarik dengan game Thousand Door yang akan rilis sebentar lagi?"
Zen yang tadi menghadap ke depan kemudian berbalik menghadap belakang ke arah Feran.
"Aku lumayan tertarik dengan game itu, apakah kamu juga tertarik?" Ucap Zen menjawab pertanyaan yang dilontarkan Feran.
"Tentu saja aku sangat tertarik. Menurutku jika game itu sudah rilis. Itu akan menjadi game terbaik sepanjang masa."
"Ya itu mungkin saja terjadi, tidak ada yang tidak mungkin."
Mereka membicarakan tentang game yang akan rilis itu sepanjang istirahat.
Game berjudul Thousand Door adalah sebuah game yang akan rilis beberapa hari dari sekarang, lebih tepatnya tanggal 25 September nanti. Game bergenre horor ini sangat berbeda dengan game horor lainnya. Jika game horor lain berfokus pada cerita, game Thousand Door ini berfokus pada game play dan kompetitif.
Di dalam game ini pemain akan dibagi menjadi dua tim dan setiap tim memiliki 5 pemain. Tim pertama adalah tim investigasi, tugas tim ini adalah keluar dari sebuah labirin besar dengan 1000 pintu yang ada di labirin itu. Sedangkan tim kedua adalah tim hantu, tim ini memiliki tugas untuk menangkap tim investigasi dan mengurungnya dalam sangkar.
Untuk menghindari kejaran dari tim hantu, tim investigasi bisa membuat jebakan-jebakan untuk mempersulit tim hantu dalam menangkap mereka.
Jika salah satu pemain dari tim investigasi ada yang terkurung ke dalam sangkar, pemain lain di tim investigasi bisa menyelamatkan temannya yang terkurung dengan mendapatkan sebuah kunci di labirin itu untuk membuka sangkar. Jika semua tim investigasi terkurung kedalam sangkar maka permainan berakhir dan tim hantu menang. Sedangkan jika salah satu tim investigasi ada yang bisa keluar dari labirin maka tim investigasi menang.
[Bunyi Bel]
Feran dan Zen yang sedang asik bercerita tentang game Thousand Door, dikagetkan dengan bunyi bel sekolah. Suara bel ini menandakan berakhirnya istirahat pertama dan menandakan akan dimulainya jam pelajaran selanjutnya.
Setelah jam pelajaran seusai istirahat pertama selesai, bunyi bel akan kembali terdengar dan itu adalah bel istirahat yang kedua. Di jam istirahat inilah biasanya para murid memakan bekal makan siang mereka.
Bunyi bel akan terdengar lagi setelah ini dan itu menandakan jam pelajaran yang terakhir. Setelah jam pelajaran terakhir selesai, bunyi bel terakhir menandakan berakhirnya kegiatan belajar mengajar pada hari itu.
Para siswa dan siswi pulang ke rumah masing-masing, dengan jalan yang berbeda beda.
Terlihat Zen berjalan sendirian di trotoar jalan dengan menggendong tas di punggungnya. Ekspresi dingin di wajahnya benar - benar seperti sudah melekat sejak ia lahir, saat berpapasan dengan orang dia bahkan tidak memperhatikan orang itu. Dia benar-benar seperti orang yang tidak memperdulikan apapun.
Saat sedang berjalan tiba - tiba Zen menghentikan langkahnya. Dia menolehkan wajahnya ke kanan melihat sebuah kafe dengan pengunjung yang ramai.
"Hari ini sepertinya hari yang sibuk." Ucapnya dengan memperlihatkan sedikit senyuman di wajahnya.
Zen melanjutkan langkahnya dan kemudian berbelok di gang kecil samping kafe itu. Setelah masuk ke gang beberapa langkah, dia membuka pintu belakang cafe dan berkata:
"Aku pulang."
Setelah Zen masuk melewati pintu itu, dia disambut dengan bau harum suatu masakan. Ternyata yang Zen masuki adalah dapur tempat menyiapkan makanan dan minuman untuk kafe yang ada di depan. Seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang sedang memasak sesuatu di dapur itu. Perempuan itu memiliki dada yang cukup besar hingga celemek yang ia kenakan kelihatan ketat.
"Selamat datang Zen." ucap perempuan itu sembari memberikan senyuman lebarnya kepada Zen.
Perempuan itu bernama Haira Camelia, seorang yang baru saja lulus SMA di sekolah yang sama seperti Zen. Dia adalah anak dari pemilik kafe ini. Meskipun nilainya cukup bagus dalam sekolah, dia tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dia lebih memilih untuk membantu ayah dan ibunya untuk mengurus kafe.
Zen meletakan tas yang ia gendong di salah satu kursi di sana. Kemudian dia mengambil celemek yang tergantung di tembok dan memakainya.Tanpa bicara apapun Zen langsung mencuci peralatan yang kotor di wastafel.
"Zen apa yang kamu lakukan? setidaknya makanlah dulu sebelum bekerja." Kata Haira
"Tidak usah, aku belum lapar untuk sekarang."
Setelah beberapa waktu, masakan yang Haira masak akhirnya sudah matang. Dia menghidangkan makanan itu di sebuah piring dan berjalan ke depan untuk mengantarkannya ke pelanggan. Sebelum dia keluar dari dapur, dua orang anak kecil masuk ke dapur dengan berlari. Dua anak kecil itu hampir saja menabrak Haira yang sedang membawa piring.
"Fanio, Fania apa yang kalian lakukan? jangan berlarian di dapur, kalian hampir saja menabrak kak Haira tadi." Ucap Zen dengan nada lembut dan sedikit senyuman.
"Maafkan kami kak Zen, ini semua salah Fanio. Tolong hukum Fanio tapi jangan hukum Fania." ucap si anak kecil laki laki berusaha melindungi si anak kecil perempuan.
"siapa yang mau menghukum anak imut seperti kalian ini, tapi tolong jangan di ulangi lagi ya."
Haira yang melihat sedikit senyum dari wajah Zen, Tersenyum lebar sebelum keluar dari dapur. Dalam hati Haira dia berkata:
"Seorang yang kehilangan keceriaannya benar - benar menakutkan."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!