Perempuan berusia 20 tahun bernama Ayunda tama bekerja disebuah kedai kecil dikampung sebelumnya dia orang berada. Ayunda yatim piatu dirawat oleh bibiknya saat usia 10 tahun hingga suatu saat tapi ia tak mendapat perlakuan baik. dan hingga suatu hari
“Ayu, ikut bibik kekota.”
“Ada apa bik?”
“Pokoknya kamu harus ikut bersiaplah.”
“Baiklah bik.”
Pukul sudah menunjukkan 10 pagi, bibik dan Ayunda sudah menuju Jakarta untuk bertemu seseorang. Ayunda tak tahu kalau ia dijual oleh bibiknya sendiri yang tamak duniawi. Sesampainya di Jakarta Ayunda memandang kagum ia dibawa bibiknya di hotel mewah. Sesampainya pukul 6 sore dia dihotel itu.
“Ayu, duduklah disini.”
“Bibik mau kemana jangan tinggalin Ayu.”
“Bibik kebawah nemuin orang bentar.” Dengan senyum licik.
“Baiklah bik jangan lama-lama.”
Ditempat lain seorang pengusaha sedang pesta bersama kolega bisnis dihotel yang sama.
“selamat malam tuan Brian baratawijaya.”
“Malam juga tuan.” Mereka saling jabat tangan.
“silahkan duduk, mari kita rayakan keberhasilan ini.” Mereka berdua bersulang
Setelah beberapa menit kemudian badan Brian terasa panas ia merasakan sesuatu mulai menegang
.“Shit!” umpatan hati Brian dikerjain oleh koleganya ia segera keluar dari ruangan menyesatkan itu. Hingga ia menabrak seorang gadis ketakutan mencari bibiknya .
Brukk
Dengan sigap Brian memegang bahu gadis cantik itu seketika semakin merasa ingin diselesaikan sesuatu disana.
“Nona ikut aku, bantu aku. Aku dikerjain kolega bisnisku.” Seketika Ayunda ditarik Brian menuju kamar hotel Brian yang dipesan.
“Eh tuan.”
Mereka berdua sudah masuk kedalam kamar hotel dan tanpa aba-aba Brian mencium Bibir Ayunda. Ayunda mencoba memberontak tapi kekuatan Brian lebih besar.
“Bantu aku, aku akan menggantinya." Brian memegang bahu Ayunda menatap intens tanpa menunggu jawaban Ayunda
Brian mendorong tubuh Ayunda keranjang dan terjadilah pergulatan panas itu dan tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Ayunda yang menyadari kesalahannya karena kelalaiannya membiarkan seseorang merenggut kesucian. Ia terisak hingga membangunkan Brian.
Brian yang mendengar isakan bangun dan menoleh kearah sampingnya betapa terkejutnya dia. untuk pertama kalinya merenggut kesucian.
“Omg, maafin aku. Apakah masih ada yang sakit.” Ucap Brian bersalah melakukan itu pada gadis tak dikenalnya.
“maaf tuan saya harus pergi.” sambil terisak. Brian menghampiri Ayunda
“Hay saya akan bertanggung jawab padamu dan ini untukmu . Ini kartu nama saya segera hubungi saya.” ucap Brian memberikan kartu namanya dan uang 10 juta.
Brian dihotel hanya bisa menghela nafas kasar dia akan mencari tahu tentang wanita itu yang sudah ia tiduri.
Ayunda segera memakai pakaiannya dan keluar ruangan membawa kartu nama Brian serta uang. Keluar dari hotel ia dalam perjalanan entah kemana masih terisak atas kejadian menimpanya. Ia sekarang tak ingin pulang karena ia tahu bibiknya tak menyukainya. Ia memilih akan tinggal dikampung yang jauh dari kota.
Ayunda memutuskan didesa terpencil yang sulit dijangkau oleh bibiknya. Ayunda bertekad melupakan kejadian selama ini padanya dan malam itu yang merenggut kesuciannya. Ayunda merasa hancur sehancurnya atas perbuatan lelaki tersebut.
Setelah 3 jam perjalanan, Ayunda sampailah didesa A. ia segera turun dari angkot dan menata hidup barunya.
"Permisi pak. saya boleh jadi warga disini."
"Anda siapa? dan adakah maksud tertentu dengan kedatangan anda eneng." tanya Pak Rt setempat
"saya hanya ingin pindah penduduk pak. karena sudah tak ada keluarga."
"oh begitu baiklah. kalau anda tidak keberatan silahkan apakah anda sudah ada tempat tinggalnya eneng."
"Belum ada Pak. Mungkin ada rumah yang disewakan pak."
"Emm kebetulan ada rumah saya yang kosong kalau mau eneng bisa tempatin. untuk sewanya nanty bisa dibicarakan lagi."
"Terimakasih Pak."
"Mari saya antar."
Ayunda dan pak Rt berjalan menuju rumah yang dimaksud. Saat mereka berjalan banyak orang yang melihat Ayunda tak suka. Ayunda tetap tersenyum meski orang memandang aneh. Dan akhirnya mereka sampai dirumah sederhana yang cukup untuk dua orang saja.
"Nah ini neng rumahnya . Maaf juga jika jelek dan kotor soalnya saya jarang kesini."
"Tak apa Pak. ini sudah lebih dari cukup."
"Ini kunci rumahnya neng. dan semoga betah disini."
"Terimakasih pak atas bantuannya."
"Iya neng saya permisi."
kini Ayunda mantap menata hidup kembali ia mulai belanja dengan uang pemberian dari Brian. ia menaruh kartu nama itu di dompetnya. setelah beberapa jam belanja kebutuhan ia memasak dan membagikan kepada tetangga sebagai tanda penduduk baru disitu.
Ayunda mulai membagikan kotak makanan pada tetangga ada yang iba atas hidupnya ada juga yang mencemooh tapi itu sudah biasa menurut Ayu ia nerima apapun itu.
Tok
Tok
ceklek
"Permisi neng."ucap Rena perempuan cantik mengunjungi
"Iya mbak. ada yang bisa bantu."
"kenalin aku Rena tetangga 2 rumah dari sini. bolehkan kita berteman."
"oh ya mbak. makasih sudah mau dengan ku."
Mereka pun akhirnya berbincang-bincang. Tanpa mereka sadari ada seorang pria membawa anak kecil diambang pintu.
"mas kapan datengnya." ucap Rena pada suaminya.
"Ayo masuk mas."
" kenalin ini Ayunda. tetangga baru kita."
"Ayu."
"Raka. ya udah mas keluar dulu ya ada perlu. Rara sama Mama dulu ya."
"Iya pa. hati-hati."
"Mari yuk"
"Iya mas."
Raka pun meninggalkan mereka menuju rumah temannya. Kini Rara, Rena dan Ayu makin akrab mereka sekarang membuat kue bersama. rencana Ayu akan membuka warung kecil didepan rumahnya itu untuk prnghasilan.
Malam pun tiba Ayu tak lupa untuk beribadah kemasjid. Setelah selesai ia kembali dirumah banyak ibu-ibu menyapa ramah. sampai ada seseorang menyapanya.
"Hay. orang baru disini ya."
Ayunda yang masih pakae mukena menoleh kearah suara itu.
"I-iya bang."
"Kenalkan aku Rio anak kepala desa setempat."
"Iya bang aku Ayu. Ayu permisi dulu ya."
Rio diam mematung baru kali ini dia dicuekin cewek cantik macam Ayunda. Ia menggeleng dan tersenyum melihat kepergian Cewek cantik itu. Ia bertekad akan mendapatkan Ayu untuk jadi kekasih nya.
Dirumah Ayu
Ia kini sudah bersiap menuju alam mimpi. Agar bisa bangun pagi bersiap belanja untuk warungnya.
Pagi harinya Ayunda sudah bersiap menuju pasar membeli peralatan. tanpa terasa sudah menunjukkan pukul 7 pagi ia sudah mendatangkan 3 orang pria membangun toko kecil sembakonya. Siangnya Barang-barang yang ia beli pun berdatangan. Ayunda tersenyum semoga ini awal kebahagiaannya.
"Pak. silahkan makan dulu."
"Oh iya neng terimakasih."
Para pembangun rumah Ayunda segera makan. Ayunda berganti dengan pengantar barang-barangnya.
"Ini untuk kalian .makasih sudah membantu."
"Sama-sama neng."
Para tetangga yang syirik sudah membicarakan Ayu yang tak enak. Tapi tiba-tiba pemuda tampan itu memarahi ibu-ibu kurang kerjaan.
"Tolong ngaca sebelum komen hidup orang ya ibu-ibu." ucap Rio
Rio pun meninggalkan mereka yang terbungkam dengan omongan Rio. Rio melanjutkan Jalannya menuju rumah Ayu.
"Hay yuk. ada yang bisa ku bantu."
"em bang maaf gak ada."
Ayu merasa aneh dengan sikap Rio ia segera masuk rumah tanpa menyapa.
bersambung...
...****************...
Sebulan sudah ia berada dikampung itu ia juga sudah mempunyai tetangga seperti keluarga sendiri bernama Rena berumur 24 tahun sudah menikah mempunyai anak satu bernama Rara.
Tiba-tiba dikamar Ayunda
“Howek.. howek.”
“Aduh kepalaku pusing sekali.”
Tok
Tok
Terdengar suara ketokan diruang tamu ia segera membukakan
“Hay kak Rena mana Rara.”
“Dia masih main yu, kamu kok pucet banget.”
“Nggak tahu kak rasanya mual dan palaku pusing.”
“Apa! Yang bener kamu. Ok sekarang tunggu disini ya.”
Beberapa menit kemudian terlihat Rena tergesa-gesa membawa sesuatu ia mengingat gejala Ayunda persis saat ia hamil Rara. Rena pun menghampiri pada Ayunda
“Yu, sekarang kamu udah haid kapan?”
“Aku lupa kak, kenapa?”
“udah sekarang nggak usah banyak nanya pake ini ok.”
Ayunda mendadak lemas seketika saat melihat alat tes yang ia pegang hasilnya.
Ia mulai terisak mengingat sebulan lalu ia melakukan hubungan yang tak seharusnya. Rena yang cukup lama menunggu segera mengetok
“yu, kamu masih didalam keluarlah.”
Ayunda keluar dengan mata sembabnya
“Kamu kenapa yu, kok nangis cerita kekakak."
“Kak, maafin Ayu nggak pernah cerita ini.”
“Maksudnya yu.” Rena melihat 2 garis Dilihat tes itu ia menganga menutup mulutnya kaget itu yang ia rasakan.
“Yu, siapa yang melakukannya.”
“Seseorang kak aku nggak kenal malam itu.”
Ayunda menceritakan semua tak ada yang terlewatkan kepada Rena. Rena yang mendengarnya memeluk tubuh lemah Ayunda. Ayunda merasakan kehangatan kakak dia sangat bahagia disaat terpuruk masih ada yang menyukainya.
“kamu tenanglah yu, dan hubungi segera cowok brengsek itu.”
“Aku nggak bisa kak.”
“kenapa yu?”
“aku takut dia akan mengambilnya.”
“kenapa berfikiran seperti itu, lelaki itu harus bertanggung jawab.”
“Nggak kak biar Ayu aja yang ngrawat anak ini.”
“Baiklah kakak mendukungmu jaga dia baik-baik. Kalau butuh apa-apa kabary kakak.”
“Makasih kak.”
Waktu terus berputar ditempat lain tepatnya dikediaman barata wijaya.
“howek..howek.”
“tuan apa anda baik-baik saja.” Tanpa menjawab ia merebahkan tubuhnya di ranjang.
“Jo, panggilkan aku dokter .”
“baik tuan.”
10 menit datanglah dokter memeriksa tuan Brian tapi nihil tak ada penyakit apapun. Tapi sedikit mengganjal hati dokter itu.
“Bri, aku sudah memeriksa tubuhmu tak ada penyakit apapun.”
“Yang bener tapi kenapa aku mual tiap hari.” Jawqb ketus brian
“aku punya kesimpulan lain kalau kau mengalami morning sick yang biasa terjadi pada ibu hamil. Gue tanya apa gadis yang sebelumnya elo tiduri.”
“hah,” membuat Brian berfikir dan sesat ia mengingat wajah gadis itu.
“Omg, gue baru ingat. Sebulan lalu ada tapi kenap dia tak mengabari gue. Jo, cari wanita itu.”
“jangan-jangan dia hamil brow.”
“makanya gue suruh Johan cari.”
“Dasar es batu posesif.”
“apa lo kata, mau nggak gue gaji aja.”
Setelah beberapa hari, minggu berbulan-bulan Brian masih nihil tak menemukan sama sekali kabar wanita yang pernah ia tiduri waktu itu. Brian semakin terpuruk hingga suatu hari ia dijodohkan sebagai pendamping nya saja tak berselang lama melahirkan putra dan istrinya meninggal setelah melahirkan tanpa cinta. Ia tetap berharap suatu saat akan bertemu dengan gadis itu.
7 tahun kemudian
Kehidupan Ayu tak berjalan mulus banyak cacian ia terima dari para tetangga karena ia tak punya suami dikiranya ia wanita malam karena melahirkan seorang anak laki-laki yang sekarang tak tahu keberadaan suaminya. Anak laki-laki berwajah bule itu tampan bernama Benardo tama. Ia sekarang duduk dibangku Sd berkat kejeniusannya.
Pagihari Ayunda sudah bersih-bersih dan masak. ia pun menghampiri anaknya yang sudah dimeja maian.
"Ben. mau makan pake lauk apa?"
"pake apa aja Bun."
"oke Ayam crispy ya sayang dan sayur biar kamu pinter."
"makasih Bun."
Ben tersenyum senang pada Bundanya meski makan apa aja yang penting bisa makan ia sudah bahagia. Ayunda berusaha memberikan asupan gizi baik untuk anak semata wayangnya.
Setelah 10 menit anak tampan berwajah bule itu bersiap berangkat sekolah. Ben masih berusia 7 tahun tapi dia sudah duduk dikelas 3 karena kejeniusannya. banyak penghargaan yang ia dapat sehingga ia mendapat julukan gift children.
Ben mengendarai sepeda kecilnya sendiri menuju sekolah karena memang dekat dengan rumah. sesampainya disekolah ia tak lupa tersenyum kepada semua temannya terutama guru.
"selamat pagia anak-anak." sapa Bu asti
"Pagi Bu." ucap semua siswa dikelas
"oke Rita silahkan maju kedepan untuk membagikan lembar soal ya."
"huuuu." sorak siswa dipastikan hari ini ulangan.
Rita dan Bu Asti memberikan satu persatu lembar sola pada semua setelah selesai Bu Asti memberikan waktu 30 menit dan yang selesai bisa istirahat.
waktu pun tetus berputar 15 menit mengerjakan dengan langkah santai ia berjalan menuju meja Bu Asti tapi sebuah kaki jahil menghalangi jalan tapat Ben lewat
brukk
"hahahah."
"aww."
"kamu nggak pa-pa Ben." tanya Bu Asti
"nggak pa-pa Bu."
"jika ada murid Ibu berani jahat pada sesama teman. Ibu akan memberi sanksi tegas. Dengar anak- anak."
"Baik bu."
IBel istirqhat pun terdengar Ben berteman baik dengan Vino dan Gerry anak pengusaha kaya tapi mereka tak sombong dan selalu membantu Ben.
"Ben, ayo makan kekantin yuk." ucap Gerry
"Kamu sana duluan."
"udah aku traktir kita best frend." ucap Vino
"Gak pa-pa nih. tiap hari kita kan begitu."
"Oklah yuk."
mereka bertiga akhirnya makan dikantin Vino dan Gerry memang bergantian mentraktir Ben disaat kesusahan. Mereka bersahabat semenjak Ben selalu menang lomba cerdas cermat dari situlah Gerry dan Vino mengagumi Ben yang Genius dari mereka.
Ditempat Ayunda
Ayunda tengah membereskan lapaknya didepan rumah tak terasa sudah pukul setengah 12 dia segera mrmasak untuk anak tercintanya yang sebentar pulang sekolah.
"Assalamulaikum Bunda."teriak Ben masuk rumah
"Waalaikumsalam. sayang Bunda masih masak kamu cuci muka dan ganti baju dulu ya."
"Iya bun." Ben masuk kamar dan berganti baju serta mencuci muka. Ia melihat Bundanya sedang asyik memasak ia pun menawari
"Mau dibantu Chef." ucap Ben menggoda Bunda Ayu
"Kamu bisa saja nak. Bunda hanya menggoreng ayam sama sop buat kamu. Bunda baru selesai beberes makanya baru masak. Maaf ya buat kamu nunggu."
"gak pa-pa Bun."
"Oh ya besok ada acara persami di kampung sebelsh Bun. Ben boleh ikut."
"Boleh sayang. tapi kamu harus jaga diri ya."
"Siap bun."
Tarraaaa
"Ayam goreng dan Sop ayam sudah jadi. Ayo bantu taruh meja Ben."
"Iya bun."
Setelah selesai menaruh di meja makan mereka berdua makan bersama tak lama terdengar ketokan dari depan.
Bersambung...
...****************...
Tok
Tok
Ceklek
"eh kak Rena . ayo masuk Rara nggak ikut."
"Nggak dia ada ekstra disekolahnya. mana Ben ini ada sedikit makanan tadi . kakak habis dari luar sama suami."
"Makasih Kak. ayo duduk."
"Ben . makannya sudah selesai jangan lupa tidur siang nanty sore mengaji bukan."
"Iya bun."
"Hay tante mana kak Rara."
"Kak Rara ada ekstra kamu ajarin kakakmu Ben biar pinter kayak kamu."
"Ah tante bisa saja Ben masih dibawah Kak Rara. Ya udah Ben istirahat dulu Tan."
"Iya Ben."
Terkadang Rena kasian dengan Ben ia selalu ingin tahu siapa ayahnya tapi Ayunda tak mengijinkan jika Ben bertanya. Rena hanya bisa berdoa suatu saat ia kan bertemu dengan orangtuanya.
Setelah satu jam berada dirumah Ayu. Rena pun berpamitan.
"yuk. besok kamu kerumah ya ada pengajian."
"Tapi kak."
"udqh nggak usah dihiraukan mereka yang syirik."
"Semoga Ayu bisa ikut kak."
"Ya udah kakak pulang dulu salam buat Ben."
"Iya kak."
Rena kembali pulang Ayunda segera menutup pintu ia ingin merebahkan diri sejenak tapi sebelumnya ingin melihat anak tampannya. dan disaat dikamar Ben terlihat pulas Ayunda tersenyum dan meninggalkan Ben.
Tanpa terasa waktu sudah pukul 3 sore , Ayunda buru-bru bangun ingin membangunkan Ben. Tapi si anak tampan sudah bersiap mengaji.
"Bunda. Ben ngaji dulu ya."
"iya sayang. Bunda jira kamu masih tidur."
"nggaklah bun udah biasa jam segini ngaji."
"Ya udah kamu hati-hati."
"Assalamulaikum."
"waalaikumsalam."Ben mencium tangan Bundanya.
Ben pun berjaln menuju masjid dan mengaji bersama yang lain. setelah 1 jam merka semua bubar karena sudah selesai mengaji. Saat jalqn kerumah banyak cacian ia terima terutama untuk Bundanya.
"maaf anda jangan petnah mengganggu Bunda. Seharusnya anda bisa berkaca sendiri apakah anda sudah baik tau belum?" ucap Ben
"Dasar anak haram."
"Ibu sama anak sama aja."
"Tapi saya lebih pintar dari anda."
Para ibu-ibu mendengus kesal tak bisa berkutik kena skak Ben. Ben berlalu meninggalkan mereka yang tiap hari bully orang.
Sesqmpainya dirumah ada beberqpa orang berpakaian seragam berkumpul didepan rumah Bundanya. Ben takut terjadi apa- apa ia berlari menghampiri Bunda.
"Assalamulaikum Bunda."teriak Ben
"Waalaikumsalam sayang. kenapa teriak hem."
"itu ada orang-orang siapa Bun."
"itu orang-orang Tv sayang. Ayo kita temui."
"Bukan orang jahat kan Bun."
"Bujan." Ayunda mengajak Ben keluar menemui orang-orang
"Permisi pak. Ini anak saya Ben namanya yang anda cari tadi."
"Hay Ben kenalkan nama saya Johan. panggil Om saja."
"Hay Om."
"Oh ya Om ingin kamu ikut lomba mengaji diSTV. Om lihat kamu banyak prestasi bukan."
"Apakah ada hadiahnya Om."
"Tentu saja anak ganteng."
"Ini kartu nama Om. nanty kalau kamu mau silahkan hubungi Om ya."
"Baik Om terimakasih."
"karena sudah mau malam saya permisi dulu nona Ayunda." Johan berpamitan pada Ayunda dengan senyum penuh arti
"Baik tuan. terimakasih."
keesokan harinya Ben seeprti biasa memacu sepeda kecilnya menuju sekolah dan spai sana Gery dan Vino sudah duduk didepan kelas menunggunya.
"hay boy. kok baru datang."
"bantu Bunda dulu tadi."
"nih jue barusan Bunda membuatnya."
Ben memberikan 2 kotak makanan buat merwka berdua. dan merka tersenyum menikmati buatan Bunda Ben.
"Enak Ben. besok gue pesen ya kayak gini "
"Gur juga Ben."
"ok boss."
Saat waktu istirahat Gery melihat ada seseorang mengamati Ben. membuat Gerry penasaran apa yang sebenarnya mereka lakukan. waktu pulang pun tiba Gery membisikkan sesuatu 0ada Ben. Ben mengangguk dan berhati-hati.
saat akan pulang ia merasa diikuti oorang tapi saat menoleh tak ada siapapun. Ben positif thinking mungkin hanya perasaannya.
sesampainya dirumah Ben memarkirkan sepeda didepan rumahnya.
"Assalamulaikum Bun."
"Waalaikumsalm nak. baru pulang."
"iya Bun. oh ya Gerry dan Vino mau pesan kue Bunda. mereka ketagihan katanya."
"Baiklah besok ibu buatkan lagi."
"yeee terimakasih bu."
"Ben ganti baju dan setelah itu makan siang."
"iya sayang."
saat menyiapkan makan siang Ben terdengar ketokan.
tok
tok
ceklek
"Tuan Johan. Anda."
"saya ingin bertemu dengan Ben."
"mari silhkan duduk. saya panggilkan anaknya sebentar." Johan mengangguk dan tersenyum ramah.
Setelah menunggu 10 menit akhirnya anak tampan berwajah bule keluar.
"Hay Ben. apa kabarmu?"
"Kabar alhamdulillah baik Om. ada apa Om."
"Gimana soal penawaran Om."
"Maksudnya tuan Johan apa ya."
"Saya ingin mengontrak anakmu menjadi tahfidz terkenal Nona Ayunda."
"Apakah benar itu Ben?"
"Iya Bun."
"Kalau nona dan Ben setuju anda silahkan datang kekantor kami."
"Makasih tuan Johan."
"sama-sama nona saya permisi dulu."
Johan keluar dan kembali kekantornya bersama bodyguard. sesampainya dikantor ia bertemu dengan Brian.
"Hay boss."
"Cih. kenapa lo senyum-senyum gak jelas."
"Gue ada anak yang bisa kamu jadikan makin terkenal dan mendongkrak STV makin berjaya."
"Maksud lo."Tanya Brian penasaran.
"Gue tadi udah nyari tentang ini semua." Johan memberikan dokumen pada Brian
"Dan elo harus bayar gue mahal sebagai ucapan terimakasih."
"Mimpi lo."Brian pun membaca dokumen itu.
1
2
3
" Gila ini anak gue." Brian berkaca-kaca seakan tak percaya apa yang ia lihat.
"Iyaps sesuai kenyataan DNA 99% elo dan dia."
"Alhamdulillah akhirnya gue temukan dia. dan foto gadis ini ibunya kan."
"Tepat sekali."
"Kalau gitu akan temuin mereka."
"Eits. nggak semudah itu brow. Elo pengen nggak ketemu sama dia sama sekali."
"Maksud lo apaan jo. Gue kangen sama mereka setelah 7 tahun tak ketemu. apalagi."
"Santai lah. sini gue bisikkin rencana hebat gue. pasti elo suka."
Johan membisikkan rencana agar semakin dekat dengan Ayunda dan Ben putranya yang ia cari selama ini. Akhirnya Brian mengikuti rencana Johan ia tersenyum simpul.
Brian sudah tak sabar sebenarnya bertemu anak dan gadis yang ia cintai itu.
Kini Brian akan menyiapkan hati dan ia sekarang bergegas pulang menemui putra kecil mereka bernama Axellio Hutama berumur 6 tahun anak dari istrinya dulu.
"Axel." memanggil putranya dikamar
"Daddy."
"Hay boy. kamu sudah makan."
"Sudah Dad."
"Baiklah kamu jangan lupa belajar. dan jangan malam tidurnya.
"Iya Dad."
"Oh ya sayang, Daddy boleh bertanya sama kamu."
"Apa Dad."
"Kalau kamau punya kakak, kamu mau nerima atau nggak."
Seketika Axel berdiri dari ranjangnya yang tadinya asyik main game dan menghampiri Daddy Brian
"Maksudnya Daddy. Axel akan punya kakak."
"Iya nanty Daddy temuin kalau kamu bersedia."
"Mau Dad, Axel kesepian soalnya pengen punya Kakak dari dulu."
"Wah pas kalau gitu ya. nanty ada waktu tepat buat kalian bertemu ok."
"Iya Dad. Makasih."
Brian tersenyum senang dan bangga pada Axel mau menerima jika ia punya kakak. Brian akan diam -diam mendekati Ayunda dan Ben anaknya batin Brian
bersambung..
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!