NovelToon NovelToon

The Antagonist: World Ends Theory

Promosi Karya

Heyyo

Lagi - lagi chapter bertambah tapi bukan cerita sambungan.

Begini, awalnya ini novel dibuat hanya untuk selingan saja. Tapi karena Author sudah buat. Ya sudah lanjutkan saja sampai tamat 'kan?

Novelnya bercerita tentang gadis lumpuh yang mata kanannya mengalami kebutaan akibat kecelakaannya beberapa tahun lalu.

Tapi bukan itu intinya, gadis ini akan masuk ke dalam sebuah RPG yaitu 《The Rule》, dia masuk ke dalam RPG ini dengan paksaan dari sebuah sistem.

Dan sistem memberikannya sebuah misi, yaitu mengubah hukum yang ada di dalam RPG tersebut. Namun bukan langsung dirinya, melainkan melalui perantara yaitu sang MC RPG itu sendiri.

Judulnya The Rules of Life.

Genre : Time Travel, Adventure, System, Fantasi

Author harap kalian mau berkunjung meskipun hanya di 1 chapter saja.

Ini novel shounen yang MC utamanya adalah perempuan. Biasanya kan novel - novel shounen itu MC nya laki - laki. Author mau buat yang beda aja gitu, karena tidak banyak novel shounen yang pemeran utamanya perempuan.

PROLOG

Saat ini, aku sedang menunggu ayah pulang dari tugasnya di perbatasan wilayah sambil bermain bersama puluhan boneka milikku. Aku selalu mencuri lihat ke luar jendela, ingin tahu apakah ayah sudah pulang atau belum. Sudah kutanyakan hal ini beberapa kali pada ibu tentang kapan ayah akan pulang. Dan ibu pasti akan menjawab kalau ayah pasti pulang, jadi tunggulah saja. Selalu saja begitu, sampai aku bosan bertanya.

Kalau aku mengacau di kamar kakak, pasti kakak akan menegurku karena aku membuat kamarnya sangat berantakan. Meski menegur dan menggerutu, kakak sendiri yang akan membereskan semua kekacauanku. Kakak tidak akan meminta bantuan pelayan kalau dia bisa mengerjakannya sendiri.

Jadi, aku hanya bisa menunggu ayah di kamar sekarang.

“Ayah, cepatlah pulang. Memangnya ayah ke mana saja hingga selama ini?”

Aku hanya bisa bergumam sendiri.

Tahun ini usiaku mencapai sebelas tahun. Biasanya seluruh keluargaku akan  bersamaku saat hari spesial itu datang. Tapi, ternyata kemarin ayah belum bisa pulang dari perbatasan.

Kapan ayah akan pulang?

Aku memangku tanganku dan mencoret-coret lembaran kertas yang seharusnya ku isi dengan tata krama seorang gadis bangsawan dari bangun pagi hingga tidur kembali. Aku ini ‘kan masih muda, mengapa perlu mempelajarinya secepat ini? Gurunya memang ramah padaku, tapi aku tahu dia punya topeng yang tebal.

Biasalah, keluarga Duke memang cukup diincar oleh orang-orang dengan status di bawahnya. Aku muak dengan kebohongan itu, tetapi aku tidak bisa melakukan apapun terhadap mereka.

Berteman dengan para anak bangsawan malah membuatku merasa seperti jika menjadi angkuh dan tinggi diri adalah hal yang tidak aneh sama sekali. Makanya aku berinteraksi secukupnya dengan mereka.

Aku tidak ingin tumbuh menjadi pribadi yang sombong.

Namun, kebaikan dan kemurahan hati terkadang berbalik kepada pemiliknya sebagai racun. Mereka akan memanfaatkan kebaikan itu sebagaimana keinginan mereka.

“Kakak! Ada apa kemari?” Aku menghampiri kakakku yang berada di ambang pintu.

“Ayah sedang dalam perjalanan pulang. Mau menunggu?” Kakakku mengatakan itu sambil tersenyum.

Dia empat tahun lebih tua dariku, dan karena perbedaan usia kami yang cukup jauh ini, kakak sering memanjakanku. Juga, sebagai penerus gelar Duke, kakak sudah diberikan pelatihan khusus agar dia siap lebih awal.

“Wah! Apakah masih lama?” Tanyaku.

“Ayah sudah sampai di perbatasan, mungkin sebentar lagi. Lagipula ayah mengendarai kuda, kakak rasa.”

Hng? Sepertinya ada sesuatu yang terlewat di sini.

“Bukankah ayah memang bertugas di sana? Kenapa kakak malah bilang ayah baru sampai di sana?”

Kakak malah terlihat canggung dan seperti berusaha menyembunyikan sesuatu. Aku tahu dia akan berbohong, tapi aku takkan percaya semudah itu. Sehebat apapun manusia berbohong, mereka tidak akan bisa menyembunyikan reaksi fisik mereka ketika berbohong.  Aku tidak akan percaya!

Namun, bukannya berbohong, kakak malah melemparkan senyumannya padaku. Ah, mungkin anak perempuan sepertiku tidak boleh tahu apa-apa tentang tugas yang diemban ayah sekarang. Baiklah, aku akan baik-baik saja dengan ini.

“Ayo kakak! Kita menunggu ayah bersama ibu juga!” Aku menarik tangan kakak menuju ke gerbang utama kediaman Duke Wayne.

Saat kami sampai di sana, ternyata ibu sudah menunggu. Tidak ku sangka, meskipun usia mereka sudah tua, tapi keharmonisan yang ditunjukkan ayah dan ibu tidak berkurang. Saat aku dewasa, aku akan mencari seseorang seperti ayah, supaya keluargaku tetap harmonis!

“Ibu, apakah ayah masih lama?” Aku menatap ke kejauhan gerbang besar di ujung kediaman kami.

Ibu tersenyum sambil menatapku, “Ayahmu akan datang sebentar lagi. Dia akan datang lebih lambat mungkin.”

“Yah...” Kutatap kecewa ibuku.

Aku memeluk ibuku dan merengek layaknya anak usia enam tahun. Kakak hanya terus menatap gerbang tersebut, kakak mungkin merindukan ayah juga. Bagaimanapun, mereka selalu bersama.

“Hng? Ayah!”

Saat aku baru memulai drama rengekan, ayah pulang. Aku pun berlari menuju ayah dengan semangat tinggi. Namun, ternyata ada seorang anak perempuan yang juga pulang bersama ayah.

Siapa dia?

Anak perempuan itu mungkin seumuran atau lebih muda dariku. Dia punya surai seputih salju dan mata safir yang mengkilat. Itu fisik yang mengagumkan. Bahkan di pelajaran tata krama saja tidak ada yang secantik dia.

Ayah memegang tangan anak perempuan itu. Dan di sanalah aku melihat bahwa kulitnya sangat pucat. Kecantikan yang dia miliki begitu serasi dengan langit berbintang malam ini. Kilatan matanya seperti bintang. Benar-benar cantik, aku yakin ketika dewasa nanti dia akan tumbuh menjadi wanita yang punya rupa begitu indah. Berbeda dengan mata emas dan rambut coklat milikku. Bukannya apa, aku takut ayah diambil dariku. Aku sangat tidak menginginkan hal itu terjadi.

“Namanya adalah Clara-“

Ayah menatap penasaran pada anak perempuan itu saat dirinya menarik tangan ayah seolah memberi isyarat.

“Baiklah, dia adalah Clara Scoleths.”

Anak itu menundukkan sedikit kepalanya tanda penghormatan.

“Mulai sekarang dia akan tinggal di sini. Hellen, sekarang kau punya teman.”

Teman? Benarkah aku akan punya? Anak perempuan cantik ini yang akan menjadi temanku?

“Benarkah?” Aku menyembunyikan kesenangan diriku yang teramat dalam.

“Tentu.”

“Yeay!”

Ibu dan kakakku tersenyum saat melihatku yang berjingkrak kesenangan. Kemudian menarik anak perempuan itu masuk ke dalam kediamanku.

“Selamat datang di rumah kami, Clara! Eh, aku boleh memanggilmu Clara ‘kan?”

Anak perempuan itu mengangguk.

Astaga, betapa bahagianya aku mendapat teman pertamaku. Kuharap pertemanan kami bisa awet selamanya.

-Hendrick POV-

Anak perempuan bernama Clara itu serta adikku melewatiku, nampak sekali kalau Hellen sangat senang dengan keberadaan Clara Scoleths- Hng?

Apakah ada sesuatu terjadi sebelum mereka datang ke sini?

Apa ini hanyalah delusiku?

Saat Clara Scoleths melewatiku, sedikit, hanya sedikit saja. Aku mencium bau menyengat yang sudah sering kucium saat menjalankan misi ke wilayah lain. Kelima inderaku memang punya tingkat sensitivitas yang tinggi. Terutama indera pengecapku, ini kusembunyikan dari keluargaku. Karena itulah aku terlihat seperti orang yang pilih-pilih makanan.

Ini bau amis darah.

Aku yakin ibu dan adikku tidak menyadarinya karena mereka bukan orang yang terbiasa dengan itu.  Lagipula, sudah kubilang bahwa bau itu sangat samar. Sebenarnya apa yang terjadi sebelum mereka datang ke sini?

“Ayo Hendrick.”

Ibuku masuk setelah kedua orang itu, ayahku masih bersama denganku di luar kemudian mengajakku untuk masuk.

Ini tidak akan aneh kalau bau tersebut tercium dari ayahku. Namun, anak perempuan itulah yang menjadi objek utama terciumnya bau amis darah. Anak perempuan ini tidak sesederhana yang kubayangkan.

“Baik, ayah.”

Aku berjalan di belakang ayahku masih dengan ribuan pertanyaan. Haruskah aku mengawasi anak perempuan bernama Clara itu? Kesan pertamanya sangat mencurigakan bagiku.

-Author POV-

Saat hari sudah memasuki pagi. Terdengar kabar bahwa mantan Raja Ranunculus ditemukan tewas di perbatasan antara Ranunculus dan Freesia. Kemudian raja saat itu, atau anaknya mulai mencari tahu penyebab kematian ayahnya di Freesia.

Mulai hari itu, Freesia menjadi lebih gencar untuk menghancurkan Ranunculus serta Duke Wayne. Mereka akan melakukan segala cara supaya senjata mereka, Clara Scoleths kembali menjadi milik Freesia.

TBC

Jangan lupa like dan komen ^-^

See you in the next chapter~

Chapter 1 - Dunia Novel?

Kau takkan pernah tahu apa yang takdir akan berikan padamu, apa yang takdir akan datangkan padamu, dan apa yang takdir akan ambil darimu.

Semuanya adalah rahasia yang tak pernah bisa diketahui oleh siapa pun.

Kau juga takkan bisa mengorek bagaimana dunia bisa berjalan selama ini, tentu saja karena itu juga termasuk rahasia Tuhan.

Terkadang, kita selalu bisa mengatakan bahwa ‘semua akan baik-baik saja’. Namun, saat sesuatu yang sangat buruk menimpamu. Apa kau masih tetap bisa mengatakan itu bahkan dengan senyuman?

Jawabannya adalah tergantung.

Bruk!

Seorang gadis tersungkur, dia tampak lusuh dan kotor. Meratapi banyaknya kematian yang ada di depannya tanpa bisa melakukan apa-apa. Kini, ia mengerti definisi dari ‘tidak berguna’ yang sebenarnya.

“Mengapa? Aku tak ingin ditinggal oleh kalian. Tapi, mengapa?”

Suara serak gadis itu terdengar, dia menatap tak percaya pada seorang gadis lainnya yang selama ini ia anggap sebagai sahabatnya. Gadis itu malah dengan mudahnya menampik kenyataan pahit itu. Bahwa mereka takkan bisa berada di kubu yang sama.

Mereka berada di pihak berbeda yang saling menghentakkan pedang masing-masing.

Si gadis yang tersungkur malah menangis terus. Dia benar-benar tidak berguna, hanya bisa diam saja menatap gadis lainnya yang memegang pedang dengan ukiran mawar biru.

Eksistensinya begitu tak dipercaya bila dia ada, dengan surai seputih salju juga mata seperti kristal es di musim dingin. Wajahnya juga sangat dingin dan tak tersentuh. Rupanya seperti malaikat, namun sikapnya tak jauh berbeda dengan iblis.

“Seharusnya aku tak pernah percaya kepadamu!” Ia terus menangis tersedu-sedu.

“Ya,” Gadis yang seperti iblis itu akhirnya bersuara. “Kau terlalu naif, Hellen Wayne.”

Gadis iblis itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, mengarahkan pedangnya ke arah Hellen. Sementara Hellen hanya bisa menutup mata, menunggu kematiannya tiba.

Crash!

Hellen jatuh dengan simbahan darah di tubuhnya, bahkan darahnya sedang membuat genangan sekarang ini. Matanya menutup perlahan, pemandangan terakhir yang ia lihat hanyalah gadis bersurai putih itu.

“Tidurlah dengan tenang. Saat kau bangun, semuanya akan baik-baik saja.”

Nyatanya, Hellen tak akan pernah bisa membuka kedua matanya lagi. Dia tidur untuk selama - lamanya, bersama dengan mentari yang tenggelam. Dia meninggalkan dunia sebagai cahaya terakhir yang berharga.

Setelah kematiannya, hanya akan ada kegelapan yang tidak terbatas.

Gadis iblis itu bagaikan bulan. Dia takkan bisa menyinari dunia tanpa ada bintang sebagai pantulan cahayanya. Akan tetapi, bulan ini memilih untuk egois dan menghancurkan semua bintang yang ada.

Dia memilih untuk tetap redup, persis seperti aslinya.

Dunia ini memang tak akan pernah disinari cahaya lagi. Begitu pula dengan gadis bersurai putih itu. Bersama dengan semua korban pembantaiannya, dia akan tenggelam dalam kegelapan malam sampai akhir hayatnya.

END

...****...

“APA?!”

Seorang gadis memekik keras saat melihat bagaimana ending dari novel kesukaannya. Dia hampir melempar ponselnya kalau lupa jika ia takkan bisa menggantinya dengan yang baru.

“Mengapa Clara Scoleths malah mengganggu harem milik Hellen? Apa dia cemburu? Dan kenapa ketiga male lead juga harus mati?! Mereka selemah itu 'kah di hadapan Clara?”

Gadis itu memukuli kasurnya karena kesal. Setelah lelah, dia berbaring di kasurnya dengan muka kusut karena masih menyimpan dendam pada si penulis novel itu.

“Sialan! Rasanya aku mau membunuh si Clara itu.”

Tiba - tiba gadis itu terdiam merenung.

“Tapi, aku mengerti mengapa Clara melakukannya. Dia pasti menyimpan luka hati yang dalam. Orang-orang memperlakukannya tidak lebih baik daripada anjing, hanya karena dia adalah mesin pembunuh. Meski begitu, apa dia perlu membunuh Hellen juga?”

“Mungkin karena Clara mencintai Rovers, tetapi pria itu malah mencintai Hellen.”

“Dia bahkan membunuh semua pemeran utama pria yang ada. Ah, tidak. Dia tidak membunuh Rovers karena mencintainya. Dan Meiger juga masih hidup, sigh... aku yakin Clara tidak bisa membunuhnya karena dia sangat kuat. Aku rasa, Meiger adalah iblis yang asli.”

“Endingnya sangat tidak terduga. Padahal aku kira pemeran antagonisnya adalah Valentina Harold. Dan Clara Scoleths hanyalah pemeran figuran yang selewat saja.”

Kegelapan hati memang sangat menakutkan.

“Jika aku menjadi Clara, aku takkan melakukan sesuatu yang akan membuatnya kehilangan.”

Gadis itu perlahan menutup matanya yang terasa begitu berat. Rasa kantuk sudah tak bisa ia halau lagi.

“Selamat tidur.”

...****...

“Mmh...”

Seseorang menggeliat di balik selimutnya yang tebal. Kamarnya begitu mewah, namun tak terlihat sedikit pun cahaya yang menyelinap, pasti jendelanya ditutup sangat rapat. Bahkan gorden pun dibiarkan menutupi jendela.

Seseorang di balik selimut pasti sangat menyukai gelap.

“Hm, selamat pagi.” kata seseorang dari balik selimutnya.

Dia bangun dan meregangkan tubuhnya. Ia melihat ke sekitar yang sangat gelap, dia jadi merasa aneh.

“Eh? Apa ini belum pagi?”

Suaranya begitu lembut dan halus, dia pastilah gadis muda. Namun, karena mendengar suaranya sendiri, gadis itu memegang tenggorokannya.

“Tunggu, apa yang terjadi pada suaraku?”

Gadis itu memandang sekelilingnya dengan penasaran sekaligus bingung.

“Lalu, mengapa kamar ini begitu mewah? Dan, di mana ini sebenarnya?”

Gadis muda itu menengok ke arah pintu yang diketuk. Dari sana, pintu terbuka dan muncul seorang pelayan wanita paruh baya.

“Siapa?”

“Ini saya Avrim, Nona.”

Avrim? Nama ini sangatlah familiar bagiku. Tapi itu tidak mungkin ‘kan? Lagipula aku ini ada di mana? Lalu, Nona?

”Nona Scoleths, apa Nona baik-baik saja?” Tanya Avrim.

Baru saja gadis muda itu mengangguk - anggukkan kepalanya, dia menjadi menegang.

“Avrim, a-apa maksudmu dengan Scoleths?" Gadis muda itu bertanya kebingungan.

“Apakah Nona lupa? Itu nama yang Nona ambil dari keluarga asli Nona. Nona tidak ingin memakai marga Wayne, karena itu Nona menggunakan Scoleths.”

Hei, ini bukan mimpi ‘kan? Aku pasti masih tidur!

“Avrim, ambilkan aku kaca.”

Walau Avrim terlihat kebingungan, dia tetap mengambilkan kaca yang diminta Nonanya. Tidak biasanya Nonanya akan melakukan itu, karena ia tidak mau melihat wajahnya yang mengerikan. Tapi kalau menolak, dia akan menjadi lebih parah.

“Ini Nona.”

“Terima kasih.”

“Eh?” Avrim kaget karena Nonanya tersenyum, selain itu mengucapkan terima kasih pula.

“Apa Nona sakit?”

“Tidak, aku sehat bugar.”

Gadis muda itu melihat kaca, lalu dia memekik kaget.

“AKH!”

“No.. Nona...”

“Avrim, wajah siapa ini?!”

Sial, mana berani aku bermimpi kalau wajahku yang di bawah standar berubah drastis begini. Apa aku habis operasi besar-besaran? Tapi kapan? Lagipula, aku ‘kan missqueen!

“Ini wajah Nona.”

“Tapi yang di kaca sangatlah cantik! Anugrah besar seperti ini, mana mungkin aku mendapatkannya! Kesambet apa sampai Dewi Fortuna sebaik ini padaku?”

Avrim kaget, tapi dia hanya tersenyum lembut sambil menggeleng - gelengkan kepalanya. Baru kali ini Nonanya memperlihatkan ekspresi, bahkan sekaligus banyak.

Selain itu, kalimat - kalimat lawakan dilontarkan olehnya. Avrim ragu kalau orang di depannya ini adalah Nona yang selama ini ia layani. Namun, ternyata memang benar, hanya sikap mereka yang berbeda.

Ini aneh, menurut Avrim. Padahal Clara sebelumnya tak mau melihat wajahnya sekali pun, dia merasa kalau wajahnya itu telah merenggut banyak sekali nyawa. Yah, Avrim tahu tentang kondisi istimewa Clara. Hanya Avrim dan orang itu.

“Nona sangatlah cantik. Siapa yang mengatakan bahwa Nona tidak cantik?”

“Tapi, Avrim...”

“Nona benar - benar yang tercantik.”

“Baiklah...”

Gadis muda itu tentu saja kaget, surai seputih salju dan juga mata seperti kristal es berwarna safir mengkilat. Ini seperti gambaran penulis pada Clara Scoleths, sang antagonis yang datang telat pada novel yang terakhir kali dibacanya sebelum tidur.

“Avrim, siapa namaku?”

Tidak lucu jika aku menjadi karakter Clara Scoleths yang menjadi antagonis di novel terakhir yang kubaca, bukan?

“Eh? Nama Nona tentu saja Clara Scoleths. Nona lupa?”

Bagaikan tersambar petir, ia kaget tak karuan.

Ini pasti mimpi! Aku tak mau menjadi karakter Clara Scoleths yang kontroversial itu!

Clara menarik selimutnya lagi untuk tidur, dia bahkan mengabaikan sarapan yang disiapkan Avrim untuknya. Mungkin Clara masih berharap kalau yang terjadi sekarang hanyalah mimpi. Dia akan terbangun dari mimpi ini kalau dia tidur lagi.

...****...

Di sebuah dataran yang hanya diisi oleh padang rumput yang luas. Di sana juga ada meja dan kursi yang dilindungi dari terangnya langit dengan atap. Anehnya, langit yang terang itu tidak muncul karena matahari, sebab bintang itu tidak ada eksistensinya di sini.

Di atas meja ada sepiring kue, dua cangkir teh dan seseorang yang sedang meminum salah satunya dengan begitu anggun. Seorang laki-laki duduk di salah satu kursi. Dilihat dari rupanya, dia mungkin mempunyai usia kisaran 18 hingga 21 tahun.

Dia meletakkan cangkir tehnya, lalu mengukir senyum misterius.

“He... kau menolak menerima kenyataan bahwa kau menjadi Clara Scoleths. Padahal sebelum tidur, kau bilang sendiri, ‘jika aku menjadi Clara, aku takkan melakukan sesuatu yang akan membuatnya menjadi kehilangan’.”

“Ini akan seru, jiwa yang bar - bar memasuki raga si lemah lembut yang mematikan. Akan menjadi bagaimana ini?”

Sorot matanya berubah gelap.

“Namun, kegelapan dalam jiwa gadis itu tetaplah sama.”

Lalu pria itu melihat ke sebuah lingkaran khusus ciptaannya. Di sana terlihat seorang gadis dan pelayan tuanya yang bersenang - senang.

“Aku harap kau membuat akhir yang berbeda. Jangan biarkan dunia ini diselimuti kegelapan, seperti yang ‘dia’ buat dahulu.”

“Kesempatan ini tidak datang dua kali. Bahkan dia pun melakukan segala cara agar bisa terlahir kembali.”

TBC

Jangan lupa like dan komen ^-^

So, see you in the next chapter~

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!