Yesi Amalia Putri, gadis cantik dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah kampung nelayan yang agak jauh dari kota.
Karena keluarganya memiliki hutang pada rentenir untuk pengobatan almarhum Ibunya. Terpaksa ia bekerja sambil kuliah dikota. Ia merupakan mahasiswi yang berprestasi dan kuliah dengan beasiswa penuh.
Bekerja di perusahaan terkemuka sambil kuliah bukanlah hal yang mudah. Ia harus pandai mengatur waktu antara jam kuliah dan jam kerja.
Ia beruntung sebagai seorang sekretaris. Bosnya mau memahami Kondisinya.
"Berhenti Tuan, Siapa anda dan anda mau kemana?" Yesi berdiri di depan seorang pria muda dengan merentangkan kedua tangannya. Pria itu tidak memperdulikan Yesi, ia melangkah begitu saja setelah berhasil menyingkirkan Yesi.
"Maaf Tuan, Pak Dimas saat ini tidak bisa di ganggu" Yesi mengejar langkah kaki pria itu yang lebih cepat darinya. Tidak mengindahkan ucapan Yesi. Pria itu membuka pintu bosnya begitu saja.
"Maaf Pak, Tuan ini memaksa masuk" Ucap Yesi begitu Pria itu memasuki ruangan bosnya.
"Biarkan saja, lain kali kalau dia datang kau tidak perlu menghalanginya."
Yesi keluar ruangan itu, tapi sebelumnya ia mendengus kesal ke arah pria yang maksa masuk.
Pria itu menatap dingin kearah Yesi dan tersenyum samar setelah wanita itu menghilang dari pandangannya.
"Kau tertarik padanya?" tanya Dimas.
"Tidak, dia terlihat aneh. Dia bukan seleraku."
"Jangan buru-buru menolaknya, siapa tau ia jodohmu. Dan aku lihat kau tersenyum tadi."
"Aku tersenyum karena wajah kesalnya terlihat bodoh."
"Bagaimana aku harus memanggilmu kali ini, Key atau Aryo."
"Panggil sesukamu, toh kami adalah orang yang sama. Kau juga tentu bisa membedakan kami berdua."
"Baiklah Key. Kau tau aku suka bekerja denganmu walaupun sedikit menyebalkan. Kau tau Aryo begitu menghormatiku dan selalu menuriti kemauanku berbeda denganmu Key. Kau hanya mau bekerja denganku jika pekerjaan itu membuatmu tertarik."
Aryo dan Key adalah satu orang yang sama dengan dua kepribadian yang berbeda. Masa lalu yang kelam hingga terbentuklah Key dengan kepribadian yang lain.
"Aku punya tugas untukmu, selidiki bos perusahaan ini. Berani-beraninya ia mengacaukan proyek milikku. Cari kelemahannya dan akuisisi perusahaan miliknya."
"Orang yang menarik, baiklah aku akan melakukannya. Jangan lupa transfer dimuka dan bayaranku 2x lipat dari Aryo."
"Cih, kenapa kau sangat berbeda darinya, benar-benar menyebalkan. Aku ada satu lagi tugas untukmu. Aku ingin kau menyelidiki siapa orang yang mencelakai kekasihku Tiara dan tangkap dia."
"Tanpa kau suruh pun aku pasti akan menyelidikinya. Tapi aku tidak ingin kau ikut campur bagaimana caraku menghukum orang itu."
"Terserah asal jangan kau bunuh dia. Dan katakan berapa bayaran yang kau inginkan kali ini?"
"Kau tidak ingin aku membunuhnya, sepertinya kau sudah bisa menebak siapa pelakunya. Tumben sekali kau bersikap melunak. Dan untuk bayaran aku tidak menginginkannya. Kau tau aku juga tertarik dengan kekasih kecilmu itu. Jadi jaga baik-baik dia atau aku akan merebutnya" ujar Key
"Jangan bersikap kurang ajar padaku. Aku tidak akan segan menghancurkanmu jika kau berani merebutnya dariku" ancam Dimas. Tapi Key hanya tertawa mengabaikan ucapan Dimas.
Di luar ruangan Yesi mendengus kesal.
"Siapa pria itu sebenarnya, masuk seenaknya bahkan tidak menghiraukan ucapanku. Apa dia itu tuli dan bisu, tidak mendengarkanku ataupun menjawab pertanyaanku" gumam Yesi lirih tapi terdengar oleh teman kerjanya.
"Ada apa Yes" Tanya Mia yang merupakan sekretaris senior Dimas.
"Mbak Mia tau nggak orang yang masuk ruangan bos tadi. Benar-benar menyebalkan."
"Pria yang tadi sempat kau halangi masuk itu ya. Ya ampun Yesi jantungku tadi hampir copot karena kau berani menghalangi langkahnya."
"Memangnya kenapa Mbak" tanya Yesi heran.
"Kau tidak tau, pria itu adalah orang kepercayaan bos. Ia memiliki kepribadian yang menakutkan. Dia selalu bersikap dingin tapi terkadang juga sangat kejam. Tidak ada satupun orang di perusahaan ini yang berani menghalanginya. Kau keren Yesi karena berani menghalanginya. Bahkan kepalamu masih tetap utuh sampai sekarang."
"A-apa maksudmu?" Yesi memegangi lehernya.
Mia tertawa melihat wajah Yesi yang pucat sembari memegangi lehernya.
"Intinya, jangan membuat masalah dengan pria itu, dia lebih menakutkan daripada tuan Dimas. Apalagi ia memiliki kepentingan yang suka berubah-ubah."
Tak lama kemudian terlihat Key keluar dari ruangan Dimas. Mia yang melihat Key keluar segera berdiri dan memberi salam. Ia juga ikut menarik Yesi berdiri dari duduknya.
"Selamat Siang Pak." ujar Mia.
"Se-selamat siang" Yesi mengikuti Mia memberi salam dengan gugupnya. Key hanya acuh, jangankan menjawab salam melirik mereka pun tidak. Tapi ada ekspresi senyum kecil di bibir Key yang hampir tak terlihat, setelah melewati Yesi.
Hari sudah menjelang sore, jam kantor sudah berakhir. Yesi pamit pulang terlebih dahulu kepada Bosnya dan juga Mia seniornya. Ia ada jam kuliah sore ini.
Dari kantor Yesi langsung ke kampus tanpa berganti pakaian. Tidak seperti mahasiswa lainnya yang masih bisa bersantai dan mengobrol bareng dikantin. Waktu Yesi habis ia gunakan untuk Kerja dan Kuliah. Sehingga ia tidak memiliki banyak teman.
Yesi terkenal sebagai mahasiswi cerdas tapi penyendiri. Ia seolah-olah membangun benteng disekitarnya, tidak membiarkan orang lain mendekatinya. Itu juga yang membuat Yesi menjadi incaran para pria dikampusya. Bahkan terkadang ada beberapa pria suka melakukan taruhan untuk menaklukkan Yesi. Tapi tidak ada satupun yang berhasil. Bukan karena Yesi tidak tertarik tapi karena ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan semua itu.
"Lagi cari buku apa" Tiba-tiba ada seorang pria yang berdiri di samping Yesi ketika Yesi sedang memilih buku di perpustakaan kampus.
"Eh Kak Satria, enggak Kak ini bukunya udah ketemu" Yesi menoleh kesamping dan melihat satria berada di sebelahnya.
"Saya duluan ya Kak, lagi lima menit waktunya jam kuliah."
"Oke, hati-hati ya."
Satria sama seperti Yesi datang dari keluarga sederhana. Dan juga merupakan siswa berprestasi yang mendapatkan beasiswa penuh. Hanya saja satria saat ini merupakan mahasiswi tingkat akhir. Ia juga sudah bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kotanya.
"Kapan kau akan melihat kearah ku" gumam Satria lirih menatap kepey Yesi. Sudah sejak lama ia menyukai Yesi tapi ia tak memiliki keberanian mengungkapkannya. Yesi selalu menjaga jarak pada hampir semua mahasiswa yang mendekatinya.
Yesi kembali ke kosan setelah jam kuliah selesai. Ia melemparkan tasnya ke sembarang arah dan merebahkan tubuhnya di kasur
"Capeknya" Ia memejamkan matanya sebentar tiba-tiba terdengar suara telpon dari handphone miliknya.
"Halo" Tiara menatap heran nomor yang tidak dikenalnya lalu menjawab panggilan telepon itu.
"Ini saya Yesi, juragan ikan sahabat ayahmu."
"Iya, ada apa Paman. Apa Ayah Sehat."
"Ayahmu sehat, ini Ayahmu mau bicara."
"Yes, ini bapak Nduk. Gimana kabarmu?"
"Alhamdulillah sehat Pak, Bapak juga sehatkan?"
"Iya Bapak sehat, ini tadi handphone bapak rusak jatuh kena air. jadi Bapak pinjam telpon Juragan ikan. Itu Nduk kiriman wesel sudah sampai tadi dan langsung bapak kasih ke rentenir Karjo buat bayar hutang. Terimakasih banyak ya Nduk. Jangan lupa jaga kesehatan."
"Iya Bapak juga jaga kesehatan. Doain Yesi ya Pak, biar Yesi terus sehat, dilancarkan pekerjaan maupun kuliah Yesi.
"Aamiin, Bapak selalu mendoakanmu Nduk. Ya sudah sampai sini aja dulu Nduk. Nggak enak sama juragan ikan kalau lama-lama."
"Iya Pak jaga kesehatan ya Pak. Nanti kalau Yesi dapat libur, Yesi pasti tengokin bapak."
Pak Kupit mengakhiri panggilannya dan mengembalikan handphone milik juragan ikan.
"Kenapa nggak buka rekening aja Pak Kupit, jadi kalau anaknya kirim uang lebih mudah. Biayanya juga tidak besar." ujar juragan ikan
"Saya bingung caranya juragan lagipula saya nggak bisa pakai ATM"
"Nanti saya kasih tau caranya kalau pak Kupit mau buka rekening Bank dan menggunakan ATM. Biar anaknya kalau mau kirim uang lebih mudah."
"Beneran juragan."
"Iya benar."
Tak terasa satu bulan telah berlalu dan kehidupan Yesi selalu sama. Bekerja dan kuliah, tidak ada candaan atau hang out bareng teman. Karena pekerjaannya yang menumpuk. Apalagi semenjak Bosnya menikah diam-diam beberapa hari yang lalu. Seringkali Bosnya meninggalkan pekerjaan seenaknya karena sibuk dengan istrinya.
Belum lagi berita menghilangnya Aryo atau Key secara tiba-tiba. Membuat bosnya uring-uringan. Biasanya Dimas bisa meninggalkan kantor dengan tenang karena adanya Key dan juga Erick asistennya.
Yesi disibukkan dengan tumpukan berkas di depannya. Sehingga ia tidak menyadari suara handphone miliknya yang terus berdering, karena ia mengecilkan volume dering handphone miliknya.
Setelah selesai dengan berkasnya ia mengecek handphone miliknya terdapat 10 panggilan tak terjawab dari juragan ikan. Ia kemudian melihat ada pesan di layar handphonenya.
"Nak tolong kembali ke Kampung, Ayahmu merindukanmu. Ini sangat penting Nak, tolong segera kembali."
TBC.
Episode ini berkaitan dengan UPIC ABU DAN CEO TAMPAN jadi buat yang belum baca silahkan baca dulu ya. Cukup klik profil aku dan akan muncul beberapa novel disana.
Disana kalian bakalan tau masa lalu Key(Aryo) seperti apa. Terimakasih buat dukungannya jangan lupa tinggalkan jempol di setiap chapter dan favoritkan, Love you all 🙏😘
Dua orang pria paruh baya terlihat sedang berlomba pacuan kuda. Menunggangi kuda dengan lincah melompat melewati papan rintangan.
"Kau masih saja kalah dariku."
"Kau bisa menang dalam pacuan kuda, tapi dalam dunia bisnis aku rajanya." Mereka berdua tertawa secara bersamaan.
"Sudah saatnya membawa ahli warismu kembali."
"Akankah ia memaafkanku jika mengetahui akulah yang menyakiti ibunya."
"Itu bukan sepenuhnya kesalahanmu, saat itu seorang menjebakmu dengan obat perangsang."
"Seandainya malam itu aku tidak koma dan kecelakaan, Aku pasti akan bertanggung jawab terhadapnya dan juga Ibunya."
"Ibunya membencinya dan meninggalkannya sebelum ia beranjak dewasa. Ia begitu membenci putramu, karena kesalahanmu itu."
"Aku adalah pria yang memperkosanya dan menghancurkan hidupnya. Aku memang pantas dibenci olehnya. Tapi aku tak pernah berpikir ia tega melampiaskan semuanya pada putra kami."
"Seandainya kau menemukannya lebih dulu. Kau tak perlu kesulitan seperti ini. Memikirkan cara untuk menarik putramu ke sisimu."
"Kita hanya bisa mengawasinya dari jauh saat ini. Putraku memiliki insting yang cukup peka. Jangan sampai anak buahmu tertangkap olehnya karena diam-diam mengawasinya. Tunggu sebentar lagi aku pasti akan berhasil menarik putraku ke sisiku dan menjadikannya ahli warisku yang sah."
"Jangan khawatir, aku sudah mempersiapkan sebuah rencana untuk membawa putramu ke sisimu."
"Terimakasih, kau memang sahabat terbaikku."
*************
Yesi terkejut mendapatkan pesan agar segera pulang ke kampung halamannya. Ia jadi bertanya-tanya ada apa dengan Ayahnya. Ia berusaha melakukan panggilan telepon berkali-kali tapi tak ada jawaban. Dengan segera Yesi menemui Bosnya untuk ijin beberapa hari agar ia bisa pulang kampung menemui Ayahnya.
"Selamat siang Pak, Maaf mengganggu saya ingin meminta waktunya untuk berbicara sebentar" ujar Yesi ketika berada di hadapan bosnya.
"Ada apa?"
"Begini Pak Saya ijin 5 hari ingin pulang kampung. Maaf Bos mendadak tapi ini sangat penting."
"Baiklah saya ijinkan, tapi hanya untuk 3 hari saja dan..."
Tiba-tiba terdengar suara telpon sehingga memutuskan pembicaraan Dimas dan Yesi. Dimas segera mengangkat telponnya. Dari pembicaraan Dimas Yesi bisa mendengar bahwa saat ini istri kecil Dimas telah di culik oleh seseorang.
"Sebelum kau ijin pulang tolong kau hubungi Erick. Katakan padanya istriku di culik, suruh ia mengumpulkan bodyguard untuk mencari keberadaan istriku. Seandainya saja ada Aryo pasti segalanya akan lebih mudah."
Dimas bergegas keluar ruangan dengan terburu-buru. Dan Yesi menuruti perintah Dimas.
Selesai dengan tugasnya Yesi langsung pulang ke kosan, bersiap-siap. Ia kemudian bergegas ke terminal bus dan menaiki bus jurusan kampung nelayan.
"Assalamualaikum Pak, saya sudah sampai terminal. Bagaimana kondisi Ayah saya saat ini."
"Kondisi Ayahmu baik-baik saja. Hanya tinggal menunggu hasil lab saja. Sebaiknya kau cepat kemari Ayahmu sudah merindukanmu" Ucap juragan ikan berbohong.
"Boleh saya bicara dengan Ayah sebentar."
"Ayahmu sedang tidur, cepatlah kemari. Bapak tutup dulu ya telponnya, ini dokternya sudah datang."
Juragan ikan mengakhiri panggilannya dengan cepat. ia takut kelepasan dan salah bicara. Biarlah sesampainya disini ia baru memberitahukan kenyataan yang sebenarnya.
Key sampai di rumah sakit berbarengan dengan Putri dari Pak Kupit.
"Bapak ada disini, Pak Dimas beberapa hari ini selalu mencari-cari keberadaan bapak. Itu Tiara..."
"Tidak usah banyak bicara, sebaiknya kau cepat temui Ayahmu di ruang ICU lantai 2. Kondisinya kritis saat ini."
"Ayah...." gumam Yessi lalu bergegas pergi
Yessi yang tadinya ingin memberitahu perihal hilangnya Tiara jadi menghentikan ucapannya. dengan segera ia berlari menuju lift untuk ke lantai dua.
Ya Yessi adalah sekretaris Dimas dan juga merupakan putri kandung dari Pak Kupit. Sebelum ia ijin untuk pulang ke kampungnya, Dimas meminta bantuannya untuk menghubungi beberapa bodyguard mencari keberadaan Tiara.
Saat ini Yessi dan juragan ikan berada di dalam ruang perawatan. Tak lama datanglah seorang dokter diikuti oleh dua orang perawat di belakangnya.
Dokter itu tersenyum dan menyapa Yessi dan juragan ikan. Ia lalu memeriksa pasien.
"Bagaimana kondisi Ayah saya dokter" tanya Yessi khawatir.
"Kondisinya saat ini sedang kritis, kami akan berusaha untuk menyelamatkannya. Tapi anda juga harus bersiap jika kemungkinan terburuk terjadi. Tetaplah berdoa dan dukung pasien untuk terus semangat berjuang melawan sakitnya. Pasien saat ini tidak hanya membutuhkan kami tapi juga doa dan dukungan keluarga."
"Tolong sembuhkan Ayah saya Dokter hanya dia yang saya miliki" tangis Yessi.
"Dokter, lihat tangan pasien bergerak. Sepertinya pasien mulai sadarkan diri" ucap seorang suster yang melihat jari Pak Kupit bergerak
Dokter mendekat kearah pasien dan kembali memeriksanya. Pak Kupit berusaha melepas oksigen yang ia kenakan tapi dokter menghalanginya. Yessi berjalan mendekat kearah Ayahnya.
"Ayah.…, Cepat sembuh ya Yah Yessi ada disini" Yessi menahan tangisannya tapi air matanya tetap saja menetes.
"Jangan biarkan pasien terlalu banyak bicara. Biarkan pasien beristirahat terlebih dahulu. Kami permisi dulu Nona" Dokter itu keluar setelah memeriksa pasien.
"Key... Panggilkan Key..."
"Key? Siapa itu Pak?" tanya Yessi pada juragan ikan.
" Key dia tamu istimewa ayahmu dan juga yang membawanya kemari. Tapi Tuan Key belum kembali dari kampung nelayan. Biar saya telpon agar kemari." ujar juragan ikan.
"Saya sudah disini." Key berjalan mendekat kearah Pak Kupit. Ia menggenggam tangan lemah pria itu.
"Tuan Aryo." ujar Yessi terkejut.
"A-aku tidak bisa bertahan lagi. To-tolong jaga pu-triku. Nika-hilah dia, ku-mo-hon."
"Ayah..."
"Ayah kumohon jangan bicara lagi, Yesi akan baik-baik saja Ayah."
"Key kumohon" ujar Pak Kupit mengabaikan ucapan Yessi.
"Aku akan menikahinya, tapi anda harus bertahan. Bukankah Bapak pernah bilang ingin menyaksikan pernikahan putri Bapak."
Pak Kupit mengangguk mengiyakan perkataan Key. Key kemudian meminta tolong pada Juragan ikan untuk memanggilkan Penghulu atau Ustadz yang bisa menikahkan mereka Sekarang juga. Ia juga memberikan sejumlah uang untuk Juragan ikan untuk membeli yang diperlukan, Seperti mas kawin dan baju yang layak yang bisa dikenakan Yesi.
Juragan ikan meminta bantuan beberapa warga desa untuk bergerak cepat, selagi menunggu kedatangan penghulu. Ia juga meminta bantuan beberapa warga desa untuk menjadi saksi.
Hanya memerlukan waktu satu jam saja semua sudah mereka beli. Seperangkat alat sholat, Baju Kebaya untuk Yesi dan juga Jas untuk dikenakan Key. Key juga mengambil kalung emas putih bertahtakan berlian yang ia sembunyikan di dalam laci mobilnya. Awalnya kalung itu ia siapkan sebagai hadiah untuk Ibunya.
Yesi mengenakan kebaya dengan make up tipis, tidak ada pesta, kue pengantin, makanan mewah atau dekorasi yang indah. Yang terpenting baginya saat ini adalah mengabulkan permintaan Ayahnya.
"Jangan nangis aja Nduk, nanti make up nya luntur" Istri Juragan ikan menghapus air mata Yesi.
"Ayo senyum, bagaimanapun juga hari ini adalah hari pernikahanmu. Kasih senyuman yang manis untuk Ayahmu. Biar Ayahmu semangat melawan penyakitnya."
"Iya, Bu" Yessi menguatkan dirinya, ia menahan air matanya. Melangkah ke kamar Ayahnya di dampingi oleh istri juragan ikan dan beberapa warga kampung nelayan.
Key sempat terpana menatap Yesi yang terlihat cantik dengan balutan kebaya dan makeup tipis. Tapi saat pandangan mereka tak sengaja bertemu, Key kembali ke mode datarnya.
Dengan langkah sedikit gugup Yesi mendekat ke arah calon suaminya. Terlihat bapak penghulu yang sudah siap mendampingi pernikahan mereka.
Yesi merasakan kegugupannya, bahkan telapak tangannya terasa sangat dingin. Tapi pria disampingnya terlihat tenang dengan wajah datarnya.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jempol kalian ya.
"Key kembali menatap Yesi dengan wajah dinginnya. Yessi sempat melirik ke arah Key, tapi ia kembali menurunkan pandangannya. Tatapan dingin pria itu seakan menusuk tulangnya. Tapi tatapan Key berubah melembut begitu berhadapan dengan Ayahnya Yesi bePak Kupit.
Mereka berdua kini telah dihadapkan oleh penghulu dengan disaksikan oleh Pak Kupit dan juga beberapa warga.
"Bagaimana bapak-bapak, sah?"
"Sah!!!"
Kalimat Sakral nan syahdu telah diucapkan oleh Key dengan seperangkat alat sholat dan sebuah kalung berlian sebagai mas kawinnya.
Ijab kabul telah di laksanakan dengan Khidmat disaksikan beberapa warga, Dokter dan juga suster. Yesi saat ini sudah resmi menyandang status sebagai Istri Key dengan nama asli Aryo Saputra. Yesi meneteskan air matanya, entah itu air mata kebahagiaan atau kesedihan hanya dia seorang yang mengetahuinya.
Yesi mencium punggung tangan Key. Disambut oleh Key dengan kecupan lembut di kening Yesi.
Wajah pucat Pak Kupit tersenyum, keinginannya telah terkabul. Ia merasa tenang bisa menyerahkan tanggung jawab putrinya pada orang yang tepat menurutnya.
Key dan Yesi mencium punggung tangan Pak Kupit. Orangtua itu meraih tangan putrinya lalu menyerahkannya kepada Key.
"Sekarang ia tanggung jawabmu. Jangan sakiti dia. Jika ia berbuat salah maka ajari dia untuk berbuat benar. Jika kau merasa ia tidak pantas untukmu, maka buatlah menjadi pantas."
"Bapak tidak perlu khawatir saya akan menjaga Putri Bapak dengan nyawa saya. Saya juga sudah mengabulkan keinginan Bapak, jadi bapak harus segera sembuh. Sekarang sebaiknya Bapak istirahat dulu ya."
"Cepat sembuh ya Yah" Yesi berpamitan pada Ayahnya. Dan semua orang meninggalkan ruangan itu. Agar Pak Kupit bisa beristirahat dengan tenang.
"Nak Key dan Nak Yesi sebaiknya pulang dulu istirahat. Biar saya dan istri saya yang menjaga Pak Kupit disini."
"Tidak, Yesi mau tunggu ayah disini."
Yesi menolak permintaan mereka. Sementara Key hanya diam saja memperhatikan.
"Begini Nak Key, Nak Yesi. Sebenarnya warga di kampung kita sudah menyiapkan syukuran kecil-kecilan untuk pernikahan kalian. Selain untuk ucapan selamat atas pernikahan kalian. Ini juga sebagai tanda terimakasih kami karena Nak Key sudah membantu warga desa mengusir rentenir Karjo yang jahat itu. Jadi sebaiknya kalian berdua pulang dulu ya. Biar warga yang menantikan kedatangan kalian tidak kecewa."
"Baik Pak saya akan mengajaknya pulang" ujar Key.
"Tapi Ayah saya, bagaimana pak?"
"Jangan khawatir kami akan menjaganya" ujar Juragan ikan beserta istrinya."
Key dan juga Yesi saat ini berada di dalam mobil yang tengah melaju menuju kampung nelayan. Tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka berdua, yang ada hanya suasana canggung dan hawa yang dingin melingkupi mereka.
Yesi mengalihkan pandangannya kesamping menatap pemandangan dan mobil berlalu lalang. Setelah perjalanan yang dipenuhi dengan hawa Dingin akhirnya Yesi bisa bernafas lega karena mereka telah sampai ditujuan.
Key dan Yesi disambut oleh para warga dengan alat musik rebana. Mengiringi mereka masuk ke dalam rumah. Sepanjang perjalanan para warga memberikan mereka selamat.
Sesampainya di dalam rumah para warga mengajak Key dan juga Yesi mengadakan syukuran atas pernikahan mereka dengan dipimpin doa oleh Ustadz di kampung mereka.
Doa telah selesai dipanjatkan dilanjutkan dengan makan-makan bersama.
Yesi terharu dengan sikap dan kepedulian para warga terhadapnya dan juga Ayahnya. dengan Isak tangis Ia mengucapkan terimakasih dan juga memohon doa untuk kesembuhan Ayahnya. Sementara Key hanya menatap datar para warga dan juga Yesi.
"Jangan bersedih Nak, walau bagaimanapun hari ini adalah hari kebahagiaanmu. Ayahmu pasti juga ingin melihatmu bahagia. Kami disini mendoakan kebahagiaanmu dan juga kesembuhan Ayahmu" ucap Ustadz kampung nelayan.
"Terimakasih Pak, Bu. Terimakasih sekali lagi. Tiara bahagia dan sangat beruntung memiliki kalian semua.
Sementara itu di luar rumah ada sekelompok bapak-bapak yang sedang melakukan konferensi meja bundar. Sepertinya mereka memiliki rencana besar untuk Key.
"Apa kalian yakin kita harus melakukan ini."
"Yakin. Anggap saja ini adalah balasan terimakasih kita pada Tuan Key karena telah membantu ekonomi kita."
Ya, pria yang sedang berembuk itu adalah para nelayan yang sebelumnya dibikin babak belur oleh Key. Mereka saat ini sedang merencanakan sesuatu untuk masa depan Key dan juga Yesi.
"Ini adalah resep turun temurun, dijamin tokcer, bakalan buat Tuan Key jadi bersemangat nanti di ranjang. Saya juga sudah meminta istri saya membuat ramuan untuk Yesi. Selain menambah gairah itu juga buat kesuburan jadi di jamin sekali bikin langsung jadi. Kalian jangan khawatir Tuan Key pasti akan berterima kasih pada kita nanti karena ramuan ini." mereka terkikik geli membicarakan ide gila mereka.
"Tapi tadi saya dan istri saya masuk ke kamar Yesi. Kalian tau ranjangnya sangat kecil dan juga terlihat tua. Bagaimana nanti jika tiba-tiba ranjang itu ambruk karena Tuan Key terlalu bersemangat."
"Kau benar, kita melupakan ini semua. Terus bagaimana ini. Dimana kita beli ranjang malam-malam begini."
"Terpaksa mereka tidur tanpa ranjang. Tapi tenang saja di rumahku ada kasur baru yang ukurannya lebih besar daripada kasur Yesi. Kita bisa menukarnya dengan itu."
"Ya sudah kita bagi dua kelompok. Kelompok pertama ajak tuan Key kemari dan pastikan meminum ramuan ini. Dan kelompok kedua kita menyusup ke kamar Yesi dan singkirkan ranjang tua dan kasur kecil itu. Oke..., Let's go kita laksanakan misi kita."
"Apa ini Pak," tanya Key penasaran ketika salah seorang pria menyodorkan minuman pada Key.
"Ini minuman tradisional kampung kami Nak. Baik untuk kesehatan, bisa menghangatkan badan." Juga menghangatkan ranjang sambungnya dalam hati.
"Ayo nak dicoba. Kami tadi juga sudah meminumnya" ucap mereka berbohong.
Sementara itu di dalam ibu-ibu nelayan juga membujuk Yesi untuk meminum ramuannya. Setelah memastikan misi mereka selesai, mereka serentak berpamitan pulang tapi sebelum itu mereka secara bergotong royong membersihkan dan merapikan rumah Yesi.
"Kami semua pamit dulu ya nak. Jangan lupa layani suamimu dengan baik."
"Yesi, ini suamimu terlihat lelah. cepat ajak ke kamar sana. Tidak perlu mengantarkan kepergian kami."
"Tapi Bu..."
"Sudah sana kalian berdua masuk kamar" beberapa orang sengaja menggiring Yesi dan Key memasuki kamar mereka. Kamar pengantin yang sudah di hias oleh mereka. (tapi tanpa adanya ranjang wk wk wk 😂🤣🤣🤣🤣)
"Pergi kemana ranjang dan kasurku" Yesi menatap heran kasur yang tergeletak dilantai yang telah di hiasi dengan taburan bunga mawar berbentuk love.
Ia mengamati barang-barang di kamarnya tidak ada yang berubah kecuali tempat tidurnya yang menghilang. tergantikan dengan kasur yang tergeletak di lantai dengan ukuran besar.
Tiba-tiba tubuh mereka berdua merasakan gerah dan juga gairah yang tak tertahankan lagi. Pandangan mereka saling bertemu menatap penuh gairah dan secara bersamaan bergerak mendekat.
TBC
Terimakasih telah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak jempolnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!