Sebuah perusahaan kecil yang berjalan di bidang pemasaran memperkejakan seorang gadis cantik bernama Anindira Maheswari yang kerap di sapa dengan panggilan Anin,ia adalah seorang gadis berusia 23 tahun yang mengadu nasib di kota besar ini. Berkat beasiswa yang ia dapat di universitas ternama membuat posisi kerjanya sebagai manajer penjualan menghasilkan uang untuk memperbaiki ekonomi keluarganya.
Sudah satu tahun ini sejak 2017 ia bekerja di perusahaan tersebut,banyak prestasi dan juga pencapaian yang membuat pemilik perusahaan begitu memercayai dirinya sebagai karyawan cekatan.
Anin adalah orang yang sangat ramah dan murah senyum di luar maupun di dalam kantor, maka tak jarang para rekan kerjanya selalu jatuh hati padanya dan sangat mudah baginya memenangkan kontrak kerjasama bersama para rekan kerja atasannya. Sikapnya yang santun dan cekatan membuat sang atasan selalu memuji dan menjadikan ia contoh bagi karyawan lainnya yang kebanyakan adalah laki-laki.
Hari ini seperti biasanya Anin duduk di mejanya sembari sibuk mengumpulkan data untuk membuatkan surat jalan bagi para karyawan laki-laki di perusahaan itu. Antrian para laki-laki buaya yang tak hanya ingin mendekati tetapi juga menggunakan alasan meminta surat jalan sebagai modus pendekatan mereka. Beberapa orang telah mengantri di depan mejanya sembari menginginkan hal lain untuk merayu Anin, tiba-tiba atasannya ikut nimbrung menghampiri meja Anin dan membuat mereka semua canggung.
"ada apa ini? Kenapa kalian berkerumun di depan meja Anin?"
Ucap Atasannya bernama Marwan
"maaf pak,kami sedang meminta surat jalan sama mbak Anin"
"Kalian kan gak pada berangkat pagi ini juga bukan? Beberapa ada yang siang dan juga sore,kenapa pada minta surat jalan sekarang?"
"iya nih pak,gak tau saja setiap lihat mbak Anin rasanya selalu ingin mengajaknya berumah tangga"
Celetuk salah satu karyawan bernama Budi
"sembarangan kamu,sudah sana kembali ke tempat masing-masing"
"baik pak"
Setelah teguran dari Marwan meja Anin sedikit sepi,hanya ada lima orang di sana yang benar-benar meminta surat jalan di pagi hari.
"Anin,apa setiap hari mereka selalu mengganggumu?"
"mereka hanya sekedar menyapa saja kok pak,tidak ada maksud sama sekali mengganggu saya"
"ya sudah kalau begitu,kamu lanjutkan pekerjaannya"
"baik pak"
Marwan kembali ke ruangannya sembari membawa rencana di dalam benaknya,ia ingin membuat ruangan khusus Anin di depan ruang kerja miliknya agar bisa memantau para laki-laki buaya tadi untuk tidak menggoda Anin saat bekerja.
Setelah selesai membuat surat jalan,Anin segera merekap data penjualan selama satu hari kemarin dan pekerjaan lainnya. Tiba-tiba salah satu temannya yang bernama Ririn menghampirinya
"Nin kamu ada kerjaan gak hari ini?"
"ada,tapi cuma buat surat jalan untuk para sopir saja kok"
"Jam berapa?"
"mungkin nanti siang setelah jam makan siang dan sore,kenapa?"
"Aduh gimana ya Nin"
"kamu kenapa Rin? Kenapa kok muka kamu kelihatan panik sekali"
"aku mau cuti setengah hari karena anakku di rumah sedang demam,tapi hari ini jam 11.00 aku ada jadwal bertemu dengan klien di luar"
"Jadi kamu mau aku menggantikannya?"
"Itupun jika kamu tidak sibuk dan tidak keberatan sih Nin"
"oh okey,kalau begitu serahkan semuanya padaku. kamu fokus ke anak kamu saja ya, lagipula kasihan jika saat sakit seperti ini tidak ada mamanya yang mendampingi"
"makasih ya Nin,kalau saja klien ini tidak sangat penting bagi perusahaan kita pasti aku akan menundanya"
"sama-sama,ya sudah sekarang pulang gih. anak kamu lebih membutuhkan kamu di rumah"
Ririn segera pergi meninggalkan meja Anin, sedangkan Anin sendiri segera bergegas menyiapkan berkas-berkas untuk bertemu dengan klien nanti.
Setengah jam sebelum jam pertemuan Anin sudah lebih dulu hadir di alamat yang Ririn kirim untuk bertemu klien tersebut,setelah menunggu lama akhirnya tiga orang laki-laki dan satu orang wanita menghampirinya
"nona Ririn dari PT.DUA MITRA?"
Sapa wanita itu
"iya saya"
"oh perkenalkan saya Diana sekretaris tuan Faren dari HANS GROUP"
"Maaf sebelumnya,hari ini Ririn tidak dapat hadir karena anaknya yang tengah sakit jadi saya Anin mitra kerjanya yang akan menggantikan dia di meeting hari ini"
"Senang bertemu dengan anda nona Anin"
Ucap tuan Faren
"Silahkan duduk tuan Faren dan nona Diana"
Selama meeting berjalan dua laki-laki yang ikut datang tadi berdiri di samping pintu sembari mengawasi keadaan, sedangkan tuan Faren duduk dan menatap Anin yang menjelaskan tentang produk yang perusahaannya buat.
Selama kurang lebih setengah jam Anin berhasil meyakinkan kliennya untuk ikut bergabung menanam saham di perusahaannya,tak hanya itu ia juga berhasil membuat laki-laki di hadapannya terpesona dengan cara Anin menjelaskan dan juga kegigihannya sebagai seorang manajer penjualan.
"Terima kasih atas penjelasan anda nona Anin,kali ini saya benar-benar sangat paham betul apa yang coba anda jelaskan dan saya dengan senang hati akan bergabung dengan perusahaan tempat anda bekerja"
Tutur tuan Faren
"saya sangat berterimakasih pada tuan Faren karena telah mempercayai perusahaan kami untuk berinvestasi"
"kalau begitu meeting kali ini kita akhiri sampai disini"
Imbuh Diana
Tuan Faren dan pengawalnya berdiri dan akan pergi namun tiba-tiba ia berbalik ke arah Anin dan menghampirinya
"apakah ada yang ketinggalan tuan?"
Tanya Anin
"Oh ya,sebelum pulang apakah anda mau makan siang bersama saya untuk merayakan kerjasama kita"
"maaf tuan,bukan maksud saya menolak niat baik anda. tetapi setelah pekerjaan ini ada beberapa pekerjaan lainnya yang harus segera saya selesaikan"
"Jadi anda menolaknya?"
"maaf beribu maaf tuan,bukan maksud saya menolaknya"
"baiklah,mungkin lain kali jika kita berjodoh akan bertemu lagi dan aku akan mengajak kamu untuk makan siang lagi"
Anin hanya tersenyum mendengar penuturan tuan Faren,melihat kliennya yang telah pergi membuatnya sedikit bernafas lega. Anin segera pergi kembali ke kantornya karena masih ada beberapa pekerjaan tetapi karena jalanan macet di tengah jam makan siang membuat ia mengulur waktu.
Sementara itu di kantor Marwan kebingungan mencari Anin yang tidak ada diruangan nya ,beberapa orang telah mengantri untuk mengambil surat jalan.
"Dimana Anin?"
Tanya Marwan pada para pekerjanya yang mengantri duduk di depan ruangan Anin
"saya kurang tahu pak,sedari tadi saya menunggu Anin juga belum kelihatan"
Untung saja dengan sigap Mira salah satu karyawan di sana menggantikan tugas Anin saat dia tidak ada. Tepat pukul 13.00 Anin tiba di kantor dan segera berjalan ke ruangannya,melihat para sopir sudah mengantri di depan mejanya membuat ia merasa bersalah
"mbak Anin dari mana?"
Tanya salah satu karyawan
"maaf saya ada meeting di luar,makasih ya Mira sudah membantu saya"
"iya,lain kali kalau mau keluar ngomong biar gak bikin panik orang lain. oh ya habis selesai buat surat jalan kamu disuruh ke ruangan pak bos tuh"
Ucap Mira dengan nada sinis
"iya, sekali lagi makasih dan maaf telah merepotkan mu"
Sementara Anin membuat surat jalan,Marwan di ruangannya mendapat telfon dari sekretaris tuan Faren yang mengkonfirmasi ulang bahwa perusahaan mereka akan berinvestasi di perusahaan milik Marwan,hal itu tentu membuatnya sangat senang karena tuan Faren adalah klien terpenting dan berpengaruh untuk kemajuan DUA MITRA kedepannya. Tak hanya itu Diana juga menyampaikan bahwa atasannya sangat puas dengan penyampaian Anin dalam meeting tersebut.
Tiba-tiba suara ketokan pintu membuat Marwan terkejut
"Masuk"
Teriaknya dengan penuh semangat dari dalam ruangannya
"Permisi pak,apakah anda mencari saya tadi"
Ternyata itu adalah Anin
"oh Anin,masuk"
"Maaf pak jika tadi anda mencari saya dan saya tidak ada diruangan,saya tadi sedang menggantikan Ririn meeting di luar"
"sudah-sudah tidak apa-apa saya sudah tahu semuanya,justru saya sangat senang karena akhirnya kita berhasil meyakinkan tuan Faren untuk bekerjasama dengan perusahaan kita. sebagai imbalannya bulan ini kamu akan mendapatkan lima puluh persen bonus dari jumlah gaji kamu"
"tapi pak,bukankah seharusnya ini menjadi milik Ririn? Lagi pula saya hanya menggantikan nya menyampaikan berkas meeting pada klien"
"Tuan Faren bukanlah klien yang mudah Nin,meski berkas dan penyampaian kita bagus tetapi dia tidak berminat sama sekali maka ia akan menolaknya"
"Tetapi saya harap bapak tetap memberikan bonus ini pada Ririn saja karena saat ini dia sedang membutuhkan biaya untuk anaknya yang tengah sakit"
"kalau untuk itu aku bisa mengaturnya nanti,tetapi untuk kamu saya tetap akan memberikannya"
"kalau begitu terima kasih banyak pak telah mengerti maksud saya,apakah ada lagi yang ingin bapak sampaikan?"
"tidak ada,kamu bisa kembali ke ruangan kamu"
"Baik pak,kalau begitu saya permisi"
Anin merasa lega karena pekerjaannya berjalan dengan lancar,meski baru kali ini ia pertama meeting dengan klien dan ini adalah klien terpenting seperti yang atasannya sebutkan tadi. untung saja ia memahami materi dan menyampaikannya secara mendetail hingga membuat pencapaian yang luar biasa ini.
Sore hari saat Anin akan pulang baru saja beranjak dari meja kerjanya tiba-tiba pak Marwan menghampirinya,dengan ekspresi yang sangat senang tuan Marwan berjalan ke adah Anin.
"Anin kamu sudah selesai?"
"Sudah pak,apakah ada pekerjaan lain yang bisa saya bantu?"
"Oh tidak,hari ini kamu ada acara?"
"Tidak pak,memangnya kenapa?"
"Bagus,saya mau mengajak kamu makan malam bersama klien kita yang baru saja menandatangani kontrak tadi siang"
"Maksud bapak tuan Faren?"
"Iya tuan Faren,dia baru saja menghubungi saya untuk merayakan kerja sama bersama perusahaan kita. Dia memintaku datang ke hotel Aston bersama mu"
"Bersama saya pak? tapi apa hubungannya dengan saya? bukankah penandatanganan kontrak sudah selesai?"
"Saya sendiri juga tidak tahu,hanya saja tuna Faren memintaku untuk mengajakmu bersamaku"
"Tapi..."
"Sudah tidak usah tapi tapian saya tunggu kamu di bawah"
"Pa....kkk"
Anin akhirnya hanya dapat mengikuti apa yang menjadi perintah dari bosnya,meski di dalam kepalanya banyak sekali pertanyaan kenapa tuan Faren meminta dia untuk ikut ke acara makan malam itu.
Setiba di bawah bosnya telah menunggu di dalam mobil,Anin menunggu beberapa karyawan pergi terlebih dahulu karena tidak ingin membuat mereka berfikir kalau dirinya ada sesuatu dengan bos karena pergi bersama. Setelah lumayan sepi Anin berjalan menuju pintu mobil tuan Marwan dan langsung duduk di samping kemudi.
"Kamu lama sekali Nin? kita bisa terlambat nanti apalagi jam pulang kerja pasti jalanan macet"
"Maaf pak,saya menunggu teman-teman yang lain pergi nanti takutnya saya dan bapak jadi bahan pembicaraan karena pergi semobil"
"Jangan kamu hiraukan mereka,yang penting kan tidak ada apa-apa antara kamu dan saya"
ucap Marwan sambil melajukan mobilnya
"Oh ya pak saya mau tanya"
"Tanya saja"
"Perihal tuan Faren bukankah ini terlihat aneh ya pak,tidak biasanya seorang klien mengajak dinner seperti ini setelah menandatangani kontrak"
"Kamu jangan samakan tuan Faren dengan yang lain, klien kita kali ini beda jauh. Tuan Faren itu investor terkenal dan tidak sembarang mau bekerjasama dengan perusahaan kecil seperti kita"
"Lalu apa kelebihan kita dari perusahaan-perusahaan besar lainnya pak,sehingga tuan Faren begitu berminat dengan produk yang kita jual"
"Saya sendiri juga bingung,saat mengajukan proposal ke perusahaannya saya saja tidak menaruh harapan besar pada keberhasilan. Namun siapa sangka setelah pen deskripsian kamu tadi saat meeting justru membuat beliau tertarik"
Tak terasa mereka berdua telah sampai di halaman pintu masuk hotel Aston,Marwan turun begitu juga dengan Anin. Seorang petugas memarkirkan mobil Marwan dan sekretaris tuan Faren yaitu Diana menghampiri mereka berdua yang tengah berjalan di lobby hotel.
"Selamat malam nona Anin dan tuan Marwan"
sapa Diana
"Selamat malam nona Diana"
balas Anin
"Siapa dia Nin?"
tanya Marwan
"Oh maaf sebelumnya anda baru pertama kalinya bertemu dengan saya, perkenalkan nama saya Diana sekretaris pribadi tuan Faren"
"Oh iya, perkenalkan saya Marwan CEO PT. MITRA BERSAMA"
"kalau begitu mari silahkan ikuti saya untuk bertemu tuan Faren"
Marwan dan Anin mengikuti Diana yang berjalan di depannya,kedua bola mata Marwan tidak dapat lepas dari pemandangan yang ada di depannya. Dua gundukan besar yang berjalan dengan seksinya di balik rok span pendek milik Diana,Anin yang melihat bosnya hanya dapat menggeleng kepala. Tak dapat di pungkiri laki-laki di sampingnya itu terkenal sekali dengan mata keranjangnya apalagi ia sering bertengkar dengan sang istri di kantor karena sering kepergok menggoda para karyawannya.
Mereka berhenti di depan sebuah ruangan yang di jaga oleh dua orang bodyguard,saat masuk ke dalam ruangan itu Anin sedikit terkejut karena hanya ada satu meja dengan ruangan yang sangat begitu luas.
"Silahkan masuk tuan Marwan dan nona Anin"
ucap Diana
Anin mengangguk dan berjalan masuk ke dalam ruangan itu,terlihat tuan Faren duduk di salah satu kursi yang ada di meja tersebut lalu mempersilahkan mereka berdua duduk.
"Selamat datang nona Anin"
ucap Tuan Faren
Marwan duduk di seberang tuan Faren sembari berjabat tangan dengannya,sedangkan Anin hanya duduk sambil tersenyum kecil kepada tuan Faren.
"Terima kasih sudah mengundang saya dan Anin untuk makan malam disini,saya sangat senang bertemu dengan anda tuan. oh ya sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak karena telah mau bekerjasama dengan perusahaan saya"
tutur Marwan
"Sama-sama,saya senang bisa bekerjasama dengan anda dan saya harap kedepannya tidak ada halangan untuk kerjasama ini"
"Saya pastikan tidak akan ada halangan apapun tuan"
"Bagus,oh ya nona Anin apa kabar?"
"Em saya baik tuan"
"Oh syukurlah"
Tuan Faren menepuk tangannya dan enam orang pelayan masuk ke dalam ruangan sembari membawa makanan,setelah selesai menyajikannya di atas meja tuan Faren mempersilahkan mereka berdua untuk menyantap hidangan yang ada di hadapan mereka itu.
Anin yang terakhir kali makan steak merasa sedikit bingung dengan beberapa pilihan saos di depannya,kemudian tuan Faren menunjuk salah satu saos dengan pisaunya.
"Jika kau suka pedas pakailah saos barbeque itu,tetapi jika tidak kamu bisa menggunakan mushroom saos atau Tiram saos"
tutur tuan Faren
Amin tersenyum sembari mengambil saos barbeque di kanan tangannya,Tuan Faren sedikit terkejut karena Anin menuang seluruh saos itu di atas steak nya.
Setelah selesai makan Anin merapikan saos yang berada di sekitar bibirnya dengan jari lalu menjilat ibu jarinya,hal itu terlihat oleh Tuan Faren sehingga membuat ia kehilangan fokus dan menjatuhkan garpu ke lantai.
"Maaf... maaf"
ucap Tuan Faren
Setelah selesai makan Tuan Faren dan Marwan berbincang-bincang kecil di balkon yang ada di ruangan itu sedangkan Anin membersihkan kemejanya yang terkena saos akibat tidak hati-hati saat makan tadi. Ia melepas menyingkap sedikit kemeja putihnya itu agar lebih mudah terjangkau air,,namun kran air yang mengalir deras justru membuat dirinya basah.
"Ahmmbbb"
teriak Anin dari dalam kamar mandi yang sedikit terdengar dari luar
Seketika Marwan dan tuan Faren terkejut dan menghampiri Anin yang ada di dalam.
"Anin kamu kenapa?"
teriak Marwan dari luar
Anin yang setengah basah keluar dari kamar mandi sambil terus mengelap kemejanya dengan tissue,kemeja putih yang basah membuat tubuh Anin tembus pandang terlihat oleh siapa saja yang ada di depannya.
"Ka kamu kenapa bisa basah kuyup begini?"
tanya Marwan
"Em tadi saya mau membersihkan noda ini pak,tapi saya tidak tahu kalau kran airnya justru membludak dan membuat kemeja saya basah"
"Astaga Anin,ya sudah kalau begitu kamu keringkan dulu"
Saat Anin hendak menghampiri tasnya yang ada di atas meja,tuan Faren melihat Anin yang terus menyembunyikan bagian depannya yang tembus pandan itu. Seketika tuan Faren melepas jas yang ia kenakan dan langsung memakaikannya kepada Anin dari belakang.
Anin pun terkejut dengan hal itu,ia seketika berbalik dan melihat tuan Faren yang berdiri di belakangnya
"Tuan,ini kan jas anda"
ucap Anin sembari memegang jas tersebut
"Kamu pakai saja"
"Tidak usah tuan,saya tidak apa-apa hanya basah sedikit"
"Kamu ingin semua orang melihat baju kamu yang tembus pandang itu?"
ucapan Tuan Faren seketika membuat Anin terkejut
Ia langsung merapatkan jas itu untuk menutupi bagian dadanya yang tembus pandang
"Ja jadi dari tadi tuan melihatnya?"
ucap Anin dengan nada malu
Faren hanya tersenyum kecil dan pergi dari hadapannya,ia berjalan menuju balkon menghampiri Marwan dan membiarkan Anin berdiri dengan raut wajah yang sangat malu.
Anin hanya dapat duduk terdiam sembari terus memegangi jas pemberian tuan Faren dengan ketat,tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20.21 Marwan dan tuan Faren mengakhiri pertemuan malam itu.
"Ayo Anin kita pulang?"
ajak Marwan
"Oh ya tuan Marwan,jika anda tidak keberatan bagaimana jika Anin saya yang mengantarkan pulang. Lagi pula saya dengar jalan menuju rumah Anin berlawanan arah dengan jalan menuju rumah anda"
"Bagaimana anda tahu?"
"Oh saya hanya membaca biodata Anin tadi siang"
"Kalau tidak merepotkan tuan Faren silahkan,tapi apakah anda searah dengan Anin?"
"Ya tentu saja,maka itu saya menawarkan untuk mengantarnya"
"Ta tapi tuan anda tidak perlu mengantarkan saya,saya bisa pesan taksi saja"
"Sudah Anin lebih baik kamu di antar sekalian oleh tuan Faren"
ucap Marwan sembari mengenakan jasnya kembali
"Kalau begitu saya duluan tuan"
ucap Marwan yang langsung pergi meninggalkan ruangan itu
Anin gugup dengan keadaan setengah malu karena Tuan Faren telah melihat apa yang seharusnya tidak ia lihat
"Ayo aku antar kamu pulang"
ucap tuan Faren sembari mengulurkan tangannya kepada Anin
"Tapi saya benar-benar tidak perlu tuan,saya bisa memesan taksi"
"Dan setelah itu kamu membiarkan orang-orang melihatmu dengan keadaan seperti ini,kamu tidak berfikir jika ada orang jahat yang mencoba mencelakai kamu di jam-jam rawan seperti ini?"
"Kalau di pikir-pikir ada benarnya juga apa kata tuan Faren,apalagi posisi aku pakai rok pendek pasti banyak mata jahat yang tertuju padaku"
ucap Anin dalam hati
"Baiklah tuan kalau begitu,terima kasih sudah mau merepotkan diri untuk mengantar saya pulang"
"Tidak sama sekali,kalau begitu ayo"
uluran tangan tuan Faren hanya di balas dengan senyuman oleh Anin,ia memilih untuk berdiri sendiri dan berjalan lebih belakang dari tuan Faren.
Pintu terbuka,dua bodyguard tuan Faren telah stay di sana apalagi Diana yang masih menunggunya.
"Kita pulang tuan?"
tanya Diana
"Iya,tapi sebelumnya kita Antar kan Anin pulang terlebih dahulu"
"Baik tuan"
Du bodyguard berjalan lebih dulu kemudian di susul Diana dan juga tuan Faren,Anin memilih untuk berjalan di belakang tuan Faren untuk menjaga jarak. Tetapi siapa sangka saat hendak masuk ke dalam lift tuan Faren menarik tangan Anin dan akhirnya mereka berdiri sejajar.
Jantung Anin berdegup kencang karena ini pertama kalinya ada orang asing yang menggenggam tangannya seperti itu,ia mencoba melepaskan tangannya namun tuan Faren sepertinya tidak memberi izin.
Setelah lift berhenti tuan Faren terpaksa melepaskan genggamannya karena Anin yang terus melawan untuk melepaskan genggaman itu,dua mobil telah berhenti di depan lobby keduanya adalah milik Faren.
"Diana kamu ikut mobil depan,biar Anin duduk di sebelah saya"
"Baik tuan"
Diana membuka pintu untuk Anin dan tuan Faren seketika Anin merasa tersanjung karena baru pertama kalinya ia di perlakukan seperti tuan putri.
"Silahkan nona Anin"
"Terima kasih nona Diana"
Anin duduk di belakang bersama tuan Faren,jantungnya kembali berdegup karena sekarang jarak antara ia dan tuan Faren hanya tiga puluh cm.
"Oh ya kalau boleh tahu rumah tuan Faren dimana? kok bisa satu arah dengan saya?"
tanya Anin memberanikan diri
"Rumah saya ada di jalan pahlawan,tepatnya di paviliun Center Park"
"Center Park? bukankah itu vila keluarga Sanjaya ?"
"Kamu tahu keluarga Sanjaya?"
"Siapa yang tidak tahu dengan keluarga Sanjaya tuan? pengusaha terkenal dan terkaya nomer dua se-Asia yang punya perusahaan ekspor impor terbesar di dunia"
"Kamu tahu banyak tentang keluarga itu?"
"Tidak tuan,hanya sedikit katanya sih keluarga itu mempunyai dua orang putra yang tampan. Dan salah satunya ada yang sudah menikah"
"Dan yang sudah menikah itu sekarang sudah bercerai dengan istrinya"
"Kenapa anda bisa bilang begitu tuan? apa karena kabar bahwa istrinya hanya menginginkan harta dari laki-laki itu saja?"
"Selain itu istrinya juga sangat posesif,selain hobi menghamburkan uang ia juga tidak bisa mengurus anak bahkan ia meninggalkan anak dan suaminya hanya demi kekasihnya di masa lalu"
"Bagiamana tuan tahu banyak cerita tentang keluarga itu?"
Belum sempat Tuan Faren menjawabnya mobil mereka berhenti tepat di depan kontrakan Anin
"Tuan bahkan tahu kalau ini rumah saya"
"Bukankah saya sudah bilang kalau tadi siang saya baca di bio kamu,ini rumah kontrakan kamu kan?"
"I...iya tuan"
"Kalau begitu hati-hati,sampai bertemu besok"
"Terima kasih tuan,anda juga hati-hati di jalan"
Anin pun turun dari mobil setelah Diana membukakan pintu untuknya,Dian tersenyum kepadanya sembari melambaikan tangan tanda perpisahan.
Anin berdiri di depan rumahnya sambil melihat mobil Tuan Faren menghilang di pertigaan jalan,sedikit aneh tetapi Anin tidak ingin menaruh curiga karena Tuan Faren sudah berbaik hati mengantarkannya pulang. Tiba-tiba ia teringat bahwa jas tuan Faren masih ia kenakan dan lupa untuk mengembalikannya.
"Astaga bagaimana mungkin aku lupa mengembangkan ini"
ucap Anin yang kemudian memutuskan masuk ke dalam rumah untuk istirahat
Sementara itu di perjalan menuju pulang Tuan Faren mengobrol dengan Diana yang sudah pindah mobil dan duduk di depan tuan Faren.
"Diana,besok kita ke kantor Marwan dan jangan lupa kamu bawakan pesanan saya yang sudah saya kirim ke ponsel kamu"
"Baik tuan"
"Oh ya satu lagi,saya ada tugas untuk kamu. Kamu cari tahu latar belakang Anin,dan semua tentang dirinya,saya tunggu besok malam di meja saya"
"Baik tuan"
Faren melihat membuka jendela sembari mengulurkan tangannya keluar, menikmati sejuknya udara malam ini ia tersenyum melihat langit yang penuh dengan bintang.
Diana sedikit kebingungan karena baru kali ini ia melihat bosnya tersenyum begitu bahagia setelah hampir dua tahun semenjak kejadian istrinya yang mengkhianati dia dulu.
"Tuan apakah anda ingin kamu berhenti sejenak?"
tanya Diana
"Tidak usah,aku hanya ingin menghirup udara segar yang hari ini membuat hatiku tenang"
"Kalau boleh saya tahu apakah ada hal baik mengenai perusahaan di luar negeri? sehingga tuan bisa sebahagia ini?"
"Tidak ada,aku hanya senang karena hari ini bisa menghabiskan waktu bersama dengan Anin"
"Jadi tuan...."
"Ya,aku jatuh hati kepada wanita itu. Entah kenapa sikapnya yang sedikit ceroboh dan kepolosannya membuatku jatuh hati seakan-akan ia berhasil membuatku nyaman saat di sampingnya"
"Kalau begitu apa yang bisa saya bantu untuk mendapatkannya tuan?"
"Kamu cari saja dulu info tentang dia,aku ingin tahu sejauh mana dia selama ini. Dan yang terpenting kamu cari tahu apakah dia sudah punya kekasih atau belum"
"Baik tuan"
Faren pun kembali memandang keluar jendela sembari memejamkan matanya,kali ini ia benar-benar di mabuk cinta oleh perempuan bernama Anindira Maheswari.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!