NovelToon NovelToon

SAHABATKU KEKASIHKU

Episode 1 (Tertangkap Basah)

Dengan langkah cepat seorang wanita menuju sebuah kamar hotel, sebuah pesan dari ponselnya membuat dadanya bergemuruh dan ingin segera melihat dengan mata kepalanya sendiri benarkah sang kekasih sedang berada dalam sebuah kamar hotel dengan seorang wanita

Wanita itu adalah Ira Maya Hartanto, anak tunggal dari keluarga pemilik perusahaan JAYA TEXTILE HARTANTO, keluarga yang sangat disegani dan dihormati karena kesuksesannya di dunia bisnis beserta kedermawanannya

Walaupun berasal dari keluarga kaya, Ira tidak pernah manja dan hidup glamor, justru didikan orang tua yang selalu mengajarkan hidup sederhana mampu membentuk pribadi Ira menjadi kuat dan mandiri, hingga akhirnya Ira memutuskan untuk kuliah di Ibu kota Jakarta dan bekerja di sana

Begitu juga dengan kisah cinta dan persahabatannya, Ira mempunyai empat orang sahabat yang pernah hidup dalam satu kontrakan ketika masih duduk di bangku perkuliahan, kini ke tiga sahabatnya sudah membina rumah tangga masing-masing, kecuali dirinya dan Satria Adijaya yang masih belum berfikir untuk mencari pasangan hidup ke pelaminan

Ira dan Satria hampir memiliki nasip yang sama dalam menjalani kisah cintanya, Satria yang di khianati boleh tunangannya ketika akan menikah dan Ira yang sudah dua kali di khianati oleh kekasihnya, hingga akhirnya menerima perjodohan kedua orang tuanya dengan anak teman bisnisnya yaitu Tama Mahardika

Awalnya semua berjalan sempurna, perkenalan dengan karakter masing-masing berjalan dengan lancar, Tama sepertinya sosok laki-laki yang penyayang dan bertanggung jawab, hingga jalinan kasih keduanya berjalan hampir 2 tahun, sampai pada akhirnya, sore itu Ira mendapatkan pesan masuk beserta pesan foto yang memperlihatkan bahwa kekasihnya sedang berada di kamar hotel dengan seorang wanita

Ira memaksa untuk mengambil kunci kamar hotel ke resepsionis, setelah mendapatkannya segera menuju kamar hotel yang dituju, dengan pelan Ira membuka pintu kamar itu dan masuk, bagaikan tersambar petir, Ira melihat bagaiman kekasihnya bergelut diatas ranjang sedang menikmati tubuh seorang wanita, memompanya dengan keras sampai tidak menyadari kehadiran Ira di sana

"Jadi begini yang kau lakukan di belakangku Tama?" suara Ira mengejutkan aktifitas gila kedua orang yang ada di atas ranjang

"Ira, Kau?"

Ucap Tama yang sangat terkejut tak percaya melihat kehadiran Ira dengan tubuh polosnya

"iya, ini aku, wanita yang kau pikir bisa kau bodohi, Breng*sek!"

Ira segera mengeluarkan handphone dan memfoto kedua orang yang masih bertelanjang bulat diatas ranjang

"hei ! apa yang kau lakukan Ira, jangan menggambil gambar sembarangan!"

Bentak Tama sambil menutupi tubuhnya dengan selimut

"ini untuk bukti, agar aku bisa lepas dari pertunangan bodoh yang keluargamu inginkan, Bang*sat!"

"Jangan lakukan itu Ira, kita bisa bisa bicara baik-baik, ini hanya salah paham"

"hal seperti ini kau bilang salah paham, dasar Baji*ngan kau Tama!"

Ira segera melangkah cepat keluar dari kamar hotel, dan segera menuju ke suatu tempat, sampai di sana Ira langsung duduk mengambil handphone yang ada dalam tasnya untuk menghubungi seseorang

"Halo, Sat kamu dimana?"

"Aku lagi di Apartemen, barusan nyampek, ada apa sih Ir?"

"Aku lagi suntuk Sat, membutuhkan mu, bisa kamu ke sini sekarang?"

"Oke, kamu jangan kemana-mana, aku akan ke sana"

TUT TUT

Sambungan telepon terputus

Tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki yang merupakan sahabat Ira sejak SMP, Satria berlari kecil menuju ke tempat meja yang di tempati Ira dan segera duduk di depan Ira lalu memesan minuman kesukaan di Cafe Ambarawa ini

"dah lama disini Ir?" tanya Satria

"Hem, lumayan "

"Ada apa lagi?"

"Nih lihat, buka galeri dan video nya" Ira menyerahkan Handphone nya

"What!, An*jing si Tama Ir, lagi ngang*kang sama siapa ini bang*sat?"

"Ya mana gue tau, gak sempat kenalan tadi"

"Jadi ini barusan Ir, Baji*ngan bener ya si Tama, pengen gue hajar ini orang, terus kamu gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya nasip pertunangan lu lah, masih mau lanjut ?"

" Ih, ya jelas ogah, jijik gue sama si Tama, aku mau putusin saja, sebelumnya ngomong ke orang tua ku dulu sama bawa buktinya"

"Tapi loe gak pa pa kan Ir?, Perasaan loe sekarang gimana?, gak niat bunuh diri nyemplung ke Empang kan loe, takut aku lihat kamunya"

"Anjir, ya Enggaklah, ngapain nyiksa diri gitu, kegantengan tu si Tama kalau aku gituin"

"Ya siapa tau, tapi kamu baik-baik saja kan?"

"Entahlah Sat, aku kira Tama beda dari laki-laki yang sudah menyakiti aku sebelumnya, nggak taunya sama saja, setahun lebih aku membangun kepercayaan dan cinta buat dia, tapi kenyataannya seperti ini, nyesek banget Sat"

"Yang sabar Ir, namanya juga perjalanan hidup, lihat ni aku, sama kan kayak kamu, selalu di khianati pasangan, malah lebih parah aku"

"iya sih, wanita lu kebangetan emang ya, 3 hari menjelang nikah sama lu, eh malah main kuda-kudaan sama cowok lain, ha ha ha"

"Mulai kamu ya, seneng banget lihat aku menderita"

"Eh, Maaf Sat, kelepasan ni"

"Dasar, nggak nyadar nasip kamu sekarang sama kayak aku, mau aku olok-olok juga ni?"

"Coba aja kalau berani, mau aku tendang!"

"Dih, giliran diri sendiri main ngancam"

"Bodo, kan aku cewek, ya kamu harus ngalah lah "

"Main beda-bedain gander ni ceritanya"

"ya kan emang gitu kenyataannya'

"Halah, gender kita sih beda tapi kelakuan kamu sama saja"

"Kayak Cowok maksutnya?"

"Gak lagi, kayak Preman pasar malah"

"Bodo amat, pusing aku Sat, heran sama nasip kita ya, susah banget nyari pasangan yang setia"

"Bener tu, aku juga heran, lihat sahabat kita yang lain, dah pada bahagia sama kehidupan rumah tangganya, bentar lagi mereka akan melahirkan anak yang lucu"

"Hem, ngiri ya rasanya, kapan aku bisa ketemu pasangan kayak mereka, pengertian ,setia dan saling menghargai satu sama lain"

"sudah Ir, kita bersyukur aja, kita juga masih bisa berbagi kan, saling bantu"

"Yap, makasih ya Sat, kamu dah baik banget sama aku"

"sama-sama Ir, kamu juga selalu ada buat aku" ucap Satria sambil mengerjab-ngerjabkan matanya

"Ih, dasar, jijik aku lihatnya Sat" ucap Ira

"Hahaha" keduanya tertawa bersama

Mereka kini sangat bahagia, saling bercanda dan menghibur diri bareng, hingga tak terasa malam makin larut hingga jam satu malam, pegawai Cafe di sana sudah terbiasa dengan kelakuan mereka berdua, apalagi Satria adalah pemilik Cafenya yang sangat welcome dengan para pegawainya

"sudah malam Ir, yok aku antar pulang"

"aku bawa mobil sendiri aja Sat"

"Eh sembarangan, ini dah jam berapa, bahaya cewek jalan sendiri"

"Heh, mulai nyinyir kayak emak-emak"

Satria segera mengantar Ira pulang, di dalam perjalanan panggilan masuk dari handphone Ira berdering berkali-kali, Ira hanya melihatnya dan tidak menerimanya

"Siapa, Tama Ir?"

"Iya, tau tu orang mau ngapain lagi"

"Gak diangkat tu?" tanya Satria

"Males, paling ngajak adu argumen tu orang, bela diri sendiri, malah bikin emosi, menyebalkan"

"ya tapi masalah kalian kan tetep harus dibicarakan baik-baik, gak bisa main ilang-ilangan gitu aja, ingat Ir, jaga perasaan orang tua kamu tu"

"Iya, aku juga mikir kalau soal itu Sat"

(Kisah ini kelanjutan dari Karya Author yang pertama "POWER OF WOMAN" disarankan untuk mengintipnya agar bisa lebih paham )

Bersambung

Jangan lupa

LIKE

KOMEN

FAVORIT

HADIAH

VOTE

Episode 2 (Bermalam)

Sampai juga akhirnya mereka di depan gedung Apartemen yang ditempati oleh Ira, seperti biasa Ira langsung keluar dan menuju pintu lif, tanpa disadari ternyata Satria ikut di belakangnya

"Loh, ngapain kok kamu ikut juga?" tanya Ira

"Ini dah tengah malam, ngantuk gue"

"Ngantuk kok malah ngintilin aku, tidur Sono!"

"Ya ini mau tidur"

"Dimana?"

"Numpang di tempat kamu lah"

"Eh, enak aja, gak bisa"

"Ya harus bisa"

"Ih maksa!"

"Aku dah ngantuk Ir, ini dah tengah malam, mau aku kenapa-napa di jalan?"

"Ish, ngancam, kebiasaan, ya udah ayok!"

Satria langsung tersenyum sumringah mendapatkan ijin dari Ira tanpa perdebatan yang panjang, sampai di lantai 5, mereka berdua keluar dan langsung masuk ke Apartemen Ira

Ira berjalan cepat menuju ke kamarnya, berniat membersihkan diri dan segera tidur, namun kali ini di buat kaget lagi dengan kelakuan Satria yang masih ngikuti jalan di belakangnya

"Eh, ngapain lagi kamu ngikutin aku?" tanya Ira semakin heran

"Mau tidur, ngantuk"

"Terus kenapa kesini?"

"Lah kan cuma ini kamar di apartemen kamu"

"Terus?"

"Ya aku tidur disinilah"

"SATRIA !!"

Teriak Ira makin dongkol dengan perbuatan Satria

"Hus! malam-malam jangan teriak, dikira kita sedang enak-enakan lo sama tetangga"

"Kamu tu, bikin aku kesel"

"Hehehe, bercanda doang, aku mau pinjam bantal ma selimut, ada nggak?"

"Iya bentar"

BUK BUK

Satria di kejutkan dengan lemparan bantal ma selimut dari pintu kamar Ira

"IRA !"

Suara Satria sedikit keras

"Apa lagi?"

"Gila kamu ya, main lempar sembarangan, bukan sahabatku, udah tak lempar balik kamu pakek ni meja"

"Ha ha ha"

Ira bukannya minta maaf malah ngakak sambil membanting pintu

JEDAR !

Suara pintu tertutup keras

"An*jing, kaget gue, ampun sama kelakuan wanita satu ini" batin Satria sambil mengelus dadanya

"Woi, Awas ya, sekali lagi lu ngagetin gue!" teriak Satria mengancam

"Emang mau apa?!"

"Aku hamilin lu !"

"Enak dong !"

"Aku serius ni !"

"Gak takut !"

Satria yang masih kesal dengan kelakuan Ira, segera membereskan sofa agar nyenyak buat tidur indahnya, tanpa disadari oleh Satria, beberapa kali Ira menengoknya dan membenarkan selimut yang melorot dari tubuh Satria

"Ini orang, tidur kayak kebo banget, selimut kemana, bantal ke mana, pada buyar gak karuan gini" gumam Ira lirih sambil membenarkan bantal dan selimut Satria

Sejenak Ira menatap wajah Satria, wajah yang bersih, mata yang indah, hidung mancung dan bibir terlihat seksi, tiba-tiba tangan Ira mengelus rambut Satria begitu saja, ada getaran aneh saat tangan Ira menyentuh lembut pipi Satria

"Kenapa aku merasa nyaman banget ada di dekat Satria, Ini kenapa jantungku berdetak kenceng ya" batin Ira segera melepas tangannya dan kembali ke dalam kamar

Pagi hari Ira terbangun saat mendengar ketukan pintu

"Iya, tunggu bentar Sat!" teriak Ira

"Ngapain sih ni orang gedor-gedor pintu, masih subuh gini" batin Ira

CEKLEK

Suara pintu terbuka, dan terlihat wajah bantal Ira dengan mata masih merem melek

"Apa?" tanya Ira

"Dah subuh"

"Tau"

"Dah sholat?"

"Belum, masih ngantuk"

"Sholat dulu, wajib itu, dosa lo nanti"

"Iya tau, bawel, aku sholat dulu"

Ira segera masuk kembali kedalam kamar dan segera menunaikan sholat, setelah itu langsung meluncur di atas kasur

"Tidur lagi ah, mumpung weekend" batin Ira

Setelah tidur agak lama, Ira menggeliat terganggu dengan cahaya matahari yang masuk ke kamar tidurnya, sejenak Ira duduk dan berniat menutup gorden jendela kamar, namun indra penciumannya mengendus bau lezat masakan

Ira segera keluar dan menuju ke dapur

"Pagi pak koki, wih, lezat banget nih kayaknya" ucap Ira

"Pagi putri tidur, itu bekas air liurnya dah di bersihkan?"

"Ish, mana ada"

"Ada tu, sini aku bersihkan" goda Satria sambil mendekat ke arah Ira

"Eh, ngapain sedekat ini?" Ira gelagapan saat wajah Satria hanya beberapa senti di depannya

"Mau bersihin bibir kamu, pakek bibir aku, sini !"

"Satria Mesum !" teriak Ira langsung mundur menghindari Satria

"Ha ha ha, gitu aja dah kalang kabut, gimana nanti kalau di coblos"

"Ya Bolong"

"Mau?" tanya Satria

"Apa?"

"Di Coblos"

"Dasar gila" jawab Ira

"Hahaha" keduanya tertawa sambil melanjutkan aktifitasnya, kini Satria di bantu oleh Ira, sesekali gelak tawa dari keduanya terdengar saat saling melempar guyonan

Selesai masak Ira dan Satria sarapan pagi bareng

"Wah, lumayan ni masakan kamu Sat"

"Iya dong, siapa dulu"

"Heleh, di puji dikit langsung gede anunya" ucap Ira

"Heh, ngomongnya, sembarangan, kayak yang dah tau anuku saja"

Ira terkekeh dan melanjutkan makannya, setelah selesai Ira segera membereskan meja makan dibantu dengan Satria

"Kamu gak pulang?" tanya Ira

"Dasar, habis di buatkan makanan, sekarang ngusir?"

"Ya nggak Sat, aku cuman nanya doang kok, aku juga bakal seneng kalau kamu mau disini dulu, mumpung lagi weekend"

"Halah, ngomong aja kamu lagi butuh teman curhat buat mengobati luka hati kamu"

"Ya masak kamu tega sama sahabat yang lagi sedih dan galau gini"

"Nah bener kan, udah tau aku ni, sama kebiasaan kamu, kalau lagi pas sedih-sedih gini, pasti ngrengek-ngrengek minta di temani"

"Ya udah terserah, kalau kamu gak ikhlas, pulang sana!"

"Ye, gitu aja ngambek, aku makan bibir kamu kalau manyun gitu"

"Ish, apaan sih Sat, dasar kamu tu!"

Satria langsung beranjak dari duduknya dan berniat keluar dari pintu

"Satria !!"

Teriak Ira kenceng

"Beneran tega kamu ninggalin aku, jangan keterlaluan deh, aku pengen cerita sama minta pendapat kamu tentang masalahku sama Tama"

ucap Ira memelas

"Yang mau ninggalin kamu itu siapa, ini mau cari cemilan buat teman kita ngobrol nanti"

"Oh, hehehe, iya, maaf, Sono cepet pergi"

"Dasar kamu ini, sana mandi dulu, lihat tampang kamu tu, dah kayak emak-emak yang habis tempur sama suaminya" ucap Satria sambil melangkah pergi

"Satria ! Awas kamu ya, suka asal ngatain orang!" teriak Ira

Ira langsung menuju kamarnya dan membersihkan diri, berganti pakaian, memakai parfum kesukaannya

"Emh, wangi deh, beres, tinggal nunggu si kunyuk itu datang" Ira bicara sendiri

Tidak menunggu lama akhirnya Satria datang dengan menenteng semua cemilan yang berhasil dia beli, segera meletakkan di depan Tv sambil selonjoran di karpet tebal nan hangat

"Wih, asik nih, banyak banget belanjaannya?" Tanya Ira

"Biar kamu puas"

"Ih, puas apa coba, ambigu banget ngomongnya"

"Ya puas makanlah, dasar jorok pikirannya"

"Enak aja, kamu tu yang hobi ngomong jorok"

"Tapi kamu suka"

"Ih, siapa bilang"

"Halah sok gaya, pengen kan kamu?

"Pengen apa?, Asal deh kamu ngomongnya, gak jelas!"

"Pengen di bolongin sama Tama"

PLAK

Ira langsung memukul lengan Satria

"Aduh ! Sakit Ir, heran sama kamu ini, suka banget KDRT sama aku ya"

"Rasain, biar kapok kamu, kalau ngomong suka los, gak ada Rem"

Sesaat kemudian Satria membuka salah satu cemilan kesukaan Ira, lalu ikut memakannya, Ira mulai bercerita panjang lebar tentang perasaannya terhadap Tama

"Mangkanya aku juga heran ya Sat, kok aku gak sakit banget gitu Lo, waktu lihat sendiri mereka bercinta gitu" kata Ira

"Masak sih Ir, kok bisa ya, emang perasaan kamu itu sebenarnya ke Tama kayak apa sih, dah hampir dua tahun lo kalian itu menjalin hubungan"

"Tau Sat, aku juga kadang bingung, apa hatiku masih belum cinta banget sama Tama ya?"

"Hah, gila ah, terus pengen kamu sekarang gimana, udah tau Tama selingkuh Sampek kayak gitu"

"Ya jelas putuslah Sat, cuman bingung mau ngomong ke orang tua, belum lagi mama yang udah ngebet banget aku cepet nikah, pusing kan aku"

"Sabar Ir, jelasin pelan-pelan aja sama orang tua kamu, pasti ngerti kok"

"Bantu aku ngomong ke mereka ya Sat, biar aku punya keberanian"

"Hemh, aku lagi deh yang ribet, ya udah nanti aku bantu ngomong, jangan di ilangin bukti foto ma videonya"

"Siap, makasih ya, kamu emang sahabat sejatiku"

"Kalau dah ada maunya aja, suka muji-muji gitu"

BRAK

Tiba-tiba pintu Apartemen Ira terbuka dengan keras, dan terlihat sosok laki-laki yang penuh dengan emosi

Bersambung

Hayo, Awas ya, Jangan lupa

LIKE

KOMEN

FAVORIT

HADIAH

VOTE

Episode 3 (Hampir Saja)

Ira sangat terkejut mendapati Tama sudah berada di pintu apartemennya

"Tama?"

ucap Ira terkejut melihat kedatangan Tama dengan wajah penuh emosi

"Oh jadi begini rupanya kelakuan kamu yang sebenarnya Ir, membuat kekacauan di hidupku dan sekarang malah bersama dengan laki-laki lain, ha!" bentak Tama lantang

"Jaga ucapanmu Tama, dia adalah Satria yang kamu sendiri sudah kenal kalau dia sahabatku, aku yang memintanya untuk menemaniku, jadi jangan mencari masalah dengan hal ini"

"Jadi dia semalam menemanimu?"

"Iya" sahut Ira

"Disini?"

"Tentu saja, memangnya dimana lagi" ucap Ira tak mengerti

"Jadi kalian tidur dalam satu atap?"

"Apa maksudmu?"

"Apa kau juga mandi bersama?"

"Tama !"

"Jangan keterlaluan, aku dan Satria tidak seperti yang kau bayangkan!" teriak Ira

"Oh ya, berapa kali kamu ngang*kang dan mende*sah di atas tubuhnya?"

PLAK

Tamparan keras tangan Ira mendarat di pipi Tama

"Jangan keterlaluan Tama, aku sudah bilang tidak ada yang aku lakukan dengan Satria, dia bukan laki-laki be*jat seperti mu!"

"Kurang ajar, kau menamparku, dasar wanita ja*lang sia*lan!" teriak Tama

"Jaga mulutmu Tama!" bentak Satria yang sudah mulai emosi melihat bagaimana Ira di hina oleh Tama

"Oh, kau mulai ikut campur urusanku rupanya"

"Ayolah Tam, kau bisa bicara baik-baik dengan Ira, jangan saling menghina, selesaikan masalah kalian dengan kepala dingin" ucap Satria menahan emosinya

"Jangan berlagak sok baik di depanku Satria, berpura-pura perduli dengan Ira, aku tau apa maksudmu, kau ingin Ira menjadi milikmu kan?"

"Tam, aku tidak sepicik itu, Ira sudah lama menjadi sahabatku, jadi aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya, kalian bicaralah baik-baik, aku akan keluar dulu" Satria langsung pergi keluar meninggalkan Apartemen Ira

Tama langsung duduk di sofa dan Ira duduk di depannya

"Omong kosong dengan persahabatan kalian, aku bahkan curiga, jangan-jangan kalian sudah sering nge se*x bersama"

"Tama! kau ini keterlaluan!, Jangan membolak-balikkan fakta, kau yang sudah menyakitiku, jangan melemparkan kesalahanmu padaku!" bentak Ira emosi

"Itu bukan kesalahanku, kau sendiri yang tidak pernah mau aku sentuh, aku laki-laki Ira, aku juga butuh memenuhi kebutuhan biologis ku!"

"Kau bajing*an Tam, kita belum menikah, bagaimana mungkin kau menuntut hal itu dariku!"

"Jangan berpikiran kuno, ini sudah gak zaman orang harus nikah dulu baru bercinta, atau itu alasanmu saja untuk menutupi kalau kamu sudah tidak perawan lagi"

"Jangan keterlaluan Tam, sumpah, aku masih menjaga kesucian ku sampai detik ini"

"Oh ya, kalau begitu buktikan!" ucap Tama

"Apa kau gila, bagaimana aku membuktikan hal seperti itu, jangan konyol"

"Tidur denganku sekarang, kita bercinta disini, dan aku akan melihatnya sendiri, kau masih vir*gin atau tidak, baru aku percaya"

"Kau, kurang ajar, aku tidak Sudi tubuhku di sentuh oleh orang menjijikkan seperti mu yang sudah berganti-ganti lubang"

"Itu juga karena kau tidak mau melayani kebutuhan ku Ira!"

Tama semakin emosi mendengar perkataan Ira, sesaat kemudian langsung menarik dan membanting tubuh Ira diatas sofa, Ira berusaha meronta, sementara Tama langsung ******* bibir Ira dengan kasar

"Lepas Tama, Bajingan!"

Ira terus memukul dan menendang tubuh Tama hingga bisa melepaskan diri, dengan cepat Ira berlari masuk ke dalam kamar dan menguncinya, Tama yang sudah termakan oleh naf*sunya tidak tinggal diam dengan berusaha mendobrak pintu kamar Ira

"Buka Ir, Buka!, Dasar wanita Breng*sek!" Teriak Tama semakin tidak terkendali

Handphone yang tergeletak di meja kamar segera diraih oleh Ira dan menghubungi Satria

"Halo, Satria, kamu dimana, tolong aku Sat, Tama makin gila!" ucap Ira

"Halo, tenang Ir, aku kesana!" jawab Satria

Tut Tut

Sambungan telepon terputus

Ira dengan cemas berharap Satria segera datang, sementara itu Tama masih teriak-teriak berusaha mendobrak pintu

Tak berapa lama terdengar seseorang datang dan terjadilah perkelahian, Satria menghajar Tama hingga babak belur, Tama di seret keluar dari Apartemen oleh Satpam yang di bawa oleh Satria

Satria segera masuk kamar Ira dengan wajah cemas

"Ir gimana, kamu gak apa-apa kan?"

"Nggak kok Sat, takut banget aku tadi, kamu juga ngapain pergi sih" ucap Ira sambil menangis

"Sudah, dah aman, jangan nangis lagi " ucap Satria menenangkan Ira

Ira menghapus Air matanya dan masuk ke kamar mandi, setelah merapikan dirinya Ira keluar dan mencari keberadaan Satria

"Sat, kamu di dapur, ngapain?"

"Ini buatkan kamu teh hangat, gih minum, biar kamu tenang"

"Iya, makasih ya Sat, maaf, aku ngrepotin kamu terus"

"Emang Kamu bisa ngrepotin siapa lagi kalau bukan aku, Siska lagi hamil tua, Reyna juga barusan lahiran, kamu gak punya pilihan lain, ya hanya tinggal aku ni"

"Ha ha ha" keduanya tertawa bareng

*

Sore hari Satria segera pamit pulang untuk mengurus persiapan kerjanya besok karena besok, Kebetulan Satria adalah CEO diperusahaan yang di bangunnya sendiri lima tahun yang lalu bersama dengan Suami sahabatnya Reyna, yang kebetulan seorang milyarder dan juga pengusaha muda yang sukses

"Aku pulang dulu Ir, besok banyak kerjaan yang harus aku siapkan filenya nanti malam"

"Iya, kamu pulang saja, aku biasa sendiri juga kok"

"Mangkanya cepet cari pasangan"

"Ih, nggak ngaca sama diri sendiri, kamu juga belum punya pasangan"

"Oh iya, lupa, hehehe"

"Dasar" ucap Ira

Satria segera meninggalkan Apartemen Ira, menuju apartemennya sendiri, baru sampai di apartemen tiba-tiba terdengar panggilan masuk dari handphone nya, Satria segera mengangkat dan berbincang dengan seseorang di telepon yang ternyata adalah teman sekaligus orang-orang kepercayaannya di perusahaan yaitu Andre dan Rio

Satria segera mandi kemudian bersiap di ruang kerjanya, satu persatu membuka lembaran file yang membutuhkan tanda tangannya, dengan hati-hati membaca dan menelitinya kembali

Pukul tujuh malam terdengar bel pintu berbunyi, Satria segera membuka pintu dan mendapati kedua temannya sudah nyengir kuda di depan pintu

"Assalamualaikum bro"

"Waalaikumsalam salam"

keduanya dengan jahil menyodorkan tangan untuk disalami

"Ngapain pakek Salim segala, kayak di kondangan saja" ucap Satria sambil menampel tangan Andre dan Rio

"Ya biar lu cepet nikah" jawab Rio nyengir sambil berjalan masuk ke apartemen

"Nikah sama lu, mau?" ucap Satria asal

"Ih, na*jis, gini-gini gue juga masih normal bro" ucap Rio sambil begidik ngeri

"Lubang itu masih nikmat, ngapain cari yang Buntet" ucap Andre

"Gue juga gak mau sama kalian, biar di dunia ini cuma ada kalian sama Luna Maya, aku pasti pilih Luna Maya" ucap Satria tanpa dosa

"Heh Anj*ing ,ya jelaslah, kasih pilihan kok sama Luna Maya" kata Andre sambil nonyor Satria

"Hahaha, kan bener, kalau pilihannya cuma kalian berdua ya ogah" ucap Satria

Kini ketiganya berjalan menuju ke ruang kerja Satria, kedatangan kedua orang temannya itu memang bermaksud untuk membahas masalah tender penting yang nilainya tak main-main, jadi semua harus dipersiapkan dengan matang

Pembahasan semua permasalahan yang mungkin akan timbul dalam pelaksanaan tender di bahas dengan sangat teliti oleh ketiganya

"Kita harus sukses kali ini bro" ucap Rio

"Hem, apalagi pak Alex tidak bisa membantu karena punya sedang mengerjakan proyek perusahaannya sendiri" sahut Andre

"Kita harus bisa buktikan kalau Alex tidak sia-sia memilih kita untuk menjalankan tender besar ini" ucap Satria

"Setuju, pak Alex itu orangnya sangat tegas, dingin dan selalu sukses dalam memimpin apapun, kita sudah di percaya, jadi jangan menyia-nyiakannya" ucap Rio

(Salam sehat dan bahagia dari Author, ini karyaku yang ke 3 dan masih baru saja rilis, mohon maaf karena masih bisa Up sekali sehari, mohon kesabaran dan dukungannya)

Bersambung

Hayo, Awas ya, Jangan lupa

LIKE

KOMEN

FAVORIT

HADIAH

VOTE

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!