...Selamat datang dan Terima kasih telah berkunjung ke Novel ini....
...Karya ini merupakan pemenang Favorit pembaca dalam KOMPETISI/LOMBA MENULIS NOVEL....
...Kategori Pria dengan Tema Fiksi Modern dan Materinya Modern Reinkarnasi yang diadakan oleh platfrom Mangatoon/ Noveltoon....
...Selamat membaca semoga terhibur 🙏😊...
...
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
[Palembang, Indonesia, 18:30. WIB, 07/07/2223]
"Target di dalam rumah ... kepung mereka ...!" Ucap Pria berambut gondrong salah satu dari segerombolan
Pasukan bersenjata api kepada anak buahnya, lalu mereka langsung berlari dengan langkah kaki beringas menuju rumah panggung kecil yang di maksud yang berada sedikit di dekat hutan.
GAARRR ...
BWARRR ...
Suara pintu rumah tersebut yang di dobrak dengan sangat keras sampai hancur oleh segerombolan pasukan itu.
Indeks yang sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-28 tahun bersama Ibunya yang bernama Soraya dan teman wanitanya bernama Yinnura terkejut saat melihat segerombolan orang yang tak di undang itu tiba-tiba saja datang dengan sapaan yang tidak bermoral.
Mereka bertiga yang ada di dalam rumah langsung berdiri dari duduk santainya. Sementara Ibunya Indeks masih memegang kue ulang tahun anaknya.
Pria berambut gondrong itu menodongkan Pistolnya sembari menyuruh Indeks, Soraya dan Yinnura agar mengangkat tangannya ke atas.
Dengan raut wajah yang cemas Indeks memberanikan diri untuk melontarkan kata-katanya yang sedikit terbata-bata kepada sekelompok orang itu, "M—m—maaf ... Siss—ss—siapa kalian? ... ada apa ini ... aku mohon jangan bunuh kami ...! ambilah semua barang, harta yang kami punya asalkan jangan bunuh kami."
Indeks masih mengangkat tangan, di benaknya Ia sangat cemas dan terlihat jelas raut wajahnya sangat tegang.
Pria berambut gondrong yang berada tepat di hadapan mereka, salah satu dari sekian banyaknya orang yang menodongkan pistol itu, tidak menghiraukan perkataan Indeks yang menurutnya tidaklah penting. Pelatuk senjata apinya langsung di tekan kearah Ibunya Indeks, yang berada dekat di depannya Yinnura.
DORRRR ...
Seketika Soraya ambruk saat satu tembakkan peluru menembus perutnya. Luka itu mengeluarkan cipratan darah yang mengenai wajah Yinnura, sampai-sampai membuatnya syok.
Tubuh korban terkulai lemah, jatuh terhempas di lantai. Mendengar suara gumaman Soraya menyebut nama Indeks, Pria ini pun melanjutkan tembakan susulannya tepat di bagian kepala korban, "Dorrr." Akhirnya sudah dipastikan Soraya tewas seketika di tempat.
Kue ulang tahun yang tadinya di jadikan pelengkap kebahagian kini hancur berantakan terjatuh dari tangannya Soraya, bercampur dengan darah yang mengalir sehingga menciptakan dan menambah kesan tragis yang luar biasa bagi Indeks.
Mata Indeks melotot memanas perih, mengeluarkan cairan bening yang mengalir tiada henti. Peluh Keringatnya bercucuran saat suhu tubuhnya semakin meningkat, tangan dan kakinya pun kian gemetar.
Sampai-sampai rasanya kepalanya ingin pecah saat melihat Ibu tercintanya tewas begitu saja dengan sangat kejam tepat di depan mata.
"Jangan bergerak ...! kalau kalian berdua tidak ingin bernasib sama dengan wanita tua ini ... Dimana kalian sembunyikan benda itu ... jawab ... Indeks ...?" Tanya Pria berambut gondrong yang menembak tadi, Lalu tak sungkan-sungkannya ia menginjak dan meludahi Soraya yang terkulai tak bernyawa di lantai.
Di benaknya yang amat hancur, Indeks sempat heran, kenapa orang kejam ini tahu namanya, Ia juga tidak mengerti apa yang dimaksud dengan pertanyaan yang di lontarkan padanya.
Indeks cuma bisa termenung, terdiam kaku, dadanya sesak, denyut jantungnya berdetak kencang seakan-akan mau lepas dari tempatnya.
Indeks tidak percaya, ia tidak terima dengan apa yang terjadi, nafasnya memburuh terengah-engah tak beraturan. "Ini tidak mungkin terjadi ... ini pasti mimpi ... Ibu ... Ibu pasti masih hidup ... Yinnura ... Jangan ... mati ... jangan ... mati ...!" begitulah keluh kesahnya teriak di dalam hati.
Salah satu dari mereka berhasil menemukan barang yang dicari-cari dari dalam kamarnya Indeks . Lalu perintah dari orang yang berkepala botak menyuruh Bunuh mereka semua.
Kabur adalah hal yang mustahil bagi Indeks dan Yinnura, dikarenakan banyaknya senjata api dari segerombolan orang ini telah mengelilingi mereka berdua, dan kapan saja siap di tembakan.
Teriak minta tolong pun itu tidak ada gunanya, sebab tidak akan ada orang yang mendengarkan mereka, karena rumahnya Indeks jauh dari permukiman padat penduduk.
Indeks kembali bersuara dengan kata-kata yang terbata-bata, gugup, menggerutu, dan sedikit bergumam, Sampai-sampai ia berlutut sujud dengan sangat memohon.
"A—a—aku mohon jangan bu—bu—bunuh kami ... setidaknya tolong lepaskan wanita itu ... dia tidak ada sangkut-pautnya denganku, dia hanya berkunjung ... aku mohon lepaskan dia ...!" seruan Indeks, di batinya ia berharap Yinnura selamat.
Yinnura cuma bisa terdiam, diam dalam raungan, membisu tidak bisa berbuat apa-apa, serasa mulutnya lumpuh, Ia melotot dengan matanya yang memerah berkaca-kaca, wajah pucat, tegang gemetar sembari masih mengalirkan butiran air mata yang tidak mau berhenti.
Yinnura melirik kearah Indeks, menggelengkan kepalanya berharap mereka berdua selamat bersama-sama bukannya hanya Ia saja, namun di batinnya campur aduk antara pasrah dan ingin selamat.
Sudah cukup bagi pria berambut gondrong yang mengacungkan pistol ini mendengarkan ocehan yang membosankan baginya. Sempat-sempatnya Ia menguap sembari menutup mulutnya dengan tangan, kesannya yang seolah-olah mengejek. Lalu seketika di lepaskanlah satu tembakan lagi mengarah ke Yinnura.
Dorrr ....
Indeks yang hanya berjarak selangkah, dengan cepat berhasil mendorong Yinnura agar tidak terkena tembakan itu. Posisi Indeks yang menggantikan Yinnura mengakibatkan Ia tertembak di bagian perutnya.
Menyadari hal tersebut Yinnura berteriak kencang,
"Indeeeeeeks ..."
Gadis muda itu tidak kuasa saat melihat orang yang dikaguminya dari kecil tergeletak berlumuran darah. Ia mendekati Indeks lalu mencoba menutupi lukanya Indeks itu dengan hanya menggunakan tanganya saja, agar darah itu berhenti mengalir.
Yinnura mengalirkan air mata kesedihan, dadanya kian sesak, nafasnya terengah-engah, sakit hatinya naik sampai membuat tenggorokannya sakit seolah tercekik.
Lalu ia berbicara dengan nada suaranya yang terkesan sangat Pilu dan tersendat-sendat.
"Bertahanlah! aku mohon bertahanlah Indeks ... Ini pasti mimpikan ... ini tidak mungkin terjadi, iya aku tahu ini pasti mimpi," Yinnura menampar-nampar Pipinya, menarik rambutnya, Ia berharap kejadian ini hanyalah mimpi. Namun pada akhirnya ia sadar kalau ia tidak sedang bermimpi, dan hal itu membuatnya semakin histeris.
Indeks hanya memandangi wajahnya Yinnura tanpa berpaling kearah manapun, matanya yang sayup-sayup dan raut wajahnya yang bercampur antara merasakan sakit dan bahagia, ia sedang tersenyum ramah di hadapan Yinnura, Meskipun sedang meneteskan air mata. itulah rasa yang tersirat oleh Indeks, senyuman dalam tangis.
Di batin Indeks ia sangat bahagia karena Yinnura sangat peduli dan mengkhawatirkannya, "Akhirnya kau menangis juga untukku," Indeks memgulas senyum termanisnya dengan mata di pejam. "Terima Kasih ya ... Yinnura ...!" begitulah ucapannya sembari memegang lembut pipi Yinnura dan menghapus air mata adik angkatnya itu.
Yinnura memegang tanganya Indeks yang ada di pipinya, lalu ia kembali berusaha menghentikan pendarahan lukanya Indeks, Ia masih berharap darah itu berhenti mengalir.
"Berhenti .... aku mohon berhenti lah darah sialan," ucapannya yang mulai putus asa dengan nada suaranya yang tersedu-sedu. Seketika Yinnura tersungkur di dadanya Indeks, ia menangis dalam pelukan Pria itu, lalu kembali menyahutinya, "Indeks kau tidak boleh mati aku mohon ... aku sangat mencintaimu."
Mendengar kata-kata Itu membuat Indeks semakin sedih, ia terus meneteskan air matanya yang sulit sekali berhenti, dadanya semakin sesak air matanya membanjiri pelipis, namun ia tetap tersenyum lembut, bahagia dan sesekali memejamkan mata.
Akhirnya ... Akhirnya dari sekian lama hidupnya Indeks, akhirnya Yinnura bisa terus terang dengan perasaanya.
Indeks mengabaikan rasa sakit yang amat perih dari lukanya itu karena saat ini ia telah di alihkan oleh rasa yang selama ini ingin ia raih. Indeks sangat menikmati merasakan pelukan dari Yinnura, meskipun menurutnya pasti momen ini hanya singkat, namun itu sudah lebih dari cukup baginya, karena ia juga sadar pasti dia akan mati.
Sekelompok orang Ini sengaja membiarkan Indeks dan Yinnura berdialog untuk terakhir kalinya, namun setelah dirasa mereka tontonan bioskopnya telah selesai dan mulai membosankan pada akhirnya, di tembakanlah lagi Pistolnya mengarah ke Yinnura.
Dorr ...
Dorr ...
Seketika Yinnura juga terkulai lemah di lantai saat peluru berhasil mengenai perutnya dengan posisi terakhirnya Ia memeluk Indeks yang ada di bawahnya. Dasar Sekelompok orang kejam bisa-bisanya mereka mencicil proses kematian indeks dan Yinura dengan cara menembak ke bagian perut dahulu.
Rupanya dari awal mereka Datang, salah satu rekan mereka yang mungkin bagian dari dokumentasi, telah merekam momen tragis ini dari awal sampai akhir, mungkin sebagai tanda bukti untuk di berikan keatasanya atau hanya sekedar kesan untuk kenang-kenangan.
Rekan segerombolan orang kejam ini yang ada di luar tiba-tiba masuk dari balik pintu yg berada di samping Indeks. Orang baru yang masuk ke
rumah itu sempat mengalami cek-cok dengan Pria yang berambut gondrong yang menembak tadi.
Pandangan Indeks yang mulai kabur samar-samar sempat tertuju melihat orang baru masuk itu. Indeks sedikit mengenali suara dan gaya berpakaian pria yang berbalik membelakanginya ini. Lalu pria yang baru masuk tadi di tembak juga oleh salah satu dari rekan mereka sendiri.
Namun Indeks menghiraukan untuk menebak siapa pria yang baru masuk itu, di batinya Ia sempat berfikir percuma mengingat semua yang dilihatnya karena sudah pasti ia akan mati.
Saat wajah Yinnura masih bersandar di dadanya Indeks, tanganya meraba dan berhasil memegang, mengelus Pipinya Indeks dengan sangat lembut. lalu ia mengeluarkan suaranya yang sedikit tidak jelas.
“Te' te - terima'-kasih Indeks untuk segalanya selama ini ... a'aku sangat mencintaimu— ... ,” gumam Yinnura terbata-bata sembari mengeluarkan darah di mulutnya, lalu Ia memejamkan mata dengan mengalirkan butiran terakhir air matanya yang penuh dengan kesedihan dan di balut dengan senyuman.
Indeks membalasnya dengan kata-katanya yang juga sedikit kurang jelas,
“Maaf'kan a'ku ...! aku tidak bisa melindungimu ... aku jug— ... .” Belum sempat Indeks membalas perasaan Cintanya kepada Yinnura, tiba-tiba kata-katanya terputus oleh beberapa tembakan susulan yang mendarat tepat di kepala mereka berdua yang sedang bergumam lemah dalam keadaan berpelukan.
"DORRR ...
DORRR ... ."
Suara tembakan dengan peluru yang melesat sangat cepat menembus tengkorak kedua insan manusia yang tak berdaya itu.
Dan akhirnya sudah di pastikan, Indeks bersama Ibunya dan Yinnura telah tewas di tempat. Namun ada satu lagi orang yang terakhir menambah jumlah korban menjadi empat orang yakni dari rekan mafia itu sendiri yang tidak di Ketahui Indeks.
******
Dalam insiden tragisnya sebelum Ia tewas, Indeks sempat melihat Tato Pria botak di bagian belakang kepalanya yang berbentuk kode QR dan terdapat lambang Bintang Sudut Tujuh di bagian belakang seragam Jas mereka.
Membunuh mereka semua adalah misi utama Organisasi Mafia ini, jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal itu, lagian barang yang di cari-cari mereka selama ini pun sudah ketemu.
...****************...
...BERSAMBUNG Kelanjutanya lebih seru lhoo....
...Sanksi Pelanggaran Pasal 113...
...Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014...
...tentang Hak Cipta....
...^^^Boleh berkomentar ya aku siap membalas 🙂🙏^^^...
Sungguh kejam cara mereka membunuh keempat orang yang ada di rumah itu termasuk rekan mereka sendiri dengan cara mencicil tembakkannya kebagian tubuh dahulu baru ke-kepala.
Sungguh malang nasib dan kelam perjalanan hidup Indeks, perannya di dunia ini sangatlah tragis. Ia dari keluarga miskin tidak pernah merasakan kasih sayang ayahnya sejak lahir, dan sedikit sekali merasakan yang namanya kebahagiaan.
Dari kecil sampai dewasa hidupnya terlalu menyedihkan, terlalu membosankan, terlalu monoton. Dia sangat kecewa, karena belum bisa membahagiakan Ibunya.
Sebenarnya Ia juga ingin sekali merasakan yang namannya pernikahan, ingin sekali merasakan hubungan suami istri, tapi apa daya, itu semua hanyalah angan-angan belaka baginya.
Selama hidupnya Ia juga belum bisa atau tidak mampu terus terang menyatakan cintanya kepada Yinnura, bahkan sampai akhir ajalnya pun Ia tidak sempat membalas perasaan cinta Yinnura.
...******...
Seiring saat ajal menjemputnya atau saat dari kehilangan kesadarannya di dunia nyata, ternyata di alam bawah sadarnya Indeks, Ia bertemu dengan sesosok cahaya putih yang mencabut Jiwa Roh dari Jasadnya.
Nalurinya beranggapan apakah mungkin itu Malaikat. Sosok itu menampakan dirinya dalam wujud cahaya, yang sengaja tidak akan menakuti Indeks, terkecuali yang biasa di lakukannya kepada manusia dan makhluk lainnya.
Momen itu tidak akan pernah Indeks lupakan, Karena betapa sakitnya yang amat perih, tulangnya terasa amat ngilu, tubuhnya terasa diremukkan, dan di kuliti.
Setiap inci kulit dan setiap tulang di tubuhnya, berteriak kesakitan. dan masih banyak lagi rasa sakit yang tidak bisa dijelaskannya dengan kata-kata.
Padahal dari sudut pandang Malaikat itu Ia sudah meringankan sakit proses pencabutan nyawa Indeks dengan selembut-lembutnya, bayangkan betapa berkali-kali lipatnya sakit itu jika malaikat ini tidak meringankannya.
Namun penderitaan Indeks tidak berlangsung lama, tanpa disadarinya Ia telah berada di suatu Dimensi hampa tanpa apapun, tanpa ujung, sejauh mata memandang hanya terbentang background putih di sekelilingnya, bahkan pijakannya saja Ia tidak merasakannya. Di dalam dimensi hampa ini waktu tidaklah berlaku.
...******...
“Apakah aku sudah mati?...
di mana Ibuku, dimana Yinnura? ...
Apa mungkin aku sedang bermimpi? ...
Kenapa aku merasa sangat aneh ... tubuh ini, rasa ini, aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan diriku, Indra perasaku sangatlah berbeda. Aku tidak merasakan jasadku, aliran darahku, bahkan detak jantungku."
Batin Indeks heran, bingung bertanya-tanya dengan diri sendiri sembari melihati seluruh bagian tubuhnya yang bercahaya namun tetap dalam bentuk rupa diri manusianya. Naluri pertamanya berpikir mungkin sekarang ini dia hanyalah Roh.
"Kalau benar aku sudah mati, apakah aku akan menghadapi api pensucian, api pembersihan di alam Baka? ... Kalau benar begitu, mau sampai kapan aku menunggu agar sampai menuju Surga dan Neraka.
Padahal aku belum sempat menyatakan cintaku pada Yinnura dan belum bisa membahagiakan ibuku. Kenapa hidupku sangat menyedihkan,” gumam kekecewaannya dengan diri sendiri.
Tiba-tiba muncul suara yang menggetarkan jiwa Indeks. Hawa suasana dari kehadiran suara ini sempat mengakibatkan Ia Linglung. Batin dan otaknya serasa eror.
"Renunganmu aku hentikan, mulutmu aku kunci, gerakanmu sekarang atas kehendakku. Kau hanya bisa mendengarkan menyimak kata-kataku dan hanya bisa berbicara menggunakan batinmu yang juga dapat aku ketahui.
Benar ... kau sekarang sudah mati meninggalkan dunia, bumi.
Akulah Tuhanmu, penciptamu yang menciptakan Alam Semesta beserta makhluk hidup dan seisinya.
Akulah yang maha Besar, Yang maha Tinggi, Maha Agung, maha segalanya yang baik-baik. Akulah yang mengatur waktu. Tidak ada sesuatupun yang terjadi jika tidak atas kehendakku." Seruan Tuhan kepada Indeks.
Indeks hanya bisa termenung dalam diamnya, di batinya ia telah menyadari ini pasti Tuhannya, walau masih bingung karena hanya bisa mendengar suaranya saja tidak dapat melihat wujudnya, namun ia sangat yakin kalau itu benar-benar tuhannya.
Lalu tuhan melanjutkan lagi kata-katanya,
"Kematianmu itu sudah atas izinku, jika aku mau, kau tidak akan mati dalam insiden tragis mu, kau bisa saja hidup kembali setelah insiden itu, namun ketetapanku tidak demikian, karena aku ingin kau merasakan
apa rasanya kematian yang menyakitkan...
apa rasanya kesedihan yang amat pedih ...
Dan agar kau dapat melihat bagaimana bentuk dari Neraka dan Surga ... ."
Seketika Indeks pingsan saat ditampakannya Neraka padanya, karena betapa Maha dahsyatnya keburukan di alam neraka, yang tidak bisa dijelaskannya dalam kata-kata.
Lalu Ia di bangunkan kembali, betapa terlarutnya ia dalam kebahagiaan saat melihat penampakan Surga, sampai-sampai ia berniat untuk selamanya berada di Surga.
Tuhan kembali berkata kepada Indeks,
"Kau akan aku beri kesempatan untuk hidup lagi di bumi, Kau akan ke masa lalumu, mundur satu tahun dari kematianmu.
Meski index seorang ateis yang tidak religius namun di batinnya Ia sempat berfikir apakah mungkinkah apa yang di maksud tuhan itu, dia akan BEREINKARNASI, istilah kata kekinian yang sering ia dengar dari teman-temannya.
Tuhan melanjutkan ucapanya,
"Jangan tanyakan kenapa aku tidak menghidupkanmu di waktu setelah insiden kematianmu, ... itu karena aku mau melihat perjuanganmu, bagaimana caranya engkau merubah, menyikapi memory masa depanmu yang kelam itu.
Ingatlah sesunguhnya Bumi itu hanyalah tempat sementara bagi makhluk hidup, Akhiratlah tempat terakhir bagi makhluk hidup yang terdapat Neraka dan Surga. Kalian akan kekal didalamnya tidak dibatasi oleh waktu tidak ada yang namanya kematian di sana.
Di Surga kalian akan mendapatkan balasan kenikmatan tiada henti sementara di Neraka sebaliknya, kalian akan mendapatkan balasan siksaan yang amat perih.
Di dalam surga itu terdapat segala yang diinginkan oleh hati dan segala yang sedap dipandang mata. Dan sekali lagi kamu akan kekal di dalamnya.
Di dalam surga juga tidak ada lagi permusuhan, tidak ada perasaan dengki antara sesama penghuninya. Hidup kalian akan rukun dan damai bagaikan saudara-saudara kandung. Mereka tidak pernah merasa penat, lelah, atau letih.
Penduduk surga juga tidak pernah melakukan perkataan dusta, omong kosong, apalagi yang bersifat dosa. Seluruh yang keluar dari lisan kalian nantinya hanyalah perkataan kedamaian dan kebaikan.
Di samping itu, penduduk surga juga tidak mengenal adanya usia tua dan muda. Umur para penghuninya sebaya dan tidak pernah mengalami penuaan. Kalian semua nantinya akan dalam keadaan sehat selalu dan tidak pernah dihinggapi penyakit.
Di Dunia, Bumi itu bisa diumpamakan tempat untuk menerima ujian yang hasil terakhirnya akan dibalas, didapat di akhirat, penentuan apakah ke Neraka ataukah Surga.
Setelah aku beri kesempatan kepadamu untuk Hidup kembali ...
ingatlah lagi, jika kau banyak berbuat kebaikan selama di bumi maka tempat terakhirmu setelah kematian dan setelah alam baka adalah Surga, tapi jika malah sebaliknya seandainya kau banyak berbuat kejahatan maka tempat terakhirmu adalah Neraka."
"Dan satu hal lagi yang perlu kau ketahui aku telah memberikanmu sedikit kekuatan istimewa gunakanlah kekuatan itu dengan sebijak mungkin." Kata-kata terakhir Tuhan kepadanya.
Di dalam batinnya Indeks cuma bisa mengiakan semua seruan itu tanpa gerakan sama sekali. Lalu seketika suara itu menghilang dari sisi Indeks. Kemudian Ia mengalami proses Reinkasnasi yang tidak dapat diingatnya dan dijelaskannya dengan kata-kata.
Saat dirinya Bereinkarnasi, Indeks tidak mengetahui proses berlangsungnya bagaimana, yang Ia ingat cuma rasanya otaknya terbuat dari bubur–seolah-olah dia dalam mimpi, tetapi ini terasa jauh lebih nyata dari itu.
...****************...
...BERSAMBUNG. Kelanjutanya lebih seru lhoo....
...(Jangan lupa Like, Vote, dan Add Faforit Yaa. Makacih 😘😘😘)...
...Kita do'akan bersama Semoga kita semua masuk Syorga Amin....
...****************...
...Sanksi Pelanggaran Pasal 113...
...Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014...
...tentang Hak Cipta....
[Palembang, Indonesia, 07:00. WIB, 07/07/2222]
Seketika Indeks terbangun di pagi hari dari tidurnya yang sangat melelahkan. Ia sangat terkejut dan heran ternyata Ia benar-benar hidup kembali. Indeks memeriksa dengan memegang kepala dan tubuhnya, apakah ada bekas luka tembakan, ternyata benar-benar tidak ada luka sedikitpun pada dirinya.
Setelah hidup kembali ke Dunia, momen sejuk di pagi hari akhirnya Ia dapatkan kembali, Indeks melihat jarum Jam berdetak menunjukkan pukul 7.
Ia Sangat menikmati suara merdu burung yang berkicau diiringi gemericik tetesan air bekas hujan yang mengguyur malam hari yang syahdu di kota Palembang dan Mentari pagi yang telah hadir dari tenggelamnya menyilaukan dan memancarkan cahaya hangatnya yang melegakan tubuh.
Tiba-tiba renungan Indeks yang menikmati pagi hari terhentikan, saat mendengar suara perempuan dari luar kamarnya memanggil namanya, yang menyuruhnya agar segera sarapan pagi ke ruang tengah.
Indeks sangat mengenali suara itu tanpa berpikir panjang Ia langsung keluar dari kamarnya sembari tiap-tiap butiran air matanya mengalir jatuh meninggalkan laju berlarinya yang cukup kencang.
Ia memeluk Ibunya dengan pelukan yang seerat-eratnya. Ibunya heran dan bingung, ada apa dengan anaknya? apa yang dilakukan anaknya sangatlah aneh tidak seperti biasanya.
"Ada apa denganmu Indeks? ... Kenapa kamu memeluk Ibu? ... Lah ... kok kamu nangis? Apa kau habis bermimpi buruk tentang Ibu ... hehehe sudahlah ... kok nangis cuman gara-gara mimpi buruk, kau kan sudah dewasa, kau bukanya anak kecil lagi, malu lo Indeks," ujarnya yang sedang menyiapkan sarapan pagi seperti biasanya, namun terhentikan oleh pelukan Indeks.
"Iya aku cuman mimpi buruk, cuma itu saja," balas Indeks agar benar adanya yang di maksud Ibunya, sembari melepaskan pelukannya. Lalu Ia mengambil piring yang ada di meja untuk menyantap sarapan favoritnya.
"Nah gitu dong Ibu lebih suka melihat mu bersikap dingin dari pada melihat kau menangis," ucapnya sambil menaruh cangkir yang berisi teh hangat untuk anaknya.
Saat sedang menikmati makannya, Indeks masih melamun, Ia sempat berfikir kalau dia belum siap untuk menceritakan apa yang dialaminya kepada Ibunya. Lalu Ia mengingat lagi kata-kata sang penciptanya, entah mengapa dia rasa ingatan ini akan selalu menggerayangi kepalanya.
Indeks merenungi lagi tentang apa yang dialaminya sembari mengunyah sarapannya, Ia sempat berfikir "Apakah benar aku bereinkarnasi mundur 1 tahun." Lalu Ia menanyakan tanggal berapa kepada Ibunya untuk memastikan keraguannya itu.
Ibunya membalas dengan sigap, ternyata benar semuanya, Indeks sekarang Telah mundur 1 tahun kemasa lalunya, tepatnya berada pada tanggal 7 Januari 2222 bukanya tanggal 7 Januari 2223, di saat insiden tragisnya yang ada di masa depan Itu.
Tanpa Indeks sadari, lamunanya membuat Ia meminum genangan air di pas bunga bukanya teh di cangkir yang telah di siapkan Ibunya, dengan sontak Ia memuntahkan air yang menurutnya, rasanya itu seperti kuah ketiak di siang hari.
Maklum ... mungkin gara-gara pas bunga itu tidak ada lagi bunganya ... dan kebetulan sekali dekat dengan cangkir air minumnya, ... jadi wajarlah kalau tidak sadar,
untung saja bukan pupuk tahi Sapi yang ditaruh di dalam pas bunga itu. Tapi tidak mungkin juga pupuk tahi sapi di atas meja makan. ... iyyaa kan? ... soalnya pasti baunya sangat busuk, tidak cocok untuk di jadikan parfum ruangan.
Setelah selesai sarapan Indeks kembali lagi ke kamarnya untuk melanjutkan renungannya, setiba di kamar Ia menyadari sesuatu yang sedikit berbeda dengan matanya.
Oh ... ternyata Dia lupa dikarenakan ia tidak memakai kacamatanya, padahal diakan rabun jauh, tapi kenapa dia tidak merasakan rabun lagi? justru saat dia memakai kacamatanya rasa pusing menggeliati kepalanya.
Belum selesai urusannya dengan kacamata, tiba-tiba Indeks merasakan Aura hawa kehadiran seseorang yang asing baginya. Pertanyaannya? sejak kapan Inseks bisa merasakan aura hawa seseorang.
Seketika Indeks terkejut saat melihat sesosok Gadis cantik yang entah dari mana datangnya tiba-tiba saja muncul dihadapannya, bak menggunakan sulap peri gigi tonggos.
Batinya heran dan bingung bagaimana bisa sosok ini tiba-tiba saja ada di hadapannya.
naluri pertamanya beranggapan pasti sosok ini adalah hantu atau setan.
Menyadari hal itu dengan cepat Ia mundur kebelakang lalu melempari wanita ini menggunakan bantal guling dan semua pakaian yang ada di dekatnya.
Kecemasannya semakin menjadi-jadi saat melihat semua benda yang di lemparnya itu tembus begitu saja melewati tubuh gadis cantik ini.
Tangan dan kaki Indeks gemetar, keringatnya mengalir, bulu kuduknya merinding, suhu tubuhnya pun bercampur antara panas dan dingin, padahal di pagi hari ini cuacanya sangatlah sejuk.
Dengan Spontan Indeks berteriak ketakutan
"Setaaaan ... pergi kau Jangan dekati aku ...! Kau bukan manusia ... mau apa kau? ... cepat pergi ...!" Lalu Indeks berlarih ke arah pojok dinding kamarnya.
"Indeks apa yang kau lakukan di kamar, kau tidak apa-apa kan, kenapa berisik sekali?" tanya Ibunya yang samar-samar mendengar keributan di dalam kamar anaknya ia sedikit heran saat sedang ada di dapur.
"Tidak ada apa-apa bu," balas Indeks yang sedikit berteriak, agar Ibunya tidak khawatir.
Lalu Gadis cantik ini menjelaskan siapa sebenarnya dia.
"Aku mohon jangan takut ...! Kau benar, aku memang bukanlah manusia, tapi aku juga bukanlah hantu atau setan. Sebenarnya aku ini adalah Jin.
Aku juga pernah mengalami Reinkarnasi sama sepertimu. Sekarang aku ditugaskan untuk mendampingi hidupmu, aku akan membantumu," ujarnya yang mengharapkan Indeks mengerti.
"Kalau benar kau Jin, Kenapa rupamu tidak menyeramkan?" tanya Indeks yang masih sedikit cemas, karena baru pertama kalinya Ia melihat Jin yang merupakan makhluk halus dari alam ghaib.
"Rupaku yang cantik begini karena aku itu Jin baik tidak jahat, sementara Jin dengan rupa buruk itu biasanya Jin negatif atau Jin jahat yang biasa di sebut Setan," balasnya yang memuji diri sendiri sembari memasang wajah sombongnya yang berpose sok cantik.
Di batin Indeks akhirnya Ia mengerti dari ingatanya pengetahuanya, ia Lupa sebenarnya Ia juga tahu kalau sebenarnya Setan itu hanya kata Sifat yang merujuk untuk makhluk hidup dari Jin dan manusia yang membangkang berbuat kerusakan, pokoknya makhluk yang berprilaku buruk dan keji-lah, maka dia akan di sebut Setan,"
Jin perempuan ini melanjutkan percakapanya,
"Jangan takut denganku, aku mohon! ... tujuanku bukan untuk menyakiti seseorang .. dari tadi kan, sudah kubilang kalau aku akan mendampingimu untuk membantumu." begitulah ucapan Jin perempuan ini yang menekankan penjelasannya untuk meyakinkan Indeks kalau dia benar-benar Jin baik.
Indeks sedikit masih heran, di batinya ia berkata,
"Songong nian gayanya yang sok cantik itu ... percaya diri sekali dia menyebut dirinya cantik. ... Emang iya sih dia cantik ... tapi aneh juga?? Jin kok cantik." dan akhirnya lambat-laun rasa takut Indeks sudah menghilang.
Jin cantik Ini memberitahukan kenapa ada yang aneh pada diri Indeks, seperti matanya yang tidak rabun lagi, kemampuannya yang bisa merasakan aura hawa kehadiran seseorang, dan dapat melihat makhluk halus dari alam Ghaib, ternyata itu semua karena Indeks telah menjadi Indigo dan Esper.
Indeks berfikir Ia tidak akan melepas kacamatanya karena Ia mau merahasiakan dirinya yang telah berubah, lalu Ia mengambil kacamata biasa atau Kw tanpa efek Lensa untuk mengganti kacamata yang biasa Ia pakai.
Selain berkomunikasi secara langsung menggunakan Lisan dengan suara, Indeks juga dapat berkomunikasi dengan Jin perempuan ini menggunakan Kemampuan Telepati batinya, namun Jin perempuan ini tidak dapat mengetahui isi batinnya Indeks secara langsung tanpa persetujuan Indeks, karena hanya Indeks yang mempunyai kemampuan itu, Jin ini hanya mengikuti alur kemampuannya Indeks Saja.
Dari pertemuan itu, mereka berdua saling memperkenalkan diri dan akhirnya mereka berdua pun berteman, pertemanan antara manusia dan Jin. Indeks resmi ditakdirkan untuk menjadi seorang laki-laki Indigo dan Esper setelah Ia mengalami Reinkarnasi.
...****************...
...BERSAMBUNG ... Kelanjutanya lebih seru lhoo....
...(Jangan lupa Like, Vote, dan Add Faforit Yaa. Makacih 😘😘😘)...
...Kita do'akan bersama Semoga kita semua masuk Syorga Amin....
...****************...
...Sanksi Pelanggaran Pasal 113...
...Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014...
...tentang Hak Cipta....
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!