^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Des**an panas masih menggema di ruangan itu, Fallen yang masih terbaring tak berdaya dengan mata terpejam nampak tidak merasakan apa-apa, hanya bibirnya saja yang mangap seolah merasakan ritme permainan pria di atas nya.
"Sh**!! dia masih peraw*n."
Setelah melakukan permainan nya pria itu melemparkan sebuah cek tepat di samping tempat bantal Fallen.
dan setelah itu dia berjalan ke luar ruangan dengan pakaian yang sudah rapih kembali.
Pagi harinya Fallen merasakan sakit di bagian intim nya.
dia mencoba untuk bangun, tapi naas nya kaki nya sangat sakit.
"Astaga, apa tadi malam aku benar-benar telah melakukan nya dengan pria itu?."
"Tapi aku pikir itu hanyalah mimpi, bukan nyata."
Fallen melihat sekeliling nya, dia mendapati tubuh nya yang polos tanpa busana, di samping bantal nya Fallen juga melihat selembar cek yang berisi uang 50jta.
Tanpa banyak bicara Fallen langsung meremas cek itu lalu menyobeknya menjadi beberapa bagian.
"Dia pikir dia siapa, berani nya membayar ku dengan uang yang nilai nya tidak seberapa." gerutu Fallen sambil melemparkan cek yang sudah di sobek-sobek itu ke atas, dan jatuh kembali mengenai tubuhnya.
Fallen mencoba mengingat apa yang terjadi pada nya semalam, dan dia ingat satu hal.
tadi malam dia melihat Darwin kekasihnya yang bertemu dengan Anha ibu tirinya.
"Fal, aku lagi di club' datang kesini dong, aku lagi ketemuan sama temen-temen buat rayain pelepasan lajang kita."
"Oke, aku akan kesana tunggu aku ya, Win."
Setelah beberapa menit mobil yang di kendarai Fallen sampai di sebuah club' di kota nya.
tanpa ragu Fallen berjalan masuk ke club' malam dan langsung mengarahkan pandangan nya ke setiap juru club'.
"Win." panggil nya.
Darwin tersenyum melihat penampilan Fallen yang nampak cantik dengan gaun biru langit nya.
"Cantik." kata Darwin.
Membuat Fallen tersenyum kecil.
"Duduk yuk." ajak Darwin.
Fallen mengangguk, dia duduk di samping Darwin, sesekali Fallen menatap sekeliling nya, sebenarnya Fallen tidak pernah ke tempat seperti ini, tapi demi Darwin dia pun akhirnya mau.
"Fal, mau minum?."
"Ngak ahk, aku ngak suka minuman kaya gitu." tolak Fallen.
Darwin hanya mengangguk.
lalu tiba-tiba Darwin menarik Fallen ke pelukan nya, membuat Fallen gugup.
"Win, jangan kaya gini malu." kata Fallen.
"Kamu polos banget sih Fal, makin cinta deh aku." kata Darwin.
Beberapa teman Darwin juga sama membawa pacar-pacar nya, Fallen hanya terdiam sambil memainkan ponselnya.
"Fal bentar ya aku mau keluar dulu." kata Darwin.
"Ngapain?."
"Ketemu temen, tunggu ya."
Fallen hanya mengangguk, selepas Darwin pergi tiba-tiba ada teman Darwin yang mengganggunya, membuat Fallen kesal.
"Jangan ngak sopan gini ya, kamu tau kan aku ini calon istri teman kalian." kata Fallen sambil menatap tajam ketiga teman Darwin.
"Halah, jadi selingan nya aja bangga, Lo tau ngak Fal, si Darwin itu Babby Boy nya Tante-tante, ko Lo mau sih nikah sama bekas Tante." kata Arif, teman dekat Darwin.
"Kalian bohong, bilang aja kalau kalian syirik karena Darwin bentar lagi nikah sama aku." kata Fallen menolak percaya dengan kata-kata teman Darwin.
"Terserah Lo, tapi coba Lo keluar dari tempat ini, biasanya si Darwin akan ketemuan sama Tante nya buat minta jajan." kata Arif lagi.
"Gue bilang gini karena gue kasihan sama cwe sebaik Lo, Lo itu cantik ngak pantes dapat pria kaya Darwin."
Fallen terdiam sebentar, melihat wajah ketiga sahabat Darwin membuat Fallen sedikit ragu, Apa mungkin Darwin begitu?.
Tapi selama empat tahun keduanya berhubungan Darwin selalu bersikap manis dan perhatian pada nya, bahkan Fallen menemani Darwin dari nol.
Lebih tepatnya dari Darwin yang hanya punya gerobak dagangan kecil-kecilan, sampai sekarang Darwin yang punya cafe di berbagai tempat.
Fallen berjalan ke luar Club', matanya melihat kesetiap sisi, sampai akhirnya..
"Darwin..!!" pekik Fallen kaget bukan main saat melihat Darwin yang masuk ke mobil dan mencium seorang wanita.
"Mama.!!" pekik Fallen semakin kaget saat melihat wanita yang sedang berciuman dengan kekasihnya itu adalah Mama nya, Anha.
Lama Fallen bersembunyi di balik mobil yang ada di parkiran, sampai akhirnya Fallen sudah tidak tahan lagi, dia ingin menggerebek mereka.
Tapi..
Langkah Fallen terhenti..
Dia takut, pernikahan nya batal.
Apa kata orang jika pernikahan nya batal?, undangan bahkan sudah di sebar.
tapi sekarang Darwin yang berjanji akan mencintai nya pada Almrhum Mama nya malah memperlihatkan keburukan nya sebelum pernikahan nya.
Air mata jatuh mengenai pipi nya, Fallen benar-benar kecewa.
Fallen kembali melangkah ke arah club', dia memesan minuman yang sebelumnya belum pernah dia minum.
Setelah merasa pusing Fallen memilih pulang, dia mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang.
di pertengahan jalan Fallen benar-benar sudah tidak kuat lagi, dia menghentikan mobil nya telat di parkiran hotel.
Setelah beberapa menit berurusan dengan bagian resepsionis nya Fallen langsung berjalan ke arah kamar nya.
dia membaringkan tubuh nya di ranjang besar itu.
"Win, kamu jahat, hiks.. kamu jahat.. euu.."
"Aku cinta kamu Win."
Sampai akhirnya terdengar suara tutupan pintu, seorang pria bertubuh tegap dan atletis berjalan mendekat Fallen.
"Kepala ku, sh**!! layani aku dengan panas, cepat!." kata pria itu sambil merebahkan tubuhnya di samping Fallen.
Beberapa menit berlalu, pria itu melirik Fallen dan melihat Fallen yang nampak memejamkan matanya.
"Hey jangan tidur, aku butuh pelayanan mu gadis bodoh, cepat bangun dan layani aku." teriak pria itu.
Namun Fallen yang masih terpengaruh alcohol hanya bisa memejamkan mata nya.
dia benar-benar pusing.
"Anton benar-benar bodoh, bisa-bisa nya dia menyuruh aku bermain dengan gadis malas yang hanya ingin di sentuh tanpa menggerakkan pinggulnya, sial."
Tubuh nya yang mulai panas meminta untuk segera di dinginkan, tapi gadis di sampingnya masih enggan melayani nya membuat pria itu langsung merobekan pakaian yang di pakai Fallen.
"Ahkkk.. sakit."
"Kamu siapa?, lepaskan hiks.. lepaskan."
Mengingat kejadian tadi malam membuat Fallen langsung mengusap perutnya.
"Ya Tuhan, dia bukan hanya mengambil kesucian ku, tapi dia juga mungkin menyimpan benih nya di perut ku." batin Fallen.
Fallen mencoba berjalan ke arah kamar mandi, saat akan berjalan tiba-tiba Fallen terpeleset, yang membuat nya menggerutu.
"Kenapa aku selalu sial, kenapa." air mata nya kembali jatuh tak tertahankan.
Mama nya meninggal beberapa bulan lalu..
Kekasihnya selingkuh..
Kesucian nya di ambil oleh pria yang tidak di kenali nya.
Dan sekarang apa yang harus dia lakukan?.
________
🌹🌹🌹🌹🌹
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Kedatangan Fallen sudah di tunggu oleh sang Papa dan istri muda nya, mereka nampak menampilkan tatapan tajam nya dengan tangan menyilang di dada.
Fallen sudah menduga jika kepulangan nya ini pasti akan di hadapkan dengan kemarahan Papa nya.
Ia malas harus melihat sandiwara Mama tirinya yang akan menjadi seorang Mama baik di depan Papa nya.
Tapi jelas Papa nya juga bukan pria yang baik, Papa nya adalah pria yang sering selingkuh, bahkan sejak Fallen kecil dia selalu melihat Papa nya yang ganti-ganti kekasih di depan mata nya sendiri.
"Dari mana saja kamu!!" suara sang Papa menggema di ruang tengah, membuat Fallen kaget.
Fallen hanya diam masih enggan untuk menanggapi pertanyaan sang Papa, dia mencoba untuk tidak menghiraukan pertanyaan Papa nya.
Karena biasanya juga Papa nya memang jarang pulang ke rumah, Papa nya akan menghabiskan waktu di rumah istri muda nya.
tapi sekarang Papa dan istri muda nya tiba-tiba datang, Fallen tidak suka dia yakin kedatangan Papa nya pasti ada alasan nya.
Dan Fallen sangat yakin seyakin-yakinnya, jika alasan Papa dan istri muda nya adalah karena harta.
Fallen berjalan begitu saja melewati Papa nya.
"Fallen Papa sedang bicara pada mu, jawab Papa dari mana saja kamu!."
Huh..
"Aku pulang atau aku ngak pulang, siapa yang khawatir? tidak ada bukan?." Fallen menatap Papa nya sebentar lalu kembali berjalan.
"Kalau orang tua sedang bicara itu dengarkan, bukan jalan begitu saja, ngak sopan!."
Fallen menghentikan langkah nya, dia membalikkan tubuhnya untuk melihat sang Papa.
Pria yang pergi begitu lama meninggalkan nya dan sang Mama, dan kembali dengan membawa istri muda.
Bahkan di saat detik-detik terakhir Mama nya meninggal Papa nya malah seolah tidak perduli, dan malah menyuruh Fallen untuk ikhlas dan tidak memikirkan Mama nya.
"Sudahlah Fal, kamu kan punya Mama Anha, jangan terlalu di pikirkan, Mama mu pasti bahagia karena meski dia pergi masih ada pengganti nya untuk menjadi Mama mu."
Kata-kata yang menyakitkan itu di katakan Papa nya di saat Fallen sedang bersedih atas meninggalnya Mama.
Dan sekarang Papa nya kembali datang ke rumah nya hanya untuk merebut harta nya, tidak.. Fallen tidak akan membiarkan hak nya di ambil siapapun.
"Sopan? harusnya Papa sadar di sini yang ngak sopan itu siapa, aku atau dia." Fallen menunjuk Anha.
Istri muda Papa nya, upps.. salah.
Lebih tepatnya selingkuhan kekasihnya.
"Fallen jaga sikap mu, dia Mama mu." tegas Papa menggema di ruangan itu.
"Mas." Anha memegang tangan suaminya, "Jangan di marahin Fallen nya, dia pasti lagi cape." lanjut Anha.
"Drama!" batin Fallen.
"Lihatlah Mama mu ini baik kenapa kamu tidak pernah melihat kebaikan nya?." tanya Papa.
Fallen tersenyum miring.
"Iya, Mama tiri, istri muda Papa dan___" Fallen tidak meneruskan lagi kata-kata nya, dia malas bertengkar.
"Aku cape, aku mau istirahat." kata Fallen lagi, lalu kembali melanjutkan langkahnya ke arah kamar nya.
Sepeninggal nya Fallen Anha langsung mengusap punggung suaminya.
"Jangan marah-marah Mas, kamu tau kan Fallen itu sebentar lagi akan menikah, dia pasti lagi pusing mikirin pernikahan nya." kata Anha sambil mengusap terus punggung suaminya.
Papa menghela nafasnya, dia mencium singkat pipi Anha Istri muda nya.
"Kamu benar, mungkin Fallen sedang banyak pikiran."
"Mau aku buatkan kopi?." tawar Anha.
"Boleh deh, aku menunggu di kamar." kata Papa, lalu berjalan menaiki satu persatu anak tangga.
Sedangkan di dapur nampak Anha yang penasaran dengan kepulangan Fallen yang sedikit acak-acakan.
dia ingat kekasih gelap nya mengatakan jika Fallen ada di bar tadi malam.
Dan itu bukan berarti kalau Fallen tidak menikmati acara malam tadi, dia yakin sesuatu telah terjadi tadi malam.
tapi Anha jelas tidak tau apa yang terjadi dengan Fallen tadi malam.
"Apa jangan-jangan Darwin ku menyentuh Fallen?."
Terbesit di pikiran nya hal itu, mengingat Darwin yang si berondong nya pandai memanjakan wanita.
Tapi jelas tadi malam saat di luar Bar Anha juga sudah mewanti-wanti Darwin untuk tidak melakukan hal-hal aneh, dia tau Fallen paling anti dengan hal seperti itu, dan jika Darwin melakukan kesalahan sudah pasti rencana nya untuk menguasai harta Fallen akan gagal.
"Aku harus tanya Darwin, pasti Darwin tau sesuatu tentang Fallen." kata Anha, lalu mulai membuat kopi untuk suaminya.
Sedangkan di dalam kamar nampak Fallen yang sedang menangis di bawah guyuran shower, dia benar-benar sudah kehilangan hidupnya.
Mama yang pergi ke surga.
Kekasih yang mencintai nya.
Kesucian yang harus dia jaga dan pertahankan.
Semua itu sudah hilang dan menyisakan luka yang mendalam di hatinya, Fallen benar-benar sudah kehilangan segalanya.
"Kenapa ini semua terjadi kepada ku, kenapa!." Isak Fallen terdengar pilu di bawah guyuran shower.
"Mama, hiks aku rindu.. aku ingin pergi bersama mu saja Ma, kehidupan ku tanpa Mama benar-benar menyakitkan." kata Fallen sambil terisak-isak.
Fallen mengambil sabun, dia menggosokkan busa itu ke tubuh nya dengan kasar, berharap bekas jejak kepemilikan yang di tinggalkan pria bejat itu akan hilang setelah terkena sabun.
Tapi ternyata tidak.. jejak nya masih ada dan tetap sama.
bahkan di bawah guyuran air shower jejak itu malah semakin terlihat jelas.
Setelah beberapa menit Fallen keluar dari kamar mandi, dia berjalan ke arah ruang ganti, mengambil baju nya.
setelah berpakaian Fallen memilih merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Tubuhnya sengaja dia tekuk agar tangan nya bisa memeluk kaki nya.
saat Fallen akan menutup matanya tiba-tiba terdengar suara dering telpon, membuat Fallen merubah posisi nya menjadi duduk.
"Hallo."
"Fal, kamu kemana aja si, dari semalam kamu ngilang gitu aja, kamu ngak apa kan? Arif bilang kamu mabuk parah, kamu ngak kenapa-kenapa kan di jalan?." tanya Darwin di sebrang telpon terdengar panik.
Fallen tersenyum kecut, perhatian seperti inilah yang Fallen suka dari Darwin, apalagi Darwin memiliki keluarga yang baik dan penyayang.
Tapi ternyata meski keluarga Darwin orang baik semua itu tidak membuat sikap Darwin sama seperti keluarga nya.
Darwin tak lebih dari kulit yang lupa cangkang nya, saat susah bersamanya dan pergi meninggalkan nya setelah sukses.
Cintanya pada Darwin sekarang sudah mulai pudar..
Fallen benar-benar kecewa pada kekasih yang dia anggap setia itu.
"Fall, kamu denger aku kan?."
"Aku denger Win." jawab Fallen pelan.
"Kamu tadi malam ke mana?, kenapa ngak pulang?."
"Kamu tau dari mana aku ngak pulang Win?."
Jleb..
Tidak ada sahutan lagi dari Darwin.
Lama keduanya sama-sama terdiam, sampai akhirnya..
"Win."
"Iya Fal."
"Pernikahan kita batal ya, maaf.. aku ngak bisa menikah sama pria yang memiliki hubungan gelap bersama istri muda Papa ku sendiri."
__________
🌹🌹🌹🌹🌹
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
"Tuan, seperti nya anda salah kamar."
"Apa maksud mu Anton?." tanya pria berbadan tegap dan atletis.
Dia tak lain adalah Bastian Cashel Chris, seorang pria blasteran Australia dan Indonesia, yang kini usianya menginjak 34 tahun.
CEO dari Perusahaan yang bergerak di bidang property.
Anton sang Asisten menjelaskan segalanya, dari mulai kamar nomer 111 yang seharusnya di masuki Bastian, tapi Bastian sepertinya salah kamar dan masuk ke kamar lain.
Dia baru mendapatkan informasi itu dari wanita yang di sewa nya untuk melampiaskan ***** Bastian, tapi anehnya wanita itu mengaku jika tadi malam dia tidak melaksanakan tugasnya karena Bastian yang tidak masuk ke kamar nya.
Mendengar penjelasan Anton, membuat Bastian menjadi bingung.
Yang Bastian tau hanyalah, ia menghabiskan malamnya dengan seorang gadis, lebih tepatnya gadis pemalas yang sepanjang permainan nya di mulai selalu mengeluh sakit, bahkan gadis itu tidak mau menggerakkan pinggul nya sekali saja.
Tapi meski begitu Bastian juga merasa aneh karena Anton bilang jika wanita yang akan memuaskan nya itu wanita berpengalaman, tapi nyatanya gadis yang menghabiskan malam terlarang bersama nya itu bahkan masih virgin.
"Jadi aku benar-benar salah kamar?. ulang Bastian.
Anton hanya mengangguk, dia juga sebenarnya tidak mengerti kenapa sampai ada kesalahan seperti ini.
"Astaga, aku lupa membuang benih ku, dan aku malah menumpahkan semuanya kedalam milik gadis itu." kata Bastian sambil menatap ke sembarang arah.
Keduanya sama-sama terdiam dalam beberapa menit, sampai akhirnya..
"Tuan, bukan kah ini bagus, itu tandanya kita tidak perlu lagi mencari gadis yang bersedia memberikan rahim nya untuk anda." kata Anton.
Mendengar kata rahim membuat Bastian langsung ingat sesuatu.
di rumah Mom nya selalu mengeluh ingin punya cucu, bahkan selalu punya cara untuk menjodohkan nya dengan salah satu anak rekan kerja Dad nya.
Bahkan entah berapa kali Bastian menggagalkan perjodohan nya, dari mulai menghina wanita yang akan di jodohkan nya, atau malah bersikap kasar pada wanita yang di jodohkan dengan nya itu.
"*Kau terlalu pendek, potongan rambut mu juga jelek. Apalagi fashion mu itu.. sangat buruk di mata ku."
"Kau pikir aku sudi menerima perjodohan dengan mu! tidak, dasar gadis tidak tau malu, apa sebegitu tidak lakunya dirimu sehingga kau mau menerima perjodohan ini, Ck.. atau mungkin kau hanya ingin harta ku saja*."
Bastian selalu punya cara untuk terlepas dari perjodohan Mom nya, bahkan sampai Mom nya menjadi cape karena tingkahnya yang seenaknya.
Jika gadis yang menghabiskan malam panas bersama nya kemarin hamil bukan kah itu bagus?, itu tandanya dia akan terbebas dari ancaman perjodohan Mom nya.
"Cepat cari gadis itu." perintah Bastian.
"Baik tuan."
Setelah kepergian Anton, Bastian langsung duduk kembali di kursi kebesaran nya.
tidak pernah terpikirkan jika dia akan mengalami hal sekonyol itu.
Apalagi yang Bastian Ingat jika gadis yang menghabiskan malam terlarang bersama nya itu adalah gadis kecil.
"Kucing kecil yang malang, sebentar lagi dia akan menjadi rahim bayaran ku, dan setelah dia melahirkan keturunan ku dia akan ku buang jauh dari kehidupan ku, benar-benar gadis malang." gumam Bastian sambil tersenyum menyeringai.
Di tempat lain Fallen sudah membatalkan pernikahan nya selalu memilih mengurung diri di kamar.
dia masih trauma dengan malam terlarang nya, belum lagi ketakutan nya akan mengandung, Fallen benar-benar tidak siap dengan situasi ini.
Usianya baru menginjak 21 tahun, sebenarnya untuk pernikahan nya pun Fallen terpaksa memilih menikah muda, itu semua dia lakukan karena Fallen butuh kasih sayang seseorang yang menyayangi nya dengan tulus.
Tapi harapan itu harus sirna, begitupun dengan pernikahan nya, hanya karena Darwin sang kekasih yang mengkhianati cintanya dengan Anha, istri muda Papa nya.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan?." gumam Fallen masih bersedih.
Apakah dia harus berpura-pura tegar seperti biasnya lagi?, Fallen cape terus menerus menyembunyikan perasaan nya.
Dia bukan wanita kuat seperti Mama nya, yang bisa diam saja meski sudah di taburi garam di luka nya.
"Fallen, nama yang di berikan Mama karena aku lahir di hari Valentine dan Mama bilang kalau hidup ku akan penuh dengan kasih sayang karena lahir di hari kasih sayang, tapi nyatanya begini, aku malah memiliki kehidupan yang sangat buruk." kata Fallen sambil menangis.
Tok..tok..tok..
"Fallen buka, ini Papa."
"Ngak mau, Papa pergi, jangan ganggu aku."
"Papa mohon buka pintunya, kamu kenapa membatalkan pernikahan mu, ada apa?." teriak Papa di balik pintu.
Fallen mengambil bantal, dia menutup wajahnya di balik bantal, berharap tidak mendengarkan pertanyaan tentang batal nya pernikahan nya lagi.
Brukkk..
Pintu terbuka.
Papa langsung menyeret Fallen, lalu..
Plakkkk!!
Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat di pipi mulus Fallen.
"Apa maksud mu hah!, anak tidak tau diri kamu mau Papa malu Hah.!"
Plakkkk!!
Papa terus menampar wajah Fallen, membuat bekas merah di pipi Fallen.
tapi Fallen? dia malah diam dan tidak melawan.
Beginilah sikap asli Papa nya, pemarah dan selalu mengedepankan ego nya di bandingkan dengan bertanya baik-baik.
"Cepat jawab Papa, Kenapa kamu membatalkan pernikahan mu?."
Fallen menghela nafas nya, percuma jika dia mengatakan yang sejujurnya pun pasti Papa nya tidak akan percaya, dan bahkan mungkin akan menuduh jika Fallen berbohong.
Fallen sudah hafal ecting Istri muda Papa nya, dia malas memulai sandiwara nya.
"Tampar lagi Pa, terus tampar!." kata Fallen sambil tersenyum miring.
Plakkkk!!!
"Dasar anak tidak tau diri, anak dan ibu sama saja, menyusahkan!."
Menyusahkan!!
Bukan kah selama ini Papa nya yang menyusahkan kehidupan nya dan sang Mama, bahkan semua harta yang di miliki Papa nya itu juga milik Mama nya.
Karena sejatinya Papa nya tidak memiliki apa-apa, Papa nya hanya kacang yang lupa pada kulit nya, pria yang melupakan istri dan anak nya setelah sukses.
"Jaga ucapan Papa, Mama itu ngak pernah nyusahin Papa, dimana Papa saat kita butuh semangat buat pengobatan Mama, Papa malah asyik bersama selingkuhan Papa, Papa Bahkan ngak pernah ada di saat kita lagi sedih, itu yang Papa bilang menyusahkan?." Fallen menepis tangan sang Papa yang memegang tangan nya.
Lalu memberikan tatapan penuh kecewa nya pada sang Papa.
"Sekarang Papa keluar dari kamar ku, aku ngak butuh drama kalian, kalian mau uang? harta? ambil, bawa sesuka kalian, dan tinggalkan aku di tempat ini sendirian, karena ini rumah Mama, bukan milik kalian." kata Fallen lalu kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur nya.
Setelah merasa Papa nya sudah keluar dari kamar tubuh Fallen mulai bergetar.
Air mata jatuh membasahi wajah nya, lama kelamaan tangis nya mulai menjadi-jadi, apa ia salah kalau bersikap seperti itu pada Papa nya?, kenapa Papa nya tidak pernah mau menatapnya seperti seorang Papa pada putrinya, dan kenapa Papa nya selalu menyalahkan segala hal pada Mama nya.
"Andai Mama ada, mungkin aku ngak akan pernah merasakan hidup tek-tekan seperti ini lagi, Papa hanya perduli dengan harta, yang Papa mau hanyalah uang, bukan aku putrinya."
________
🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa like coment and Vote!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!