Semilir angin malam yang begitu sepoi dan menenangkan, suara jangkrik yang bergema menambah kesan tentram mendalam, ditambah angin sepoi yang menerpa daun pepohonan memberikan kesan damai yang menusuk relung jiwa.
Terlihat wanita paruh baya dengan rambut yang keseluruhannya beruban putih bersih dan sangat lurus. Namun kulitnya Sangat putih dan kencang menawan serta bertubuh langsing sintal. Bibir merah merekah alami dengan Alis yang tebal menukik bagaikan celurit, sangat hitam pekat. Dua gunung kembar yang besar dan sintal terlihat sedikit belahan dua gunung kembar tersebut.
Bagi pria yang memandangnya akan sangat terpesona dengan rupawati parasnya, bagaikan seorang bidadari yang turun dari kahyangan, membius hingga bisa meneteskan sendiri air liur tanpa disadari, bahkan bisa membuat hidung mengeluarkan darah mimisan tanpa disadari.
Sedangkan bagi para perempuan yang melihatnya bisa memuntahkan seluruh Asam lambung dari perutnya karena saking iri dan kesalnya.
Dia sedang duduk bersila di atas batu bulat berpermukaan datar di atas puncak bukit. Menangkupkan kedua telapak tangannya tepat di bagian diafragma (bagian antara dada dan perut), sambil memejamkan mata mengatur nafas perlahan.
Dengan tarikan nafas secara perlahan 10 detik, menahan nafas 30 detik dan menghembuskan nafas secara perlahan selama 15 detik. Sangat-sangat perlahan, fokus dan teratur hingga tanpa disadari tak ada satupun suara yang terdengar dari sekitarnya.
Setelah beberapa lama bermeditasi dengan tenangnya.
"Sudah saatnya." Batin wanita paruh baya.
"Ajian aksamala baureksa, minaru prabangkara," wanita paruh baya dengan suara perlahan
Muncul bulatan putih didahinya. Di dalam bulatan ada tanda kepala naga berwarna putih juga. Setelah 3 detik tanda bulatan kepala naga itu berubah warna menjadi warna emas, lama kelamaan warna emas tersebut semakin terang. Kemudian menciptakan aura emas tebal di sekeliling lekuk tubuhnya, dari ujung kaki sampai ujung kepala wanita paruh baya tersebut.
Dia bermeditasi hingga tengah malam, saat bulan purnama tepat di atas ubun ubun kepalanya.
Tiba-tiba di atas atmosfer langit, muncul meteor hitam berukuran kira kira 1000 meter persegi. Ketika masuk atmosfer bumi meteor hitam tersebut, bergesekan dengan lapisan ozon. Meteor tersebut berwarna merah menyala begitu sangat terang, sehingga mengurangi ukurannya hanya menjadi 100 meter persegi.
Meskipun bentuknya 10 kali lebih kecil dari sebelumnya namun daya hancurnya Masih perlu diwaspadai.
Tiba-tiba wanita paruh baya membuka matanya Dan melotot dengan sangat kasar.
"Sialan, kampret, kutu kupret, oplet, muka beton, pantat kurap, betus berkarat, kurang ajar kau!, dewata agung. Tak bisakah diriku ini bersantai sedikit...." Umpatnya dengan suara teriakan dan penuh kekesalan.
Terdengar suara dari langit, "hahahaha... rasakan itu nenek tua gila, suruh siapa kau menggunakan ajian dari kitab terlarangku, hingga kau menarik sosok yang sangat kuat untuk menghantammu hahahaha... Rasakan itu rasakan."
"Hmph... Baiklah, baiklah," dengusnya dengan perkataan kesal wanita paruh baya.
Tiba-tiba Ia berdiri dengan kuda-kuda siap melesat.
"Ajian pancer bajra, kidang kuning," ucap wanita paruh baya.
Tiba-tiba tubuhnya diselimuti Aura petir berwarna kuning, ia melesat sangat cepat dengan kecepatan cahaya. Jurus ini seperti jurus yondaime hokage hiraishin no jutsu namun ada perbedaan, jika yondaime hokage berpindah membutuhkan segel yang sudah ditempelkan pada tempat yang sudah dikunjungi. Ajian ini tidak sama sekali tergantung persepsi sensor jarak penggunanya, semakin besar wadah jiwa energi dan tingkat penguasaan ajiannya semakin jauh pula jarak tempat berpindah, kelebihan lainya tentu bisa menempelkan tanda segel pada musuh untuk menyerangnya dengan serangan yang mematikan.
Dia langsung Tiba tepat di bawah meteor hitam yang akan jatuh dengan sangat cepat karna gaya tarik bumi.
SWUSH...
Udara di sekitar meteor hitam berbunyi sangat kencang.
"Ajian kanuragan bhandayuda, baladewa among slira," wanita paruh baya merapal ajiannya.
( Jurus ini hampir mirip jurus di anime Naruto, namun dengan kekuatan level yang sangat tinggi, karna setiap tubuh bukan bayangan, tapi tubuh yang membelah diri. Kekuatannya pun 100% sama dengan penggunanya, semakin besar wadah jiwa energi dan tinggi level penggunanya semakin kuat juga tubuh pembelahan dirinya).
Muncul 5 orang dengan wajah yang sama seperti wanita paruh baya tersebut.
"Ayo kita lakukan, ajian aksamala baureksa, formasi bintang binting," Ucap wanita paruh baya penuh semangat.
"Siap," ucap serentak lima tubuh bayangan wanita paruh baya.
Mereka melingkar dengan jarak diameter lingkaran 150 meter persegi, kemudian muncul garis membentuk persegi lima dengan rune berbentuk bintang. Lalu muncul dinding transaparan tipis berwarna keemasan mengelilingi formasi persegi lima dan 5 tubuh bayangan Sebagai Pilar formasi.
Dinding transaparan berwarna emas itu menjulang tinggi mencapai 200 meter.
Ketika meteor masuk jarak tinggi, ajian aksamala baureksa : binting bintang, wanita paruh baya yang berada di luar formasi menangkupkan telapak tangannya dan berkata: "bukakhunda (kunci)!."
Dinding transparan tertutup atapnya, dan meteor melesat jatuh ketanah.
" Awas gelombang besar, eratkan formasi!." Ucap wanita paruh baya satu detik sebelum meteor hitam jatuh menubruk tanah.
"Baik, bukakundha," ucap serentak 5 tubuh bayangan wanita paruh baya, muncul tanda segel bulatan kepala naga dikedua punggung tangan masing-masing tubuh bayangan.
BOM...
Suara ledakan terjadi sangat keras sampai-sampai memekakan telinga, gelombang kejut besar menghempaskan dan mengirimkan radiasi energi sejauh radius 3 km dari puncak bukit, tanah dan pepohonan dalam radius tersebut hangus tak ada satupun kehidupan yang selamat.
Muncul kawah besar dengan kedalaman 10 meter dan diameter 50 meter. Di kawah tersebut ada meteor hitam yang sangat panas terlihat kepulan asap dan debu di sekitarnya.
Wanita paruh baya itu menepuk kedua pundaknya yang terkena banyak debu, terlihat lima bayangan wanita paruh baya yang masih tetap tegap dan kokoh, setelah terkena gelombang kejut akibat meteor hitam menghantam permukaan tanah yang mereka yang jaga saat ini.
"Terima kasih kalian semua, saatnya kalian kembali, sayuta (lepas)!" Ucap wanita paruh baya.
SYUUT...SYUUT...SYUUT...
POF...POF...POF...
Dinding transaparan itu menghilang, kemudian lima bayangan wanita paruh baya pun menghilang.
Wanita paruh baya berjalan menuju kawah besar tepat beradanya meteor hitam, ketika tepat dihadapan meteor hitam tersebut dia melihat secara seksama dan teliti sembari mengingat-ingat batu meteor hitam di depannya.
"Batu ini sepertinya aku pernah melihatnya tapi dimana ya?" pikirnya sambil mengelus dagunya dan melirik ke atas kekiri serta kekanan.
"Ahaaa, aku mengingatnya batu ini adalah batu yang tergambar di kitab terlarang milik dewata agung jahanam itu, kalau tidak salah namanya batu bintang Bharatayudha!" gumamnya dengan wajah penuh kegirangan dan muka bodohnya.
Namun tiba-tiba dia kaget dan tersedak, kemudian berkata dengan suara keras menampakan wajahnya yang bodoh, "uhuk, Uhuk, Uhuk. Apa Batu bintang Bharatayudha?"
Batu bintang Bharatayudha adalah batu yang sangat istimewa, batu bintang tersebut merupakan batu yang turun dari langit hanya 1 milyar tahun satu kali. Keberadaan batu ini tentulah sangat langka di benua nusantara ini, terlalu banyak manfaat yang bisa diolah dengan batu ini. Baik untuk pembuatan senjata Setingkat pandawa, atau untuk pembuatan pil tingkat nirvana.
Wajar saja jika Ia tersedak dan kaget karena selama ini wanita paruh baya tersebut, sudah menunggu lama untuk mendapatkan batu bintang Bharatayudha itu turun ke bumi.
Wanita paruh baya itu saking senangnya tertawa lama sekali seperti mak lampir, "hehehehehehe. Akhirnya kudapatkan juga batu sialan ini. Aku harus melakukan ritual kampret itu beberapa dekade, hampir saja harapan ini pupus dan menyerah. Terima kasih dewata agung jahanam! kau tidak berbohong padaku. Jika kau berbohong maka rasakan hukumanku ini, aku akan memakan kadal rawa api selama seribu tahun, dan selama itu juga aku akan mendekatkan pantatku tepat di depan hidungmu, dewata agung jahanam!"
Kadal rawa api memiliki panjang 1 meter dan lebar hanya 30 centimeter, binatang ini banyak ditemui di rawa rawa kaki gunung manapun. Namun habitat aslinya banyak tersebar di kaki gunung ciremai, bukan hanya sebagai santapan utama masyarakat di kaki gunung ciremai tapi juga jika ada perhelatan besar di daerah kaki gunung ciremai. Hidangan kadal rawa api pasti jadi menu favorite utama karena dagingnya yang lembut dan sedikit manis serta juga sangat gurih jika dibakar atau di panggang. Jadi wajar saja masyarakat di kaki gunung ciremai sangat menyukai daging tersebut, jika ada pesta besar maka menu kadal guling sudah tentu ada karena mereka sangat menyukainya.
Namun daging kadal rawa api bisa membuat kentut sangat-sangat bau, wanita paruh baya tersebut pernah makan di suatu penginapan berlantai 5 saking enaknya melahap daging kadal rawa api hingga Ia menghabiskan 7 ekor kadal rawa api. Tiba-tiba Ia kentut suaranya besar sekali sampai terdengar kelantai 5, ketika Ia selesai makan dan menengok kebelakang semua pengunjung penginapan pingsan tak sadarkan diri. Ketika Ia masuk ke kamar tidurnya di lantai 5 banyak pengunjung berserakan pingsan tak sadarkan diri, sehingga Ia menepuk jidatnya sendiri.
"Dasar, nenek tua gila, berani-beraninya kamu menghina dewa yang tampan dan rupawan ini, rasakan ini aku akan menghukummu.!". Suara teriakan dari langit terdengar sangat keras penuh dengan kekesalan.
Tiba-tiba muncul portal kecil berdiameter 5 meter di atas langit, dan menembakan cahaya berwarna emas begitu sangat cepat mengenai tepat bagian tengah batu bintang bharatayudha.
SHUA...
KRAK...
DOOM...
Batu bintang bharatayudha terbelah dua, muncul kapsul seperti kepompong kupu-kupu berdiameter 5 meter dengan motif mirip yin dan yang. Setengah berwarna putih dan setengahnya lagi berwarna hitam, kemudian kapsul tersebut terbuka.
PSHSHSHSH. Keluar asap dari pintu kapsul.
SRET. pintu kapsul terbuka.
Ketika pintu terbuka wanita paruh baya sangat kaget bukan kepalang mendapati 2 bayi kembar laki-laki. Namun dengan warna kulit yang berbeda yang warna, satu berwarna putih bersih dengan rambut hitam dengan mata yang indah berpupil pelangi sedang menangis. Sedangkan yang satunya memiliki kulit berwarna hitam legam dengan tanda bulatan dikelilingi 7 bulu dengan warna yang berbeda setiap bulu, jika diputar maka membentuk pelangi, mempunyai dua tanduk hitam dan gigi bertaring serta mata berpupil warna hitam pekat dikelilingi 7 tomoe yang berbeda warna setiap warnanya membentuk pelangi jika diputar, sedang tersenyum jahat.
Dengan wajah yang ceria dan bahagia, wanita paruh baya mulai mengambil Salah satu bayi yang berkulit putih dan menggendongnya, karena bayi tersebut sedang menangis sangat keras. Wanita paruh baya tersebut mencoba menenangkannya.
Setelah bayi pertama tenang, dia mau mengambil bayi yang kedua. Tiba-tiba tanda dikening bayi tersebut yang berwarna merah hitam pekat menyala terang, dan bayi itu berubah menjadi bola berwarna merah hitam pekat kemudian melesat keatas langit dan jatuh ketanah dengan cepat.
SYAAT...
BOOOM...
Kepulan asap debu menghalangi pandangan, kemudian dari balik kepulan asap dan debu ada suara raungan yang sangat keras.
GROAAAR...
GROAAAR...
GROAAAR...
Terima kasih para readers masih setia membaca novel pertama author ksatria langit nusantara.
mohon maaf jika tulisannya masih amburadul, masih terus memperbaiki.
Semoga para readers bisa menikmatinya.
Yuk nikmati membaca sambil minum kopi jeng gorengan singkong.
Mohon dukung author dengan memberikan like koment dan gift jika berkenan.
Jika suka silahkan klik tombol favorit.
GROOOARR.....
Ketika kepulan debu menghilang muncul naga berkepala tujuh, naga tersebut meraung dengan sangat keras hingga bisa memekakan telinga.
"Naga badranaya?, Tidak mungkin ini hanya mimpi entah itu anugrah ataupun kutukan. Aku harus cepat kalau tidak naga ini akan meluluh lantakan benua ini." Ucapnya dengan nada serius.
Lalu Ia meletakan bayi yang sudah tenang dari tangisannya.
"Tiada cara lain aku harus melakukannya, aku harus bertaruh dengan bayi ini. Entah dia akan menjadi apa dimasa depan, tapi ada hal menarik yang aku lihat dengan bayi ini."
"Semoga pilihanku tidak salah, aku mempercayakan semuanya padamu anakku, meski kau bukan lahir dari rahimku tapi aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri, aku akan merawatmu dengan baik anakku." Ucapnya dengan penuh kebahagian, tak terasa air matanya menetes deras di pipi wanita paruh baya.
Ia menyeka air matanya, merobek roknya yang panjang menjuntai sampai ke mata kaki sampai pahanya yang putih mulus kelihatana. Ia selimuti bayi putih mungil itu dengan sobekan roknya, dan melesat cepat menjauh 200 meter dari naga badranaya.
Meletakan bayi itu di atas batu bulat berpermurukaan datar dengan diameter 100 cm, bayi itu tersenyum riang Dan bahagia ke arahnya.
Kemudian Ia menangkupkan tangannya dan merapal ajian pelindung, "ajian pancer bumi, lembu sura. Ajian aksamala baureksa, minaru ekadarma."
Muncul dinding berlian berwarna emas melingkari bayi setinggi 1 meter, kemudian muncul dinding transaparan berwarna emas melingkari dinding berlian berwarna emas setinggi 2 meter.
"Tunggu disini dengan santai ya, sayangku." Ucapnya pada bayi kesayangannya itu.
Wanita paruh baya itu memasang kuda kuda dengan wajah yang sangat serius, kemudian menangkupkan kedua tangannya.
"Ajian pancer bajra, raja kidang kuning". Muncul aura petir di seluruh tubuh wanita paruh baya namun dengan jumlah yang lebih banyak bercampur dengan angin yang menderu keras.
WUSH...WUSH...WUSH
CRZT...CRZT...CRZT...
Kemudian Ia melesat dan hilang meninggalkan bayi kesayangannya itu, tiba tiba Ia muncul tepat dihadapan tujuh kepala naga badranaya.
"Rasakan ini, ajian aksamala baureksa, minaru eksapta." Ucapnya sambil menangkupkan tangan dan merapal ajian tingkat tingginya.
Kemudian melesat dengan cepat menempelkan tanda segel ajian aksamala baureksa : minaru ekasapta secara acak di seluruh tubuh naga badranaya.
SHUA...SHUA...SHUA...SHUA...SHUA...
TAP...TAP...TAP...TAP...TAP...
"Dengan ini persiapan sudah selesai." Batin wanita paruh baya
GROOOARRR...
Naga badranaya kembali meraung sangat keras.
"Hai manusia bodoh, jangan kau pikir dengan gerakan seperti itu bisa membunuhku, hahaha." Ucap naha badranaya penuh kesombongan.
"Oh, naaga peot ompong. Jadi kau bisa bicara, saya pikir kau cuma naga bisu, sudah diam saja dan nikmati permainan ini. Tak usah lagi teriak-teriak tak jelas bikin telingaku sakit saja, suara kentutku masih lebih bagus dari raunganmu itu yang mirip suara kokokan ayam yang kecekik." Ucapnya dengan senyuman menghina.
"Terkutuk kau manusia! aku akan membuatmu jadi rempeyek dan kukunyah dengan keras supaya merasakan kematianmu mengenaskan." Ucap naga badranaya penuh kemarahan.
"Rasakan ini manusia terkutuk." Ucap naga badranaya dengan penuh kesombongan seakan-akan wanita paruh baya itu hanya seekor semut.
"Ajian pancer semesra, mejikihibiniun semesta." Ucap naga badranaya merapal ajian pamungkasnya
Dari dalam 7 mulut naga badranaya muncul bulatan bola awalnya sebesar bola basket dan terus membesar sampai seukuran rumah. Setiap kepala mewakili setiap elemen dan bola semesta yang diciptakan oleh 7 kepala badranaya mempunyai warna yang berbeda.
Kepala naga kumbang karna mewakili elemen kegelapan mempunyai bola berwarna nila.
Kepala naga kumbang karsa mewakili elemen cahaya mempunyai bola berwarna kuning.
Kepala naga pasupala mewakili elemen petir mempunyai bola berwarna ungu.
Kepala naga gokarya mewakili elemen api mempunyai bola berwarna merah.
Kepala naga sugriwa mewakili elemen air mempunyai bola berwarna biru.
Kepala naga bayubraja mewakili elemen angin mempunyai bola berwarna hijau.
Kepala naga amretajaya mewakili elemen tanah mempunyai bola berwarna jingga.
"Tak akan kubiarkan kau naga peot bodoh." Ucap wanita paruh baya dengan wajah yang sangat serius.
"Ajian aksamala baureksa minaru prabeswara. Ajian kanuragan bhandayuda, baladewa among slira. Ajian aksamala baureksa, minaru prabangkara. Ajian aksamala baureksa, minaru suryarama." Ucap wanita paruh baya mengucapkan ajian kesaktian tingkat tingginya.
POFF...POFF...POFF...POFF..POFF...
Seketika muncul 10 bayang tubuh wanita paruh baya dengan wajah yang serius, sudah dalam bentuk formasi persegi sepuluh mengelili naga badranaya dengan jarak 50 meter dengan posisi menangkupan kedua telapak tangannya, di tambah kedua pungggung tangannya muncul bulatan dengan kepala naga didalam bulatannya berwarna merah hitam pekat.
SYUUT...SYUUT...SYUUT...SYUUT...SYUUT
Diikuti dinding transparan berwarna merah hitam pekat mengelilingi naga badranaya dan kesepuluh tubuh bayangan wanita paruh baya sebagai pilar formasi.
Dan dari dalam tanah di bawah area radius 50 meter muncul rune dengan kepala naga di dalam bulatan, keluarlah 100 rantai putih berwarna putih beraura merah hitam pekat, dengan ujung rantai seperti ujung tombak yang sangat tajam yang siap mengoyak daging.
"Yosh, ayo kita lakukan dengan cepat." Perintah wanita paruh baya ke semua bayangan tubuhnya dengan wajah yang serius.
"Ashiyaap bosku, bukakundha!." Ucap serempak para bayangan tubuh wanita paruh baya dengan penuh semangat.
Seratus rantai meluncur secara cepat menusuk tubuh badranaya, dan tepat sasaran sesuai tanda segel yang sudah wanita paruh baya itu tempelkan sebelumnya.
Ada yang mengenai keenam sayap dibagian tiga kiri berwarna hitam dan tiga bagian kanan berwarna putih, ekor, serta menguncinya dengan sangat erat hingga naga itu tidak bisa bergerak bebas.
Beberapa puluh rantai yang menembus bagian leher ketujuh kepala naga badranaya, mencengkram luat seluruh kepala naga badranaya. Sehingga bola energi dari ajian pamungkas itu meredup lama kelamaan hilang. Bahkan naga badranaya tak sanggup untuk berbicara karna terkena rantai tersebut.
"Kau pikir aku menyerangmu tanpa rencana persiapan yang matang, dasar naga peot bodoh. Ajian pancer bumi, ambat bumintala." Ucapnya wanita paruh baya merapal ajiannya, muncul lingkaran rune dibawah kaki wanita paruh baya dan mengarahkan lingkaran rune pada tanah yang dipijaki naga badranaya.
Ketika lingkaran rune sampai dibawah kaki naga itu menjadi besar menyesuaikan ukuran tubuh naga badranaya yang besar itu. Ukuran panjag naga badranaya tinggi 20 meter, panjang 30 meter, dan lebar 10 meter.
Naga badranaya seperti ditarik gravitasi bumi yang puluhan ribu sangat berat dengan cepat ke permukaan tanah.
SHUAT...
KRAK...
DOOMM...
Bulatan kawah besar berdiameter 40 meter dengan kedalam 5 meter setelah naga ditarik oleh ajian tersebut.
"Oh, jadi kamu masih sadar naga peot bodoh, tapi apakah kau bisa menahan seranganku selanjutnya, hah?." Ucapnya penuh dengan wajah kesal. "Karna saya sudah menyerap inti batu bintang bharatayudha apa salahnya aku menggunakannya untuk menghajar muka naga peot bodoh itu, ajian pancer bumi, lembu bharatayuda!, fuh." Ucapnya sambil meniup kepalan tangannya.
Kepalan tangan kanannya berubah menjadi warna hitam pekat berkilau seperti sangat keras kulitnya.
Wanita paruh baya menghilang, kemudian ia muncul tepat di atas tubuh naga badranaya, tengah-tengah antara 3 sayap kanan dan 3 sayap kanannya, karna bekas tanda segel yang ia sudah tempelkan sebelumnya.
"Ah, ketemu disitu kau rupanya, bukakhunda." ucapnya. Muncul bulatan rune seperti yin dan yang berwarna hitam serta putih di atas tubuh naga badranaya.
" Rasakan ini naga peot bodoh." teriaknya. Kemudian ia memukul bagian tubuh naga yang muncul rune yin yang tersebut.
JDUUMMM....
KRAK...
DOOMM...
Kawah yang tadinya 5 meter kini lebih dalam sampai 30 meter. Serangannya berlanjut dengan memukul satu persatu kepala naga badranaya, hingga semua kepala naga badranaya tak sadarkan diri.
"Kuat juga ajian ini aku tak menyangka kekerasan batu bintang sungguh luar biasa, padahal kulit naga badranaya yang hitam legam itu mampu ditembus pertahanannya. Saya harus mengurungnya di dalam kembarannya itu, saya akan bertaruh pada anak kesayanganku. Dengan menggunakan wadah jasadnya aku akan memenjarakan tubuh dan jiwa naga badranaya di dalam tubuh anakku, 1 tubuh 2 jiwa." Pikirnya.
Tubuh naga badranaya perlahan memudar transaparan, hanya terlihat bentuk asal naga tersebut yaitu bola seukuran bola basket berwarna merah hitam pekat.
"Sayuta." Dia melepas seluruh ajiannya, rantai yang menjerat naga badranaya kembali memasuki lingkaran rune tanda segel bulatan kepala naga berwarna merah hitam pekat yang ada pada permukaan tanah.
KRINCING...KRINCING...KRINCING...
Dinding transparan berwarna merah hitam pekat pun perlahan menghilang, baik yang ada di sekitar naga badranaya tadi dan yang melindungi bayi.
SYUUT...SYUUT...SYUUT...
Dinding berlian yang mengelili bayi itu pun perlahan masuk lagi ke permukaan tanah.
GRUUK...GRUUK...GRUUK...
Sepuluh bayangan tubuh wanita paruh baya pun lenyap.
POFF...POFF...POFF...
"Terima kasih, sahabatku."ucapnya.
"Ajian aksamala baureksa, minaru puntadewa ." ucap wanita paruh baya. muncul lingkaran rune berwarna hitam di kanan, dan putih di kiri serta di tengah lingkaran ada gambar kepala naga. Tepat di bawah bayi dan bola sebesar bola basket yang berwarna merah hitam pekat yang merupakan kembaran dari bayi tersebut.
Kemudian siluet putih yang terhubung antara bayi dan bola hitam pekat.
"Bukakhunda". Ucap wanita paruh baya dengan mencengkram kedua telapak tangan saling bertautan.
Siluet putih yang terhubung antara bayi dan bola kembaran bayi itu, tiba-tiba begerak tertarik ke arah bayi. Hingga bola kembaran bayi agak cepat bergerak menuju bayi.
SREET....
Bayi melayang sepuluh meter, di bagian punggung bayi muncul tanda segel bulatan dikelilingi bulu 7 warna dengan warna berbeda setiap bulunya. Ditengah bulatan muncul segel yin dan yang dan kepala naga. Dikening bayi tersebut juga ada tanda yang sama seperti dipunggung, mata pupil pelanginya juga muncul 1 tomoe berwarna merah.
semakin dekat bola kembaran itu tertarik ke tubuh bayi kembarannya menambah 1 tomoe jingga, 1 tomoe kuning,1 tomoe hijau, 1 tomoe biru, 1 tomoe nila. Saat bola kembarannya mulai masuk ke dalam dada bayi itu, bayi itu menangis keras entah tangisan bahagia atau tangisan kesakitan.
EEAAAA.....
EEAAAA....
EEAAAA....
Bayi yang melayang tubuhnya diselimuti cahaya putih yang sangat menyilaukan mata.
SRIINGNGNG....
Semua segel dimata, punggung dan keningnya juga bersinar terang.
EEAAA...
EEAAA...
EEAAA...
"Anak ibu anak yang kuat, tubuh yang hebat mampu menahan kekuatan yang sangat hebat itu sampai energi Quantumku ini tinggal sedikit, hah hah hah hah..." batinnya sambil menyeka air mata karna tangis kebahagiaan, karna selama hidupnya yang lama ia hanya hidup melajang dan hanya mencintai 1 laki-laki di hidupnya. Ketika melihat sorot mata pada bayi itu pertama kali, seolah dia punya perasaan batin yang kuat jadi dia putuskan untuk mengangkatnya jadi anaknya sendiri.
Terima kasih para readers masih setia membaca Novel pertama author Ksatria langit nusantara.
mohon maaf jika tulisannya masih amburadul, masih terus memperbaiki.
Semoga para readers bisa menikmatinya.
Yuk nikmati membaca sambil minum kopi jeng gorengan singkong.
Mohon dukung author dengan memberikan like koment dan gift jika berkenan. jika suka silahkan klik tombol favorit.
Nantikan chapter selanjutnya terima kasih sudah membaca jika suka silahkan klik like gift dan vote.
mohon dukungan kritik sarannya**.
Shintadewi melayang ke arah bayi itu dan menangkapnya serta menyelimutinya kembali.
"Anak yang sangat tampan, tapi aku harus menyembunyikan seluruh tanda segel dan matanya. Biarlah tanda ini akan keluar jika kelak ia sudah dewasa. Untuk nama aku akan memikirkannya nanti, terima kasih kakang, aku selalu merindukanmu. " Pikirnya sembari kembali menyeka air mata.
Tomoe di mata bayi itu bersinar terang, tiba-tiba muncul 7 mustika bola seukuran kepalan tangan dengan warna yang berbeda dari keningnya. 7 mustika itu melayang 20 meter di atas tanah berputar putar dengan jarak 1 meter setiap mustika.
"Wanita peot reot jangan senang dulu, meskipun kau sudah mengurung badanku itu hanya 10% dari kekuatanku yang kau segel didalam tubuh bayi itu, dan jiwaku masih melayang bebas, hahahaha. Yang kau kurung itu hanya jiwa bocah lemah tak punya apa-apa, suatu saat aku akan kembali untuk mencabik-cabikmu wanita peot reot." Ucap suara dari dalam 7 mustika bajul badranaya, suara yang penuh kebencian dan kesombongan.
"Lakukan sesukamu naga bodoh, aku tak akan membiarkanmu menyentuh anak ini, hmm."Dengusnya dengan kesal.
7 mustika berputar cepat terus terbang ke atas lalu menghilang.
SWINGG...
Shintawati pun turun perlahan ke tanah dan menghilang.
POFF...
Shintawati kembali ke gubuknya yang sederhana 20 kilometer dari puncak bukit saat pertarungan dengan naga badranaya. Tepatnya kaki bukit gunung ciremai, perbatasan antara kerajaan Brabang sari dan kerajaan kemuning loka.
Dia berjalan perlahan masuk ke dalam gubuknya yang sederhana dan meletakan bayi itu di tempat tidurnya, bayi itu sedari tadi tidur pulas dipelukan shintawai dan termenung mengingat masa lalunya.
*Flashback masa lalu Shintawati*
1000 tahun lalu di kerajaan brabang sari, kerajaan yang sangat makmur, dan sejahtera penduduknya pemandangan alamnya indah. Disebelah utara tampak pemandangan lautan yang menghampar luas, disebelah selatan pegunungan dan hutan yang hijau di kaki gunungnya.
Kerajaan brabang sari merupakan bagian dari kekosawaan majapahit. kerajaan yang berbatasan dengan daerah kekosawaan siliwangi. Di sebelahat timur berbatasan dengan kerajaan Demak bintoro, sebelah selatan gunung ciremai yang sebagian wilayahnya di kuasai oleh kerajaan kemuning loka, sedangkan diwilayah utara berbatasan dengan wilayah lautan yang sebagian di kuasai oleh kerajaan Caruban Nagari, Sedangkan di wilayah Barat berbatasan dengan daerah kekuasaan kerajaan Darma ayu.
Meskipun makmur kerajaan brabang sari adalah wilayah perbatasan kekosawaan, yang gampang sekali menyulut peperangan ditambah dengan bagian selatan berbatasan dengan gunung ciremai yang mempunya hutan misterius bernama alas apuy penangsang.
Konon di alas apuy penangsang banyak para siluman raksasa dan makhluk mengerikan hidup disana sehingga ketika ada manusia masuk bagian dalam hutan sudah dipastikan tak pernah kembali, alas apuy penangsang juga dihuni kerajaan siluman yang dipimpin oleh macan putih bernama maung bodas.
Kotaraja kerajaan brabang sari tepat berada di tengah wilayah antara laut gunungan ciremai yaitu kotaraja Losari.
Ya, Shintawati puntadewa adalah putri dari kerajaan brabang sari merupakan Pamilya (keluarga) bangsawan brahmacaraka tingkat V.
Juga merupakan Pamilya kerajaan yang sudah ribuan tahun berdiri sebelum adanya kerajaan brabang sari. Konon para pamilya puntadewa diberkahi umur panjang dan awet muda sampai ribuan tahun, karna mendapat berkah dewa yaitu kitab obat semesta bernama kitab jagat Saksana. Kitab yang mampu meracik pil air kehidupan yaitu pil amreta sari tingkat nirvana.
Namun para pamilya puntadewa sangat merahasiakan kitab itu, takut ada yang merebut bahkan menghabisi seluruh pamilya puntadewa.
Pagi yang cerah di dalem istana kerajaan brabang sari, seorang perempuan berumur 19 tahun terbangun dari tidurnya.
"Hoaaam, rupanya sudah pagi tidurnya nyenyak sekali ya, aku ingin tidur lagi namun hari ini ayahanda mengajakku untuk berburu kidang merah di alas apuy penangsang. Ya, sudah aku mandi dulu." Ucapnya dengan penuh kemalasan dengan mata masih tertutup rapat.
Skip setelah mandi.
Terlihat wanita berumur 19 tahun dengan gaun kebesaran kerajaan, dan mahkota putri di atas kepala, rambut hitam panjang sepinggul dengan tinggi 175 centimeter. Gunungan kembar yang besar terlihat sedikit belahannya, bibir merah merekah alami, tubuh yang langsing, sintal dan berkulit putih. Mata agak sedikit sipit dengan pupil berwarna biru, hidung mancung bak bidadari turun dari kahyangan. Siapa lagi kalau bukan shintadewi puntadewa.
Shintawati puntadewa merupakan satu-satunya anak dari raja Angga Puntadewa dan ratu adiningrum Puntadewa. Ya, benar raja dan ratu kerajaan brabang sari adalah sepupu dari pamilya puntadewa.
pamilya puntadewa tidak diperkenankan menikah dengan yang bukan pamilya punyadewa, namun juga tidak diperkenankan menikah dengan ponakan mereka.
Shintawati melangkah keluar kamar, dan pergi menuju aula kerajaan untuk bertemu ayahanda dan ibundanya yang sudah menunggu disana.
"Anak ayahanda, sangat cantik sekali bak bidadari turun dari kahyangan."puji raja angga pada putrinya.
"I-iya, ayahanda". ucapnya dengan terbata-bata dan pipi memerah.
"Tapi, bidadari ko bangunnya siang?". ledek ayahandanya.
Beberapa saat yang lalu hati shintawati hatinya diterbangkan sampai setinggi, terus dihempaskan kebumi.
"Ih, ih, ih, ayahandaaa." ucapnya dengan kesal dan mengembungkan pipinya.
Raja angga mengelus rambut anak semata wayangnya itu dengan lembut.
"Ibunda, kenapa ayahanda selalu menggodaku, hmph." dengusnya dengan kesal.
"Sudah, sudah sayang." ucap ratu adiningrum juga membelai rambut dan mencium putri semata wayangnya.
"Baladika adilaga(jendral), mohon siapkan kereta kuda!. Perintah raja angga pada jendralnya dengan sangat sopan.
Raja angga puntadewa meskipun seorang raja, ia tidak pernah sombong selalu arif dan bijaksana. Bahkan sangat sopan dalam bertutur kata kesemua rakyatnya. Jadi wajar saja raja angga sangat dicintai seluruh lapisan masyarakatnya.
"Baik, yang mulia hamba segera persiapkan titah yang mulia." Ucapnya sambil membungkuk hormat pada raja.
Raja Angga dan putri Shintawati pun berjalan keluar pintu istana ditemani ratu Adiningrum, beberapa saat mereka sampai di halaman istana.
"Lapor yang mulia, kereta kuda hamba sudah siapkan." ucapnya sambil membungkuk hormat. Dibelakang kereta kuda berbaris rapi, para pasukan sekitar 50 orang. 20 orang tingkat jagatama inggil, 10 orang tingkat bintara inggil, 5 orang tingkat ksatria naga, 5 orang tingkat ksatria bimantara, 4 orang tingkat ksatria inggil, dan satu baladika adilaga di tingkat Dendawa Asor
Raja Angga sendiri di tingkat praburata inggil sebentar lagi masuk tingkat suryarama Asor.
"Baik, terima kasih baladika adilaga, mari berangkat." titah sang raja.
"Hati-hati, kanda cepat pulang ya dan jaga putri kita baik-baik."ucap ratu adiningrum dengan sedikit wajah khawatir.
"Baik, dinda tentu akan aku jaga bidadari siang bolong ini, hehehe." Ledek raja pada shintawati sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ih, ayahanda awas saja, hmph."dengusnya dengan kesal.
Merekapun masuk ke kereta kuda dengan total 2 kereta kuda dan 30 kuda untuk para prajurit. mereka pun berangkat.
Shintawati kepalanya keluar dari jendela dan melambaikan tangan pada ibundanya seakan ini adalah tanda perpisahan yang terakhir.
"Ibunda, dadaaaah." ucapnya sambil melambaikan tangan.
"Semoga ini baik baik saja, kenapa perasaan ini muncul kembali, seperti mimpi waktu itu. Ah, semoga saja ini cuma bunga tidur."batin ratu adiningrum
Kereta kuda rombongan rajapun sudah tak terlihat lagi.
Terima kasih para readers masih setia membaca Novel pertama author Ksatria langit nusantara.
mohon maaf jika tulisannya masih amburadul, masih terus memperbaiki.
Semoga para readers bisa menikmatinya.
Yuk nikmati membaca sambil minum kopi jeng gorengan singkong.
Mohon dukung author dengan memberikan like koment dan gift jika berkenan. jika suka silahkan klik tombol favorit.
Semoga kalian suka ya readers.
apakah yang akan terjadi, yu mari ngopi, SALAM TERNJENGAAT.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!