Warning 21+++
Novel ini bergenre adult romance dan action, ya. Akan ada beberapa adegan yang menyiratkan skinship, kekerasan, dan pembunuhan. Novel ini murni hasil pemikiran dan khayalan penulis, mungkin tidak terjadi di dunia nyata. Tujuannya hanya untuk hiburan, ambil yang baik dan buang yang buruknya. Harap bijak dalam memilih bacaan.
💕💕💕 baca novel "Antara CEO dan Mafia" sebelum membaca novel ini.
ANTARA CEO DAN MAFIA 2
Semenjak kehilangan cinta pertamanya, Bayu menjadi pribadi yang lebih dingin dan kejam. Dia tidak segan-segan menyingkirkan orang yang tidak disukainya walau hanya karena kesalahan kecil.
Bayu mendirikan perusahaannya sendiri di Kota S dengan tetap melanjutkan pekerjaan gelapnya sebagai seorang mafia. Ia sudah berlepas diri dari Tiger King maupun ayahnya. Ia mendirikan organisasinya sendiri yang bernama 'Red Wyne'.
Jika Tiger King melakukan semua pekerjaan kotor sesuai request dari orang lain, maka Red Wine hanya bekerja untuk hal-hal yang berkaitan dengan bisnis milik Bayu yang bergerak di bidang diskotik dan club malam. Bayu ingin Kota S menjadi kota yang penuh hiburan seperti layaknya di Kota J.
Bayu kembali tinggal di mansionnya yang terletak di tengah hutan. Mansion penuh kenangan tempat di mana ia menghabiskan banyak waktunya bersama Prita. Ya, Bayu belum bisa move on dari cinta pertamanya itu.
Alasan utama dia tetap tinggal di Kota S juga karena Prita. Kota itu tempat pertama kali pertemuan mereka. Walaupun Prita telah menjadi istri orang dan hidup di luar negeri, bayang-bayangnya masih menemani hari-hari Bayu.
Lima tahun tak menghapus kenanganya bersama Prita. Meski itu hanya cinta sepihak, Bayu tetap menempatkan Prita di jajaran teratas dalam hatinya. Berkali-kali ia sudah mencoba berkencan dengan wanita lain, namun tak ada satupun yang bisa menggantikan Prita di hatinya.
Sementara itu, Prita hidup bahagia bersama Ayash dan ketiga anaknya. Di usianya yang ke-27 tahun, Prita telah memiliki dua anak lelaki dan satu anak perempuan. Namanya Daniel Hartadi, Dean Hartadi, dan Ayesha Livy Hartadi. Daniel telah berusia 4 tahun, Dean 3 tahun, dan Livy baru berusia 1 tahun.
Daniel memiliki ciri fisik yang agak berbeda dengan saudara-saudaranya. Kulitnya putih, hidung mancung, dan rambut berwarna pirang kecoklatan. Orang pasti sudah bisa menebak kalau mereka bukan saudara kandung. Tapi, Baik Prita maupun Ayash masih terus menutupi fakta itu. Tidak peduli dengan apa kata orang.
Daniel memiliki karakter yang lebih pendiam daripada Dean. Dia lebih suka fokus bermain permainan yang butuh konsentrasi tinggi seperti menyusun puzzle dan lego. Sedangkan Dean lebih suka permainan yang membutuhkan fisik seperti berlari, memanjat, dan lempar tangkap bola. Hobi Dean adalah mengganggu kakaknya. Tak jarang mereka sering bertengkar karen Dean mengacak-acak apa yang sedang Daniel kerjakan.
Livy princess kecil di rumah. Dia mudah tertawa ketika ada yang melucu di depannya. Anaknya ceria, suka dipeluk, dan paling senang bermain bersama kedua kakaknya.
Daniel sebenarnya adalah anak Bayu. Ayash menikahi Prita ketika Prita dalam kondisi mengandung. Memang, kehadiran Daniel bukanlah sesuatu yang diharapkan pada awalnya. Namun Ayash tetap menyayanginya seperti anak sendiri, tak membedakan dengan Dean dan Livy.
Ayash suami idaman. Sesibuk apapun urusannya di kantor, ia selalu meluangkan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarga kecilnya saat akhir pekan. Jika pekerjaan bisa cepat terselesaikan, ia akan langsung pulang dari kantor ke rumah. Bermain dengan anak-anaknya adalah kebahagiaan terbesarnya.
Antara Bayu, Ayash dan Prita telah menjalani kehidupannya masing-masing. Setelah apa yang terjadi di masa lampau, akankah ketiganya kembali dipertemukan atau Bayu akan menemukan wanita lain yang bisa menggantikan Prita di hatinya?
Sosok arogan dan kejam adalah gambaran yang ada pada mata setiap musuhnya. Pemimpin yang tegas , disiplin, dan ambisius merupakan citranya di mata para karyawan perusahaan. Senyumannya menyiratkan seribu arti yang tak bisa ditebak oleh siapapun. Karena terkadang di balik senyuman itu tersembunyi keinginan untuk menghancurkan apapun.
Namanya Bayu Bagaskara. Selama lima tahun ini namanya begitu melejit di Kota S menjadi seorang pengusaha sukses yang berasal dari Kota J. Dia memang putra tunggal dari pengusaha nasional Samuel Bagaskara. Namun, bisnis yang ditekuni selama lima tahun terakhir adalah hasil kerja kerasnya setelah memisahkan diri dari nama besar Bagaskara Corp.
Pria berdarah blasteran Jerman-Indonesia ini memiliki aura tersendiri. Parasnya tetap menawan meskipun usianya sudah menginjak 37tahun. Wanita manapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta. Bayu merupakan tipe ideal baik dilihat dari segi fisik, wajah, maupun finansial. Tak ada cela sedikitpun dari penampilannya.
Namun, dalamnya laut tak ada yang tahu. Begitu pula dengan Bayu. Tak ada yang tahu isi hatinya. Sekilas dari penampilan ia tampak seperti seorang pengusaha biasa. Namun, sisi lainnya, ia adalah seorang mafia. Mafia kejam yang mengorganisir kegiatannya dalam senyap. Tak ada yang akan mengira kalau dia sangat ringan untuk membunuh maupun menyiksa orang. Aksinya sangat rapi. Tanpa jejak, tanpa saksi.
Membangun bisnis di Kota S bukanlah cita-citanya. Sebelumnya, ia bahkan tidak tahu banyak tentang Kota S. Lima tahun lalu, ayahnya mengirimnya ke tempat itu. Tempat yang sangat jauh berbeda dari segi peradaban dengan Kota J. Kota yang sangat membosankan dan membuatnya tak betah berlama-lama di sana.
Hingga suatu malam, ia bertemu dengan seorang wanita yang membekaskan kesan mendalam di hatinya. Wanita itu menolongnya pada malam itu. Mendapat pertolongan dari wanita adalah yang pertama kali baginya. Mungkin, karena seumur hidup tak pernah dibesarkan oleh seorang ibu, perhatian dari wanita yang baru ia temui itu begitu istimewa baginya.
Sejak malam itu, Bayu mencari tahu banyak hal tentang wanita yang menolongnya. Namanya Prita Asmara. Membaca tentang riwayat hidup Prita membuat Bayu semakin penasaran. Seorang anak pengusaha kaya raya bisa kehilangan segalanya dan masih bertahan hidup dengan bekerja sebagai guru TK dan pelayan restoran. Itu sangat miris.
Terlebih lagi ketika Bayu menemukan fakta bahwa kematian kedua orang tua Prita bukan murni kecelakaan, tapi pembunuhan berencana. Dan pelakunya adalah paman Prita sendiri. Bayu sampai rela menyisihkan waktunya untuk mencari tahu segala yang berhubungan dengan Prita.
Akhirnya, Bayu bisa menemukan keberadaan keluarga paman Prita. Dia culik lelaki bernama Robi dan memaksanya menyerahkan segala surat-surat berharga yang pernah ia rampas diam-diam dari Prita. Ternyata sebagian besar aset telah dijual. Bayu membeli kembali properti-properti yang seharusnya menjadi milik Prita dengan uangnya sendiri. Ada pemilik baru yang tidak mau melepaskan, dengan cara liciknya ia tetap bisa mendapatkan apa yang ia mau.
Hingga kini, Bayu masih berusaha mendapatkan kembali dua perusahaan ayah Prita yang sudah beralih ke tangan orang lain. Perusahaan itu Jiwa Mandiri yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan Holly Hotel. Seharusnya Prita tak perlu bekerja keras jika saja semua itu tak diambil alih oleh pamannya.
Minata Food dan Laziz Restaurant yang saat ini Bayu kelola juga sebelumnya milik ayah Prita. Tak sedikit uang yang harus ia keluarkan untuk mendapatkan keduanya.
Sementara, bisnis yang asli dirintis oleh Bayu sendiri adalah diskotik dan bar. Ia lebih menyukai membuka bisnis hiburan malam daripada perusahaan pada umumnya. Menurutnya, itu lebih cepat mendatangkan keuntungan. Apalagi di Kota S belum terlalu banyak yang membuka bisnis seperti itu. Dalam kurun waktu lima tahun, dia telah membuka 5 bar dan diskotik di Kota S, yaitu: Meridian Club, Skylight Bar, King Crown, Shy Shy Cat Club, dan Bubu Baba.
Berkat kesuksesan bisnisnya, Bayu dikenal sebagai salah satu penguasa hiburan malam. Tak jarang ia harus berhadapan dengan lawan bisnisnya. Tentu saja ia tak akan bertavan jika tidak memiliki kekuatan yang mendukungnya. Oleh karena itu, ia mendirikan Red Wyne. Organisasi terselubung yang melindungi bisnis-bisnisnya dalam senyap.
Anggota Red Wyne dipilih langsung oleh Bayu. Benerapa memang bekas anggota Tiger King. Tapi, kebanyakan adalah anggota-anggota baru yang sangat kompeten di bidangnya.
Tiger King di Kota S sudah Bayu bubarkan. Ia mengamuk karena ayahnya mengingkari janji. Ayahnya berjanji akan membantunya mendapatkan Prita, tapi tak ditepati. Seperti sumpahnya, Bayu berbalik menjadi musuh ayahnya sendiri. Ia bubarkan Tiger King di Kota S dan ayahnya tak bisa berbuat apapun. Ayahnya kembali ke Kota J karena Bayu bahkan ingin membunuh ayahnya sendiri.
"Bos, kami sudah menemukan orang itu." ucap Alex ketika Bayu baru tiba di mansionnya.
Tanpa kenal lelah setelah seharian bekerja, Bayu mengikuti Alex menuju area belakang mansionnya, ruang bawah tanah tempat ia biasa menyekap dan menyiksa orang.
Alex sekarang menjadi tangan kanan Bayu menggantikan Ben yang sudah kembali ke sisi ayahnya di Kota J. Ben memang sangat setia kepada Bayu, namun ia tidak bisa mengabaikan ayah Bayu, orang yang sangat berjasa baginya. Bayu hanya bisa membebaskan Ben untuk memilih tetap bersamanya atau kembali kepada ayahnya. Dan Ben memilih berada di sisi Samuel Bagaskara.
Alex masih jauh jika dibandingkan dengan Ben. Ben sangat kompeten dalam berbagai bidang. Pokoknya, sulit untuk mencari orang yang sama seperti Ben. Namun, Alex juga memiliki kelebihan yang tidak bisa Bayu abaikan. Dari penampilannya yang masih terlihat remaja, Alex sangat pandai melakukan peretasan, pelacakan, dan coding.
Bayu menyunggingkan senyum melihat orang yang Alex bawa. Ito, pelayan baru Skylight Bar yang berani membubuhkan racun dalam minuman Bayu satu bulan yang lalu. Malam itu Bayu selamat tak menenggak minumannya karena gelas miliknya diminta oleh seorang wanita malam yang mencoba merayunya. Alhasil, wanita malam itu mati tak lama berselang setelah meminum minuman beracun itu.
"Siapa orang yang menyuruhmu meracuni aku?"
Lelaki yang telah babak belur itu diam di kursinya. Ia tak berani menjawab pertanyaan Bayu.
Bayu tidak sabar. Dijambaknya rambut lelaki itu hingga kepalanya mendongak ke atas. "Tidak mungkin kamu bekerja sendiri. Aku tidak pernah merasa punya masalah denganmu. Katakan atau aku pecahkan kepalamu sekarang juga!"
Cuh!
Itu meludahi wajah Bayu sambil tertawa seperti orang gila. "Kamu pikir aku bodoh? Kamu akan tetap membunuhku meskipun aku mengatakan siapa orang yang menyuruhku. Aku lebih baik mati daripada membuka mulut. Setidaknya kematianku bisa menyelamatkan keluargaku. Hahaha.... "
Brak!
Bayu menendang kursi hingga Ito ikut jatuh ke lantai. Ia mengelap kasar wajahnya dengan sapu tangan.
"Aku beri satu kesempatan lagi. Katakan siapa yang menyuruhmu atau aku akan membantai seluruh keluargamu yang tersisa. Aku pastikan mereka akan menyusulmu jika kamu memilih diam."
Ito tersenyum, "Aku memilih mati."
Dor!
Bayu melesatkan satu tembakan tepat ke kepala Ito. Seketika lelaki itu langsung mati. Darahnya muncrat mengotori lantai.
Alex menelan ludah melihat kelakuan bosnya. Tanpa pikir panjang, ia langsung membunuh orang itu. Padahal, Alex sudah susah payah mencarinya selama satu bulan. Ia berharap bisa mendapatkan informasi dari pelaku. Tapi Bayu malah membunuhnya.
"Bereskan mayatnya seperti biasa. Kamu tetap harus menyelidiki siapa orang yang mau membunuhku."
"Baik, Bos."
Bayu pergi meninggalkan ruang bawah tanah. Alex menggaruk-garuk kepalanya, memandangi mayat yang ada di hadapannya. Setelah menjadi mayat, orang itu juga masih membuatnya kerepotan untuk membereskan mayatnya. Apalagi dia harus mencari tahu orang yang menyuruhnya menaruh racun. Bosnya kadang lucu. Saksi mata satu-satunya sudah dia bunuh tapi kelanjutan kasusnya masih ahrus ia selidiki. Apakah ia harus bertanya pada orang mati?
"Selamat pagi, Pak." sapa para karyawan ketika Bayu memasuki kantornya.
Bayu hanya membalas dengan anggukan kepala sebagai kode. Jangan harap untuk mendapat sapaan balik darinya. Tersenyum saja tidak.
Sikapnya terkesan dingin dan serius membuat karyawannya sungkan dan takut berhadapan dengannya. Bayu dikenal sebagai bos yang kejam. Jika ada kesalahan yang karyawannya buat, ia gak segan-segan untuk memecat atau memutasi ke kantor cabang lain.
Dari segi gaji, dia bukan bos yang pelit. Karyawannya digaji dengan bayaran yang tinggi, di atas rata-rata perusahaan lain, dengan konsekuensi mereka harus benar-benar bekerja dengan serius dan bertanggung jawab.
Meskipun demikian, Bayu tetap menjadi primadona di kalangan karyawan wanita. Kehadiran Bayu di kantor adalah sesuatu yang sangat mereka nantikan karena tidak setiap hari Bayu datang ke kantornya. Seringkali mereka berkhayal bisa menjadi istri seorang Bayu Bagaskara.
Tok tok tok
"Masuk."
Reni, kepala bidang marketing masuk ke ruangan Bayu setelah mendapatkan ijin. Dilihatnya sang bos sedang duduk serius membaca-baca laporan yang ada di mejanya. Sementara sang asisten, Alex, dengan santainya rebahan di sofa mengemut permen lolipop sambil memainkan game di ponselnya.
Reni hanya bisa menggeleng kepala melihat asisen yang bertingkah santai bahkan seperti bos di hadapan bosnya.
"Masuk saja Kak Reni, anggap aku tidak ada." ucap Alex dengan santainya.
Reni langsung duduk di hadapan Bayu.
"Pak, ini laporan penjualan produk perusahaan selama tiga bulan terakhir."
Reni menyodorkan berkas laporannya. Bayu langsung menerima dan membacanya.
"Ini produk baru, kan? Kenapa penjualan terus menurun dalam tiga bulan terakhir? Kerja kalian apa?"
"Maaf, Pak. Tapi, dipasaran semakin banyak produk serupa yang beredar. Pilihan konsumen menjadi lebih beragam dan sepertinya... produk kita kalah saing."
"Ini gunanya aku mempekerjakan kalian agar bisa mencari solusi saat menemukan permasalahan. Bagaimana kalian bisa diam saja melihat penjualan kita yang terus merosot?"
"Sepertinya itu lebih tepat sebagai tugas bagian inovasi produk, Pak. Kami dari bagian marketing telah menjalankan pekerjaan sesuai SOP."
Bayu menyeringai, "Apapun dan bagaimanapun produk yang dihasilkan perusahaan, pada akhirnya tetap bagian marketing yang harus menentukan strategi promosi yang tepat agar produknya laku terjual. Kalau kalian tidak bisa melakukannya, aku anggap kalian gagal."
"Tapi, Pak.... "
"Alex, pergi ke bagian marketing. Bantu mereka menemukan strategi pemasaran yang tepat untuk produk kita."
"Oke."
Alex langsung mematikan ponselnya dan bangkit dari duduk.
"Kalau mereka tetap tidak bisa menaikkan kurva penjualan, pecat semua karyawan di bagian marketing dan ganti yang baru."
Reni membulatkan mata mendengar ancaman bosnya. Bagaimanapun juga, dia adalah kepala bagian, bos bagi bawahannya. Jika terjadi pemecatan pada seluruh anggotanya, berarti itu menjadi tanggung jawabnya juga.
"Pak, saya mohon, jangan gegabah memutuskan sesuatu. Kami sudah lama bekerja untuk Bapak. Kamu juga akan berusaha sekuat tenaga untuk memajukan perusahaan Bapak."
"Saya tidak butuh kata-kata, Reni. Berikan saya bukti.Silakan keluar."
"Permisi, Pak."
Reni pamit keluar dari ruangan Bayu. Di belakangnya ada Alex yang mengikutinya. Anak itu kembali memainkan game di ponselnya setelah keluar dari ruangan Bayu.
"Alex, umurmu berapa?"
"20 tahun. Memangnya kenapa, Kak?"
"Ah, ternyata kamu sudah bukan anak-anak lagi. Tapi kenapa tingkahmu itu masih seperti anak kecil?"
"Anak kecil? Tubuhku bahkan lebih tinggi darimu, Kak."
"Sifat kedewasaan tidak bisa diukur dari tinggi badan. Tapi dari sikapnya."
"Memangnya sikapku kenapa? Bos tidak pernah protes dengan apa yang aku lakukan. Malah Kak Reni dan kawan-kawan kan yang terancam akan dipecat. Hehehe.... "
Reni menelan ludah. Orang yang lebih muda sepuluh tahun darinya itu benar-benar membuat mentalnya jatuh.
"Kamu benar-benar senang ya, kalau aku dan teman-teman dipecat?"
"Loh, kok bilang begitu? Aku sekarang bareng Kak Reni kan juga untuk membantu."
"Halah, nanti kamu pura-pura saja biar dipuji bos."
"Jangan ragukan bantuanku, Kak. Aku ini sangat kompeten."
Alex melirih ke arah Reni yang tampak meragukannya. "Aku buktikan ya, nanti. Kalau Kak Reni tidak jadi dipecat, traktir aku makan selama satu bulan."
"Heh! Kamu mau memerasku? Gajiku bisa habis kalau kamu minta begitu."
"Kalau begitu satu minggu, ya."
"Oke."
Dibandingan dengan Bayu, Alex lebih ramah dengan karyawan lain. Dia memanggil kebanyakan karyawan dengan sebutan 'Kak', 'Pak', atau 'Bu' karena dia orang yang paling muda di perusahaan. Alex mudah akrab dengan siapa saja. Itu yang orang-orang suka.
Meskipun masih muda, wawasannya sangat luas. Memang tidak mungkin Bayu membiarkannya tetap bertahan di sisinya jika Alex tak memiliki kelebihan. Alex cepat sekali belajar. Pemikirannya kritis, mampu menganalisa solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Seperti kali ini, tim marketing dibuat melongo memperhatikan contoh desain iklan yang dibuat Alex.
"Ini baru adik kita, Alex." Puji Jonan.
"Lulusan mana kamu, Lex? Jonan saja kalah. Otaknya nggak berfungsi deh di marketing."
"Wah, Bu Reni kata-katanya kejam, ya? Aku ini sudah ditugaskan di lapangan lho, masa harus memikirkan tentang konsep iklan juga? Tuh, Winda kan yang biasanya menyusun konsepnya."
"Lah, kok aku?"
"Sudahlah, Kakak-Kakak tidak perlu bertengkar. Lebih baik kita segera selesaikan saja. Aku juga sudah ingin main game lagi."
"Ini konsep iklannya memang begini, ya, Lex? Apa nanti orang-orang yang melihat tidak bingung karena iklannya ambigu?" tanya Hari.
"Ya, Kak. Semakin mereka bingung, semakin mereka kepo tentang produk kita."
"Gimana kalau untuk promosi ada program undian berhadiah juga? Aku rasa bisa lebih banyak menarik minat konsumen."
"Boleh juga idenya Kak Winda."
"Berarti perlu juga mencari artis terkenal untuk jadi BA?" tanya Hari.
"Aduh, kalau artis terkenal butuh biaya endorse yang besar. Jangan deh." Reni menolak.
"Kalau begitu pakai saja seleb-seleb internet yang sedang viral. Biaya endorse bisa lebih ditekan, produk bisa cepat terkenal." usul Jonan.
"Nah, ini ide bagus." Reni mengacungkan jempol
"Dari awal memang kita sudah salah strategi, ya. Aku kira produk baru kita akan langsung booming di pasaran."
"Ya mana ada hal seperti itu, Jo." ucap Winda.
"Dilihat dari kemasan, rasa, ukuran, produk kita lebih bagus lho daripada produk-produk serupa."
"Masalahnya promosinya kurang, jadi belum banyak orang yang tahu." tambah Hari.
"Em, ini kalian sudah tidak butuh aku, kan? Sepertinya kalian bisa lanjut berdebat dan aku juga mau lanjut main game." Alex menyela di antara perdebagan mereka.
"Jangan dulu, Alex. Tunggu kami selesai diskusinya." cegah Winda.
"Oke."
"Alex, kamu sebenarnya adik Pak Bayu, ya?" tanya Winda penasaran.
Sebenarnya Winda lebih penasaran dengan Bayu. Bayu adalah tipe lelaki idamannya. Namun, Bayu sangat menyeramkan untuk didekati.
"Bukan. Aku hanya anak pungut, kok. Aku dipungut oleh ayah Bayu dari jalanan."
"Kok sepertinya Pak Bayu sangat menyukaimu, ya? Apa dia gay?"
Senua mata langsung mengarah ke Winda. Berani-beraninya dia keceplosan menyebut bosnya itu homo.
"Ya maaf... soalnya Pak Bayu sepertinya tidak terlalu suka berdekatan dengan wanita. Aku kira karena sudah punya pacar cowok. Kamu."
"Hem, Kak Winda perlu aku laporin nih ke Bos."
"Laporin saja, Lex. Mulutnya itu nggak ada saringan astaga Winda.... " Jonan mengompori.
"Jangan dong... aku bisa mati kalau aku kena PHK. Cari kerja jaman sekarang susah. Aku kan hanya penasaran. Aku yakin karyawan lain juga sama."
"Penasaran sih penasaran, Win. Tapi nggak cablak gitu juga kali."
"Ya maaf, maaf.... "
"Bos masih normal, kok. Mungkin karyawan di sini bukan tipenya saja jadi Bos tidak tertarik."
"Tipe Pak Bayu seperti apa?" Reni ikut-ikutan kepo.
Alex mencoba mendeskripsikan Prita, wanita yang bosnya cintai, "Sepertinya tipe Bos itu wanita yang penyayang, ramah, sederhana, mandiri, pantang penyerah, tegar.... "
Reni, Jonan, Winda, dan Hari mendengarnya heran.
"Stop stop... bukannya itu tipe wanita kebanyakan, ya?" kata Winda.
"Iya. Kok sepertinya tidak cocok untuk Pak Bayu."
"Aku sependapat. Aku kira wanita yang tepat bersamanya itu wanita yang cantik, seksi, menantang... "
"Halah, itu paling tipe khayalanmu, Jo."
"Yang aku katakan benar itu, Kak. Aku kan sudah pernah bertemu langsung dengan wanita yang Bos sukai."
"Tapi kok Pak Bayu tidak pernah terlihat bersama wanita itu?"
"Dia sudah menikah dengan lelaki lain dan tinggal di luar negeri."
"Ooh.... " kata mereka serempak.
"Kakak-kakak katanya mau diskusi, kok jadi membahas Bos? Kalau begitu aku tinggal ya, kalian kerjakan sendiri saja. Hati-hati, kalau omset penjualan menurun, kalian semua bisa dipecat."
"Eh, Alex tunggu!" seru Reni.
Alex langsung berlari sebelum ditahan oleh karyawan divisi pemasaran.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!