🍃 Disarankan untuk membaca Novel Mars untuk Kejora terlebih dahulu, karena cerita ini lanjutan dari cerita tersebut. Selamat membaca😘
...🍁Venus Graham🍁...
Venus Graham adalah wanita yang cantik, mandiri, dan tegas, selama hidupnya ia habiskan hanya untuk bekerja dan bekerja tanpa pernah memikirkan urusan pribadinya, hingga membuat seorang Venus Graham kehilangan masa-masa remaja, membuat dirinya tidak pernah merasakan yang namanya mencintai seorang pria apalagi memiliki seorang kekasih.
Namun pertemuan yang terjadi antara dirinya dengan seorang pria yang bernama Aries, yang merupakan rekan bisnisnya sanggup merubah kehidupannya yang datar. Pertengkaran-pertengkaran kecil yang terjadi diantara mereka membuat keduanya selalu berdebat setiap kali bertemu, layaknya Tom and Jerry begitu lah yang terjadi antara Venus dan Aries.
Namun semua itu berubah ketika mereka terlibat dalam one night stand saat di Bali, dan karena kesalahan satu malam itu membuat seorang Venus Graham berbadan dua, dan mau tidak mau menerima lamaran Aries yang merupakan ayah biologis dari janin kembar yang ada di dalam perutnya.
Dan setelah beberapa hari pernikahan mereka, Venus pun memutuskan menerima ajakan Aries untuk menetap di kota Munich. Venus berharap dengan kepergiannya ke Jerman, rumah tangga yang ia jalani bisa berjalan dengan baik demi kedua buah hati yang ada di dalam kandungannya.
Namun Venus tidak pernah menyangka keputusannya untuk pergi ke Jerman ternyata sebuah keputusan yang salah besar, karena di sanalah ia menemukan sebuah kenyataan pahit yang tidak pernah ia duga dan tidak pernah Venus bayangkan sama sekali.
...🍁Aries🍁...
Aries adalah pria tampan, dan gagah, pemilik dari Perusahaan Avago Technologies dan salah satu pemimpin dari Tim Black shadow. Di dalam hidup pria itu hanya ada satu nama di dalam hatinya yaitu Kejora, wanita yang sejak lama menjadi kekasihnya dan penyemangat dirinya untuk menjadi pria yang sukses. Namun takdir berkata lain membuat mereka akhirnya tidak bisa berjodoh.
Aries tidak pernah menyangka kepulangannya ke Indonesia untuk menikahi Kejora, justru membawa dirinya pada kejadian di mana ia melakukan one night stand dengan seorang wanita yang bernama Venus Graham. Wanita cantik dengan sifat arrogant itu, merupakan adik kembar dari pria yang sudah merebut Kejora dari pelukannya.
Dan yang lebih gila dari semua yang ia alami adalah, saat dirinya baru mengetahui jika wanita yang pernah ditidurinya itu kini sedang mengandung benih yang ditaburnya. Dan mau tidak mau ia pun harus menikahi wanita itu walaupun tidak ada perasaan cinta di hati keduanya.
Meskipun Aries tidak mencintai Venus karena ia sudah memiliki seorang tunangan yang bernama Agneta, namun ia tetap menjalani pernikahan tersebut sebagai bentuk tanggung jawabnya dan karena Aries ingin memiliki bayi yang ada di dalam perut Venus.
Dan untuk melancarkan rencananya, Aries pun membawa Venus ke kota Munich agar keluarga besar Graham, Arbeto, dan Mateo tidak bisa ikut campur dan menggagalkan rencana yang sudah ia susun rapih.
Akankah rencana Aries berjalan dengan lancar? Atau justru Aries akan terjebak di dalam rencana yang dibuatnya? Lalu bagaimanakah dengan Venus? Apakah ia akan bertahan dengan pernikahannya setelah tahu rencana Aries? Ataukah ia akan pergi jauh dengan membawa anak kembar mereka?
Semua itu akan terjawab di novel yang berjudul My Baby (Venus& Aries) yang merupakan lanjutan dari novel Mars untuk Kejora, dan untuk pembaca baru disarankan untuk membaca novel Mars untuk Kejora terlebih dahulu agar tahu kisah awal pertemuan antara Venus dan Aries.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih delapan belas jam akhirnya Venus dan Aries tiba di kota Munich, salah satu kota terbesar yang ada di Negara Jerman itu merupakan sebuah pusat budaya, industri, dan penelitian besar yang ada di Eropa.
Venus yang sejak berada di dalam pesawat sampai akhirnya kini berada di dalam mobil, lebih memilih diam tanpa bicara sama sekali jika tidak ditanya oleh Aries. Pikiran dan hati Venus masih terpaut dengan keluarga besarnya yang ada di Jakarta, terlebih lagi pada Mars sang kakak sekaligus saudara kembarnya.
Karena saat tadi mereka berpisah entah mengapa Venus merasakan ada kekhawatiran yang besar di dalam sorot mata Mars, dan Venus berharap apa pun itu dan keputusan dirinya untuk ikut tinggal bersama dengan Aries, adalah keputusan yang tepat untuknya dan juga kedua buah hatinya yang masih ada di dalam kandungannya.
"Apa kau lelah?" Aries menatap wajah Venus yang sejak tadi terlihat melamun. "Ve, apa kau lelah?" Aries mengulangi pertanyaannya sambil mengusap wajah istrinya dengan perlahan.
"Eh ... kau tadi bicara apa?"
Venus yang terkejut saat merasakan pipinya diusap, reflek menangkis lengan Aries karena ia tidak terbiasa mendapatkan perlakuan hangat dari seorang pria.
"Maaf, aku tadi tidak bermaksud untuk lancang." Aries terdiam sesaat. "Aku tadi bertanya apa kau lelah?"
"Ya, tubuhku terasa sangat lelah."
Venus berkata jujur kalau saat ini tubuhnya terasa sangat lelah, walaupun tadi di dalam pesawat ia tidur dan tidak melakukan apa-apa, tapi tetap saja tubuhnya yang sedang hamil tiga bulan terasa sangat lelah.
"Nanti aku akan menyuruh pelayan untuk memijatmu."
Aries menatap kearah perut Venus, ingin sekali ia mengusapnya untuk merasakan kedua baby nya, karena sejak di Jakarta sampai mereka tiba di Munich Aries sama sekali belum menyentuh perut Venus.
"Kau ingin menyentuhnya?"
Venus yang sejak tadi menyadari arah tatapan mata Aries ke perutnya, merasa sedikit risih dan tidak enak hati karena tahu jika suaminya itu pasti ingin menyentuh perutnya.
Di satu sisi Venus merasa bahagia karena Aries ternyata begitu perhatian dan menyayangi Baby twin, tapi di satu sisi lainnya Venus merasa sedikit sedih mendapati kenyataan kalau semua yang dilakukan Aries hanya semata-mata demi baby mereka dan bukan dirinya.
"Apa boleh?" tanya Aries dengan penuh semangat.
Venus mengganggukan kepalanya, dan Aries pun segera mengusap perut Venus dengan perlahan. Entah mengapa setiap kali mengusap perut Venus, Aries merasa hatinya begitu bahagia dan tenang. Dan ia dapat merasakan begitu kuat ikatan dirinya dengan kedua buah hatinya yang saat ini berada di dalam perut Venus.
"Dua jagoan ku sedang apa?" tanya Aries sambil terus mengusap perut Venus.
"Dua jagoan?" Venus menautkan kedua alisnya, ia merasa tidak pernah memberitahu Aries jenis kelamin twin.
"My two sons."
Aries tersenyum menatap wajah Venus, membuat kedua mata mereka saling bertemu hingga kedua nya terpaku tanpa bersuara.
Ehem ...
Aries berdeham lalu memutus tatapan mata mereka, entah mengapa tadi ia merasa seperti tengelam ke dalam mata biru milik Venus.
Sementara Venus yang merasa jantungnya berdetak lebih cepat, mengalihkan tatapan matanya kearah jendela mobil. Ia berusaha menahan degup jantungnya yang terdengar begitu keras agar tidak terdengar oleh Aries.
Suasana hening kembali terasa di antara mereka, karena baik keduanya tidak ada yang mau membuka suaranya setelah kejadian tadi. Dan tanpa terasa mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki sebuah mansion yang luas dengan bentuk bangunan bergaya Eropa.
"Selamat datang di mansion kita." Aries mengulurkan tangannya untuk membantu Venus turun dari dalam mobil.
Venus menatap bangunan yang ada di depannya dengan wajah yang terkejut, ia tidak mengira jika pria yang menikahinya adalah pria yang sangat mapan. Walaupun selama ini Venus tahu kalau Aries adalah pemilik Perusahaan Avago Technologies, dan juga salah satu pemimpin Black Shadow sebuah agen rahasia yang di naungi oleh beberapa negara.
Tapi Venus tidak mengetahui jika pria itu begitu sukses dan mapan, terlihat dari mansion yang dimilikinya begitu mewah dan luas, Venus bahkan bisa memperkirakan betapa mahalnya harga mansion tersebut yang terletak di kawasan elite di daerah tersebut.
"Ve, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak suka dengan tempat tinggal kita?" tanya Aries, sambil berjalan membawa Venus masuk ke dalam Mansion.
"Ah tidak bukan seperti itu, aku hanya terkejut ternyata kau cukup kaya juga." Jawab Venus dengan jujur.
Membuat Aries tertawa lepas saat mendengar kejujuran dari wanita yang berjalan di sampingnya.
"Aku tidak hanya kaya tapi aku juga tampan." Aries mengerlingkan satu matanya menggoda Venus.
"Ish .. kalau masalah tampan wajahmu itu masuk ke dalam kategori standard." Sarkas Venus dengan senyum sinis dibibirnya, namun jauh di dalam lubuk hatinya Venus membenarkan perkataan Aries.
Suaminya itu memang sangat tampan untuk ukuran pria berwajah Asia, wajah Aries terlihat tegas dengan rahang keras dan mata yang berwarna coklat serta hidung yang mancung, membuat setiap wanita pasti akan jatuh cinta pada Aries saat pandangan pertama.
"Ini kamar mu." Aries membuka kamar utama yang ada di mansionnya.
"Kamar aku?" Venus menatap wajah suaminya.
Aries pun menganggukkan kepalanya.
"Aku akan tidur di kamar sebelah, kamar yang tadi sempat kita lewati." Ucap Aries.
Deg.
Venus terdiam dengan perasaan hati tak menentu.
"Kenapa tempat tidur kami terpisah? Bukankah Aries berkata membawaku kemari karena ingin memulai hubungan kami dari awal? Tapi apa ini?"
Venus yang terkejut mencoba untuk tetap tenang, lalu berjalan memasuki kamar yang berukuran luas tersebut dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Kenapa? Apa kau tidak suka dengan interior kamarnya?"
"Tidak bukan seperti itu, hanya saja kamar ini terlalu luas untuk ku."
Venus berjalan menuju balkon kamar, dan langsung tersenyum saat melihat pemandangan yang langsung terarah ke halaman depan mansion.
Sementara itu Aries yang hendak berjalan mendekati Venus, langkahnya terhenti saat ia mendengar suara ponselnya berdering.
"Agneta."
Aries menaruh ponselnya lalu berjalan menuju walk in closet yang berisi pakaian miliknya, kemarin ia lupa untuk menyuruh pelayan memindahkan pakaiannya ke kamar sebelah.
"Ve, aku harus pergi karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."
Venus membalik tubuhnya, menatap Aries yang tengah mengganti jas yang dikenakannya.
"Jika kau butuh sesuatu panggil saja pelayan."
Venus menganggukkan kepalanya.
"Baiklah aku pergi sekarang." Dengan terburu-buru Aries keluar dari kamar.
Venus sendiri hanya bisa terdiam, menatap punggung suaminya yang sudah menghilang di balik pintu. Ia menghela napasnya sembari menatap sekelilingnya dengan wajah yang bersedih.
"Apa ini benar-benar sebuah awal yang baik untuk hubungan kita?" Venus mengusap perutnya dengan perlahan.
Jujur saja Venus merasa sedih saat mendapati mereka tidur terpisah, bukan karena dirinya yang ingin selalu berdua bersama Aries, tapi lebih kepada kecewa karena hubungan awal yang ingin dibangun justru sudah terhalang oleh sebuah dinding kamar.
'Bagaimana kita bisa saling mencintai, jika awalnya saja sudah seperti ini." Venus menghela napasnya dengan kasar, ia berusaha untuk tersenyum walaupun hatinya terasa sesak. "Kau harus kuat Venus, ingat ini adalah pilihanmu dan pilihan yang sudah kau pilih harus berjalan dengan baik."
Venus lalu berjalan kearah tempat tidur, memilih untuk membaringkan tubuhnya yang masih terasa lelah. ia berharap dengan beristirahat bisa membuat pikiran nya kembali tenang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!