NovelToon NovelToon

GHEA: Cinta Lama Belum Usai

MASA LALU

Triiiiiiing!!

Bunyi bel tanda masuk sekolah, menyentak dua sejoli yang sedang saling memagut di halaman belakang sebuah SMA swasta di pulau Bali.

"Sudah, Vin!" Gumam Ghea yang ia sendiri juga tak mau berhenti memagut bibir Alvin.

"Sedikit lagi." Alvin menekan kepala Ghea dan malah semakin memperdalam ciuman mereka.

"Kita akan terlambat masuk kelas," Ghea akhirnya melepaskan pagutannya pada Alvin.

"Apa jadwal pelajaran jam ketujuh dan kedelapan?" Tanya Alvin seraya mengusap bibir Ghea yang selalu membuatnya tergoda.

"Biologi," jawab Ghea seraya terkikik.

"Tentang reproduksi?" Tebak Alvin sok tahu.

"Ck! Dasar mesum!" Ghea sudah bangkit berdiri dan sedikit menurunkan roknya yang tadi disingkap Alvin.

"Mesum, tapi kau suka, kan?" Goda Alvin seraya menyusul langkah Ghea dan merangkul pundak kekasihnya tersebut.

"Apa, sih!" Ghea menyikut perut Alvin dan dua sejoli tersebut lanjut menuju ke kelas mereka.

"Nanti pulang mampir ke rumah bentar, ya! Mama dan Papa sedang ada di luar kota," bisik Alvin seraya mengecup tengkuk Ghea.

"Aku harus alasan apa sama Mommy dan Papi? Les sore lagi?" Tanya Ghea pada Alvin. Kini mereka berdua sudah tiba di kelas dan duduk bersebelahan sambil masih terus mengobrol.

"Belajar kelompok biologi bersama Alvin," jawab Alvin seraya tersenyum nakal.

"Aku punya banyak rasa," Alvin mengeluarkan beberapa bungkusan dari dalam sakunya dan menunjukkannya pada Ghea di bawah meja.

Ghea ternganga tak percaya dengan rencana mesum Alvin tersebut.

"Nanti kita coba satu persatu, atau semuanya juga tidak masalah," lanjut Alvin sedikit berbisik.

"Kau gila! Aku tidak akan bisa berjalan besok," balas Ghea yang ikut-ikutan berbisik.

"Aku tak keberatan menggendongmu," Alvin menyingkap rok Ghea sedikit dan mengusap paha mulus kekasihnya tersebut.

"Alvin!" Tegur guru yang sudah masuk kelas.

"Iya, Pak!" Jawab Alvin cepat yang langsung mengalihkan wajahnya dan pura-pura fokus pada pelajaran. Namun tangan nakal Alvin tetap bergerilya di paha mulus Ghea.

"Fokus pada pelajaran dan jangan ngobrol sendiri!" Gertak sang guru memberi peringatan pada Alvin.

"Siap, Pak!" Jawab Alvin seraya tersenyum.

Pelajaran kembali berlanjut dan tingkah nakal Alvin pada Ghea juga tetap berlanjut.

Ghea dan Alvin pertama bertemu saat masa orientasi siswa beberapa tahun silam di SMA ini. Kala itu mereka berdua sedang dihukum bersamaan karena kebetulan lupa tidak membawa sebuah barang yang wajib dibawa selama masa orientasi.

Alvin dan Ghea yang kala itu dihukum berjemur di halaman sekolah, malah mengobrol banyak hal, hingga akhirnya mereka jadi akrab. Dan beberapa bulan kemudian, Ghea dan Alvin resmi berpacaran.

Hubungan Ghea dan Alvin sebagai pacar semakin menjadi saat keduanya duduk di bangku kelas sebelas SMA. Berawal dari keisengan keduanya menonton blue film, Alvin mulai berani mengecup bibir Ghea, lalu lanjut ke area sensitif Ghea lainnya.

Dan Ghea tak pernah merasa keberatan dengan semua sikap Alvin tersebut, karena Ghea sendiri juga menikmatinya. Selain itu, wajah Alvin yang tampan dan perawakannya yang body goal membuat Ghea semakin tergila-gila pada kekasihnya tersebut.

Dan satu hal yang membuat Ghea menyukai Alvin adalah, pemuda itu tipe pria yang setia dan tidak seperti siswa tampan lain yang biasanya mata keranjang dan suka bergonta-ganti pacar. Alvin hanya setia pada Ghea dan matanya tak pernah jelalatan kemana-mana.

Sejak kelas sepuluh hingga kini mereka naik di kelas dua belas, pacar Alvin ya tetap Ghea dan tak pernah ada gadis lain yang Alvin lirik.

Hanya Ghea Adisti Biantara yang selalu di hati Alvino Sanjaya.

****

Jam di rumah Alvin sudah menunjukkan pukul empat sore dan tubuh Alvin yang kini dipenuhi oleh peluh, masih bergerak dengan intens di atas tubuh polos Ghea yang juga sudah dibanjiri oleh peluh.

Sudah sejak pulang sekolah tadi, dua remaja tersebut saling memadu kasih di dalam kamar Alvin, dan sepertinya belum akan berakhir dalam beberapa menit ke depan.

Ghea menarik kepala Alvin dan semakin memperdalam pagutan mereka saat gadis itu merasakan tubuh Alvin yang mengejang dan hendak mencapai pelepasannya.

Alvin dan Ghea mengerang bersamaan saat mereka telah selesai melepaskan hasrat masing-masing. Alvin segera berguling, melepaskan pengamannya, lalu lanjut memeluk Ghea dengan erat bersamaan dengan ponsel Ghea yang berbunyi dari dalam tas ranselnya.

"Aku angkat telepon dulu," ucap Ghea yang langsung melepaskan dekapan Alvin dan berlari mengambil tas ranselnya di sudut kamar Alvin. Gadis itu bahkan tak malu memperlihatkan tubuh polosnya di depan Alvin.

"Halo, Mom!" Sambut Ghea setelah mengangkat telepon dari Mommy Mia.

"Kau belajar kelompok dimana, Ghe? Kenapa belum pulang?"

"Iya, ini udah mau pulang, kok, Mom! Bentar lagi sampai rumah," jawab Ghea sedikit berdusta. Ghea duduk di tepi tempat tidur Alvin dan Alvin dengan cepat menggeser tubuhnya agar bisa memeluk Ghea dari belakang.

"Mau Mom jemput?"

"Nggak usah! Ghea pulang bareng Alvin," jawab Ghea cepat.

"Baiklah hati-hati dan jangan keluyuran lagi!"

"Siap, Mom! Ghea pulang sekarang," pungkas Ghea ssbelum menutup telepon.

"Nginep aja kenapa?" Gumam Alvin di punggung Ghea.

"Nanti papi aku ngamuk kalau tahu aku nginep disini!" Jawab Ghea yang sudah berbalik denagn cepar dan mengecup kening Alvin.

"Aku mau mandi dulu!" Pamit Ghea selanjutnya seraya berlari ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar Alvin.

Alvin hanya terkekeh dan segera meraih tas ransel Ghea untuk memeriksa isinya. Hanya beberapa buku pelajaran, peralatan menulis, charger, earphone, lalu sebuah benda yang terbungkus plastik kemasan warna biru dan bergambar seperti alat tes kehamilan.

Masih utuh dan belum digunakan sepertinya.

Apa Ghea selalu menggunakan alat ini?

"Vin!" Tegur Ghea yang sudah selesai mandi bebek.

"Kamu selalu pakai alat ini, Ghe?" Tanya Alvin seraya menunjukkan alat tes kehamilan yang tadi ia temukan di tas Ghea.

"Cuma kalau telat aja. Kalalu nggak telat ya aku nggak pakai," jawab Ghea berterus terang.

"Aku kan pakai pengaman terus. Emang bisa bocor gitu?" Tanya Alvin sedikit heran.

"Buat jaga-jaga aja! Udah nggak usah parno begitu!" Ghea yang sudah selesai mengikat rambutnya mengecup singkat bibir Alvin sebelum membereskan isi tasnya yang baru saja disidak oleh Alvin.

"Mau anterin aku pulang, nggak?" Tanya Ghea selanjutnya pada Alvin.

"Iya! Aku cuci muka sebentar!" Alvin berlari ke kamar mandi denagn cepat meninggalkan Ghea yang sudah memakai seragamnya lagi dengan rapi.

"Vin, kamu sudah pulang?" Suara Mami Viola terdengar dari luar kamar berbarengan dengan sebuah ketukan pintu.

Aduh!

Ghea menepuk keningnya sendiri karena tak menduga kalau kedua orangtua Alvin akan pulang cepat.

"Vin!" Panggil Mami Viola sekali lagi.

"Iya, Mi! Alvin udah pulang!" Seru Alvin yang akhirnya menjawab pertanyaan Mami Viola.

"Nanti bilang apa ke mami kamu kalau ditanya?" Ghea bertanya bingung pada Alvin.

"Bilang aja ngerjain tugas kelompok dan harus mencari materi di internet. Jadi ngerjainnya di kamar," tutur Alvin memberikan idd untuk Ghea.

"Baiklah!" Ghea mengangguk paham dan segera mengikuti Alvin yang sudah membuka pintu kamar dan keluar dari kamarnya.

.

.

.

Hai, yang nungguin kisah Ghea!

Timing di cerita Ghea mungkin akan sedikit lompat-lompat nggak jelas, karena othor juga bingung mau memulai ceritanya darimana😅. Tapi kalau udah baca "Jodoh Emily" nanti pasti paham kok dan bakalan ngeh.

Terima kasih yang masih setia mengikuti karya receh othor.

Jangan lupa like, ya!

Biar othornya bahagia.

(MASIH) MASA LALU

"Alvin! Buka pintunya dulu!" Panggil Mami Viola sekali lagi dari luar kamar.

Wanita paruh baya tersebut baru saja akan mengetuk pintu, saat tiba-tiba pintu sudah dibuka dari dalam, dan Ghea terlihat meringis keluar dari kamar Alvin.

"Sore, Tante!" Sapa Ghea pada Mami Viola.

"Ghea? Disini sejak tadi?" Tanya Mami Viola menyelidik.

"Ummm, tadi ngerjain tugas bareng Alvin, Tante," Ghea sedikit salah tingkah.

"Ngerjain di depan panas, Mi! Makanya Alvin ajak masuk kamar biar nggak usah angkat-angkat laptop juga buat nyari bahan buat tugas," jelas Alvin yang sudah ikut menyusul keluar.

Alvin sudah berganti baju dan kini mengenakan celana jeans serta kaos polos warna putih.

"Mami katanya pulang besok pagi? Kok udah pulang?" Tanya Alvin selanjutnya pada Mami Viola.

"Mami kurang enak badan," jawab Mami Viola seraya memegangi tengkuknya.

"Makanya Mami mau nyuruh kamu belikan obat ke apotik," ujar Mami Viola lagi yang kini sudah duduk di sofa.

"Sakit atau kenapa, Tan?" Tanya Ghea yang sudah mengekori Mami Viola dan memijit tengkuk Mami dari Alvin tersebut.

"Iya sakit, pegel, nggak enak pokoknya." Jelas Mami Viola.

"Tapi enak juga kamu pijitin begitu, Ghe! Kamu ada bakat mijitin kayaknya," kekeh Tante Viola seraya memejamkan mata dan menikmati pijitan dari Ghea.

"Tante bisa aja," ucap Ghea saat tiba-tiba ponsel gadis itu kembali berbunyi.

"Mom kamu itu pasti, Ghe! Ayo pulang!" Ajak Alvin mengendikkan dagunya ke arah Ghea.

"Oh, iya, udah sore juga. Kamu pulang dulu saja, Ghe! Mom kamu pasti khawatir," ujar Mami Viola menimpali ajakan Alvin.

"Kamu anterin Ghea sana, Vin! Sekalian nanti beliin obat buat Mami ke apotik," titah Mami Viola selanjutnya pada Alvin.

"Siap, Mi! Obat yang biasa, kan?" Tanya Alvin memastikan agar tak salah beli obat.

"Iya! Ini uangnya!" Mami Viola mengangsurkan beberapa lembar uang pada Alvin.

"Ghea pulang dulu, Tante! Semoga lekas membaik sakit kepalanya," pamit Ghea pada Mami Viola seraya mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut.

"Iya. Salam buat Mommy dan Papi kamu, Ghe!"

"Iya, Tante! Nanti Ghea sampaikan." Jawab Ghea sebelum berjalan menuju ke arah pintu keluar.

"Alvin antar Ghea dulu, Mi!" Pamit Alvin seraya mengekori Ghea.

"Hati-hati naik motornya, Vin! Jangan ngebut!" Seru Mami Viola mrmveri pesan pada sang putra.

Tak ada jawaban dari Alvin dan hanya terdengar suara pintu depan yang ditutup. Tak berselang lama, deru suara motor Alvin rerdengar semakin jauh meninggalkan rumah mtngil keluarga Sanjaya.

****

"Makasih udah ngantarin pulang," ucap Ghea setelah turun dari motor Alvin.

"Sama-sama! Besok aku jemput seperti biasa, ya!" Pesan Alvin tanpa melepas helm fullface-nya. Pemuda tersebut mengacak puncak kepala Ghea.

"Iya,"

"Aku masuk dulu," Ghea melambaikan tangannya pada Alvin.

"Bye!" Alvin menurunkan lagi kaca helmnya dan segera melajukan motornya meninggalkan rumah Ghea.

Setelah motor Alvin tak terlihat lagi, Ghea bergegas masuk ke rumah. Namun baru saja Ghea membuka pintu gerbang, sebuah taksi berhenti di depan rumah Ghea.

Ghea mengurungkan niatnya untuk masuk ke rumah, dan menunggu penumpang taksi turun.

Siapa yang naik taksi sore-sore begini?

Seorang pria yang mengenakan topi dan menggendong ransel hitam yang lumayan besar, turun dari taksi dan berlagak sok cool.

Ck!

"Baru pulang sekolah, Ghe? Keluyuran darimana?" Tanya Galen yang rupanya penumpang taksi tadi.

"Habis ngerjain tugas juga!" Cebik Ghea seraya lanjut membuka gerbang dan mengabaikan sang abang yang baru pulang setelah berbulan-bulan tak pulang.

Galen memang kuliah di luar pulau. Jadi hanya pulang saat sedang libur panjang.

"Hey! Kamu nggak kangen pada Abangmu ini?" Galen merentangkan tangannya dan minta Ghea memeluknya. Namun Ghea hanya acuh dan terus melangkah masuk melintasi halaman dan berhenti di teras untuk melepas sepatu.

"Kenapa harus kangen? Abang kalau pulang ngeselin!"

"Ribet! Sok ngatur, bla bla bla!" Ghea menjawab seraya memonyong-monyongkan bibirnya.

"Ghe, sudah pulang, kamu?" Tanya Mommy Mia yang baru keluar dari dalam rumah.

Mom Ghea itu mematung sejenak saat melihat Galen yang sudah duduk santai di teras rumah.

Baiklah, drama dimulai sebentar lagi.

Ghea menutup kedua telinganya dengan telapak tangan bersamaan dengan teriakan lebay Mom Mia.

"Galen! Kau pulang!"

Mom Mia memeluk Galen dengan lebay dan Ghea hanya memutar bola matanya dengan malas sebelum berlalu masuk ke dalam rumah.

Sebaiknya Ghea mandi lagi karena Ghea belum puas mandi bebek di kamar Alvin tadi.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

AKU TIDAK HAMIL!

Bulan berganti,

Ujian Akhir Sekolah sudah semakin dekat. Ghea dan Alvin sudah mengurangi frekuensi kenakalan mereka saat berpacaran dan lebih banyak fokus pada pelajaran agar bisa lancar mengerjakan ujian. Apalagi Alvin yang punya keinginan untuk masuk sekolah kedokteran, membuat pemuda itu belajar lebih keras lagi.

Ghea selalu mendukung apapun keinginan Alvin termasuk cita-cita Alvin yang ingin menjadi seorang dokter.

Ghea akui kalau sebenarnya Alvin itu punya otak yang encer dan cepat menangkap setiap pelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya saja, Alvin juga punya sisi lain dari dalam dirinya yang bernilai negatif. Yaitu tingkah mesum serta kenakalannya bersama Ghea yang sudah benar-benar di luar batas.

Alvin merangkul Ghea dan menyusuri koridor sekolah yang menuju ke kelas mereka.

"Sudah kamu tes?" Tanya Alvin sedikit berbisik pada Ghea yang masih ia rangkul dengan mesra.

"Satu garis. Bukankah bulan kemarin kau sudah menanyakannya?" Jawab Ghea ikut-ikutan berbisik.

"Ya, kali aja bulan ini hasilnya beda," ucap Alvin sedikit terkikik.

"Langsung nikah kita nanti, kalau dua garis," imbuh Alvin lagi yang langsung berhadiah sikutan di perut dari Ghea.

"Nanti pulang-"

"Aku sedang berdarah!" Ghea memotong ajakan Alvin yang Ghea yakin mau mengajaknya bercinta lagi sepulang sekolah.

"Yah! Padahal sudah lama kita nggak main," Alvin sedikit kecewa.

"Fokus pada ujian! Bukankah katanya kau mau jadi dokter? Aku juga masih ingin lanjut kuliah dan meraih cita-citaku," nasehat Ghea pada Alvin.

"Siap, Bu Guru Ghea!" Jawab Alvin lebay.

Ghea hanya terkekeh dan dua sejoli tersebut sudah tiba di kelas. Seperti biasa, keduanya selalu duduk bersebelahan dan satu meja di dalam kelas.

****

Alvin membuka tas ransel Ghea dan hendak mencari buku catatan pelajaran milik Ghea, saat pemuda itu menemukan bungkusan testpack di tas Ghea yang sudah terbuka.

Jiwa kepo Alvin langsung membuncah. Pemuda itu mengambil isi di dalam bungkusan tersebut setelah melihat ke kiri dan kanan dan memastikan tak ada yang melihat. Betapa terkejutnya Alvin saat melihat dua garis merah di atas testpack yang menandakan kalau orang yang baru saja memakai testpack tersebut sedang hamil.

Ghea hamil!

Benarkah Ghea hamil?

Ghea sudah kembali dari kantor guru dan baru tiba di ambang pintu kelas, saat sebuah teriakan terdengar dari arah toilet cewek di ujung lorong. Para siswa langsung berlarian ke arah toilet cewek, tak terkecuali Ghea dan Alvin yang penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Janin! Ada janin dibuang di toilet!" Teriak seorang siswi yang wajahnya pucat pasi.

"Dimana?"

"Dimana?"

Semua yang kepo dan penasaran langsung melihat ke arah bungkusan plastik biru yang ada di sudut toilet yahg ditunjuk oleh siswi yang tadi berteriak.

Suasana heboh seketika. Namun beberapa guru langsung datang untuk mencegah suasana semakin heboh. Janin yang entah milik siapa tersebut segera dibawa oleh salah seorang guru dan semua siswa diminta untuk bubar dan masuk ke kelasnya masing-masing.

Ghea hanya diam setelah kembali dari toilet dan tak berbicara sepatah katapun pada Alvin. Saat Ghea akan berbelok masuk ke kelas, Alvin malah menarik Ghea dan mengajak kekasihnya itu menuju ke halaman belakang sekolah, tempat mereka biasa melakukan hal-hal mesum.

"Kenapa kesini, Vin? Sebentar lagi pelajaran dimulai," protes Ghea seraya berusaha melepaskan cekalan tangan Alvin yang tak seperti biasanya.

"Kamu hamil?" Tanya Alvin to the point.

"Enggak! Bukankah aku sudah mengatakannya berkali-kali kepadamu?" Jawab Ghea sedikit emosi.

"Jangan bohong! Aku menemukan ini di tasmu!" Alvin menunjukkan testpack dua garis yang tadi ia temukan di tas Ghea.

"Itu bukan punyaku!" Jawab Ghea cepat seraya menatap ke arah mata Alvin.

"Lalu punya siapa kalau bukan punya kamu? Jelas-jelas ini ada di tasmu!" Cecar Alvin sedikit emosi.

"Tapi aku tidak hamil, Vin! Aku saja sedang berdarah sekarang!" Ucap Ghea tetap keras kepala.

"Tunjukkan!" Tantang Alvin pada Ghea.

Ghea tak punya pilihan dan baru saja akan menunjukkan pada Alvin saat ponselnya yang di saku tiba-tiba berbunyi.

"Halo!" Ghea mengangkat telepon dari salah satu teman sekelasnya teesebut.

"Ghe, kamu dimana? Kamu dipanggil ke ruang BK karena kemarin kamu ada di toilet cewek."

"Trus hubungannya apa? Kemarin banyak yang pergi ke toilet dan bukan aku doang."

Ghea baru menyelesaikan kalimatnya saat Alvin meraih ponsel Ghea dan menyalakan loudspeaker

"Iya, masalahnya ada yang bersaksi kalau janin itu sudah di toilet sejak kemarin siang pas istirahat kedua. Dan siswi yang ke toilet antara jam keenam dan jam istirahat kedua semuanya dipanggil ke ruang BK buat dimintain keterangan. Termasuk kamu!"

"Ini kamu dicariin sama guru BK. Kamu dimana, sih? Alvin juga nggak ada tapi tas kalian masih di kelas."

"Yaudah, aku langsung ke ruang BK. Makasih infonya!" Pungkas Ghea seraya menatap sekilas pada Alvin yang kini malah menatapnya dengan tatapan yang aneh.

"Kau tidak membunuh calon anakku, kan?" Tuduh Alvin tiba-tiba pada Ghea.

"Apa maksudmu, Vin? Aku itu nggak hamil! Jadi bagaimana aku bisa membunuh calon anakmu?" Ghea tetap pada jawaban awal dan bersikeras.

"Jangan berbohong terus, Ghe! Jelas-jelas testpack ini menunjukkan dua garis dan ini ada di dalam tasmu!"

"Itu bukan milikku! Aku juga tidak tahu kenapa itu bisa ada di dalam tasku!" Ghea tetap keras kepala.

"Ghe, jangan bohong lagi!" Alvin merengkuh kedua pundak Ghea dan menatap tajam pada kekasihnya tersebut.

"Aku harus jujur bagaimana lagi, Vin! Aku nggak hamil, testpack itu bukan milikku, dan janin yang di toilet itu bukan aku yang membuang!" Tutur Ghea panjang lebar mencoba menjelaskan pada Alvin.

"Kamu lihat sendiri! Aku sedang berdarah!" Ghea menyingkap roknya dan menunjukkan pada Alvin.

"Aku ngak mungkin berdarah kalau aku sedang hamil!" Sergah Ghea lagi dengan nada yang meninggi.

"Kau sudah menggugurkannya! Makanya kau berdarah!" Tuduh Alvin sekali lagi.

"Sudah cukup tuduhanmu!" Ghea mulai emosi pada Alvin yang terus menuduhnya.

"Kenapa kau membunuh calon anakku, Ghe? Seharusnya kau jujur saja padaku dan aku pasti bertanggung jawab!"

"Itu bukan janinku!"

"Sudahlah! Aku mau ke ruang BK!" Ghea meninggalkan Alvin begitu saja denagn emosi yang menenuhi hatinya.

Bisa-bisanya Alvin menuduh Ghea hamil, lalu menggugurkan kandungan, dan membuang janin di toilet sekolah.

Ghea tak mungkin melakukan hal konyol itu!

****

Di ruang BK.

CCTV sekolah yang berada di depan toilet siswa perempuan di putar berulang, beverapa siswi yang kini duduk di ruang BK memang terlihat masuk ke dalam toilet dan hanya Ghea yang terlihat masuk sambil membawa bungkusan di tangannya.

"Saya sedang mendapat tamu bulanan, Pak! Dan bungkusan itu isinya pembalut!" Jawab Ghea menjelaskan pada Guru BK sebelum ada tuduhan tak jelas melayang ke arahnya.

"Saat jam istirahat kedua, seorang siswi bersaksi kalau sudah melihat bungkusan biru itu di sudut toilet. Tapi mengabaikan, karena ia pikir mungkin hanya sampah. Kau meninggalkannya disana, Ghea?"

"Saya memang membuang plastik biru pembungkus pembalut ke tempat sampah, Pak! Di tempat sampah di dalam toilet, bukan di sudut toilet. Dan saya juga tidak hamil! Jadi mana mungkin saya membuang janin tak berdosa di toilet!" Ghea yang sejak tadi sudah diselimuti emosi nada bicaranya semakin tak terkendali.

Ghea menatap pada seorang siswi kelas sepuluh yang duduk dan menunduk, yang kemarin tak sengaja menabraknya saat Ghea hendak keluar dari toilet. Mungkinkah siswi itu yang mengambil plastik bekas pembalut Ghea dari tempat sampah, lalu memakainya untuk menutupi aibnya?

Tapi Ghea tak punya bukti untuk menuduhnya.

Dan yang masuk ke toilet sambil membawa bungkusan hanya Ghea. Siswi itu tak terlihat membawa bungkusan.

Ck!

Ghea tak sengaja menatap ke jendela ruang BK, dan melihat Alvin yang sepertinya sedang menguping pembicaraan. Alvin menatap marah pada Ghea sebelum pemuda itu berbalik dan pergi.

"Ghea, kamu nanti ikut ke klinik untuk diperiksa lebih lanjut!" Putus guru BK akhirnya yang hanya membuat Ghea mendengus tak percaya.

Kenapa semua jadi serumit ini?

.

.

.

Salah pahamnya rada absurd.

Konfliknya aneh.

Maafkan othor.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!