NovelToon NovelToon

BiarLah Cintamu Menjadi Kenangan

PENGENALAN

Nama ku Violensia usia ku 45 tahun biasa orang memanggilku nyonya Vio sejak. Lama aku mencintai pria yang tak pernah menganggap ku pacar, dia hanya menganggap ku sebatas kawan, dan pada akhir nya dia bercerai dengan istrinya di situ hatiku senang tiada tara, kesempatan untuk dekat dengan nya ada peluang besar.

VISUAL Violensia Robertson

Wajah nya setelah Operasi

Alvarendra seorang pengusaha ternama di New York memiliki wajah tampan postur tubuh yang gagah.

VISUAL: Alvarendra Maherson

Dokter Ahli kecantikan namanya terkenal di kota New York. Yang tak lain adalah Sahabat Vio.

VISUAL:dokter Andrew Jecson

Visual Istri Alvarendra Hendrik oval

Anatasia keturunan dari sila sila kerajaan Rusia dia memiliki wajah yang sangat cantik Anatasia mampu membuat Alvarendra jatuh cinta yang ke dua kalinya setelah istri pertama menghianati selingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah kerabat dari Alvarendra.

VISUAL: Anatasia Hendrik Oval

Visual Putri Dari keluarga Maherson.

Adelin Maherson putri dari semata wayang dari pasangan Anastasia dan Alvarendra maherson

Flashback On.

Kampus New york terkenal siswa-siswi nya dari keluarga marga ternama di New York. Alvarendra adalah sahabat Vio dari ia sama-sama duduk di bangku Sekolah menengah Atas. Keduanya bersahabat dengan baik, diam-diam Vio menaruh hati pada Alvarendra namun Alvarendra hanya menganggap sebatas Sahabat dekat yang selalu mencurahkan rasa keluh kesal nya dengan Vio dan Vio pun selalu senang Alvarendra selalu terbuka dengan nya.

"Alvarendra..." Panggil Vio sambil berlari kecil mengejar Alva.

Alvarendra pun menengok ke arah Vio yang sedang berlari dan ia menghentikan langkah nya.

"Alva, kamu mau kemana?" tanya Vio yang masih memburu nafasnya.

"Aku ada janji dengan seseorang dan aku akan menemuinya" jawab Alvarendra dengan menatap wajah Vio.

"Apa aku boleh ikut?"

Vio yang selalu berada di samping Alvarendra dia tidak ingin tertinggal kemana langkah Alva namun kali ini Alvarendra menolak.

"Sori Vio ini urusan cinta jadi tidak bisa ikut dengan ku"

Deg! hati Vio bagai tersambar petir di siang hari. Siapa Gadis itu. gumam Vio dalam hatinya yang masih berdiri mematung berhadapan dengan Alvarendra.

"Ooh baik lah kalau seperti itu" Vio pun melangkah kan kakinya menuju ruang kampus dengan langkah menunduk air mata berlinang tak bisa di bendung lagi sangat sakit seperti di sayat sayat silet. Vio yang telah lama memendam cinta yang sangat besar pada Alvarendra dia berulang kali menolak semua pria yang ingin dekat dengan nya, Vio yakin Alvarendra pun mencintainya namun dugaan Vio semua salah, Vio mengepal tangannya dengan erat.

Tega kau Alva di depan ku kau mengatakan kalau kamu akan menemui seseorang apa kau tak menjaga perasaan ku. gumam Vio dalam hati nya.

"Aaaaaaaaakh!!" teriak Vio di dalam ruang kelas

"Vio ada apa?" datang gadis yang tak lain adalah kawan Vio satu fakultas.

Seketika Vio mendekap tubuh Aurel yang berdiri.

"Vio ada apa cerita lah padaku, aku selalu ada untuk mu" ucap Aurel dengan mengusap punggung Vio.

"Apa sesakit ini mencintai seseorang?"

Aurel menuntun Vio duduk di bangku.

"Vio dengarkan aku ya Cinta itu kadang sakit manis pedih pasti di rasakan oleh kaum remaja yang bercinta, tergantung kita membawanya, boleh aku tau dengan siapa sih kamu jatuh cinta aku sudah lama mengenal mu tapi baru kali ini kau mengatakan tentang Cinta"

"Rel kamu juga mengenal nya"

Aurel mengerut kan dahinya sambil menebak siapa pria yang mampu membuat Vio jatuh Cinta.

"Boleh aku menebak nya?"

Vio menganggukkan kepala.

"Apa Alvarendra yang mampu menaklukan hati sahabatku yang cantik ini?"

Lagi-lagi Vio menganggukkan kepala.

"Astaga bagus dong kamu bisa mengungkap kan langsung padanya."

"Tidak bisa Rel dia belum lama tadi menemui seseorang entah dimana"

"Sabar ya kamu masih bisa mendekatinya dan mengatakannya mungkin Alva tidak tahu kalau kamu mencintainya jadi harus optimis ajak dia makan dan kamu bisa langsung mengatakannya sebelum dia semakin dekat dengan gadis lain." Kata Aurel

"Kamu benar Rel aku harus mengungkapkan nya. Terimakasih kau memang sahabat ku yang paling mengerti" Ucap Vio sambil menggenggam tangan Aurel.

Tersenyum Aurel "Sama-sama Vio kalau ada masalah jangan sungkan untuk bercerita padaku, aku siap memberikan mu saran sebisa ku"

Setelah bercakap-cakap Vio dan Aurel beranjak dari duduk nya melangkah pergi dengan beda arah Vio kembali ke mension nya.

Vio mengendarai mobil Lamborghini sport dengan kecepatan tinggi ia masih merasakan sakit di telinga saat Alvarendra mengatakan kalau dirinya akan menemui seorang gadis mengenai hatinya.

Tiba di mension Vio langsung menaiki tangga rumah nya menuju kamar pribadi nya.

"Vio..." Panggil Nyonya Viktoria yang tak lain adalah orang tua ibu Vio.

"Ya Mommy, sori Mom Vio lagi ingin sendiri" Ucap Vio berlalu pergi ke kamar nya.

Tiba di kamar Vio membanting tubuh nya di atas kasur menangis sejadi-jadinya

Alvarendra kau jahat! apa kamu tidak merasakan cinta yang aku berikan untuk mu" Vio memukul-mukul kasur menangis sesenggukan.

Hingga menjelang malam Vio tak keluar kamar orang tua Vio sudah duduk di meja makan.

"Mom Vio Mana, kenapa belum juga turun untuk makan malam.?"

"Dari tadi siang dia tidak mau di ganggu Mommy juga bingung hari ini Vio sangat beda sepertinya sedang ada masalah."

"Bi panggil Vio untuk makan malam" Perintah Robertson"

"Baik tuan akan saya segera panggilkan Non Vio."

Robertson menganggukkan kepala.

Tok...Tok...Tok.

"Non Vio, di tunggu tuan untuk makan malam" Saut bibi dari balik pintu kamar Vio.

"Bilang Bi Vio tidak lapar" Teriak Vio dari dalam kamar.

Setelah mendengar jawaban Vio, bibi pun kembali ke ruang makan menyampaikan nya dengan tuan nya Robertson yang masih setia menunggu Vio di meja makan.

"Tuan Non Vio bilang ia tidak lapar"

"Ada apa lagi sih! tuh Anak?" ucap Robert kesal Robertson yang memiliki jiwa tegas dan juga sedikit kejam namun ia memiliki sisi penyayang dengan keluarganya, ketegasan itu Robertson di gunakan sebagai sifat bangsawan agar di segan ni oleh Rakyat nya.

"Biarkan saja kalau tidak mau makan nanti juga kalau lapar dia akan makan" kata Robertson.

Di tempat lain Alvarendra menghubungi Vio namun ponsel Vio sengaja Vio tidak aktifkan ia sementara Vio tidak ingin Alvarendra menghubunginya.

Kemana sih tuh Anak ponsel pun tidak bisa di hubungi padahal..., aku ingin sekali membagi kebahagiaan ku dengan nya, kalau aku sudah mendapatkan kekasih; gerutu Alva.

Nanti saja lah di kampus aku akan menceritakan padanya pasti dia ikut senang. gumam nya dalam hati Alva.

...----------------...

Semoga di karya ini bisa lebih baik lagi

Episode 1

Esok hari nya Alvarendra pergi ke kampus mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi ia ingin segera menemui Vio dan membagi kebahagiaan dengannya. Tiba di kampus Alva tidak sosok Vio di carinya.

"Hai..., kamu lihat Vio?"

"Tidak, sepertinya dia belum datang ke kampus" jawab gadis yang sedang berjalan di lorong kampus.

Kemana Vio..., ponsel pun tidak bisa di hubungi. gumam di dalam hati Alva.

Pagi itu Vio yang masih setia di atas tempat tidur. Seketika Vio ingat ponsel setelah dua hari ia mematikan nya. Vio mengambil benda tipis itu di atas meja dan memencet tombol on of dan menyalakannya.

Banyak panggilan masuk dan pesan chat dari Alva. batin Vio tapi Vio berfikir kalau hari ini ia akan mengajak Alva makan bersama dan mengungkap kan isi hatinya.

"Halo Alva..."

"Vio kamu dimana..?" tanya Alva

"Di rumah ku" kata Alva

"Apa kau tidak kuliah?"

"Sepertinya tidak, apa kamu ada waktu untuk makan siang bersama?"

"Baru saja aku akan mengajakmu, oke aku jemput di mension mu ya?"

"Baik lah aku Tunggu ya Alva" kata Vio.

Alva segera mengendarai mobil nya menuju mension Vio, begitu pun Vio tak sabar menanti kedatangan Alva di mension nya.

Tiba di kediaman Vio sudah berdiri di depan teras, Alva menatap Vio dengan senyuman yang manis.

"Hai.., Vio ayo" Ajak Alva.

Vio segera menaik ke dalam mobil Alvarendra dan menutup kembali pintu Mobilnya.

"Ponsel mu sulit sekali aku hubungi kemana saja?"

"Satu hari ini aku di rumah bahakan aku lupa menghidupkan ponsel ku" kata Vio.

"Sepertinya tempat ini bagus untuk kita bersantai?"

Dan Alvarendra memarkirkan mobil nya di tempat Restoran mewah di new york Alva dan Vio memasuki restoran tersebut memilih meja nomor 9. Lalu memesan makanan di menu yang tersedia di Restoran tersebut.

"Vio aku ada kabar bahagia!" Ucap Alva tanpa ragu-ragu

"Kabar bahagia apa?, boleh aku tau kabar itu?"

"Tentu saja hari ini aku yang traktir, kamu boleh pesan apa saja sepuas mu, karena kamu adalah sahabat baik ku" ucap nya Alva.

"Ayo katakan, aku sudah tidak sabar mendengar nya"

"Vio kamu tau? aku telah di terima cintaku oleh Shakila dan aku sangat bahagia!" Kata Alva dan dia tak sadar membuat hati Vio tersayat perih.

Prang..., sendok yang di pegang oleh Vio jatuh ke lantai.

"Vio hati-hati" Kata Alva dan Alva membantu mengambilkan sendok itu.

"Sori tadi aku ikut bahagia mendengar nya sampai-sampai sendok ku terjatuh."

"Vio..., ayo kata kan apa yang ingin kamu bicara kan?"

"Ah..! aku lupa apa yang ingin aku katakan, sepertinya aku sudah kenyang apa kita bisa pulang sekarang?"

Is love this pain full?" gumam nya Vio dalam hatinya menangis

Alva pergi untuk membayar dan Vio lebih dulu menunggu di dalam Mobil.

Vio kuat Vio. dada ku terasa sakit mendengar semua ini. gerutu Vio.

Seketika Vio mengusap air matanya saat melihat Alva keluar dari ruangan restoran. dalam perjalan Vio tak ada suara nya ke duanya saling diam.

Ada apa dengan Vio sepertinya ada yang beda sejak dari restoran tadi, apa makanan nya tidak enak. gumamnya Alva dalam hatinya.

"Vio" panggil Alva

Vio yang sedari keluar parkiran tak menatap arah depan. Vio menyembunyikan kesedihannya dengan memalingkan wajah nya ke arah kaca samping mobil.

"Iya Alva?"

"Aku janji lain kali aku akan mengajak mu makan di tempat yang lebih enak lagi"

Dia bahkan tidak peka apa yang aku rasakan saat ini. berbisik hati Vio.

"Tidak Alva, tadi makanan nya cukup enak"

"Apa kamu yakin?" Tanya Alva memastikan kalau tidak mengecewakan Vio.

Vio hanya menganggukkan kepala.

"Tapi sepertinya kau tidak menyukainya?"

"Aku sangat suka hanya saja setelah makan mata ku sangat mengantuk" ucap Vio dengan Alasan Agar Alva percaya apa yang di katakan nya.

Tiba di mension Vio segera turun dari Mobil Alva. "Ok Thanks ya Alva"

Vio melangkah cepat tanpa menoleh sapaan dari orang tuanya.

"Vio.."

Sudah berapa hari ini Vio ada yang aneh setiap panggilan ku tak pernah dia jawab sebaiknya ku tanya saja langsung. gerutu Viktoria.

Tok...tok...tok.

"Vio..., apa mommy boleh masuk?"

"Masuk lah mom..." Saut Vio dari dalam

Viktoria pun berhasil masuk ke dalam kamar Vio.

"Vio..., nak ada apa?, sudah beberapa hari ini Mommy perhatikan seperti sedang ada masalah"

Aku harus jawab apa. gumamnya dalam hati Vio.

"Mommy apa boleh Vio pindah ke Amerika?"

"Ada apa?, kenapa tiba-tiba ingin pindah, apa di kampus mu ada yang berani menyakitimu?"

"Tidak ada Mommy hanya saja Vio ingin mencari suasana baru"

Tidak mungkin aku jujur sama Mommy biar lah ini hanya menjadi rahasia ku.

"Sebaiknya kamu bicarakan dulu dengan daddy"

"Please mommy"

"Sebenarnya Mommy tidak setuju kamu pindah. Istirahat lah Momy keluar dulu"

Vio menarik tangan Viktoria.

"Please Mommy"

Tapi tidak ada jawaban dari Viktoria ia berlalu pergi meninggalkan Vio di dalam kamar nya.

Hiks....Hiks...Hiks..., kenapa semua nya tidak ada yang mengerti perasaan ku, bahakan Mommy ku saja tak mengerti. gerutu Vio ia melempar benda ke sembarang Arah.

Pukul 8 malam Keluarga Robertson sudah kumpul di ruang makan.

"Daddy ijin kan Vio pindak ke Amerika" ucap Vio sambil menyuap makanan ke dalam mulut nya.

Seketika Robert mengentikan kegiatannya

"Ada apa di kampus mu?, apa ada yang berani menyakitimu?".

"Tidak ada dad hanya saja ingin mencari suasana baru".

"Kalau itu alasan mu daddy tidak ijinkan!" Ucap Robert tegas.

Aku yakin kamu pasti ada masalah daddy paham betul sifat kamu.gumam dalam hati Robert sang ayah.

"Baik lah, di ijin kan atau tidak aku akan tetap pindah" Vio pun beranjak dari tempat duduk nya.

"Vio..., duduk!" bentak Robert

Seketika Vio pun menetap kan kembali pantat nya di tempat semula.

"Daddy akan ijin kan asal ada alasan tepat"

Apa aku harus ceritakan tapi aku rasa ini konyol jika aku cerita.

"Jawab Vio!" bentak Robert.

Terhentak bentakan Robert Vio langsung menjawab.

"Dady tidak tau rasa melihat orang yang kita cintai bersama yang lain." jawab Vio tegas.

"What!!!"

Vio menggunakan-anggukkan kepala.

"Itulah ke bodoh an kamu Vio, seharusnya bertahan untuk mendapatkan bukan lagi dari kenyataan."

"Vio kenyang Dad Vio ke kamar dulu"

"Good night Dad. Mommy Vio ke kamar ya"

"Ok sayang Good night"

"Vio...!"

Viktoria menahan tangan Robert.

"Sudah Dady biar kan Vio menenangkan hatinya dulu"

"Apa sedalam itu dia mencintai pria sampai-sampai dia akan meninggalkan kota kelahirannya?"

"Kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung nya dad" ucap Veronica.

"Keras kepala! sulit untuk di atur"

Ya seperti dady nya keras kepala. batin Veronika.

Satu minggu sudah Vio tidak ke kampus dan tak keluar, Vio keluar kamar pun hanya untuk makan lalu dia kembali ke kamar. Vio blok semua pencariannya. Alvarendra pria tampan yang sebagai sahabat Vio dia bingung mencari Vio, di kediaman nya pun semua penghuni Mension menyembunyikan keberadaan Vio, atas perintah Vio semua membungkam dan menutup rapat-rapat.

...----------------...

Terimakasih All atas like dan Komentar nya

Episode 2

Setelah dua minggu Violensia Robertson mengurung diri tiba waktu nya Vio harus pergi dari kota besar new york. Semua kenangan bersama Alvarendra tidak lah mengubur nya Vio masih memiliki sahabat yang bisa di mintai kabar tentang Alvarendra.

"Kamu sudah siap?" tanya Robert.

Vio menganggukkan kepala.

Robertson sang ayah hari itu menghantar Vio ke bandara, dan Viktoria Pergi ke kampus untuk mengurus ke pindahan Vio.

"Tante...." panggil Alvarendra setelah melihat Viktoria keluar dari ruangan Rektor ketua kampus.

"Alva...., apa kabar kamu sudah lama tante tidak melihat mu?"

"Baik tante.., Oh ya Tante Vio kemana ya? ponsel Vio hari-hari ini sulit sekali di hubungi?"

"Ya Alva..., Vio beberapa hari ini sedang sibuk membantu sepupu nya di Amerika."

"Jadi Vio di Amerika tante?"

"Iya benar, ya sudah tante pulang dulu ya.."

Kenapa Vio tidak cerita kalau dia akan pergi ke Amerika, biasanya Vio selalu cerita tentang apa pun. gumam dalam hati Alvarendra.

Cinta itu memang sulit untuk di kendali meskipun Vio berada di Amerika tapi hati Vio tetap saja tidak bisa melupakan Alvarendra sang pria yang telah lama mencuri hatinya. Alvarendra adalah pria satu-satunya yang bisa menaklukkan hati Vio, tapi seketika Alvarendra mematahkan nya dalam hitungan detik.

Satu bulan sudah putus komunikasi dengan Vio saat itu Alva merasakan kehilangan sahabatnya, namaun kepergian Vio membuat Alva selalu memikirkannya pasal nya Vio pergi tanpa membicarakan terlebih dulu dengan Sahabatnya pria satu-satunya ya itu Alvarendra. Walau pun Alva sampai detik ini hanya menganggap nya sahabat tidak akan pernah berubah.

"Woi!, tumben lu sendirian biasanya sama Vio?"

"Iya kesepian gue nggak ada Vio." jawab Alva sedikit murung.

"Lah Vio emang kemang kemana?"

"Sudah tidak ada di kota ini"

"Oh.., baru tau gue lu sih nggak peka, Vio itu suka sama lu tapi lu malah cerita tentang pacar yang baru aja di kenal nya." ucap Aurel

"Ah..!, lu bercanda Vio nggak mungkin lah suka sama gue"

"Ayo lah Bro..., kalau dia nggak suka sama lu nggak mungkin dia selalu ada waktu buat lu" kata pria yang berparas tampan keturunan jerman.

Setelah kepergian Alex salah satu sahabat Alvarendra seketika itu Alva memikirkan ucapan Alex.

Apa ini semua kesalahan ku.., Maafkan aku Vio aku belum bisa menjadi yang kamu mau. Tapi percaya lah aku selalu ada buat kamu, tapi aku tidak bisa menjadi miliki mu seutuhnya karena hatiku telah milik orang lain. Aku memang menyayangi mu tapi sebatas adik dan kakak kuharap kau mengerti Vio. gumam dalam hati Alvarendra

Negara Amerika di sini lah Vio mulai berubah dalam pergaulan Vio sering keluar bersama teman-teman ke sebuah klub malam. Dia merasa bebas tanpa aturan dari orang tuanya.

"Violensia Robertson...!" Sapa Andrew di depan pintu masuk Apertemenya Violensia.

"Hai..! dokter Andrew Jecson...," Seru Vio.

Hahaha... ke duanya tertawa bersama di sebuah Apartemen milik Vio.

"Ada kabar apa datang kemari?" tanya Vio.

"Aku hanya ingin mengajak mu bersenang-Senang itu pun kalau kau tidak keberatan untuk ikut"

"Tentu saja tidak ini suatu kehormatan buat aku ."

Tertawa walau hati menangis sulit bagi Vio untuk melupakan pria pujaannya, meskipun Vio berulang kali mencoba melupakan Alvarendra setelah berjalan satu tahun hati Vio masih saja berkecamuk dalam hati Alvarendra.

Waktu terus bergulir Hingga saat nya waktu kuliah telah usai, Vio memutus kan untuk kembali ke kota Ney Yok dimana Vio di lahirkan di temani oleh Andrew sahabat Vio.

"Mommy aku akan kembali ke Ney Yok."

Sebelum kembali Vio terlebih dulu menghubungi orang tuannya.

"Vio..., apa bisa di tunda sayang sementara kamu di Amerika dulu ya" Veronica mengulur waktu kepulangan Vio ia tidak ingin putri kesayangannya melihat atau pun menghadiri pernikahan Alvarendra tentu hatinya pasti sakit.

Mommy tidak mau kamu semakin sakit sayang. berbisik hati Veronica sebagai seorang ibu buat Vio.

"Apa Mommy tidak menginginkan Vio kembali?"

"Bukan seperti itu sayang hanya saja disini sedang musim dingin tidak baik untuk kesehatan mu"

Bukan Violensia namanya jika ia menuruti pemintaan Mommy nya. Vio akan tetap kembali hari itu juga.

"Rel aku akan kembali ke kota New York apa kau bisa ke rumah ku nanti banyak sekali yang ingin aku tanyakan"

What..!! Vio kembali bagaimana jika dia tau kalau Alvarendra akan segera menikah dengan gadis lain.gumam nya Aurel

"Rel...rel apa kau masih disitu?"

"Iya Vio masih, kapan kau kembali?"

"Mungkin esok aku sudah sampai di mension"kata Vio dalam saluran telpon nya.

Di Mension mewah milik keluarga Robertson di sini sedang berlangsung makan malam. Veronica membuka obrolan nya bersama sang suami ya itu Robert.

"Dad Vio akan kembali dari Amerika bagai mana jika bertepatan dengan pernikahan Alvarendra Mommy tidak mau Vio semakin terluka."

"Vio sudah dewasa dia pasti akan mengerti jika pria yang di cintai nya bukan lah jodoh nya" kata Robert.

"Dady bisa bicara seperti itu tapi tidak dengan Vio!"

"Lalu apa yang kita harus lakukan mencegah nya itu hal yang tidak mungkin, walau pun kita mencegah kepulangan putri kita, cepat atau lambat dia akan tahu" ucap nya lagi Robert.

...----------------...

Terimakasih All atas like dan komentar nya mohon maaf jika masih banyak yang kekurangan dalam penulisan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!