NovelToon NovelToon

Love Korean Girl

Ryan Gajendra Ibrahim

Ryan Gajendra Ibrahim

Ya dia adalah seorang pengusaha muda sukses, pria tampan, baik, lembut, pintar, romantis namun sedikit pemarah, wanita mana yang tidak tertarik padanya, pengusaha muda terkaya di Indonesia, namanya di kenal oleh sebagian besar masyarakat, namun tidak sedikit pula yang tidak mengenal nya.

Namun sepertinya Ryan tidak pernah menikmati kekuasan nya itu dengan bahagia,karena tekanan demi tekanan yang mengharuskan dia untuk terus di sibukkan dengan pekerjaan nya, terutama tekanan dari sang Ayah yang selalu saja menuntut keprofesionalan Ryan untuk bekerja dengan tidak mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan nya.

Tentunya kesuksesan Ryan karena Ayahnya, yang menurunkan semua tahta kepada anaknya.

Namun karena sifat Ayahnya yang sangat arogan, selalu merasa dirinya benar dan selalu merendahkan orang-orang kecil.

Tentunya Ryan muak,lelah dengan keadaannya itu.

Hingga suatu hari Ryan dan sang Ayah bertengkar hebat, hingga Ryan marah dan berniat untuk pergi, namun sebelum pergi, Ryan menyuruh orang kepercayaan Ryan, untuk selalu memberikan informasi tentang perusahaan nya kepada nya.

Ryan masuk ruangan dengan membanting pintu.

"Urus semuanya, aku akan pergi dari sini aku sudah muak dengan keadaan ini"

Ucap Ryan kepada asisten nya dengan nada marah.

"Heeeey hey tenang bro !!! ada apa ini ?? kenapa kau marah-marah seperti ini ?

kau hampir saja merusak pintu itu ya ampun"

Ucap asisten Ryan yang terkejut melihat Ryan seperti itu.

Ryan menghela nafas nya lalu berkata.

"Aku ingin pergi dari sini,sejauh mungkiiiinnnn... aaarrrgghhh"

Ryan memukul mukul meja di depan nya.

"Apa kau yakin dengan keputusan mu itu ,lalu kau ingin pergi kemana?"

Ucap asisten nya itu.

"Yaaa ,aku yakin"

Mengusap rambut nya dengan kasar.

"Apa kau ingin pergi keluar negri?"

"No, aku masih harus menghandle perusahaan ku dan memastikan perkembangan nya"

"Lalu untuk apa kau pergi, jika kau masih perduli pada perusahaan mu itu"

"Aku lelah jika harus di tekan seperti ini oleh Ayah, come oon aku pun mempunyai privasi yang harus aku lakukan, bukan hanya bekerja saja"

Ucap Ryan dengan kesal.

"Hey !! jika kau pergi apa kau yakin karir mu akan aman? lalu apa yang harus aku lakukan di sini sendiri, apa kau akan tega melihat ku sendirian"

Dengan sedih asisten nya berkata.

Yaa asisten pribadi Ryan adalah

Aldi Putra

Bagi Ryan, Aldi adalah seorang asisten sekaligus sahabat nya yang selalu mendengar keluh kesah nya.

Aldi juga tidak kalah tampan dengan Ryan, namun Aldi sedikit pecicilan, humoris,tapi bijaksana, dan cerdas.

Mendengar Aldi berbicara seperti itu,Ryan menjadi sangat geli dan sedikit ingin tertawa.

"Maka dari itu aku menyuruh orang kepercayaan ku untuk selalu memberikan informasi penting tentang perusahaan,

sudahlah jangan berlebihan, kau seperti anak yang akan di tinggal oleh ibunya saja,

kau di sini saja dan pantau perusahan ku"

Ucap Ryan dengan senyuman kecil.

"Jadiiiii, kau akan membiarkanku di habisi oleh Ayah mu heh, begitu?,ayolah Ryan jangan seperti itu padaku, kita ini adalah sahabat bukan, jadiiii... euh apa aku boleh ikut ???"

Balas Aldi sambil menaik naikan kedua alisnya.

"Terserah padamu saja, yang pasti semua keperluan ku sudah kau selesai kan saat ini, dan aku ingin pergi nanti malam tanpa memberi tahu kepada siapapun,,apa kau mengerti ??"

Tentunya Ryan tidak ingin Aldi jadi sasaran Ayah nya ketika dia tidak ada.

"Waaaaaaa jadi kau mengizinkanku untuk pergi bersama mu Ryan?" tersenyum senang.

" Yaaa!! apalagi yang kau tunggu cepat pergi dan selesai kan tugas mu"

Lalu Aldi pun bergegas pergi untuk menyelesaikan tugas nya. tapi dia kembali duduk dan kembali bertanya, Ryan pun melihat Aldi dengan heran.

"Apa lagiiiii ???"

Ryan mengerutkan kedua alisnya.

"Kau tidak memberi tau ku kemana kita akan pergi, bagaimana bisa aku memesan kan tiket pesawat jika aku tidak tau kemana kita akan berangkat??" menggaruk kepala.

"Ooohh My God!! huuuhh terserah kau saja yang pasti semua aman dan tidak banyak orang yang mengenaliku"

"Oke!! laksanakan komandan"

Dengan berpose hormat.

****

Aldi pun sudah menyelesaikan tugas-tugasnya.

Lalu beberapa jam kemudian mereka pergi menuju bandara.

*****

Di dalam pesawat.

"kemana kita akan pergi??"

Sahut Ryan.

"Bali !!"

Aldy tersenyum dengan memperlihatkan giginya lebar.

Ryan terkejut.

"Apaaaa !!!!!!! Baliiiii ???"

"Iya !! kenapa ?? kau bilang terserah padaku kan, lalu apa masalahnya?"

Ryan menghela nafas nya.

"Oke oke, baiklah, meskipun kau tau Bali adalah tempat yang menyebalkan bagi ku "

Dengan nada tekanan lalu Ryan membuang muka ke arah jendela.

"I know, i know Ryan jika kau membenci kota itu, tapii kau sendiri juga yang bilang jika kau tidak ingin banyak orang yang mengenali mu, benarkan?? jadi aku memutuskan untuk pergi ke Bali"

Aldi menaikan alisnya.

"Yaaaa,, yaaaaa !!!,, bilang saja kau ingin liburan di sana"

Ryan pun memejamkan mata dengan mengarah ke jendela.

"Aapa, aku tidak ingin berlibur, aku hanya melaksanakan tugas yang kau perintah kan saja, tapi aku juga bisa memanfaatkan nya juga untuk berlibur haha"

"Sudahlah berhenti bicara dan tidurlah"

"Kadang-kadang kau sangat menyebalkan Ryan, jika saja kau bukan sahabatku mungkin aku sudah akan menjatuhkan mu dari pesawat ini, huufft"

Aldi pun menggerutu dan memanyunkan bibirnya.

"Jangan kau pikir aku tuli, bodoh!!"

Ryan memukul pelan kepala Aldi.

"Aawww"

Aldi sedikit berteriak.

"Tidur atau kau yang akan ku jatuhkan dari sini hah?"

"Iyaa, aku tidur sekarang"

****

Beberapa jam kemudian.

Ryan dan Aldi telah sampai di hotel dengan membawa masing masing koper.

Ryan dan Aldi menuju kamar yang sudah dia pesan sebelumnya.

Ketika Ryan membuka pintu, Aldi menahan tangan Ryan.

"Ada apa?"

Tanya Ryan heran.

"Euh, bagaimana jika aku tidur di kamarmu saja yaa?"

Aldi berkata dengan penuh harap.

Ryan terkejut mendengar nya.

"Apaa!! tidak!!! aku tidak mau tidur dengan mu, bukankah kau selalu tidur sendiri waktu itu hah?"

Aldi merasa takut ketika akan masuk kamar hotel nya, sebenarnya Aldi pernah ke hotel itu dan tidur di kamar terpisah, tapi suasana saat ini berbeda karena beberapa tahun lalu dia mendengar kabar terbunuh nya seseorang di hotel ini.

"Please my bro, aku mohon padamu, dulu belum ada kabar ada yang meninggal di hotel ini, jadiii sekarang akuuuu, akuu takut "

Karena Ryan sudah capek, jadi Ryan tidak banyak bicara dan mengiyakan keinginan sahabat nya itu.

"Huh dasar penakut ,Ya sudah, masuklah,

tapi ingat, aku tidak mau kau tidur mendengkur, mengerti?"

Ryan masuk dan membuka pintu di susul Aldi yang sedang berbicara.

"Aish kenapa kau berbicara seperti itu, itu di luar kendali ku"

Ryan segera membereskan pakaian kedalam lemari, begitu juga Aldi.

*****

Esok hari.

Ryan terbangun karena suara alarm dan sinar matahari yang sudah mengenai matanya.

Ryan pun membuka pelan matanya, betapa ia terkejut melihat Aldi sedang memeluk tubuhnya, Ryan pun berteriak.

"Aaaa !!!!"

Dengan refleks Ryan membanting kan tangan Aldi kearah lain dan langsung berdiri.

Aldi yang sontak terbangun kaget mendengar Ryan berteriak.

"Ada apa !!! apa terjadi sesuatu padamu?

kenapa kau berteriak hah ?"

Ryan pun merasa geli dan berkata.

"Kenapa kau memelukku tadi, iiiiihhhh itu sangat menggelikan"

"Apa kau serius ,,apa aku benar-benar memelukmu ? tapi aku tidak menyadari nya, aku pikir terjadi sesuatu padamu, ternyata hanya itu masalahnya, apa aku begitu menjijikan bagimu, sampai kau seperti itu?"

Aldi sedikit kesal.

"Bukan begitu maksudku, hanya saja itu menggelikan untuk ku"

"Ya sudah besok malam aku akan tidur di bawah saja" Aldi pura-pura marah.

"Hey apa yang kau katakan, apa kau sedang marah padaku hah? ayolah aku hanya refleks tadi karena kau memelukku" Ryan merangkul bahu Aldi.

"Haaah, sudahlah aku tidak akan pernah bisa marah padamu, kau begitu serius, sudah, aku ingin mandi saja" pergi ke kamar mandi.

"Hey tunggu, kau tidak marah padaku?" berteriak ke arah Aldi.

"Tidaak"

Aldi pun berteriak menjawab nya.

Sembari menunggu Aldi mandi, Ryan pun pergi ke balkon yang cukup luas di hotel nya.

menghirup udara segar, bebas yang tidak pernah ia rasakan lagi sejak lama, kicauan burung, matahari pagi yang menyinari.

Merasa tenang itu yang Ryan rasakan saat ini, Ryan pun memejamkan mata nya, merasakan sentuhan Angin kecil yang menabrak wajah nya.

Ryan pun membuka mata dan melihat-lihat pemandangan di sekitar, namun pandangan Ryan terhenti saat melihat wanita sedang menangis di balkon yang bersebelahan dengan balkon kamar nya.

"Kenapa dia, kenapa dia menangis seperti itu, apa dia sedang broken heart, yeah tentu saja memang hanya itu yang membuat wanita menangis"

Ucap Ryan dalam hati dengan tersenyum tipis.

Lalu, Aldi pun memanggil Ryan.

******

BERSAMBUNG....

Maaf ya untuk foto , itu hanya Halu nya author aja yaa :)

Kim Han-na

*****

Sore hari.

Ryan dan Aldi memutuskan untuk pergi makan saat itu.

Tetapi langkah mereka terhenti ketika mereka melihat sepasang pria berwajah barat dan seorang gadis berwajah korea sedang beradu mulut di depan mereka.

Hal yang tidak biasa bagi Ryan, terlihat tamparan begitu keras tepat mendarat pada pipi gadis cantik itu.

Ryan menghampiri.

Kemudian dia mendorong pria yang menampar gadis itu, yang di kira adalah pacar gadis itu.

"What are you doing ?"

( Apa yang kau lakukan?)

Kata Ryan dengan marah.

"Who are you?"

( Siapa kamu ?)

Pria itu berkata dengan marah.

"How dare you slap a woman, hah! you are a coward"

(Beraninya kau memukul wanita,hah!dasar pengecut)

Kata Ryan dengan kesal.

"Don't you dare interfere with my business"

(Jangan kau berani ikut campur dengan urusan ku)

Pria itu mencengkram kerah baju Ryan.

Aldi, yang melihat kemeja Ryan di cengkram dengan segera melerai nya dan berkata.

"Heeeey heeeyyy! stooooppp! ayo Ryan sebaik nya kita pergi, jangan campuri urusan mereka"

"Tidak, aku tidak akan pergi sampai orang ini mengakui kesalahannya, Kau tahu, jika aku tidak suka melihat seorang wanita di kasari seperti ini"

"Oh, Rupanya kau pribumi di sini."

Pria itu berkata dengan nada baratnya.

"Apa masalah mu sampai kau berani ikut campur? apa kau adalah kekasih gelap kekasihku ini hah? dengar baik-baik, tidak ada yang akan memilikinya kecuali aku"

Kata pria itu, memegang tangan gadis itu begitu keras, dan gadis itu terlihat sangat kesakitan.

"Maaf tuan apa yang kau katakan itu tidak lah benar, aku hanya tidak menyukai sikap mu yang kasar kepadanya, kau tau, kau bahkan lebih buruk dari seorang pengecut"

Ucap Ryan yang kesal.

Lalu dengan kasar pria itu mencengkram kembali kerah baju Ryan, lalu memukul wajah Ryan dengan sangat keras hingga hampir membuat Ryan tersungkur.

Ryan pun membuat kepalan di tangan nya dan akan membalas memukul, namun terhenti saat Aldi menahan nya.

"Ryan noooo!!!!, kau hanya akan membuat mu dalam masalah"

Teriak Aldi berusaha menyadarkan Ryan, Ryan pun mencerna apa yang Aldi katakan, lalu

dengan perlahan kepalan tangan Ryan pun menurun dan terbuka.

Dua orang security yang sedang memantau pun tidak sengaja melihat keributan kemudian datang menghampiri lalu berkata.

"Ada apa ini"

"Maaf pak, pria ini mencoba memukul sahabatku dan bahkan dia berani menampar gadis ini, dia membuat kekacauan di sini, bapak bisa menyeret dia keluar"

Ucap Aldi mencoba menjelaskan dan membela sahabat nya.

"Benar begitu"

Ucap security itu sambil menghampiri pria itu.

Karena pria itu tidak mau namanya jelek di mata orang lain dia pun tidak ada perlawanan.

"Jangan berani menyentuhku, aku bisa pergi sendiri"

Ucap pria itu sambil menatap Aldi dengan tajam lalu menatap Ryan dan gadis itu dan berkata.

"Our business is not finished, and if it's true that he is your dark lover, you will regret it"

(Urusan kita belum selesai, dan jika benar dia adalah kekasih gelap mu, kau akan menyesal)

Ucap pria itu kepada sang gadis dengan penuh ancaman, kemudian pergi.

Security

"Miss Kim, are you okay?"

(Nona Kim, apa anda baik baik saja?)

Yaa security itu mengenal gadis itu dengan baik.

"Of course, I'm fine"

(Tentu, aku baik baik saja)

"Sorry miss, you should hire a bodyguard"

(Maaf nona seharusnya anda menyewa pengawal)

"Okay, i'll think about it later"

(Oke, aku akan memikirkan nya nanti)

"Okay Miss,be careful"

(Oke nona, hati-hati)

"Thanks"

Ucap Han-na dengan senyuman kecil.

Setelah itu security pun pergi.

Lalu Ryan menghampiri gadis itu .

"Are you okay?"

"Yeah i'm fine, how about you?, does it hurt?"

(Ya aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?apa itu sakit?)

"Aah no, it doesn't hurt too much"

(Aah tidak, ini tidak terlalu sakit)

"Uumm, what if I treat you"

(Eumm, bagaimana jika aku mengobati mu)

"No no !!, no need, i'm fine, you should rest and cure your wounds"

(Tidak tidak!!, tidak perlu, aku tidak apa-apa, sebaiknya kau beristirahat lah dan obati lukamu)

"And one more thing, don't cry too much okay, i have go now"

( Dan satu lagi, jangan terlalu sering menangis ok, aku harus pergi sekarang)

Ryan pun tersenyum, lalu pergi untuk melanjutkan tujuan nya.

Saat hendak berjalan tiba-tiba gadis itu berteriak.

"Hey what's your name"

(Hey siapa namamu)

Ryan pun berhenti sejenak dan berbalik arah dan berkata.

"Ryan.. my name is Ryan"

Ucap Ryan

"Thank you Ryan, I owe you"

(Terimakasih Ryan, aku berhutang Budi padamu)

Ryan pun tersenyum mendengarnya lalu kembali berjalan.

Namun gadis itu terus memandang Ryan yang semakin lama semakin menjauh,

tersirat kekaguman yang terpancar dari wajah sang gadis kepada Ryan atas perlakuan nya dan ucapan nya yang benar-benar sangat menghargai seorang wanita. Bahkan mungkin dia akan seperti ini kepada semua orang begitu pikir sang gadis itu.

Kim Han-na

Kim Han-na adalah gadis cantik itu, gadis Korea Selatan yang sedang melakukan tugas nya ke Indonesia.

Dia sangat imut, penyayang, lembut, pintar, namun dia sedikit cengeng.

Han-na adalah seorang model yang cukup populer di negaranya, dia di kenal di seluruh masyarakat, bahkan menjadi model sampul majalah yang di pajang di beberapa negara.

Seketika Han-na menghentakan tubuhnya ke atas kasur,

pikirannya mulai melayang sambil menangis dia mengingat masa lalu yang di alami nya,

****

Flashback

My current existence in Indonesia is because of my lover, his name is

Albert Pattinson

I have a big project after Albert really offered me a good offer for my career, besides being a lover, Albert is also a CEO for me, the beginning of our meeting was so very beautiful,

like two people who really love each other, Albert is a good person, his treatment of me is also sweet, he always makes me feel comfortable.

But over time Albert's attitude changed, becoming a possessive, temperamental,

sometimes he's nice sometimes he's rude, I don't know!!! maybe Albert's obsession is too big, so what I do is always wrong in his eyes, always suspicious, and what's even worse he often hits me, slaps me just because I'm close to my male friend, even though he only my friend, but Albert always thought that I was having an affair with him

(Keberadaan ku saat ini di Indonesia itu karena kekasihku, namanya adalah Albert Pattinson. Aku memiliki proyek yang besar setelah memang Albert itu menawarkan tawaran yang bagus untuk karier ku,

selain menjadi seorang kekasih, Albert merangkap pula menjadi CEO bagi ku, awal mula pertemuan kita begitu sangat indah,

seperti layak nya dua insan yang memang saling mencintai.Albert adalah orang baik, perlakuan nya padaku juga Manis, dia selalu membuatku merasa nyaman.

Namun semakin lama sikap Albert itu berubah, menjadi seorang possesif, tempramental,

kadang dia baik kadang dia kasar, entahlah!!! mungkin keterobsesian Albert itu terlalu besar sehingga apa yang aku lakukan selalu salah di mata nya, selalu curiga, dan yang lebih parah lagi dia sering memukulku, menamparku hanya karena aku dekat dengan teman lelakiku, padahal dia hanya temanku, tapi Albert selalu mengira bahwa aku berselingkuh dengannya)

"Ooh my God, why it's really hurt, my heart's hurt now, this is the umpteenth time he has slapped me, I'm not strong anymore God, If it wasn't for paying my appa's debt, maybe I wouldn't have survived until now"

(Yaa Tuhan, kenapa ini sangat sakit sekali, hatiku sakit sekarang, ini ke sekian kalinya dia menampar ku, aku tidak kuat lagi Tuhan, jika itu bukan untuk membayar semua hutang appa ku, mungkin aku tidak akan bertahan sampai sekarang)

Han-na menangis,terus menangis dan sesekali berteriak sambil memeluk bantalnya, dia memeluk erat bantal, seolah dia mengeluarkan beban yang ada di dalam hatinya, bimbang, bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang, sementara dia masih membutuhkan proyek itu, namun sudah tidak tahan dengan sikap Albert.

Setelah hampir satu jam Han-na menangis, akhirnya tidak terasa dia pun tertidur.

****

Sementara itu di resto.

Terlihat beberapa makanan sudah tersusun rapih,

dengan lahap Aldi melahap makanan yang ada di depannya itu begitu pun Ryan.

"Kenapa kau harus mencampuri urusan nya, lihat lah wajah mu menjadi sangat jelek hahahaha !!!!"

Aldi berkata sambil mengunyah dan tertawa.

"Satu pukulan saja tidak akan bisa membuat wajahku jelek, karena aku sangat tampan"

Ucap Ryan dengan sombong.

"Yaaaa aku akui jika wajahmu tampan, tapii jika kau tampan tidak mungkin kau di selingkuhi oleh kekasih mu itu, sangat menyedihkan bukan, hahahaha !!!"

ucap Aldi dengan lantang nya.

Seketika raut wajah Ryan berubah, Aldi yang menyadari itu kemudian berkata.

"Uufffsss, soo sorry bro, aa aku tidak bermaksud untuk mengungkit masa lalu mu, itu sangat replek"

Aldi pun merasa bersalah karena telah berbicara seperti itu, Aldi telah mengingatkan Ryan pada luka yang di alami Ryan di masa lalu, luka yang cukup besar, luka di khianati memang sangat menyakitkan, ketika kau benar-benar sangat yakin kepada seseorang dengan begitu tulus, kemudian dia pergi begitu saja, dia tidak memperdulikan kita, dan dia dengan mudahnya berpaling dan lebih memilih yang lain, sakiitt bukaann!!! benar-benar sangat sakit,

"Mengingat kejadian dulu aku jadi tidak tega melihat Ryan"

ucap Aldi di dalam hatinya dan pikiran nya mencoba menjelajahi masa lalu Ryan.

***

Flashback

Dulu Ryan pernah memiliki kekasih yang sangat dia cintai,

jujur aku pernah menyukai gadis itu tapii aku mengalah dan mencoba untuk melupakan rasa yang aku punya pada gadis itu, karena rasa cinta ku pada gadis itu tidak sebanding dengan persahabatan kami, selain karena aku tau jika mereka saling mencintai bahkan juga Ryan rela melakukan apapun untuk nya, apapun yang dia mau Ryan pun selalu mengabulkan nya,

hingga akhirnya saat ituu.........

****

BERSAMBUNG

Maaf ya jika ada kesalahan penulisan dalam bahasa Inggris nya, jika author salah tolong beri tahu ya, karena masih belajar juga, thank you :)

Jatuh cinta

hingga akhirnya saat itu saat 3 tahun yang lalu, ketika Ryan hendak ingin menemui gadis itu ke rumah nya, Ryan berniat untuk melamar sang gadis, tapii ternyata saat Ryan akan memasuki rumahnya, terlihat mobil-mobil mewah terparkir di halaman rumah gadis itu, tidak kalah dengan tamu-tamunya yang mewah pula, acara mewah yang sedang di gelar ternyataaa itu adalah acara pertunangan nya Olivia, yaaa nama gadis itu adalah

*Olivia Rib**kha* Wijaya

Wanita yang Ryan cintai, wanita yang lembut, sopan, cantik, pintar, multitallen, namun sedikit manja, tidak ada pria yang tidak tertarik pada Oliv,

Setelah melihat itu,

Ryan terkejut namun mencoba memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah itu dengan menahan amarahnya, sakit hatinya, luka yang dia rasakan saat itu aku pun dapat merasakan hal yang sama dengan Ryan, aku bisa saja rela berkorban untuk Ryan, tapi tidak untuk orang lain.

Ryan dan aku pun masuk ke dalam, tanpa mengundang keributan, dengan santai nya Ryan bertepuk tangan, bersorak mengikuti para tamu saat Olivia di pakaikan cincin oleh pria tunangannya itu.

Terlihat dari wajah Olivia ada hal yang sedang dia pikirkan, aku merasakanya jika Olivia melakukan ini karena terpaksa, namun dia berusaha untuk tersenyum lebar di hadapan para tamu, tapiii itu hanya dugaan ku saja. Setelah itu seketika senyuman nya berubah ketika Olivia melihat sosok pria yang selama ini selalu ada di samping nya, Olivia terkejut, laluuu dia merasa kikuk dan canggung akhirnya dia berbisik pada tunangan nya itu lalu pergi, lalu di ikuti oleh Ryan, aku pun ingin tau apa alasan Olivia bertunangan dengan pria itu, padahal aku sangat tau jika Olivia juga sangat mencintai Ryan.

Lalu aku mengikuti mereka.

Terdengar percakapan yang terjadi saat itu, aku mendengar kan nya di balik pintu.

Ryan.

"Jelaskan ini sekarang juga"

Ucap Ryan menahan amarahnya.

"Aa aaakuu, aku harus pergi, tuu tunanganku see sedang menunggu ku"

Balas Olivia dengan gugup.

"Jawab sekarang, atau aku akan memancing keributan di sini"

Ryan mulai terbawa emosi menaikan nada bicara nya.

"Aku akan segera menikah jadi berhentilah berharap padaku, terimakasih untuk semua nya, untuk semua yang kau berikan padaku, jangan pernah datang padaku lagi, hubungan kita sudah selesai, maaf aku harus pergi"

Ucap Olivia.

Olivia pun pergi meninggalkan Ryan, Ryan yang merasakan sakit, sesak di dada nya, tidak terasa air mata pun menetes.

Setelah itu Ryan tidak pernah serius dalam menjalin hubungan dengan wanita manapun, dia selalu mempermainkan wanita-wanita lain, setelah Ryan membuat wanita jatuh cinta lalu Ryan meninggalkan nya, hmmmm benar-benar kejam,

hingga sudah 2 tahun sampai hari ini ,akhirnya sedikit demi sedikit Ryan bisa melupakan semua tentang kenangan bersama Olivia, Ryan juga tidak pernah lagi mempermainkan wanita,

Ryan lebih menyibukan diri dengan pekerjaan nya, tapi sekarang....

"Huuuhh sekarang aku yang mengingatkan nya kembali"

****

Hari menjelang malam, Ryan dan Aldi tidak langsung kembali ke apartemen, tapi berdiam diri terlebih dulu di pinggir pantai.

Pemandangan yang sangat luar biasa,

tempat itu seperti nya bukan hal baru bagi Ryan, karena itu adalah tempat dimana dia menghabiskan waktu nya bersama Olivia dulu.

Ryan teringat kembali ketika dia berlari-lari, tertawa, bahagia, seakan tidak ada beban apapun, seperti kata orang, dunia terasa hanya milik berdua,

Ryan memejamkan mata sambil menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya.

Aldi merasa bersalah telah mengingatkan Ryan dengan masa lalu nya.

"Sebaiknya kita pulang sekarang, ini sudah malam, angin semakin kencang, bagaimana jika kau sakit Ryan"

"Kau pulang saja, aku masih ingin di sini"

Ucap Ryan dengan nada datar.

"Hhuuuufffftt... Ayolaaaah!!! jangan seperti ini, jangan ingat-ingat perempuan penghianat itu lagi, aku tau aku salah sudah mengingatkan mu dengan masa lalu mu tapiiiii...."

Terpotong.

"Kau tidak bersalah, aku yang bersalah sudah mencintai nya terlalu dalam, jika kau ingin pulang, pulanglah"

Ucap Ryan.

"Tidak!! aku akan menemanimu di sini sampai kau ingin pulang"

"Jika kau masih tetap ingin disini maka jangan banyak bicara"

"Iii yaa, baiklah"

Setelah beberapa lama tiba-tiba terdengar suara jeritan seorang perempuan dari arah lain yang tidak terlalu jauh dari tempat Ryan dan Aldi.

Ryan dan Aldi mencoba menghampiri nya dan ternyata..

"Heeeyyy you!!! what happened? what's wrong with your leg? look at your feet it's bleeding?"

(Heeeyy kamu!! apa yang terjadi?ada apa dengan kakimu? lihatlah kakimu berdarah )

"Hi Ryan, it seems I stepped on something sharp here"

(Hai Ryan, sepertinya aku menginjak sesuatu yang tajam di sini)

"Could I see it ?"

(Bolehkah aku melihatnya?")

"Sure"

(tentu)

Ryan mencoba memeriksa keadaan kaki Han-na, ternyata Han-na menginjak pecahan kaca sehingga kaki nya penuh dengan darah.

"Hmmmm, I will treat your wound, the blood is very much, can you still walk?"

(Hmmmm aku akan mengobati lukamu, darahnya sangat banyak, apa kau masih bisa berjalan?"

"Ne, i can still"

(Ya, aku masih bisa)

"Okay, then we go to the hotel"

(Oke, kalau begitu kita ke hotel)

Ryan mengalungkan tangan Han-na ke pundak nya lalu Ryan mencoba memapah Han-na,

Dag dig dug

Han-na merasakan jantungnya berdetak kencang saat Ryan mencoba membantu nya,

entah kenapa dia merasa senang di perlakukan lembut seperti Ryan memperlakukannya.

"Oh my god, why is he so gentle, he treats me so gently, i like him, I haven't been treated like this in a long time"

(Ya Tuhan, kenapa dia begitu lembut, dia memperlakukan ku dengan Sangat lembut, aku menyukai nya, sudah lama aku tidak di perlakukan seperti ini)

Ucap Han-na di dalam hati nya.

Melihat Han-na berjalan dengan pincang Ryan pun tidak tega lalu tiba-tiba Ryan berhenti melepaskan tangan Han-na, Han-na pun heran namun terkejut saat Ryan mencoba membelakangi Han-na lalu sedikit berjongkok,

"Heeyy whaat are you doing"

(Heeyy apa yang kau lakukan)

"Come on, let's quickly get on my back"

(sudahlah ,ayo cepat naik ke punggung ku)

"Eemm buuut"

(Eemm tapiiiii)

"Hey hurry up, it's already night, and I won't be squatting like this all the time"

(Cepatlah ini sudah malam, dan akupun tidak akan berjongkok seperti ini terus)

"Eemmm Okay, okay"

Han-na pun naik ke punggung Ryan, lalu Ryan pun berjalan,

Dag dig dug

Jantung Han-na semakin kencang berdetak, rasa yang begitu sangat nyaman di rasakan oleh Han-na.

"It's warm, it's really very comfortable"

(Ini hangat, ini benar-benar sangat nyaman)

Ucap Han-na dalam hati

Han-na memejamkan matanya merasakan apa yang dia rasakan sudah lama tidak dia rasakan,

kenyamanan yang sudah tidak dia rasakan lagi selama bersama Albert,

Ryan pun sesekali melirik Han-na ke belakang.

"Hey, are you sleeping, if you sleep i will feel very heavy"

(Hey, apa kau tidur, jika kau tidur aku akan sangat merasa berat)

"No,I'm not sleeping,am i too heavy?

(Tidak, aku tidak tidur, apa aku sangat berat?)

"Baguslah!!! kau tidak berat tapi aku sangat pegal"

"What are you talking about?"

(Kau bicara apa?)

"Aah I said we'll be there soon"

(Aah aku bilang kita akan segera sampai)

Sementara di belakang mereka terdapat Aldi yang sedang mengikuti mereka dari belakang,

ketika Aldi baru saja menyaksikan kejadian itu, Aldi berbicara dalam hati

"jangan sampai gadis Korea itu jadi korban Ryan lagi, semoga Ryan tidak membuat nya jatuh cinta lagi, lalu Ryan meninggalkan nya, Ryan harus berubah, jangan karena Olivia mengkhianati nya dia bisa melampiaskan kekesalannya terhadap wanita lain, apalagi ini sudah kesekian kali nya"

Ucap Aldi dalam hatinya merasa khawatir.

****

Setelah sampai di hotel.

Han-na memberikan password pintu hotel nya kepada Ryan, lalu pintu pun terbuka lalu mereka pun masuk dan Ryan pun mendudukkan Han-na dengan pelan.

"So where's the medicine box?"

(Jadi dimana kotak obat nya)

"In the drawer over there"

(Di laci sebelah sana)

Ucap Han-na menunjuk tempat tersebut.

Ryan pun menemukan nya,

lalu menghampiri Han-na dan mulai mengobati kaki Han-na,

Ryan mengobati luka Han-na dengan sangat lembut, sesekali Han-na merintih kesakitan,

di sela sela itu Han-na memandang Ryan yang sedang mengobati nya.

Betapa sangat beruntung kekasih nya jika dia selembut ini, itu yang ada dalam pikiran Han-na saat ini.

Setelah selesai, tidak sengaja Ryan pun melihat ke arah Han-na yang sedang memandang nya, lalu pandangan mereka saling bertemu,Ryan yang melihat Han-na merasa sangat kagum dengan kecantikan Han-na,

baru kali ini Ryan merasakan kekaguman terhadap wanita selama beberapa tahun setelah kejadian itu, bahkan Ryan tidak pernah merasakan ini terhadap beberapa wanita yang telah dia pacari sebelumnya.

Cukup lama mereka saling berpandangan.

laluuu.......

****

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!