NovelToon NovelToon

Cinta Masa Silam

Pengenalan Tokoh

Revan Arrayan,28 tahun.

Seorang anak laki-laki yang di besarkan oleh keluarga Alberto.Karena kedua adik kembarnya tidak ada yang mau meneruskan perusahaan orang tuanya,akhirnya Revan lah yang jadi penerus.Walaupun sebenarnya Revan bukan keturunan dari Alberto.

Di saat Revan sudah dewasa Revan memilih mengganti nama panggilannya menjadi Rey.Bukan tanpa alasan dia mengganti nama panggilannya.

Sewaktu kecil dia pernah mempunyai teman perempuan.Karena sebuah alasan teman kecilnya itu pun harus pergi meninggalkannya.

Revan tumbuh menjadi sosok periang,ceria dan humoris,tapi siapa yang tau jika jauh di dalam lubuk hatinya dia menyimpan kerinduan yang sangat besar terhadap teman kecilnya itu.

Untuk mencari teman kecilnya itulah Revan mengganti nama panggilannya.

Restu Maharani,27 tahun.

Teman masa kecil Revan,bekerja di sebuah cafe untuk membiayai hidupnya.Kini hidup sebatang kara,hanya teman kerjanyalah yang menjadi keluarganya.

Setelah kedua orang tuanya meninggal Restu memilih kembali ke kota asalnya,kota dimana dia pernah mempunyai teman yang dulu memberinya gelang sebagai kenang-kenangan.

Hanya sebuah foto usang dan gelang yang selalu dipakainya yang menjadi harapan untuk mencari teman masa kecilnya itu.Tapi dia tidak mau berharap lebih,takut kecewa.

Siang itu,

Seorang pemuda memakai kacamata hitam dengan balutan baju yang tentu saja mahal harganya turun dari jet pribadi keluarganya.

"Selamat datang kota kelahiranku" ucap Rey sambil tersenyum pada sesosok perempuan yang sedari tadi menunggunya.Perempuan yang telah membesarkannya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Mommy,Abang kangen banget sama Mommy" kata Rey sambil memeluk ibunya.

"Mommy juga kangen sama Abang" balas Mommy.

"Adik kembar gak ikut Mom?" tanya Rey.

"Kiandra sedang sibuk dengan pekerjaannya dan Winara masih tidur" jawab Mommy.

Mommy mengajak Rey masuk ke mobil,lalu supir mulai mengemudikan mobilnya.

"Mom apa selama Abang pergi,ada yang mencari Abang ke rumah?" tanya Rey.

"Maksud Abang Restu?" tanya Mommy.

Rey mengangguk.

"Bang jangan terlalu berharap lebih,Mommy takut Abang kecewa dan terluka" nasihat Mommy.

Revan bersandar di kursi mobil dan melipat kedua tangannya di belakang kepala.

Di tempat lain,

Prang!!!

Gelas yang di bawa Rani tiba-tiba terjatuh dan pecah.

"Rani kamu gak apa-apa?" tanya Ardan,pemilik cafe tempat Rani bekerja.

Dari awal Ardan sudah menunjukkan sikap sukanya pada Rani tapi Rani tidak meresponnya.Pernah sekali Ardan menyatakan perasaannya pada Rani tapi Rani menolaknya secara halus.Akhirnya Ardan menganggap Rani sebagai adiknya.

"Rani gak apa-apa Tuan,maaf gelasnya pecah.Tuan bisa memotong gaji saya sebagai ganti rugi" kata Rani.

"Rani sudah berapa kali saya bilang jangan panggil Tuan,panggil saja Mas,Abang atau Kakak" protes Ardan.

"Tapi Tuan saya tidak enak dengan teman-teman yang lain" kata Rani.

Ardan terdiam dan memilih untuk mengalah.

Rani pergi ke belakang untuk membuang pecahan gelas.

"Ranii kasian tau Bos Ardan,sepertinya dia benar-benar tulus mencintai kamu" kata Ema teman kerja sekaligus teman serumah Rani.

Ema adalah gadis perantauan,jadi Rani mengajaknya tinggal di rumah peninggalan orang tua Rani.Dari pada Ema harus bayar uang kost kan sayang uangnya,lebih baik uangnya di tabung.

"Aku tidak mungkin mengingkari janjiku pada Revan Ema.Kami dulu berjanji akan bertemu lagi dan akan hidup bersama setelah kami dewasa" tutur Ema.

"Apa kamu yakin dia masih setia dengan janjinya.Dia anak orang kaya katamu,bisa saja dia sudah menikah atau mungkin juga dia sudah mati" kata Ema mulai kesal.

Rani duduk di kursi yang ada di dapur.Matanya menerawang jauh.

"Biarlah dia yang mengingkari janjinya,asal bukan aku" gumam Rani.

❤❤❤

Tidak up tiap hari...

Up kalo sempat saja😁

~Selamat Membaca~

Arti kesetiaan

Seorang gadis masih tertidur di kasurnya yang empuk.Seluruh tubuhnya ditutupi oleh selimut yang tebal.

Kriing....kriiiing...

Bunyi alarm tidak membuatnya terbangun.

Di ruang tamu,

Rey melangkahkan kakinya memasuki rumahnya,rumah yang sudah tiga tahun di tinggalkannya.

"Semua masih sama seperti dulu,masih terasa hangat" gumam Rey.

"Revan,kamu pulang?" kata Mbak Romlah,diantara yang lain Mbak Romlah yang tetap bekerja di rumah Putra Alberto.

"Mbak Romlah Rey kangen" kata Rey yang langsung memeluk perempuan yang sudah bersamanya sejak dia berumur empat tahun.

"Winara belum bangun ya Mbak?" tanya Mommy.

"Sepertinya sih belum,soalnya bunyi alarm belum berhenti,masih berdering" jawab Mbak Romlah.

Mommy hendak menaiki tangga untuk naik kelantai dua tempat anaknya sedang tertidur.

"Mom" kata Daddy yang sedang membaca koran di ruang keluarga.

Mommy menghentikan langkahnya lalu berjalan menghampiri Daddy dan duduk di sampingnya.

"Sejak kapan Daddy di situ,kenapa tidak menyambut Rey" protes Rey pada Daddynya.

"Apa kamu masih butuh Daddymu Rey,bukankah selama ini hanya ada Mommy dan Restu saja dalam hidupmu" kata Daddy.

Hehehe" Daddy juga ada hi hati Rey" kata Rey sambil nyengir lalu menghampiri Daddynya.

"Bagaimana pekerjaanmu disana?" tanya Daddy.

"Lancar-lancar saja Dad,gak ada kendala sedikitpun" jawab Rey.

Mommy beranjak dari duduknya dan hendak pergi dari ruangan itu,tapi Daddy memegang tangannya.

"Mau kemana Mom?" tanya Daddy.

"Mommy mau bangunkan Winara Daddy,ini sudah siang" jawab Mommy.

"Biarkan saja dia tidur,mungkin dia masih ngantuk" kata Daddy.

"Daddy terlalu memanjakannya,lihatlah dia jadi seenaknya begitu" protes Mommy.

"Dia anakku Mom,walaupun ketiga anakku tidak bekerja dan hanya tidur saja aku masih sanggup untuk menghidupi mereka" kata Daddy.

"Lihatlah Daddymu Rey,dia terlalu memanjakan adikmu" kata Mommy manja.

"Biar saja Mom,besok kalo Winara sudah dewasa dan menikah kan Daddy sendiri yang repot dan malu.Masa anak perempuan Alberto gak bisa ngapa-ngapain.Gak bisa masak,gak bisa nyuci, bisanya cuma jalan-jalan,shoping dan hura-hura" sahut Rey.

"Hei...siapa yang menyuruh putriku jadi pembantu" protes Daddy.

"Bukan pembantu Dad,tapi seorang perempuan harus bisa melakukan pekerjaan rumah,minimal dia bisa masak agar suami dan anaknya besok tidak mati kelaparan" kata Rey yang langsung berjalan menaiki tangga dan langsung masuk ke kamar adik perempuannya.

Bruk!!!

Rey menjatuhkan tubuhnya dan menimpa tubuh Winara yang tertutup selimut.

"Daddy,Winara gak bisa bernafas nih.Turun dong" kata Winara dari balik selimut.

"Suaranya mirip suara perempuan,tapi sampai jam segini belum bangun juga.Apa yang ada di balik selimut ini laki-laki" kata Rey sambil menggelitiki tubuh Winara.

Winara membuka selimut yang menutupi tubuhnya lalu berteriak setelah melihat wajah orang yang menimpanya.

"Abaaaaang...."Winara langsung bangun dan memeluk kakak tertuanya itu.

"Berisik Dek,sakit telinga Abang nih" kata Rey sambil meniup kepalan tangannya dan menempelkan kepalan tangannya ketelinga.

"Abang ko gak bilang Winara kalo mau pulang sih,kan Winara bisa jemput Abang ke bandara" kata Winara.

"Gimana mau jemput Abang,jam segini belum bangun.Mandi sana habis itu bikinin Abang makanan,Abang laper nih" kata Rey.

"Oke Bos" kata Winara sambil mengangkat ibu jarinya.

Rey tersenyum.Dia tau walau adik perempuannya terlihat pemalas tapi kalo soal masak dia jagonya.

Kepala Winara nongol di pintu kamar mandi.

"Gak usah masak ya,Winara traktir Abang di cafe favorit Winara aja ya" kata Winara.

"Terserahlah,yang penting Abang kenyang" kata Rey.

Winara melanjutkan mandinya sedangkan Rey keluar dari kamar itu dan kembali ke ruang keluarga.

"Sudah bangun Winara Bang?" tanya Mommy.

"Sudah Mom,Winara sedang mandi sekarang" jawab Rey.

"Kapan kamu bisa mulai bekerja Rey?" tanya Daddy.

"Jangan besok ya Dad,Rey masih capek.Bagaimana kalo Rey mulai bekerja setelah acara reuni di kampus" jawab Rey.

"Emang kapan acara reuninya Bang?" tanya Mommy.

"Lusa Mom dan Rey jadi panitianya" jawab Rey.

Winara berlari menuruni tangga.

"Hai Daddy...hai Mom" kata Winara sambil mencium pipi kedua orang tuanya.

"Udah cantik,anak Daddy mau kemana nih?" tanya Daddy.

"Mau makan di luar sama Abang,mau makan di cafe Bang Ardan" jawab Winara.

"Ardan kakaknya Adis teman sekolah kamu dulu?" tanya Daddy.

"Iya,ih Daddy kalo sama cewek cantik aja pasti inget.Awas Mom hati-hati" goda Winara.

"Coba aja kalo berani" ancam Mommy.

"Duh mulai panas nih...Ayo Bang berangkat nanti keburu sore" ajak Winara.

Rey beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju mobil,Winara menggandeng tangan Rey dengan manja.

"Dimana cafenya?" tanya Rey sambil mengemudikan mobilnya.

"Di depan kampus" jawab Winara.

"Emang sekarang ada cafe di situ?" tanya Rey lagi.

"Abang sih kelamaan merantaunya,jadi gak tau deh kalo ada cafe di depan kampus" jawab Winara.

"Bang Andra kemana,Abang gak lihat dia di rumah?" tanya Rey.

"Bang Andra udah tugas di luar kota Bang,dia sendiri yang minta sama Daddy supaya di tugasin disana" jawab Winara.

"Bang Andra udah jadi Dokter,Bang Rey sendiri udah kerja di kantor Daddy trus Winara kedepannya mau apa.Gak mungkinkan jadi pengangguran" kata Rey.

Rey menepikan mobilnya di sebuah cafe yang berada tepat di depan kampus.Rey dan Winara turun dari mobil lalu masuk ke dalam cafe.

Rey dan Winara memilih duduk di sudut agar lebih leluasa mengobrol.

"Winara ngelamar kerja di kantor Papanya teman Winara Bang,tapi sampe sekarang belum ada panggilan" kata Winara menyambung obrolan mereka waktu di mobil tadi.

"Kenapa harus kerja di tempat orang lain? kenapa gak di kantor Daddy aja?" tanya Rey.

"Kalo Winara kerja di kantor Daddy gak ada tantangannya Bang dan rencananya kalo Winara gak di terima di kantor Papanya Adis Winara mau kerja di tokonya Om Haris aja.Kebetulan Om Haris lagi butuh karyawan" tutur Winara.

"Terserah kamu sajalah Dek" Rey mengalah.Tapi dia bersyukur kedua adiknya tidak ada yang memiliki sifat sombong ataupun angkuh.

"Hai Win" sapa seorang wanita dengan seragam

cafe.

"Hai Kak Ema,Kak Rani mana?" tanya Winara.

"Hari ini Kak Rani jadi kasir,tu dia" kata pelayan yang bernama Ema sambil menunjuk ke arah meja kasir.

Winara dan Rey memesan menu special dari cafe ini dan Ema pun mencatatnya.Kemudian Ema pun pergi untuk menyiapkan pesanan Winara dan Rey.

"Bang lusa ada reuni di kampus,Abang datang gak?" tanya Winara sembari menunggu pesanannya datang.

"Abang panitianya,gak mungkin Abang gak datang" jawab Rey.

"Wih seru dong,Winara ikutan ah" kata Winara.

Ema datang menghampiri meja mereka lalu menghidangkan makanan di meja,setelah itu dia kembali ke belakang.

Winara dan Rey langsung menyantap makanannya.Mata Rey tertuju pada sosok wanita yang berada di depan kasir.Senyumnya terus mengembang saat pelanggan datang untuk membayar makanan mereka.Lesung pipi terlihat jelas saat dia tersenyum.

"Bang liatin Kak Rani melulu,suka ya" ledek Winara.

"Apaan sih,enggaklah.Abang tetap setia sama Restu" kata Rey.

"Restu lagi Restu lagi,capek deh.Emang gak ada perempuan lain ya Bang,gak harus Restu kecilnya Abang itu" celoteh Winara.

"Suatu saat kamu akan mengerti apa artinya kesetiaan" ucap Rey sambil mengelap mulutnya pakai tisu.

"Abang tunggu di mobil ya,Winara mau ke kasir dulu" kata Winara.

Rey beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar dari cafe,sedangkan Winara membayar makanannya ke kasir.

"Kak Rani" sapa Winara.

"Hai Win,sama pacarnya ya?" tanya Rani.

"Kelihatan kayak orang pacaran ya?" Winara balik bertanya.

"Emang bukan pacarnya?" tanya Rani lagi.

"Bukanlah,dia itu Abang tertua Winara Kak.Namanya Rey" jawab Winara.

"Oh..." Rani ber oh ria saja.

Selesai membayar makanannya Winara pun langsung keluar dari cafe dan masuk ke mobilnya.

"Lama banget sih" gerutu Rey.

"Yeyy...namanya juga ketemu temen,basa-basi sedikit lah" kata Winara.

Rey mengemudikan mobilnya menuju ke rumah,tubuhnya terasa sangat lelah sekali.Sesampainya di rumah Rey langsung masuk ke kamarnya dan langsung tidur di kasurnya yang empuk.

Janji

Rey,Andre dan Thomas sudah berada di kampus,hari ini mereka akan mengadakan rapat bersama teman-teman yang lain.Pak Woto sebagai dosen mengarahkan agar mereka mengadakan acara di luar kampur agar tidak mengganggu mahasiswa yang lain.

Banyak pendapat dan ide yang masuk.Setelah berdiskusi cukup lama akhirnya mereka memutuskan acara reuni akan di laksanakan di sebuah villa yang berada di sebuah kampung.Villanya cukup bagus dan di belakang villa ada sebidang tanah bekas sawah tapi sudah tidak di rawat lagi oleh pemiliknya.Tanah itu bisa mereka gunakan sebagai tempat bermain.

Akhirnya mereka menyusun rencana apa saja acara yang akan mereka lakukan besok.Mereka tidak lupa membuat sebuah permainan seru agar acara tidak membosankan.

Setelah semua sudah tersusun dengan rapi mereka pun menyudahi rapat dan besok pukul tujuh tepat mereka harus sudah berkumpul di kampus,dari kampus mereka akan berangkat ke lokasi acara.Pihak Kampus sudah menyewa bus untuk para alumni yang tidak punya kendaraan,bagi yang punya kendaraan boleh membawa kendaraan pribadinya masing-masing.

"Bang...Bang Rey" Winara berlari sambil memanggil kakak tertuanya.

Rey menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya.

"Ada apa Dek?" tanya Rey.

"Besok Winara boleh ikut gak?" tanya Winara.

"Kitakan gak satu angkatan Win,yang reuni besok itu angkatan Abang" jawab Andre.

"Ya Abang mah gak seru" kata Winara sambil menggembungkan pipinya.

"Kata Pak Woto semua alumni angkatan kapan saja boleh ikut" protes Winara.

"Gak boleh" goda Thomas.

"Boleh" Winara tetap kekeh.

"Winara main sama Adis aja sana gak usah ganggu Abang" kata Andre.

Winara mendengus kesal.

Rey,Andre dan Thomas menyebrangi jalan,mereka berjalan menuju cafe yang ada di depan kampus.

Sesampainya di cafe Rey dan lainnya memilih duduk di sudut ruangan.

"Rani" Andre memanggil Rani sambil mengangkat satu tangannya.

Rani menghampiri meja mereka.

"Mau pesan apa Bang?" tanya Rani.Tangannya memegang sebuah pena dan buku kecil.

"Pesan minum aja seperti biasa.Rev...eh Rey kamu mau pesan apa?" tanya Andre.

"Capucino saja" jawab Rey.

Rani meninggalkan mereka.

Rey terus memperhatikan Rani,Rey seperti tidak asing dengan senyumnya,matanya dan juga lesung pipinya.

Setiap bekerja Rani selalu memakai baju berlengan panjang,walau sebenarnya seragam cafe berlengan pendek.

Tidak lama kemudian Ema datang ke meja Rey dan teman-temannya.

"Ini minumannya Bang" kata Ema sambil menyuguhkan minuman yang sudah di pesan oleh Rey cs.

"Kenapa bukan Rani yang mengantarkan kemari?" tanya Rey.

"Rani lagi mempersiapkan bahan-bahan untuk besok Bang,cafe kami mendapat orderan untuk menyiapkan makanan untuk acara reuni kampus yang ada di depan" tutur Ema.

"Berarti besok Rani ikut ke tempat acara?" tanya Andre.

"Iya Bang dan kemungkinan besok cafe tutup" jawab Ema lagi.

Ema pamit untuk ke belakang.

"Kamu masih belum menemukan Restu Rey?" tanya Andre.

"Belum,Restu menghilang bagai tertelan bumi.Aku pernah datangi rumahnya yang ada di luar kota tapi kata orang disana Restu sudah pindah dan mereka juga tidak tau Restu pindah kemana" jawab Rey lesu.

"Yang sabar ya Rey,semoga kamu cepat dipertemukan dengan Restu" kata Thomas.

Rey mengangguk.

Rey menyesap capucinonya,matanya tidak berpaling sedikitpun dari Rani yang sedang duduk di meja kasir.

Rey terus memandangi wajah Rani dari kejauhan.

Degh

Jantung Rey berdebar saat Rani melihat kearahnya dan tersenyum.

Rey mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Tidak tidak ini tidak boleh terjadi,hatiku hanya untuk Restu" bathin Rey sambil menggelengkan kepalanya.

"Rey kamu kenapa geleng-geleng kepala,kamu sakit?" tanya Andre.

"Ah tidak apa-apa,aku baik-baik saja" jawab Rey.

"Aku pulang duluan ya,sepertinya aku butuh istirahat" kata Rey pada kedua sahabatnya.

Rey beranjak dari kursinya lalu berjalan keluar dari cafe.

Andre dan Thomas pergi ke kasir untuk membayar minuman mereka.

Rani menggulung lengan bajunya lalu tersenyum pada Andre dan Thomas.

"Udah mau pulang Bang?" tanya Rani.

"Iya Rani,udah sore soalnya" jawab Andre sambil memberikan uang pada Rani.

Rani mengambil uang itu.

Andre melihat gelang yang di pakai oleh Rani.

"Aku pernah melihat gelang seperti itu,tapi dimana ya" gumam Andre dalam hati.

"Bang...halloo..." kata Rani sambil mengoyangkan tangannya di depan wajah Andre.

"Ndre" Thomas menepuk bahu Andre.

"Eh iya ada apa?" tanya Andre.

"Harusnya kami yang bertanya kamu kenapa kok bengong begitu,apa kamu sama seperti Rey,butuh waktu untuk istirahat" kata Thomas.

"Ayo kita pulang" ajak Andre pada Thomas.

Thomas dan Andre pun pulang ke rumahnya masing-masing.

Rani berdiri di balkon kamarnya,matanya memandang lurus ke depan.Ada rasa gundah juga rindu yang membuncah di dadanya.

"Kamu dimana Revan,aku sudah kembali ke kota ini dan mencarimu tapi aku belum juga menemukanmu.Apakah kamu juga mencariku Revan,atau kamu sudah melupakan aku" gumam Rani sambil memandang bulan purnama.

Rani masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon.Rani naik ke kasurnya lalu berbaring di sana.Perlahan Rani memejamkan matanya dan memasuki dunia mimpi.

Di tempat lain,

Rey sedang menatap bulan yang sama.Dia berdiri di balkon,Kedua tangannya memegang pagar pembatas.

"Restu,kemana lagi aku harus mencarimu.Semua sudah aku datangi tapi tak satu pun dari mereka yang tau keberadaanmu.Restu apa kamu tidak merindukanku seperti aku yang merindukanmu,apa kamu masih setia dengan janji kita atau kamu sudah bersama dengan yang lain" gumam Rey.Matanya menatap bulan yang indah dan bersinar terang di langit.

Rey masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur.Bayangan dua puluh tahun silam kembali melintas di benaknya.

**Flashback on**

Revan dan Restu sedang duduk berdua di pos satpam,Restu menemani Revan yang menunggu jemputannya.

Revan mengeluarkan sesuatu dari tasnya lalu memberikan benda yang di ambilnya tadi kepada Restu.

"Restu ini untukmu,ambillah.Satu untukku dan satu untukmu" kata Revan sambil memberikan gelang plastik pada Restu.Gelang yang di belinya dari pedagang keliling yang sering mangkal di depan sekolahnya.

"Tapi ini kebesaran Revan" kata Restu.

"Kamu bisa menyimpannya dan setelah kita besar nanti pakailah gelang ini agar aku bisa mengenalimu" kata Revan.

"Baiklah,aku akan menyimpannya" kata Restu lalu memasukkan gelang itu ke dalam saku bajunya.

"Apa saat besar nanti kita akan bertemu lagi Revan?" tanya Restu.

"Tentu saja,setelah besar nanti aku akan datang ke rumahmu yang baru di luar kota sana" jawab Revan.

"Kamu janji" kata Restu sambil mengangkat jari kelingkingnya.

"Aku janji.Saat besar nanti aku akan menemuimu dan kita akan terus bersama seperti Daddy dan Mommyku" ucap Revan.

"Baiklah,aku juga berjanji aku akan menunggumu sampai kapanpun" ucap Restu.

Dan merekapun saling menautkan jari kelingking mereka.

Seminggu sejak hari itu Restu pun pindah keluar kota.Beberapa tahun sejak janji itu terucap sekolah tempat mereka membuat janji pun kebakaran,tidak ada satu ruang kelas yang tidak terbakar hangus dan tidak satu pun berkas-berkas penting yang terselamatkan.Semua ludes di lahap si jago merah.

**Flasback off**

Rey mulai memejamkan matanya dan mulai tertidur.Besok dia butuh tenaga Ekstra untuk mengikuti acara reuni.Tidak lama kemudian dia pun sudah tertidur dengan nyenyak.

Pagi harinya,

Rey sudah bangun dari tidurnya dan sudah selesai bersiap.Rey memasukkan beberapa baju ganti ke dalam tasnya,mereka memang tidak menginap tapi bisa saja baju yang di pakainya nanti kotor dan harus di ganti.

Ceklek

Pintu kamar terbuka,Mommy masuk ke kamar Rey.

"Sudah siap Bang?" tanya Mommy.

"Sudah Mom" jawab Rey.

"Hati-hati di jalan ya,jangan ngebut" pesan Mommy.

"Iya Mom,Rey berangkat dulu ya Mom" pamit Rey lalu mencium pipi ibunya itu.

"Abang gak sarapan dulu?" tanya Mommy.

"Sarapan di jalan aja Mom" jawab Rey sambil menggendong ransel di punggungnya dan keluar dari kamar.

Rey masuk ke mobilnya lalu mulai mengemudikannya.Sesuai kesepakatan mereka akan berangkat pukul tujuh dari kampus,sekarang baru pukul enam tiga puluh masih ada waktu setengah jam lagi.Rey mengemudikan mobilnya dengan santai,pikirannya tetap memikirkan Restu.

Tidak lama kemudian Rey sudah sampai di kampus,peserta reuni sudah banyak yang berkumpul di depan kampus,termasuk Rani dan beberapa pelayan cafe lainnya.

Rey turun dari mobilnya lalu bergabung dengan yang lain.Setelah semua berkumpul mereka pun naik ke dalam bus,tidak semua dari mereka yang memiliki kendaraan pribadi.

Beberapa teman Rey ada yang ikut Rey,sebagian ada juga yang ikut Andre dan Thomas.Sebelum berangkat Pak Woto memimpin doa,meminta keselamatan dan kelancaran untuk acara yang akan mereka selenggarakan.Setelah itu Mobil pun segera bergerak beriringan menuju ke lokasi reuni.Semua berangkat dengan hati yang riang gembira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!