"Ini salah satu kekejaman dari Perang Mitologi. Kau takkan bisa menyangkalnya begitu juga aku. Tapi aku tidak memiliki dendam kepadamu." Kata seseorang yang berada di depanku sudah membuatku kehilangan segalanya. Semua telah direnggut olehnya.
"Tapi aku punya."Kataku dingin.
Dimensi pun tertutup. Theresa sudah menyeberang bersama anakku ke dunia parallel utama, Prime. Aku pun meletakkan mayat seorang laki-laki yang sangat kucintai. Seharusnya portal dimensi itu adalah tujuannya selama ini tapi.......
"Hanya tersisa kau dan aku, wahai sang Cawan. Kalau kau pergi sekalipun aku tidak akan menghentikanmu." Kata seseorang tersebut. Sejak awal aku aku merasa tidak ada gunanya ke dunia itu tanpanya. Duniaku adalah dirinya dan barusan lenyap di depanku.
"Aku sudah bertekad untuk sampai kesini. Tidak ada penyesalan yang lebih besar selain membiarkanmu hidup." pedang pun terpanggil di genggamanku.
"Pertarungan terakhir sebelum dunia yang terkutuk ini hancur. Acara penutupan perang mitologi yang menarik." Katanya.
******
Setelah pertarungan itu.
"Bersyukurlah, Cawan Suci. Ku beri kau kehormatan untuk berlindung disini supaya kau tidak diperebutkan." Kata seorang wanita bergaun putih dengan rambut putih panjang, cantik seperti gadis berumur 18 tahun dengan mata merah yang menawan. Dia duduk di singgasananya yang terbuat dari marmer putih dengan garis berwarna emas yang menghiasinya.
"Siapa kau?" Tanyaku singkat.
Wanita itu pun tersenyum tipis kepadaku.
"Kita adalah ibu yang sama-sama menyelamatkan anak laki-laki kita yang diakibatkan dari cinta terlarang. Bisa dibilang aku adalah wanita senasib denganmu." Jawabnya.
Aku pun melihat sekitar. Hanya ada altar kosong dan singgasana diduduki wanita tersebut.
"Dimana kita?" Tanyaku kepadanya.
"Di retakan antar dimensi. Aku lah yang mengizinkan anakmu lewat tadi meskipun suamimu bersikeras membuka portalnya dengan paksa." Jelasnya.
"Aku lah sang penjaga pintu dimensi. Fafnir." Lanjutnya.
"Kalau kau bilang aku seorang cawan suci kau salah besar. Aku sudah memindahkan seluruh isinya kepada anakku. dan seperti dugaanmu aku hanyalah cawan kosong." Kataku.
Wanita ini tersenyum. Seolah dia mengetahui maksudku. Aku hanya ingin selalu disisinya setelah kehidupan sekalipun.
"Sampai segitunya. Kau mencintainya? Tanyanya menyandarkan kepalanya ke tangannya.
"Iya. Karena itu, biarkan aku lewat, Fafnir. Dia menungguku." Kataku bersikeras.
"Tunggu dulu. Kau hanya tidak tahu detailnya." Katanya.
"Apa maksudmu?!" Tanyaku. Tanpa kusadari nadaku naik drastis.
"Anakmu dengan anakku menjadi satu kepribadian, satu tubuh, dan satu jiwa. Di sebabkan dari gesekan portal dimensi yang tidak stabil." Katanya menjelaskan.
"Bukankah kau mengirim anakmu sebelumku?" Tanyaku curiga.
"Konsep dimensi memang melawan hukum fisika. Pergerakan waktu di sana sangat tidak stabil, ada yang lebih cepat ada yang lebih lambat. Aku sudah mengirimkan anakku kesana 400 tahun yang lalu di waktumu, dunia 0.1. Sedangkan kau barusan mengirimkan anakmu beberapa jam yang lalu. Mereka bertabrakan menjadi satu kepribadian akibat gesekan tersebut."Jelasnya tapi aku masih tidak paham.
"Jadi aku ingin kau tetap disini sampai tiba waktunya dimana anak kita bisa menuju ke tempat ini. Ada yang ingin kuberikan. Sebagai seorang ibu, pastinya ada sesuatu yang ingin kau sampaikan kepada anak kita." Benar, meskipun baru beberapa menit di sini aku aku sudah merindukan Gen. Bayiku. Dia juga berjanji kita akan hidup normal ketika kami sampai kedunia asalnya.
Tiba-tiba portal dimensi terbuka di sampingku. Anak laki-laki yang membuatku sangat mirip dengannya keluar dari situ. Yah konsep dimensi memang benar seperti kata Fafnir. Anak kami berada di sini sekarang dengan usianya sekitar sudah 16 tahun.
Ini adalah cerita dimana cerita ini bisa kalian lihat di semua cerita manapun, cerita yang biasa. Cerita seorang pemuda di Tokyo. Usia 23 tahun. Bernama Tatsumaki Kenji. Bertubuh kecil, berambut hitam berantakan.
Dia bersekolah di Kampus terbaik di Tokyo. Mengambil jurusan IT karena memiliki cita-cita menjadi programmer. Kalau kalian bertanya soal hobinya, hobinya adalah bermain game, membaca novel dan manga, dan nonton anime. Genre yang paling dia suka adalah Kaiju, zombie, dan monster.
Akitivitas Kenji dimulai pada pagi hari jam 06.00. Kenji bukan tipe orang bangun pagi. Dia terpaksa Bangun sepagi itu agar bisa mendapatkan Wi-Fi gratis di kampus nya. Karena Wi-Fi di indikos nya mati. Kenji langsung menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri lalu menyantapnya sendiri, mandi seperti orang sedang cebok, kemudian bersiap ke kampus.
Meskipun memiliki hobi yang membuatnya dianggap sebagai orang malas, tapi jangan salah. Nilai nya selalu sempurna di setiap ujian. Bahkan para dosen pun selalu memberinya tempat kerja rekomendasi bahkan perusahaan barang elektronik. Tahun ini adalah tahun terakhirnya di kampus.
Sudah 3 tahun menjalani kehidupan di kampus tapi dia tidak memiliki teman. Satupun. Dia dijauhi karena berbagai alasan, tidak keren, di bilang cupu, pendiam, tertutup, tidak asyik, dan masih banyak lagi. Kenji pun mengunci indikosnya dan mulai berjalan ke stasiun. Jarak kampus dengan indikosnya sekitar 10 km.
Ia segera masuk ke stasiun dan memilih kereta. Kenji langsung cepat-cepat masuk ke dalam kereta.
"Tumben hari ini ramai. padahal Hari Sabtu." Kata Kenji melihat jam tangannya.
Setelah sampai di tujuan, Kenji berjalan santai masuk ke Kampus. Meskipun hari libur tapi tetap saja banyak mahasiswa yang datang. Kenji tidak terlalu menyukai tempat ramai maka dia memilih perpustakaan.
Kenji langsung membuka laptop gaming nya dan memasang headset gaming, dan mulai beraksi. Ke dunia maya tentunya. Kenji memulai memainkan game kesukaannya yaitu Civilian Of Dead, game FPS terbaru tahun itu juga.
Belum lama main ada tangan yang tiba-tiba menutup matanya. Kenji langsung reflek berteriak.
"Bangsat! Mataku!" Teriak Kenji.
game over tentunya.
Untung perpustakaan sedang sepi atau bahkan belum ada pengunjung. Hanya ada Kenji dan tentu saja orang yang ada di belakangnya saat ini.
Kenji pun berbalik melihat siapa biang kerok yang membuatnya kalah menjadi MVP dalam permainannya. Dia adalah seorang wanita berambut hitam panjang terurai, Bermata abu-abu gelap, lebih tinggi dari Kenji 2 cm, wajahnya manis dan cantik, dan sangat feminim dan anggun.
"Miyuki, kau sudah sering menggangguku ketika di indikos. Kau masih belum puas juga ya." Kata Kenji bersedekap.
Iya, Mabuchi Miyuki. teman sekaligus kerabat dari Kenji. Miyuki adalah wanita paling di idolakan di kampus. Pintar, cantik, anggun, baik kepada siapapun. Semuanya, kecuali Kenji. dan itu yang membuat Miyuki menyukai Kenji.
"Habisnya, reaksimu selalu berlebihan. karena itu aku gemas." Katanya dengan lembut.
"Jangan bilang kau ingin mengantarkanku bekal. Kau tahu kebiasaan burukku kan? Kenapa kau masih mensuport ku?" Tanya Kenji.
"Kau lupa terakhir kali kau masuk rumah sakit hanya karena tertukar mengambil sereal kucingku lalu kau makan gara-gara terlalu fokus membaca novel ketika bermain di rumahku? Aku yang kerepotan." Kata Miyuki cemberut.
"Itu karena kau menyembunyikan Snack ku ketika aku sedang membaca dan kau malah mendekatkan sereal kucingmu padaku." Balas Kenji. Meskipun sering bertengkar, entah kenapa mereka tetap selalu akrab dan berakhir dengan tertawa bersama.
"Kelas sedang kosong. Kenapa kau tidak ke kelas saja?" Tanya Miyuki.
"Itu tempat kurang kondusif untuk menjalani hobiku. Lagi pula aku lebih suka sendiri." Jelas Kenji mencari alasan supaya tidak dibully oleh teman sekelasnya.
"Ah sudah lah. Ayo ikut aku. Bantu aku mengerjakan proyekku di kelas. Aku berjanji tidak ada yang menggaggu kita." Kata Miyuki langsung memegang tangan Kenji.
"Woi, tunggu sebentar! Barang-barangku!" Kata Kenji.
Setelah menunggu Kenji berkemas barang. Mereka berdua berjalan menuju kelas. Meskipun Miyuki cantik dia juga terkenal dengan teknik berpedang yaitu Kendo. Ketika Kenji sering di-bully oleh teman-temannya baik ketika SMP, SMA, bahkan kuliah Miyuki selalu memukuli dan menghajar para pembullynya.
Mereka pun sampai dikelas. Ternyata dikelas sudah ramai dengan banyak orang. Ketika Miyuki masuk ke kelas dengan menggandeng tangan Kenji. Satu kelas langsung menggunjing mereka. Tidak peduli sekapok apa para pembully di kelas kalo namanya sudah benci. Kenji hanya menunduk ketika masuk.
Miyuki duduk di bangkunya dan mulai membuka laptopnya. Semuanya langsung mengalihkan pandangan.
"Kan sudah kukatakan. Semuanya baik-baik saja.Sebenarnya aku hanya minta ditemani saja. Kau hanya perlu duduk di sini hingga aku selesai." Kata Miyuki tersenyum.
Kenji tidak terlalu menanggapinya.
Hirako dengan cepat menarik kerah baju Kenji. "Katakan sesuatu woi! Dia sudah berusaha baik kepadamu. Kalau kau masih bersikap tak acuh padanya kubuat kau berada di kursi roda selamanya." Ancam Hirako.
"Musashi-kun. Turunkan dia." Kata Miyuki menatap dingin. suasana kelas jadi canggung.
"Dia bahkan tidak cocok untukmu. Dan sampah ini juga tidak berniat dekat denganmu. kenapa kau masih mempertahankannya Mabuchi?!" Tanya tegas dari Hirako.
"Miyuki, hentikan..." Kata Kenji lirih. mendengar Kenji berucap tangannya semakin kuat mencengkram kerahnya.
"Siapa yang menentukan hal seperti itu? Kalau kau melakukan itu lebih jau dari ini, ku buat kau membayarnya." Kata Miyuki mengeluarkan pedang Kendo nya.
Hirako pun melepaskan cengkeramannya. dan pergi dengan perasaan kecewa. Miyuki pun langsung mendatangi Kenji dan membantunya berdiri.
"Karena itulah aku benci dengan orang-orang." Kata Kenji memegangi lehernya yang kesakitan.
Tiba-tiba dibawah lantai kelas muncul lingkaran sihir berwarna putih terang memenuhi ruangan. Seluruh kelas pun panik. Cahaya yang membutakan mata dan sangat terang pun keluar dari lingkaran sihir tersebut.
Kenji dan teman-temannya pun menghilang dari kelas tersebut. Terteleportasi.
"Apa yang terjadi? Dimana ini?" Kenji linglung karena efek cahaya tadi. Mereka terteleport di sebuah goa dengan altar pola yang sama seperti lingkaran sihir yang menteleport mereka semua.
" Woi Miyuki! Bangun!" Kata Kenji menggoncang kan badan Miyuki. Miyuki pun tersadar.
"Kenji? Dimana kita? Tempat apa ini?" Miyuki pun mengambil posisi duduk.
Dari lorong bagian timur, orang-orang dengan baju dan jubah putih dan membawa lilin masuk, sekitar 7 orang. Mereka terlihat seperti pendeta. Dan pemimpin mereka adalah Orang yang terlihat paling tua disitu. Kenji pun bersiaga dan menyuruh Miyuki untuk mundur. Mereka terlihat seperti sekte agama.
"Siapa kalian? Apakah kalian yang melakukan semua ini?" Tanya Kenji curiga.
"Iya, Selamat datang di dunia kami para pahlawan. Kami meminta bantuan dari kalian." Kata Uskup paling tua yang berada di tengah.
Dan di saat itulah Kenji datang ke duniaku.
"Pahlawan?" Tanya Kenji kebingungan. Meskipun dia sering menjalani hobinya yang penuh dengan fantasi, kejadian ini tetap tidak bisa dia terima.
"Kalian semua terpanggil ke sini, ke dunia ini. Adalah untuk memenuhi takdir kalian sebagai pahlawan." Jelas sang uskup.
"Kita tidak sedang berada di alam mimpimu kan Kenji?" Tanya Miyuki masih tidak paham. Dia mengira kalau dia masuk ke kepala Kenji di dalam mimpinya. Dan itu tidak membantu sama sekali.
Teman-teman Kenji pun mulai siuman satu per satu. Ada yang kebingungan, Linglung.
"Mungkin menjelaskan di tempat seperti ini akan sangat rumit. Kita bisa membicarakannya di kerajaan." Kata sang Uskup.
Suasana benar-benar berbeda. Kenji dan teman-temannya keluar dari tempat gelap itu dan menuju keluar di pandu dengan para uskup. menurut Kenji mungkin dunia seperti dunia fantasi. Terdapat peri, naga, atau bahkan pahlawan yang di maksud adalah pahlawan yang akan mengalahkan raja iblis. Tapi dugaan itu salah, salah kaprah. Diluar mereka melihat pesawat tempur super canggih yang sedang terbang, robot-robot berbentuk seperti manusia membawa senapan, bahkan anjing militer robot. Kenji pun melirik ke arah rombongan militer. Senjata mereka pun bahkan terlebih modern daripada di dunia mereka.
"Anu, kita akan di bawa kemana ya?" Tanya Miyuki.
"Menghadap pemilik negeri ini. Yang Mulia Fuhrer. Beliau sendiri yang meminta kami yang memanggil kalian ke dunia ini. Beliau yang akan menjelaskan alasan kenapa kami diperintahkan memanggil kalian." Jawab sang uskup.
Istananya sangat besar. Bahkan jauh lebih besar dari seluruh kampus mereka dan jauh lebih tinggi. Berwarna putih, Dengan patung pahatan. Semuanya kagum bahkan Kenji. Ketika masuk, para pelayan kerajaan memberi hormat kepada mereka. Sampailah mereka ke ruang tahta. Diatas kursi raja duduk seorang pria tua dengan jenggot berwarna cokelat, bermata biru, mengenakan pakaian berjubah berwarna abu-abu dengan mahkota dikepalanya, dengan rambut sepanjang bahu.
"Selamat datang para pahlawan. Nama saya adalah Darnic Leonheart VII. Terima kasih sudah mau datang ke dunia kami. Kami di sini sangat membutuhkan kekuatan kalian." Ucap sang raja yang mengaku sebagai Darnic.
"Dunia ini hampir kiamat, pahlawan. waktu ujian bagi para umat manusia telah tiba. Kami para umat manusia hampir kehilangan harapan. Sudah banyak pahlawan dari masa lalu kami mintai bantuan. Tapi berakhir sia-sia. Mungkin dengan memanggil pahlawan dari dunia lain akan mencapai akhir yang berbeda." Kata sang raja.
"Maaf atas kelancangan saya Yang Mulia. Sepertinya kalian salah paham. Tapi kami cuma mahasiswa di dunia kami. Kami bukan pahlawan yang seperti kalian pikirkan. Jadi kami tidak bisa melakukannya." Kata Miyuki. Dia antara semua orang dalam situasi seperti itu hanya dia yang masih bisa berpikir tenang dan logis.
"Dewa kami lah yang telah memilih kalian wahai para pahlawan. Bukan kami. Dan kami tahu Dewa kami tidak pernah melakukan kesalahan apapun." Jawab sang raja.
Semua orang tampak gelisah.
" Jika kalian tidak percaya. Kami bisa membuktikannya. Tolong dibawa ke sini." Tangan sang raja memberi aba-aba kepada para pelayannya.
Dari lorong di kanan singgasana, setiap pelayan membawa semacam buntalan kain merah yang di lipat rapi. Kenji dan teman-temannya diberikan setiap orang mendapat satu kain merah tersebut.
"Silahkan dibuka, para pahlawan." Kata sang raja mempersilahkan.
Kenji pun membuka lipatannya dengan perlahan. sebuah papan kecil seukuran kartu yang terbuat dari marmer sangat tipis mereka temukan di setiap dibalik kain. "Apa ini?" Kenji kebingungan.
"Coba sentuh permukaan benda itu." Kata sang Uskup.
Ketika semua menyentuhnya, kartu marmer tersebut menyala seperti cahaya ponsel. Di sana tertulis nama mereka, jenis kelamin mereka, umur mereka, tanggal lahir mereka, yang paling mengejutkan adalah yang paling bawah yaitu job class mereka.
"Assaulter?" Salah satu teman Kenji yang bernama Arata bergumam.
"Magic Caster? Apa maksudnya?" Tanya Hirako melihat plat tersebut.
Ketika semua sibuk melihat job class mereka masing-masing, Miyuki mendekati Kenji.
"Kenji? Kau baik-baik saja? Apa job class-mu? " Tanya Miyuki penasaran.
Miyuki pun melihat plat kartu milik Kenji. Di situ tertulis job class : Avenger.
"Sudah kah kalian melihat Plat Status masing-masing? Job class adalah bakat tersembunyi kalian. Terdiri dari : Assaulter, Shooter, Tanker, Magic Caster, Assassin, Healer." Kata sang raja.
"Setiap jenis Job class ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dari itu dewa kami yang bijak memanggil kelompok bukan individual. Apakah kalian baru percaya sekarang? Mungkin di dunia kalian, kalian hanya segelintir rakyat jelata yang tidak di pandang. Tapi ketika di sini kalian adalah harapan bagi umat manusia, harapan terakhir umat manusia." Jelas sang Uskup.
"Kalau kami memang ditakdirkan untuk menjadi pahlawan maka kami tidak akan lari dari takdir itu." Kata Miyuki.
"Namanya sudah terlanjur tinggal di jalani saja kan? Mungkin ini yang terbaik." Kata Arata.
"Sebagai gantinya. Kami mendapat apa, Yang Mulia? Kami juga tahu kalau definisi pahlawan tidak akan jauh dari kata tulus dan ikhlas. Tapi itu tidak menutupi fakta kalau kalian juga yang memutuskan secara sepihak bahwa kalian yang mentransfer kami untuk membantu kalian di dunia ini." Tanya Hirako sedikit curiga.
"Tentu saja. Aku bukan orang yang sedingin itu yang tidak tahu dengan apa namanya balas budi. Setelah semua ini berakhir maka akan mendapatkan apa yang kalian pantas dapatkan. Kehormatan, Harta, Atau bahkan tahtaku ini." Kata sang raja. Semuanya pun mengangguk setuju.
"Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan bertanya lagi." Kata Hirako.
"Para pahlawan sekalian. Aku tahu kalian mendapat potensi yang lebih di bandingkan manusia lain di dunia ini. Tetapi harus tetap ada kebijaksanaan dalam menggunakannya. Oleh karena itu panglima terbaikku, Kano Johanna akan melatih kalian semua." Kata sang uskup.
Dari lorong sebelah kiri, datang seorang prajurit yang badannya bisa di bilang maskulin, berambut kuning pucat, bermata kelabu, memakai jubah berwarna abu-abu dengan plat pelindung dada.
"Terima kasih Yang Mulia. Saya akan mengemban tugas mulia ini dengan baik." Kata Kano sambil membungkuk ke arah raja.
Beberapa teman perempuan Kenji ada yang tertarik dengan Kano. Tidak heran kalau dia di idolakan para gadis. Tapi, Miyuki sama sekali tidak tertarik.
"Dengan ini. Latihan akan dimulai pada pagi hari setelah fajar. Temui aku di depan barak prajurit. Kita akan memulai latihan kita." Kata Kano tegas
Semuanya pun bubar dan para pelayan menuntun para pahlawan ke kamar-kamar mereka termasuk Kenji. Di katakan bahwa Job class hanya terdiri dari Assaulter,Shooter, Tanker,Healer,Magic Caster, dan Assassin. Yang membuat Kenji kebingungan saat ini ketika dia melihat status plat nya adalah, kenapa job class : Avenger tidak disinggung tadi?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!