Hii, ini novel ke tiga aku. Ini cerita Mas Angga dan dek Zara yang di Novel "Haruskah kembali?" ikutan nyempil dan sekarang aku buatkan ceritanya sendiri dengan keseruan dan konflik yang berbeda dengan novel pertama juga kedua aku.
Semoga kalian suka ya? Untuk visual bisa kalian berimajinasi sendiri, karena aku up visual sesuai dengan imajinasi aku sendiri heheheh.
Selamat membaca!!!
...THE BEGINNING...
Ini adalah kisah perjuangan gadis cantik yang ceria, ramah dan mandiri bernama Zara Khayatian Al Rasyid mengejar cinta seorang pria yang memilik orientasi *** yang berbeda.
Angga Adnan Prayoga pria tampan, mapan, memiliki segalanya di usia 30 tahun. Merupakan anak angkat keluar Jarvis yang dulu telah sangat baik menolongnya dari tindakan pelecehan sexsual terhadap dirinya saat Angga berusia 12 tahun. Namun Angga muda memiliki pandangan berbeda dari laki-laki pada umumnya, jantungnya berdetak kencang saat dia berdekatan dengan Nathaniel Jarvis, Kakak angkat di keluarga Jarvis.
Akankah Zara mampu mendapatkan cinta Angga yang berbeda ?
Mari kita mulai perjalanan Zara mengejar cinta seorang mantan, Gay??
Istanbul, Turki.
Kediaman keluarga Al Rasyid tengah di selimuti duka yang mendalam. Tuan Burak Al Rasyid meninggal dunia akibat penyakit jantung yang di idapnya selama 5 tahun belakangan,
Putri satu-satunya Zara Khayatian Al Rasyid menangis pilu menatap foto sang Baba (ayah) yang telah meninggalkannya untuk selamanya. Kini gadis cantik berusia 23 tahun itu menjadi yatim piatu karena sang Anna (ibu) juga sudah meninggal saat Zara berusia 10 tahun akibat kecelakaan lalu lintas.
"Zara, Sabırlı olmalısın." (Kamu harus sabar) Zara hanya mengangguk.
"hepimiz eve gidiyoruz, Zara." (Kami semua pulang dulu Zara) ucap seorang tetangga yang berusaha menghibur Zara.
"teşekkür ederim teyze," (terima kasih Bibi) jawab Zara lirih.
Saat beberapa orang sudah pulang, Zara masuk ke dalam kamarnya membawa foto sang Baba.
Gadis cantik itu seperti tiada lelah menangisi kepergian sang Baba, yang terasa begitu cepat.
Baru semalam mereka berdua bercanda namun, pagi tadi sang Baba telah menghadap Allah SWT terlebih dahulu menyusul Anna yang sudah dulu pergi.
"Kenapa pergi tanpa pamit kepada Zara, Baba? Zara sendirian dengan siapa Zara akan berbagi cerita dan keluh kesah?" Monolog Zara pada dirinya sendiri sambil menatap foto Babanya.
Tuan Burak Al Rasyid adalah warga negara Turki keturunan Arab, sedangkan Nyonya Siti Amaliyah adalah warga negara Indonesia lebih tepatnya Surabaya. Tuan Burak langsung jatuh cinta kepada Nyonya Amaliyah saat mereka di pertemukan di sebuah rumah sakit.
Tuan Burak mengalami kecelakaan dan di rawat oleh Nyonya Amaliyah yang merupakan seorang perawat. Singkat cerita mereka menikah dan Tuan Burak membawa Nyonya Amaliyah ke Turki dan hidup bahagia disana hingga lahirlah Zara ke dunia ini.
Karena itulah Zara bisa berbahasa Ibu pertiwi.
Zara mungkin terlalu lelah menangis dan bersedih, hingga gadis bermata indah itu tertidur sambil memuluk foto Babanya.
Kring.... Kriing... !!
Ponsel Zara berdering.
Zara terbangun dan melihat siapa yang menelpon dirinya.
"Nomor siapa ini? Bukan nomor yang berasal dari negara ini?" Gumam Zara saat melihat ada nomor asing masuk ke nomor teleponnya.
Akhirnya Zara memutuskan menjawab telepon tsb.
"Halo.."
"......."
"Iya, benar saya Zara."
"....."
"Anda siapa?"
"......"
"Saudara jauh Anna?"
"......"
"Benarkah saya masih punya saudara di Indonesia?"
"......"
"Baba baru saja meninggal, Ami."
"....."
"Tapi, saya benar-benar tidak tahu apakah anda saudara saya."
"......"
"Akan saya pikirkan dulu, Ami."
"......"
"Terima kasih, sesegera mungkin akan saya kabari Ami."
"......"
"Waalaikum salam."
Tuut.
Huuuffttt.... Zara menghela nafasnya berat.
Baru saja dirinya mendapat telepon dari Indonesia, ada seorang wanita mengatakan bahwa dirinya masih saudara jauh dari Annanya yang bernama Zulaikah Nurjanah.
Nyonya Zulaikah yang biasa di panggil Ami Ika, meminta Zara untuk pulang ke Indonesia dan tinggal bersamanya.
Ami Ika mengetahui bahwa Tuan Burak telah meninggal maka dari itu beliau meminta Zara pulang kembali ke tanah kelahiran sang Anna daripada hidup sendirian di negara kelahirannya tsb.
Namun Zara tentu masih ragu karena dirinya belum pernah bertemu dan mengenal Ami Ika sebelumnya. Gadis cantik itu masih harus memikirkannya masak-masak bila harus meninggalkan negara kelahirannya itu, karena Zara hanya 1 kali ke Indonesia itupun saat berusia 8 tahun sebelum Anna nya meninggal dunia.
...1,5 bulan telah berlalu,...
Zara duduk di bangku sebuah taman kota, dan di temani seekor kucing gembul yang tidur di pangkuannya. Turki terkenal sebagai negara yang ramah terhadap kucing, jadi tidak heran bila berwisata ke Turki khususnya Istanbul maka akan dengan mudah menjumpai kucing liar yang gemuk-gemuk di jalanan maupun di taman kota.
Lanjut!
Zara berjanji bertemu dengan seorang pria yang telah lama dekat dengan dirinya.
Serkan Sayisman pria yang selama ini mencintai Zara, selalu menemani Zara dan menjaga gadis cantik itu.
Zara pun juga memilik perasaan yang sama sebenarnya kepada Serkan, namun orang tua Serkan yang seorang pejabat tersohor di pemerintahan Turki membuatnya minder dan belum berani menjalin hubungan dengan Serkan yang akhirnya hubungan mereka abu-abu. Di bilang pacar tapi tidak pacaran, di bilangan teman tapi melebihi teman biasa.
Anggap ini bahasa Turki ye, biar gampang hehe!!
"Sudah lama menunggu, cantik?" Tanya Serkan yang baru saja datang dan duduk di samping Zara.
"Tidak baru 10 menit," jawab Zara dengan senyum cantiknya.
"Zara, aku ingin mengajak mu bertemu orang tua ku. Aku ingin hubungan kita segera ada kejelasan, aku ingin memperistri mu Zara." Zara menatap Serkan dengan tatapan gelisah.
"Apa orang tua mu akan menerima ku? Aku yatim piatu dan dari keluarga pedagang biasa," jawab Zara sendu.
"Aku yakin orang tua ku akan menyukai dirimu dan akan merestui kita," jawab Serkan penuh percaya diri.
"Baiklah, aku akan ikut menemui orang tua mu. Kapan itu akan terlaksana?" Tanya Zara.
"Besok malam, bertepatan dengan ibu ku berulang tahun. Akan aku kirimkan gaun tercantik untuk wanita tercantik di dunia ini," jawab Serkan penuh binar kebahagiaan.
"Baiklah. Terima kasih sudah menjaga ku di saat kedua orang tua ku telah pergi, Serkan!" Ucap Zara yang memeluk tubuh kekar Serkan.
"Aku mencintai mu Zara, apapun akan aku lakukan untuk kebahagiaan mu." Zara mempererat pelukannya setelah mendengar kata-kata Serkan.
"Sebaik kita cari makan, aku lapar!!" Ajak Serkan yang merengek sambil mengelus perutnya.
"Ayo, bayi besar ku!!" Mereka berdua bangkit dan bergandengan tangan meninggalkan taman kota.
Di kejauhan nampak seorang pria yang sedari tadi mengamati Zara dan Serkan.
"Halo, mereka telah pergi dari taman Nyonya."
"......."
"Baik, saya akan kembali Nyonya."
Tuut.
Tbc.
Apakah aku tak pantas mendampingi mu?
Zara memoles tipis wajahnya yang sudah cantik alami itu untuk menghadiri pesta perayaan ulang tahun Ibu Serkan sekaligus meminta restu tentang hubungan mereka yang berjalan tanpa status selama 3 tahun.
Zara mengikat rambut bergelombang nan tebal itu dengan gaya ekor kuda. Menggunakan gaun hitam beludru tanpa lengan bertali spageti membuat aura Zara semakin sakit dan terlihat sexy.
Serkan yang menunggu di teras rumah Zara, sangat terpukau melihat gadis cantik pujaan hatinya terlihat sangat cantik menggunakan gaun pilihannya itu.
"Apakah aku tidak cocok menggunakan gaun ini?" Tanya Zara yang melihat Serkan hanya diam menatapnya.
"Kamu, terlalu cantik hingga aku tak bisa mengalihkan pandangan ku." Zara tersenyum mendengar pujian Serkan.
"Sudah, ayo kita berangkat nanti telat. Aku tak ingin membuat kesan yang buruk kepada orang tua mu," ucap Zara.
"Baiklah, ayo Tuan putri kita perjuangkan cinta kita." Zara mengangguk dan merangkul lengan kekar Serkan.
Serkan membukakan pintu mobil untuk Zara, setelah Zara masuk baru Serkan masuk ke mobil dan segera mengendarai mobilnya menuju rumahnya menghadiri pesta perayaan ulang tahun ibunya.
30 menit kemudian,
Zara begitu terpukau melihat betapa megahnya rumah Serkan, rumah bergaya romawi, berdiri kokoh, dan mewah.
Zara menunduk betapa kecil dan tidak ada harganya sama sekali dirinya di hadapan keluarga Serkan yang bagaikan langit dan bumi dengan dirinya.
"Ayo, kita masuk?" Serkan mengulurkan tangan ke arah Zara.
Zara menerima uluran tangan Serkan dan tersenyum manis.
Serkan dan Zara masuk ke dalam istana megah kediaman Sayisman yang tersohor sebagai keluarga pejabat terpandang di negara Turki.
Zara memandang kagum interior rumah dari pria yang setia menggandeng tangannya, sangat mewah dan mahal.
Serkan mengajak Zara menemui kedua orang tuanya sebelum acara perayaan pesta ulang tahun Ibunya di mulai.
Tangan Zara berkeringat dingin langkah kakinya terasa berat saat sudah dekat dengan posisi kedua orang tua Serkan berdiri.
"Papa, Mama? Kenalkan ini Zara,"ucap Serkan memperkenalkan Zara kepada orang tuanya.
Tuan Azmar Sayisman dan Nyonya Aittul Sayisman melihat putra pertamanya menggandeng seorang gadis cantik dengan tatapan datar tanpa minat.
"Siapa nama mu, Nak?" Tanya Tuan Azmar.
"Saya Zara Khayatian Al Rasyid, Tuan." Tuan Azmar menaikkan satu alisnya mendengar ucapan Zara.
"Dari keluarga mana kamu? Pejabat atau pengusaha?" Tanya Tuan Azmar lagi.
"Saya yatim piatu bukan dari keluarga pejabat maupun pengusaha. Kami hanya memiliki toko kain kecil Tuan," jawab Zara dengan suara rendah.
"Oow ya sudah silahkan menikmati acara megah kami," jawab Nyonya Aittul dan langsung meninggalkan Zara dan Serkan.
Serkan mengepalkan tangan melihat reaksi kedua orang tuanya yang seperti memandang rendah Zara.
"Maafkan kedua orang tua ku, Zara." Zara tersenyum dan mengangguk.
"Mungkin Papa dan Mama mu sedang sibuk dengan acaranya, tidak apa-apa kamu tidak perlu khawatir tentang aku," jawab Zara berusaha menutupi rasa kecewanya.
"Baiklah, ayo kita kesana. Kamu coba makanannya ya?" Serkan menggandeng tangan Zara untuk duduk di kursi yang telah di sediakan.
Acara perayaan ulang taun ke 50 tahun Nyonya Aittul Sayisman telah di mulai.
Banyak pejabat dan artis kenamaan Turki turut menghadiri pesta yang di gelar mewah dan tertutup untuk media itu.
Zara hanya diam saja melihat kemeriahan pesta orang tua Serkan, dan saat selesai meniup lilin. Nyonya Aittul memanggil Serkan ke atas panggung, Serkan yang di panggil lalu berpamitan dengan Zara dan Zara tersenyum melepas pria yang bertahta di hatinya pergi ke atas panggung.
"Terima kasih saya ucapkan untuk anda semua yang sudah datang ke acara perayaan ulang tahun saya. Saya sangat senang dan bersyukur di berikan kehidupan yang baik, sehat dan tidak kekurangan.
Di momen pertambahan usia saya ini, saya dan keluarga besar Sayisman akan mengumumkan bahwa Putra pertama kami Serkan Sayisman akan bertunangan dengan Putri tunggal keluarga Cayoglu, Mia Cayoglu."
Jedeeerrr!!!!!
Senyum manis di bibir Zara langsung sirna kala mendengar Ibu Serkan mengumumkan pertunangan Serkan dengan wanita lain.
Mata Zara terasa panas, dadanya sesak seolah oksigen di dadanya habis.
Tess....
Air mata gadis cantik ini, menetes dengan sendirinya. Sakit sekali, di hina karena miskin karena tidak punya status sosial yang tinggi.
Serkan yang berada di panggung langsung kaget mendengar ibunya menyebutkan dirinya akan bertunangan dengan Mia teman masa kuliahnya.
Mata Serkan menatap Zara di kejauhan yang terlihat menghapus air matanya dan berbalik meninggalkan mejanya.
Serkan yang akan menyusul Zara, di cekal tangannya oleh Mia yang menghadangnya.
"Tetap disini, kamu akan membuat malu keluarga mu bila menuruti keegoisan mu Serkan," bisik Mia di telinga Serkan.
"Sial, awas kau Mia." Mia hanya tersenyum tipis mendengar ancaman Serkan.
Serkan di gandeng oleh Mia menghampiri kedua orang tua Serkan dan acara perayaan ulang tahun Nyonya Aittul tetap berlangsung meriah, tanpa ada yang tahu bahwa ada seorang gadis cantik tersakiti.
Zara berjalan keluar rumah mewah keluarga Sayisman dengan air mata yang berjatuhan dan terus di hapus oleh Zara.
Sepanjang jalan Zara berjalan bertelanjang kaki, karena dia menggunakan sepatu hak tinggi yang akan mempersulit dia berjalan.
Kaki putihnya berjalan tanpa merasakan sakit menginjak kerikil kecil yang tersebar di atas aspal jalanan.
Dinginnya malam yang menusuk kulit putihnya tak di rasakan sama sekali.
Semua itu tidak sebanding dengan sakit hati seorang Zara. Hidup sendiri di dunia ini menjadi yatim piatu dan tidak memiliki status sosial yang tinggi di masyarakat membuatnya begitu mudah untuk di hina dan ditindas.
Dia mencintai seorang pria kaya dan terpandang yang selalu menemaninya melewati massa kuliah dan sulitnya harus kehilangan Babanya, namun sekarang?
Zara benar-benar sendiri di dunia ini, pria yang mencintainya kini sudah bisa di pastikan akan memilih keluarganya bersanding dengan wanita kaya yang sepadan dengannya.
Tiba-tiba...
Ada sebuah taxi berhenti di samping Zara yang berjalan di pinggir jalan.
"Zara, kamu kenapa Nak? Ayo paman antar pulang," ucap seorang pria bernama Amir yang merupakan tetangganya.
"Terima kasih paman," jawab Zara yang lalu masuk ke dalam mobil.
"Kamu darimana? Kenapa malam-malam begini berjalan sendirian di jalanan sepi nak?" Tanya paman Amir terlihat khawatir.
Hiikss... Hiiks..
Zara sudah tidak dapat menahan lagi air matanya. Air matanya mengalir deras, merasakan hatinya yang sangat sakit karena penghinaan keluarga Serkan terhadapnya.
Paman Amir tidak jadi menjalankan mobilnya karena melihat Zara yang menangis terisak.
"Ada apa Zara? Cerita kepada paman Nak?" Tanya Paman Amir lagi.
"Apa aku tidak pantas paman mencintai seseorang? Apa yang salah dengan status kita sebagai warga biasa? Aku juga tidak bisa memilih terlahir di keluarga kaya atau miskin, tapi kenapa mereka merendahkan aku paman? Apa salah ku paman, apa?"
Paman Amir hanya diam mendengar pertanyaan Zara yang syarat kesedihan itu.
Hatinya ikut sakit melihat Zara yang begitu menyedihkan dan rapuh,
Paman Amir mengelus rambut gadis cantik itu.
"Kamu tidak salah apa-apa Zara, kamu gadis cantik, pintar dan baik. Orang yang hanya melihat status sosial itu adalah orang picik, mengukur semuanya hanya dari harta dan kedudukan.
Paman tidak tahu apa yang terjadi, tapi yakinlah dia bukan jodoh mu. Allah telah menunjukkannya di awal, lebih baik kamu merasakan sakit sekarang daripada kamu kecewa nanti setelah menikah," ujar Paman Amir memberi nasehat Zara.
"Terima kasih Paman. Mungkin benar nasehat paman, kalau dia bukan jodoh Zara. Zara akan berusaha melupakan dia Paman," jawab Zara sambil berusaha menahan tangisannya.
"Jangan kamu paksa melupakannya Nak. Itu malah akan membuat mu sakit, biarkan semua berjalan apa adanya. Bila kau merindukannya tidak apa itu tidak masalah. Bila kamu ingin menangis, menangis lah nak itu akan mengurangi rasa sakit di hatimu. Biarkan semua apa adanya berdoalah minta kepada Allah keikhlasan hati insya allah kamu akan bisa mengatasi sakit di hatimu," ujar Paman Amir.
Zara memeluk erat Paman Amir karena merasakan seperti Babanya yang menasehatinya.
"Terima kasih paman, terima kasih." Paman Amir mengangguk dan mengusap punggung Zara.
"Ini pakai jaket paman, dan sekarang ayo kita pulang." Zara tersenyum menerima jaket dari Paman Amir lalu memakainya.
Taxi milik paman Amir melaju meninggalkan daerah kediaman keluarga Sayisman dan menuju rumah Zara.
Tbc.
hii, ini novel ke 3 aku ya?
ini kisah mas Angga dan dek Zara.
yuukk baca terus!!!
Mungkin ini jalan terbaik untuk kita,
Aku yang akan menghilang dari pandangan mu.
5 hari berlalu,
dari kejadian malam yang kelam itu.
Zara membuka toko kain peninggalan sang Baba seperti biasanya.
Gadis cantik itu berusaha tegar dari rasa sedih yang menyelimuti hatinya, karena selama 5 hari ini pun Serkan sama sekali tidak menghubungi dirinya atau mencarinya. Padahal biasanya pria tampan itu tidak pernah bisa jauh dari Zara, setiap hari Serkan selalu mengirimkan pesan atau menelpon Zara. Namun sekarang, pria tampan itu bagai hilang di telan lubang hitam.
Zara duduk di kursi kasir sambil membaca buku tentang ilmu akuntasi yang merupakan dasar pendidikan Zara yang adalah lulusan dari universitas jurusan Akuntansi ekonomi.
Klinting klinting!!!
Lonceng di tokonya berbunyi menandakan ada pengunjung yang datang.
Zara berjalan dan menyapa pengunjung tokonya,
"Selamat datang di...."
Deg!!
Kata sambutan Zara terputus saat dia tahu siapa yang datang ke tokonya.
Pria tampan yang setiap hari mengisi hari-harinya dan selalu memujinya sekarang berdiri di hadapannya bersama seorang gadis cantik dan berkelas.
"Se..lamat da..tang Tuan dan Nona, ada yang bisa saya bantu?" Ucapa Zara dengan terbata melanjutkan sambutannya kepada Serkan dan Mia.
"Aku ke sini tidak untuk membeli apapun, aku kesini ingin memutuskan hubungan yang sebenarnya tidak pernah ada di antara kita,"
Jederrr!!!
Apalagi ini? Serkan yang selama 3 tahun memujanya sekarang mengucapkan kata-kata yang menyakiti dirinya.
Zara harus kembali tersakiti oleh pria selama ini bertahta di hatinya.
"Lalu?" Jawab Zara pelan menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Mulai detik ini, aku dan kamu tidak ada hubungan apapun dan anggap kita tidak pernah saling mengenal," ucap Serkan dengan lantang dan tegas.
Bruuukkk!!!
Zara ternyata tidak sekuat batu karang, tubuhnya lemas hingga saat ini jatuh terduduk di lantai yang dingin.
Gadis cantik itu menundukkan kepalanya karena air mata yang di tahannya sudah mengucur deras keluar dari mata indahnya.
"Baik Tuan Serkan, saya mengerti. Saya akan mengingat setiap kata yang anda ucapkan. Terima kasih, silahkan kelurga dari toko saya." Ucap Zara dengan sekuat tenaga sambil tetap menunduk dan terduduk di lantai.
Terdengar suara langkah kaki Serkan dan Mia keluar dari toko kain milik Zara.
Hikss.. hiikkss huua...
Zara menangis meraung penuh kepedihan, siapa saja yang mendengarnya pasti ikut menangis merasakan apa yang di alami Zara.
Bukan hanya di hina oleh kedua orang tua Serkan, namun kali ini pria itu sendiri lah, yang mengucapkan kata-kata yang sangat menyakiti hatinya.
Serkan bahkan mengucapkannya dengan tegas dan lantang seperti memang selama ini pria itu hanya bersandiwara mencintai dirinya.
Zara memukul-mukul dadanya karena begitu sakit mendapati kenyataan bahwa baru saja Serkan telah memutuskan hubungan yang selama ini abu-abu. Sekarang semua sudah jelas, siapa dia dan siapa Serkan?
”Baiklah, kalau memang selama ini aku bukan siapa-siapa bagi mu. Maka aku yang akan menghilang dari hadapan mu Serkan!!” Monolog Zara pada dirinya sendiri.
Semetara di dalam mobil mewah,
Seorang pria tampan nampak termenung dan pucat wajahnya.
Wanita di sampingnya melihat pria itu, lalu bertanya;
”Kamu kenapa?” Tanya Ami Cayoglu.
”Aku hanya ingin sendiri, turunlah sudah sampai rumah mu!” Jawab Serkan ketus.
"Baiklah, aku turun dulu." Cuuupp. Ucap Mia dan mengecup pipi Serkan.
Serkan kemudian memacu mobil mewahnya dengan kencang kembali ke arah menuju toko kain milik Zara.
Ciiittt!!!!
Ban mobil Serkan bergesekan dengan aspal dan menimbulkan decitan karena Serkan menginjak rem dengan kuat.
Serkan melihat Zara yang tengah menutup toko kainnya setelah dia dan Mia mendatangi toko itu.
Serkan menatap sendu gadis cantik yang begitu di cintainya itu.
Zara terlihat berkali-kali menyeka air matanya yang jatuh ke pipi mulusnya.
Serkan ingin sekali berlari dan memeluk Zara dengan erat, namun itu tak bisa dia lakukan karena...
Flashback On.
Setelah pesta ulang tahun Nyonya Aittul berakhir, Serkan marah besar dan mengamuk.
Terjadi pertengkaran hebat antara Serkan dan kedua orang tuanya.
Serkan menentang keinginan orang tuanya menjodohkan dirinya dengan Ami karena dirinya sangat mencintai Zara bukan Ami.
Nyoya Aittul berteriak dan tetap melarang Serkan berhubungan dengan Zara. Hingga...
"Kamu terlalu lengah dengan segala kemungkinan hubungan mu dengan gadis miskin itu. Lihat lah," ucap Nyonya Aittul yang melemparkan setumpuk foto kebersamaan dirinya dan Zara selam 3 tahun belakangan.
"Apa kamu kira Mama tidak mengawasi mu? Kamu putra kebanggaan kami mana mungkin kami melepaskan mu hidup dengan wanita miskin yang bisa saja hanya menginginkan kehidupan mewah dan harta melimpah," tambah Nyonya Aittul.
"TIDAK!!! Zara bukan gadis seperti itu dia tulus mencintai ku, jangan menuduh Zara sembarangan!" Bantah Serkan emosi.
"Jaga bicara mu, Serkan!!! Dia ibu mu, jangan seenaknya bicara kamu!!" Jawab Tuan Azmar membela sang Istri.
"Bila kamu terus saja memilih gadis miskin itu. Kami bisa membuat gadis itu menderita atau bahkan melenyapkannya. Kamu pilih meneruskan pertunangan Mia atau melawan kami?" Nyonya Aittul menekan Serkan dengan memberikan pilihan yang sulit.
Akkkkhh!!!!
"Kenapa kalian tega kepada ku? Kenapa harus aku yang menanggung semua ini? Aku hanya ingin hidup bahagia dengan Zara, apa itu salah?" Ucap Serkan dengan nada yang terdengar putus asa.
"Tidak ada yang salah dengan rasa cinta mu. Yang salah adalah karena gadis itu tak sepadan dengan kita. Omar bawa masuk Serkan, kunci dia di kamar ambil semu akses dia untuk menghubungi gadis miskin itu!!" Perintah Tuan Azmar kepada anak buahnya.
"Baik Tuan laksanakan!!" Jawab Omar.
Serkan hanya diam tak berontak saat Omar dan anak buahnya yang lain menyeretnya masuk ke dalam kamarnya.
Serkan meringkuk seperti janin di atas karpet bulu di kamarnya.
Aaakkhh!!!! Hiikss....
Serkan berteriak dan menangis meraung meratapi nasib cintanya dengan Zara yang harus kandas karena perbedaan status sosial.
"Maafkan aku Zara, teryata aku tak mampu melawan mereka yang menghalangi cinta kita."
Flashback Off.
Serkan ikut menangis melihat gadis yang di cintainya kembali terluka karena dirinya sendiri yang telah melukainya.
Zara terlihat rapuh dan kacau, Serkan benar-benar ingin berlari dan membawa kabur Zara.
Namun apa daya kekuasaan kedua orang tuanya tidak sebanding dengan dirinya, alhasil Serkan harus merelakan cintanya kepada Zara.
Zara terlihat keluar dari Tokonya menggunakan mantel yang di belikan oleh Serkan saat Serkan berlibur ke Italia.
Zara menghentikan Taxi dan kemudian naik taxi tsb.
Serkan terus mengikuti taxi yang di tumpangi oleh Zara, yang ternyata mengarah ke rumahnya.
Zara turun dari taxi dan kemudian masuk ke rumahnya.
Serkan hanya diam dalam mobilnya, sambil menatap rumah Zara.
Hanya itu yang bisa Serkan lakukan menatap dan mengagumi Zara dari jauh, tak dapat lagi membelai pipi kemerahan Zara yang tersipu malu atau memeluk tubuh indah Zara.
Serkan melakukan tindakan yang sudah pasti menyakiti Zara karena keinginan orang tuanya agar Serkan dan Zara benar-benar putus hubungan.
Walau tak di pungkiri Serkan pun juga sangat tersakiti oleh tindakannya itu, karena ini pertama kalinya dirinya menyakiti Zara dengan kata-kata setajam pisau belati.
Serkan akhirnya meninggalkan rumah Zara saat Nyonya Aittul menelponnya dan memintanya pulang kerumah.
"Maafkan aku Zara."
Zara berada di dalam kamarnya mulai merapikan barang-barangnya. Zara memasukkan baju dan beberapa foto kenangan dirinya dan orang tuanya ke dalam koper berukuran cukup besar.
Kring..... Kring.....
"Assalamualaikum."
"......"
"Saya baru dapat tiket untuk keberangkatan lusa, Ami."
"....."
"Ini Zara sudah mulai packing kok."
"......"
"Iya, Zara nanti akan bicara dengan Paman Amir untuk menyerahkan toko Kain Baba agar di kelola Paman Amir."
"......"
"Baik Ami, terima kasih untuk kebaikan Ami."
"......"
"Besok saya akan menelpon Ami lagi. Selamat beristirahat Ami. Assalamualaikum."
"......"
Tut.
"Inikan yang kamu minta? Akan aku turuti, aku anggap kita tidak pernah saling mengenal."
Tbc.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!