NovelToon NovelToon

Anak Genius Pasangan Elit

Seperti Pisau Melukainya

Suara burung hantu sedang mencari mangsa untuk disantap di malam hari menghiasi malam yang sunyi. Seorang gadis sedang tidur meringkuk kedinginan dibalik selimut tebal kuning miliknya. Udara dingin yang berhembus memasuki kamarnya melalui sela sela jendela gadis itu.

BRAKKKK...

Suara keras dari pintu yang dibenturkan pada dinding rumah membuat seorang gadis yang sedang tidur terlelap terpaksa bangun dari mimpi indah.

Alyosha Gauri Sun, gadis berumur 19 tahun dengan rambut hitam pekat yang diikat satu. Sudah berada di depan pintu dan bersiap dengan tinju yang akan melayang pada siapapun yang ingin berbuat jahat dirumahnya.Tetapi sesampai di depan pintu lebih membuat ia terkejut akan penampakan yang ia hadapi.

Ayahnya yang bernama Gauri sedang berdiri dengan keadaan berantakan sekali. Kancing baju yang ia kenakan sudah terbuka semua. Rambut hitam miliknya berserakan dan tidak tertata rapi. Mata sayu dan mulut yang dipenuhi oleh alkohol dengan tangan kanan yang menggenggam erat botol bir.

Bau alkohol yang kuat darinya langsung mengisi ruang tamu. Tidak biasanya Gauri pulang dengan keadaan yang berantakan sekali seperti ini. Jika sedang mabuk, Gauri selalu masih bisa mengontrol dirinya sendiri.

“ayah kenapa mabuk lagi? ini kan gak baik buat kesehatan ayah” ujar Alyosha sembari menggandeng bahu ayahnya membantu berjalan dengan baik.

‘’AYAH...AYAH... jangan panggil aku ayah. Aku itu bukan ayah kamu dan kamu tidak cocok menjadi anakku” ujar Gauri.

Karena Gauri dalam keadaan mabuk berat membuat Alyosha mengabaikan perkataan ayahnya barusan.

Mungkin dia hanya bergurau saja, pikir Alyosha.

Alyosha pun menuntun ayahnya duduk terlebih dahulu di sofa. Ia lalu beranjak ke dapur dan menghidangkan sup untuk menghangatkan tubuh Gauri.

Plakkk....

Belum saja ia meletakkan sup yang ia bawa diatas meja, ayah Alyosha langsung menampar pipinya. Alyosha terdiam sekejap, pipinya memerah dan mulai terasa panas karena tamparan ayah tadi. Lalu ia tatap wajah ayahnya, tidak terlihat ada sebuah penyesalan terpancar dari sana.

“ayah... makan supnya dulu ya. Agar badan ayah hangat. Ayah tahu kan kalau sup juga berguna meredahkan mabuk ayah.” ujar Alyosha dengan lembut.

Alyosha melihat ke arah ayahnya yang sedang mengangkat botol bir yang dia bawa sejak tadi, Alyosha dengan spontan langsung menundukkan kepala. Ia menunggu beberapa detik ternyata belum ada reaksi. Dalam hati ia menertawakan dirinya, bagaimana bisa seorang anak membayangkan ayahnya akan memukul anak sendiri dengan botol bir yang ia genggam.

Belum selesai menyiratkan yang tersirat dalam hati Alyosha, beberapa detik selanjutnya Gauri langsung memukulkan botol bir yang sudah ia angkat sedari tadi tepat di dahi kanan Alyosha.

pecahan kaca dari botol bir berhamburan tepat di wajah Alyosha. Darah yang segar mengalir deras berlomba keluar dari balik layar kulit putih miliknya.

“HARUS KAMU TAU. SEBENARNYA WAJAHMU ITU YANG INGIN KU RUSAK. DASAR ANAK ******, KAMU TERUS MENGINGATKANKU PADA PELACUR YANG DULU BERKELIARAN DI RUMAHKU INI. SEHARUSNYA DULU AKU TIDAK USAH MENIKAH DENGANNYA SEHINGGA TIDAK PUNYA ANAK SEPERTIMU YANG TIDAK BERGUNA” Cerca ayah.

Sepertinya ayah baru saja berjumpa dengan ibu diluar sana. pikir Alyosha.

Kata kata yang dilontarkan oleh Gauri seakan pisau yang terus diasah hanya untuk melukai hati Alyosha saja. Air mata yang sudah ia tahan semenjak ayahnya menampar pipi Alyosha akhirnya menetes bersamaan dengan darah yang mengalir membasahi wajah yang sangat dibenci oleh lelaki yang ia sayangi itu.

“aku minta maaf ayah” ujar Alyosha sebelum beranjak menuju kamar.

“bagus sekali, lebih baik kamu jangan berada dihadapanku. Aku sudah jijik melihat wajahmu.” ujar Gauri.

Alyosha membersihkan luka didahi kanannya dari serpihan kecil botol bir yang diberikan Gauri, lalu ia balut dengan perban seadanya. Alyosha mengambil jaket dan keluar untuk menghirup udara segar agar mendapat sedikit ketenangan di jiwa.

Saat keluar dari kamar, ia melihat ayahnya sudah tertidur di sofa dan masih menggenggam botol bir yang sudah pecah. Ia tarik pelan supaya ayahnya tidak terbangun dan membuang botol bir itu ke tong sampah. Dilanjutkan dengan membersihkan kaca kaca yang berserakan disekitar Gauri lalu keluar rumah.

Malam Pertama Milik Alyosha

Jam menunjukkan pukul satu malam. Taman dan jalanan sangat sepi seperti tidak berpenghuni. Hanya ada sebuah toko kecil yang berada jauh di depan pintu gerbang taman. Toko kecil yang menjual makanan dan minuman ringan yang masih tetap buka dengan lampu yang sudah kerlap kerlip kekurangan listrik, membuat toko itu tidak terlihat.

Sebelum memasuki taman, Alyosha singgah di toko kecil itu untuk membeli susu coklat kemasan. Jika ia sedang bersedih, ia selalu minum susu coklat untuk menenangkan diri. Suasana sunyi saat ini sangat cocok dengan keadaannya yang memang ingin menyendiri.

Alyosha duduk di bangku panjang yang ada di taman. Ia meminum susu coklat yang ia beli dan menatap kosong ke segala arah. Beberapa ingatan berputar putar di dalam pikiran Alyosha.

Di taman yang sekarang ia berada, ada sebuah tempat khusus untuk bermain anak anak. Tempat yang dikunjungi oleh keluarga yang bahagia. Setiap sore hari, taman ini sangat ramai oleh tawa riang anak anak yang bermain dengan orang tua mereka.

Tempat yang dulu ia kunjungi bermain bersama dengan ayah dan ibunya juga.

“sayang jangan bermain jauh dari mami, ini susunya diminum dulu. Kamu haus kan” ujar ibu Alyosha berteriak dengan lembut mengejarnya.

“mami, ayah. Ayo kejar Alyosha. Ha..ha...ha...” ujar Alyosha berlari riang.

“Ocha kembali sayang, awas nanti kamu terjatuh. Berhati hatilah saat berlari.” lanjut ayah yang juga berlari kecil ikut mengejar Alyosha.

Alyosha tersadar kembali dari lamunannya setelah ia mendengar langkah kaki seseorang dari belakang. Saat ia ingin beranjak dari tempat duduk, tiba tiba bahunya digenggam erat oleh seseorang dengan tenaga yang sangat kuat. Sampai ia sendiri yang pandai seni bela diri tidak dapat melepaskan bahunya dari genggaman orang tersebut.

Ia bergidik ngeri dan gemetaran tidak berani menoleh kebelakang. Bahunya yang digenggam erat mulai berdenyut sakit.

“siapa kalian?” tanya Alyosha sedang ketakutan masih dengan membelakangi pria itu.

“lepaskan saya, sebelum saya berteriak memanggil orang orang. Tolong lebih baik kalian melepaskan saya saja” ujar Alyosha setelah tidak ada jawaban dari mereka.

Ia sangat ketakutan dan hanya bisa mengancam mereka, karena ia pun tahu tidak ada orang yang bisa membantunya di sekitar taman.

Ia terus berusaha menggerakkan bahunya dengan kuat agar terlepas dari genggaman pria itu.

Saat ingin menoleh ke belakang, tangan itu menutup mulut dan hidung Alyosha dengan kain yang memiliki aroma sangat menyengat. Aroma yang membuat ia sulit bernafas dan kepalanya menjadi pusing.

“Eric, maaf hanya ini yang bisa kulakukan untuk mengobatimu saat ini”ujar Nathan, pria yang sedang menutup wajah Alyosha dengan sapu tangan.

“kamu jangan kurang ajar, aku bukan pria yang mengambil kesempatan dalam kesempitan” ujar Eric, teman dari pria yang ada dibelakang Alyosha. Suaranya seperti orang yang sangat tersiksa oleh sesuatu.

“AKKHH... aku sudah tidak tahan lagi, badanku terasa semakin panas dan aku sungguh minta maaf padamu wanita yang sangat malang.Tapi aku jamin kau sangat beruntung menjadi wanita pertama yang ku sentuh di dunia ini” Lanjut pria yang tersiksa itu.

Sesuatu yang lembut bersentuhan dengan bibir Alyosha. Tangan kekar pria itu terus meraba raba tubuh Alyosha.

“ah... sakit.” Ujar Alyosha.

Pria itu dengan kasar merenggut keperawanannya. Alyosha berusaha sekuat mungkin untuk tetap membuat dirinya dalam keadaan sadar dengan memukul mukul tangannya sendiri.

Tetapi usaha itu sia sia karena ia sangat lemah saat ini. Matanya mulai berkunang kunang lantaran kepalanya yang sangat pusing. Sampai ia hilang kesadaran sepenuhnya dan tidak dapat mengingat apa yang sudah terjadi padanya setelah itu.

Surat Dan Mantel Pria Mesum

“dik... dik... bangun. Hei gadis muda bangunlah"

Tidak biasanya aku bangun pagi seperti ini, tetapi siapa yang membangunkanku. Kenapa dia memanggil aku adik. Bukan kah aku tidak pernah memiliki kakak sebelumnya. Pikir Alyosha dalam hati.

Alyosha duduk dengan malas sambil mengucek kedua mata dengan tangan. Ia merasa matanya sangat berat dan badannya juga sakit terutama pada bagian bawah tubuhnya.

“hei sadarlah gadis muda. Apa yang sudah terjadi? kenapa kamu berantakan sekali? Siapa yang sudah melakukan ini padamu?”

Pertanyaan yang dilontarkan terus menerus pada Alyosha membuat ia tersadar sepenuhnya. Alyosha terperanjat dan menyadari ternyata ia masih berada ditaman.

Alyosha menatap lekat orang tersebut. Ia mengingat ingat seperti pernah berjumpa dengan wanita tua itu.

“oh ibu. Maaf saya ketiduran ditaman karena kelelahan” Ujar Alyosha menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

Dia adalah ibu yang memiliki toko kecil didepan taman, tempat Alyosha membeli susu coklat kemasan. Ia juga wanita yang bertugas menjadi penjaga taman. Setiap dua jam berlalu ia akan memeriksa seluruh area taman di malam hari.

“kamu tidak apa apa kan?”

“iya bu, terima kasih sudah membangunkan ku...”

Alyosha terdiam melihat keadaannya yang sangat berantakan. Leher dan dadanya penuh bercak merah dengan baju yang telah disobek di beberapa bagian.

Apa yang sudah terjadi padaku, pikirnya.

Saat itu pun air matanya langsung mengalir dengan deras. Ia mengingat seluruh kejadian yang sudah menimpanya sebelum ia pingsan.

“hikss... hiks... hikss. kenapa aku terus menghadapi semua kekerasan ini. Apa yang sudah aku perbuat sebelumnya. Bukankah aku selalu melakukan semua hal dengan baik dan juga tidak pernah menyakiti siapapun.” Ucap Alyosha dan mengadahkan wajahnya kelangit lalu menunduk.

“dik, ini sudah larut malam lebih baik kamu pulang saja dulu. Apa yang sudah terjadi hari ini lupakan saja. Ibu yakin kamu anak yang sangat baik, kuat dan dapat melewati semua ini” Nasehat wanita tua pada Alyosha dan mendekap Alyosha dalam pelukannya.

Pelukan ini sangat jarang ia dapatkan atau mungkin tidak pernah bagi dirinya yang sudah ditinggalkan oleh ibu dari umur 12 tahun.

Pelukan kasih sayang, penyemangat, dan pengertian dari seorang ibu. Tidak tahan dengan apa yang sudah terjadi padanya lagi, Alyosha meluapkan semua kerinduannya dengan membalas pelukan wanita itu dengan erat.

“bu jangan beritahu siapapun, kumohon” pinta Alyosha

“iya, ibu tidak akan memberitahu semuanya, asalkan kamu tetap semangat dan jangan menyerah karena masa depanmu masih panjang. Jadikan hari ini pelajaran dan hari terakhir untuk sebuah penyesalan”.

Sebelum Alyosha pergi wanita tua itu mencium keningnya.

Saat hendak beranjak dari tempatnya, Alyosha melihat di atas bangku panjang yang ia duduki ada mantel malam yang dijadikan bantal tidur. Alyosha pun mengambil dan memeriksanya, terdapat sebuat kertas yang bertulisan

saya selaku asisten dari pria yang sudah meniduri kamu tadi meminta maaf. Ini semua kami lakukan karena bos saya telah dijebak oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab. Jika kamu ingin kami mengganti kerugian yang sudah dia perbuat padamu silahkan hubungi saja nomor ini karena kami siap mengganti berapapun biayanya. Dan luka yang ada didahimu sudah saya periksa dan obati. Didalam kotak itu ada beberapa obat yang dapat membantu mengobati luka di dahimu. Mungkin itu akan berbekas selamanya dilihat dari dalam lukanya. Hanya itu yang dapat saya lakukan. Terima kasih atas jasamu.

“Haiss.. sudahlah tidak ada gunanya mempermasalahkan semua ini. Dalam keadaanku seperti ini, aku tidak berniat untuk membahas apa yang sudah terjadi. Lebih baik aku menenangkan pikiran dan jiwaku ini” Ujar Alyosha pada dirinya sendiri, lalu mengambil mantel dan kotak tersebut beranjak pulang.

Sesampai di rumah, Alyosha segera membersihkan badannya dengan menggosok gosok seluruh tubuh untuk menghilangkan bekas yang di berikan oleh pria yang bernama Eric.

Alyosha menyirami tubuhnya lalu menggosok berulang kali dengan sabun. Ia masih merasa jijik dengan dirinya yang sekarang walaupun ia sudah membersihkan badannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!