Hiks....hiks....hiks.....
Suara isak tangis terdengar dari dalam kamar, Sera menangkupkan wajahnya disela kedua pahanya sambil terus menangis tergugu, dia sangat kesal pada dirinya sendiri dan satu orang lagi yakni cowok tengil yang sudah membuatnya terpuruk hancur.
Sementara disebuah kamar lainnya.
Aaaaaaarrrrggghhhh.....
" Bodoh.....bodoh...bodoh banget gue, gimana kalau sampai papa sama mama tahu kalau gue udah ngebobol anak perawan? selama ini gue ngga pernah kebablasan tapi kenapa tuh cewek bikin gue ngga bisa kontrol diri?!....Aaaaaarrrrgggghh" umpat Ardan sambil memporak porandakan isi kamarnya.
Karena pesta ulang tahu yang dihadiri keduanya kini mereka sama-sama menyesali perbuatannya, sebenarnya kalau bukan karena Ardan yang mengancam dan memaksanya tentu Sera tidak mungkin menjadi seperti ini, kehormatan yang sudah dijaganya selama ini harus hilang setelang direnggut paksa oleh Ardan, seorang badboy yang terkenal hobby gonta ganti cewek.
" Bagaimana besok aku harus berhadapan sama kak Leo? pasti kak Leo bakal kecewa sama aku kalau tahu aku udah....hiks...hiks...." tangis Sera kembali pecah mengingat kekasihnya yang sudah 5 bulan dipacarinnya.
" Aku harus rahasiain ini dari semua orang,aku ngga mau kalau sampai sekolahku hancur karena cowok sialan itu,aku ngga mau ketemu bahkan lihat mukanya juga aku ngga akan mau!".
Pagi hari...
Disekolah SMA Pelita yang menjadi tempatnya menimba ilmu, Sera melangkahkan kakinya dengan berat, sambil was-was takut bertemu dengan Ardan.
" Seraaaaa......" teriakan nyaring dari Manda sahabat Sera.
Yang dipanggil pun hanya tersenyum sambil terus berjalan kearah sahabatnya berada, namun tiba-tiba dia dihadang oleh seseorang yang dihindarinya.
Sera menatap dengan tatapan yang sulit diartikan,sedangkan Ardan bingung mau mulai dari mana.
" Minggir!" ucap Sera.
Ardan bergeming sambil terus menatap wajah gadis yang sudah membuatnya kalang kabut, hingga susah terpejam.
Sedangkan Manda melongo melihat badboy sekolah menghadang sahabatnya.
" Gue bilang minggir, loe budek ya?" bentak Sera.
Ardan lantas menarik tangan Sera dan membawanya ke atap sekolah.
Dengan terseok-seok Sera mengikuti langkah Ardan yang terus menarik tangannya.
Kini mereka berada di atap sekolah sama-sama terdiam.
" G-gue minta maaf" ucap Ardan tercekat dilehernya.
Sera masih terdiam sambil memejamkan matanya, sedangkan nafasnya memburu gugup sambil menahan emosinya.
Ardan tahu kalau cewek cantik yang kini berada disampingnya sedang menahan emosinya,tetapi Ardan masih terus berusaha untuk mendapatkan maaf dari Sera, dia berfikir dengan meminta maaf setidaknya bisa membuat keadaan seperti semula.
" Ser....gue minta maaf,gu...."
Plakk.....
Suara tamparan dipipi Ardan membuatnya sadar bahwa cewek dihadapannya kini sedang marah dan enggan memaafkannya.
" Ser..."
" Loe pikir dengan loe minta maaf keadaan bakal berbalik seperti semula? dan gue masih perawan? loe udah bikin hidup gue hancur Dan loe sadar ngga sih?" cecar Sera sambil berlinangan air mata.
Melihat Sera menagis jujur hati Ardan terasa sakit, dadanya sesak,tetapi lidahnya terasa kelu hingga Ardan hanya mampu menunduk terdiam.
Sera terus menangis meraung sambil memukuli dada Ardan,sementara Ardan pasrah menerima semua sebagai balasan atas perbuatannya.
Sampai pukulan Sera melemah,dia tahu kalau Sera sudah lelah menangis dan kini terkulai lemah dihadapannya.
" Terus sekarang mau loe apa Ser....apa yang harus gue lakuin buat menebus semua kesalahan gue Ser?" tanya Ardan dengan suara lembutnya.
Sera masih menundukkan kepalanya, rasa sakit didadanya sedikit terurai, " loe jangan pernah muncul dihadapan gue....meskipun kita satu kelas gue mohon bersikaplah seolah loe ngga kenal gue, karena setiap gue ngelihat muka loe, gue sakit" ucap Sera sambil terus menunduk enggan menatap Ardan.
"Huuuuh....oke kalau itu bisa buat loe maafin gue, apapun bakal gue lakuin asal loe maafin gue Ser...gue pamit, sekali lagi maafin gue" kemudian Ardan berlalu meninggalkan Sera diatap.
Ardan sempat menatap sekali kearah Sera yang masih terduduk sambil menunduk sesenggukan menangisi keadaanya, sebenarnya Ardan merasa pilu dan tidak tega meninggalkan Sera tetapi itu adalah kemauan Sera jadi Ardan harus mengikuti kemauan Sera.
Sudah hampir satu bulan Ardan tidak pernah muncul dihadapan Sera, lebih tepatnya dirinya menghindari kontak dengan Sera, bahkan ketika berada didalam kelas Ardan selalu menyibukkan diri agar tidak membuat Sera terganggu meski beberapa kali Ardan tampak mencuri pandang kearah Sera tetapi semuanya tentu tanpa sepengetahuan Sera.
Sedangkan Sera hari ini dari pagi merasa badannya meriang kepalanya pusing dan mual, bahkan dirinya hanya ingin segera kesekolah demi melihat muka cowok yang sudah dihindarinya setelah pertemuan mereka di atap.
" Aduh kenapa gue pengen banget lihat muka tuh cowok nyebelin itu?".
Dan benar saja ketika melihat Ardan yang sedang berjalan menuju kedalam kelasnya, senyum pun merekah dibibir Sera seketika kakinya melangkah kearah Ardan dan langsung membuat Ardan tertegun secara mendadak, cewek yang sudah membuatnya sembuh dari sifat badboynya kini berada tepat dihadapannya.
" Sera..." gumamnya lirih.
Sera pun nampak berbinar dan langsung mengendus aroma maskulin dari tubuh Ardan, membuat sang mpunya mengernyit bingung apalagi kedua sahabatnya yakni Dito dan Muel yang berada dibelakang Ardan yang selama ini tahu bagaimana sikap Sera kepada Ardan hanya bisa menganga melihat kelakuan Sera.
Setelah puas menghirup aroma yang membuat mualnya menghilang Sera pun langsung meninggalkan Ardan tanpa berkata apapun.
Seolah tanpa dosa sudah sukses membuat degup jantungnya tidak beraturan Sera malah langsung meninggalkan Ardan ditengah kebingungannya.
Ardan menatap kearah Sera lalu melangkah menuju kursi dimana Sera berada, " Ser..." panggilnya pelan.
Dito dan Muel hanya bisa melongo melihat sikap lembut Ardan yang selama ini tidak pernah mereka lihat.
Sera menatap balik kearah Ardan, " Apa?" dengan senyum manisnya.
Ardan semakin heran dengan sikap Sera, kemudian mengajak Sera keluar kelas untuk bicara, dan herannya Sera justru dengan riang mengikuti langkah Ardan menuju taman sekolah.
Hampir semua mata menatap kearah Ardan dan Sera, apalagi ketika melewati kelas Leo, seketika Leo langsung terbakar cemburu dan mengikuti langkah keduanya.
Ditaman,
" Ser...loe ngga sakit kan? kenapa loe kaya gini?" tanya Ardan.
" Emang gue kenapa?, gue biasa aja tuh" jawab Sera sesukanya.
" Ngga Ser loe tuh beda,loe udah ngga marah sama gue?"tanya Ardan lagi.
Sera mengerjab bingung lalu mendorong tubuh Ardan yang sudah mendekapnya.
Bugh...
Satu pukulan mendarat di pipi Ardan, dan pelakunya adalah Leo kekasih dari Sera.
Ardan yang tidak siap langsung terhuyung kebelakang Sera pun terkaget dan langsung memekik memisahkan keduanya.
" Kak Leo...udah kak ".
Leo semakin membabi buta menghajar Ardan,sedangkan Ardan yang sudah bangkit langsung membalas memukul Leo dan akhirnya mereka pun berkelahi tanpa bisa dipisahkan lagi oleh Sera.
Sera hanya menangis menyaksikan keduanya,entah dirinya kini menangisi siapa tetapi yang jelas ada rasa sakit ketika Ardan menerima pukulan dari Leo.
Ruang BK
Kini mereka berakhir diruang BK meski Ardan adalah putra dari pemilik yayasan tempat mereka bersekolah tetapi untuk perlakuan tidak ada bedanya dengan siswa yang lainnya.
" Mau jadi jagoan? Huh!" tanya bu Moli dengan suara kerasnya.
Ardan dan Leo hanya menundukkan kepalanya,sedangkan Sera hanya senyum-senyum sambil memandangi kedua cowok dihadapannya.
" SERAAAAA!ngapain kamu senyum-senyum?" hardik bu Moli heran melihat Sera bukannya takut malah tampak biasa saja.
Sera kemudian gelagapan dan langsung menunduk, Ardan yang mendengar Sera dibentak merasa tidak terima bahkan hatinya merasa sakit ketika Sera dibentak,diapun mengepalkan tangannya.
Didepan tiang bendera mereka bertiga dihukum dengan posisi hormat kearah tiang bendera disiang hari,awalnya semua tampak biasa saja hingga...
Bruuuk....
Sera jatuh pingsan,dengan sigap Ardan langsung mengangkat tubuh Sera dan membawanya ke UKS sedangkan Leo tercengang kemudian menyusul ke UKS juga.
Dengan panik Ardan langsung mencari dokter di klinik dekat UKS, setelah dibaringkan Sera diperiksa oleh dokter tersebut.
" Gimana dok keadaan Sera?" tanya Ardan.
Leo semakin bingung dengan perhatian Ardan yang berlebihan ke Sera yang pada dasarnya masih berstatus kekasihnya itu.
" Ehm...begini Dan kita sebaiknya menunggu Sera sadar baru kita lakukan pemeriksaan berlanjut"jawab dokter tersebut.
" Diantara kalian siapa pacar Sera?".
" Saya dok" jawab Leo.
" Oke kamu tunggu disini sampai Sera siuman " ucap dokter tersebut lalu kembali ke ruang kerjanya.
.......
Sera sudah siuman,dan Leo masih setia menggenggam jemari Sera sambil duduk dipinggir tempat Sera berbaring.
" Kak Leo..." ucap Sera lemah.
Leo langsung menatap bahagia ke arah kekasihnya, " Iya Ser, kamu udah siuman? mana yang sakit? mau aku panggilin dokter klinik?" setu Leo.
Sera menatap sekeliling mencari keberadaan Ardan, " Kak...apa dari tadi kakak sendirian nemenin Sera?".
" Iya Ser...kenapa? apa kamu kecewa? dan berharap cowok model Ardan yang nungguin kamu disini?aku kecewa sama kamu Ser" ucap Leo sambil berlalu meninggalkan Sera sendirian.
Setelah Leo pergi, Ardan langsung masuk ke UKS dengan dokter dari keluarga Mahendra, Sera kaget melihat dan bingung.
Dokter langsung memeriksa Sera dan sebuah kenyataan harus diterima oleh Sera bahwa kini dirinya sedang berbadan dua, Ardan pun ikut kaget, apalagi ketika tahu umur kandungan Sera jika dihitung sesuai dengan hari dimana dirinya merenggut kehormatan Sera secara paksa.
" Ngga mungkin dok....dokter jangan bercanda, Sera cuma meriang bukan hamil " tolak Sera.
" Baik mari kita lakukan test urine semoga saja hasilnya negatif ya " ucap dokter.
Setelah melakukan test urine, kini tinggal menunggu hasilnya, Ardan berdebar menunggu hasilnya dan ternyata hasilnya garis dua alias positif.
Ardan pun membeku sedangkan Sera meraung sambil memukuli perutnya tidak terima.
Ardan langsung memeluk Sera tetapi Sera memberontak sambil terus memaki Ardan.
Seminggu setelah kabar kehamilan Sera yang dirahasiakan, tepat hari minggu Ardan dan Sera melakukan pernikahan rahasia, hanya dihadiri oleh kedua orang tua mempelai,saksi dari pihak keluarga saja tetapi pernikahan tersebut sah dimata hukum dan agama.
"Ayah, bunda...maafin Sera, Sera udah bikin Ayah dan bunda kecewa" tangis Sera pun pecah didalam pelukan kedua orang tuanya.
" Bunda sama Ayah tetap sayang Sera...pokoknya kalau Sera ada masalah apapun cerita sama Bunda ya, sama ayah juga " ucap bunda yang masih sesenggukan memeluk putri semata wayangnya.
Ayah Sera memilih diam karena menahan segala rasa,kemudian mendekati Ardan, menantunya yang seminggu lalu dihajar olehnya sampai babak belur.
" Om...eh Ayah" ucap Ardan gugup.
" Ayah titip anak Ayah, jangan sakiti dia,kalau sudah tidak menginginkannya,kembalikan Sera pada Ayah " ucap Ayah Sera sambil berusaha menahan air matanya.
" Ardan akan menjaga Sera yah...apalagi didalam perut Sera ada darah daging Ardan " jawab Ardan lalu memeluk Ayah mertuanya.
Malam hari, Sera sudah memasuki kamar Ardan,dia mengganti baju kebaya dengan baju tidur yang dibawakan oleh bundanya dari rumah.
Ardan masuk kekamar lalu menatap Sera yang sudah bergelung dengan selimut, Ardan hanya menghela nafas lalu pergi mandi dan mengganti bajunya sendiri, kemudian menyusul istrinya untuk tidur.
Jam menunjukkan pukul dua dini hari, Sera terbangun karena menginginkan sesuatu, dengan enggan dia membangunkan Ardan yang tengah tertidur lelap disampingnya.
" Dan...bangun gue laper "
Ardan belum juga membuka matanya karena terlalu lelah setelah acara pernikahan,apalagi besok harus kembali bersekolah.
" Ardan...loe denger gue ngga sih? hiks...hiks...hiks..." .
Suara isak tangis Sera mengusik tidur Ardan, dia pun lalu membuka matanya.
" Ser...loe kenapa ada yang sakit Ser?" tanya Ardan panik.
" Gue laper...gue pengen makan somay Dan ".
" Hah...sekarang?".
" Iya masa besok ,orang lapernya sekarang " isakan Sera makin terdengar kencang.
" Pengen banget ya Ser?", Sera pun mengangguk sambil menyusut ingusnya, " Ya udah gue keluar dulu ya cariin somay buat loe" ucapnya kemudian menyambar kunci mobil.
Sera kembali merebahkan badannya sedangkan Ardan harus memutari komplek untuk mencari somay pesanan Sera, hingga hampir 40 menit akhirnya baru ketemu penjual somay itupun hanya tinggal 3 potong saja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!