Lisin sangat bahagia saat memikirkan pacarnya karena sebentar lagi menjelang hari jadiannya yang ketiga tahun.
"Bro... Bahagia sekali kamu" Sultan temannya Lisin bertanya.
"Tentu saja Bro... bentar lagi hari jadian ku yang ketiga tahun, bagaimana aku tidak bahagia coba?" Lisin menjawab dengan bahagia.
Keduanya sedang istirahat jam makan siang tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya mereka berdua terus mengobrol.
"Ya... iya... Bro Kamu itu kan LDR, jadi bagaimana kamu bisa bisa langgeng dengan pacar kamu?" Sultan bertanya dengan penasaran.
Sultan di kalangan teman-temanya dikenal sangat baik selain itu dia juga sangat berpengalaman jika berurusan dengan wanita jadi dirinya sedikit khawatir dengan hubungan Lisin dan pacarnya mengingat dia sangat sangat polos.
"Ya... karena aku tipe orang yang setia" Lisin berkata dengan jujur.
"Lalu apakah pacarmu juga setia dengan mu?" Sultan sedikit menggoda.
Mendengar hal tersebut Lisin sedikit marah kepada temannya, namun dia tahu jika temanya itu berniat baik kepadanya.
"Dia... pastinya setia lah dengan ku" Lisin sangat yakin tentang penilaiannya.
Sultan menatap tubuh kurus Lisin dengan mendesah, Jika itu tiga tahun yang lalu tubuh Lisin sedikit berisi dan setelah memiliki pacar untuk pertama kalinya, Lisin terlalu sering makan mie instan dan itu membuat tidak baik dengan tubuhnya.
"Apa kamu sudah bertemu dengannya?"
"Belum... "
"Kamu tau No WAnya?... Telpon atau Video Call?"
"Tidak... "
"Pin BBM?... "
"Tidak... "
"Pernah kerumahnya? "
"Belum... "
".... "
Menjawab beberapa pertanyaan dari Sultan semakin besar kekhawatiran di hati Lisin namun, dia tetap percaya dengan pilihannya.
"Lalu bagaimana kamu berhubungan dengannya?" Sultan bertanya lagi.
"Um... ya... hanya kirim pesan di Facebook seperti messenger" Lisin mengakuinya.
"Bro... Kalian tidak pernah telpon, tidak pernah VideoCall, Tidak pernah bertemu langsung, Menurutku semua hal ini sudah membuktikan jika dia tidak serius denganmu" Sultan menjelaskan kekurangan dari hubungan yang di miliki Lisin.
"Tidak... tidak mungkin... tiga tahun ini aku sudah memberikan apa yang dia minta dariku" Lisin tidak percaya dengan perkataan Sultan.
"Apa yang dia minta darimu?"
"Delapan puluh persen dari gajian ku..."
"Sial... kenapa kamu sangat bodoh saat berurusan dengan wanita" Sultan merasa jika Lisin adalah laki-laki paling bodoh di dunia.
Sultan hampir muntah darah mendengar penjelasan dari Lisin.
Mereka berdua bekerja di bidang mekanik sepeda motor dan karena perusahaan swasta itu memiliki gaji bulanan di bawah UMR dan lagi mereka harus mengejar target jualan hanya untuk mendapatkan bonus tambahan.
Lisin menerima gaji tidak menentu setidaknya jika mencapai target jualan sparepart motor, maka gajinya kisaran 2 Juta jika tidak mencapai target maka sekitar 1,7 Juta jadi Lisin mengirimkan setidaknya 1,5 Juta kepada pacarnya yang tidak jelas.
"Lebih baik memberikan uang itu keorang tuamu dari pada kepacarmu" Sultan menyarankan hal yang masuk akal.
"Ini!!!... Dia bilang uang itu untuk skincare jadi aku memberikan nya begitu saja" Lisin berkata dengan jujur.
"Hadeh... "
"Hei... Kalian berdua cepat kembali jangan ngobrol terus, di depan ada antrian motor, pergi sana kerjakan... " Kepala bengkel memarahi mereka berdua.
Sambil mengerjakan servisan motor Lisin sedikit galau Bagaimana jika apa yang di katakan Sultan itu benar.
Setelah lulus SMK Banyuwangi Lisin dan beberapa temanya berkesempatan magang selama tiga bulan di Dealer Motor Swasta Bertempat di Bali Jimbaran.
Melalui guru sekolahnya Lisin beserta yang lain tergiur gaji tinggi dan tempat tinggal gratis serta makan di tanggung oleh perusahaan.
Namun semua itu di luar Ekspektasi dan angan-angan Lisin. dirinya dari kalangan bawah ayahnya hanya seorang tukang bangunan dangan gaji 80 ribu perhari.
Sedangkan untuk perjalanan ke Bali menghabiskan 250 ribu. setelah sampai di sana, untuk tempat tinggal hanya seadanya dengan setiap kamar 2x3m terdapat Lima orang.
Sedangkan untuk makan tidak tersedia dari kantor melainkan dari uangnya sendiri.
Hal ini membuat Lisin dan teman-temannya sangat kecewa. dalam satu bulan pertama. Gaji yang mereka Terima hanya 30 ribu perhari, maka satu bulan menerima 900 ribu.
Itu hanya cukup menutupi kebutuhan makan saja, belum lagi akan di potong jika libur sehari dalam sebulan.
Mengetahui hal tersebut hampir semua temannya langsung mengundurkan diri dari perusahaan, hanya menyisakan Lisin dan Sultan.
Walaupun banyak dari mereka memutuskan untuk pulang, Perusahaan masih banyak mendatangkan karyawan magang dari sekolah lainya.
Selesai kerja Lisin yang Galau memutuskan untuk mengirim pesan ke pacarnya.
Rahayu wanita pertama yang di kenal Lisin melalui Facebook tanpa pertemuan langsung jadian. tinggal di banyuwangi itu kota yang sama dengan tempat tinggalnya Lisin.
Sekarang untuk menyangkal pendapat temannya, Maka Lisin harus menayangkan beberapa hal, dari no WA ingin telponan dan VideoCall hingga ingin bertatap muka.
Melihat berbagai macam alasan dari balasan pacarnya tersebut, membuat Lisin semakin gelisah dan sedikit tertekan.
"Bro... Aku sebenarnya tidak ingin melihat mu tersakiti seperti ini, tetapi apa boleh buat ini pasti sangat menyakitkan untukmu" Sultan berkata dengan tidak berdaya.
Sultan menunjukkan akun Facebook Rahayu lainya yang mana menampilkan foto Rahayu bersama seseorang pria dan itu jelas bukan Lisin.
"Ini!!!..." Lisin tidak ingin percaya.
Semakin menelusuri Facebook lain pacarnya, semakin Lisin mengetahui kebenarannya.
Apa lagi Pria di foto tersebut sangat familiar baginya, dia adalah Hasan salah satu teman sekelasnya dan itu membuat hati Lisin semakin hancur.
"Bro... Bagaimana kamu mendapatkan ini... ini pasti bohong kan, Hasan ini Playboy brengsek... ini tidak nyatakan" Lisin tertekan seolah tidak percaya.
Dengan Wajah dingin Lisin mengepalkan tinjunya hingga kuku-kuku pada jarinya tertanam dan mengeluarkan sedikit darah.
"Bro... semua ini benar adanya, saat aku pulang kampung sebulan lalu aku secara tidak sengaja bertemu dengan mereka berdua di Roxy banyuwangi" Sultan mengakuinya.
"Di sana Hasan memperkenalkan aku dengan pacar barunya dan yang membuat ku terkejut Hasan juga tau jika kamu berpacaran dengannya" Sultan tidak bermaksud untuk merusak hubungan Lisin dengan pacarnya.
"Rahayu dia bahkan mengatakan jika kamu dan dia telah lama putus" Sultan merasa kasihan saja dengan Lisin.
"Sial... " Lisin marah.
Orang tua Hasan adalah pemilik Showroom Mobil bekas dengan penghasilan beberapa juta sebulan dan Hasan adalah pewaris tunggal.
Memiliki aset puluhan juta membuat cewek manapun akan panas saat melihatnya, jika di bandingkan dengan Lisin itu perbedaan besar.
"Aku harus memastikannya..." Lisin bertekad.
Lisin langsung menelpon Rahayu dari no yang tertera di halaman Facebook dan ternyata benar langsung terhubung.
"Hallo siapa ini?" Rahayu menjawab dari sisi lain telepon.
Mendengar suara pacarnya untuk kali pertama yang mana selama ini telah menipunya membuat Lisin berwajah dingin.
"Ini aku Lisin..." Lisin mengakuinya tanpa menjelaskan.
Sisi lain telpon terdiam, terkejut tetang bagaimana Lisin mendapatkan nomer telponnya.
"Lisin... Aku ingin kita putus karena aku harus mengejar karierku" Rahayu berkata dengan perlahan.
"Oh... apakah kamu sudah dapat pekerjaan?" Walaupun Marah Lisin berusaha untuk tenang.
Nada dingin Lisin mengejutkan Rahayu namun tidak terlalu memikirkannya.
"Ya... perusahaan Showroom Banyuwangi menerima lamaran kerjaku, jadi bisakah kamu menjauh dariku, sekarang gajiku lebih tinggi darimu jadi kenapa aku harus terus bersama dengan mu... Sedangkan untuk uangmu aku telah menghabiskannya" Rahayu berkata tanpa tau malu.
"..... "
Lisin marah bukan karena kehilangan uang selama ini 80% dari gajinya selama 3tahun melainkan marah kepada dirinya sendiri, kenapa Aku harus percaya dengan wanita ular ini, kenapa menjadikannya pacarku, kenapa aku sangat bodoh percaya dengannya, Sangat-sangat menyesal selama tiga tahun ini.
"Huuu... " mengambil nafas dalam-dalam Lisin mulai berkata sinis.
"Aku tidak peduli dengan uang itu dan aku tahu dari Facebook mu yang lain kamu dan Hasan sangat serasi" Lisin langsung mengakhiri panggilan.
"Tut... tut... tut..."
Setelah mematikan telpon Lisin langsung berbaring seolah tubuhnya sangat lelah. namun sebuah suara mengejutkannya dan sebuah panel sistem terlihat jelas di depannya.
(DING...)
(Apakah tuan rumah menerima sistem kekayaan : ya/tidak)
"Eh... sistem?" Lisin bingung Apakah dirinya sedang berhalusinasi.
Karena terkejut Lisin langsung berdiri dari tempat tidur kemudian keluar menemui Sultan.
"Bro... kenapa kamu sangat panik?" Sultan bertanya.
"Bukan apa-apa Bro... kamu melihat sesuatu?" Lisin bertanya balik.
Sultan sangat bingung melihat temanya bertingkah aneh, Apakah Lisin sudah gila atau mungkin karena shock saat mengetahui hubungan pacarnya dengan Hasan.
"Tidak aku tidak melihat apa-apa..." Sultan berkata dengan jujur.
"Oh... ya sudah..." Lisin mengabaikan Sultan.
Melihat panel sistem di depannya dan hanya dirinya sendiri yang bisa melihatnya.
Lisin memutuskan kembali ke kamarnya, dia tidak bisa menjelaskan panel tersebut kepada orang lain jika tidak orang lain akan mengatakannya gila.
"Sistem ini? "
(Pertanyaan hanya bisa di Jawab jika tuan rumah menerima keberadaan sistem: Ya/Tidak)
"Ya... "
(Sistem dalam proses pemasangan harap tuan rumah dalam kondisi tersadar)
10%
25%
50%
75%
100%
(Baiklah... Karena nasib tuan rumah yang sangat menyedihkan maka sistem kekayaan akan membantu tuan rumah dengan berbagai macam tugas untuk di selesaikan tentunya akan ada hadiah dari setiap tugas yang telah di selesaikan)
"Ini!!!... bukankah ini seperti kemampuan protagonis dalam Novel online hahaha... "
Segera, panel yang hanya bisa dilihat Lisin muncul di depannya.
Nama: Amar Lisin
Level: 0 (0/100)
Pesona: 4
Keterampilan: Keterampilan Mekanik Dasar.
Inventori: Tidak ada.
Toko: Tidak bisa diakses.
Lotre: 0 kali
Saldo: 354.000
Dana: 0
Tugas: ???
Jika di perhatikan dengan benar Lisin merasa seperti melihat panel game.
"Sistem tolong jelaskan"
(Panel Status tuan rumah, Level akan bertambah jika tuan rumah menyelesaikan tugas sistem)
(Pesona adalah daya tarik antar sesama, Keterampilan tuan rumah hanya apa adanya)
(Inventori tuan rumah dapat menyimpan berbagai macam barang di dalam gudang tanpa kehilangan waktu)
(Tokoh tuan rumah dapat membeli dengan saldo hanya bisa di akses setelah Level 2)
(Lotre hanya bisa di dapatkan dari hadiah tugas, Saldo langsung terhubung dengan Bank dan uang yang di dapat dari sistem terjamin Legal)
(Dana sistem akan muncul jika tugas terpicu, Tugas di akses: Ya/Tidak)
Lisin terdiam namun sudut mulutnya terangkat saat ini seolah mimpi?
Mengambil Pulpen di atas meja dan memasukan ke Inventori sistem seolah masuk ke ruang angkasa apalagi menurut penjelasan sistem hal ini dapat menghentikan aturan waktu.
"Sial... Penyimpanan ini sangat nyaman"
Lisin melompat kegirangan.
"Um... jadi ini saldo sama dengan mesin ATM di mana dapat mengambil uang dengan mudah"
Memasukan tangannya uang 100 ribu keluar dan saldo yang ada berkurang kemudian memasukan lagi maka saldo bertambah.
"Ya... Akses tugasnya"
(Ding... tugas sampingan terbuka: habiskan dana sistem 100ribu dalam waktu kurang dari 1jam)
"Sial... Jadi Dana sistem terpisah dari uang saldo dan akan muncul jika tugas terpicu"
Dana: 100.000
Tugas sampingan: Habiskan dalam waktu 1jam
Hadiah: ???
"Tugas sampingan itu berarti ada tugas Utama dan Hadiah tidak menentu... "
Lisin yang saat ini meminjam motor Temanya pergi ke indomaret untuk menghabiskan dana sistem.
"Sistem apakah ada batasan saat membelanjakan Dana sistem? "
(Tidak ada, tuan rumah bebas menghabiskan dana sistem untuk membeli apapun dan pilihan ada di tangan tuan rumah asalkan tidak melakukan hal negatif seperi, Judi, Narkoba dan lain sebagainya)
"Bagaimana jika tidak Menyelesaikan tugas? "
(Maka uang saldo akan berkurang sesuai jumlah dana sistem)
"Sial... jika dana sistem 100 juta bukankah saldo ku akan Minus"
Bersambung...
*Kunjungi juga Novel baru Author yang berjudul One Punch Man Di Dunia Marvel.
Keluar dari Indomaret Lisin menghabiskan dana sistem untuk membeli kebutuhan sehari-hari kemudian pulang.
(Ding... Selamat tuan rumah telah menyelesaikan tugas menghabiskan 100rbu dalam waktu kurang dari 1jam, Hadiah 50ribu di dapatkan dan 3 poin sistem)
"Tut... tut... " Membuka HP bekas yang ia dapatkan dari temanya sebuah pesan masuk mengejutkannya.
"Selamat malam, Kami dari BRI memberitahukan kepada pemilik Akun dengan nomor 68251783 telah melakukan transaksi transfer pada pukul 19:22 sejumlah 50.000 dan Jumlah Saldo: Rp 404.000"
Pada saat ini Lisin sangat tercengang, dia memiliki akun BRI yang terdaftar dan hanya akan di gunakan hanya untuk menerima gaji bulanan.
Nama: Amar Lisin
Level: 0 (3/100)
Pesona: 4
Keterampilan: Keterampilan Mekanik Dasar
Inventori: Tidak ada
Toko: Tidak buka
Lotre: 0 kali
Saldo: Rp 404.000
Dana: 0
Tugas: Menghabiskan 100ribu (selesai)
(Tuan rumah apakah akan melanjutkan ke tugas selanjutnya: ya/tidak)
"Ya... "
(Tugas sampingan terpicu Tuan rumah harus menghabiskan 1juta dalam waktu 1hari)
Dengan motor pinjaman Lisin kembali ke asrama dan mengumpulkan teman-temanya dan memberikan beberapa minuman dan snack yang dia beli sebelumnya.
"Bro... tumben sekali traktiran seperti ini" Salah satu teman Lisin bertanya.
"Minum dan makan saja tidak ada yang khusus" Lisin menjelaskan.
Semua orang menghabiskan minuman sambil bercanda tawa dan salah satu di antaranya teman baiknya Sultan juga ikutan.
"Sultan ikutlah denganku sebentar..." Lisin memanggil Sultan.
"Aiya..." Jawab Sultan.
"Bro... Di antara kita semua kamu adalah yang paling hemat saat membelanjakan uang, kali ini setelah kamu putus dengan pacarmu aku tidak menyangka kamu akan begitu boros" Sultan menambahkan.
Duduk di sebrang temanya Sultan meminum Coca-Cola dan camilan snack sambil menatap membicarakan apa yang Lisin lakukan.
Melihat perubahan temanya Sultan sedikit terkejut, ini bukan lagi kepolosan, penyendiri atau kesedihan sebelumnya, ini seperti tidak memandang kehidupan yang seharusnya.
"Katakan saja Bro... aku pasti mendengarkan mu" Sultan mulai mengerti jika temannya ingin curhat tentang sesuatu.
Setelah putus dari pacarnya dan Dengan adanya Sistem kekayaan membuka pandangan Lisin menjadi lebih matang dari sebelumnya.
"Jika aku berasal dari anak orang kaya apa kamu percaya?" Jelas perkataan Lisin cukup sulit di percaya.
Mendengar peryataan ini membuat Sultan sedikit terdiam kemudian tersenyum.
"Cukup sulit untuk percaya Bro mengingat semua yang kita lalui bersama... Aku tidak tahu situasinya Tapi aku percaya perkataan mu" Sultan berkata dengan senyuman.
"Terima Kasih Bro... Kau tau sebentar lagi kau dan aku akan menandatangani kontrak lanjut untuk tahun keempat dan aku memutuskan untuk tidak melanjutkan" Lisin berkata dengan jujur.
"Aku mengerti bro... Kerja di Dealer motor Ini sangat berat belum lagi Bos kita memeras kita hanya untuk menghasilkan uang. Kita juga sudah banyak berbohong kepada orang lain agar mengganti sparepart motor demi target kerja" Sultan berkata dengan menyesalkan.
Sultan mendesah kemudian melanjutkan "Alasan aku bertahan di sini karena aku tidak tahu harus kerja di mana lagi, juga aku harus membayar uang kuliah adikku"
Sebenarnya Sultan juga ingin berhenti dan cari pekerjaan lain namun itu cukup sulit mengingat situasinya.
"Bro... Aku akan membuka Perusahaan Bengkel motor dan aku membutuhkan karyawan yang dapat di percaya dan itu adalah kamu" Lisin bertekad.
(Ding...)
(Tugas Utama terpicu Tuan rumah harus Habiskan Dana sistem 100juta untuk membuka perusahaan tertentu dalam waktu satu bulan: ya/tidak)
Seperti dugaan ku jika aku melakukan hal-hal besar maka tugas akan terpicu dengan sendirinya.
Setelah memikirkannya cukup lama Sultan berdiri dan menjabat tangan Lisin kemudian berkata "Senang bekerja sama dengan mu Bos... "
"Entah kenapa karena tidak biasa di panggil bos rasanya sedikit aneh" Lisin berkata dengan bingung.
"Jahaha..." Sebenarnya Sultan tidak percaya jika temannya adalah orang kaya. Setidaknya saat keluar dari dealer motor dirinya masih memiliki kemungkinan mendapatkan pekerjaan.
.....
Keesokan harinya di kantor Dealer motor tempat Lisin bekerja.
"Apa... kalian berdua tidak ingin lanjut kontrak? Tidak... tidak bisa, kalian adalah aset perusahaan yang aku besarkan. Enak saja tiba-tiba ingin keluar"
Bertubuh gendut, berkeringat deras, saat marah bahkan lehernya menghilang tertelan daging berlemak. Laki-laki Gemuk ini adalah bos dibalik dealer motor yang suka memeras karyawannya.
"Apa kalian lupa jika bukan karena perusahaan ini kalian pasti masih akan menganggur di rumah, seharusnya kalian bersyukur karena perusahaan ini adalah penolong kalian" Bos Dealer berkata dengan dingin.
"Richard... apakah kamu sudah selesai?" Lisin langsung memotong perkataan Atasannya.
"Kamu... " ini adalah pertama kalinya ada seorang karyawan secara langsung menyebutkan namanya.
"Berdasarkan Kontrak kerja itu berakhir dua hari yang lalu, dan kita datang ke sini hanya ingin keluar baik-baik. Jika kamu ingin membuat masalah, aku tidak keberatan mendatangkan seorang pengacara" Lisin berkata dengan percaya diri.
"Kamu... Aku akan mengingat ini, ketika kalian keluar dari sini jangan harap ada perusaan yang akan menerima kalian, dan cepat tinggalkan asrama bengkel"
Setelah keluar dari perusahaan lamanya, Lisin dan Sultan berdiri di tepi jalan dengan beberapa kardus berisi barang bawaan.
"Jadi kemana kita pergi?" Sultan bertanya dengan bingung.
"Tenang bro... sebentar lagi datang" Lisin menjelaskan dengan senyuman.
Sebelumnya Lisin menemukan rumah sewa yang bertempat di jalan raya Tengku Umar. itu kisaran 5 kilometer dari tempatnya saat ini, tak lama menunggu sebuah mobil barang datang menjemput mereka berdua.
"Wow... Bos tempat ini pasti mahal" Sultan bersemangat dan depresi sebelumnya perlahan memudar. Walaupun dia percaya dengan temanya namun, dia sedikit khawatir jika semuanya di luar kendali.
"Tuan ini adalah kuncinya dan sesuai kesepakatan untuk biaya 1 juta tiap bulannya" resepsionis menjelaskan sambil tersenyum.
"Tidak masalah... " Lisin menggunakan Dana sistem untuk membayarnya.
(Ding...)
(Selamat tuan rumah telah menyelesaikan tugas menghabiskan 1juta dalam waktu 1hari, Hadiah 500ribu di dapatkan dan 5 poin sistem)
"Selamat malam, Kami dari BRI memberitahukan kepada pemilik Akun dengan nomor 68251783 telah melakukan transaksi transfer pada pukul 09:16 pada tanggal sejumlah 500.000 dan Jumlah Saldo: Rp 904.000"
Melihat ponsel murahnya Lisin tersenyum lalu melihat kearah Sultan"Bro... kenapa kamu bengong ayo pindahkan kardusnya"
"Tentu... Bos..." Sultan sangat bersemangat.
.....
Dua Hari berlalu...
Saat ini Lisin duduk di cafe sambil memilah beberapa berkas. menghabiskan banyak waktu, Lisin kesulitan untuk menangani berbagai macam hal. jadi dia berniat mencari seorang asisten pribadi.
Manejemen bukanlah keahliannya jadi lebih baik menggunakan jasa orang lain untuk bisa melancarkan berbagai macam bisnis.
Saat melihat sekeliling Lisin melihat seorang wanita berpakaian sederhana mengenakan topi dan kacamata hitam, Menurut Lisin wanita tersebut secara sengaja menyembunyikan penampilan aslinya.
"Apakah dia buronan..." Lisin berseru pelan.
Tidak jauh dari tempat duduk Wanita tersebut, terdapat Empat orang pria dengan penampilan lebih mencurigakan. mereka terus menatap wanita tersebut sambil diam-diam menganggukkan kepala, seolah memiliki kesepakatan bersama dalam hatinya.
Melihat ini Lisin menghela nafas tanpa daya, instingnya mengatakan jika wanita bertubuh matang itu akan dalam bahaya.
"Sistem bisakah kamu memindai data seseorang?" Lisin berkata.
(Kemampuan Memindai data seseorang di mungkinkan di gunakan kepada seseorang yang berada dekat dengan tuan rumah)
"Kalau begitu Pindai wanita itu dan empat pria lainya"
Nama: Sri Ningsih
Umur: 23
Nilai Kecantikan: 92
Keahlian: Manajemen
(Sebagai Sekretaris perusahaan besar Baru-baru ini menyinggung atasannya karena tidak ingin di Lecehkan, kemudian mengundurkan diri dan bersembunyi dari mantan atasannya tersebut)
(Untuk Empat pria itu adalah karakter tidak penting, jadi sistem malas untuk mengidentifikasinya. kemungkinan besar mereka orang suruhan dari mantan atasan wanita tersebut)
"Sistem curang ini sangat menakjubkan... itu bukan urusanku, tapi aku merasa akan ada penculikan yang akan menimpa wanita tersebut... "
(Ding...)
(Tugas sistem terpicu, tuan rumah harus menyelamatkannya dari para pengganggu dan rekrut Wanita tersebut sebagai asisten pribadi)
Saat minum Lisin hampir tersedak, Sistem ini sangat mengejutkannya pantas saja dia memiliki firasat tidak menyenangkan sebelumnya.
Kejadian ini di perhatikan wanita tersebut hingga keduanya saling menatap, wanita itu tidak terlalu berharap dengan penampilan pihak lain yang sederhana dan memutuskan untuk mengabaikannya.
Lisin memliki wajah sedikit tampan namun karena setelan bajunya sederhana dan gaya rambutnya berantakan itu membuat orang lain mengabaikan pesona uniknya.
"Sistem... bagaimana aku menolongnya, aku tidaklah jago berantem bahkan di sekolah aku sering di bully" Lisin mengaku dengan jujur.
Tersenyum kecut Lisin sedikit tertekan, jauh di dalam hatinya dia ingin menjadi pahlawan penyelamat keindahan, seperti dalam manga atau anime yang sering dia tonton namun kenyataan begitu kejam.
(Tuan rumah tidak harus menggunakan kekerasan untuk menghentikan mereka, tuan rumah bisa menggunakan kecerdasan, jika tuan rumah tidak bisa melakukannya maka tuan gagal menjadi laki-laki)
"Sial... bahkan sistem ini sangat beracun apa aku menyinggungnya di kehidupan sebelumnya" Lisin berkata dengan tidak berdaya.
Lisin melihat ponsel murahnya lagi lalu memikirkan sebuah trik yang pernah di lihatnya dari salah satu anime favoritnya,
"Jika ini tidak berhasil aku pasti akan di hajar habis oleh mereka" Lisin mendesah kesal.
Wanita itu keluar dari cafe dan tidak lama kemudian Empat pria itu mengikutinya dari belakang. Menyadari dirinya di ikuti seseorang Wanita itu dengan cepat mengirim pesan kepada temannya.
"Berhenti... jangan mendekat... Siapa kalian? " Ketika tepat di depan gang no 17 jln. Tengku Umar lengannya tertarik oleh seseorang dari belakang.
"Haha... jangan salahkan kami karena kejam, Kamu menyinggung bos kami itu kesalahan terbesarmu"
"Bos kalian... Pak Angga? "
"hahaha... begitulah... "
Ningsih hanyalah wanita biasa, setelah lulus dari universitas jurusan Manajemen dirinya mendapatkan nilai tertinggi, Ningsih juga tidak hanya cantik dan matang dirinya jenis keindahan yang langkah.
Banyak lelaki yang memimpikan dirinya, tak terhitung lagi banyaknya pelamar yang mengejar dirinya. Namun, Ningsih dengan tegas menolaknya karena dirinya hanya fokus dengan karier masa depannya, dirinya juga menjadi incaran beberapa perusahaan besar yang ada di Bali.
Dalam satu langkah Ningsih menjadi CEO perusahaan besar dan menjadikan dirinya cukup kuat mengelola perusahaan tersebut. Tepat setelah pesta amal perusahaan, Ningsih untuk kali pertama menerima undangan makan malam dengan Bos pemilik perusahaan tempatnya bekerja, yaitu Bapak Angga.
Malam Itu walaupun Pak Angga sudah beristri. Dirinya tidak dapat menahan godaan Wanita mudah yang sangat cantik dan matang seperti Ningsih.
Saat itulah Ningsih menyadari jika Bosnya tersebut ingin merugikan dirinya, dan dengan marah Ningsih secara spontan menendang bagian bawah Pak Angga, hingga membuatnya pingsan lalu memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.
Sebagai lelaki terutama seorang bos besar Pak Angga dinyatakan Impotensi bagaimana dia tidak marah, merasa kehilangan masa depannya dia tidak tau bagaimana harus memberi pelajaran kepada Ningsih.
"Tolong... Seseorang tolong..." Di dalam Gang kecil Ningsih berteriak.
Ningsih tidak menyangka jika mantan Bosnya berniat menculik dirinya, Dengan rasa takut dia hanya bisa berharap agar seseorang datang menyelamatkannya.
Lisin yang keluar dari cafe tidak langsung mengikuti mereka melainkan memasuki toko serba ada guna membeli beberapa alat yang akan dirinya gunakan.
"Sial... aku tidak pernah melakukan hal berbahaya... berharap saja jika ini berhasil menipu mereka" Dengan sedikit tersenyum Lisin memasuki Gang No 17 tempat di mana Mereka semua berada.
Bersambung...
Jalan by pas Ngurah Rai sebuah Mobil polisi berkecepatan tinggi datang dari arah utara melewati jalur satu arah dengan arus balik, Situasi ini hanya di perbolehkan saat situasinya tertentu.
"Ku harapan kamu baik-baik saja Ningsih... " Dengan sirene berbunyi Yana seorang polwan mengemudikan mobil polisi berlawanan arah.
Setelah menerima pesan masuk dari teman baiknya, Polwan Yana langsung bergegas dan dengan rasa cemas di hatinya Yana mengikuti arahan dari Map lokasi yang di kirimkan Ningsih dan menuju ke tempat kejadian.
"Tolong hentikan... polisi dalam perjalanan kemari" Ningsih tersedu-sedu memohon saat menghadapi Empat pria penjahat.
"Polisi?... Mana kok belum datang" Canda salah satu penjahat.
"Kayak tidak tau aja... polisi sekarang datangnya pasti telat seperti di sinetron gitu" penjahat yang lainya menjelaskan.
"Kau benar hahaha..." Semua penjahat tertawa.
"Sudah diam... kita bawa dia kepada Bos" Perintah datang dari pimpinan mereka.
Semua ini terlihat jelas Di mata Lisin yang berdiri dari kejauhan, kemudian mengambil nafas yang dalam-dalam dan saatnya menghentikan tindakan mereka.
"Polisi... cepat tiarap letakan kedua tangan kalian di balik kepala dan jangan membuat perlawanan yang tidak berguna" Lisin berkata dengan suara yang di tinggikan.
Mendengar ini mereka semua terkejut dan berbalik ke arah datangnya suara. bahkan Ningsih yang telah mengirim pesan kepada Yana tidak berharap jika temannya itu akan datang secepat ini. namun, setelah melihat arah datangnya suara dia terkejut siapa dia? jelas bukan Yana dan sepertinya itu laki-laki.
Penampilan Lisin saat ini menggunakan topi hitam, kaca mata hitam, masker, tas hitam dan Sebuah Pistol di tangan kanan terarah kan ke mereka berempat.
Siapa? Polisi? bahkan Ningsih sang korban sedikit ragu jika dia adalah polisi.
"Sial... ada polisi, kenapa lebih cepat dari yang ada di sinetron" Keluhan salah satu penjahat.
"Jangan tertipu dia bukan polisi" pemimpin mereka mengingatkan.
"Kamu polisi apa bukan?... " Ningsih mengajukan pertanyaan.
"Diam... " Bentak pimpinan pengganggu.
Semua yang di kenakan Lisin berasal dari tokoh serba ada, dan pistol itu hanya mainan yang bisa mengeluarkan api. saat ini di tangan kanan adalah pistol sedang tangan kiri di masukan ke saku celana dan dengan berjalan perlahan mendekati mereka semua.
"Jangan mempertanyakan keaslian ku saat ini aku dalam tugas penyamaran, jadi harus berpenampilan seperti ini" terus melangkah Lisin harus lebih dekat dengan mereka demi kesuksesan Trik penipuan.
"Kamu... ingin menjadi pahlawan ada yang kurang" pimpinan itu berkata dengan curiga.
"Kurang apanya?" Lisin bertanya dengan berkeringat dingin.
"Mungkin saja itu adalah pistol mainan dan kamu mencoba keberuntungan mu dengan datang kesini" Pemimpin penjahat menebak.
Sial... kenapa mereka sangat pintar mungkinkah dia lulusan universitas tertentu dan magang sebagai penjahat.
"Ingin buktikan jika ini asli atau tidak?..."
Lisin mengarahkan pistol mainan itu keatas dan karena sudah cukup dekat dengan pelaku dia akan memainkan trik Pistol mainan. Tangan kiri yang selalu dalam sakunya memutar rekaman suara tembakan.
"Dor... Dor... " Dengan HP yang terhubung ke musik box dalam tas hitam, lalu suara tembakan yang terdengar nyata itu mengejutkan mereka semua.
Dua suara tembakan dengan volume penuh menyakinkan para pengganggu.
"Sial... ini pistol sungguhan" Keempat Penjahat Berteriak sambil melangkah mundur.
"Sudah kubilang tiarap jika tidak aku akan menembaki kaki kalian dan membuat kalian tidak bisa berjalan selama sisa hidup kalian"
"Sialan... " Walaupun masih ragu, namun ketika suara sirene polisi datang dari kejauhan, mereka semua ketakutan.
"Lihat teman-temanku sebentar lagi datang" Lisin berkata dengan tegas.
Di balik masker itu sudut mulut Lisin terangkat, dirinya tidak menyangka akan ada kebetulan dengan suara sirene polisi yang datang dari kejauhan.
Dengan tubuh kurusnya jika trik ini tidak berhasil mungkin dialah yang akan tinggal di rumah sakit selama sisa hidupnya. Kini melihat para pengganggu menyerah dan mengikuti perkataannya bagaimana Lisin tidak bahagia.
Mengambil Lakban dari tas hitam lalu melemparkan kearah Ningsih yang masih linglung, seolah tersadarkan dia mengerti apa yang di maksud Lisin.
"Aku mengerti... " menggunakan Lakban Ningsih mulai mengikat para penjahat tersebut.
Setelah mengikat mereka semua Ningsih mendekati Lisin dan mengucapkan banyak terima kasih padanya. Lisin sangat senang dan bersemangat karena ini pertama kalinya dirinya bisa begitu dekat dengan seorang wanita cantik jadi tentu saja dia gugup.
"Terima kasih... "
Jika di bandingkan mantan pacarnya Rahayu, jelas tidak dapat di bandingkan dengan keindahan yang ada di depannya. jika mantannya adalah kecantikan karena riasan tebal, maka kecantikan di depannya ini kecantikan Murni tanpa adanya riasan tebal.
Sebelum Lisin bisa menikmati hasil kerja kerasnya, sebuah tendangan kuat mengenai bagian pinggang seketika itu dirinya terlempar ke tempat sampah.
Sial... apakah ini hadiah dari menyelamatkan keindahan...
Lisin yang tidak tau siapa yang menyerangnya seketika itu tak sadarkan diri, karena kepalanya terbentur dengan tempat sampah kemudian kedua tangannya Terborgol oleh polwan cantik.
"Ningsih kamu tidak apa-apa?... tenang saja aku sudah menangkap penjahatnya" Yana berkata dengan senyuman.
"Tidak... Tidak Yana kamu salah orang, orang yang kamu pukul bukanlah penjahatnya dia adalah Polisi yang sedang menyamar" Ningsih membantah.
Sambil menunjuk ke arah mereka berempat Ningsih berkata "Merekalah Penjahat sesungguhnya... "
Beberapa petugas kepolisian berdatangan membawa mereka berempat ke dalam mobil polisi, kemudian menghilang di kejauhan. Sedangkan untuk Lisin yang tak sadarkan diri di bawah Ningsih dan Yana ke rumah sakit.
.....
Terbangun di ranjang rumah sakit Lisin merasakan rasa sakit yang luar biasa.
"Di mana ini..." Lisin mengerang.
"Kau sudah bangun... Syukurlah" Ningsih berkata dengan gembira.
Penampilan Lisin sangat menyedihkan, mengenakan pakaian pasien sedangkan kepalanya terbalut perban.
"Aku... kenapa aku disini, ah... benar seseorang menyerang ku dari belakang" mulai mengingat kejadian sebelumnya Lisin sangat marah.
Bagaimana tidak marah jika dia tidak pingsan saat itu dia pasti mendapatkan pelukan dari keindahan, namun bukan madu yang di dapat tapi racun yang di rasakan.
Ningsih yang sangat khawatir dengan keadaan Lisin nampak lega setelah mengetahui dia sudah siuman.
"Ningsih jangan terlalu dekat... dia bisa menghamili mu jika kamu menyentuhnya" Di belakang Ningsih ada keindahan lainya, rambut sebahu sedikit bergelombang sedangkan tatapan dingin memiliki daya tarik yang kuat.
"Ini... " Mendengar perkataan pihak lain, Lisin yang sangat menyedihkan semakin jelek. Entah dari mana Wanita cantik dan dingin itu berasal, yang jelas perkataan pihak lain membuat Lisin sangat tertekan.
"Nona... dari mana kamu mempelajari hal tersebut apakah kamu mempelajarinya sendiri" Lisin bertanya.
"Ibuku yang mengatakan seperti itu..." Yana berkata dengan jujur.
Ibumu!... Apa kamu anak SD masih percaya mitos seperti itu, Keluarga macam apa yang mengajarinya pengetahuan seperti ini.
"Hadeh.... "
"Brengsek... apa kamu ingin ku pukul lagi?" Mendengar tanggapan Lisin sepert membodohi dirinya membuat Yana sangat marah kenapa laki-laki ini menanyakan hal tidak senonoh lalu bersikap tidak tertarik.
"Lagi... " jadi dia yang memukulku sebelumnya.
Tentu saja Lisin akan mengingat dendam ini, walaupun dia tidak ingin memukul seorang wanita setidaknya kamu bisa menggunakan cara lain.
"Um... Lisin namamu kan... aku melihat dari tanda pengenal mu" dengan sedikit malu Ningsih melanjutkan.
"Aku Ningsih dan ini Yana untuk sebelumnya Terima kasih banyak dan permintaan maaf untuk temanku yang sudah memukulmu sebelumnya"
"Tunggu sebentar... bukan kamu yang memukulku mengapa kamu yang meminta maaf. bukannya dia yang seharusnya meminta maaf" Sambil tersenyum Lisin menatap Yana.
"Apa katamu... Aku sudah membawamu ke rumah sakit dan semua biaya sudah ku tanggung apa itu belum cukup, kamu pasti menginginkan uang katakan saja berapa? "
Sejak kecil semua orang selalu menyenangkan dirinya, tidak ada satu orangpun yang membuatnya meminta maaf karena semua masalah bisa di selesaikan dengan uang.
Sejak memutuskan untuk menjadi Polwan dia menyadari jika semua kasus dapat di selesaikan dengan mengeluarkan uang.
Apapun masalahnya Uang solusinya...
"Uang... aku tidak menginginkan uangmu bagiku uang hanyalah sebuah angka... permintaan maaf mu sudah cukup menyelesaikan keluh kesah ku saat ini" Tidak mungkin Lisin melewatkan kesempatan ini.
Dengan adanya sistem kekayaan uang tidak berarti di depan Lisin, bukan berarti tidak menginginkannya saat ini Lisin ingin memberi pelajaran kepada Polwan cantik di depannya, bahwa tidak semuanya masalah dapat di selesaikan dengan uang.
"Kamu... " ini kali pertama untuk Yana melihat seseorang tidak mementingkan uang. Jangankan 10 juta bahkan jika meminta 100 juta sebagai kompensasi, Yana akan memberikannya tanpa berkedip.
Ningsih juga terkejut dia tidak menyangka jika laki-laki yang dia anggap biasa saat di cafe sebelumnya begitu kuat pendiriannya bahkan temanya Yana tidak berdaya menghadapinya, entah kenapa melihat lagi wajah tampan Lisin membuat jantung berdegup kencang.
"Yana Sepertinya kamu harus meminta maaf kali ini, bukankah kamu harus membuat laporan saat ini juga" Ningsih mengingatkan.
"Maaf... " itu seperti suara nyamuk bahkan Lisin dan Ningsih tidak dapat mendengarnya.
"Apa... aku tidak dapat mendengarnya"
"Aku sudah meminta maaf dan tidak akan Ku ulangi lagi salahkan saja telingamu karena tidak mendengarkannya"
Walaupun sedikit tidak puas namun cukup menyenangkan menggoda wanita cantik, jika kejadian ini di ceritakan kepada Sultan teman baiknya dia pasti akan iri sampai mati.
Setelah menulis Laporan baik Yana maupun Ningsih terkejut dan rasa kagum tumbuh di hati mereka terutama Ningsih itu seperti pangeran berkuda putih datang untuknya.
Tentunya tidak semuanya di katakan Lisin dia hanya menceritakan dari saat mengetahui jika empat pria mencurigakan mengikuti Ningsih dan dari sana Mengikutinya kemudian karena tidak bisa bertarung dirinya memutuskan untuk menggunakan trik tipuan dengan pistol mainan, saat bercerita Lisin juga mempraktikkan dengan Hp murahnya yang terhubung ke Musik box dan dengan volume penuh suara tembakan dapat terdengar.
"Sekarang aku mengerti... " Yana tidak terpikirkan jika trik jelek ini dapat berguna.
"Namun Trik ini memiliki dua kekurangan, pertama jarak harus cukup dekat dengan si target agar suara rekaman pistol dapat mengejutkannya, Kedua jika lawan cukup kuat seperti terorisme yang tidak takut dengan pistol maka trik ini tidak akan berguna"
"Plok... plok... plok... seperti yang di harapkan dari seorang Polwan" Lisin bertepuk tangan sambil memberi pujian kepada Polwan Yana.
"Trik ini sangat cocok denganmu yang tidak bisa bertarung" Apakah itu pujian? Lisin hanya bisa mendesah.
"Setidaknya kamu sangat berani... "
Nama: Kadek Yana
Umur: 23
Nilai Kecantikan: 93
Keahlian: Karate sabuk hitam
Kesukaan: 70
....
Nama: Sri Ningsih
Umur: 23
Nilai Kecantikan: 92
Keahlian: Manajemen
Kesukaan: 85
Melihat Panel sistem dari data kedua Keindahan membuat Lisin linglung, "Sistem apa itu kesukaan?"
(Kesukaan adalah daya tarik tuan rumah jika angka di bawah 50poin maka tidak ada ketertarikan juga bisa memiliki kebencian terhadap tuan rumah dan jika di atas 50poin maka mereka menyimpan perasaan terhadap tuan rumah dan jika mencapai 100poin itu bisa di anggap sebagai wanita tuan rumah)
"Senangnya memiliki sistem... " Lisin tersenyum dari telinga ke telinga.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!