"Sayang......"
"Sayang...bajuku mana?"
"Sayang....buku yang kemarin aku taruh di meja mas kemana ini kok gak ada" Teriak Delima ketika keluar dari kamar, sementara Kenzo didapur sedang membuatkan susu untuk Delima
Cup
Kenzo meraih bibir Delima lalu mengecupnya singkat "Bawel.."
"Euuuhh.......pagi pagi dah mesum" Delima memoleskan lipstik pada bibirnya lagi karena tadi kehapus oleh ciuman yang Kenzo berikan
"La kamu sayang...pagi pagi dah teriak, malu ma anak kita"
Kemudian Kenzo jongkok dan mengelus perut Delima "Dedek kalo Moms teriak teriak lagi tutup kuping ya, kalau masih berisik tendang aja Moms nya" lalu mencium perut Delima.
"Kamu ya mas...ngajarin anak aku yang gak bener" Kesal Delima lalu meninggalkan Kenzo dan keluar dari kamarnya
Kenzo mengikuti Delima yang masih ngomel ngomel gak jelas. ya semenjak hamil, Delima selain hobi begono an juga hobi banget ngomel ngomel.
"Enak aja , anak aku itu, aku yang bikin loh yank" kata Kenzo dengan masih mengaduk susu untuk Delima
Delima melotot mendengar ucapan suaminya "Ehemmm....iya iya kamu yang bikin, tapi aku kan yang hamil"
"Tapi kamu yang keenakan kan yank"
"Jadi.....?" tanya Delima
"Ya itu anak akulah...., aku yang bikin kok" ucap Kenzo tak mau ngalah sambil memberikan segelas susu rasa vanila. Sedangakan Delima hanya geleng geleng kepala.
"Eh......" Delima menatap gelas yang berisi susu warna putih itu
"Hari senin yank....rasa vanila donk" sambil menunjuk ke kertas yang menempel didinding dapur, sengaja ada kertas disana buat jadwal Delima minum susu karena tiap hari rasa nya harus ganti sesuai dengan jadwalnya biar anaknya tidak bosen katanya Kenzo.
Memang sejak mengetahui Delima hamil apalagi anak kembar, Kenzo yang bersemangat sekali, selalu menyiapkan kebutuhan istrinya, mengelus perut Delima setiap saat dan juga membuatkan susu dengan rasa berbeda tiap harinya.
*****
Kenzo mengantarkan Delima ke kampusnya, memang untuk saat saat ini dirinya posesif terhadap istrinya, maklum lah lagi bucin bucinnya, dan juga Delima semenjak menjadi Mahasiswi keliatan sangat cantik sekali dan sangat menarik, apalagi perut buncitnya yang belum keliatan, membuat Kenzo menjadi was was saja, jika istrinya banyak yang suka
"Inget...."
Delima menoleh ke arah suaminya
"Jangan nakal"
"Jangan genit"
"Jangan banyak tingkah"
"Kalau ada yang mau ngajak kenalan, bilang aja udah punya suami dan suaminya paling ganteng dan paling tajir"
"Bilang juga kalau dah punya baby"
"Kalau ada yang minta nomer ponsel, kasih saja nomernya Danis, eneg mas liatin mereka tiap hari bermesraan terus"
Delima menatap Kenzo "Emang mas enggak, mas malahan lebih parah"
Tapi Kenzo tidak menggubris ucapan Delima, malahan terus mengomel
"Dan......"
Cup
Delima mengecup bibir Kenzo sekilas
"Bawel...."
"Demi anak kita yank"
Delima menggeleng "Kamu aja, jangan bawa bawa anakku"
"No.....Dia anakku" ucap Kenzo yang tak mau kalah, lagi lagi berdebat memperebutkan anak
Delima menghela nafas, Berat nih kalau ngadepin baby gede yang aleman minta ampun, gue ngalah aja
Seketika mata mereka bertemu lalu keduanya tersenyum, Kenzo mendekat membukakan sabuk pengaman Delima lalu kembali menatap Delima "Anak kita" keduanya berucap berbarengan lalu tersenyum lagi, hingga kening mereka bertemu, dan...
Cup
Cup
"Terima kasih, kamu mau mengandung anak mas" lalu meraih tangan Delima, mengusapnya dan menciumnya
"Aku keluar dulu ya mas, nanti pulangnya bareng Jeje aja dan langsung ke butik"
"Mas gak apa apa kan?
" Mas gak apa apa sayang, yang penting kamu dan baby kita"
"Love you Moms"
"Love you too Paps"
Delima ingin membuka pintu mobil tetapi, "Kenapa lagi sayang?" Delima melirik ke tangannya yang dari tadi masih digenggam oleh Kenzo dan belum dilepaskan.
"Mas kayaknya mau jadi dosen kamu aja deh yank"
"Bener bener mas gak rela kamu dilirik oleh laki laki lain apalagi sampe dilihat" lanjut Kenzo
Delima geleng geleng kepala "Hem....lagu lama, dari dulu gak pernah berubah, emangnga Mas mau jadi dosen apa?"
Kenzo terdiam dengan menatap Delima "Gak tau....pokoknya bisa bareng ma kamu terus yank"
"Yang ada, bukannya ngajarin yang bener mas malahan ngajarinnya ga bener deh" sambil merapikan jas Kenzo dan menekan nekan sedikit didada Kenzo yang kebetulan kancingnya belum terpasang
"Bisa bisa mas nanti ngajarinnya main Oreo an, dan ngajarin jurus jurus pake gaya apa yang enak buat begono an"
Kenzo mendengar Delima mengatakan itu jadi senyum senyum sendiri " ide bagus itu yank, nanti akan aku pikirkan"
"Ngawur mas ini, inget dah mau punya anak, dah tua, gak usah neko neko apalagi macem macem"
"Boleh macem macem tapi cuma sama aku aja" lanjut Delima dengan senyum manisnya
Cup
Delima mencium pipi Kenzo "Udah ya, aku turun dulu, kalau belum puas nanti dilanjut dikantor"
"Beneran ya yank, mas tunggu"
**********
Australia
Seorang laki laki tampan sedang menerima telpon dari Mamahnya
"Nak, pulang lah, kamu gak kasian ma Mamah" ucap wanita yang tidak muda lagi diseberang telponnya
"Tapi mah....Vano masih mau disini"
Ya laki laki itu adalah Galvano Adriasyah, Duda Ganteng yang ditinggal meninggal oleh istrinya. Vano sapaan akrabnya, sudah 5 tahun dia menduda, tapi sampai sekarang belum mendapatkan wanita pengganti istri yang telah lama meninggal. Begitu Vano sangat mencintai istrinya, sampai sampai belum bisa move on, padahal usia yang sudah mencapai 33tahun.
Sudah berulang kali kedua orang tua Vano menyakinkan anaknya untuk pulang ke Indonesia, namun sayang usaha mereka sia sia, Vano lebih suka menghabiskan hari harinya di Australia dengan sejumlah kenangan manis bersama istrinya dulu.
"Van....papah sudah tua, kasian papah, pulanglah nak bantu papah mengelola restoran" kali ini papah Vano yang berbicara.
Keluarga Vano bukanlah seorang pemilik perusahaan besar, tetapi Papah Vano memiliki beberapa hotel dan beberapa restoran mewah yang cabang nya ada di mana mana.
Vano masih terdiam, hingga suara Mamahnya mengejutkannya "Van, kasihan istrimu, biarkan dia tenang disana, kamu pulang ya nak, tata kembali kehidupanmu"
"Mamah tidak pernah meminta apapun dari kamu tetapi, untuk kali ini mama minta kamu pulanglah"
Vano berpikir dan akhirnya "Oke mah, Vano akan pulang...malam ini juga Vano akan tinggalkan negara ini" walau dengan sangat terpakasa Vano harus meninggalkan semua kenangan manis dengan mendiang istrinya.
Klik, Vano memutus sambungan telponnya
"Ya mamah benar, kamu udah tenang disana sayang" gumam Vano dengan memandangi foto mendiang istrinya lalu memasukkan ke dalam koper.
Babang Kenzo dan Neng Delima
Si Duteng Galvano alias Duda Ganteng
Gak usah protes jika lebih ganteng dari Mas Kenzo, emang sengaja kok haahaaaaa
Yang belum paham cerita Kenzo ma Delima silahkan baca dulu Istri Cantik Sang Casanova
"Del...elu ngrasa gak kalau tuh si kakak senior lagi merhatiin elu" ucap Jeje.
Jeje dan Delima kini berada di kantin, karena mata kuliah mereka telah selesai, dan hanya Jeje lah satu satunya sahabat Delima yang satu kampus dengan Delima, karena Satria, Rey dan juga Adit mereka kuliah di luar negeri.
Delima masih acuh mendengar ucapan Jeje, bagi dia sudah biasa jika dilihat atau menjadi perbincangan orang orang, sudah kebal, ya maklumlah orang cantik banyak yang suka
"Del...kok elu diem?" tanya Jeje lagi yang sedari tadi ucapannya tidak direspon
"Udah ahh....biasa aja, elu juga gak usah ngeliatin dia, ntar geer jadinya" Delima masih mengaduk aduk jus nya dan enggan juga melihat kakak senior didepannya yang memang sedari tadi merhatiin dia.
"Del....."
"Apa lagi? udah maem sono habis ini ke butik kasian Kak Nei sendirian"
"Galak amat buk...lagian elu hamil tapi bodynya tambah oke juga, terus juga gak keliatan lemees, atau mual mual gitu"
Delima tersenyum "Udah diwakilin ma mas Kenzo"
"Cieee....sekarang yang panggilnya mas...mas...sini dong adek pengen nih....mau di oreo in"sindir Jeje
"Ngawur elu....dia yang minta, kalau abang katanya kayak abang abang tukang bakso mari mari sini aku mau beli"
"Gue juga heran kenapa malahan dia yang lemes dan muntah tiap paginya, jadi kasian gue" lanjut Delima dengan mengingat ingat suaminya yang memang setiap hari masih lemes
"Haaaaa....kuwalat namanya Del....syukurin Bang Kenzo dikerjain kan ma anaknya"
"Haaa bener juga Je....yuk udahan kite kemon...." saat Delima berdiri dari kursinya tiba tiba ada seseorang yang menghampirinya
"Hai...boleh kenalan....gue Armand" laki laki itu mengulurkan tangannya ke Delima
Delima niatnya ingin pergi dari sana, bukan untuk menghindari cowok itu tetapi memang dikantin sudah lama.
"Del...." Jeje menyenggol bahu Delima "diajak kenalan tuh" bisik Jeje
Delima yang mendengar itu malahan menatap ke Jeje, dan seakan akan Jeje tau maksudnya "Udah gak apa apa cuma kenalan doang"
Dan akhirnya Delima membalas uluran tangan laki laki itu "Hai juga, gue Delima",
"Dan gue...."
"Elu Jesica kan, gue udah tau" ucap Armand yang sengaja memotong pembicaraan Jeje, dan Jeje yang mendengar itu hanya bisa mengumpat
"Boleh ngobrol sambil minum?" tawar Armand, ketika melihat Delima sudah berdiri
"Maaf kak, gue ada urusan" balas Delima dengan sopan, sebenarnya malas juga Delima basa basi.
"Oke...lain kali juga boleh......Emmmm....." Armand menyodorkan ponselnya ke Delima "boleh minta nomer ponselnya?"
Hemmmmmmmmmmm bener kan modus, dimana mana laki laki sama, setelah kenalan minta nomer
"Maaf kak, gak hafal" Delima menyerahkan kembali ponsel Armand, kemudian pergi meninggalkan Armand
Armand yang melihat kepergian Delima hanya menggeleng gelengkan kepala "Cantik....dan unik, juga menarik"
Delima menarik tangan Jeje , kemudian keduanya meninggalkan kantin dan juga Armand yang masih menatap punggung Delima.
"Buru buru amat Del?"
"Ke kantor...baby manja gue kumat lagi"
"Let's go"
Dari tadi Dimas mengirimkan pesan ke Delima, kalau Kenzo mendadak pusing dan muntah muntah
"Gue duluan ya, elu mau pulang atau ke butik?" tanya Delima sembari melepas sabuk pengaman dan mereka kini sedang berada di depan kantor Mahendra
"Eike ke butik aja ye" jawab Jeje dengan menirukan logat Kak Nei, Kak Nei adalah laki laki separo perempuan, jika dilihat dari gerakan tubuhnya seperti perempuan, lemah gemulai, tetapi jika dibuka laki laki. Kak Nei adalah orang kepercayaan Maminya Delima, jadi setelah Delima mempunyai butik sendiri Kak Nei sekarang bekerja untuk delima, ya andalan Delima lah jika dirinya dan Jeje kuliah
Delima tertawa lebar "Kayak Kak Nei aja, jadi kangen nih seharian lum digombalin ma dia"
"Betul....betul....lagian ya Mami dapat mahluk jadi-jadian itu dari mana sih" Jeje tampak berpikir.
"Walaupun jadi jadian tapi kemampuannya diatas rata rata kita"
"Gue masuk dulu, ntar keburu mengamuk baby manjanya" dan di balas anggukan oleh Jeje.
Delima masuk kantor Mahendra, seperti biasanya dia menyapa orang orang yang sangat berjasa untuk kantor itu.
"Mbak Yuni, aku ke atas dulu ya, Pak Bos udah nungguin" ucap Delima kepada Yuni sang resepsionis dan kemudian menuju ke lift.
Delima sampai didepan ruang Kenzo dan langsung masuk, Delima melihat Kenzo sedang berbaring di sofa ditemenin oleh Dimas dan seorang Dokter yang usianya sebaya dengan suaminya.
"Kenapa lagi?" Delima menghampiri Kenzo dan juga Dimas
"Kenzo tidak apa apa tadi katanya hanya sekedar mual dan pusing" jawab Dokter itu kemudian melirik ke Delima, tetapi Dimas juga menyadari
"Gadis cantik ini pasti adeknya Kenzo ya?" tanya Dokter itu, sementara Kenzo masih terdiam karena merasa pusing
"Elu Jahat bro, mentang mentang punya Adek cantik diumpetin"
"Bener itu, gue aja gak boleh kenalan apalagi elu" Dimas malahan sengaja menimpali ucapan Riyan, si Dokter muda itu
Kenzo seketika bangun karena mendengar kedua temannya menggoda istrinya "Enak aja, dia istri gue" lalu Kenzo meraih tangan Delima dan menggenggamnya
Riyan menggeleng karena dia juga belum mendengar kalau Kenzo sudah menikah, apalagi mempunyai istri yang cantik dan masih sangat muda
"Gila...gila...gue gak salah denger, gadis secantik ini bisa terpikat olehmu Ken"
"Pasti udah elu apa apain" lanjut Riyan
Kenzo tersenyum dan menatap Dokter Riyan "emang udah gue apa apaan, ini disini ada dua" Kenzo mengelus perut rata Delima
"Sumpah elu....beruntung banget punya bini masih muda, cantik banget lagi" Dokter Riyan geleng geleng kepala
"Lagian....gue juga heran, bini elu mau kok mau sama kamu"
"Namanya juga cinta" jawab Delima santai
Cup
Kenzo mengecup bibir Delima singkat "Makasih sayang"
"Udah bubar bunda bahaya nanti kalau diterusin" ucap Dimas yang dari tadi sudah jengah mendengar obrolan tak faedah dari kedua temannya itu, apalagi ditambah Delima, bisa bisa nanti mereka begono disini.
"Kamu kenapa mas?" tanya Delima dengan menyandarkan bahunya di bahu Kenzo, tentunya saja sekarang mereka hanya berdua.
"Mas..pengen liatin anak anakku" Kenzo menaik turunkan alisnya, kemudian tanpa menunggu Delima langsung menggendong Delima menuju ruang pribadi Kenzo, kamar yang tidak terlalu besar tetapi cukup nyaman. Tentu saja Dimas dan Dokter Riyan sudah pergi dari ruangan Kenzo
"Pelan ya mas mainnya" Delima mengingatkan Kenzo ketika si Ono mulai masuk di sarangnya
Kenzo mengangguk lalu menjalankan aksinya, menaik turunkan Ono yang dari tadi sudah dibuat te*gang oleh Delima, entah kenapa setiap liat Delima saat ini Ono selalu langsung mode on.
"Euuhhhh.......en....nak masssss" mulut Delima tidak bisa menahan suara suara aneh yang akan dia keluarkan
Kenzo kemudian me**mat bibir Delima dan juga tidak lupa memberikan rasa nyaman kepada istrinya "kenapa makin kesini makin se*mpit yank, emmmmphhh.......rasanya euuhhhh banget" lalu Kenzo mempercepat tempo nya
Sementara di luar sana Dimas sedang kesal karena dari tadi mengetok ngetok pintu tidak ada jawaban, ponsel Kenzo dan Delima juga tidak aktif, padahal Dimas ingin memberitahukan sesuatu kalau Surya saat ini sedang berada di bandara bersama seorang wanita, dan kabarnya mereka akan menetap kembali di Indonesia
Flasback On
Dua bulan setelah kepergian Delima dari Jerman untuk menjenguk Surya, kondisi Surya sudah mulai membaik.
"Mah...."
"Ada apa nak" Mamah Surya menghampiri Surya, sekarang Surya sudah berada di rumah karena kondisinya sudah membaik.
"Aku kangen Delima mah" ucap Surya yang memegang ponselnya dan disana masih terdapat foto Delima. Berulang kali Surya ingin menghubungi Delima, tetapi diurungkan niatnya, takut jika Delima masih membencinya.
Mamah Surya menghela nafas "Sudahlah nak, Delima sudah bahagia, relakan dia" dengan menepuk nepuk pundak Surya
Surya lalu tersenyum tetapi masih memandang foto Delima "Aku kangen kamu, jujur aku belum bisa melupakan kamu" lalu menutup ponselnya.
Mamah Surya masih berada disamping Surya "Nak mamah mau bicara serius"
Surya masih terdiam dan melihat wajah Mamahnya yang duduk disamping Surya
"Kamu mau kan nak menikah dengan Alenka?" tanya Mamah Surya. Sebenarnya mamah Surya berat mengucapkan ini.
"Menikah? dengan Alenka?" Surya menggeleng
"Mah....mamah tau kan kalau dihatiku masih ada Delima, dan aku gak mungkin menikah dengan orang yang tidak aku cintai"
"Tapi, Alenka mencintai kamu nak"
"Cobalah buka hatimu untuk dia, Alenka wanita yang baik sama seperti Delima"
"Andai saja Delima bukan istri orang, Mamah juga setuju kamu menikah dengan dia, tapi....."
Surya berdiri, memandang lurus ke depan "Stop mah....jangan menambah luka hatiku, aku tidak mencintai Alenka, dihatiku masih ada Delima"
Mamah Surya ikut berdiri disamping Surya "Surya....sadar nak....berhentilah memikirkan istri orang"
" Mah aku gak mau....aku gak mau" Surya berbicara dengan suara agak keras
Mamah Surya menghela nafas lagi "Surya mau gak mau kamu harus menikah dengan Alenka tiga hari lagi, Papah dan Mamah dan juga Orang tua Alenka sudah mengatur semuanya".
Surya menggeleng "Tapi....mah...bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan dirinya, sedangkan aku tidak mencintai dia, lagian dia juga tidak mungkin mencintaiku , aku mantan orang gila"
"Aku mau menikah dengan kamu Surya" tiba tiba suara gadis cantik mengagetkan Surya dan Mamah Surya.
"Alenka....." Mamah Surya menghampiri gadis cantik itu dan memeluknya
"Nak....."
Alenka menggeleng lalu mengangguk "Aku mau menikah dengan Surya tante"
Surya menghampiri Alenka "Tetapi aku tidak mencintaimu Len"
"Aku tau...dihati kamu masih ada dia" jawab Alenka dengan menatap wajah Surya
Alenka....anak dari teman Orang tuanya Surya, Orang Tua Surya dan Orang tua Alenka sebenarnya sudah menjodohkan mereka dari dulu, tetapi Surya lebih dulu memilih wanita idamannya, namun sayang wanita yang dipilihnya mengkhianatinya, hingga akhirnya Surya kembali ke Indonesia dan bertemu dengan Delima, dan sepertinya nasib buruk memang menimpa Surya dalam hal percintaan , Surya mencintai gadis cantik bernama Delima, namun sayang cinta nya bertepuk sebelah tangan, karena disamping Delima tidak menyukainya, ternyata gadis cantik itu sudah menjadi istri orang, hingga akhirnya Surya menjadi gila.
Tetapi berbeda dengan Alenka, dia sudah lama menaruh hati pada Surya, sebelum kedua nya dijodohkan dulu, hingga akhirnya Surya mengalami masalah hidup seperti ini, cinta Alenka hanya untuk Surya
"Dan aku gak perduli, aku akan buat kamu mencintaiku" ucap Alenka yang masih menatap Surya untuk menyakinkan nya .
"Nak...apa keputusanmu sudah bulat?" tanya Mamah Surya kepada Alenka, karena beliau tau anaknya Surya masih mengharapkan wanita lain
Alenka mengangguk "Aku yakin Tante, dan aku tau cinta tidak dapat dipaksakan, tapi aku yakin pelan pelan Surya akan mencintai aku, tolong ijinkan aku untuk menjadi bagian dari keluarga Gunadi tante"
Mamah Surya melihat tidak ada kebohongan Dimata Alenka, dan yang hanya adalah rasa jujur dan jatuh cinta kepada putranya, Mama Surya tau kalau sebenarnya Alenka sudah lama suka dengan Surya, tapi entah kenapa Surya tidak pernah melihat ketulusan dari Alenka.
"Surya......." Mamah Surya mendekati Surya dan mengangguk, mengisyaratkan bahwa Surya harus menikah dengan Alenka
Surya menghela nafas, baiklah jika ini memang jalannya supaya aku bisa bertemu dengan Delima "Mamah atur saja, tapi setelah menikah aku ingin kembali ke Indonesia dan menetap disana" lalu Surya pergi meninggalkan kedua wanita cantik Itu
Jedarrrrrr
Dada Alenka tiba tiba terasa sakit ketika mendengar Surya ingin kembali ke Indonesia, dan itu berarti dia ingin bertemu dengan gadis manis itu. Ya sedikit banyak Alenka sudah tau mengenai Delima dan sudah pernah melihat fotonya.
"Surya....apa apaan kamu?" bentak Mamah Surya yang juga sedikit kaget dengan ucapan Surya tadi
"Cuma itu syarat dari aku mah, kalau kalian setuju ya oke aku juga setuju menikah dengan Alenka"
"Kamu jangan gila Surya, dengan kamu kembali ke Indonesia, kamu akan menyakiti hati Alenka sebagai istrimu dan juga kamu pastinya akan merusak rumah tangga orang lain" Mamah Surya mencoba mengingatkan Surya
"Aku gak peduli, yang penting aku bisa kembali ke Indonesia, Mamah tau sendiri kan, aku kangen Delima"
Deg
Alenka seketika limbung dan ingin terjatuh, berkali kali dia mendengar orang yang dia cintai masih mengharapkan wanita lain "Aku setuju, setelah menikah kita kembali ke Indonesia"
"Tapi nak....." ucap Mamah Surya mencoba tidak menyetujui rencana Surya.
"Gak apa apa Tante, aku akan berusaha membuat Surya mencintai aku"
Dan tiga hari setelah Surya menyetujui untuk menikahi Alenka mereka kini sudah sah sebagai seorang suami istri, tetapi bagi Surya pernikahannya dengan Alenka hanya didalam kertas saja, didalam hati Surya masih ada nama Delima, ya hanya Delima.
**************
Kini Surya dan Alenka sudah berada di bandara, di Indonesia, dan secara tidak sengaja Surya bertemu dengan Dimas, ya Dimas ke bandara untuk mengantarkan sepupunya sehabis dia mengantarkan Dokter Riyan dari kantor Mahendra
"Kamu....." ucap Dimas dan Surya bersamaan.
Surya tersenyum seakan mengejek Dimas, dan Dimas sendiri tidak percaya bahwa laki laki yang dihadapannya ini adalah Surya, laki laki yang berberapa bulan yang lalu dia kunjungi di Jerman dan berstatus orang gila.
Sedangkan Alenka yang melihat interaksi kedua laki laki yang didepannya itu hanya menatap dan tersenyum, ya sedikit banyak Alenka sudah mendengar cerita tentang Delima dan juga suaminya serta asisten pribadi dari suami Delima.
Alenka mengulurkan tangannya "Aku Alenka, istri Surya......"
Dimas kaget sebelum menjabat tangan Alenka, Dimas melihat ke arah Surya dulu lalu menggeleng, karena yang Dimas lihat, Surya yang nampak acuh terhadap istrinya itu "Gue Dimas" lalu Dimas meninggalkan kedua orang itu dengan wajah cemas, ya Surya kembali.....
"Gawat...gawat...gawat..." gumam Dimas yang terus melajukan mobilnya ke kantor Mahendra, untuk segera memberitahukan kepada Kenzo bahwa bahaya sedang datang mengancam mereka, ya mereka Kenzo dan Delima
Flasback Off
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!