NovelToon NovelToon

Kekasihku Raja Iblis

Takdir

🍂🍂🍂

Pagi itu adalah pagi yang cerah untuk memulai hari dan aktivitas di kerajaan Fostiarus. Sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang Raja yang terkenal sebagai tirani yang kejam, yaitu Alexander Victor De Wayne. Wajahnya tampan, tubuhnya kekar, berkulit putih bersih. Tapi memiliki sorot mata yang tajam, dan mata yang berwarna hitam kelam.

Dihadapan orang lain ia menjadi tiran, tapi dihadapan istrinya dia adalah sosok yang penyayang. Saat ini istrinya Leticia, tengah hamil tua. Usia kehamilan nya sudah mulai memasuki 8 bulan. Tinggal satu bulan lagi mereka bisa melihat buah hati mereka yang sangat mereka tunggu-tunggu.

" Yang mulia, kau akan kemana hari ini?" tanya Leticia sambil tersenyum melihat suaminya sedang berpakaian

" Hari ini aku akan pergi ke desa Winterne, tapi maaf aku tidak bisa mengajakmu dan anak kita. Kau tau kan apa alasannya " Alexander menghampiri istrinya, dan mengelus perut istrinya yang sudah membesar itu. " Apakah ini normal untuk ukuran orang yang hamil 8 bulan? kurasa ini cukup besar " Alexander mendekatkan kepalanya ke perut yang besar itu.

" Entahlah, aku juga sudah merasa kesulitan untuk berjalan. " Leticia mengelus perutnya.

" Mungkinkah anak kita kembar?" tanya Alexander senang

" Kembar? mungkin saja " jawab Leticia sambil tersenyum seperti menahan sesuatu.

Tidak, kumohon jangan sekarang. Aku tidak bisa membuat Lex cemas. Leticia mengepal tangannya, ia seperti kesakitan.

" Jika itu kembar, kau akan kesulitan saat persalinan mu nanti. Pasti akan sakit " Alexander terlihat cemas

" Rasa sakit itu lah nikmatnya menjadi seorang ibu, kau jangan khawatir. Anak-anak kita akan baik-baik saja, mereka akan lahir selamat dan sehat. " tangan Leticia membelai pipi Alexander

" Bukan hanya anak-anak kita saja, aku juga berharap kau akan baik-baik saja. Kalian berdua akan baik-baik saja. Kalian pasti baik baik saja.

CUP

Alexander mencium punggung tangan istrinya dengan lembut. Mengecup bibir nya, seraya berpamitan pada Leticia. Alexander sengaja pergi lebih awal untuk meninjau desa Winterne, selama beberapa hari agar saat Leticia melahirkan ia akan berada disisinya.

" Aku mencintaimu, tunggu aku dalam 5 hari ya " Alexander tersenyum, dan kecupan manis mendarat di kening Leticia.

Leticia membalas nya dengan kecupan penuh cinta dan kasih sayang di pipi suaminya. Alexander tersenyum puas dengan kecupan dari istrinya itu.

Tak lama setelah kepergian suaminya, Leticia merasakan kepala nya berputar putar, ia merasakan sakit di perutnya. Seakan mengerti keadaan yang terjadi, Mira sang pelayan pribadi Leticia segera memanggil tabib untuk memeriksa Ratu dari kerajaan Fostiarus itu.

Sang tabib yang bernama Erin, memeriksa kondisi sang Ratu dan juga bayinya. Wajahnya terlihat cemas. Leticia terbaring lemah di ranjangnya, disampingnya ada Mira dan tabib Erin.

" Yang mulia, saya sudah mengingatkan anda sejak awal. " kata tabib Erin cemas

" Aku tidak akan menggugurkan anak ini, meskipun nyawaku dalam bahaya. Tabib Erin, ada kehidupan di dalam perutku ini. Mana bisa aku membunuhnya?"

" Tapi yang mulia harus menahan rasa sakit ini terus menerus, dan kehamilan ini sangat berbahaya untuk keselamatan yang mulia "

" Tabib Erin, aku mohon jangan bicara apa lagi. Cukup lakukan perintah ku ! rahasiakan ini dari Baginda Raja " ujar Leticia tegas

Tabib Erin sudah tau akan begini jadinya, ia sudah memberitahu sang Ratu saat usia kandungannya 5 bulan, bahwa kehamilan nya mengalami masalah. Akan tetapi, Leticia tetap keras kepala ingin mempertahankan anak nya. Anak yang sangat dinantikan olehnya dan Alexander.

Hari itu sudah hari ke 3, Alexander pergi meninggalkan istana. Malam malam, Leticia terbangun karena merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya. Kali ini rasa sakitnya berbeda, disertai dengan pecahnya air ketuban dari tubuhnya.

" Apa aku akan melahirkan? ini baru awal 8 bulan..Uhh..." Leticia kesakitan memegang perutnya yang seperti di remas-remas. Seolah ada yang melilit di perutnya. Sensasi terbakar dirasakan oleh perut dan kepalanya, pinggul nya juga terasa panas.

Setelah berhasil memanggil penjaga, Leticia segera mendapat penanganan dari Tabib Erin. Di ruangan itu Leticia mempertaruhkan nyawanya, ia terus mengatakan pada tabib Erin dan tabib lain yang menangani persalinan nya. Agar menyelamatkan anak nya.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Baginda Ratu dan bayi nya " kata Tabib Erin semangat

" Aku percaya kau bisa melakukan nya tabib Erin " Leticia tersenyum

Di dalam ruang persalinan kerajaan, Leticia sangat kesulitan dalam persalinan nya itu. Ia dibantu oleh 5 orang tabib istana yang terbaik.

Sementara itu diluar ruangan, Gustaf dan Vivian yang sudah bertunangan dan akan menikah sedang menunggu Leticia melahirkan.

" Apa kau sudah mengirimkan pesan pada yang mulia Raja?" tanya Vivian cemas

" Sudah, semoga saja Baginda Raja segera menerima pesan nya. " jawab Gustaf

Kedua orang itu terlihat cemas menunggu Leticia di dalam ruangan. Setelah 1 jam berlalu, terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan.

" Owwaa..owwaa...owaaaa..."

" Yang mulia, apa kau dengar itu?" tanya Vivian

" Iya, bayinya sudah lahir !" seru Gustaf tersenyum senang

Tabib Erin segera keluar dan meminta agar ada yang menggendong bayi laki-laki yang ia bawa itu.

" Yang mulia, bisakah anda menggendong dulu yang mulia pangeran sebentar?"

" Ada apa?"

" Yang mulia Ratu akan melahirkan lagi " jawab tabib Erin

" Benarkah?" Gustaf terlihat senang, ia menggendong bayi yang lucu dan imut itu.

Beruntung sekali kau Alex.

" Bayinya kembar !" Vivian juga merasa senang

Tabib Erin masuk kembali ke dalam ruangan bersalin. Disana Leticia sedang berjuang sekuat tenaga, berdoa agar ia dan bayinya sama-sama selamat.

Aku ingin melihat anak-anak ku tumbuh dewasa. Dan menemani mereka bersama Lex, aku harus bisa, Aku harus selamat. Tuhan tolong, aku ingin hidup.

" Yang mulia, anda pasti bisa. Ayo! mulailah mengejan lagi, kepala bayinya sudah terlihat "

" Ahhhhh...... HUuuuu..HAAA..."

Leticia menjerit, kedua tangannya memegang seprai ranjang nya dengan gemas. Berusaha sekuat tenaga nya mengejan. Hingga akhirnya perjuangan nya itu membuahkan hasil, terlihat senyuman kebahagiaan dari Leticia dan para tabib yang ada disana. Semua lelah dan sakit Leticia, seakan sirna melihat bayi kedua nya lahir dan mengeluarkan suara menangis.

" OWAAA..OWAA..."

" Bayiku.." gumam Leticia sambil tersenyum melihat bayi nya yang kedua. Tubuh dan pakaian nya basah karena keringat. Belum lagi darah yang berceceran di ranjang nya.

" Selamat yang mulia...selamat, ini adalah yang mulia pangeran " kata Tabib tabib yang ada di ruangan itu.

Kedua anak kembarnya ternyata laki-laki, Leticia tersenyum bahagia. Tiba-tiba, ia merasakan perutnya kembali sakit seperti akan melahirkan lagi.

" Ahh!! Ahh..."

" Seperti nya yang mulia akan melahirkan lagi " kata seorang tabib yakin

Tabib Erin menggendong bayi yang sudah di mandikan itu dan membawanya keluar dari ruangan. Kali ini Vivian lah menggendong anak kedua Leticia. Ia sangat kagum dan terpesona pada kedua bayi yang tampan itu.

Tak lama kemudian, Alexander datang dengan sihir teleportasi nya. Tepat di depan istana, ia segera berlari menuju ke tempat bersalin.

" Yang mulia Raja, anda sudah datang?" tanya Vivian sambil memberi hormat

Alexander terpana melihat Vivian dan Gustaf menggendong bayi. " Yang mulia, ini adalah anak-anak mu.. Mereka kembar, dan sekarang Baginda Ratu sedang berjuang di dalam sana untuk melahirkan anak ketiga kalian." kata Gustaf sambil tersenyum

Alexander melihat kedua bayinya yang sangat mirip dengannya itu. " Astaga, mereka berdua benar-benar mirip denganku "

Semoga mereka tidak menjadi tiran seperti ku.

" Tentu saja, mereka kan anakmu. " Gustaf heran dengan ucapan Alexander yang terdengar tidak senang kalau anak-anak nya mirip dengannya.

" Aku titip mereka pada kalian !"

Pria itu segera berlari masuk ke ruangan persalinan dengan rasa cemas dan takut. Sesampainya disana, ia menggenggam tangan Leticia.

" Alex.. huu.. haa..." Napasnya tersengal-sengal

" Aku disini, maaf aku terlambat "

" Kau tidak terlambat yang mulia " Leticia tersenyum bahagia melihat suaminya sudah datang dan menggenggam tangannya.

" Anak anak kita sangat tampan dan mirip denganku, terimakasih Leticia. "

" Iya..."

Leticia mengejan untuk kesekian kalinya, sesekali ia mengatur napas nya. Leticia menjerit dan menggenggam erat tangan Alexander. Pria itu merasa kasihan melihat istrinya yang kesakitan saat melahirkan anak mereka. Apalagi sampai 3 kali? Dalam hatinya ia tak mau Leticia hamil lagi, baginya 3 anak itu sudah lebih dari cukup.

Beberapa menit kemudian, suara bayi menangis memecah ketegangan.

" OWA..OWA.."

" Kau sudah berhasil istriku.. kau sudah berhasil.." Alexander menangis bahagia, dan mencium kening istrinya. Leticia tersenyum.

" Syukurlah.."

" Selamat yang mulia, ini seorang putri " kata Tabib Erin

Alexander langsung menggendong bayi nya dengan hati yang bahagia. Sementara pandangan Leticia mulai buram, kepalanya berputar putar, kesadaran tubuhnya mulai menurun. Seluruh tubuhnya terasa sakit.

Tuhan, aku ingin hidup. Please.

Leticia tidak sadarkan diri, terjadi pendarahan hebat dalam persalinan nya. Para tabib panik dan berusaha memberikan pertolongan yang terbaik untuk Leticia.

" Apa yang terjadi pada Ratu? Leticia! Leticia!" teriak Alexander panik melihat Leticia tidak sadarkan diri, tubuhnya terkulai lemas.

" Yang mulia, terjadi pendarahan hebat.."

Para tabib memberikan pertolongan pada Leticia, berusaha membangunkan tubuh yang tidak sadarkan diri itu. Alexander pun meminta Mira yang ada di luar ruangan bersalin untuk memegangi bayinya. Ia kembali berlari ke dalam ruangan untuk menolong Leticia dengan sihirnya.

Namun, tidak ada reaksi dari Leticia. Para tabib juga sudah mengatakan diagnosis mereka, bahwa Leticia sudah tiada karena pendarahan dan penyakit yang di deritanya. Para tabib itu terlihat sedih melihat Leticia sudah terbujur kaku, tak bernyawa di ranjang tempatnya bersalin.

" Kami mohon maaf yang mulia "

" Apa yang terjadi? kenapa bisa begini?! ini tidak mungkin ! ini tidak mungkin ! Leticia sayang, Leticia kumohon...hiks " Tanpa disangka Alexander si Raja tiran itu menangis dan menggoyangkan tubuh istrinya.

Ke 5 tabib itu keluar dari ruangan Leticia dengan wajah yang sedih, terutama tabib Erin yang paling dekat dengan Leticia. Ia menangis tersedu-sedu, tak bisa menahan air matanya lagi.

Gustaf, Vivian, Mira, Daniel dan Sir Jerome yang ada di sana keheranan, bingung melihat wajah ke 5 tabib itu yang tidak terlihat baik. Bersamaan dengan itu, ketiga bayi kembar Alexander dan Leticia tiba-tiba menangis keras tanpa ada sebab nya.

" Ada apa? apa yang terjadi? kenapa kalian murung?" tanya Gustaf penasaran

" Apa terjadi sesuatu di dalam sana?" tanya Vivian penasaran

" Hiks.. huuu... huu.. " Tabib Erin dan tabib lainnya menangis.

" OWAA.. OWAA.. "

" Yang mulia Ratu. . yang mulia..sudah tiada " jawab tabib Erin sambil menutup mulutnya dengan tangannya.

" APA?!! "

Perasaan orang-orang yang ada di istana itu bagai disambar petir, ketika mendengar berita kematian Leticia. Ratu dari kerajaan mereka. Mereka tidak menyangka, bahwa Leticia akan tiada secepat ini.

Semua orang bersedih, menangisi Leticia. Tapi, Alexander yang tidak terima kematian istrinya. Memanggil semua tabib di seluruh kerajaan, bahkan memanggil Gloria untuk menghidupkan kembali Leticia dengan kekuatan nya.

" Aku tidak bisa menghidupkan orang mati ! Ratu sudah tiada, sebaiknya kau terima itu yang mulia Raja "

" Tidak ! kau pasti bisa melakukan sesuatu, siapa tau dia pergi lagi ke dunia lain itu. Tolong bawa dia kembali " kata Alexander memohon

" Ini sudah takdir yang mulia, takdir dari Tuhan yang tidak bisa ditentang. Ini pasti berat untukmu, tapi kali ini yang mulia Ratu tidak bisa kembali lagi. Biarkanlah dia beristirahat dengan tenang " ujar Gloria sambil melangkah pergi meninggalkan Alexander.

Alexander menangis, ia jatuh terduduk di depan jenazah istrinya. Dan memeluknya erat-erat.

Bagaimana bisa kau meninggalkanku dan anak-anak kita dengan begitu kejam? tanpa satu kata pun? padahal sebelumnya kau baik-baik saja. Kenapa kau begitu jahat?

Akhirnya Leticia pun di makamkan di sebuah bukit yang indah, penuh dengan bunga matahari seperti impiannya. Semua rakyat berduka atas kematian Ratu mereka yang baik hati itu.

Para pelayat dari segala penjuru negeri berdatangan untuk melihat persemayaman terakhir Ratu Fostiarus tersebut. Alexander terlihat pucat, ia seperti nya belum bisa menerima kematian Leticia. Derrick, Zayana, Carol, sangat berduka.

2 bulan berlalu sejak kematian istrinya, Raja tiran itu semakin menggila. Ia menghukum semua orang yang menyembunyikan penyakit Leticia dan menghukum semua orang yang ikut membantu persalinan Leticia. Wajah dingin nya dan sikap tiran nya semakin menjadi jadi, emosinya selalu meluap-luap seperti api yang membara.

Kegilaan itu berakhir, ketika suatu malam saat ia melihat ketiga anak kembarnya tertidur lelap di ayunan bayi mereka. Ditambah lagi ceramah Gustaf padanya, bahwa ia harus kuat demi anak-anak mereka. Alexander sedih melihat buku harian milik Leticia, disana tertulis banyak rahasia yang Leticia sembunyikan tentang penyakitnya.

Tentang harapan hidup nya bersama Alexander dan melihat anak-anak mereka tumbuh dewasa bersama-sama. Menghabiskan masa tuanya bersama Alexander. Ia bahkan menulis harapan nya pada Alexander, jika ia tidak selamat. Ternyata Leticia, sudah mempersiapkan semuanya.

" Benar, aku harus kuat demi menjaga mereka. Menjaga mereka sama dengan menjaga cinta ku dan Leticia. " Alexander tersenyum dan mengelus bayi perempuan nya yang diberi nama Camelia oleh Leticia.

****

7 tahun kemudian...

Terlihat pria kecil nampak sedang duduk di kursi yang ada di taman. Pria kecil yang mirip dengan Alexander itu adalah pangeran pertama dari kerajaan Fostiarus.

Dimitri Albert De Wayne, dia adalah pangeran pertama kerajaan Fostiarus. Ia terlihat kalem untuk anak seusianya, dan terlihat dewasa dibandingkan kedua saudaranya. Rambutnya berwarna hitam mirip dengan ayahnya.

Dimitri sedang asik membaca buku dengan tenang. Sementara kedua adiknya sedang sparing berpedang di tengah rerumputan yang hijau.

" Kakak curang, bagaimana bisa kakak menang dariku? biasanya kakak selalu kalah dariku" kata Camelia kesal

" Haha.. kau tau kenapa? selama ini aku selalu mengalah padamu " kata Alan sambil tertawa terbahak-bahak.

Arthur Burke De Wayne adalah pangeran kedua kerajaan Fostiarus. Memiliki pribadi yang ceria, berbeda dengan kakak laki-laki nya, ia suka bicara ceplas-ceplos, ramah dan hangat. Wajah tampan, rambut pirang mirip dengan paman nya pangeran Gustaf.

" Apa? "Camelia terlihat kesal. Ia mengejar Arthur yang berlari dan mengejeknya.

" Tangkap aku kalau bisa ! bweee!" Arthur menjulurkan lidahnya mengejek Camelia

" Awas ya kalau kakak sampai tertangkap olehku. " Camelia mengancam kakak nya.

Akhirnya kedua saudara itu saling kejar-kejaran.

Dimitri sudah biasa mendengar kegaduhan kedua saudaranya itu. Ia hanya melihat kedua saudaranya, sambil tersenyum.

" Kak Dimitri yang paling tampan, kemari dan bantu aku..Bantu aku menangkap kak Arthur !"

" Kau harus bisa menangkap nya sendiri, jangan terus meminta bantuan ku. " Dimitri tersenyum

" Wah wah.. jadi sekarang kak Dimitri mulai berpihak padaku?" tanya Arthur percaya diri

" Tidak ! kak Dimitri itu berpihak padaku, bukan pada kak Arthur !" Camelia semakin kesal mendengar Arthur terus memanasnya.

" Ckckck " gumam Dimitri sambil kembali membalik halaman bukunya dengan santai.

Dimitri tidak menghentikan kedua saudaranya itu, karena ia tau kalau kedua adiknya itu akan berbaikan sendiri. Dan pertengkaran kecil itu hanyalah candaan belaka.

Alexander melihat ketiga anaknya dari kejauhan, di belakang sang Raja itu ada Daniel yang selalu setia menemani nya.

Leticia, seandainya kau ada disini. Lihatlah Camelia anak kita, dia sangat mirip denganmu. Dan lihat lah kedua putra kita, dia sangat tampan seperti yang kau harapkan di dalam buku harian mu. Mereka mirip denganku.

...---****---...

Pedang keramat

Alexander memanggil ketiga anaknya itu untuk bertemu dengan Raja Derrick, Ratu Zayana dan anak mereka putri Annelise Mariana Rutchell. Camelia terlihat senang begitu mendengar Annelise datang ke istana Fostiarus.

Selagi para orang tua mengobrol, para anak-anak bermain di taman. Dimitri masih diam dan anteng membaca bukunya di kursi.

" Akhirnya aku ada teman bermain " kata Camelia sambil menggandeng tangan Annelise.

" Haah.. memangnya kakak Annelise mau bermain dengan mu?" tanya Arthur

" Tentu, kak Annelise mau bermain denganku kan?" tanya Camelia

Annelise terlihat resah dan takut saat melihat Camelia. Ingatan ingatan terlintas di pikiran gadis kecil itu ketika bermain dengan Camelia sebelumnya. Camelia yang tomboy, tidak seperti putri kerajaan lainnya selalu mengajak teman-teman perempuan nya melakukan permainan yang ekstrem, seperti memanjat pohon, bermain pedang, memanah, permainan yang tidak cocok dilakukan anak kecil pada umumnya.

Ketomboyan Camelia itu membuatnya tidak banyak mempunyai teman wanita yang . Bahkan guru etika nya saja sampai kewalahan mengajarkan Camelia. Meskipun Camelia bukan gadis yang anggun dan feminim seperti Annelise, tapi Camelia memiliki sopan santun yang baik dan populer diantara para gadis dan juga para pria.

" PFutt.. hahaha " Arthur tiba-tiba tertawa

" Tidak ada yang lucu kak Arthur !"

" Lia, apa kau tidak lihat wajahnya ? kak Annelise sangat takut padamu, dia tidak mau bermain denganmu " kata Arthur yakin

" Ma-maafkan aku, aku bukan nya tidak mau bermain dengan mu, tapi hari ini aku mau bermain dengan Dimitri saja. " Annelise terlihat merasa bersalah

" Baiklah "

" Makanya jangan jadi monyet "

" Apa?! kakak, aku bukan monyet !" seru Camelia marah, sambil memukul kakak nya dengan gemas

" Hey ! sakit tahu !" ujar Arthur kesal

Akhirnya ketiga orang itu, Annelise, Arthur dan Camelia bermain kejar-kejaran layaknya anak-anak pada umumnya. Mereka tampak menikmati permainan itu, tersenyum, tertawa dan bercanda tawa.

Alexander, Derrick, dan Zayana melihat keakraban anak-anak mereka. Dan memperhatikan anak anak itu satu persatu. Derrick mengatakan bahwa sikap Leticia waktu masih kecil sangat mirip dengan Leticia yang tomboy. Namun, ketika dewasa Leticia menjadi lebih anggun. Melihat Camelia, Derrick seperti melihat Leticia. Warna rambut, dan wajahnya sangat mirip dengan Leticia.

" Itu benar, putri Camelia sangat mirip dengan mendiang Ratu Leticia " kata Zayana membenarkan

" Dan pangeran pertama Dimitri, dia sangat mirip dengan mu Raja Alexander " Derrick tersenyum dan memperhatikan Dimitri yang terlihat kalem

" Ehem, aku tidak seperti itu " Alexander menyangkal

" Jangan menyangkal lagi. Lihatlah rambutnya, matanya, wajahnya, dan bahkan sikap dinginnya. Dia pasti menurun dari ayahnya " Derrick yakin

" Itu benar, dia tidak mirip dengan Leticia " jawab Zayana membenarkannya

" Ya baiklah terserah kalian saja " kata Alexander mengalah

" Oh ya, aku dengar para bangsawan meminta pernikahan padamu?" tanya Derrick

" Mereka pasti sudah bosan hidup " Alexander tersenyum sinis

Bagaimana bisa aku menikah dengan orang lain? aku sudah bersumpah pada Tuhan dan pedang milik ibuku, bahwa aku hanya akan menikah sekali seumur hidup.

" 7 tahun tanpa Tisha, apa kau tidak kesepian?" tanya Derrick

" Kesepian, sedih, itu memang selalu ku rasakan..Tapi apakah kau tau Raja Derrick? setiap aku melihat Camelia, aku seperti melihat Leticia di dalam dirinya. Dan kerinduan ku, terobati karena kehadiran Camelia " jelas Alexander

Derrick bisa merasakan kesedihan dan kesulitan Alexander karena harus membesarkan tiga anak sendirian. Derrick mengagumi Alexander, sesibuk apapun Raja tiran itu ia selalu memberikan kasih sayang untuk ketiga anaknya sama rata. Memperhatikan apa yang diperlukan dan tidak diperlukan oleh ketiga anaknya, ia bahkan tau apa kesukaan dan apa yang tidak disukai oleh anak-anak nya, Derrick memuji adik iparnya itu sebagai ayah yang baik.

***

Saat sedang bermain, Camelia mengajak Annelise ke kamar nya. Camelia tau kalau Annelise sangat menyukai dekorasi kamar, dan boneka-boneka yang ada di kamarnya. Arthur, juga mengekori dua gadis kecil itu dari belakang.

" Benarkah? kau akan mengajakku kesana, Camelia? Apa boleh?" tanya Annelise senang

" tentu saja, kakak juga bisa mengambil semua boneka ku kalau kakak mau "kata Camelia tersenyum cerah

" karena kau lebih suka pedang, daripada boneka boneka itu kan?" tanya Arthur yakin, ia tau benar apa yang diinginkan dan di sukai oleh saudara perempuan nya itu.

" Hehe, itu benar" jawab Camelia. " Oh ya, apa kakak mau ikut kami ke kamar ku juga?"

" Untuk apa aku ikut kalian para gadis, aku akan pergi ke kelas ku. Hari ini aku dan kak Dimitri ada kelas pengetahuan sosial " jelas Arthur

" Oh baiklah, sampai jumpa kakak "

" Kau juga harusnya pergi ke kelas, dasar bodoh " gerutu Arthur

" Apa?!! kakak.. " Camelia cemberut

Arthur dan Dimitri pun berjalan menuju ke ruang belajar mereka. Sementara itu Camelia dan Annelise sudah sampai di depan pintu kama Camelia yang megah dan mewah. Saat akan membuka pintu kamarnya, Camelia merasakan ada sesuatu yang aneh dari ujung lorong itu.

Camelia menengok ke ujung lorong, tepat disana tersimpan pedang keramat milik Alexander. Dan ruangan itu di kunci, tidak boleh ada seorang pun yang masuk ke dalam sana.

SLING

" Aneh, barusan aku melihat ada cahaya merah disana? tapi kenapa cahayanya menghilang?" gumam Camelia kebingungan

" Ada apa Lia?" tanya Annelise

" Kakak, apa kau melihat sesuatu dari pintu yang ada di ujung lorong ini?" tanya Camelia

" Tidak, aku tidak melihat apa-apa. Tapi tempat itu sangat seram ya " Annelise melihat ke arah pintu yang di gembok itu

Aku semakin penasaran dengan apa yang ada di dalamnya? haruskah aku coba kesana? aku yakin aku melihat cahaya disana.

" Camelia! kau tidak berfikir yang macam-macam kan?" tanya Annelise yang keheranan melihat ekspresi jahil dan penasaran yang tersirat di wajah Camelia

" Kakak, sebenarnya aku memang berfikir macam macam " Camelia tersenyum jahil, ia sangat penasaran dengan apa yang ada di pintu terlarang itu.

Gadis kecil itu tak mampu menahan rasa penasaran nya lagi, Camelia mengambil kunci pintu ujung lorong itu secara diam-diam dari Daniel yang sedang istirahat tidur siang di kamarnya. Annelise juga menemaninya, berkali-kali ia mengingatkan Camelia agar jangan berbuat macam-macam. Tapi, Camelia tidak mendengar kan Annelise.

Karena khawatir dengan Camelia, Annelise mengikuti Camelia pergi ke pintu yang ada di ujung lorong itu.

" Lia, apa kau yakin akan melakukan ini? apa Raja Alexander tidak akan marah?" tanya Annelise takut

" Kalau ayahku marah, itu biarlah jadi urusan ku " kata Camelia tidak pantang menyerah

" Kau sama sekali tidak ada takutnya ya " Annelise heran pada Camelia.

Camelia membuka pintu itu dengan mudah, lalu ia masuk ke dalam pintu itu. Beruntung nya, hari itu tidak ada pengawal satu pun yang berjaga di sekitar kamar Camelia dan lorong itu, karena mereka yakin bahwa tidak ada yang bisa pelindung sihir yang di pasang Alexander di pintu itu.

Camelia bisa masuk ke dalam ruangan itu, tapi Annelise tidak bisa masuk, dan terus terpental saat mencoba memasukinya. " Seperti nya ini lingkaran sihir yang dipasang oleh ayahmu, aku tidak bisa masuk kesana "

" Jangan khawatir kak, setelah aku memastikan apa yang ada di dalam sini. Aku akan segera keluar kok " Camelia tersenyum

" Camelia, lebih baik kau keluar dari ruangan itu. Aku merasakan firasat yang tidak baik " Annelise cemas

" Kakak tenang saja, aku akan baik-baik saja. Kakak tunggu saja disitu "

" Lia, kau benar-benar keras kepala !" Annelise mulai kesal dengan sikap Camelia.

Gadis kecil itu memasuki lebih dalam ke ruangan itu, ia melihat pedang berukuran besar, dengan kristal menyala nyala berwarna merah.

Ternyata ini adalah pedang yang pernah paman Gustaf katakan. Pedang yang menyegel Raja iblis itu. Pedangnya sangat bagus.

Camelia memegang pedang itu, dan memainkan nya. Pedang itu cukup berat untuk ukuran pedang biasa. Lalu cahaya merah dari kristal yang ada di pedang itu semakin membesar dan menyala-nyala.

" A-Apa yang terjadi?" tanya Camelia kebingungan.

Pedang itu gemetaran ditangannya, bergerak-gerak. Hingga Camelia menjatuhkan nya ke lantai

PRAKK

BUKK

" Ahhh "

Camelia juga ikut terjatuh, tak sengaja tangannya tersayat pedang itu dan berdarah. Darah nya mengucur pada kristal berwarna biru yang ada di pedang itu. Kristal biru itu berubah warna menjadi merah.

" Darah...." Gumam Camelia sambil melihat tangannya yang terluka. Ia kaget melihat pedang itu

" Kenapa kau berteriak Lia? apa kau baik-baik saja??!" tanya Annelise dari luar ruangan itu, ia tampak panik

🍂🍂🍂

Di dalam dunia iblis, Lucifer terbangun dan merasakan sesuatu di dalam dirinya. Sesuatu yang akan bangkit. Apa harinya sudah tiba untuk bangkit kembali dan berada di dunia manusia?

Tapi siapa yang membangkitkan nya? mungkinkah Leticia kembali untuk membangkitkan nya? begitulah pikir Lucifer. Karena hanya darah dari orang yang melakukan perjanjian darah dengannya yang bisa membangkitkan nya. Ia melihat sebuah cahaya misteriusnya yang terang di hadapannya.

Sebuah suara misterius dan menggema berbicara pada Lucifer.

Ini waktunya Lucifer. Kau sudah menunggu nunggu untuk hari ini bukan?

" Apa aku akan bangkit kembali?" tanya Lucifer sambil tersenyum menyeringai

Ya itu benar.

" Bisakah aku memilih kali ini? aku tidak mau menjadi Raja iblis "

Haha, kau lucu sekali. Ini sudah takdir mu.

" Aku ingin menjalani kehidupan yang tidak abadi. Aku tidak ingin kesepian lagi, aku ingin mencintai dan dicintai, aku ingin punya hati !" seru Lucifer

Lucifer tersenyum pahit, ia seperti nya teringat seseorang yang pertama kali membuat nya jatuh cinta. Dan dia adalah seorang manusia, gadis cantik bernama Leticia yang pernah menjadi tawanan nya.

Baiklah, aku izinkan kau merasakan kehidupan yang seperti itu. Maka, kali ini kau akan bereinkarnasi menjadi manusia.

" Kali ini? apa itu artinya nanti aku akan menjadi iblis kembali?" tanya Lucifer agak kecewa

Jangan tawar menawar dengan ku Lucifer, aku berikan kau kesempatan terakhir. Kau tetap keluar menjadi Raja iblis, atau menjadi manusia sementara waktu?

" Raja neraka, kau benar-benar kejam. " Lucifer tersenyum menyeringai

Apa pilihan mu?

" Aku ingin bertemu lagi dengan Leticia, artinya aku setuju menjadi manusia. " Lucifer tersenyum

Baik.

WUSH

SLING

Sebuah cahaya menelan Lucifer, dan Raja iblis itu menghilang dari dunia iblis.

Kau akan menyesal Lucifer, bahkan menjadi manusia pun tidak menjamin kau bisa bahagia. Mari kita lihat, takdirmu akan seperti apa kedepannya.

...--***---...

.

Hai Readers! gimana nih ceritanya sampai sini? seru gak?

Jangan lupa dong kalau udah baca, like, komen, vote dan kasih gift nya juga boleh. Biar tambah semangat menulis author nya 😘😘😊

Master bertopeng

Camelia memegang pedang itu kembali, ia penasaran melihat kristal biru itu berwarna merah karena darah yang mengucur dari tangannya. Membuatnya tak bisa menahan diri dan ingin menyentuhnya.

SLING

Sebuah sinar terang, membuat silau di mata Camelia. Samar-samar ia melihat siluet seseorang bertubuh tinggi dan besar berdiri di depannya. Gadis kecil itu pun pingsan.

Annelise yang berada di luar ruangan itu, merasa cemas karena tak kunjung mendapat jawaban dari Camelia atas pertanyaan nya. Ia pun berteriak meminta pertolongan, sambil berlari menghampiri para orang tua yang sedang duduk di kursi taman.

" Annelise, ada apa nak? kenapa kau berlari seperti itu?" tanya Zayana keheranan

" I-ibu, ayah.. paman sebenarnya.. " Annelise terlihat ragu-ragu.

" Ada apa putriku?" tanya Derrick

" Terjadi sesuatu pada Lia, dia masuk ke ruangan yang ada di lorong. Lalu.. "

" APA?!! dia masuk ke mana?" Alexander kaget dan langsung berdiri dari tempat duduknya.

Raja Tiran itu langsung berlari menuju pintu yang semula terkunci itu, diikuti dengan Zayana dan Derrick yang ada dibelakang mereka. Dalam hatinya, Alexander bertanya-tanya kenapa Camelia bisa melewati sihir pelindung yang ia pasang di pintu terlarang itu.

Tap, Tap, Tap

" Camelia !" ujar Alexander

Alexander melihat putrinya yang tergeletak di lantai, dengan kondisi tangan yang berdarah. Alexander bisa merasakan kalau pelindung yang ia buat sudah hancur.

" Apa yang terjadi? Camelia !" ujar Alexander sambil menangkup tubuh putrinya itu ke dalam gendongan nya. Raja tiran itu semakin panik saat ia tak melihat pedang keramat miliknya disana.

Pedang? pedang itu kemana? Gawat.

" Apa yang terjadi pada keponakan ku?!" tanya Derrick cemas

Segera setelah itu, Camelia mendapatkan perawatan dari tabib Erin. Annelise menceritakan kejadian yang terjadi sebelumnya pada Alexander. Raja tiran itu tampak kesal, karena anaknya begitu keras kepala dan bisa saja membahayakan nyawanya. Terlebih lagi pedangnya hilang entah kemana.

Setelah Annelise, dan kedua orang tuanya kembali ke kerajaan Brilla. Alexander menunggu putrinya di kamar nya. Beberapa saat kemudian Camelia sadar, dan melihat Alexander sudah ada di sampingnya menatapnya dengan tajam.

" A-ayah.. "

" Lia, apa kau tau apa yang sudah kau lakukan?" tanya Alexander dingin

Nada bicara ayah terdengar dingin, apa dia marah padaku.

" A-ayah, aku min-minta maaf "

GREP

Kedua tangan kekar Alexander memeluk putrinya dengan cemas. Camelia merasa lega ternyata ayahnya tidak marah padanya.

" Kau ini benar-benar ya! ayah sudah bilang berapa kali jangan masuk ke dalam sana, dan kau malah.. bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?" Alexander mengomeli anaknya, cemas, marah bercampur di dalam kata-kata nya.

Camelia meminta maaf atas kesalahan nya yang sudah melanggar aturan. Alexander memang tidak marah pada Camelia, namun ia tetap harus menetapkan hukuman untuk putrinya yang sudah melanggar peraturan.

" Ayah kumohon jangan hukum aku, aku kan sudah minta maaf " Gadis kecil itu merengek sambil memegang tangan ayahnya

" Maafkan ayah, tapi kali ini rengekan mu tidak akan berhasil Lia. Kau melanggar peraturan yang bisa berakibat fatal untuk keselamatan mu dan dunia ini. Kau harus di hukum " kata Alexander tegas

" Apa yang aku lakukan separah itu ayah? sampai bisa mengancam dunia?" tanya Camelia dengan wajah polosnya, ia terkejut

" Itu benar dan sekarang pedang itu menghilang. " kata Alexander dengan wajah yang kalut

" Menghilang? apa pedang tua itu sangat penting bagi ayah? dan bisa mengancam dunia?"

" Di dalam pedang itu, ada iblis yang sudah ayah dan ibu mu segel dengan susah payah. Dan sekarang ayah harus kembali memburu nya, ayah bahkan tidak tau iblis itu sudah keluar dari segel itu atau belum " jelas Alexander cemas

Camelia terkejut, ternyata tindakan nya yang iseng itu sangat fatal. Berkali-kali ia menangis dan meminta pengampunan dari ayahnya. Setelah kejadian itu, Alexander terpaksa harus meninggalkan istana untuk mencari pedangnya dan mencari Raja iblis Lucifer.

Tindakan Camelia yang gegabah, membuat kedua saudaranya marah padanya. Karena Camelia, Alexander harus meninggalkan istana untuk waktu yang cukup lama.

" Lihat, ini akibat perbuatan mu yang sembrono. Ayah jadi harus pergi meninggalkan istana !" ujar Arthur

" Maaf, aku benar-benar.." Kedua mata Camelia menunjukkan rasa bersalah

" Jangan bilang kau tidak sengaja ya, aku tau kau sengaja !" seru Arthur memotong pembicaraan adiknya itu

" Kali ini kau tidak bisa di maafkan Camelia, aku tau kau manja dan kekanakan. Namun, ini bukan menyangkut keselamatan mu saja, tapi karena tindakan bodoh mu, bisa membahayakan keselamatan semua orang juga " kata Dimitri sambil menatap adiknya dengan dingin.

Camelia tersentak

" Itu benar, aku mendengar dari paman Gustaf, kalau Raja Iblis itu sangat berbahaya dan sempat membuat matahari di bumi kita ini menghilang selama berhari-hari. " jelas Arthur kesal

" Sudah cukup, apa kalian mau menyalahkan adik kalian terus? ini sudah terlanjur terjadi !" seru Alexander kepada ketiga anaknya

Seperti nya ada yang tidak aku ketahui. Bagaimana bisa darah Camelia, membuka segelnya? memangnya Camelia memiliki darah iblis? itu tidak mungkin. Aku harus mencari tau.

Suatu hari Alexander mengadakan rapat di aula kerajaan nya. Ia mengumpulkan semua bangsawan, menteri, dan juga raja-raja lainnya. Mengumumkan bahwa ia akan turun dari tahta nya. Hal itu membuat ketiga anak kembar nya sangat terkejut. Terutama Dimitri.

" Yang mulia, bagaimana bisa anda mengundurkan diri dari tahta ! ini tidak dibenarkan, anda masih muda.." kata seorang bangsawan keheranan

" Yang mulia kami menolak hal ini.."

" DIAM ! aku turun dari tahta ku bukan tanpa sebab dan alasan. Aku akan memburu dan menyegel kembali Raja iblis "

Semua orang disana mulai berbisik-bisik, tak mengerti maksud Alexander. Akhirnya Raja itu menjelaskan bahwa tak sengaja Raja iblis dan pedang segel itu menghilang dari ruangan rahasia.

Alexander menyerahkan tahta sementara kepada pamannya pangeran Gustaf, dan kelak tahta itu akan dipegang oleh Dimitri.

🍂🍂🍂

.

9 tahun kemudian..

Di pusat kota, seorang gadis cantik berambut perak, dan agak ikal terlihat sedang mengintai seseorang di gang sempit dan sepi. Dia adalah Camelia, ia berpakaian seperti pria dan memakai jubah hitam. Juga membawa pedang ditangannya, seperti akan bersiap untuk sesuatu.

" Yang mulia, ini sangat berbahaya. Kapan anda akan berhenti melakukan ini?" bisik Greta, pelayan pribadi Camelia, sudah 3 hari.

" Bukankah ini menyenangkan Greta?" tanya Camelia sambil tersenyum

" Yang mulia anda bilang ini menyenangkan? keadaan ini menyeramkan, menakutkan. Dan berbahaya " kata Greta takut

" kau terlalu berlebihan Greta " Camelia tersenyum cerah

Greta merasa heran karena Camelia tidak suka tinggal di istana berlama-lama. Ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar istana dan menyibukkan dirinya di luar istana, bergaul dan berbaur dengan masyarakat di negerinya. Padahal istana begitu mewah dan semuanya tersedia disana. Semua yang ia inginkan bisa ia dapatkan dengan mudah di istana, apalagi ia seorang putri. Tapi, putri ini lebih suka hidup di luar istana.

Greta yang baru saja bekerja untuk Camelia, tidak tahu alasan kenapa Camelia lebih suka berada di luar istana dari pada di dalam istana nya.

 

Terlihat 2 orang pria sedang membawa seorang anak perempuan yang tampak seperti pengemis. Camelia terus mengintai nya dengan sembunyi sembunyi.

" Yang mulia ayo kita kembali saja ke istana "

" Kau cerewet sekali, tunggu saja di ujung gang sana. Aku akan segera menyelesaikan urusan ku !" seru Camelia sebal pada Greta

" Anda akan baik-baik saja kan?" tanya Greta cemas

" Kau tidak usah cemas, jika terjadi sesuatu padaku. Kedua kakak ku tidak akan memenggal kepala mu kok "

" Ha? kenapa yang mulia?" tanya Greta heran

" Karena mereka tidak peduli lagi padaku. " gumam Camelia dengan wajah yang sedih

" Apa yang putri katakan? saya tidak dengar?" tanya Greta

" Aku bilang pergi sana !" seru Camelia

Astaga ternyata bekerja sebagai dayang pribadi putri, tidak semudah yang kubayangkan.

Greta pergi ke ujung gang dan melihat Camelia diam-diam. Camelia memakai topeng di mata nya, dan langsung maju ke tengah-tengah 2 pria kekar itu tanpa rasa takut.

" Jadi kalian lagi ya? memang kalian itu tidak ada bosan bosannya ya?" tanya Camelia dengan nada yang tajam dan sinis, ia memberatkan sedikit suaranya.

Camelia menatap anak kecil itu dengan rasa iba dan kasihan. Dan menatap kedua pria itu dengan penuh amarah.

" Hey siapa kau?" tanya pria 1 kaget

" Hey bro ! dia itu si pahlawan bertopeng yang terkenal itu kan?" bisik pria 2 pada temannya

" Waktu itu aku membiarkan kalian, kali ini tidak ada ampun " Camelia tersenyum sinis

" Apa yang mau kau lakukan hah?!" tanya pria 1

" Menghukum mu !"

Berani nya mereka menculik dan menjual anak anak! saat aku pulang ke istana, aku akan beritahu ini pada yang mulia putra mahkota.

SRAT

Pedang yang ada di tangan Camelia, ia layangkan ke arah kedua pria itu. Dengan gerakan cepat Camelia berhasil mengikat dua orang pria bertubuh besar itu.

" Sialan! Apa kau benar-benar manusia ?"tanya pria 1 kesal

" Tenaganya benar-benar besar " gerutu si pria 2

" Jadi selama ini kau yang selalu menggagalkan penculikan anak anak itu ya? sialan kau mengacaukan bisnis ku !"

" Wah, tuan hebat sekali. Terimakasih tuan " kata gadis kecil itu sambil tersenyum pada Camelia

Tangan Camelia membelai pipi gadis kecil itu dan membersihkan kotoran yang ada di pipinya dengan lembut

Bukankah dia seorang pria? kenapa tangannya begitu lembut? dan kulitnya juga bersih seperti perempuan. gadis kecil itu kebingungan

" Sekarang pergilah temui bibi yang ada di lorong itu, dia akan mengantar mu pulang " Camelia tersenyum lembut.

" Iya, terimakasih tuan bertopeng. Tapi, sebelum pergi boleh kah aku tau nama mu?" tanya gadis kecil itu

" Namaku.. namaku Claude. Dan kau?" tanya Camelia

" Aku iris, ayahku adalah penjual kue keliling. Dan rumahku tak jauh dari sini, nanti tuan Claude mampir lah kesana ya " kata Iris sambil tersenyum

" Hmm.. iya baiklah, kalau aku sempat ya. Greta antar kan nona kecil ini pulang ke rumahnya !" teriak Camelia pada Greta

" Baik yang.. baik tuan !" jawab Greta

Greta dengan patuh mengikuti perintah sang putri, mengantarkan gadis kecil yang bernama Iris itu sampai ke rumahnya.

" Kalian tunggulah disini, aku yakin petugas keamanan akan menangkap kalian "

" Sialan !" gerutu kedua pria itu marah

Camelia berjalan pergi meninggalkan kedua pria itu. Lalu tiba-tiba seorang pria muncul entah dari mana dan menghadang jalannya.

BUK

" Jadi nama mu Claude ya?" tanya seorang pria tampan berambut keperakan sama seperti rambut Camelia.

Siapa pria tampan ini? aku pikir hanya aku, ibu dan paman Derrick saja yang memiliki rambut berwarna perak di dunia ini. Karena ayah pernah bilang kalau rambut ku ini unik.

Pria itu memegang tangan Camelia, dan menahan nya. " Kau mau kabur lagi tuan Claude?"

Setelah mengambil alih pekerjaan ku, membuat ku menganggur, dan menjadi terkenal di masyarakat bawah. Akhirnya aku bisa menemukan master bertopeng yang meresahkan itu. Aku tidak akan melepaskan nya.

" Lepaskan aku tuan tidak sopan !" seru Camelia kesal

" Wah wah, kita baru pertama kali bertemu dan kau sudah mempunyai julukan untukku. Wahai master bertopeng. Saat nya kau mempertanggungjawabkan perbuatan mu " kata pria itu dingin

" Perbuatan apa?" tanya Camelia polos

" Kau kan yang sudah menculik anak-anak itu dan membawanya kesini? aku tau menjadi pahlawan itu adalah kedok mu kan?" tanya pria itu tajam

" Selain tidak sopan, kau juga suka menuduh ya. Tanya saja mereka, apa aku berkomplot dengan mereka atau tidak?" tanya Camelia sinis

" Hey! apa dia berkomplot dengan kalian untuk menculik anak-anak?" tanya pria tampan itu sambil melirik ke arah dua pria yang terikat oleh tali.

" I-iya dia berkomplot dengan kami ! dia ketuanya !" ujar salah satu pria itu berbohong

" Apa? kalian benar-benar kurang ajar ya, sudah untung ku ampuni nyawa kalian... tapi kalian malah ..Woah.. aku merasa di khianati " Camelia kesal dengan kedua pria yang ia tangkap itu.

Tak lama kemudian, beberapa prajurit menangkap kedua pria penculik itu dan membebaskan anak-anak lain yang diculik dan dijual oleh seseorang yang bernama Tuan Lucas yang juga adalah ketua sindikat penculikan dan penjualan anak di negeri Fostiarus. Dan tuan Lucas itu adalah salah satu pria yang ditangkap oleh Camelia.

" Ikut aku, kau harus diintrogasi tuan !" ujar Kainer keras kepala.

Kainer Romanov Ascart adalah duke muda sekaligus jenius pedang yang baru saja lulus dari akademi pada usia 16 tahun. Ia sudah mengikuti berbagai macam peperangan, dan kini ia ditugaskan menjaga keamanan masyarakat.

Camelia celingukan mencari cari celah untuk kabur, tapi tangan Kainer memegangnya dengan kuat.

Gawat kalau identitas ku sebagai putri terbongkar. Putra mahkota dan paman Gustaf akan menghukum ku. Bisa jadi masalah besar. Aku harus kabur.

" Lihat itu, ada kambing terbang !" ujar Camelia dengan wajah panik dan menunjuk ke langit.

Tangan Kainer secara otomatis melepaskan tangan Camelia yang tadi ia pegang ,dan melihat ke arah langit. Begitu pula dengan para pasukannya yang ada disana. Mereka tertipu oleh akal cerdik Camelia.

HAP, HAP, HAP!

Gadis itu melompat ke atas gedung dengan mudah, lalu tersenyum mengejek pada Kainer dan bawahannya.

" Dasar idiot, sudah kubilang. Aku bukan penjahat. Aku akan menagih permintaan maaf mu, saat kita bertemu lagi tuan yang tidak tau sopan santun " Camelia tersenyum tipis

Kainer terpana melihat Camelia, bibirnya yang merah itu sudah menggoda nya. Seketika akal sehatnya kembali " Sialan, dia itu kan laki-laki"

" Hey ! apa kau monyet atau kau kelinci? bagaimana bisa di melompat-lompat seperti itu? " tanya seorang prajurit keheranan

Camelia menghilang dengan cepat dari pandangan mereka. Kainer memegang sapu tangan milik Camelia yang ia curi dari sakunya, sapu tangan yang terukir bunga Camelia di sana.

" Kapten ! bagaimana ini? dia melarikan diri?" tanya salah satu prajurit nya

" Biarkan saja dia untuk kali ini, aku yakin aku akan bertemu lagi dengannya " kata Kainer dengan mata yang tajam

" Baiklah kapten, kami akan membawa orang-orang ini ke penjara " kata seorang prajurit

Kainer menjawabnya dengan anggukan. Fokusnya kini terpusat pada sapu tangan yang ia pegang.

" Hmm... menarik " gumam Kainer sambil tersenyum dan mencium sapu tangan itu.

" Saat kita bertemu lagi, akan ku buka topeng mu itu. Aku penasaran, siapa pria yang berani melawan ku?"

Tiba-tiba pria itu merasakan sakit di kepalanya, terlintas ingatan yang tidak pernah ia lalui sebelum nya.

" Kenapa? siapa wanita berambut perak itu.. kenapa aku selalu membayangkan nya. "

Kainer termenung dan memegang kepalanya yang terasa pening itu.

...---***----...

Hai Readers, jangan lupa dukungannya. Kalau udah baca ,siapkan jempolnya ya, komen, **gift,dan vote nya juga boleh.

Dan terimakasih untuk respon positif kalian di 2 episode awal kemarin, bahkan udah ada yang kasih vote sukarela buat novel baru ku ini ❤️🤗 seneng banget.. kirain respon nya tidak akan bagus, karena respon nya bagus.

Insya Allah author akan lanjutkan novel ini, semoga kalian terhibur dengan Novel baru ku ya 😘**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!