NovelToon NovelToon

Antara Cinta Dan Sahabat

perkenalan

Sore itu memang sedang gak ada kegiatan,tugas-tugas dari kantor sudah diselesaikan sejak dua jam yang lalu. iseng-iseng aku buka notifikasi FB yang dari tadi pagi berbunyi tak kuhiraukan karena asyik mengoreksi tugas murid-murid ku.

Beberapa permintaan pertemanan muncul dilayar pemberitahuan,satu-satu aku buka profilnya ...ups,kebanyakan dari orang-orang yang gak jelas,apalagi kalau sudah muncul permintaan dari laki-laki yang menyembunyikan wajahnya dibalik poto-poto ilustrasi,malas ku konfirmasi.Mereka orang-orang yang tidak ingin identitas nya diketahui orang lain,udah tentu ada yang mereka sembunyikan.

Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah nama Leo Agustino,hitam manis dengan rambut panjang,hidungnya mancung walau diujung terlihat sedikit besar. Aku klik tanda konfirmasi,yuph...hari itu kami mulai berteman

Tring...beberapa menit kemudian suara notifikasi messenger berbunyi,Leo kirim pesan

"Hai,salam kenal...kamu seorang guru ya?

"Kamu udah ngintip profilku ya?" aku balas bertanya

"Hehehehe...iya donk,aku kan harus tau dulu dengan siapa aku berteman.

O ya kamu ngajar dimana?" tanyanya lagi.

"di SD "

"Aku tau itu,maksudku di daerah mana?"

"Kalau aku sebutin juga,belum tentu kamu tau..." jawabku agak kesal juga dia banyak tanya.

"Heee... sekarang jaman canggih mbak,bisa dicari di Google.

"Aku di pulau Jawa,agak terpencil,diperkampungan,kalau cari di Google gak akan dapet,ketutup asap tungku dapur" jawabku lagi.

"Wkwkwk...bisa bercanda juga ya Bu guru.Ok salam kenal ya,jangan kapok kalau aq chat kamu lagi. Namaku sama dengan nama di profil ku,aku kerja freelance,desain bangunan,aku tinggal di Flores NTT. Semoga perkenalan kita bisa terus berlanjut ya " terus dia nyerocos lagi bla bla bla,yang kujawab dengan candaan-candaanku. Baru kali ini aku punya teman di sosmed yang begitu kenal langsung akrab bercanda.

Sejak saat itu,hampir setiap hari Leo mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp,kadang dia telpon sekedar mengajak ngobrol masalah pekerjaan ataupun kegiatannya sehari-hari.

Umurnya empat tahun di bawahku,dia seorang duda dengan dua anak yang keduanya ikut mantan istrinya.Dia banyak bercerita kalau mantan istrinya temperamen,salah sedikit marah,kalau marah sering melampiaskannya kepada anak-anaknya.Tapi bukan itu yang menjadi penyebab perceraian mereka,masalah perbedaan keyakinan.

Leo seorang Nasrani walaupun tidak begitu taat, sementara istrinya seorang muslim,dan keduanya gak ada yang mau mengalah sampai akhirnya mereka pilih untuk berpisah.

Sedangkan aku,aku masih terikat perkawinan walaupun sudah tidak serumah dengan suami.Suamiku seorang pemabuk,kasar dan tidak punya rasa tanggungjawab terhadap keluarga.

Pekerjaan nya hanya mabuk-mabukan,main perempuan,dan pesta pora.

Aku sudah gak tahan terus menerus hidup dengannya,kalau mabuk sering bawa teman-temannya kerumah,pesta pora sampai hari menjelang pagi.

Awalnya aku sembunyikan keadaan rumah tanggaku yang sudah berjalan hampir duabelas tahun itu,tak ada satupun dari keluargaku yang tau kelakuan suamiku karena dihadapan mereka,dia selalu bersikap manis seolah suami yang baik.Anakku semata wayang pun tak pernah cerita sikap ayahnya selama ini terhadapnya yang selalu kasar.

Sampai suatu hari kakakku datang tanpa pemberitahuan dulu dan melihat langsung kelakuan suamiku yang sedang mabuk sambil memeluk seorang wanita pemandu lagu di sebuah karaoke,saat itu juga kakakku marah besar,ditinjunya suamiku sampai mulutnya berdarah. Aku dan Alif anakku langsung diboyong ke rumah kakakku dan tak pernah lagi diperbolehkan bertemu Mas Febri.

Sampai saat ini hampir setahun dia tak pernah datang menjemput,menelpon pun tidak. Pernah aku coba telpon ataw chat dia lewat WhatsApp,tapi nomornya sudah tidak aktif. Aku tak tau dimana dia sekarang,info yang kudapat dia pergi dengan wanita simpanannya ke pulau Sumatra.

Persahabatan

Perkenalanku dengan Leo lewat media sosial berjalan dari waktu ke waktu. Kami banyak menghabiskan waktu santai untuk mengobrol,bercanda,kadang saling mengomentari status yang ditulis diberanda Facebook kami.

Leo orang yang begitu supel dalam bergaul,suka bercanda dan selalu menjawab ramah teman-teman yang mengomentari statusnya.

Pesona laki-laki itu begitu memukau perempuan-perempuan yang berteman dengannya. Dia sering cerita ada ibu-ibu yang mengajaknya menikah,padahal mereka belum pernah bertemu di dunia nyata. Ada juga yang menawarkan imbalan jutaan rupiah jika dia mau menemui dan menemani ibu-ibu yang kesepian ditinggal suaminya.

Semua yang terjadi sebelum dan sesudah kami berteman,Leo selalu ceritakan padaku. Tak ada yang ditutupinya sedikitpun, termasuk masalah yang sangat pribadi.

"Kamu tau gak mbak,pertama kali aku kenal **** umurku 22 tahun" katanya suatu hari.

"Haaa udah cukup umur donk," jawabku,lalu aku bertanya lagi

"Sama siapa?,pacarmu?,yang jadi istrimu?"

"Bukan...ibu kost tempat aku dulu waktu masih kuliah" jawabnya mengejutkanku.

"Hah??? gak salah?" tanyaku

"Iya mbak,waktu itu hujan deras,aku pulang kuliah kehujanan,bajuku basah kuyup.Sampai di tempat kost ternyata temanku belum pulang. Ibu kostnya janda ,dia tinggal sama anaknya laki-laki,tapi anaknya sering tugas keluar kota. Waktu itu ibu kost cuma sendirian dirumah,liat aku basah kuyup dia kasih aku handuk dan suruh langsung mandi. Pas aku lagi mandi tiba-tiba dia ikut masuk kamar mandi terus gerayangi aku,sialnya waktu itu aku masih bego jadi nurutin aja apa maunya dia. Disitulah terjadinya keperjakaanku hilang direnggut dia ... wkwkwk" Leo malah cekikikan setelah bercerita,seolah itu hal yang lucu.

"Nasib baik tu Ibu kost dapet perjaka tingting" jawabku ikut tertawa.

Begitulah Leo,setiap hari ada saja ceritanya. Akupun mulai nyaman bercerita dengannya, sedikit-sedikit aku mulai membuka diri menceritakan kehidupanku.

Setiap aku cerita,dia selalu jadi pendengar yang baik,sesekali dia menimpali bahkan memberi saran supaya aku tetap kuat menghadapi kenyataan hidup.

Semenjak itu,aku merasa kembali menemukan hidupku. Selama ini aku selau menutup diri dari pergaulan. Dalam keluargapun aku jarang bercerita hal-hal pribadi. Kehidupan sehari-hari,aku jalani datar-datar saja. Mengurusi Alif dari mulai bangun tidur,mandi,makan,sampai pergi sekolah. Kemudian aku berangkat kerja,mengajar di salah satu SD swasta di kota ini.Pulang kerja,aku kembali mengurus rumah,masak buat anakku, menyelesaikan pekerjaan sekolah yang sering kubawa kerumah. Setelah semua selesai barulah aku bisa duduk santai sambil mengutak atik handphone. Buka akses sosial media,kadang menulis kata-kata candaan di statusku. Aku tak ingin orang-orang di medsos tau siapa diriku, bagaimana kehidupanku yang sebenarnya,apalagi kalau harus menceritakan penderitaanku.Aku tak mau orang-orang yang kukenal hanya di dunia Maya akan merendahlan aku jika mereka tau aku perempuan yang ditinggal suaminya. Apalagi kalau sampai ada laki-laki iseng yang tau statusku,bukan mustahil mereka cari cara untuk memanfaatkan diriku.

Hanya kepada Leo aku bisa menceritakan semuanya,karena aku merasa Leo adalah teman yang tulus,dia tidak pernah berusaha mencari alasan supaya bisa merayuku. Persahabatan yang dia tawarkan tidak ada unsur memanfaatkan diriku. Bahkan dia sering menasihati,memperhatikan,menghiburku dengan candaan-candaannya. Leo tidak pernah bicara mengenai hal-hal yang menyinggung hubungan kami sebagai orang dewasa yang sama-sama "sendiri"

Persahabatan kami murni. Itu yang terlintas dihatiku saat ini.

perasaan yang lebih

Sejak aku mengenal Leo,aku merasakan hari-hariku lebih baik. Setiap hari ada saja leluconnya untuk menghibur diriku yang sudah seharian menghadapi tugas-tugas baik disekolah maupun dirumah.

Aku baru saja selesai mandi sore ketika handphone berbunyi. Kuangkat teleponku,hmm Leo ...mo ngapain dia,gumamku dalam hati.

"Hallo!" suaraku agak keras.

"Hei,aku ni bapaknya si Andi,tadi dia pulang nangis katanya kau pukul. Apa salah anakku kau main tangan" suaranya serius banget.

Mendengar ocehannya aku langsung tertawa.

"Dasar gila,bikin kaget aja" gumamku masih tertawa.

"Aku mau bicara serius",katanya lagi.

"Ada apa?,tumben ",jawabku setengah bertanya.

"Tiba-tiba aku inget kamu,kupikir kamu lagi ada masalah" dia mulai serius bicara.

"Aku baik-baik aja,gak ada masalah kok" jawabku heran.

"Ya udah kalau gitu,kamu baik-baik ya disitu,jaga Alif juga ya!"

"Iya,makasih kamu udah perhatian sama aku."

Aku heran kenapa dia berpikir kalau aku ada masalah. Aku merasa tidak ada apapun yang terjadi hari ini. Kehidupanku seperti kemarin-kemarin,tak ada yang dikuatirkan.

Tiba-tiba telpon berdering lagi setelah Leo memutus telponnya. Mau apa lagi dia,pikirku.

Tapi nomor telpon yang muncul bukan nomor Leo. Aku belum pernah menerima telpon dari nomor ini. Ragu-ragu kucoba terima dan kusapa hallo.

"Amy,aku Febri " jawab si penelpon.

Dug,jantungku langsung berdetak keras mendengar suara dan nama itu. Suamiku,yang sudah setahun lebih tidak ada kabar beritanya kini muncul. Betul firasat Leo kalau aku sedang menghadapi masalah. Ya Tuhan,mau apa dia.

"Mas Febri,kemana aja selama ini kamu mas?" tanyaku tercekat.

"Ngapain tanya-tanya aku kemana aja,kamu yang pergi dari aku. Aku mau pulang,tapi bukan untuk kamu. Aku mau jual rumah kita,lalu aku ceraikan kamu. Dan ingat kamu gak punya hak bagian dari rumah itu karena kamu yang pergi dariku." Masih seperti dulu, suaranya kasar penuh amarah.

"Tapi kan itu rumah sebagian besar uangku mas,uang hasil kerja aku." jawabku.

"Gak bisa,kamu yang pergi dari rumah,kamu yang berkhianat!" suaranya makin keras.

"Ok lah kalau kamu bilang aku gak punya hak,tapi Alif punya hak.Alif anak kita mas,anak kamu." kataku masih berusaha mengalah.

"Aku akan berikan hak Alif asal dia ikut denganku." jawabnya lagi.

"Aku gak akan berikan Alif padamu mas,aku gak mau dia diurus orang lain." saat itu pecahlah tangisku.

Aku harus bagaimana,kalau aku biarkan Alif ikut mas Febri,sudah pasti dia akan diurus ibu tirinya.Aku mendengar kisah anak-anak yang mendapat perlakuan tidak baik dari ibu tirinya.Jangan sampai anakku mengalami hal itu.

Tapi kalau aku tidak memberikan Alif kepada bapaknya,darimana aku membiayai masa depan anakku. Rumah itu adalah satu-satunya harapan untuk biaya sekolah Alif. Selama kami berpisah rumah itu aku kontrakan untuk membantu biaya hidupku dan Alif sehari-hari. Sementara aku tinggal di paviliun rumah ibuku. Sekarang mas Febri mau menjual rumah itu dan hasil penjualannya ingin dia sendiri yang menguasai. Padahal rumah itu kubeli dengan uangku hasil aku menabung selama delapan tahun,uang hasil kerjaku sebagai guru privat dan jualan online sebagai reseller.Mas Febri hanya membantu merenovasinya saja.

Seketika tangisku pecah,aku bingung harus bagaimana. Kalau aku melawan kemauannya,sudah terbayang di mataku dia akan buat masalah lebih besar. Aku tau betul tabiatnya.Tapi kalau aku diam, bagaimana nasib anakku?

Benar-benar sebuah masalah besar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!