" Kamu akan menikah dengan tuan Ricardo, Delanie"
Kata kata itu bak petir yang sama sekali tidak ingin kudengar, bukan untuk pertama kalinya tapi ini untuk yang kedua kalinya.
Pernikahan dengan orang yang tidak kucintai atau bahkan tidak ku kenal akan kembali terulang dan ini kudengar dari seseorang yang sudah mulai kucinta.
Kalian bisa membayangkan bagaimana rasanya jadi aku, aku hanya bisa berdiri mematung saat mendengar kata kata itu keluar dari mulutnya.
Oh.... Sebelumnya aku perkenalkan diri, Aku adalah Delanie Okta Viana putri dari perusahaan Okta yang cukup terkenal di wilayah Ibukota.
Aku adalah anak tunggal dari salah satu pengusaha tekstil yang cukup terkenal di Jakarta, Ya memang hidup ku bisa dibilang cukup beruntung dan serba mewah.
Tapi hidupku berubah saat Ayah sekaligus ibu menjodohkan ku dengan salah satu anak dari koleganya. Ya...hal ini bukanlah hal yang tabuh untuk dilakukan oleh para mafia bisnis, mereka bahkan merelakan kebahagiaan putra dan putri mereka hanya demi kelangsungan bisnis
Itu adalah wasiat ayah yang telah dijalankan sebelum ayah benar benar pergi dan meninggalkan aku untuk selamanya.
Hi....para readers semua salam hangat dari saya, ini adalah novel ke 3 saya dan saya akan sungguh e di novel ini.
Saya sangat berharap novel ini bisa diterima setelah novel Menikahimu takdir ku season 1 dan 2.
Nah...di novel ini saya akan menggunakannya aku sebagai orang pertama karena sepertinya saya lebih nyaman sebagai tokoh utama dan objek penderita (😊😊😊😊 namanya halu, harap dimaklumi ya)
Nah sebagai perkenalan saya akan langsung memperkenalkan para tokoh utama menurut Vera saya, semoga semua nya berkenan ya
Nah lanjut ke jalan ceritanya dan author akan menceritakan kisah awalnya.
" Bagaimana mungkin??" kataku tak percaya, di usia pernikahan yang sudah menginjak lebih satu tahun aku harus mendengar ini langsung dari suamiku.
Aku tidak tahu harus berkata apa, mulutku kaki dan seluruh tubuhku seketika lemas mendengar nya.
" Inikah balasan mu?? apa salahku??"
Aku menatap kepergian nya bahkan saat aku memanggilnya ia sama sekali tidak menoleh ataupun menghiraukan ku.
" Dasar laki laki egois" makiku sambil menghempas seluruh benda yang ada dihadapanku.
" Brukkkkkk"
Figura pernikahan Yang selama ini kubangggakan langsung jatuh begitu saja bahkan semua kaca yang melindungi figura itu hancur berkeping keping.
" Apakah nasib pernikahan ku akan berakhir seperti ini??"
Aku langsung terdiam melihat pecahan pecahan kaca itu, rasanya hatiku jauh lebih hancur dan lebih sakit dari Figura itu.
Aku terdiam dan memilih duduk di ranjang yang begitu luas, rasanya tidak berguna jika aku membersihkan pecahan pecahan kaca itu karena hatiku jauh lebih sakit dan lebih hancur.
" Jadi untuk apa membersihkan pecahan itu sementara pecahan di hatiku tidak bisa untuk kendalikan"
" Ahhhh".
Ingatan ku kembali mundur ke puluhan bulan yang lalu, saat itu aku juga mengalami hal yang sama tapi dari mulut laki laki yang berbeda.
" Kami harus menikah dengannya Delanie"
Aku mengingat kata kata itu dari cinta pertama ku dalam hidup, ia adalah Ayahku. Laki laki yang berjuang untuk ku dan masa depanku, ia ayah sekaligus ibu bagiku
" Daddy aku tidak mungkin Menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal" kata ku bersikukuh, ini bukan pertama kalinya ayah membahas pernikahan ku dengan laki laki itu.
" Delanie kamu sudah berjanji untuk menikah dengannya jika dalam waktu 6 bulan kamu tidak menemukan laki laki yang sesuai maka kamu akan menikah dengan orang pilihan ku"
" Jadi itu alasan Dady menculik dan membawa ku kesini"tanyaku dengan sinis.
" Tentu saja" kata orang yang biasa dipanggil tuan Okta
Sebenarnya aku tahu percuma aku melawan laki laki yang sudah merawat ku selama 10 tahun terakhir dan hal ini adalah hal konyol yang pernah kudengar.
" Keputusanku"
Flash back 4 tahun yang lalu
" Delanie kamu begitu keras kepala, mengapa kau harus menjadi seorang penari jika kau bisa melakukan hal yang lebih dari itu" bentak Dady dengan gurat urat yang jelas menunjukkan kemarahan
" Aku ingin menjadi balerina seperti impian ku Daddy" kataku,
" Tidak, tidak akan pernah" kataku menentang, aku dengan berani menatap tatapan tajam Dady dan ini adalah untuk pertama kalinya.
" Delanie" teriak Dady dengan suara terkeras nya dan aku masih tidak perduli.
Aku tetap berjalan menjauhi nya dan tetap pada keputusanku.
Beberapa hari tidak makan dan minum akhirnya Dady luluh juga, pagi itu dia datang dan menghampiri diriku yang berbaring lemah di atas ranjang.
" Delanie" sapa Dady sambil membawakan roti bakar kesukaan ku tapi seperti yang ia tahu aku malah membelakangi nya
" Baiklah kamu boleh pergi, pergi kemana saja yang kamu mau"
Seketika aku bangkit dengan sisa tenaga yang kumiliki, aku mencium pipi Dady dan memeluknya dengan sangat erat
" Kamu seperti ibumu, aku tidak bisa menyalahkan mu"kata Dady
" Segera makan dan tentukan kemana kamu akan pergi"
Aku hanya tersenyum sambil menyeka air mataku, laki laki yang sudah lebih dari separuh baya itu akhirnya meninggal ku untuk menghabiskan sarapan yang ia bawa.
" Aku memang seperti mu mommy" kataku sambil menatap figura besar milik almarhum ibuku.
Lagi lagi aku harus menangis karena harus tumbuh tanpa seorang ibu, rasanya begitu berat karena berkali kali aku harus melihat ayah berkencan dengan anak muda seusiaku.
Hi para reader... Sebelum baca jangan lupa untuk like, komen, follow dan juga favorit kan novel ini ya.
Karena dukun kalian begitu berarti bagi author loh, saya sangat mengharapkan bisa mendapatkan banyak dukungan dan juga saran agar novel ini menjadi lebih baik
Happy reading...
"Tamara Rojo, aku ingin seperti mu" ucapku sambil melihat wanita cantik yang berbakat itu.
Salah seorang belerina terbaik di dunia membuat ku semangat hanya dengan melihat poster nya. Aku menutup mata sambil membayangkan bahagianya saat aku akan menari di antara ribuan bahkan jutaan orang.
" Aku pasti bisa walaupun harus menempuh waktu tahunan"
Ya aku adalah salah satu wanita penggila tari balerina kerena dengan gerakan tubuh ku aku bisa meluapkan segala emosi yang terpendam di dalam jiwaku.
" Awwww" kakiku terhentak pada salah satu kaki meja karena aku menari sambil menutup mata.
Aku hanya memijit sedikit ujung ujung kakiku,
" Aku sudah terbiasa dengan hal bahkan sampai berdarah aku biasa mengalami nya"
Aku terkejut saat melihat jam besar di tengah dinding kamarku.
" Hampir jam makan siang, aku harus segera membicarakan ini dengan Dady"
Aku mengambil kunci mobil dan segera memanaskan mobilku.
" Tuttttttt....tutttt"
" Sial ini pasti kerena aku tidak pernah memanaskan mobil ini dan sepertinya mobil ini butuh di service"
Aku segera mengambil ponselku dan menekan salah satu nomor favorit ku.
" Ada apa non??"
" Jemput aku sekarang ya mang, dan sepertinya mobilku butuh service" kataku
Tidak butuh waktu yang begitu lama, hanya 15 menit supir legenda keluarga ku datang untuk melaksanakan perintah ku.
" Ini kuncinya non" kata Laki laki yang biasa dipanggil mamang, dia adalah pak Markus supir keluarga ku bahkan sebelum aku lahir.
" Seperti biasa ya mang, sepertinya butuh service"
Akupun segera membawa mobil Kantor meninggalkan pak Markus untuk membawa mobilku untuk segera diservis.
Terbiasa berkelana di jalanan membuat aku begitu paham jalan mana saja yang kutempuh agar mendapatkan waktu yang tercepat dan setelah 15 menit berkendara akhirnya aku sampai di perusahaan OKTA Company.
Aku turun sambil membuka kaca mata hitam ku, aku segera menyusuri koridor untuk segera masuk kedalam lift.
" Selamat pagi nona Delanie"
Aku sudah terbiasa mendengar sapaan, anggukan dan juga senyuman dari para karyawan pria namun satupun tidak ada yang menarik hatiku.
Aku hanya membalas semua itu dengan anggukan dan senyuman yang bisa terbilang dingin.
" Persetan dengan semua itu" gumamku dengan perlahan
Aku kemudian membuka pintu dengan tulisan CEO tanpa mengetuk ataupun memberikan salam karena aku bebas kapan saja aku mau melakukan itu.
" Huppppp"
Dadaku terasa melayang dan rasanya sungguh sesak, aku melihat pemandangan yang seharusnya tidak aku lihat.
" Dady..." kataku dengan setengah berteriak dan wanita yang ada dipangkuan Dady langsung segera turun dan memandang ke arahku.
" Ya Tuhan aku lebih terkejut lagi"
" Keeeey" lidahku hampir tidak bisa menyebutkan nama itu karena dia adalah teman baikku.
"Kenapa kamu masuk tidak mengetik" Hardik Dadyku sementara Key memperbaiki kemejanya yang sudah hampir terbuka setengah.
" Kenapa Key?? bukankah Mark begitu setia dengan mu?? mengapa kau mengambil laki laki yang seharusnya jadi ayahmu??" makiku dan Key hanya tertunduk, ia tidak berani menatap ku.
" Pergilah" kata Dady dan Keypun bergegas keluar dan sialnya Dady menghalangi ku untuk mengejar nya.
" Cukup Delanie" kata Ayah sambil mengcengkram tanganku
Wajahku kembali memerah dan menatap Dady dengan wajah yang penuh kebencian dan rasa jijik.
" Kenapa Dady selalu melakukan ini?? Aku ini seorang gadis Dady, bagaimana jika hal terjadi padaku??" Seruku dengan api nada kemarahan
" Jangan salahkan Dady Delanie, aku hanya laki laki normal yang membutuhkan wanita"
" Kalau begitu menikah saja, aku tidak pernah melarang nya. Aku malu dengan semua ini Dady bahkan aku selalu melihat wanita yang berbeda"
Dady hanya terdiam dan menatap figura mommy yang ada di dinding ruangan nya.
" Tidak bisa nak, Dady tidak akan pernah bisa" kata Dady dengan suara serak, seperti nya aku mendengar nada penyesalan yang teramat dalam dari suara Dady.
" Kalua begitu berhenti lah menggoda wanita wanita muda, karena bisa saja aku yang akan menanggung karmanya"
Aku meninggal Dady begitu saja, aku melangkah dan kali ini aku memakai kacamata hitam agar tidak ada yang melihat mataku yang sembab karena melihat adegan tadi.
" Tunggu aku Key" kataku sambil berjalan
___________________________________________________
" Jelaskan Key!!" kataku dengan tidak sabaran, setelah melihat adegan tadi rasanya tidak akan bisa tidur nyenyak
Key tidak menjawab ku malah ia mengambil rokok dari dalam tasnya dan menghisap nya di depanku.
" Kau mau??" kata Key menawarkan
" Tidak" kataku menggelengkan kepala
" Ya ampun Delanie seharusnya kau lebih menikmati dunia, berhentilah bermimpi menjadi penari"
" Itu bukan urusan mu, sekarang jelaskan" tuntut ku
" Apa kau tidak tahu bahwa Dady mu cukup stress dengan keputusan mu" kata Key sambil menyulut rokok nya lagi
" Itu bukan urusan mu!!! jelaskan mengapa kau mengencani ayahku, apa pertemanan kita tidak memberi batas untukmu"
" Ha......ha....ha...." Key tertawa seolah mengejekku
" Kau tau alasan di balik itu semua, jangan berpura-pura bodoh Delanie"
Aku sekarang mengerti Key ternyata sama dengan perempuan lainnya, mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
" Tidak semua wanita beruntung seperti dirimu, jadi berhentilah bersikap bodoh dan lanjutkan usaha Dadymu atau semua itu akan habis oleh wanita penggoda seperti aku"
Terima kasih atas dukungan nya ya, Jangan lupa untuk selalu like, komen dan follow author ya
Aku berusaha untuk melupakan apa yang terjadi pagi tadi, tapi sepertinya ingatan itu akan menyiksaku selama beberapa hari ini.
Yah... walaupun aku sudah sering atau bahkan terbiasa melihat nya tapi setiap aku melihat hal seperti itu aku akan selalu merasa bersalah.
" Dia telah mengkhianati mommy ku selama berpuluh-puluh kali" kataku pada Lin salah satu sahabat ku
" Sudahlah De...itu wajar saja" kata Lin yang malah membela Dadyku
Aku melotot dan mulai menaruh tatapan curiga pada Lin.
" Apa jangan jangan kamu juga mengincar Dady ku??"
Lin terdengar kaget dan bahkan ia hampir tersedak dengan minuman yang masuk ke mulutnya.
" Jangan samakan aku dengan Keth, aku tahu dia sejak dulu" kata Lin dengan nada kesal.
" Ya...aku sekarang sulit percaya dulu Keth juga berkata seperti itu" kataku sambil memainkan minuman dingin yang ada di depanku
" Memangnya sejak dulu kamu sudah mencurigai Keth??"
" Yah....aku sering memperhatikan dia sering curi pandang kepada Dadyku" kataku dengan nada lemas, aku merasa sudah kehilangan seluruh tenaga dan semangat ku
" Memang selain kaya Dadymu termasuk tampan dan berkharisma" kata Lin semakin membuat ku kesal dan curiga
" Jangan bilang" kataku dengan nada menekan
" Tentu saja tidak, aku wanita ini baik baik " kata Lin sambil tertawa
" Cih... dasar pembual" kataku dengan nada mengejek
Untuk menghilangkan rasa sakit dan kecewa yang aku rasa, aku menghajak Lin salah satu sahabat ku untuk menemani ku di sebuah cafe yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal ku.
Sebagai wanita yang cukup kaya dan terpandang mencari teman curhat bukanlah hal yang sulit bagiku. Aku termasuk wanita yang royal termasuk kepada pada teman dan sahabat ku.
Seperti kata pepatah Dimana ada gula disitu pasti ada semut, tapi walaupun demikian Lin sedikit berbeda dengan teman teman ku pada umumnya.
Lin selalu berpenampilan apa adanya, ia tidak berusaha untuk mengimbangi atau bahkan mengikut gayaku dan aku juga bisa melihat tidak pernah memanfaatkanku seperti yang dilakukan oleh Keth.
Aku mengambil sebatang rokok yang kubeli sebelum aku bertemu dengan Lin. Aku mencoba untuk menghirup nya tapi aku malah terbatuk hingga membuat tenggorokan ku terasa panas dan gatal
" Ha....ha.... berhenti lah bersikap konyol nona Okta, kau tidak akan pernah bisa menjadi wanita mafia"
" Uhukk....uhuk...." Aku malah semakin terbatuk mendengar ucapan Lin
" Minumlah" kata Lin sambil menyodorkan segelas air putih untukku
Aku segera menyurut air putih yang diberikan oleh Lin, rasanya begitu segar dan membuat ku jauh lebih baik
" Mengapa Keth begitu candu dengan barang ini" kata ku sambil membuang sisa rokok begitu saja
" Karena kau tidak seperti Keth jika kau sama maka aku akan melihat mu hancur sekarang" kata Lin
" Aku hanya lelah Lin, aku hanya lelah...aku hanya ingin hidup seperti anak perempuan pada umumnya" kataku
" Maksud mu seperti Keth??" tanya Lin
"Kamu sudah gila..." kataku
" Kamu seharusnya bersyukur dengan apa yang kamu miliki Delanie, tidak semua wanita beruntung seperti dirimu" kata Lin sambil menepuk pundak ku.
" Aku justru iri padamu, aku ingin seperti mu Lin, punya orang tua yang lengkap dan mereka sangat menyayangi mu"
" Sepertinya kit perlu operasi tukar wajah" kata Lin
" Sudahlah sebaiknya kita nikmati apa yang ada, aku juga tidak terlalu memikirkan nya" kata Lin sambil memakan kentang goreng yang ada dihadapannya.
Aku tahu dibalik semua keceriaan Lin ada rahasia besar yang ia simpan dan sampai sekarang luka itu membuat Lin tidak berani untuk dekat dengan yang namanya laki laki.
Aku memandang Lin yang sepertinya tidak terlalu larut dalam masalah yang sedang terjadi. Aku tahu ia begitu banyak menanggung beban terutama beban Sikis.
Ya.... pelecehan yang dialami oleh Lin membuatnya begitu susah untuk dekat dengan orang lain apalagi laki laki. Pelecehan yang terjadi bertahun-tahun lalu itu membuat kepercayaan diri Lin runtuh hingga ia mengalami kesulitan untuk bergaul
Bagaimana tidak adik dari Ayah Lin beberapa kali melakukan pelecehan kepada Lin hingga membuat Lin menjadi pribadi yang benar benar berantakan.
Sepertinya tidak beda jauh dariku yang selalu melihat Dadyku bersama dengan wanita wanita seusiaku.
" Kita punya derita yang sama yang Lin, hanya saja aku sedikit lebih beruntung"
Aku bisa membayangkan bagaimana rasanya jika aku jadi Lin, aku pasti sudah akan membunuh laki laki yang seharusnya melindungi ku.
Aku memilih diam saja melihat Lin dengan tatapan kosong, aku tahu ia kembali merasakan trauma karena kejadian itu akan menjadi sejarah yang paling buruk dalam hidupnya.
Jangan lupa like komen dan follow novel ini ya... Author sangat butuh dukungan dari kalian semua ya....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!