''Kak!! Bangun kak , ini udah pagi masih aja ngebo. Kita kesekolah barengan aja , kak woy! bangun!'' Teriak Gadis muda yang sedang berdiri di depan kamar kakaknya , dia baru menginjak SMA kelas 1. Gadis itu sudah menggunakan pakaian sekolah tapi masih menggerai rambutnya. Gadis itu bernama , Nidya Gita Ravindra putri kedua dari pasangan Heri Ravindra dan Listia Ravindra.
''Kan bisa buka pintunya Nid? Kenapa harus dari luar kamar? Pintunya juga gak ke kunci.'' Ujar gadis yang baru datang dari kamar mandi dan sudah menggunakan pakaian sekolah dan hendak masuk kedalam kamar.
''Hehehe......Ini adalah trik kak Re , kalau misalnya yang di panggil marah maka bisa dengan cepat ambil jurus andalan. Yaitu kabur , abis dibangunin susah sih.'' Keluh Nidya , gadis yang di panggil kak re adalah putri anak dari sahabat ayah Heri yaitu Gino Wilbert dan Naura Wilbert. Gadis itu bernama Renata Zalfa Wilbert , anak yatim-piatu yang sudah kehilangan orang tuanya semenjak dia berumur 5 tahun. Ayah Heri tidak tega membiarkan anak malang itu hidup sendiri jadi dengan segenap hati Heri membawa Renata dan menganggapnya sebagai putrinya.
''Dasar , sudahlah kau kembali ke kamarmu untuk bersiap dan aku akan membangunkannya.'' Ujar Renata , Nidya mengangguk lalu pergi kekamar sebelah yaitu kamarnya. Renata masuk kedalam kamar dan mendapati seorang gadis sedang asik dalam mimpinya.
Renata menarik selimut yang gadis itu pakai hingga gadis yang sedang tidur itu terganggu.
''Mana selimut ku? Kenapa hilang?'' Gadis itu bicara dengan suara parau khas bangun tidur , saking malasnya ia bahkan tidak membuka matanya.
''Bangun ini udah jam 7.'' Ucap Renata ke arah lemari dan mengambil sisir di atas lemari.
''Apa!! Kenapa baru bangunin sekarang!? Ini gara-gara nonton drama nih kemarin , jam 3 baru tidur. Hmmm........udah telat juga. Jangan sekolah deh , sekali-kali bolos.'' Ocehan gadis itu yang tadinya sudah bangun dan duduk kini hendak tidur kembali.
''Bangun sebelum ibu kesini dan mengeluarkan pidato yang sangat indah.'' Renata memberikan peringatan , gadis tadi kembali bangun dan membuka matanya lebar-lebar. Gadis itu adalah Ayuti Aleyda Ravindra putri sulung ayah Heri dan ibu Listia , gadis yang memiliki kulit lebih hitam dari orang Indonesia tapi tidak seperti orang Afrika. Ini karna faktor keturunan , adik-adiknya juga sama sepertinya tapi Nidya sedikit lebih bersih karna mengikuti kulit ibu Listia.
Ayuti meringsut turun lalu melangkah mengambil handuk dan pakaian sekolahnya lalu keluar kamar menuju kamar mandi. Kamar mandi di rumah ini hanya ada satu yaitu di belakang jadi , harus saling mengantri dan yang sedang menggunakan kamar mandi tidak boleh lama.
Selesai mandi dan menggunakan seragam sekolah , Ayuti masuk kembali kedalam kamarnya. Di dalam kamar sudah tidak ada Renata , mungkin dia pergi bantu ibu. Ayuti mengambil ponselnya yang di charger.
''Katanya jam 7 , ini baru set 6. Suka banget ngibulin orang.'' Omel Ayuti sambil menaruh ponselnya ke atas kasur dan menyisir rambutnya.
Setelah menyisir rambutnya dan menguncir satu , Ayuti keluar kamar dan menghampiri Renata yang sedang di dapur.
''Ada yang bisa dibantu ibu-ibu?'' Tanya Ayuti dengan tangan yang di lipat kebelakang.
''Banyak , sana sapu lantai dulu. Nidya yang udah sapu halaman depan.'' Titah sang ibu Listia sambil mengaduk nasi yang baru saja matang.
''Siap.''
Sekitar jam 6 pagi semuanya pekerjaan sudah selesai , terdengar teriakan dari seorang pria dan berjalan ke arah ibu Listia.
''Ibu , baju Radit kemarin kemana ya? Hari ini kan masih harus gunain itu. Ibu lihat gak? Bantu cari ya Bu.'' Ujar seorang pria yang baru menginjak SMP kelas 1 , dia bernama Raditya Joy Ravindra , putra bungsu di rumah ini.
''Emang kemarin ditaruh dimana! Emang yang pakek siapa , dan sekarang minta ibu buat bantu cariin. Emang harus pakek mata ibu aja , ibu masih banyak pekerjaan. Sini kita tukar posisi aja , ibu yang nyari kamu yang masak gimana?'' Iyahhhhhh kena semprot deh , gumam Raditya. Begitulah emak-emak kalau satu hari aja gak marah , pasti dunia ini gak seru. Ayuti , Nidya dan Renata tersenyum mengejek , dan Raditya? Dia sudah kesal dan pergi begitu saja.
''Dasar ceroboh.'' Gumam Nidya sambil berjalan ke arah kamar menuju kamarnya untuk mengambil buku.
''Ibu , ayah mana?'' Tanya Ayuti pada ibu , Ayuti dan renata kini sudah duduk lantai yang beralaskan tikar. Ibu Listia sedang di dapur dan memotong tempe.
''Ayah tadi udah ke sawah pagi-pagi , katanya mau ngebajak sawah.'' Sahut ibu , Ayuti hanya mengangguk paham.
''Bu , Rere bantu goreng ya.'' Tawar Renata hendak beranjak dari tempat duduknya.
''Jangan re , kamu dan Ayuti ke kamar aja beres-beres buku sekolah. Masalah dapur biar ibu aja.'' Mendengar ucapan ibu , Ayuti dan Renata kembali kedalam kamar.
Ayuti kembali membaringkan dirinya ke kasur yang sangat nyaman itu.
''Akhhhh........Nyamannya , kapan ya aku punya pacar yang seganteng Lee min ho , sedingin , Lee min ho , secute Lee min ho , sebaik Lee Min ho , semanis Lee min ho , segala-galanya kayak Lee min ho.'' Ujar Ayuti menatap langit-langit kamar.
''Teros aja ngehalu yang bahkan mimpi pun gak akan pernah terjadi. Memang tugasmu sudah selesai? Kemarin katanya ada tugas kimia?'' Ayuti langsung terduduk seperti patung.
''Astaga , gara-gara nonton drama kemarin jadi lupa buat tugas.'' Ujarnya sambil mengusap wajah kasar.
''Sana buat dulu , mumpung masih ada waktu 30 menit. Ini baru jam 6 pagi.'' Renata duduk di sebelah Ayuti , Ayuti menatap Renata dengan tatapan sendu.
''30 menit mana cukup , belum berfikir jawaban dari soalnya. Bisa-bisa meledak ini otak.'' Ujar Ayuti lalu bangkit dari duduknya dan mengambil tasnya yang tergeletak di lantai.
''Masa sih anak IPA gak bisa jawab kimia dengan cepat.'' Ledek Renata sambil melipat kedua kakinya ke atas kasur.
''Jangan aneh-aneh deh , anak IPA itu belum tentu mengerti semua tentang rumus kimia, fisika atau matematika. Gurunya juga gitu sih , rajin banget ngasih tugas gak ada bolongnya sedikit pun. Ngasihnya juga yang susah-susah , kenapa gak soal yang udah di bahas aja di kasih kan jadi ngerti gitu. Ini yang dibahas beda terus yang di kasih soal juga beda.'' Keluh Ayuti sambil mulai membuat tugasnya.
''Terus kenapa milih jurusan IPA? Emang apa aja yang kamu tau di antara mata pelajaran anak jurusan IPA?'' Tanya Renata penasaran.
''Aku nyari jurusan IPA itu karna memang suka hitungan dikit , kalau nyari jurusan bahasa nanti otakku gak muat kalau disuruh belajar bahasa terlebih lagi bahasa Inggris. Kalau bahasa Jepang atau Korea kan bisa dikit-dikit. Sedangkan jika ikut kamu ke jurusan IPS , aku juga gak bisa menghafal sejarah. Memang suka sih sama cerita sejarahnya tapi tidak menghafalnya. Dari semua pelajaran yang ada di kelas IPA hanya satu pelajaran yang aku mengerti , yaitu biologi. Dan itu hanya sampai sistem pencernaan manusia dan reproduksi manusia.'' Jelas Ayuti panjang lebar , Renata hanya tertawa mendengar curhatan Ayuti yang panjang lebar.
''Nasi sudah menjadi bubur jadi jangan mengeluh , buat tugasmu lalu kita kesekolah sama-sama.'' Ucapan Renata sama sekali tidak mendapat respon dari Ayuti karna sibuk mengerjakan tugasnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay semuanya kalau suka novel author ini jangan lupa terus dukung author ya. Dengan cara :
Like👍
Komen💌
vote🎁
**Favorit 💕
Beri juga bintang yang banyak , agar author semangat nulisnya 🌟✍️
Perkenalkan nama author: Tirta
Jenis kelamin: perempuan
Sapa juga di Ig @dewayutirtawardani**
Tugasnya selesai tepat jam setengah 7 pagi dan tentunya itu bukan karena Ayuti berfikir sendiri melainkan di bantu kakek google. Siapa juga zaman sekarang yang tidak menggunakan google?
Ayuti akhirnya berangkat bersama dengan Renata , Nidya ke sekolah bersama dengan temannya. Dari rumah ke sekolah , hanya membutuhkan waktu 15 menit.
Saat masuk melalui gerbang sekolah , mereka berdua menjadi sorotan. Upssss maaf , maksudnya Renata saja. Gadis cantik dan sangat ramah sepertinya sungguh idaman para pria.
Ayuti hanya melirik sekilas lalu berjalan tanpa perduli dengan orang sekitarnya. Meski hatinya sedikit berdebar karna terus dilihat banyak pria , meski tidak tertuju padanya. Tapi , dia juga ada disini.
''Aku duluan ke kelas okey?'' Tanya Renata pada Ayuti , kelas mereka saling berdekatan.
''Pergilah , nanti kita akan pulang bersama.'' Renata mengangguk sambil tersenyum lalu ia berlari ke arah kelasnya.
Ayuti masih berhalusinasi tentang kehidupannya saat ini.
''Jika aku secantik dia , akankah aku sepertinya , yang selalu dikejar banyak pria? Akankah buli itu tidak akan terjadi padaku? Apa aku harus mengeluh atau bersyukur? Tuhan , aku sekarang berfikir bahwa kau tidak mempertemukan aku dengan pria yang tepat , itu karna kau hanya ingin menjaga diriku agar tidak terlena akan pria dan terus belajar. Tapi pikiran ku selalu membayangkan pria yang bahkan tidak aku ketahui wajahnya , sifatnya , namanya bahkan kehidupannya.'' Ayuti menatap lurus tanpa melangkah sedikit pun.
''Membayangkan seseorang itu sangat membahagiakan dan juga sangat menyakitkan , karna harus tertampar kenyataan. Sudah cukup Ayuti , mari kita fokus untuk sekolah karna tuhan menginginkan dirimu sukses dulu baru memiliki pacar.'' Ucap Ayuti dalam hati sambil melangkah perlahan menuju kelas.
Tidak lama berjalan , tiba-tiba saja ada yang menyenggol ayuti dari belakang. Hampir saja dirinya jatuh karna tersenggol. Ayuti menoleh kebelakang ingin tau siapa yang menyenggol dirinya.
''Sorry , gue gak sengaja.'' Ujar orang itu dengan tersenyum tulus. Ayuti menatap pria itu dengan malas.
''Tidak masalah.'' Ayuti berjalan kembali , pria tadi kembali menghampiri dirinya.
''Dimana kelas MIPA 1?''Tanyanya pada Ayuti , Ayuti berfikir dan mengingat kembali siswa-siswi yang ada di kelasnya. Siapa pria ini? Tidak pernah kulihat sebelumnya di kelas? Apa aku kurang bersosialisasi jadi tidak tau siapa dia? Pikir Ayuti.
''Itu kelasku , disana kelas MIPA 1.'' Tunjuk Ayuti pada gedung didepannya ini , Ayuti langsung menunjuk saja karna siapa tau pria ini tidak ingin berlama-lama dengannya. Pria mana yang mau dekat dengannya? Pikir Ayuti kembali.
''Ohhhhh kalau begitu kita barengan aja.''
''Kita?'' Ucap Ayuti menatap aneh pada pria ini.
''Oh iya gue- eh maksudnya aku belum memperkenalkan diri. Kenalin aku Fabian Antoine Yann , bisa panggil dengan Fabian.'' Ujarnya mengulurkan tangan.
''Apa mata dia kemasukan air hingga tidak bisa melihat aku yang jelek dan sering di buli seperti ini?'' Ucap Ayuti dalam hati.
Ayuti menyambut jabatan tangan tersebut , tidak baik mengabaikan orang begitu saja.
''Salam kenal Fabian , kenalin aku Ayuti Aleyda Ravindra , bisa panggil Ayuti. Ayo ke kelas , sudah hampir bel.'' Ajak Ayuti lalu mendahului Fabian. Ayuti adalah tipe orang yang ramah dan murah senyum jika , dirinya dihargai dan dianggap teman.
Karna bullying yang ia alami , Ayuti menjadi pendiam dan tidak bergaul dengan teman sekelasnya. Ayuti akan menampilkan sifat dirinya jika ia merasa nyaman bersama orang itu dan orang itupun sebaliknya.
Ayuti berjalan tanpa peduli sekitar , dia akan cuek bebek dan masuk kedalam kelas. Di sekolahnya itu memang banyak sekali orang yang membulinya , entah di kelas atau diluar kelas. Kebanyakan yang membulinya adalah pria , jika gadis di kelasnya sama sekali tidak perduli dan hanya memikirkan dirinya sendiri atau kelompoknya.
Di kelas , Ayuti tidak memperdulikan pria tadi dan ke tempat duduknya. Ayuti duduk dengan Wita yang juga kadang menyebalkan tapi masih bisa menjadi temannya. Wita teman SMP Ayuti , dulu Wita tidak seakrab sekarang.
Saat SMP juga mereka tidak satu kelas , jadi jarang bersapa ria.
''Piket sekarang Ayuti , kau mendapat gilirannya.'' Ucap Wita sambil membolak-balikkan buku yang ia pegang.
''Iya , Wita cantik.'' Balas Ayuti lalu kebelakang dan mengambil sapu , lalu menyapu lantai. Ayuti menatap pria yang tadi berkenalan dengannya sedang berbicara dengan Arora , wakil di kelas itu. Ayuti kembali fokus pada sapu dan terus menyapu.
Setelah selesai , tepat pada waktunya juga bel berbunyi. Ayuti dan Wita ke lapangan untuk berdoa dan mendengarkan beberapa patah kata dari kepala sekolah. Hal yang paling membuat Ayuti insecure adalah berdiri di antara siswa-siswi di sekolah ini.
Setelah berdoa , kepala sekolah berceramah kepada semuanya. Saat memperhatikan kedepan , Ayuti merasa kalau ada yang melihatnya. Ayuti terus melihat sekitar tapi tidak ia temukan. Mungkin hanya perasaannya saja.
Tak lama kemudian , semua murid bubar dan memasuki kelasnya masing-masing. Di dalam kelas Ayuti sudah mengeluarkan buku yang akan di pelajari hari ini.
''Anak-anak , di sini ibu akan memperkenalkan kepada kalian teman baru. Dia pindah ke kelas ini , nak perkenalkan dirimu.'' Ujar guru kelas kepada semua muridnya. Murid baru itu adalah Fabian.
''Hay semuanya , kenalin aku Fabian Antoine Yann , kalian bisa panggil aku Fabian. Aku berasal dari kota , salam kenal semuanya.'' Ujar Fabian dengan senyum yang lebar.
''Ohhhh murid baru ternyata , pantas tidak pernah aku lihat di kelas.'' Gumam Ayuti sambil memperhatikan kedepan.
''Silakan Fabian duduk di kursi kosong yang ada di belakang.''
''Terima kasih Bu , '' Fabian duduk di belakang Ayuti sendirian.
Jam pelajaran pun selesai , guru keluar kelas dan murid bebas. Ayuti memasukan bukunya lalu berjalan ke luar kelas untuk pergi ke kantin.
''Huuhhh........'' Ayuti membuang nafas berat.
''Ramai sekali............'' Ujarnya sambil berjalan ke kantin , tak lama Wita menghampirinya dan ikut bersamanya ke kantin.
Selesai makan Ayuti kembali ke kelas sendiri , Wita masih belanja di kantin. Di kelas Ayuti langsung membuka layar ponselnya dan menonton drama Korea yang belum selesai ia tonton kemarin.
Kadang tertawa dan kadang menangis , itulah yang Ayuti rasakan saat menonton drama.
''Lagi apa?'' Tanya seseorang membuyarkan hayalan yang Ayuti ciptakan barusan.
''Lagi nonton drama ,'' ucap Ayuti sambil menoleh ke sampingnya. Dan yang bertanya itu adalah Fabian.
''Boleh aku duduk?'' Ayuti langsung membantah dengan secepatnya.
''Jangan! Nanti semua orang akan salah paham. Sebentar lagi mereka akan kemari , kau duduklah dengan tenang di kursi mu sendiri.'' Ujar Ayuti. Fabian mengerti lalu kembali duduk di kursi belakang.
Ayuti merasa tidak enak karna berbicara seperti itu pada Fabian , apa aku terlalu kasar padanya ya? Pikir Ayuti , iya begitulah Ayuti. Sangat perasa , ia akan menyesal dengan ia ucapkan jika Ucapnya itu menyinggung seseorang.
''Maaf......'' Ucap Ayuti menoleh kebelakang , Fabian mengernyitkan dahinya bingung.
''Kenapa minta maaf?'' Tanya Fabian.
''Karna sudah mengusir mu tadi disini , tapi aku memang benar gak ingin ada yang salah paham nantinya.'' Ucap Ayuti dengan tulus , Fabian tersenyum.
''Tidak apa , aku mengerti.'' Setelah mengucapkan itu Ayuti kembali duduk dengan benar dan menonton dramanya.
Sepulang sekolah , Ayuti sudah menunggu Renata di depan kelasnya.
''Hay.......'' Sapa Renata sesudah sampai di depan Ayuti.
''Hay juga , ayo pulang.'' Ajak Ayuti , Renata menggandeng tangan Ayuti sambil berjalan untuk keluar sekolah.
Ayuti mengira kalau hari ini tidak ada yang membuli dirinya berarti hari yang sangat indah.
''Si hitam dan si putih....'' Ucap seseorang orang dari belakang yang terdengar jelas di pendengaran Ayuti.
''Mulai lagi.......'' Ujar Ayuti sambil terus berjalan bergandengan dengan Renata yang terlihat senang. Renata tidak mendengarnya karna Renata berjalan didepan.
''Malika!!'' Panggil seseorang di belakangnya , ya itu adalah nama yang laki-laki dikelas berikan untuknya. Ayuti tidak menoleh ataupun menyahut sama sekali , untuk apa menyahut jika nama yang dipanggil bukan namanya.
''Malika?'' Renata langsung berhenti dan berbalik melihat siapa orang yang memanggil Ayuti seperti itu.
Ayuti tau kalau Renata akan menghampiri orang itu , dengan cepat Ayuti menarik Renata agar berjalan kembali ke parkiran.
''Sudah jangan mengoceh lagi , ayo pulang.'' Ajak Ayuti karna sedari tadi Renata terus saja mengomel. Ayuti tau Renata kesal karna dirinya dipanggil Malika.
''Kau bisa setenang ini? Wahhhh........Kau terlalu hebat dan baik Ayuti. Ak-.........''
''Pakai helm ayo pulang , kita juga harus bekerja.'' Renata terdiam dan memakai helm , Renata dan Ayuti kembali pulang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay semuanya kalau suka novel author ini jangan lupa terus dukung author ya. Dengan cara :
Like👍
Komen💌
vote🎁
**Favorit 💕
Beri juga bintang yang banyak , agar author semangat nulisnya 🌟✍️
Perkenalkan nama author: Tirta
Jenis kelamin: perempuan
Sapa juga di Ig @dewayutirtawardani**
Malam harinya , Ayuti dan Renata sudah bersiap untuk tidur dan sudah tiduran santai. Ayuti yang baru saja selesai menulis novel , kini menghadap ke Renata yang sibuk dengan ponselnya.
''Aku ingin curhat satu hal denganmu.'' Ujar Ayuti memulai pembicaraan , Renata mematikan ponselnya lalu menatap Ayuti.
''Ada apa?'' Tanya Renata dengan serius , Ayuti menarik nafas pelan lalu tersenyum.
''Tadi aku di tanya oleh seorang pria , meski kutahu dia hanya bertanya tapi aku sangat senang.'' Ujar Ayuti sambil menutup dirinya dengan selimut.
''Apa kau jatuh cinta lagi? Pria ke berapa ini?'' Kesal Renata pada Ayuti.
''Bukan jatuh cinta dodol , tapi hanya sekedar suka aja. Untuk pertama kalinya dia bertanya tanpa memandang fisik. Kau sudah pernah liat bukan saat seseorang bertanya padamu tapi aku yang menjawab mereka malah acuh.'' Kesal Ayuti sambil membuka selimutnya kembali.
''Gini ni , Cinta memang mulai dari rasa suka. Kau ingat bukan mantanmu lebih banyak dariku , kau memiliki 7 mantan Ayuti. 7!'' Ucap Renata terkagum-kagum.
''Iya 7 , Satu ngegosting , 2 hanya rumor , 4 pacaran lewat virtual alias lewat Wa. Dari ke empat orang itu tidak ada yang bertahan lama. Cinta pertama ku atau pacar pertama hanya sampai satu setengah bulan. Yang kedua sampai 3 bukan , yang ketiga hanya satu Minggu dan yang terakhir sampai 7 bulan. Di antara mereka tidak ada yang benar-benar memahami ku , mereka terpaksa berpacaran denganku karna foto profil. Yang pertama hanya cinta monyet dan memang pernah bertemu tapi malah jatuh cinta sama temenku. Yang terakhir juga pernah ketemu.'' Ayuti menjeda ucapannya lalu menatap kesal Renata.
''Mereka hanya terpaksa menjalani hubungan ini , karna sudah terlanjur menembak ku saja. Aku tau mereka semua memandang fisik dan aku dengan bodohnya memberi kasih sayang dan perhatian yang banyak pada mereka.'' Ucap Ayuti bergebu-gebu sambil melipat tangannya di dada.
''Jika sudah mantan semua yang kita lakukan adalah hal yang bodoh , jika masih memiliki hubungan maka akan bucin hingga tidak menyadari diri.'' Sindir Renata pada Ayuti yang terlihat tidak menggubris.
''Aku selalu berhayal mendapat pria yang seperti oppa-oppa Korea. Tapi tidak deh , aku ingin mendapatkan pria yang mengerti sisi buruk dan mengerti aku sebelum aku bicara. Intinya dia mengerti luar dalam diriku dan aku dengan senang hati akan selalu mengerti dirinya dan bersama dengannya.'' Ujar Ayuti kembali berhayal.
''Bukankah si A juga mengerti dirimu bahkan selalu chat denganmu. Di terang-terangan meminta kasih sayangmu , kenapa kau tidak bersama dia saja?'' Tanya Renata yang memang mengetahui bahwa ada yang memang sayang pada Ayuti.
''Tapi aku tidak menyukainya , aku hanya menganggapnya sebagai kakak. Aku tau dia pernah punya rasa padaku tapi sudah ku jelaskan kalau kita hanya kakak adik.''
''Iya kakak adik , kakak adik ketemu gede.'' Ketus Renata yang sudah mulai kesal karna Ayuti selalu mendambakan seseorang yang bahkan entah ada atau tidak.
''Re , apa tuhan ingin aku fokus belajar , lalu bekerja dan bisa meraih impian ku?'' Tanya Ayuti dengan menatap langit-langit kamar.
''Mungkin saja , tuhan tidak ingin kau tersakiti lagi oleh pria-pria yang brengsek seperti mantanmu. Jadi kejar impianmu dulu maka jodohmu akan datang sendiri.'' Ayuti tersenyum menatap Renata lalu mengangguk.
''Apa kalian tidak akan tidur semalaman? Besok adalah hari Sabtu jadi bantu ibu untuk menyelesaikan tugas rumah pagi-pagi. Dan ya , besok Ayuti harus membawakan makanan ke tetangga baru di komplek sebelah.'' Ucap Ibu dari luar kamar.
''Iya Bu......'' Jawab Ayuti dan Renata bersamaan , mereka akhirnya tertidur dengan pulas.
Pagi harinya , Ayuti bangun jam 5 pagi lalu berberes rumah dan menyapu lantai juga halaman rumah. Setelah itu Ayuti menghampiri ibu di dapur.
''Bu , tumben sekali kita membawa makanan untuk tetangga baru. Itu pun komplek sebelah pula.'' Ujar Ayuti yang mulai memasukan rantang makanan ke dalam tas.
''Biasa lah kita sebagai tetangga harus ramah pada orang baru , kamu tinggal bawa aja kok protes sih. Lagian mereka juga dari kota pasti belum akrab sama yang ada disini , jadi kita harus mengakrabkan diri.'' Jelas Ibu sambil sedikit kesal karna Ayuti yang mulai protes.
''Kenapa Ayuti yang harus membawanya Bu , kan ada Rere sama Nidya.'' Protes Ayuti kembali.
''Mereka ibu suruh ke pasar , kau bawa saja dan berhenti protes.'' Tegas ibu dengan wajah yang sudah kesal , Ayuti hanya menerima pasrah lalu berjalan keluar sambil menenteng tas makanan.
Ayuti berjalan menuju komplek sebelah karna motor di bawa oleh Renata dan Nidya ke pasar. Di rumah itu hanya ada satu motor jadi harus bergantian memakainya.
Sekitar 20 menit , Ayuti sampai di sebuah rumah yang lumayan besar. Kata alamat yang diberikan ibu sih disini. Pikir Ayuti lalu membuka gerbang rumah itu.
Ayuti berjalan pelan masuk kedalam rumah , sangat sepi seperti kuburan. Sesampainya di depan pintu , Ayuti mengetuk pintu rumah itu dengan sopan.
''Apa ini rumah ada penghuninya? Jangan bilang kalau ini alamat palsu seperti lagu ayu Ting Ting. Kalau ada penghuninya kenapa sepi kayak kuburan. Bahkan jika kuburan pun masih ada penjaganya , ini sepi sekali kayak hati ku.'' Ujar Ayuti ngedumel sendirian.
Prankkkkkk.............
Ayuti sampai melotot karna terkejut mendengar suara sesuatu yang pecah dari dalam rumah.
''Ini pasti rumah hantu , ''ujar Ayuti dengan memundurkan langkahnya perlahan hingga dia tidak menyadari kalau di belakangnya ada seseorang.
''Siapa kau?'' Tanya orang itu , Ayuti langsung berbalik dan menatap orang itu dengan terkejut.
''Sungguh aku tidak mendengar apapun , aku kesini buat nganterin makanan.'' Ujar Ayuti sedikit gugup.
''Hay Ayuti......''Sapa orang itu , Ayuti kembali kaget karna orang itu adalah Fabian. Fabian membuka masker dan topi yang ia gunakan tadi.
''Kau? Kenapa ada disini?'' Tanya Ayuti dengan bingung.
''Kenapa aku disini? Pertanyaan apa itu? Aku disini karna ini rumah ku lah , kenapa tidak ketuk pintu dan malah bengong sambil bicara sendiri seperti orang gila disini.'' Ejek Fabian dengan senyum jail.
''Ck , aku ingin bertemu dengan ibumu dan memberikan makanan ini sebagai tanda selamat datang.'' Jelas Ayuti , Fabian mengangguk lalu melangkah mendahului Ayuti dan mengetuk pintu.
Tok tok tok..........
Ceklek...........
Pintu sedikit terbuka , muncullah pria tampan diiringi dengan pintu yang semakin terbuka.
''Kak , apa Tante ada? Ada yang mau bertemu dengannya.'' Ujar Fabian pada pria yang dia panggil kak.
''Kak? Tante? Apa dia hanya numpang disini?'' Pikir Ayuti sambil melamun.
''Apa kau akan berdiri disana seumur hidup?'' Ketus pria yang membuka pintu tadi pada Ayuti , Ayuti langsung mendelik ke arah pria itu.
''Tentu saja tidak , aku masih ingin menikmati masa mudaku. Ya kali disini seumur hidup , bisa-bisa aku jadi janda tua.'' Ceplosnya tanpa berfikir.
''Bukan janda tua Ayuti tapi , perawan tua.'' Sahut Fabian membenahi ucapan Ayuti.
''Iya itulah maksudnya.''
''Sudah selesai bicaranya? Silakan masuk , jika masih ingin bicara silakan tinggal diluar.'' Ucap pria itu lagi. Fabian mendahului Ayuti masuk kedalam rumah lalu Ayuti , saat didepan pria yang membuka pintu tadi Ayuti langsung menatap pria itu.
''Sabar ya kak , dunia itu memang sulit dan kejam.'' Celetuk Ayuti lalu berjalan masuk kedalam rumah.
''Apa maksud gadis itu? Gadis aneh.'' Tanya pria itu dengan wajah bingungnya pada diri sendiri. Ucapan Ayuti itu ibarat tidak ada awal dan akhirnya jadi , sedikit asing dan tidak nyambung di telinga pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay semuanya kalau suka novel author ini jangan lupa terus dukung author ya. Dengan cara :
Like👍
Komen💌
vote🎁
**Favorit 💕
Beri juga bintang yang banyak , agar author semangat nulisnya 🌟✍️
Perkenalkan nama author: Tirta
Jenis kelamin: perempuan
Sapa juga di Ig @dewayutirtawardani**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!