NovelToon NovelToon

Istriku Canduku

PART 1 + Visual Tokoh !

Rara Anjani..........!

Sebuah suara teriakan nampak menggema di ruang tamu keluarga hingga memecah keheningan.

"Sudah berapa kali Papi bilang jangan berulah terus disekolah, kamu nggak bosan apa buat Papi sama Mami kamu keluar masuk ruang BK hanya karna mengurusi kasus kenakalan kamu di sekolah ! " Pak Haris nampak memijat keningnya dengan ekspresi kesal bercampur marah sambil meremas surat undangan spesial yang diberikan oleh pihak sekolah

"Maafin Rara Pah Mah!" Lirih Rara sambil menundukkan kepalanya

"Maaf kamu bilang ? ini sudah yang ke 99+ Papi dapat surat panggilan ke sekolah kamu hanya karna kamu bikin ulah lagi di sekolah !" Sambil menekankan suaranya dengan nada tinggi

"Aku sebagai kakak kamu yang berprestasi dan terkenal di kampus merasa malu sama kelakuan kamu Ra yang sering keluar masuk BK ! Percuma punya adik cantik kalau kelakuannya malu-maluin !" Ketus Edward, kakaknya yang ikut turut mensidang adiknya di ruang tamu sambil menjewer kuping adiknya.

Rara kini seperti seorang tikus yang dikelilingi kucing oyengs yang siap menerkamnya hidup-hidup, Rara hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar menatap wajah Papi, Mami dan kakaknya secara bergantian sedang melotot tajam ke arahnya.

"Mommy tolongin Rara dong....!" Merengek dengan dengan bibir yang mengerucut ke arah ibunya

"Tidak sayang ! Kali ini Mama sependapat dengan Papa kamu, Mama sebenarnya juga malu diomongin sama tetangga gara-gara anaknya terkenal di sekolah jadi Miss pemecah rekor keluar masuk ruang BK. Masih mending kamu jadi duta sampo lain aja kayak di iklan televisi itu daripada jadi Miss penghuni ruang BK di sekolahan " Sahut Ibunya dengan ekspresi kesal

"Kalo begini ceritanya nanti Rara laporin kalian semua ke KPAI aja, biar nanti Rara diurusin sama kak Seto aja. Karna kalian tuh udah ngelakuin pasal kekerasan terhadap anak sendiri tau ! Emangnya kalian ga pernah belajar PPKN apa ? Tindakan kalian itu tuh bertentangan dengan sila ke empat Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab." Jawab Rara dengan PDnya.

"Sila Ke empat ? ya ampun Rara....kamu yang harusnya belajar menjadi siswa pancasilais dan beradab ! Sejak kamu sering main game online chicken itu, otak kamu jadi makin ngawur gini ! " Jawab sang Ayah yang memang seorang Anggota Dewan dan CEO perusahaan besar di Jakarta.

"Memang Rara selalu salah di mata kalian ! Apa salah dan dosaku ya Allah, hingga aku harus dimarahi terus oleh orang tuaku dan kakakku ini Ya Allah ?. Berikanlah hidayahMu pada mereka semua ya Rabb." Kata Rara seolah sedang menirukan peran aktris drama kumenangiss yang sering di tonton oleh Ibunya setiap akhir pekan di acara Televisi kesukaannya.

"Kamu tuh yang harusnya dapat hidayah, kalo perlu seharusnya diruqyah aja sekalian, supaya bisa menjadi anak yang kalem dan tidak bar-bar lagi disekolahan !" Timpal sang Mama seraya menjewernya lebih keras lagi.

"Kalau kalian semua nggak ada yang mau belain Rara, mending aku pergi cari keluarga baru aja. Kalian semua nggak ada yang sayang sama aku ! "Mulai akting drama ngambeknya sambil mencoba melepaskan jeweran telinganya

"Pergi aja sana, emang ada yang mau Nerima beban keluarga seperti kamu !" Ketus kakaknya sambil menoyor jidat adeknya

"Bukan begitu sayang, kami semua sayang sama kamu, tapi pleasee jangan seperti ini lagi yah ini yang terakhir kalinya kami berdua diberikan surat undangan spesial dari sekolah kamu yah sayang !"Hati Ibunya pun mulai melunak dan memeluk anaknya dengan lembut, karna memang selama ini karna kesibukan ibunya di rumah sakit membuatnya tidak punya banyak waktu untuk memerhatikan anaknya.

"Rara nggak janji sama kalian, tapi Rara akan usahain Hehehe...! "Menatap Mama, Papa dan kakaknya secara bergantian

"Papi pegang janji kamu, tapi kalau kamu melanggar lagi terpaksa Papi akan memberikan hukuman sama kamu, Ingat itu ! "Ancam Pak Haris dengan Tegas

Flashback on....

"Kamu lagi, kamu lagi. Bapak sudah bosan liat muka kamu di ruangan ini ! Kan udah bapak kasih tau, baju yang sudah kekecilan dan kurang bahan itu ga usah dipake lagi ke sekolah. Coba angkat tangan kamu ke atas !" Bentak sang guru BP

" Nggak mau Aurat Pak, kita kan bukan Mahram !" Jawab Rara spontan, karena dia tau jika tangannya diangkat keatas otomatis baju seragamnya yang kependekan akan kelihatan .

Sebab sekarang dia kena Razia guru BK karna memakai seragam yang kurang bahan, kemeja putih yang kependekan dan rok abu-abu yang melorot di pinggul dan berada 5 cm diatas mata kaki.

"Pake bawa-bawa aurat segala kamu ! terus kenapa baju yang kependekan begitu dipake lagi, Hah?" Bentak sang guru BP lagi.

"Sebenernya tadinya ini baju ga kenapa-napa Pak, tapi karena saya masih dalam masa pertumbuhan dan makanya banyak jadi saya tumbuh makin tinggi dan agak berisi pak !",

Jawab Rara tanpa rasa bersalah

Karna bodynya yang tinggi dan berisi itu ditambah wajah putih blasteran yang dimilikinya membuat dia menjadi salah satu siswa tercantik di sekolahnya, namun tentunya itu bertolak belakang dengan sifatnya yang sedikit bar-bar dan gesrek.

"Jangan banyak alasan kamu yah ! terus ini rok kamu kenapa bisa bentuknya begini ? semua seragam kamu kependekan dan kekurangan bahan, apa perlu bapak beliin seragam sekolah yang baru hah !"Sentak guru BK dengan ekspresi kesal

"Gini ni pak sebenarnya rok ini juga tadinya pas di pinggang saya pak, tapi karena saya sering senam dan olahraga jadi badan saya makin tinggi dan langsing pak, terus pinggang saya akhirnya mengecil jadi roknya melorot ke pinggul pak Hehehe..."Rara pun hanya tertawa cengengesan

"Makin tinggi dari mana dari Hongkong ?" Ejek sang guru BP

"Bukan pak tapi dari minum Susu Zee ! Kan kata iklannya tinggi itu tumbuh keatas bukan kesamping iyakan pak ?"

"Jangan banyak alasan kamu yah, Pokoknya besok orang tua kamu harus datang ke sekolah, berikan undangan spesial ini untuknya !"Menyodorkan sebuah surat ke hadapan Rara

"Kalian semua kenapa tertawa cekikikan begitu ? hal yang sama juga berlaku untuk kalian !" Menatap ke arah tujuh siswa yang ikut terkena Razia juga sama seperti Rara

Ketujuh siswi yang ikut terciduk razia baju kurang bahan hanya senyam-senyum menahan tawa mendengar jawaban dari Rara sang Princess penghuni Ruang BK yang sudah mewakili mereka .

Flashback Off....

"Kalau seandainya Mommy sama Daddy tahu alasan kenapa Rara lakuin hal ini, apa kalian akan sadar ? Rara juga nggak mau seperti ini. Cuman ini satu-satunya cara agar kalian bisa punya waktu untuk lebih peduli dan perhatian sama Rara, bukan hanya mementingkan pekerjaan kalian sendiri !" Batin Rara dalam hatinya sambil berjalan menunduk menuju ke kamarnya dengan perasaan yang sedih.

Cast pemain: Versi Author

1.Rara Anjani

2.Dimas Kenzo Wijaya

3.Bryan Adama Putra

4.Vivi Victoria

5.Joe Anggara

...~~~...

Jangan lupa like, koment dan tambahkan ke vavorit yaah ! agar tidak ketinggalan update. Happy Reading ❣️

Punten di Karya Baru aku juga yang tidak kalah menarik yah. Genre Romantis dan Komedy 🤗🤗🤗

PART 2

...~ Chapter 2~...

Senior High school Pelita Nusa.....

Rara yang memang hobi naik motor kesekolah hari ini lupa bawa helm lagi, terpaksa dia harus parkir agak jauh dari sekolahnya agar tidak terkena Razia ketua OSIS dan Para jajarannya yang sudah menjadi musuh bebuyutanya .

Namun saat berjalan ke arah sekolah ia melihat kalau pintu gerbangnya akan segera ditutup oleh satpam yang bertugas.

"Tunggu Pak.. ! Teriak Rara, gadis itu kini sedang berlari sekencang mengejar gerbang sekolah yang tinggal satu tarikan saja akan tertutup.

Wushh......

Jleb......

Rara berhasil menerobos gerbang

yang sekarang sudah tertutup rapat.

Rara hanya menyapa pak satpam yang sedang melongo di depannya dan langsung berlari begitu saja menuju kelasnya dan..

Brukk......!

Ya gadis itu menabrak Joe, sang ketua OSIS yang sangat tegas dan disiplin musuh bebuyutan Rara.

"Aduh' jidat gue !" Ringis gadis itu sambil memegangi jidatnya yang menabrak punggung bidang sang ketua OSIS itu

"Telat lagi ?" ucap Joe datar tanpa ada rasa terkejut sedikitpun.

"Eh enggak kok, buktinya aku berhasil ada disini ! tapi kok yang lain sudah pada masuk kelas yah ?" Rara celingukan mencari keberadaan bestinya si Vivi

"Ikut gue keruang BK sekarang!" Tanpa persetujuan dari Rara, Joe main tarik aja tangan Rara menuju ruang BK.

"Woy woy woy lepasin tangan aku !" Teriak Rara meronta ronta, tapi nihil karena cengkraman Jow lebih kuat

Tok....

Tok....

Joe mengetuk pintu ruangan BK, setelah di persilahkan masuk, Joe menekan knop pintu lalu menyeret Rara masuk seperti sedang menyerahkan maling yang ditangkapnya

" Nih pak saya mau nyerahin si ratu biang kerok yang suka telat dan melanggar ini pak " Sahut Joe dengan rasa puas dihatinya

"Rara , kamu telat lagi yah ? Tanya Pak Zul sang guru BK dengan perawakan, kepala botak, kumis tebal, tidak terlalu tinggi, wajah yang sedikit menyeramkan.

Rara hanya mendelik lalu tertawa

memperlihatkan deretan gigi putihnya dan senyumnya yang menawan.

"Eh Pak Zul yang baik hati pleasee jangan hukum aku lagi yah nanti Rara doaiin supaya bapak cepat masuk surga ! " Ucap Rara yang sedang berusaha menghindari amukan dari singa Jantan yang terlihat sangat sangar, tapi percuma itu tidak akan mempan untuk Pak Zul yang kelewat geram sama sikap Rara si biang telat.

" Ya ampun ini anak doain gurunya biar cepat mati !, kamu sekarang keliling lapangan sepuluh kali!" perintah sang guru BK yang udah ga bisa di nego lagi

"Ya ampun...pak bukan begitu maksud Rara, tuh kan salah lagi, nih mulut asal nyerocos aja sih ! mana masih pagi banget, masa harus olahraga maraton lagi, nih badan bisa remuk tulang-tulangnya!" Rara tak berhenti merutuki dirinya

"Sudah cepat sana, jangan banyak alasan supaya badan kamu tambah sehat dan otak kamu juga bisa berpikir normal. Tidak suka telat dan asal ngomong lagi !" Titah Pak Zul dengan ekspresi sangarnya

"Joe awasi dia, nanti dia mengurangi hitungan jumlah putarannya !"Titah pak Zul kepada sang ketua OSIS kesayangannya

" Siap pak Laksanakan. Hei Miss gesrek sudah cepat sana !" Joe segera menyuruh Rara untuk melaksanakan hukumnya sambil di awasi olehnya, Joe yang sebenarnya tadi keluar kelas hanya untuk meminjam Buku di perpustakaan rupanya bisa punya waktu banyak untuk melihat wanita pujaan hatinya.

Rara pun mau tidak mau harus lari keliling lapangan yang cukup luas itu dan kini pakaiannya sudah basah penuh dengan keringat, namun semua itu tidak membuat niatnya surut untuk tetap terlihat cantik dan menawan.

"Duh kira-kira badan aku bau keringat nggak yah ? bisa pingsan satu kelas kalau nyium bau ketek gue yang subhanallah."Sahut Rara cengigisan sendirian

"Nih minum, Lo nggak haus apa udah lari keliling lapangan sepuluh kali sampai keringat Lo udah banjir macam abis nyemplung di sumur Tujuh rupa. Ampun deh ini anak !" Sahut Pak ketos tampan sambil menepuk jidatnya

"Dari tadi kek, ga tau apa aku tuh sebenernya haus banget dan sekarang aku malas debat sama kamu !" Ucap Rara setelah meneguk minuman yang diberikan Joe dengan cepat dan kini tinggal setengah.

"Dasar gadis Bar-bar, emang kamu tuh udah kayak buronan mafia yang paling banyak masuk daftar hitam Tim pencarian Mata Elang (Tim OSIS yang suka mengadakan Razia dadakan).

"Ah bodo amat ! aku nggak peduli. Sudah pergi sana ke kelas kamu males aku dengar bacotan kamu yang unfaedah itu !" Ketus Rara

"Ga tau terimakasih banget Sih, Dasar nyai Badas untung cantik !" Umpat Joe sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana.

"lya terimakasih ketua osis songong." Ucap Rara sambil nyelonong pergi dari hadapan Joe segera menuju kelasnya.

"Apa Lo bilang?" teriak Joe yang masih berdiri di tempat dan menatap kepergian Rara.

Lelaki itu menggelengkan kepalanya lalu pergi menuju ke kelasnya. Jangan heran kenapa Joe juga bisa kelayapan di jam pelajaran, Ketua OSIS mah punya banyak alesan untuk keluar kelas wkwk.

Rara tampak menyandarkan kepalanya di meja dengan muka penuh tanda tanya sambil mengipas badannya. Gadis itu selalu saja mengantuk jika sudah bertemu dengan pelajaran Matematika yang di penuhi dengan serentetan rumus-rumus yang membuat kepalanya pusing, apalagi menjelang UN porsi belajar mereka ditambah sampai sore hari.

Terlebih lagi posisi duduknya yang berada di pojokan belakang membuat dirinya semakin ingin menikmati nikmatnya tidur di kelas saat pelajaran masih berlangsung.

Sedangkan sahabatnya si Vivi udah molor dari tadi di mejanya.

"Hari ini kita akan adakan Try Out mendadak untuk menguji sejauh mana pemahaman kalian tentang materi yang akan masuk di Ujian Nasional nanti !" Sahut Guru matematika Rara yang membuat seisi kelas jadi heboh

"What's ! Ujian Mendadak ? mampus akuu !" Pekik Rara sambil menggebrak mejanya dengan spontan hingga membuat seisi kelas menengok ke arahnya.

...~~~...

Rumah Sakit Medical center...

Seorang perempuan yang sudah berumur sekitaran 60 tahun sedang terbaring lemah dirumah sakit. Dia adalah Grandma Dimas Nyonya besar Irene Adler.

"Sayang, aku akan menghubungi Dimas segera, tolong jaga ibu sebentar ! " Sahut Pak Wijaya yang sudah mulai kelihatan panik.

Dert...Dert...Dert....

Ponsel Dimas pun tiba-tiba berbunyi, hingga suaranya memecah keheningan suasana perkuliahan yang sementara berlangsung.

"Hey....! Ponsel siapa itu yang berbunyi ? sudah saya bilang, jika masuk di kelas saya semua ponsel wajib mode pesawat ", Teriak Pak Kevin, Dosen Killer yang mengajar mata kuliah Statistika.

Sejenak kelas nampak hening, mahasiswa hanya diam dan saling melempar pandangan satu sama lain.

"Baiklah kalau tidak ada yang mau mengaku, saya akan hitung satu sampai tiga. Kalau belum ada juga yang mau mengaku, jangan harap kalian semua bisa dapat nilai A di semua mata kuliah saya ", Ancam Pak Kevin

Suasana kelas nampak menjadi gaduh seketika, mengingat Pak Kevin tidak pernah main - main dengan ucapannya.

"Saya akan mulai menghitungnya, satu....Dua...Ti...", belum sempat Pak Kevin menyelesaikan hitungannya tiba-tiba ada suara yang menyahut dari belakang.

"Itu suara yang berasal dari ponsel saya Pak " Sahut Dimas dengan ekspresi datar

"Kamu rupanya, memangnya kamu tidak tahu peraturan untuk mengikuti kelas saya Haah...?"

"Maaf Pak, saya lupa mematikan Ponsel saya pak "Jawab Dimas dengan santai

"Kamu pilih mana, saya yang keluar dari ruangan ini. Atau kamu yang keluar sendiri " sahut pak Kevin dengan ketus

"Ya ampun.... mendingan bapak aja yang keluar, kenapa harus saya ? sayakan tidak salah !" Batin Dimas

"Maaf pak, tapi saya masih ingin tetap mengikuti perkuliahan sampai selesai" Sahut Dimas dengan ekspresi datar

"Kalau begitu, kamu saja yang gantikan saya mengajar didepan. Biar saya yang keluar ! " Pak Kevin pun nampak geram lalu ingin mengambil tasnya.

"Baik Pak, saya yang akan keluar dari kelas ini. Yang penting teman-teman saya tetap bisa belajar " Kata Dimas dengan pasrah karna dia malas berdebat dengan Pak Kevin atau nilainya yang akan jadi taruhannya

"Oh baiklah kalau begitu, sampai ketemu di pertemuan selanjutnya. Silahkan Anda keluar, pintu keluarnya ada disebelah sana ! " Pak Kevin pun menyimpan kembali tasnya dan menyuruh Dimas untuk keluar dari kelasnya.

Dimas pun hanya diam sambil merutuki dirinya. Kenapa dia tidak melihat baik-baik nama Dosen pengampu yang akan mengajar pada mata kuliah, pada saat akan memilih mata kuliah di kartu rencana studinya.

Ia benar-benar merasa memilih kelas yang salah, hingga harus berurusan dengan Dosen killer yang paling ditakuti mahasiswa di dua matkul yang terdaftar di kartu rencana studinya (KRS).

"Aaah siiit...kenapa aku harus memilih kelasnya, diantara banyak kelas. Kenapa aku harus memilih kelas Dosen Killer ini !", Batin Dimas Kesal

Dimas pun keluar kelas dengan raut wajah yang kesal dan kecewa, karna telah diusir dari kelas hanya karena kesalahan sepele.

Ia pun kembali menelfon Daddynya.

"Halo Dad, ada apa menelfon tadi ?", Tanya Dimas penasaran

"Dimas, kamu bisa kerumah sakit sekarang. Grandma kamu baru saja mengalami kecelakaan dan sekarang dia sedang dirawat di UGD ! "

"Bagaimana keadaan Grandma Dad, apa dia baik-baik saja Dad ?", sahut Dimas yang mulai khawatir.

"Grandma Irene sedang menjalani masa kritisnya, ia bahkan meminta semua anggota keluarga berkumpul dan dari tadi dia terus mencarimu"

"Oke Dad, Dimas akan segera pergi kesana !", Dimas pun segera meluncur ke Rumah sakit.

...~~~...

Kring.... Kring...

"Halo, dengan Pak Haris Kurniawan ?"

"Iya dengan saya sendiri, maaf ini dengan siapa ?"

"Haris, ini saya Arbeto Wijaya sahabat kamu yang sekarang sudah menetap di Indonesia. Bisa kita bertemu sebentar malam ada hal penting yang ingin saya bicarakan menyangkut keluarga saya !" Kata Pak Wijaya dengan sedikit gugup

"Ooh tentu Pak Wijaya dengan senang hati. Silahkan datang Pak, lagian kita sudah lama tidak mengobrol seperti dulu" Pak Haris pun tampak senang akan bertemu dengan sahabat masa kuliahnya dulu sewaktu di luar negeri.

"Terimakasih banyak Pak Haris"

(Percakapan ditelepon pun akhirnya terputus).

Sesampainya di rumah sakit, Dimas langsung menemui Grandmanya di Ruang UGD.

Ia pun langsung memeluk Grandmanya dengan erat. Bagaimana pun Dimas adalah cucu laki-laki yang paling dekat dengan Grandmanya. Hingga semua keinginannya pasti akan dipenuhi oleh Omanya itu.

Daddy dan Mommy Keyla ibunya Dimas langsung mengutarakan permintaan Grandmanya sebelum koma kepada mereka untuk segera melihat cucu kesayangannya itu menikah.

Dimas pun sangat terkejut mendengar permintaan Grandmanya yang terdengar tidak masuk akal itu.

Dimas yang belum cukup 2 tahun pindah di Indonesia bahkan belum pernah punya pacar, selama kuliah dikampus Ia hanya sibuk mengurusi organisasi dan juga hobinya sebagai pemain basketball apalagi ia cenderung pribadi yang introvert sehingga susah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

"What's ? kenapa tiba-tiba Grandma meminta hal seperti itu, it's not impossible ?", tanya Dimas dengan ekspresi serius

"Sayang Daddy juga tidak tahu yang pastinya Daddy dan Mommy kamu sudah berjanji kepada Grandma Irene bahwa saat dia sudah sadar, kamu akan segera menikah dengan wanita pilihan Mommy sama Daddy" Sahut Pak Wijaya

Dimas pun tidak sanggup menolak permintaan Grandmanya, karna saat Dimas masih kecil. Omanya yang selalu menjaganya bahkan saat Ibunya harus bolak-balik keluar negeri dan sibuk menyelesaikan studinya yang sempat tertunda saat mengandung Dimas.

"Baik Daddy Dimas bersedia. Asalkan itu bisa membuat Grandma senang dan bisa segera sadar dari komanya",l

"Good Boy ! kamu memang anak yang penurut"Sahut Mommynya sambil menguyel-uyel pipi anaknya

Setelah mendapatkan alamat rumah Pak Haris, Malam harinya Ayah dan Ibu Dimas pun segera berangkat ke kesana dengan berharap akan dapat kabar baik setelahnya.

Sesampainya disana mereka pun disambut baik dengan keluarga Pak Haris dan Istrinya.

Pak Wijaya pun langsung mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya ke rumah sahabatnya itu.

Ia pun menjelaskan keadaan Ibunya yang sedang terbaring lemah dan mengalami koma dirumah sakit dan tentang permintaannya itu kepada cucunya .

Pak Haris yang mendengarnya pun, sangat memahami betul perasaan yang dialami oleh sahabatnya itu. Namun ia dilema karna sebentar lagi putri semata wayangnya akan segera mendaftar masuk perguruan tinggi.

"Tapi kami berdua harus mendiskusikannya terlebih dahulu pada putri kami karna ini pasti sangat mendadak untuknya !" Mommy Rara nampak cemas

Rara yang baru pulang dari rumah sahabatnya Vivi dengan masih memakai Hoodie dan memakai masker dipanggil mendekat oleh ibunya karna tak sengaja lewat di ruang tamu

Ibunya pun langsung membisikkan sesuatu ke telinga Rara dan spontan Rara sangat terkejut ketika mendengarnya.

"What's, No mah ! Rara tidak mau menikah muda. Rara mau kuliah, titik....!", Teriak Rara sambil berteriak histeris karna syok, ia pun kemudian berlari menuju kamarnya.

Ia tidak sempat lagi melihat ke arah orangtua sahabat papanya yang sedang menatap tajam ke arahnya, dan ia pun langsung berlari menuju kamarnya dengan perasaan yang berkecamuk dan panik.

Rara pun menutup pintu kamarnya dengan cukup keras hingga membuat mereka semua terkejut.

"Ya ampun....tuh anak bikin Mommy hampir jantungan saja Dad ! " Mommy Keyla langsung memegang dadanya karena terkejut.

"Aduh, bagaimana ini ? Sepertinya Rara menolak keras untuk menerima pernikahan mendadak ini, Apa yang harus kulakukan ! " batin ibunya dengan ekspresi panik.

...~Bersambung~...

Jangan lupa like, vote, koment dan tambahkan ke Vavorit yaah. Pokoknya ceritanya di jamin seru. Happy Reading ❣️

PART 3

...~ Chapter 3 ~...

Rara pun masuk ke kamarnya dengan ekspresi kesal dia mulai memikirkan cara untuk menolak permintaan ibunya yang ingin menjodohkannya secara paksa, dia pun nekat ingin melakukan aksi mogok makan sampai kedua orangtuanya tuanya mau membatalkan rencana sepihak perjodohan mereka.

"Aku harus melakukan sesuatu, kalau seperti di drama biasanyanya sih mereka akan mogok makan atau berpura-pura ingin bunuh diri. Hmmm... aku akan mencobanya juga, sampai mama dan papa mau membatalkan rencana pernikahan itu !" Gumam Rara sambil membuka laptopnya menonton drama kesukaannya.

Sementara diluar sana orang tua Dimas masih melakukan negosiasi dengan kedua orang tua Rara.

"Kami berdua akan berusaha untuk membujuk Rara agar mau melakukan pernikahan ini, karna kami sudah menganggap Anda sudah seperti keluarga kami juga Pak Wijaya."

"Terimakasih banyak Pak Haris, kalau begitu kami berdua pamit pulang dulu."

Akhirnya orang tua Dimas pulang kerumahnya dengan menyimpan harapan besar kepada keluarga Pak Haris untuk dapat meluluhkan hati anaknya agar menerima perjodohan itu dan bisa segera melangsungkan pernikahan antar kedua anak mereka.

Sementara didalam kamar, Rara mulai gelisah karna Indonesia bagian tengahnya sudah mulai keroncongan dan meminta segera diisi makanan.

"Duh tamunya sudah pulang nggak yah, mana aku lapar banget lagi. Malu kan kalau harus keluar makan sekarang. Mana camilan aku sudah pada habis semua lagi. Aaaa...perut aku sakit banget nih, mama nggak peka banget sih."Omel Rara sambil memegangi perutnya.

"Pah gimana nih sama Rara, bentar lagi kan dia akan segera masuk kuliah !"

"Papa akan coba bujuk dia mah, atau kita ancam aja kalau tetap nekat menolak kita berdua akan membekukan ATMnya atau kita berhenti memberikan Rara semua fasilitas mewah yang selama ini dia nikmati. Bagaimana ide papah mah ?"

"Pah Rara itu kan masih dalam pengawasan kita lagi pula umurnya masih sangat muda tidak seperti kakaknya yang sudah mandiri. Mama nggak tega menyakitinya seperti itu lagipula kita kan nggak tahu seperti apa anak mereka Pah, bagaimana kalau nanti dia kasar sama Rara. Mama jadi khawatir sama keadaan Rara nantinya."

"Mamah jangan khawatir, Papa sudah bersahabat lama dengan keluarga Wijaya dan mereka semua adalah orang baik. Percaya kali ini sama Papah." Sahut Pak Haris meyakinkan istrinya.

Karna sudah tidak sanggup menahan rasa laparnya, Rara pun akhirnya nekat mengendap-endap keluar kamar dan segera menuju ke dapur mengambil sepiring makanan dan langsung memakannya dengan lahap.

Mendengar ada suara ribut-ribut di dapur, Mamanya pun segera masuk keruangan dapur untuk memeriksa keadaan sempat ada kucing yang nyolong makan malam mereka.

"Pah sepertinya ada suara ribut-ribut di dapur, apa mungkin suara kucing yah ?. Tadi kan mama sempet nyiapin makan malam untuk Pak Wijaya dan istrinya tapi mereka keburu pulang duluan."

"Yasudah Mah sebaiknya kita kedapur saja, Papa juga sudah mulai lapar nih."

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju dapur.

Saat membuka pintu ruangan dapur, ibunya langsung tersenyum saat melihat Rara terlihat dengan lahap menyantap makan malam seperti orang yang sangat kelaparan.

"Rara ternyata kamu yang ada disitu, Mama kirain kucing."

"Duh mampus ! aku ketahuan sama Mama lagi, tadi kan aku lagi ngambek dikamar mau mogok makan. Mana makanan udah masuk dimulut aku lagi, nanggung banget kalau harus dikeluarin lagi. Auh ah... bodoh amat makan aja dulu !" batin Rara dengan ekspresi malu-malu kucing

"Rara sudah laper banget mah, jadi Rara makan duluan,"

"Tidak apa-apa sayang, lanjutkan saja makanya. Mama sama papa juga akan bergabung makan malam denganmu," Sahut ibunya yang mengerti ekspresi Rara.

Mereka bertiga pun makan malam dengan lahap tampa membahas rencana persiapan pernikahan anaknya, karna khawatir itu akan merusak suasana makan malamnya.

"Alhamdulillah, akhirnya kenyang juga," Sahut Rara sambil mengusap perut kecilnya yang merasa kekenyangan

"Kamu suka makanannya sayang ?" Tanya Ibunya

"Iya Mah, suka banget. Masakan mama emang paling the best," Rara menaikkan dua jempolnya ke arah ibunya

"Baguslah kalau kamu suka, oh ya sayang kamu sudah mempertimbangkan tentang tawaran pernikahan kamu dengan anak sahabat Papa kamu ?"

"Mah Rara kan sudah bilang, Rara nggak mau nikah muda. Rara mau nyelesaiin kuliah dulu."

"Sayang dengar papah, kamu akan tetap kuliah dan melanjutkan cita-cita kamu. Pernikahan ini dilakukan hanya untuk menyelamatkan Orang Tua sahabat Papa yang sedang sekarat sayang." Sambil mengelus kepala anaknya

"Tapi pah gimana nantinya kalau suami Rara ternyata kasar sama Rara atau kemungkinan buruknya Rara akan hamil. Rarakan belum siap jadi Mama muda pah Kan ribet banget tuh kayak di sinetron Kumenangiiiiis Ind*siar yang sering ditonton sama mama !"

"Sayang, mama sama papah sudah bicara sama keluarga mereka. Agar calon suami kamu tidak menyentuh kamu sampai kamu sudah cukup umur dan siap untuk jadi istri yang seutuhnya jadi kamu tidak usah khawatir sayang," Sambil tersenyum mendengar alasan kocak anaknya

"Lagi pula mama sama papah akan sering bolak-balik keluar kota nantinya, setidaknya mama tidak akan khawatir meninggalkan kamu sendirian karna sudah ada yang jagain."

"Tapi tetap saja Mah, teman-teman Rara akan menjauhi Rara kalau mereka sampai tahu kalau aku sudah menikah."

"Tenang sayang, pernikahan kamu akan dilaksanakan secara rahasia dan hanya disaksikan oleh keluarga dekat kita saja. Lagi pula calon suami kamu dari keluarga yang baik-baik kok jadi dia pasti juga akan sayang sama kamu. "

"Okedeh mah kalau begitu Rara setuju tapi ingat yah sama janjinya mama sama papah, kalau Rara tetap lanjut kuliah dan satu lagi Rara mau menikah kalau calonya Rara adalah orang yang baik kalau orangnya jahat Rara tidak mau !"

"Iya sayang, Mama sama Papa janji kok," Sambil menautkan jari kelingkingnya dengan tangan Rara

Kedua orang tuanya pun langsung menarik nafas panjang, rupanya mereka tidak perlu melakukan pemaksaan kepada Rara untuk melakukan pernikahan itu.

Rupanya sikap lemah lembut mereka berhasil membujuk dan mengambil hati Rara yang gampang terbujuk dengan sikap lemah lembut dari orangtuanya.

Tak terasa 3 bulan sudah berlalu seorang Rara ternyata mendadak tobat menjelang Ujian Nasionan dan berkat keberuntungannya ia ternyata berhasil diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang bergengsi hingga membuat guru-guru dan teman-temannya bangga, padahal dulunya mereka pikir Rara tidak akan berhasil karna kelakuannya yang suka bikin masalah di sekolah.

Kalau gitu pah Rara mau kekamar dulu, mau nyiapin berkas untuk registrasi mahasiswa baru di kampus besok.

"Iya sayang, semangat yah. Jadi mahasiswa baru jangan nakal-nakal sama senior yah,"

"Oke siap Mah,"

...~~~...

Keesokan harinya Rara sudah tampil cantik dengan setelah kaos pilihannya untuk segera berangkat kekampus dalam rangka registrasi mahasiswa baru dengan berangkat bersama sahabatnya.

Berhubung masih dalam rangka tahap registrasi, jadi mereka masih belum pakai seragam khas hitam putih ala mahasiswa baru.

Rara pun segera melajukan motornya dengan kencang untuk menjemput Vivi sahabatnya.

Saat mereka sudah berboncegan diperjalanan, Rara membawa motornya agak sedikit ngebut karna takut terlambat. Namun dia merasa kesal karna pengendara mobil didepanya tidak memberikannya kesempatan untuk menyalipnya.

"Vi nih orang didepan ngeselin banget sih, kok nggak ngasih kita kesempatan lewat. Apa kita tabrak aja mobilnya," Sahut Rara kesal

"Ra loh jangan gila yah, kamu nggak lihat mobil dia itu mobil mahal. Kalau mobilnya sampi rusak kita berdua nggak bakal sanggup ganti rugi tau..!,"

Rara pun membunyikan klakson motornya sambil berteriak kearah pengemudi itu, namun sialnya dia tidak mendengarnya karna dia mengemudi sambil memakai headset.

"Ya ampun..... kurang ajar banget tuh orang beneran nantangin kita ini mah namanya !"

Rara pun menarik gaspool motornya hingga berada dalam kecepatan tinggi. Dia pun kemudian menggunakan kesempatan itu untuk menyalip sang pengendara mobil.

Sial beribu sial, Rara tidak sengaja menyenggol bagian badan mobil orang tersebut dengan motornya, hingga membuat body mobil orang tersebut lecet.

"Ra Cepat kabur, sepertinya kita sudah ketahuan sama yang punya mobil kalau kita nggak sengaja nyenggol mobilnya, tancap gasnya cepat," sambil menepuk pundak Rara agar menambah kecepatan motornya

"Oke Vi , jangan khawatir dia tidak bisa mengejar kita,"

"Wah kurang asem tuh bocah, beraninya dia merusak mobilku dan langsung kabur begitu saja. Awas saja aku akan menangkap mu bajingan kecil," Sambil menambah kecepatan mobilnya mengejar motor Rara

Pengendara mobil itupun tersenyum dengan penuh semangat dan langsung mengambil jalan pintas untuk mencegat Rara dan temanya agar mau bertanggung jawab.

"Vi apa mobilnya sudah tidak mengikuti kita lagi ?," Tanya Rara

"Sudah tidak ada Ra, sepertinya kita sudah aman sekarang," Sambil menoleh kebelakang dan bernafas lega

Namun sebuah mobil merah tiba-tiba berhenti didepan mereka sambil pengendaranya turun keluar membuka kacamatanya dengan ekspresi menatap kesal kepada mereka.

"Wah Vi mampus kita ! bukankah itu mobil yang kita senggol tadi. Waduh gimana nih, bisa habis kita !"

"Sudah kita nyerah saja Ra, daripada kita dilaporin polisi nantinya,

Mereka berdua pun turun dari motor.

"Woi sini kamu, kalian berdua harus bertanggung jawab sudah membuat mobil aku lecet dan rusak sampai kek gini ," Teriak pria itu dengan ekspresi kesal.

"Cuman kegores dikit doang kok kak nanti kita pasti ganti rugi kok kak ! " Jawab Rara dengan sedikit gugup

"Emang kalian berdua bisa ganti rugi kerusakan mobil aku yang mahal itu ?"

"Emang berapa sih kak harganya sampai kita berdua nggak bisa ganti rugi orang cuman lecet sedikit doang ?," Jawab Rara dengan bar-bar

"10 juta ! kalian punya uang segitu Hah...?

"Buseet banyak banget, Ponsel gue dijual pun nggak sampai harga segitu," Batin Rara sambil menelan ludahnya dengan kasar

"Vi gue bakal bayar pakai uang aku dulu 50.000, nanti kalau aku sudah menghitung sampai tiga ! kita berdua langsung kabur Yah," Berbisik ditelinga Vivi

"Oke Ra, aku mengerti !

"Nih aku bayar sini tangan kamu !"

Pria tersebut pun mengulurkan tangannya untuk menerima uang ganti rugi dari Rara.

"Kak aku bayarnya segini dulu yah nanti aku bayar dengan nyicil sampai lunas " sambil menyerahkan selembar uang biru kepada pria tersebut dan langsung kabur begitu saja

"Satu....dua...tiga, Vi ayo cepat kabuuur, sebelum dia nangkap kita lagi !" Segera berbalik sambil berlari kencang ke arah belakang kemudian menyalakan motornya dengan kecepatan tinggi

"Woyyy mau kabur kemana loh, jangan coba kabur gadis gila, aku pasti akan menemukan kalian lagi dan menuntut ganti rugi," teriak pria tersebut.

...~Bersambung~...

Jangan lupa like dan komentar yang banyak yaah readersss tersayang 😅😅😅😅❣️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!