Warning!!!
Cerita ini mengandung kehaluan tinggi yang tidak bisa dicerna oleh logika. Jadi, bagi yang tidak suka cerita lebay harap jangan baca ini!
*****
"Nano....," panggil Jeni sang kakak tiri.
Nano yang saat itu tengah menggosok baju, menghentikan kegiatannya sejenak.
"Iya Kak," jawab Nano kemudian.
Jeni memberikan sebuah gaun berwarna biru safir pada adik tirinya itu. "Pakai ini, nanti malam kita akan makan malam bersama pengacara Yosie jadi kau harus tampil cantik!"
Nano menerima gaun itu dengan perasaan sulit diartikan. Dia akan bertemu dengan pengacara Yosie? Apakah dia punya keberanian untuk bicara pada pengacara keluarganya itu atas apa yang dialaminya selama ini?
Nano Putri Diwangsa, gadis cantik berusia 19 tahun yang beberapa bulan lalu ditinggal sang ayah Mahesa Diwangsa untuk selama-lamanya. Sebelum meninggal Mahesa memberi wasiat jika semua hartanya akan dia berikan pada Nano saat anak perempuannya itu genap berusia 20 tahun.
Tentu saja membuat Sora sang ibu tiri tidak terima, dia sudah menikah dengan Mahesa selama 5 tahun lamanya tapi tidak mendapatkan apapun. Apalagi anaknya Jeni yang usianya beda 2 tahun lebih tua dengan Nano itu menjadi iri hati.
Mahesa memang kehilangan istrinya saat melahirkan Nano dan dia membesarkan putrinya itu seorang diri hingga saat Nano berusia 14 tahun, Mahesa dijebak oleh Sora yang mengharuskannya untuk menikahi janda beranak satu itu.
Mahesa tahu jika Sora hanya memanfaatkan kekayaannya, untuk itu dia membuat wasiat yang dia amanatkan pada pengacara kepercayaannya yaitu pengacara Yosie. Dan tak lama setelah Mahesa membuat wasiat itu, dia meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya.
Kepergian sang ayah membuat Nano begitu terpuruk dimana dia tidak ada tempat sandaran lagi dan semenjak itu ibu tiri dan kakak tirinya berlaku kejam padanya.
Nano tidak boleh melanjutkan kuliahnya dan Sora memecat semua pembantu yang ada di rumah besar Diwangsa. Setelah itu, Sora menjadikan Nano sebagai pembantu atau lebih tepatnya seorang budak.
Gadis itu tidak bisa melawan yang dia harapkan adalah dia cepat berusia 20 tahun dan bisa secara resmi memiliki harta keluarganya yang mana bisa membuatnya menendang Sora dan Jeni keluar dari kehidupannya. Karena sebelum Nano berusia 20 tahun, dia masih menjadi hak asuhnya Sora sang ibu tiri.
Tanpa Nano sadari jika diam-diam pengacara Yosie telah berkhianat pada keluarga Diwangsa. Pengacara Yosie terlena dengan bujuk rayu Sora sehingga malam ini rencana besar mereka susun untuk menyingkirkan Nano dari hak waris agar mereka bisa menguasai sepenuhnya harta yang seharusnya menjadi hak Nano.
"Baik Kak," sahut Nano dengan mengambil gaun biru safir itu dari tangan Jeni.
Jeni tersenyum puas, selain dia iri dengan kekayaan yang Nano punya. Jeni juga sangat iri dengan kecantikan Nano yang menandingi kecantikan yang dia miliki.
Dan malam pun tiba, Nano sudah bersiap dengan gaun yang sebelumnya Jeni berikan padanya. Nano terlihat sangat cantik dan berkelas malam ini. Yang mana membuat Jeni semakin tidak menyukai Nano.
"Tenang sayang, kita akan singkirkan anak itu malam ini," bujuk Sora yang melihat anaknya tampak gusar.
Jeni mengangguk. "Jangan sampai gagal, Ma!"
Mereka akhirnya pergi ke salah satu restaurant yang letaknya di sebuah hotel bintang lima. Nano tampak gelisah saat masuk ke restaurant itu, entah kenapa perasaannya tidak enak.
Pada saat masuk ternyata pengacara Yosie sudah menunggu mereka.
"Selamat malam, Nyonya dan Nona Diwangsa," sapanya sopan dengan melirik Sora sambil mengerlingkan matanya.
Sora tersenyum kemenangan mendapat perlakuan seperti itu, memang pengacara Yosie sangat tergila-gila padanya saat ini hingga mau melakukan apapun untuk dirinya.
Disisi lain, seorang pria tampan berdiri di balkon sebuah kamar hotel bintang lima yang dia sewa. Pria itu memandangi keindahan malam kota Jakarta dengan meminum wine dari gelas yang ada ditangannya.
Desmon Cullen seorang pria blaster Amerika-Indonesia berusia 28 tahun yang kini menjabat sebagai seorang CEO di perusahaan Cullen inc yang bergerak di bidang real estate.
Dibalik kesuksesannya dia juga seorang cassanova yang berganti-ganti pasangan tidur. Dan seperti biasa saat ini dia tengah menanti kedatangan seorang model yang dia bayar untuk memuaskan hasratnya malam ini.
Tak lama ponselnya berdering, Desmon segera menerima panggilan itu karena itu adalah panggilan dari asisten kepercayaannya, Lucas.
"Tuan," panggil Lucas.
"Hm, dimana modelnya? Aku sudah menunggu satu jam lebih," kesal Desmon disana.
"Maaf Tuan, model itu tiba-tiba harus ke Inggris jadi dia membatalkan kencan malam ini!" ucap Lucas takut menyampaikan kabar yang baru diterimanya.
"Beraninya...." perkataan Desmon terhenti karena bersamaan dengan itu kamar hotel yang dia tempati diketuk tanpa jeda.
Desmon mematikan panggilan dari Lucas dan berjalan untuk membuka pintu kamar hotel tersebut. Saat pintu terbuka tampak wanita cantik tengah berdiri di depan pintu menggunakan gaun biru safir yang dimata Desmon begitu seksi.
Pria itu mengira jika wanita itu adalah model yang dia pesan. "Kau pasti membatalkan kepergianmu ke Inggris dan datang kemari kan?"
Wanita itu tidak menjawab karena kepalanya sangat pusing pandangannya mulai mengabur apalagi badannya terasa sangat panas karena pengaruh obat yang dia minum.
Tanpa sadar dia menggigit bibir bawahnya menahan gejolak dalam tubuhnya dan hal itu disalah artikan Desmon sebagai kode untuk menggodanya.
"Sepertinya kau sudah tidak tahan, darling," ucap Desmon dengan menggendong tubuh wanita itu untuk masuk kedalam kamar.
*****
Wanita yang tak lain adalah Nano itu sudah terbaring tak berdaya di atas ranjang dengan tanpa sadar membuka gaun yang dipakainya sendiri. Badannya terasa panas dan dia tidak tahan.
Sementara Desmon yang melihat itu tersenyum penuh kekaguman melihat wanita yang dia kira tengah mabuk berat sehingga kelakuannya begitu liar, dia sangat suka hal itu.
Tanpa menunggu lama lagi, Desmon membuka bajunya dan mulai mencicipi tubuh Nano yang hanya mengenakan pakaian dalam saja.
Saat penyatuan mereka, Desmon mengernyit karena Nano tidak seperti wanita yang selama ini dia tiduri.
"Oh God! She's virgin," gumam Desmon.
Tapi karena terlanjur basah, dia tetap memaksa barang kerasnya masuk sampai Nano memekik kesakitan dan tak sadarkan diri.
Malam itu, Nano telah ternoda tanpa tahu siapa yang tidur bersamanya.
Disisi lain, gelak tawa tiga manusia yang merasa berhasil menjebak Nano. Mereka sebelumnya telah memberikan obat perangsang pada minuman Nano. Saat Nano merasa pusing yang artinya obat itu mulai bereaksi, mereka menyuruh Nano menginap di salah satu kamar hotel yang telah mereka pesan.
Dan dikamar itu ada segerombolan preman yang mereka pesan untuk memperkosa gadis itu agar Nano mengalami trauma dan depresi. Mereka berharap Nano gila yang akhirnya harta keluarga Diwangsa jatuh ketangan mereka.
Tanpa mereka sadari jika Nano tengah masuk ke kamar yang salah karena pengaruh obat perangsang itu.
"Apa perlu kita periksa keadaan, Nano?" tanya Jeni kemudian.
"Mereka saat ini pasti sedang bersenang-senang jadi kita jangan mengganggu," sahut Sora kemenangan.
Pengacara Yosie dengan nakalnya meraba paha Sora dari bawah meja. "Bagaimana kalau kita minum berdua di salah satu kamar?"
Sora sebenarnya malas tapi demi melancarkan rencananya, dia memenuhi permintaan pengacara mesum itu.
"Kabari mama jika mereka sudah selesai," pamit Sora sebelum pergi.
Jeni menunggu sendirian hingga beberapa saat kemudian para preman yang dia bayar menghampiri meja dimana dia duduk saat ini.
"Sudah selesai?" tanya Jeni.
"Selesai apanya! Gadis itu tidak datang ke kamar!" lapor mereka.
"APA?!"
Keesokan harinya, Nano mulai membuka mata dan terkejut bukan main mendapati dirinya dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Dia merasakan sakit luar biasa di kepalanya. Matanya terus menelisik dimana dia sekarang dan ternyata dia ada di sebuah kamar hotel.
"Akhh....," pekik Nano merasakan sakit luar biasa di daerah intinya.
Dan dia melihat bercak darah diseprai membuatnya menangis histeris. Karena sudah dipastikan kesucian yang dia jaga selama ini telah direnggut tapi dengan siapa melakukannya?
Sampai mata Nano teralihkan oleh selembar kertas diatas nakas kamar hotel itu.
Aku akan membayarmu lebih karena ternyata kau masih virgin -D.C-
Dan dibawah kertas itu ada segepok uang yang mana membuat Nano semakin mengeraskan tangisannya.
"Aku bukan pelacur!" lirihnya.
Dengan menahan sakit, dia menyeret tubuhnya ke kamar mandi dan segera membersihkan dirinya. Nano merasa jijik dengan dirinya yang sudah kotor.
Nano terus menggosok-gosok badannya dengan air mata yang terus jatuh membasahi pipinya. Hingga berjam-jam dia berada di kamar mandi hotel. Setelah selesai Nano yang masih memakai bathrobe mencoba mencari bajunya yang semalam dia pakai. Beruntung gaun yang dia pakai tidak sobek jadi dia bisa memakainya lagi.
Akhirnya, Nano kembali ke rumahnya dengan perasaan kacau luar biasa. Disaat dirinya masih kalut disitu juga dia mendapati Sora dan Jeni yang menatapnya tajam.
"Darimana saja kau!" bentak Sora.
Nano benar-benar melupakan kejadian semalam yang dia ingat hanya makan malam bersama setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
"Jawab!" timpal Jeni tak mau kalah.
Nano kembali menangis karena merasa dirinya dijebak oleh keadaan. Dan dia mencurigai dua wanita yang di depannya ikut andil atas kejadian yang menimpanya. Jika bukan mereka siapa lagi sementara dia tidak punya teman dan kerabat selain mereka.
"Kenapa kalian begitu jahat, apa salahku?" Nano akhirnya memberanikan dirinya untuk berbicara.
"Apa maksudmu, hah!" bentak Sora lagi.
"Mama dan kakak pasti yang melakukan ini padaku!" tuduh Nano.
Jeni yang mendengar itu langsung menjambak rambut adiknya tirinya itu dengan kasar. "Melakukan apa? bicara yang jelas! Kami menunggumu semalam tapi kau kemana saja!"
"Sakit kak!" jerit Nano berusaha melepas jambakan Jeni tapi justru kakak tirinya itu semakin menguatkan tarikannya.
Sampai tas kecil yang ditangan Nano terjatuh dan isinya beserakan di lantai. Disana ada segepok uang dan juga surat yang diterima Nano ikut bececeran.
Sora segera mengambil dan membacanya. "Oh, ternyata kau jual diri ya!"
"Tidak! Aku tidak melakukannya!" elak Nano yang berusaha melepaskan cengkraman Jeni pada rambutnya yang makin kuat.
"Lalu ini apa?" tanya Sora sambil melempar kertas surat itu kewajah cantik Nano.
"Kau itu tidak pantas jadi penerus keluarga Diwangsa! Kami akan memberitahukan ini pada pengacara Yosie!" timpal Jeni dengan menghempaskan tubuh Nano hingga jatuh tersungkur.
Nano semakin menangis disana rasanya percuma menjelaskan semuanya, ibu dan kakak tirinya pasti tidak akan mendengarkan ucapannya.
"Pergi kau dari rumah ini, gadis murahan!" usir Sora kemudian.
Dengan terpaksa Nano pergi meninggalkan rumah keluarga Diwangsa.
*****
Cullen inc
Desmon memasuki gedung perusahaannya dan saat masuk dia disambut hormat oleh para karyawannya.
"Selamat datang, Tuan!" sapa Lucas sang asisten.
Desmon mengangguk lalu mereka masuk ke lift khusus CEO untuk menuju ruangannya.
"Ternyata model itu masih virgin, bisa kau cari informasi tentangnya! Aku ingin memakainya lagi," ucap Desmon yang selalu memikirkan kejadian semalam. Tidak biasanya dia begitu bergairah dengan wanita yang tak sadarkan diri. Dan semenjak dia meninggalkan kamar hotel, dia selalu memikirkan wanita itu.
Lucas mengernyit tidak mengerti. "Iya Tuan?"
"Bukankah model itu pergi ke Inggris?"
"Tadi malam dia datang ke kamar hotel," jelas Desmon.
"Tidak mungkin Tuan, saya belum memberitahu hotel apa dan nomor berapa kamar Tuan jadi bagaimana mungkin dia..."
"APA?!" sela Desmon mulai tersulut emosi. "Batalkan semua jadwalku hari ini!"
Desmon segera memencet lantai satu di lift itu karena dia ingin kembali ke hotel. Ternyata dia telah meniduri wanita yang salah pantas saja wanita itu masih virgin berarti dia wanita baik-baik. Tapi kenapa wanita itu mengetuk kamarnya dan kenapa wanita itu tampak mabuk berat?
Saat sampai di hotel, dia segera menanyakan pada resepsionis tentang kamar yang dia pesan tadi malam dan ternyata kamarnya sudah dibersihkan.
"Bisa saya lihat rekaman cctv?" tanya Desmon lagi.
"Maaf Tuan, kebetulan cctv sedang dalam perbaikan jadi untuk rekaman kemarin dan hari ini tidak ada," jelas resepsionis itu.
"Sial," umpat Desmon dalam hati.
Desmon kembali ke perusahaannya dan menyuruh Lucas untuk mencari wanita yang telah dia tiduri semalam.
"Cari bagaimanapun caranya!" perintah Desmon kemudian.
Lucas menuruti perintah bosnya itu, tapi karena tidak ada petunjuk dan informasi tentu saja membuatnya kesulitan mencari identitas wanita yang telah menghabiskan malam dengan bosnya.
Sementara Desmon terus terngiang dengan wajah Nano yang tak berdaya dibawah kungkungannya semalam.
*****
Sebulan berlalu, di sebuah kamar kost tampak seorang wanita yang sedari tadi muntah-muntah hingga badannya lemah.
"Apa yang sebenarnya terjadi," gumam Nano yang merasa beberapa hari ini, dia mengalami mual dan muntah luar biasa.
Semenjak diusir oleh ibu dan kakak tirinya, kini Nano tinggal di sebuah kost. Dengan uang Desmon yang diberikan padanya waktu itu, dia menyewa kamar kost dan dia mulai hidup mandiri dengan membuat pernak pernik seperti kalung gelang yang dia jajakan di internet.
Dia begitu menikmati kesendiriannya seperti ini daripada harus disiksa oleh kedua wanita iblis yang menguasai harta keluarganya. Dia bertekad akan balas dendam dan merebut harta keluarganya kembali.
Nano baru menyadari jika pengacara Yosie juga ikut terlibat, oleh karena itu Nano butuh seseorang yang berkuasa untuk bisa melawan. Tapi untuk sekarang, dia mengalah terlebih dahulu.
Akhirnya, Nano memeriksakan dirinya ke dokter karena keadaannya yang semakin lemah.
Di sebuah klinik, Nano menunggu antrian dan saat tiba gilirannya dia malah disuruh ke ruang dokter kandungan setelah menyampaikan gejala yang dia alami.
"Apa Nona sudah menikah?" tanyanya kemudian.
Nano menggeleng.
"Maaf kalau pertanyaan saya lancang tapi apakah Nona melakukan hubungan suami istri sebelum menikah?"
Nano kembali teringat malam dia ternoda dan meneteskan air matanya.
Dokter merasa iba dengan keadaan Nano, dia membawa Nano ke ruang dokter kandungan dan meminta dokter kandungan disana memeriksanya.
"Selamat Nona, anda hamil Gemeli," ucapnya.
"Hamil? Gemeli?" tanya Nano terbata.
"Gemeli itu kembar, selamat Nona!"
Bagai tersambar petir di siang bolong, Nano terkejut bukan main. Dia hamil tanpa tahu siapa yang menghamilinya.
Dan tunggu, kembar?
7 tahun kemudian
"Mama.... Mama....," teriak kedua anak kembar laki-laki sepulang dari sekolah.
Nano sang ibu dari anak kembar laki-laki itu menghentikan kegiatannya sejenak. Wanita berumur 26 tahun itu berjalan menuju pintu depan untuk menyambut kedua anaknya.
"Raka... Riki...," panggil Nano menuju pintu depan.
Mata Nano membulat melihat apa yang dibawa kedua anaknya. Raka dan Riki lagi-lagi membawa piala karena mereka baru memenangkan lomba olimpiade matematika.
"Untuk mama," ucap mereka menyerahkan piala itu pada Nano dan juga sebuah amplop yang tentu saja isinya uang dari memenangkan lomba tersebut.
Semenjak tahu dirinya hamil, Nano pindah ke Surabaya karena dia benar-benar ingin menjauhi ibukota. Disana dia berbisnis kecil-kecilan dari usaha pernak pernik yang dia geluti, memang hasilnya tidak seberapa tapi hanya itu yang dia bisa lakukan untuk menyambung hidup dan bertahan untuk janin kembarnya.
Dia tidak menyangka, kedua anak laki-lakinya terlahir jenius. Mereka memiliki IQ tinggi saat ini memang umur mereka masih 6 tahun tapi kemampuan mereka jangan diragukan. Mereka bisa menghafal rumus-rumus matematika dan fisika di umur mereka yang masih berusia 5 tahun. Bukan hanya itu mereka juga sering mengikuti ajang olimpiade yang mana mereka sering membawa penghargaan dan uang dari otak jenius mereka.
Dan hal itu, membuat perekonomian keluarga kecil mereka jadi berubah. Dengan bantuan kedua anaknya, Nano mengembangkan bisnis pernak perniknya yang mana Nano kini menjadi pengusaha muda accessories terbesar di Surabaya dan Nano sudah memiliki puluhan karyawan yang bekerja untuknya.
Toko accessoriesnya sudah memiliki beberapa franchise di kota itu mulai dari mall dan ruko. Bisnis accessories itu juga menjadi toko online penjualan terbanyak di internet dari akun jual beli seperti Shopee, Buka Lapak dan Lazada.
Awalnya Nano hanya tinggal di rumah kontrakan kecil sambil mengurus kedua bayinya seorang diri tapi kini mereka sudah memiliki rumah besar untuk mereka tinggali.
"Mama bangga pada kalian, bagaimana jika kita rayakan dengan makan ayam goreng?" tanya Nano pada kedua anak kembarnya.
Dari hamil si kembar Nano suka makan ayam goreng dan ayam goreng menjadi makanan favorit si kembar sampai sekarang. Mungkin ayam goreng yang membuat otak si kembar jenius atau memang bibit dari pria yang menghabiskan malam dengannya 7 tahun lalu memang unggul.
"Let's Go!" ucap mereka.
Nano menyetir mobil sendiri sementara si kembar berada di kursi penumpang di belakang berdua. Di sepanjang perjalanan Nano memutar musik dan mereka bernyanyi bersama menggambarkan betapa senangnya mereka hari ini.
"Semoga selalu seperti ini," batin Nano dengan melirik kedua anak kembarnya dari spion mobil.
Mereka bertiga pergi ke KFC dan memesan satu bucket besar ayam goreng. Disana si kembar makan dengan lahapnya. Nano yang melihat itu tersenyum bahagia karena si kembar lah kekuatannya saat ini setelah dia mengalami hal buruk sebelumnya. Mungkin waktu itu jika dia tidak tahu kalau dirinya hamil pasti sekarang dia sudah bunuh diri karena depresi. Karena setelah kejadian malam itu, Nano mengalami trauma luar biasa. Dia seperti ketakutan jika berdekatan dengan pria.
Oleh karena itu, sampai sekarang dia selalu menjaga jarak jika ada pria yang mendekatinya. Tapi kadang hatinya begitu sakit jika si kembar bertanya. "Dimana papa?"
Dan Nano selalu menjawab. "Papa hilang!"
"Hilang kemana? Jadi kami tidak punya papa?"
Nano selalu berusaha meyakinkan anaknya. "Suatu hari pasti kita akan bertemu dengan papa!"
Yang mana membuat si kembar membuat sebuah rencana agar mereka bisa kembali ke ibukota dan mencari papa mereka.
"Apa rencana ini akan berhasil kak?" tanya Riki sang adik.
"Tentu saja! Kau ingin bertemu dengan papa kan?" tanya Raka sang kakak.
Riki mengangguk dan mereka merencanakan sesuatu untuk mencari papa mereka agar mereka bisa memiliki keluarga yang utuh.
*****
Hari ini, si kembar berada di rumah berdua karena mama mereka berada di toko untuk mengurus pekerjaannya. Hal itu sudah biasa terjadi, jika sudah begitu mereka akan melakukan eksperimen mereka.
Raka lebih suka dengan penelitian oleh karena itu dia lebih suka membuat penemuan revolusioner sedangkan Riki lebih suka dengan dunia IT.
Tapi walaupun begitu mereka tetap menguasai bidang itu satu sama lain. Saat ini mereka tengah membuat proyek teknologi buatan mereka dan berharap dengan itu mereka bisa bertemu dengan papa mereka.
"Apa kau penasaran dengan wajah papa kita, Kak?" tanya Riki disela pekerjaan mereka.
"Tentu saja, apakah kita mirip dengan papa atau tidak? Karena wajah kita tidak terlalu mirip dengan mama pasti wajah kita mirip dengan papa kan?" jawab Raka dengan fokus menggambar teknologi yang akan dia buat.
"Seandainya ada petunjuk pasti akan lebih mudah kan, Kak!"
"Kita berdoa saja semoga bisa bertemu dengan papa dan kita bisa bersama seperti keluarga teman-teman kita!"
Si kembar menghela nafas bersama mengingat jika saat ada acara sekolah teman-temannya datang bersama keluarga mereka yang utuh sementara mereka tidak.
Tak lama ponsel Riki berdering yang ternyata dia mendapat panggilan dari mamanya.
"Hallo, Ma!" jawab Riki disana.
"Salah satu karyawan mama ada yang sedang menuju ke rumah! Ada laporan toko yang tertinggal, tolong ambilkan di kamar mama ya," ucap Nano kemudian.
"Siap, Bu Bos!" sahut Riki.
Setelah panggilan itu terputus, Riki berpamitan dengan kakaknya dulu.
"Aku ke kamar mama dulu, Kak!"
Raka hanya mengangguk tanpa menoleh karena masih sibuk dengan pekerjaannya. Sementara Riki segera keluar dari kamarnya dan segera masuk kedalam kamar mamanya untuk mencari berkas yang dimaksud.
Saat masuk, Riki segera mencari berkas itu tapi dia tidak menemukannya di atas nakas jadi dia membuka lemari mamanya yang dimana disana ada brankas kecil.
"Ck, mama lupa tidak memberitahu kata sandinya! Jadi jangan salahkan aku jika membobolnya!" gumam Riki.
Akhirnya Riki berusaha membobol brankas itu dengan perlahan dan hati-hati. Dia menempelkan telinganya dengan memutar-mutar nomor sandi disana.
"Tek! Tek!"
Terdengar suara kunci terbuka dari dalam dan Riki berusaha menggabungkan nomor-nomor itu untuk bisa membuka sepenuhnya.
"Akhirnya," batinnya saat brankas berhasil terbuka.
Dia segera mengambil berkas yang ada di dalam sana dan membaca apakah itu laporan yang dicari atau bukan.
"Ketemu!" gumam Riki dengan map ditangannya yang disana adalah laporan yang dicarinya.
Riki segera mengambil dan menutup brankas mamanya itu lagi tapi fokusnya teralihkan oleh sebuah kotak hitam di dalam sana.
Karena penasaran Riki membuka kotak hitam itu, didalam kotak itu dia menemukan sepucuk surat.
"D.C?" gumamnya membaca sebuah inisial nama.
"Apa ini papa?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!