“ndok kamu ini udah berumur 23 tahun tapi masih aja ngeyel gak mau nikah! Bapak dan mamak ini udah tua loo adikmu juga udah gedek?”
“ho oh.. bener kata mamak jangan Cuma main sama bocil terus ingat umurmu!” yani mendengar semua yang di katakan ibu dan adiknya itu tetapi dirinya pura pura tuli sambil tangannya sibuk memelintir senar pancing “aku pergi dulu…” selesai mengatakan itu yani langsung keluar dari rumah dan pergi kekali untuk mancing bersama ponakannya “bik kamu kenapa mukanya di tekuk gitu?” awalnya yani ingin mengabaikan pertanyaan ponakan nya itu tetapi kepala yani langsung menoleh kearahnya lalu tersenyum.
“bibik sepertinya udah gak tahan tinggal di rumah le!”
“he kok ngomongnya gitu? Bik udah lah mbah yah sama mbah yan Cuma lagi cape kerja makanya ngelantur ngomongnya!”
Yani terdiam tidak memberi respon lagi kepada ponakan nya itu sehingga ponakannya langsung pindah tempat “semenjak aku lulus SMA gak ada usaha yang berhasil aku jalankan, wajar aja mamak bapak marah karena uang mereka habis untuk modal usahaku jadi mereka menyuruhku cepat nikah aja!” itulah isi pikiran yani, tetapi apakah menikah adalah solusi dari masalah ini terlebih sampai sekarang belum ada cowok yang mendekati dirinya sehingga untuk kesekian kalinya yani hanya pura pura tuli ketika kedua orang tuaku membicarakan tentang hal itu.
“le pulang aja yuk?”
“ya elah bik kita lo baru datang! Ais ya udah ayo balek!” keponakan yani itu langsung berjalan cepat tetapi yani tidak menyusulnya karena yani juga tidak merasa nyaman jika sudah berada di rumah “bik buruan aku tinggal nanti?” teriak keponakan yani sehingga yani langsung berlari menyusulnya “le bawa motornya pelan pelan!” yani berasa naik roler coaster saat keponakan nya itu menyetir motornya ugal ugalan, yani tahu mungkin ponakannya marah karena telah di buat kesal.
“makasih ya..” kata yani tetapi tidak di respon oleh keponakannya itu “mbremmm…” ponakan yani langsung mengemudikan motornya tanpa bicara “hmm dia pasti marah!” guma hati yani lalu yani langsung masuk kedalam rumah tiba tiba yani mendengar suara ayah dan ibunya berbicara di dapur.
“dia loh masih seperti bocah belum bisa masak beresan rumah aja masih males malesan, gak mungkin ada cowok yang benar benar mau sama dia apa lagi mau kau jodohin!”
“tapi mas para tetangga loh pada ngomongin keluarga kita! Kalo yani gak bisa menikah sekarang aku takut gossip buruk akan semakin menyebar di desa?”
“anak kita itu gadis baik baik, kenapa juga kau mau dengar gossip mereka!” yani langsung masuk kamarnya dan langsung membuka botol wadah tempat yani meletakan uang tabungan setelah mengambil uang di botol itu yani menulis sebuah surat untuk kedua orang tuanya itu.
“mamak, bapak maafkan aku karena gak bisa jadi anak yang baik. Maafkan aku karena selalu gagal meraih cita citaku, maafkan aku yang gak bisa buat kalian bahagia dan maafkan aku karena selalu merepotkan kalian meminta kalian untuk percaya kepadaku padahal aku adalah pembohong.
Aku sudah berjuang semampuku, aku sudah berusaha sebisaku tetapi inilah hasil yang aku dapatkan yaitu kegagalan. Jujur aku merasa tidak berguna menjadi manusia karena aku gak bisa bahagiankan orang yang aku cintai. Maafkan aku, aku belum bisa berbakti kepada kalian.
Sesungguhnya ini sulit sangat sulit karena aku menahannya sendirian, aku merasakan sendiri betapa menderitanya aku di bawah tekanan ini di bawah rasa sepi ini, aku mengalami depresi bertahun tahun dan aku gak bisa bangkit karena semangat hidupku berkurang terus menerus.
Sekarang aku benar benar sudah di ujung jurang putus asa aku merasa tidak ada harapan lagi, aku mohon maafkan aku sungguh aku gak tahu lagi apa yang harus aku lakukan untuk membuatku bahagia lagi, semangat lagi seperti dulu. Sekarang yang aku tahu aku benar benar rapuh dan kehilangan semuanya. Aku ingin meminta tolong tetapi aku gak merasakan apa pun lagi, aku mohon maafkan aku sungguh semua ini menyakiti hati dan diriku”
kertas itu sudah basah karena air mata yani yang berjatuhan, entah kenapa bagi hatinya sangat sakit ketika membaca isi surat itu karena berisikan curahan hati nya selama ini yang selalu di pendamnya tetapi yani memutuskan tetap meninggalkan kertas berisi tulisan itu di meja dekat tempat tidurnya.
“selamat tinggal semuannya!” bisik hati yani saat melihat ayah dan ibunya sudah tertidur karena siang ini cuaca sangat terik sehingga membuat mereka mengantuk setelah bekerja. Kini yani sudah di halte menunggu bus ekonomi yang menuju pusat kota “kruuk krueek..” suara perut yani berbunyi cukup keras "maafkan saya?" selesai mengatakan itu Yani langsung membungkukkan punggungnya, beruntung penumpang yang juga menunggu hanya sedikit sehingga dirinya tidak terlalu malu.
“tot tot..” mobil bus pun datang sehingga yani dan para penumpang langsung masuk kedalam bus kini yani sudah duduk di kursi tengah dan karena dirinya menahan lapar akhirnya yani tertidur dalam perjalanan.
“bangun bangun woy…” suara seorang pria yang tampak kasar berhasil membuat yani membuka matanya perlahan dirinya tersentak saat melihat di kelilingi oleh para pria “nona akhirnya kau bangun…” kata salah satu pria itu dengan wajah yang tidak beribawa dan tatapan mata yang tampak bahagia “kalian siapa?” Tanya yani dengan suara parau karena dirinya sangat ketakutan sekarang “ahahaha lihat lah wajahnya itu! Cantik banget aku duluan ya?” yani tersentak saat pria itu berbicara lalu tangannya langsung membungkam mulut yani dengan kain yang di beri obat bius.
“Mmm Mmm!” yani memang tidak bisa berbicara tapi apakah mata yang sudah mengeluarkan air asin itu sebagai tanda bahwa dirinya memohon kepada para pria itu yang sudah bergantian menodai dirinya dan sekarang yani sudah tidak sadarkan diri “ini cewek mau kita apain?” Tanya pria yang sudah kembali mengenakan celana dan bajunya lalu duduk di antara teman temannya yang sedang merokok.
“kalo salah satu dari kita ada yang open BO aku ingin menjualnya! Kita masukan di karung aja lalu buang di sekitaran sini..” kepala teman teman pria itu langsung menganggukan kepalanya sehingga pria itu langsung mengambil karung di dekat gagang setir lalu teman temannya memasukan tubuh yani kedalamnya setelah itu di ikatlah atas karung oleh pria itu.
“ini udah jam 12 malam paling orang orang udah pada tidur jadi tarok di depan rumah itu aja biar dianggap sampah!” teman teman pria itu langsung membopong tubuh yani dan meletakannya di samping kotak sampah. Mereka kembali masuk kedalam bis dan langsung pergi begitu saja.
Halo semuanya ini jiayou🐼 semuanya kalo kau suka baca cerita ini tolong kasih dukungan ya untuk ku, sungguh aku berkerja keras untuk menulis cerita ini dan tak jarang aku sampai begadang memikirkan untuk tiap kelanjutan nya sampai the end nanti. Terimakasih ☺️
“ayah ibu belum pulang juga?” Tanya yubin pada kakaknya yang tengah duduk di sofa sambil matanya menatap tajam mata adiknya itu “ini udah jam 12 malam kau baru pulang!” teriak kakaknya lalu yubin melangkah kearah kakaknya itu “kenapa kau gak Tanya juga kepada ayah dan ibu? Kenapa harus aku terus!” kakaknya langsung bangun dan hendak melayangkan tangannya yang kekar kearah adiknya itu.
“kenapa berhenti? Kalo besok pagi aku gak lihat ayah dan ibu jangan tahan aku keluar dari rumah ini. Aku muak tinggal disini”
“kau benar benar mau di hajar ya!” bibir yubin tersenyum tipis saat melihat kakaknya sedang melepas sabuk di pinggang “lakukan sesukamu kak! Kau memang sama saja dengan ayah… cletarrr..” suara itu berhasil membuat yubin menatap tajam mata kakaknya itu karena kini lengannya memerah kebiruan akibat terkena sabuk yang dicambukan ke tubuhnya.
“yubin kau mau kemana!” teriak kakaknya saat yubin berlari kearah dapur lalu mengambil pisau dan di berikan kepada kakaknya “bunuh aku aja kak! Ini pisaunya aku ihklas dari pada terus kau siksa aku..” tangan kakaknya langsung mengambil pisau itu lalu di perhatikannya “kau adalah anak dari rector alfaroren dan wakil dekan Sonia roren, adiknya robin alfaroren yang punya perusaharan terbesar di kota ini. Tapi masih saja kau tidak dewasa hanya karena kami semua sibuk kerja!” bibir yubin langsung tersenyum tipis saat kakaknya mengingatkan siapa dirinya sesungguhnya “oke.. bilang ke ayah dan ibu besok aku akan pergi pagi pagi sekali itu pun kalo mereka pulang!” selesai mengatakan itu yubin langsung hendak melangkahkan kakinya.
“berhenti di situ atau aku akan menghukum mu yubin alfaroren!”
“lupakan saja tentang kempanjangan namaku, aku gak membutuhkannya dan juga harta kalian!”
“YUBIN… woos!” teriak kakaknya sambil tanganya melemparkan pisau tadi kearahnya tetapi dengan mudah yubin bisa menghindarinya dan mata mereka berdua saling bertatapan hanya saja sorot mata kakaknya tajam seolah ingin membunuh adiknya itu di tempat “kau, ayah dan ibu itu bahagia dengan semua harta dan kedudukan ini kak tapi aku.. aku gak bisa bahagia karena itu! Dari kecil sampai sekarang kau dan mereka berdua selalu berlaku kasar kepadaku dan ingin aku juga jadi gila harta dan dudukan. Baik lah maafkan aku yang banyak bicara, tadi aku pergi bersama teman temanku merayakan hari ulang tahun yang di lupakan oleh kalian..” yubin tersenyum saat kakaknya tampak tersentak saat mendengar kalimat yang di ucapkannya lalu dirinya langsung melangkah menuju kamarnya.
“ya allah semoga pertengkaran tadi bukan hadiah yang siapkan di usiaku yang udah 18 tahun ini” guma hati yubin saat tubuh kurusnya sudah terbaring di tempat tidur, kini tangan yubin sibuk mengotak atik ponselnya “kurang dari 100jt aku harus cari rumah yang murah besok seenggaknya dekat kampus!” selesai melihat ponselnya yubin langsung tertidur, ya gadis itu selalu tertidur larut malam karena selain tugas kuliahnya yang banyak tidak jarang dirinya hanya kesal kepada ayah, ibu dan kakaknya yang suka mengatur semaunya.
“tot tot tot..” mata yubin langsung terbuka lebar ketika mendengar suara alaram jam bekernya “huaahh.. rasanya aku baru merem udah subuh aja!” dengan malas yubin langsung bangun lalu pergi kekamar mandi selesai berwudu dan solat yubin langsung mandi karena dirinya hendak bersiap siap untuk pergi dari rumah “ini buku di paketin aja nanti, sekarang bawa baju aja lah!” selesai memasukan baju kedalam tas yubin langsung mengalungkan tas itu ke punggungnya dan langsung keluar dari kamar.
“non mau kemana?” Tanya pelayan rumah “bik ayah dan ibu apa udah pulang?” kepala pelayan itu langsung mengangguk sehingga yubin sedikit terkejut “sudah subuh tadi non sekarang mereka lagi sarapan sama mas robin!” yubin langsung melangkah kakinya menuju ruang makan dan benar saja ayah, ibu dan kakaknya sedang makan bersama “sayang ngapa berdiri di situ ayo sini makan bareng?” ajak ayahnya yang membuat yubin langsung duduk di samping kakaknya lalu dirinya langsung mengambil berbagai jenis lauk yang tersaji lalu memakannya dengan nasi.
“kalian mau pergi lagi?” tanyaku saat aku sudah selesai menelan makanan di mulut “ayah ada seminar dan ibu punya jadwal di yayasan kalau kakakmu sudah pasti kekantor!” yubin hanya tersenyum tipis mendengar jawaban ayahnya itu “oke.. aku pergi dulu!” yubin langsung berdiri tetapi tangan kakaknya langsung menggenggam kuat tangan adiknya itu “duduklah yubin ayah ingin bicara!” tentu saja yubin langsung kembali duduk ketika ayahnya sudah bersikap serius.
“kau bilang mau pergi dari rumah?”
“kakak kan sudah beritahu ayah! Iya aku mau minggat aja di sini sangat sepi seperti kuburan”
“kau baru masuk kuliah, dan gak punya pekerjaan mau tinggal di kolong jembatan?”
“ibu, ayah, kakak ku tersayang apa kalian benar benar mencintaiku? Pernah kah kalian berpikir tentang perasaanku! Baiklah ini sudah kesekian kalinya aku bicara seperti ini tapi kalian masih saja gak meluangkan waktu kalian jadi aku pergi oke bye bye…”
“yubin tetap duduk!” mata yubin langsung menatap tajam mata ayahnya itu “kau pikir kau bisa hidup di luar tanpa uang dari ayah? Kalau kau bisa keluar lah dari rumah ini dan jangan kembali” kini bibir yubin bisa tersenyum puas saat mendengar perkataan ayahnya itu dirinya tidak perduli saat melihat kakak dan ibunya terkejut “ayah terimakasih banyak…” selesai mengatakan itu yubin langsung keluar dari rumahnya yang besar dan megah itu dengan hati gembira.
“gia makasih ya udah boking in rumah ini” kata yubin pada temannya yang sedang di telepon “santai aja sih, eh harusnya kau tinggal di rumahku aja biar gak susah!” yubin tersenyum mendengar perkataan temannya itu “ayah ku akan beneran memecatku jadi anak kalo aku tinggal dirumahmu gia, iya udah aku mau beresin rumah nya dulu ya!” selesai mengatakan itu yubin langsung memutus panggilan lalu mataku menatap rumah yang berwarna hijau itu “lebih besar kamarku..” guma hati yubin saat teringat betapa luas kamarnya dulu,.
“oke waktunya beresan!” selesai menyiapkan sapu yubin langsung mulai membereskan debu dan kotoran hewan yang ada di dalam rumah itu sehingga dirinya tidak sadar jam sudah menunjukan pukul 12 siang “huaahh capeknya!” kini yubin meregangkan tubuhnya yang terasa kaku lalu matanya menatap karung berisi sampah “hmm..” tangan yubin langsung mengangkat karung itu dan membawanya ketempat sampah “sss sskk sss!” yubin terkejut saat selesai membuang sampah tiba tiba ada karung yang bergerak gerak sehingga dirinya mendekatinya lalu melepas tali di karung itu dan membuka nya.
“wuaaa… bukkk!” yubin tersentak kaget sampai dirinya terjatuh saat melihat isi didalam karung itu adalah seorang perempuan “aku baru aja di usir sama ayah ku sekarang nemu mayat!” yubin langsung menepuk keningnya dengan tangan saat merasa tidak beruntung lalu dirinya hendak mengambil ponsel di saku kemejanya tiba tiba perempuan yang ada di karung itu merintih sehingga yubin mengurungkan niatnya karena tangannya sibuk membopong tubuh perempuan itu.
Kini yubin sudah masuk kedalam rumah dan membaringkan tubuh perempuan yang masih di dalam karung itu ke tempat tidur “maaf ya..” kata yubin sambil tangannya menarik karung itu sehingga perempuan itu bisa terbaring dengan leluasa tetapi yubin langsung di buat tersentak kaget saat melihat perempuan itu hanya mengenakan bra dan ****** ***** serta bekas luka di seluruh tubuhnya juga terlihat memar kebiruan “ya allah ngapa bengong, yubin bego!” yubin memaki dirinya sendiri karena melamun sehingga kini yubin langsung mengambil air di kamar mandi dengan baskom lalu megambil bajunya di tas.
“maaf ya ini mungkin aku agak sakit!” kata yubin tangannya sedikit gemetar saat membersihkan tubuhku perempuan itu setelah itu langsung memakaikan bajunya ketubuh perempuan itu “aku harus membawanya kerumah sakit! Tapi uangku tinggal 1 juta…” yubin tidak bisa meminta uang pada ayah, ibu dan kakaknya karena bukannya di berikan yubin akan di caci maki “akhh..” yubin terperanjat saat mendengar perempuan itu mendesah “air bin ambil..” teriak hati yubin yang langsung membuat nya berlari ke dapur untuk mengambil air di gallon saat pikirannya terus menjerit selesai gelasnya penuh yubin kembali berlari ke kamarnya.
“ini minum lah pelan pelan!” tangan kiri yubin menopang kepala perempuan itu supaya sedikit terangkat sedang tangan kanannya mulai menempelkan gelas di mulutnya “glug glug glug…” mata yubin membelalak saat perempua itu menghabiskan air di gelas “ternyata kau kehausan maafkan aku!” bisik hati yubin lalu tangannya kembali membaringkan kepala perempuan itu di bantal.
“aku harus pinjam uang ke gia” guma yubin saat memperhatikan wajah perempuan itu yang tampak pucat lalu dirinya langsung beranjak dari tempat tidur dan mengambil roti tawar sekaligus selai dan air minum di botol lalu kembali kamar dan diletakan di atas meja dekat tempat tidurnya “pena where are you?” kini tangan yubin sedang sibuk mencari pena di tasnya “makan dan minum lah ini syaratnya kau jangan ngilang, aku pergi dulu sebentar!” itulah kalimat yang di tulis di tangan yubin di kertas lalu dirinya letakan kertas itu di samping roti tawan dan botol minum selesai itu yubin langsung pergi mencari gia temannya.
“ada apa kau mencariku?” tiba tiba gia langsung duduk di kursi samping yubin sedang membaca buku, ya di perpustakaan daerah ini lah tempat dua gadis itu selalu bertemu “aku mau pinjam uang 50jt ada gak? Genting ini..” kata yubin dengan suara lirih sehingga gia mengkerutkan keningnya karena keheranan “tumben banget butuh duit, eh iya udah jatuh miskin deng!” yubin sama sekali tidak tersinggung mendengar ejekan temannya itu tetapi kali ini dirinya serius sehingga kepala gia langsung manggut manggut.
“oke oke! Aku bakal transfer tapi nanti malam datang ke club band aku butuh raper untuk pertunjukan besok jadi kau latihan dulu” yubin langsung menganggukan kepalanya sehingga temannya itu langsung tersenyum puas “iya udah buru transfer ya! Aku pergi dulu..” yubin hendak berdiri tetapi tangan gia menahannya.
“kenapa buru buru kita bahkan belum ngobrol?” tangan yubin langsung memegang tangan gia supaya menyingkir dari bahunya “sorry gia aku harus pergi dulu! Terimakasih sudah selalu ada..” selesai mengatakan itu yubin langsung melangkah kan kakinya tidak perduli dengan temannya yang tampak kecewa karena yang ada di pikirannya hanyalah tentang perempuan yang ada di rumahnya itu.
“ak haus..” suara yani tampak serak karena tenggorokannya terasa kering lalu matanya terbuka perlahan dan mulai memperhatikan ruangan ini “air..” tangan yani berusaha menjulur kearah botol yang berisi air itu tetapi tiba tiba seseorang membuka pintu kamar sehingga membuat yani terperanjat dan pura pura tidur “tap tap tap..” suara langkah kaki seorang itu berhasil membuat jantung yani terpompa kencang dirinya sungguh takut untuk membuka matanya lalu melihat seorang itu.
“ternyata dia belum bangun juga?” yani tersentak saat mendengar suara yang tampak asing bagi dirinya tiba tiba tangan seorang itu menyentuh keningnya “tubuhnya masih panas, apa aku harus bawa kerumah sakit ya?” katanya kembali sehingga membuat yani memberanikan diri untuk membuka matanya perlahan “waaa.. bukkk!” lagi lagi yubin terjatuh karena terkejut melihat yani sudah bangun dari tidurnya.
“syukurlah kau udah bangun!” kata yubin saat dirinya sudah berdiri lalu bibirnya tersenyum penuh ketulusa kepada yani yang tampak ketakutan “oh iya kau pasti haus sabar aku ambilkan minum…” yubin langsung buru buru mengambil botol minum yang ada di meja itu lalu tangan kirinya mengangkat kepala yani dan tangan kanannya menempelkan botol ke bibir yani yang kering.
“glug glug glug..” yubin hanya terdiam saat yani menghabiskan air di botol yang di pegangnya “terimakasih..” yubin langsung menganggukan kepalanya saat mendengar suara yani yang lirih “kau mau makan roti?” yani menganggukan kepalanya sehingga yubin langsung mengambil selembar roti tawar lalu di oleskan dengan selai coklat dan kini langsung di berikan kepada yani yang sudah duduk.
“terimakasih banyak..” kata yani saat sudah menghabiskan makanannya “iya santai aja ehehehe kakak namamu siapa?” Tanya yubin yang berhasil membuat yani menatap wajah cantik lawan bicaranya itu “namaku minji dai yani, kau?” sebelum menjawab yubin tampak menganggukan kepalanya “kakak namaku yubin! Apa kau masih merasa sakit kalo iya ayo kita pergi kerumah sakit?” yani langsung menggelengkan kepalanya lalu matanya yang sayu kembali menatap wajah yubin yang tampak tenang “aku gak punya uang..” yubin tersenyum tipis lalu menatap wajah yani dengan tatapan merendahkan.
“aku tahu itu, kau bahkan aku temukan didalam karung tadi dalam keadaan gak berpakaian! Apa kau seorang pelacur yang di buang bosmu?” mata yani langsung membelalak saat mendengar kalimat yang di ucapkan oleh yubin sungguh dirinya sangat terkejut karena lawan bicaranya itu tidak sebaik yang yani kira.
“maafkan aku telah merepotkan mu, aku akan pergi sekarang!” selesai mengatakan itu yani langsung hendak bangkit dari tempat tidur tetapi tubuhnya sangat lemah sehingga membuatnya terduduk kembali “kau udah lemah masih juga sombong!” selesai mengatakan itu tangan yubin langsung membopong tubuh yani yang kurus.
“kau mau membawaku kemana?”
“membuangmu kekotak sampah iya ke rumah sakit lah! Kau harus segera sembuh biar aku gak terbebani” kata yubin yang membuat yani terdiam karena dirinya merasa bingung dengan sikap orang yang baru di kenalnya itu “ya allah dia ini sebenarnya siapa? Kenapa suaranya berat, dan itu kenapa dia punya jakun padahal seorang cewek dan aku suka aroma parfumnya!” guma hati yani saat matanya mulai memperhatikan wajah yubin yang tampak tenang “pak bukain pintunya!” pinta yubin saat sudah sampai di mobil sehingga sopir taksi itu membukakan pintu mobil lalu mereka berdua langsung masuk kedalam mobil.
Kini yani sudah beristirahat di ruangan yang ada di rumah sakit ini sehingga yubin langsung membayar biaya perawatannya dan langsung menemui dokter yang merawat yani “nona yubin silahkan duduk!” kata dokter sopan sehingga yubin langsung duduk di kursi yang di sediakan di ruangan itu “bagaimana keadaan nya dok?” Tanya yubin tampa bosa basi sehingga dokter tersenyum.
“sebenarnya dia itu siapa nona kalau ayah dan ibu tahu bagaimana?”
“makanya jangan paman lee bilangin kemereka apa lagi kakak ku, dia itu Cuma gadis yang… pokoknya aku mau menolongnya sampai dia sembuh! Jadi paman apa terjadi sesuatu kepadanya?”
“hmm dia Cuma kecapean dan dehidrasi jadi untuk sementara dia di rawat di sini dulu!”
“syukurlah kalo gitu, paman aku pergi dulu ya dan terimakasih banyak!” selesai mengatakan itu yubin langsung keluar dari ruangan dokter itu yang ternyata adalah pamannya sendiri “drtt drtt..” tangan yubin langsung mengambil ponselnya yang ada di saku kemejanya “halo gia iya bentar lagi aku otw!” selesai mengatakan itu yubin langsung pergi keklub band yang ada di kampusnya karena teman temannya sudah menunggunya.
“akhirnya raper kita datang!” teriak gia saat melihat yubin tampak menutup pintu yang tadi di bukanya “yubin akhirnya kau nongol juga!” kali ini yubin langsung tersenyum saat mendengar suara temannya yang lain lalu memeluk tubuh temannya itu “kak rose I miss you so much!” kata yubin sambil terus memeluk tubuh temannya yang bernama rose itu karena sudah 5 bulan lebih tidak berjumpa karena temannya pergi keluar negeri untuk pertukaran mahasiswa “udah udah kapan kita latihannya kalo gini?” teriak salah satu temannya lagi sehingga yubin langsung melepas tubuh rose.
“ho oh kak vera benar! Lihat tuh kak monica loo ketiduran nunggu kamu kak yubin..” kini giliran lily anggota paling muda yang bergabung di ukm band music ini “iya iya..” kata yubin lalu dirinya melangkah kearah temannya yang masih tertidur di kursi “kakak bangun aku udah datang!” kata yubin dengan suara tenang sambil tangannya menepuk pelan wajah temannya yang bernama monica itu sehingga mata monica terbuka perlahan.
“huahh yubin kau itu jengkelin aku akan menghukum mu karena membangunkan ku!” yubin tersenyum ketir saat mendengar suara munica “kau gak perlu menghukum ku, kakak robin nanti marah kepada mu!” mata monica langsung menatap tajam mata yubin lalu dirinya langsung berdiri dan langsung melangkahkan kakinya kearah piano.
“hmm wajar kau betah pacaran sama kak robin sikap dinginmu dan tatapan mata itu adalah hal yang di sukainya!” guma hati yubin saat memperhatikan monica sungguh sikapnya benar benar sangat mirip dengan yubin tetapi sayang monica lebih sering menggunakan kepintarannya untuk merugikan orang lain di banding yubin yang selalu menyembunyikan kemampuannya supaya keluarganya tidak banyak menuntutnya lebih banyak lagi.
“bin ngapa bengong buru sini gabung..” ajak vira sehingga yubin langsung menghampiri teman temannya itu dan mereka berenam langsung berlatih hingga larut malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!