PENGUMUMAN
Cerita ini diangkat dari kisah nyata author pribadi yang disadur dan dirubah jalan ceritanya beserta para pemeran di dalamnya.
Mohon bijak dalam mengomentari
Kritik dan saran sangat diperbolehkan oleh author demi kemajuan author dalam menulis.
Author adalah seorang penyitas autoimun yang sudah lama tidak mengkonsumsi obat kimia, beliau mempelajari teknik penyembuhan secara holistik ( browsing di google ya )
Segala pengetahuan author tentang autoimun dan bagaimana bisa survive adalah murni dari pengalaman author sendiri.
********************************
Namaku Andromeda, usiaku 25 tahun bulan Januari ini. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakakku seorang laki-laki, sudah berumah tangga dan mempunyai dua orang putri sementara adikku seorang perempuan, dia masih kuliah semester akhir disalah satu perguruan tinggi swasta dikota ku.
Ayah dan ibu ku dari suku Sunda, kami tinggal di kota priangan Bandung, tetapi semenjak menikah aku berpisah dari mereka. Aku dinikahi oleh kakak kelasku di SMA dulu, tetapi pernikahan kami hanya berlangsung sekitar 3 tahun saja tanpa seorang anak.
Aku bekerja sebagai seorang Barista di sebuah cafe yang yang cukup terkenal dikota Bandung. Penghasilan ku cukup besar sehingga setiap bulannya aku bisa mengirimkan sebagiannya untuk abah dan ambuku.
Aku seorang social introvert, sejenis kepribadian yang pemilih untuk dapat bersosialisasi dan berkomunikasi. Tidak seperti introvert pada umumnya, seorang social introvert masih bisa berkomunikasi dengan orang banyak, hanya saja kami tidak bisa berlama-lama berada diantara mereka, terlalu melelahkan bagi kami.
Seperti biasa setiap weekend tiba, kota kami dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara, banyak tempat-tempat di wilayah kami yang menjadi spot favorit untuk mereka datangi, termasuk cafe tempat aku mengais rejeki.
Aku menjadi seorang penggila kerja, aku bisa bekerja selama 12 jam sehari selama berhari-hari, ini terjadi semenjak aku bercerai dengan mantan suamiku. Aku membenamkan diri dalam pekerjaan demi menghilangkan kesedihan yang aku alami.
Hari ini suasana cafe sangat ramai dikunjungi, meja-meja yang tertata didalam dan luar ruangan terisi penuh. Rasa racikan kopi di tempatku memang berbeda dengan tempat lainnya, kami memperlakukan biji-biji kopi yang kami racik dengan sangat khusus.
Temperatur dan lamanya rostingan kopi, tempat & cara menyimpan biji kopi, cara kami mengolah dimulai dari tingkat kelembutan bubuk kopi, tekanan mesin kopi dan masih banyak lagi faktor yang mendukung kelezatan rasa kopi yang kami racik sehingga membuat para tamu selalu ingin kembali mengunjungi cafe kami.
" Nda....orderan baru! " seru Kiki, dia salah satu server terbaik di cafe kami
" Doi pengen maneh ( kamu ) yang bikin !" imbuhnya
" Wokeyyyy...!!' jawabku seraya mengambil kertas order yang dia tempel di papan order.
Satu espresso, dua java coffee dan tiga cappucino, semua dapat ku selesaikan dalam waktu kurang dari lima menit.
Ting !
Tak lama Kiki kembali untuk mengambil pesanan yang sudah selesai aku buat.
" Hade si eta..( keren kamu )! " seru Kiki
Jam istirahatku yang telat hingga 3 jam lebih dikarenakan ramainya pengunjung baru bisa aku ambil.
" Ri...urang ( saya ) istirahat dulu yess ??" pintaku pada Ari partner kerjaku yang satu level dibawah ku
" Siap Nda..!! lama-lamain aja mumpung agak sepi nih..." ujar Ari
" Ahsyaappp..! nuhun ( terimakasih ) yah Ri" ucapku sambil berlalu meninggalkan Ari di bar counter untuk incharge bersama dengan Yoga dan Ramdhan menuju EDR (employee dining room)
Mereka terlebih dulu sudah aku ijinkan untuk mengambil jam istirahat nya secara bergantian.
" Masak apa Ndru ?" tanyaku pada Indra yang biasa aku panggil Ndru
Dia bertugas untuk menyediakan makanan siang untuk pegawai hari ini.
" Geus beak atuh kaseeeppp....( sudah habis ganteng ) " serunya dengan membuat gerakan-gerakan lucu diwajahnya.
" Masakin nasgor ala Ndru yang paling lezat sepanjang masa aja deh.." pintaku
Sudah biasa bagi Indra membuat kan aku nasi goreng kreasinya di luar jam makan karyawan, karena pasti sudah ludes persediaan makanannya jika aku telat untuk mengambil jam istirahat kerja.
" Shiaaapppsss..." ujarnya sambil mengacungkan jempolnya.
" Pucet muka lu, lembur lagi ?" tanya nya sambil menyodorkan nasi goreng buatannya ke hadapan ku.
" Biasalah...ngambil job cateringan bareng si chef semalem " kilahku
" Duuhhh...lu mah kerja teh meni siga nu euweuh jang isuk..."( kamu tuh kerja kayak yang gak ada hari esok ) ucapnya kritis
" Abisnya...terlalu sayang untuk daku lewatkan Ndru " candaku
" Kumadinya weh ahh...urang mah hariwang ningalina ge..( terserah kamu aja, aku hanya khawatir lihatnya )" ujarnya sambil berlalu meninggalkan aku sendiri menyantap makanan dengan lahap.
" Calling for Andromeda, masih dimana kah ?" terdengar suara panggilan untukku melalui handy talky yang ku taruh dimeja tempat aku makan.
" Ya...hadir.." jawab ku merespon panggilan dengan menekan tombol disamping alat tersebut.
" Nda ..sorry ganggu istirahat nya...rame lagi cuuyyy..." seru Ari masih lewat alat komunikasi jarak pendek tersebut.
" Gue uda beres da Ri...gue kesana " jawabku sambil berlalu meninggalkan EDR.
Entah kenapa setelah beberapa langkah aku berjalan, tubuhku seperti melayang, pengelihatan ku kabur lama-lama menjadi gelap, beruntung ada Indra disana yang menahan jatuhnya tubuh ku.
Author POV
" Andromeda...!!! " pekik Indra
Dia berlari menghampiri temannya dan berhasil menangkap tubuhnya yang lemah dan membawanya ke ruang locker.
Teman-temannya yang melihat kejadian itu ikut membantu Indra.
" Panggil karyawan cewek! cepetan ! " perintah nya
Kebetulan salah staf HR, ibu Ena sedang melewati lorong dimana locker karyawan berada dan melihat kerumunan orang di sekitar itu.
" Bu ...bu Ena! tolong kita bu.. ada yang pingsan di dalem ! " seru salah seorang karyawan.
Bu Ena bergegas menuju kamar locker tempat Andromeda terbaring lemah
" Kenapa ndra??" tanya nya kepada Indra
" Tadi abis makan dia tiba-tiba pingsan Bu..! jawabnya panik
" Ya Tuhan....panas sekali badannya ndra!"
" Tolong lepas sepatu nya ndra..! " titahnya pada Indra
" Kamu tolong panggilkan pak Ujang" titahnya pada salah seorang karyawan yang masih berada disana.
" Kita harus bawa dia ke rumah sakit ndra..." lanjutnya.
" Nda lu masih dimana?? ini rame lagi orderan nya " terdengar suara Ari melalui handy talky yang tergeletak disamping Indra.
" Eehhh...temen lu pingsan! lu kerjain sendiri ! " Jawab Indra kesal.
Ibu Ena diantar oleh Indra membawa Andromeda ke rumah sakit terdekat.
" Gimana dok kondisi Andromeda ?" tanya bu Ena
" Maaf bu, ibu keluarga pasien ?" tanya dokter
" Saya HR staf ditempat pasien bekerja pak, kami yang akan bertanggung jawab " jawabnya
" ohh....baik bu..."
" Kondisi pasien sudah stabil, tapi dia harus di rawat inap selama beberapa hari ini, dia kecapean dan kurang tidur " lanjutnya
" Baik dok... terimakasih " ucap Bu Ena mengakhiri percakapan nya.
" Ndra...coba kamu hubungi keluarga nya "
.
.
.
Bersambung
" Da teteh mah ngalembur wae atuh da " keluh ambu
( Kamu itu kerja lembur terus sih ) / ( Teteh adalah panggilan untuk anak perempuan paling besar )
Aku hanya diam mendengarkan keluh kesah ambu, aku mengerti kekhawatiran ambu, memang iya selama tiga tahun ini aku membenamkan diriku dalam pekerjaan, bahkan aku tak lagi memerhatikan asupan makanan atau bahkan waktu untuk beristirahat.
" Tos ayeuna mah ngalih deui weh sareng Ambu abah nya geulis, hariwang ambu mah..." lanjutnya sambil memasukan pakaiannya kedalam tas.
( Sekarang pindah lagi aja sama ambu abah ya cantik, ambu khawatir )
Hari ini dokter sudah mengijinkan aku untuk pulang setelah empat hari aku diopname ditemani ambu.
Dokter hanya mendiagnosa gejala tipus dan mag akut.
Hari itu aku tidak pulang ke kosan, aku menuruti keinginan ambu agar aku tinggal kembali bersama dengan mereka.
Tiga hari setelah selesai opname aku kembali bekerja.
" Sehat Nda?" tanya Indra.
Kami berpapasan sewaktu mengisi absensi pagi.
" Alhamdulillah Ndru..." jawabku pendek.
Lalu kami menuju locker karyawan bersama dengan karyawan lain yang kebetulan masuk pagi hari ini.
" Nda...abis dari locker ke ruangan saya dulu yah !" seru Bu Ena yang kebetulan sedang melewati tempat locker karyawan.
" Siap bu...bentar lagi kesana "
Di ruangan bu Ena.
" Nda...ini ada surat mutasi yang sudah ditandatangani oleh owner kita, mulai minggu depan kamu dipindahkan ke Lawang Angin di Cisarua Lembang..." ujarnya seraya memberikan secarik kertas untuk aku baca dan tandatangani.
"Kamu besok atau lusa kesana juga buat ketemu sama HRM nya, namanya pak Daniel kasiin surat ini yah " lanjutnya
Mutasi ku memang sudah jauh-jauh hari direncanakan oleh pemilik cafe secara langsung, beliau membuat sebuah wahana wisata yang sangat luas ditempat itu dan aku terpilih untuk menjadi seorang leader disana.
" Oke bu....makasih ya..." ucapku sambil melipat kertas yang tadi diberikan oleh bu Ena.
" Kamu udah sehat Nda?" tiba-tiba beliau bertanya.
" Alhamdulillah bu..." jawabku singkat sembari tersenyum
" Syukurlah kalo kamu udah sehat, nanti kerja kamu disana lebih berat lho Nda..." ujarnya
" Doakan aku sehat terus yah bu " ucap ku.
Aku meninggalkan ruangan bu Ena dan bergegas menuju areal kerjaku. Seperti biasa setiap pagi aku dan rekan-rekan tim ku akan mempersiapkan semua bahan yang akan kami jual hari ini.
" Bu....jadi dipindah ke Lawang Wangi ? tanya Ramdhan disela-sela kesibukan kami, hari ini aku dan dia sama-sama shift pagi.
" Iya Dhan, besok kesana buat ketemu sama HRM nya.."
" Yaah...gak seru ahh kalo gak ada Ibu...gak ada yang cerewetin kita lagi " ujarnya tergelak
" Sialan lu..." ucapku tergelak
Hari itu aku meminta ijin untuk pulang lebih cepat, karena aku harus membereskan barang-barang di kosan, aku berencana untuk pindah kembali ke rumah secepatnya.
.
.
.
" Selamat pagi pak " aku menyapa tiga orang pria yang sedang asik dengan aktivitasnya pagi itu.
" Pagi....! " ucap salah seorang diantara mereka.
" Kamu pasti Andromeda kan?!" tanyanya antusias.
" Iya pak...saya Andromeda " jawabku seraya menjabat tangan pria itu.
" Saya Mahandhika, panggil saja Dhika " ujarnya memperkenalkan diri nya
" Yang di pojokan sana itu namanya bapak Daniel HRM kita, dan yang ini adalah bapak Bonie, beliau adalah Executive Chef kita nanti " imbuhannya
" Hallo...." ucapku menjabat tangan kedua orang yang diperkenalkan oleh Dhika.
" Saya mau kasih surat ini buat bapak..." ucapku pada pak Daniel
" Oke Nda...tapi saya sudah yakin dengan kinerja kamu, apalagi owner kita langsung yang merekomendasikan kamu Nda..." ujarnya menyimpan amplop yang aku berikan padanya tanpa dia buka.
" Kapan kamu siap kerja bareng kita disini Nda? tanya Dhika
" Insyaallah mulai Senin depan pak " jawabku
" Panggil Dhika aja lah...gak usah bapak-bapak an " seloroh nya.
Pagi ini niatku hanya untuk memberikan surat mutasi yang diberikan bu Ena kemarin, tetapi karena Dhika yang memintaku untuk menyurvei lokasi maka aku terpaksa harus ijin untuk tidak masuk kerja di cafe hari ini.
Lahan tempat kerja baruku sangat luas, pak Robert owner yang merekomendasikan aku langsung untuk bekerja disini membuat sebuah wahana wisata paling besar di kotaku. Bahkan areal tempat aku meracik minuman nanti pun berukuran dua kali lebih luas dari tempat aku bekerja saat ini yang menurut ku sudah lumayan luas ukurannya.
Setiap tamu-tamu yang datang nantinya akan dimanjakan oleh berbagai fasilitas berbagai jenis wahana permainan, tempat camping elit, dan tempat makan tentunya dengan kapasitas yang besar.
" Gimana menurut kamu Nda??..oke kan?? tanya Dhika setelah dia memberikan gambaran sekilas tentang taman wisata yang akan segera dibuka itu.
" Awesome sir! " jawabku antusias
" Tapi sorry, ane kagak bakalan ngasih ente anak cewek buat jadi partner...biar ente paling cakep ntar di Bar " ujarnya berseloroh dengan bahasa tubuhnya yang unik
Baru beberapa jam aku berkenalan dengan Dhika, aku merasa dia adalah orang yang baik, antusias dan suka bercanda. Postur tubuhnya tinggi dan besar, berkulit coklat dan berambut cepak.
" Di Origin juga gue gak dikasih anak cewek sir...masa disini gue gak dikasih juga " ujar ku
" Ente kagak cocok kerja bareng cewek, gak bakalan bisa ngejar ente ntar ritme kerjanya " Dhika mulai lebih serius
" Ane liat kerja ente udah lama sebenarnya, cuka ente kagak nyadar aja kita sering kesana " imbuhnya
" Bisa mewek kalo anak cewek kerja bareng ente " ujarnya tergelak.
Aku menggaruk kepalaku tapi tak gatal sama sekali. Apa yang dikatakan Dhika memang benar adanya, selama ini aku selalu mendahulukan kualitas dipekerjaaan. Baik kualitas waktu, kualitas bahan, kualitas kerja dan lainnya, bahkan kualitas skill dan penampilan selalu menjadi sorotan ku dalam menilai kinerja rekan-rekan ku selama ini.
Kami bekerja di garis depan, maka penampilan merupakan nomor satu selain skill dan kedisiplinan tentunya, itu prinsip dasar aku bekerja yang aku terapkan kepada rekan-rekan barista ku.
" Sampe jumpa senin depan yah Nda !" seru Dhika ketika aku ijin pulang sore itu.
" Oke sir! " sahutku berlalu meninggalkan ketiga rekan kerja baruku dengan mengendarai motor matic kesayangan ku.
.
.
.
Bersambung
Author POV
Sudah sebulan semenjak Andromeda bergabung dengan tim baru ditempat kerjanya yang sekarang, dia sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Iklim pegunungan yang dingin, kontur lahan yang menanjak, yang di dominasi dengan pepohonan yang menjulang tinggi. Andromeda sangat menyukai tempat kerja barunya yang lebih dekat dengan alam
" Jadi tema tempat kita adalah family Leisure & Park dimana nanti target market kita adalah keluarga atau orang dengan jumlah yang banyak dalam satu grup " ujar pak Remi orang yang menjabat sebagai manager operasional disana.
" Tapi kita juga akan menyediakan lounge yang menyediakan berbagai macam jenis minuman beralkohol " imbuhnya
" Nda...gimana kamu udah bikin list kebutuhan untuk departemen kamu?" tanya pak Remi
" Sudah pak " jawab Andromeda seraya memberikan berkas laporan yang diminta nya tiga hari sebelumnya.
" Oke...bisa kamu presentasi kan kepada kami?" lanjutnya lagi.
Andromeda lalu memberikan presentasi berkenaan dengan semua kebutuhan departemen yang akan dia pimpin, mulai dari berapa orang yang akan menjadi tim nya, kebutuhan barang dan bahan, juga laporan prediksi pendapatan yang akan dia raih dalam kurun waktu setahun ke depan lengkap dengan acara dan promo-promo yang akan dia selenggarakan bekerjasama dengan tim dari departemen lainnya.
" Oke Nda, bagus banget... lengkap " ujar pak Remi
" Saya akan ajukan semua dokumen ini kepada owner kita agar menjadi bahan pertimbangan untuk beliau mengeluarkan budget untuk kita nantinya " sambungannya.
Meeting hari itupun selesai.
" Keren ente...!" suara Dhika membuyarkan lamunan Andromeda.
" Thanks sir !" jawabnya
" Kenapa ente?? kayak yang lemes gitu?" tanya Dhika
" Gak apa-apa sir, cuma kurang tidur aja " jawabnya berkilah.
" Kapan ente mulai test panel ?" tanyanya lagi
" Lah ..gue belom ada tim sir...kumaha?" ujar Andromeda
" Lu test panel dulu semua menu yang udah lu bikin formula nya bareng kita sambil lu cari dah calon anak buah lu buat ntar " Chef Boni memberikan pendapatnya.
" Okelah kalo begitu " Andromeda bersenandung
.
.
.
" Gelo maneh....! kenceng banget nih Nda " ujar Dhika setelah menenggak habis minuman yang dibuat Andromeda
" Dih lu mah sir...ntar gak bisa pulang lagi, dari tadi maen sosor aja " seloroh Andromeda
" Coba bikin yang lainnya Nda, bikin sekalian buat bapak-bapak yang disana juga " pinta Dhika menunjuk teman-teman yang lainnya.
" Gue gak tanggung jawab yeee kalo ntar pada gak bisa pulang..." jelasnya
" Eehh ..lu juga gabung bareng dong...masa lu bikin tapi kagak lu cobain juga " ujar chef Boni
" Ogah...gue gak pernah minum ditempat kerja, ntar gak konsen lagi..." cetus Andromeda.
Dan benar adanya malam itu mereka terpaksa harus menginap disana yang hanya beralaskan tikar seadanya karena tidak ada satupun dari mereka yang bisa berdiri dengan benar alias mabuk parah akibat memcobai minuman racikan ala Andromeda.
" Pak...nitip yang di dalem yah?" Andromeda menghampiri security yang bertugas pada malam hari
" Lho...neng Nda emang bisa pulang sendiri ?" tanya nya heran dengan gadis yang masih tersadar didepannya.
" Nda gak minum pak...cuma mereka aja " dia tergelak
" Siap atuh neng kalo begitu mah " ujarnya
" Nuhun yah pak...!" ucap Andromeda berlalu dengan sepeda motor matic nya
" Hati-hati neng !"
*******************************
Andromeda POV
Hari ini aku harus memilih calon timku melalui interview. Aku sudah mengantongi kandidat yang bagus yang akan bergabung dengan timku secepatnya.
Dari 20 orang yang aku wawancarai, aku hanya memilih 7 orang saja yang menurutku cocok menjadi bagian dari tim kami.
Aku memperhatikan cara mereka berpenampilan, cara mereka berbicara dan cara mereka menjelaskan kinerja mereka selama ini. Aku pun bertanya kepada mereka hal yang lebih spesifik yakni segala sesuatu tentang minuman beralkohol.
" Oke...tunggu kabar dari kita yah, nanti akan ada staf HR yang akan menghubungi kalian " ujar ku mengakhiri pertemuan hari itu.
.
.
.
" Nda ..pak Robert minta ente siapin buat jamu temen-temennya ntar malem.." cetus Dhika
" Disini sir ?" tanyaku
" Ya iya lah Nda disini...masa dimari ?" seloroh Dhika.
" Masih berdebu lah sir, belom jadi semua gitu ruangannya " kilahku
" Lagi diberesin sama anak-anak service, ente siapin aja semuanya " ujar Dhika
" Kalo ada yang musti dibeli, ente bikin aja list nya, ntar belanja dulu " lanjutnya
" Siapa nanti yang bakal dateng sir ?" tanyaku lagi
" Kolega-kolega nya si beliau lah biasa, cuma katanya ada beberapa orang yang baru juga..ente siap ya??" tanya Dhika memastikan
" Okay lah sir siap..."
" Tenang...ntar gue temenin bareng chef " imbuhnya
" Lha iya...lu yang siapin makanannya... Dodol lu mah sir " kami tergelak bersama
Malam hari tiba, rombongan kolega pak Robert pun memasuki ruangan dimana nantinya lounge akan berada.
Ada sekitar 20 orang disana, aku bertugas sendiri malam ini karena memang aku belum mempunyai tim kerja di departemen ku.
"Nda...!" Pak Robert memanggil ku dengan melambaikan tangan nya
" Coba kamu bikinkan minuman spesial yang kamu kasih ke saya waktu itu yah, sama saya ada bawa wine di mobil, tadi udah minta Dhika buat bawain, tolong di serve ke tamu saya yah " titahnya ramah
" Baik pak " ujar ku membungkuk kan badan
Aku sedikit memberikan atraksi membuka botol wine didepan rekan-rekan pak Robert, aku membuka botol wine dengan menggunakan corkscrew dengan hanya mengeluarkan bunyi "tuk", lalu aku tuangkan wine yang telah aku buka tadi ke pak Robert terlebih dahulu sebagai host untuk beliau cicipi, dan setelah beliau menyetujui, aku tuangkan wine tadi kedalam gelas rekan-rekan nya.
Aku pernah lama menjadi seorang somalier, yakni orang yang bertugas untuk memilih dan menyajikan minuman anggur kepada pelanggan dengan mematuhi peraturan yang sudah baku secara internasional.
Tak lama makanan pun tersaji dihadapan mereka.
Ada sepasang mata yang sedari awal memerhatikan dan mencuri pandang melihatku, sesekali kami bertemu pandang, aku memberikan senyum padanya tanda keramahan sebagai pegawai pak Robert tetapi dia hanya diam dan memberikan anggukan kepala.
Pak Robert memberikan tanda agar minuman spesial yang beliau maksud untuk disajikan ke tengah-tengah mereka, aku kembali sibuk meraciknya sebaik mungkin dan aku sajikan di gelas-gelas khusus agar terlihat cantik dan menggoda selera. Lalu aku membawanya dalam sebuah nampan khusus kehadapan mereka satu per satu.
Malam semakin larut dan semakin banyak minuman yang aku sajikan kepada mereka atas permintaan dari pak Robert, beruntung mereka disertai oleh supir-supir pribadi yang akan mengantarkan mereka pulang dengan aman sampai tujuan.
Tepat jam sebelas malam mereka mengakhiri perjamuannya dan pulang. Begitu pula dengan kami yang sedari tadi sudah membereskan areal kerja kami dan hanya bisa kembali pulang jika mereka pun pulang.
" Gue balik ya...! sahutku berlalu mengendarai motor matic ku
" Tiati Nda..! jangan ngebut! " ujar Dhika
Baru sekitar seratus meter dari tempat aku memarkirkan motor tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah melaju hampir membuatku terjatuh.
" Awas Nda....!!" pekik security penjaga gerbang
Aku belum melewati pintu gerbang Lawang Angin saat itu, sedan itu pun berhenti mendadak. Aku menghampiri mobil sedan mewah itu khawatir dengan kondisi orang didalamnya bersama dengan pak security.
Benar saja, saat aku membuka pintu pria yang sedari tadi mencuri pandang itu ada didalamnya dalam keadaan setengah mabuk.
" Tolong antar aku pulang..." pintanya
" Pa...nitip motor yah, aku antar beliau pulang dulu, besok aku kerja lagi da pa " ujarku
" Iya neng... hati-hati yah " seru pa security seraya memindahkan motor kepunyaan ku.
.
.
.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!