NovelToon NovelToon

Obsesi Cinta Pertama

Bab 1 Kelas baru

Ngos ngos ngos...Mitha panggilan dari gadis yang bernama lengkap Paramitha Putri terus berlari karena gerbang sudah hampir tertutup oleh Pak Kumis satpam di sekolahnya.

"Eits Pak bentar akunya belum masuk" protes Mitha yang mengganjal gerbang dengan kakinya sebelum benar-benar tertutup.

"Si Neng mah kebiasaan masuk teh udah bel untung Bapak belum tutup gerbangnya" omel Pak Kumis sambil bercanda. Sebenarnya namanya Udin tapi karena kumisnya lebat jadi semua siswa memanggilnya Pak Kumis.

"Makasih Pak Kumis yang makin klimis" tanpa ba bi bu lagi Mitha langsung lari karena upacara akan segera dimulai.

Sesampainya di lapangan Mitha langsung bergabung dengan tim PMR karena Mitha aktif di PMR.

"Ck! baru juga hari pertama udah telat aja lo" tegur Anton sang Ketos SMA Garuda.

"Yeyyy bukannya telat tapi gue tuh mepet datengnya Pak Ketos" jawab Mitha sambil matanya terus jelalatan mencari teman sekelasnya.

"Sama aja dodol" ujar Anton, "Udah akh! gue mau check yang lain" sambungnya sambil berlalu.

Setelah 45 menit di bawah mentari pagi dengan mengikuti upacara bendera, semua siswa kembali ke kelas masing-masing kecuali siswa kelas X yang akan mengikuti MOS dan OSIS sebagai panitia MOS masih setia berkumpul di lapangan.

Sesampainya di kelas Mitha celingukan mencari ketiga sahabatnya. Juliea si bule Belanda karena wajahnya mirip none Belanda yang mana mamahnya Juliea ada keturunan Belandanya, sedangkan Papanya seorang dosen asli Indo. Ada Yenita si anggun yang pendiam dan juga Shiren si sipit asli Indo.

Kebetulan setelah tadi upacara Mitha tidak langsung ke kelas tapi malah pergi ke toilet dulu.

"Tha Mitha sini" panggil Juliea sambil melambaikan tangannya.

Mitha pun langsung mendekat

"Lo duduk sama Shiren ya, gue di depan sama Yenita" suruh Juliea saat Mitha sudah ada didepannya. Mereka memilih duduk di dekat jendela dengan posisi Juliea dan Yenita di bangku kedua dari depan sedangkan Shiren sama Mitha di bangku ketiga.

Mitha pun langsung duduk di bangku belakang Juliea dan berkata, "Oke sist"

"Shiren sama Yenita kemana Lea?" Tanya Mitha kemudian seraya menyimpan tas di bangkunya.

Belum sempat Juliea menjawab tiba-tiba handphone Mitha bergetar

Drt...drt...drt

Terlihat di layar handphone Mitha ' Ketos is calling'. Mitha pun langsung mengangkat panggilan teleponnya

"Hallo assalamu'alaikum"

"Lo dimana?"

"Ishh jawab salam dulu kek malah langsung nyerocos. Gue di kelas. Napa emang?"

"Cepetan ke lapangan"

Sambungan telepon pun diputus sepihak dari seberang

"Ishh dasar si Ketos asal tutup aja" gerutu Mitha.

"Lea ke lapangan dulu ya!" pamit Mitha pada Juliea

Saat akan pergi dari kelas, tidak sengaja matanya bersibrobrok dengan mata Zyan yang sedari pertama Mitha masuk menatapnya.

"Eh Zyan makin ganteng aja ga ketemu selama liburan" gombal Mitha, "Wowww itu rambutnya jadi mirip Xu Kai" sambungnya cekikikan sambil berlalu ke lapangan.

Dasar Mitha baperin anak orang tapi tidak bertanggung jawab sedang yang dibaperinnya malah tersenyum senang.

Tet tet tet tet

Bel istirahatpun berbunyi dan semua murid berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, ada yang ke perpus, ada juga yang hanya bersenda gurau di depan kelasnya. Sedang Mitha and temannya sudah pasti tujuan utamanya kantin.

Saat sedang asyik makan sambil bersenda gurau terasa ada yang menggelitik di kantong bajunya

Drt drt drt drt

Hp Mitha bergetar tanda ada panggilan masuk. Saat dilihat tertera dilayar 'Oneng is calling'

Mitha pun segera menerima panggilan dari Oneng yang merupakan seseorang yang telah mengisi penuh hatinya, siapa lagi kalau bukan Andrea Nata Wiratama

"Hallo assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, Ntar pulang jam berapa? Mau ikut nonton gak bareng Yana?"

"Pulang kayak biasanya tapi kayaknya gak bisa ikut nonton deh soalnya cape ngurusin anak MOS"

" Ya udah klo ga ikut, tapi lain kali harus ikut. Gue tutup dulu, Assalamu'alaikum"

Klik! Sambungan telepon langsung terputus

"Wa'alaikumsalam! eh si oneng malah langsung ditutup" gerutu Mitha

"Masih suka jalan sama Andrea?" tanya Shiren

"Masih tapi kadang-kadang" jawab Mitha

"Ck! udah dibilangin juga, gak usah deket-deket sama dia"

"Tapi gw suka jalan sama dia Shi, lagian dia gak neko-neko sama gue"

"Tetep aja dia akan bawa pengaruh buruk sama lo. Lo tau kan, dia itu playboy, suka minum, suka balapan, suka tawuran" cemooh Shiren, "Apa sih yang lo harepin dari dia?" lanjutnya

" Gue gak tau! Yang gue tau, gue cinta sama dia, meski gue tau ga pernah ada nama gue dihatinya" jawab Mitha sambil menundukkan kepalanya. Hatinya terasa teriris karena harus menerima cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.

"Udah udah kita lanjut aja makannya, bentar lagi bel masuk" Juliea menengahi perdebatan Shiren dan Mitha karena malu ternyata seisi kantin sedang pasang kuping untuk mendengarkan perdebatan mereka. Mereka pun melanjutkan makannya dalam diam.

Seusai makan mereka kembali ke kelas, tapi di perjalanan ada pemandangan yang tak biasa.

"Loh bukannya itu Felly ya!" gumam Mitha tapi masih bisa didengar oleh temannya, "Tapi kho bisa akrab sama Zyan ya! apa mereka pacaran?" sambungnya masih asyik dengan pemikirannya sendiri.

"Kenapa Tha? Kho berhenti?" tanya Shiren heran

"Itu Felly kho bisa akrab banget sama Zyan. Apa mereka pacaran ya?" tanya Mitha penasaran sambil menunjuk ke arah Zyan dan Felly yang sedang bersenda gurau.

"Setahu gue sih Zyan jomblo"jawab Shiren, "Abisnya digantung mulu sama si someone padahal mah apa kurangnya coba, tampang oke, otak ga perlu diragukan lagi, baik iya, tajir juga iya" sindirnya

Sedangkan yang disindir malah cengar cengir tanpa beban.

"Gue ga pantes buat dia. Maaf Zy selama ini gue selalu menghindar tiap kali lo mau ngomong serius" batin Mitha

"Samperin yuk!" ajak Juliea sambil menarik tangan Mitha yang kemudian diikuti Shiren dan Yenita

Setibanya di tempat Zyan berada, Mitha langsung menyapa Felly

"Hai Felly! Lama kita gak bertemu" sapa Mitha

"Kak Mitha!" pekik Felly antusias saat disapa Mitha. Mereka pun berpelukan melepas rindu.

"Dek apa kabar?" tanya Mitha

"Alhamdulillah baik Kak"

"Kho udah lama ga maen ke rumah?"

"Iya nih kak, Papanya sibuk terus jadi belum ada waktu" jawab Felly

Ehm ehm ehm

Mitha yang mengerti dengan kode sahabatnya, akhirnya memperkenalkan Felly pada ketiga sahabatnya.

"Dek kenalin ini teman-teman kakak" kata Mitha pada Felly

"Hallo kakak-kakak cantik! kenalin Fellycia Quenby Mahardika" sapa Felly

"Hai! gw Shiren"

"Juliea"

" Yenita"

Sapa mereka sambil bersalaman

"Kamu kenal pak Bens pemilik sekolah ini? kho nama belakangnya sama" tanya Juliea penasaran.

"Beliau papaku" jawab Felly dengan tersenyum manis.

"Kalian pacaran?" tunjuk Shiren pada Felly dan Zyan

"Nggak kho!" bukan Felly yang menjawab tapi Zyan, "Felly tuh udah ku anggap adik sendiri, karena kan aku gak punya adik. Udah gitu rumah kita samping-sampingan" jelas Zyan panjang lebar.

Tet tet tet tet

Karena terdengar bunyi bel tanda istirahat berakhir, mereka pun kembali ke aktivitas masing-masing.

...*****...

Bab 2 Mungkinkah bisa

Selama di bis masih saja terus terngiang apa yang dikatakan Shiren 'apa yang lo harepin dari dia' , 'dia tuh bawa pengaruh buruk'

Masih teringat jelas di ingatan Mitha saat pertama kali bertemu dengan Andrea, saat saat masih satu sekolah, satu kelas selama 3th di bangku SMP. Awalnya hanya keributan keributan dan keributan terus yang terjadi diantara mereka, tapi meskipun mereka sering berantem sering iseng sering jail, mereka masih suka bermain bersama dan terkadang Andrea dan Yana sahabat mereka berdua maen ke rumah Mitha hanya sekedar iseng atau kebetulan lewat di daerah situ.

Terkadang Andrea bersikap manis dengan memberinya setangkai mawar merah sambil berlutut di depannya sambil berkata "Mau gak jadi pacarku", tapi setelahnya dia malah tertawa melihat ekspresi Mitha yang terkaget sambil berkata,"Canda doang juga, baper lo!" hingga berujung aksi kejar-kejaran karena Mitha merasa kesal dikerjai.

Dan saat acara kelulusan SMP, entah iseng entah apa Andrea menulis kata keramat 'I love u' di dada Mitha saat acara corat coret baju sehingga Mitha menjadi baper. Udah mah emang diam diam suka tambah dibaperin jadinya klepek klepek.

Saat Mitha tersadar dari lamunan, ternyata bis yang di tumpanginya sudah sampai pasar padahal seharusnya Mitha turun sebelum pasar.

"Stop pak stop" teriak Mitha saat mobil sudah akan jalan setelah menurunkan penumpang.

"Kenapa tidak dari tadi Neng klo mau turun, malah melamun terus" gerutu Supir

"Iya maaf pak" jawab Mitha sambil bergegas turun dari bis.

"Sial banget kelewat lagi, mana uang tinggal 2 ribu mana cukup buat bayar ojek" gerutu Mitha, "Terpaksa deh jalan kaki mana panas lagi dah gitu kelewatnya jauh" terus aja Mitha ngedumel sendiri. Padahal kan yang salah sendiri siapa suruh melamun.

Saat Mitha sedang asyik dengan dumelannya, terdengar bunyi klakson dari arah belakang.

Tin tin tin

"Apaan sih nih orang udah di pinggir juga" omel Mitha

"Dari mana lo jalan kaki sendiri panas-panasan udah kaya gembel aja" tanya Andrea

"Dari sekolah lah tapi malah kelewat, lagian mana ada gembel imut kaya gue" judes Mitha

"Imut kaya marmut lo" jawab Andrea sambil tertawa, " Mau gue anterin gak? tapi ntar gue anterin Rina dulu" sambungnya.

Karena memang niatnya mau nganterin Rina gebetan baru Andrea yang rumahnya di daerah situ.

Mitha melirik ke jok belakang motor dan benar saja ada cewek cantik yang sedang tersenyum di boncengan Andrea dan Mitha pun membalas senyumannya meski sebenarnya ada yang panas tapi bukan api

"Pantes aja Andrea suka, ceweknya bening banget. Apalah gue yang burik ini"(batin Mitha)

"Boleh deh Ndre tapi beliin gue minum yah haus banget" rengek Mitha ga da malu malunya.

"Dikasih hati minta jantung lo" gerutu Andrea sambil memberi duit selembar kemudian langsung tancap gas sebelum Mitha sadar klo dia hanya dikasih uang goceng.

"Lumayan lah buat beli es kelapa. Alhamdulillah" ucap Mitha bersyukur

Tak jauh dari tempatnya terlihat penjual es kelapa dan Mitha pun menghampirinya.

"Bang satu ya!"

" Dibungkus apa disini Neng?"

"Disini bang"

"Silahkan duduk dulu Neng"

Tanpa ba bi bu lagi Mitha pun mendudukkan bokongnya di kursi plastik yang disediakan.

Tak lama es kelapa pun sudah tersedia dan tanpa permisi lagi, Mitha langsung meneguknya hingga tersisa setengahnya.

Andrea yang baru datang selepas mengantar pacar barunya langsung meneguk es kelapa sisa Mitha

"Eh Oneng itu kan punya gue, kho malah diabisin" sahut Mitha dengan cemberut

"Itu pipi gak usah dikembung-kembungin jadi kayak bakpau aja" sahut Andrea sambil mencubit kedua pipi Mitha gemas.

"Sakit oneng" pekik Mitha kesal

Cup

"Dah tuh udah gw obatin, yang satunya belum Tha tar ngiri lagi" sahut Andrea setelah mencium pipi Mitha sekilas, "Bang es nya dua lagi ya" sambungnya berteriak ke si abang es kelapa.

"Gak mau gue! bibir lo kan bekas nyium banyak cewek" sungut Mitha sebal

"Sotoy lo kayak pernah ngelihat guenyium cewek aja" sahut Andrea sambil menoyor kepala Mitha.

"Ishh! lo mah kebiasaan maen noyor aja. Ntar klo gw bodoh gimana? Lo mau tanggung jawab hah?" sungut Mitha kesal

"Ya udah yok gue mau tanggung jawab. Mau ke KUA sekarang? ayok siapa takut?"

"Gue yang takut ntar ada yang ngelabrak"

"Anak muda jaman sekarang awalnya berantem saling ledek eh lama-lama malah saling suka" sahut si Abang menimpali sambil menyimpan es kelapa pesanan Andrea.

Tanpa banyak bicara lagi mereka meminum es kelapa hingga tandas.

***

Setelah menghabiskan es kelapa dan membayarnya, Andrea dan Mitha pun bergegas untuk pulang. Mitha langsung duduk diboncengan setelah memakai helm.

"Gak pegangan lo? gue mau ngebut nih"

"Gak usah ga bakalan jatuh"

Dan benar saja Andrea langsung menambah kecepatannya hingga Mitha tersentak kaget dan reflek memeluk Andrea. Saat Mitha akan melepaskan tangannya dari pinggang Andrea, tangan Andrea menahannya agar Mitha memeluknya.

"Mungkinkah bisa gue move on dari cinta sepihak ini kalau lo selalu bersikap manis" (batin Mitha)

"Entahlah gue gak ngerti dengan perasaan gw sendiri. Yang gue tau, gw nyaman deket lo Tha meski kadang lo suka judes apalagi saat gue sukses isengin lo jadi hiburan buat hidup gue yang kelam"(batin Andrea)

***

Sesampainya di rumah yang bernuansa tempo doeloe dengan halaman yang cukup luas, Andrea menghentikan motornya karena sudah sampai di rumah neneknya Mitha. Ya memang sedari kecil Mitha dirawat oleh nenek kakeknya karena kedua orang tuanya bercerai disaat Mitha berusia 3 tahun dan ibunya menikah lagi hingga ikut suaminya dan dikaruniai 2 orang anak dari pernikahan keduanya. Sedangkan ayahnya sudah 5 tahun tidak ada kabar beritanya setelah diberitakan kapal yang ditumpangi ayahnya diterjang badai.

"Ehm" Andrea berdehem karena Mitha masih asyik dengan lamunannya sambil memeluk Andrea

"Ehm ehm"

Masih tetap tak bereaksi hingga muncul ide isengnya Andrea

"Mau sampai kapan lo meluk gw? nyaman banget ya!" ucap Andrea sambil mengelus tangan Mitha yang melingkar dipinggangnya.

"E e emang udah sampai ya?" Mitha tergagap menahan malu sambil melepaskan tangannya kemudian langsung turun dari motor

"Lo mau..." belum selesai Mitha bicara, Andrea sudah memotongnya

"Gue mau mampir dulu dan numpang makan di rumah lo"

"Tapi kan...."

"Kenapa?"

"Klo jam segini nenek belum masak, adanya sisa pagi"

"Ya udah lo yang masak" Andrea memicingkan matanya menyelidik Mitha, "Jangan bilang lo ga bisa masak" sambungnya

"Ya bisalah! gue tuh pinter masak air, masak nasi, bikin telor ceplok sama masak mie rebus" Mitha menjawab dengan pedenya.

"Itu mah gw juga bisa" jawab Andrea sambil menoyor pelan kepala Mitha.

"Lo masak mie rebus aja gih, gue laper banget nih" sambungnya sambil berjalan masuk ke rumah Mitha

"Eh si oneng udah numpang pake nawar lagi"

"Lo tunggu disitu gw mau ganti baju dulu terus bikin mie" ucap Mitha sambil menunjuk kursi teras.

Akhirnya mereka pun menikmati mie rebus berdua dengan candaan receh ala mereka.

...*****...

Bab 3 Kakak ter the best

Sementara itu, di kediaman keluarga Pratama terlihat 2 orang pemuda tampan sedang bermain basket di halaman belakang rumah mewahnya. Mereka adalah Zyan Malik Pratama dan kakak tersayangnya Zidan Malik Pratama. Mereka terpaut selisih umur 4 tahun. Meski Zyan terlihat irit bicara tapi murah senyum dan ramah saat di sekolah bersama teman-temannya, sebenarnya dia anak yang manja saat di rumah terutama pada kakak satu-satunya yang selalu memanjakan dan menuruti semua keinginannya.

Berbeda dengan kakaknya yang dingin seperti es dan tegas tapi selalu hangat pada orang-orang yang disayanginya terutama orang tua dan adik satu-satunya.

Duk duk duk

Mereka terus berebut bola dan berusaha memasukannya ke ring. Setelah hampir menjelang magrib permainan pun dihentikan.

"Kak.."

"Hmm" Zidan menjawab hanya dengan deheman sambil melirik ke arah adiknya yang sedang rebahan di atas lapangan basket.

" Pernah gak Kakak jatuh cinta?" tanya Zyan

"Cewek itu ribet Zy, Kakak malas jatuh cinta" jawab Zidan sambil ikut rebahan di samping adiknya.

"Mending baca buku dan belajar hal-hal baru biar memperkaya ilmu kita" sambungnya.

"Itu sih Kakak baca buku mulu ga bosen apa?"

"Kakak baca buku terus juga ada hasilnya Zy, buktinya baru 21 tahun kakak udah selesai S2" terang Zidan

"Iya iya Kakakku emang ter the best" ucap Zyan sambil mengacungkan jempolnya.

"Tapi Kakak pasti nyesel klo ntar ketemu gadis yang bisa buat jantung Kakak berdebar" lanjutnya

"Nyesel kenapa?" tanya Zidan bingung

"Ya pasti nyesel kenapa gak dari dulu ketemu gadis yang bikin jantung berdebar" jawab Zyan enteng.

Pletak

"Kamu itu kayak pernah jatuh cinta aja" seru Zidan sambil menyentil jidat adiknya.

Awww

"Sakit tau Kak! Lagian aku udah tau rasanya jatuh cinta" ucap Zyan sambil senyam senyum sendiri.

"Udah akh! Kakak mau mandi, sebentar lagi adzan magrib" ucap Zidan sembari bangun dan bergegas masuk ke dalam rumah.

Kemudian Zyan pun mengekor Kakaknya masuk rumah untuk membersihkan diri dan melaksanakan sholat magrib berjamaah.

***

Pagi pun menjelang, seperti biasa Zyan berangkat sekolah dengan motor sportnya. Saat sampai halte bus dekat sekolahnya, dia melihat Mitha yang baru turun dari bis.

Tin tin tin

"Eh ada bang Zyan " kata Mitha dengan gaya ceriwisnya.

"Ayo naik bentar lagi bel" ajak Zyan sambil tersenyum

"Hmm gimana yah..." Mitha memutar bola matanya seolah-olah sedang berpikir, "Tapi jangan minta bayaran yah!" ucap Mitha sambil cengengesan.

"Ya nggaklah, emangnya aku kang ojek. Cepetan naik!"

"Wokeh deh Abang Ganteng"

Sesampainya di parkiran ternyata teman sekelas mereka pun baru pada datang sehingga menimbulkan kehebohan saat melihat Zyan dan Mitha baru datang berboncengan.

Suit suit suit

"Cieeeee yang berangkat bareng" kompak temannya seperti paduan suara.

Zyan hanya tersenyum dengan wajah yang merona sedangkan Mitha cuek bebek. Dasar emang Mitha urat malunya udah putus separo.

"Ayo akh Abang Ganteng jangan hiraukan bebek-bebek yang belum makan" ajak Mitha pada Zyan sambil menggandeng tangannya.

"Pepet terus Tha jangan kasih kendor" ucap Anton disambut gelak tawa teman-temannya.

Akhirnya mereka pun berjalan beriringan ke kelas dengan canda ria.

***

Seusai jam pelajaran berakhir semua siswa pun berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah tapi tidak bagi Mitha yang masih asyik berbalas pesan dengan Andrea sampai kelas kosong hanya tinggal berdua dengan Zyan yang masih memperhatikan Mitha yang tak kunjung keluar kelas.

"Asyik sekali dia chatingan sampai gaj sadar kelas udah kosong, sama siapa ya?" batin Zyan

Pandangan mata tak lepas dari Mitha. Setiap gerak-geriknya selalu dalam pengawasan Zyan. Hingga Mitha mengakhiri chat nya dan bergegas keluar kelas barulah Zyan menyusulnya.

"Tha Mitha tunggu" panggil Zyan

"Kenapa Zy" Mitha heran kenapa Zyan memanggilnya

"Mmmm anu..."ucap Zyan sambil menggaruk tengkuknya, kemudian mendekat dan berbisik "Rok kamu tembus" sambungnya langsung memakaikan jaketnya di pinggang Mitha.

Deg

Blush! Muka Mitha langsung memerah seperti kepiting rebus karena malu

"Aduh malu banget gue pake ketauan tembus lagi" batin Mitha

"Ma ma makasih Zy" gagap Mitha.

"Santai aja Tha" jawab Zyan dengan tersenyum. "Mau pulang bareng ga?" imbuhnya

"Gimana ya..gue.." belum selesai Mitha menjawab, Andrea sudah memanggilnya.

"Tha ayo cepetan! elah gue tungguin juga lo malah asyik ngobrol" teriak Andrea dengan kesal

"Iya sabar napa...ini juga lagi jalan" teriak Mitha karena jarak mereka lumayan jauh Mitha masih di parkiran sedang Andrea menunggu depan gerbang

"Pulang duluan ya Zy, ini jaketnya gmn? ntar lo gak pake jaket" pamit Mitha

"Gapapa Tha pake aja dulu" kata Zyan

"Kenapa Tha? jaket siapa yang lo pake?" tanya Andrea mendekat karena kesal dari tadi menunggu apalagi saat melihat Mitha berjalan berdua dengan cowok dan melihat tatapan memuja dari cowok itu. Entahlah rasanya gerah kesal campur aduk.

"Oh ini punya Zyan, tadi dia kasih pinjem ke gue"

"Pake punya gue aja" ketus Andrea sambil membuka jaket Zyan dan memakaikan jaket miliknya.

"Nih punya lo!" kata andrea memberikan jaket milik Zyan.

"Ayo!!" ajak Andrea sambil menarik tangan Mitha.

"Duluan Zy" pamit Mitha setengah berlari mengikuti langkah panjang Andrea.

"Iya hati-hati Tha" sahut Zyan dengan tatapan sendu menatap kepergian Mitha

"Sepertinya aku udah gak punya kesempatan tapi bagaimana dengan hatiku yang masih mengharapkanya. Meski aku tahu kata manismu hanya gombalan receh tapi hatiku tak bisa berpaling darimu karena mencintaimu tak sebercanda itu." batin Zyan

Zyan menatap nanar kepergian belahan jiwanya.

Sementara itu Andrea masih menggerutu dengan kejadian tadi.

"Lo kenapa sih mau-maunya pake jaket dia" cecar Andrea kesal, entah kenapa hatinya merasa tak terima saat melihat Mitha jalan berdua dengan laki-laki lain. Apalagi melihat Mitha tersenyum manis padanya, ingin rasanya dia menendang laki-laki itu sampai ke kutub utara biar tidak pernah bertemu lagi dengan Mitha

"Dia cuma mau nolong gue biar ga malu, lagian dia sahabat gue, wajar donk klo dia mau nolong" ucap Mitha tak terima dicecar Andrea

"Ck! Sahabat lo bilang? Lihat mata dia klo nglihat lo kaya elang yang lagi cari mangsa"

"Ga pa pa kali Ndre klo dia suka sama gue, kan gue jomblo. Masa lo aja yang boleh pacaran. Gue juga mau punya pacar yang cinta sama gue perhatian, baik, pinter kayak..."

"Stoppp ga usah diterusin! Budek lama-lama kuping gue denger ocehan lo" sentak Andrea kesal

"Lah kho dia marah, emang salah omongan gue?"gumam Mitha pelan tapi masih bisa didengar Andrea

"Salah besar oon! Kalau lo masih bangga-banggain cowok lain depan gue, gue turunin lo disini" sahut Andrea kesal

Mitha pun akhirnya bungkam tidak mau lagi memancing kemarahan Andrea daripada harus diturunkan di jalan.

...*****...

...Happy reading...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!