Pukul 20:00 di sebuah hotel ternama di Amerika.
Kamar 405 ada seorang wanita bersama seorang pria paru baya umuran sekitar 50 sedang berduaan di dalam kamar.
Tampak wanitanya itu sedang berendam air busa di dalam bak mandi sambil memegang gelas bir tangan kanannya.
Dari belakang wanita itu tampak cantik dengan kulit putih mulus, rambut warna hitam yang dikuncir.
Tiba-tiba pria itu masuk ke dalam kamar mandi menggunakan handuk kimono hotel berwarna hitam.
"Sayang, kamu sudah selesai mandi?" ucapnya berjalan menghampiri wanita itu.
"Berhenti disitu!"
"Ada apa sayang?" ucapnya, menghentikan langkahnya.
"Ambilkan handukku di atas tempat tidur, setelah itu aku akan melayanimu dengan puas sampai kau tidak akan lupa dengan malam ini." Ucap wanita itu dengan nada suara yang manis.
"Baik lah sayang, tunggu sebentar aku akan kembali." Ucapnya berjalan keluar dari kamar mandi dengan wajah gembira.
Pria tua itu dengan cepat mengambil handuk kimono yang sama dengan dia pakai.
Saat dia masuk kembali ke dalam kamar mandi, dia terkejut melihat wanita itu sudah menghilang dari bak mandi.
"Sayang kau di mana, aku membawakan handukmu." Ucapnya perlahan berjalan masuk.
Ternyata wanita itu berdiri dibelakang pintu kamar mandi dengan pakaian celana pendek setinggi paha dengan tanktop tanpa tali setinggi dadanya.
Wanita itu perlahan-lahan berjalan di belakang pria itu, saat yang bersamaan pria itu berbalik mengacungkan senjata api.
"Sayang, kenapa kau bersembunyi dariku." Ucapnya berjalan mendekati wanita itu.
"Apa yang kau rencana wanita ******!" ucapnya marah.
"Aku datang untuk membunuhmu Tua bangka," ucapnya tersenyum.
Pria melepaskan tembakan ke arah wanita itu.
...Door!!!...
Peluru itu melaju dengan cepat yang gigis hampir mengenai perut wanita itu.
Wanita itu meloncat berputar di udara, kedua kakinya mendarat di dada pria itu.
Sampai tubuh pria itu terjatuh ke lantai, wanita itu langsung mengambil senjata api yang ada di bawah kaki pria itu.
Dia menodongkan senjatanya ke arah pria itu.
Saat wanita itu mau menembak pria itu. Tiba-tiba pria itu melemparkan pisau kecil ke arahnya, pisau itu menancap di bawah dada di samping kanan perunya.
Wanita langsung melepaskan pelatuk pistolnya.
...Door!!!...
Pelurunya mengenai dada pria itu.
Dia kembali melepaskan pelatuknya.
...Door!!!...
...Door!!!...
...Door!!!...
Tiga peluru menancap di tubuh pria itu.
Darah pria itu mengalir kemana-mana, sampai tubuh wanita itu juga kena.
Wanita itu melangkahi mayat pria itu pergi ke bak mandinya.
Dia mencabut belati yang menancap di perutnya,
Dia meletakan belati dan pistolnya di samping bak mandi di mana ponsel dan handuknya berada.
Alice morobek kain putih panjang yang tergantung disamping bak mandi.
Dia melilitkan kain itu di perutnya untuk menahan darah yang akan terus menerus keluar dari lukanya.
Wajahnya cantik dan polos bisa menipu banyak orang. Adalah wanita pembunuh bayaran yang bisa membunuh mangsanya dalam waktu semalam.
Dia kenal dengan nama Alice atau wanita semalam.
Alice adalah wanita yang dibesarkan tanpa ada sosok kedua orang tua. Sewaktu dia kecil, dia hidup dijalan sebagai pencuri dan penipu di jalanan.
Sampai di usianya 10 tahun Alice dibawa oleh seorang pria berusia 30 tahun ke Amerika, disana dia dilatih menjadi pembunuh bayaran yang terkenal sampai saat ini.
Setelah dia memberikan darah di tubuhnya, Alice berjalan keluar kamar mandi menggunakan handuk setinggi paha.
Alice kembali menggunakan gaun merah panjang yang terbelah sampai paha, yang dia pakai saat datang dengan pria tua itu.
Alice menelpon rekan untuk menjemput sekarang juga.
Tidak cukup 10 menit rekan Alice datang menjemputnya.
Alice membuka jendela, angin malam yang kencang membuat baju dan rambutnya berterbang. Tampak di hadapannya ada satu helikopter sudah siap untuk menjemputnya.
Alice melompat dari lantai 76, saat dia melompat tangannya meraih tali tambang yang diturunkan oleh helikopter itu. Alice pergi dari hotel dengan tubuh yang masih bergelantungan di tali.
Helikopter yang bawa Alice berhenti di sebuah gedung tinggi, tampak alice melompat ke atas gedung sampai tubuhnya terguling.
Helikopter itu pergi setelah mengantarkan Alice ke tempat yang dimintanya.
Alice beranjak berdiri pergi ke lift.
Di dalam lift dia mendapatkan telepon dari seseorang
...Kring......
...Kring......
...Kring......
"Bagaimana tugas aku berikan?" ucap pria itu.
"Sudah beres, sekarang aku akan kesana untuk mengambil uangku." Ucapnya, berjalan keluar dari lift.
Alice turun di lantai 56.
Saat Alice keluar dari lift dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pria tampan bertubuh tinggi kekar.
Alice terjatuh ke lantai, saat dia berbalik pria itu sudah masuk ke dalam lift.
"Astaga aku hampir lupa, uangku." Ucapnya beranjak berdiri.
Dia langsung bergegas pergi ke kamar hotel nomor 250 yang ada lantai itu
Di dalam lift pria Tua yang ada disampingnya bertanya.
"Tuan Kenzo yakin akan menjual berlian hijau itu pada Tuan Braden? bagaimana kalau Tuan Braden hanya mau menjebak Tuan!"
"Itu tidak akan terjadi!" ucapnya dengan tatapan tajam.
Saat Alice masuk ke dalam kamar, sudah ada seorang pria tampan yang duduk di sofa sambil menikmati segelas alkohol.
Di belakang pria itu ada dua pria yang berdiri, mereka adalah anak buahnya.
Alice duduk disamping pria itu, dia mengambil gelas bir yang ada di hadapannya.
"Berikan uangku sesuai dengan yang kau janjikan," ucapnya, meminum bir itu dengan satu kali teguk.
"Letakan kopernya di atas meja," ucapnya memerintahkan anak buah yang memegang koper uang.
"Buka kopernya," ucap Alice.
Anak buah pria itu membuka koper itu, tampak koper itu penuh dengan uang Dollar.
"Tutup!" ucap Alice.
Koper itu ditutup kembali.
Pria itu tiba-tiba menarik tubuh Alice duduk di pangkuannya.
"Bagaimana kalau kau bermain denganku sebentar, aku akan memberikanmu dua kalipat." Ucapnya memegang pinggul Alice.
Alice memajukan tubuh mendekati dengan tubuh pria itu sambil meraba dada pria itu.
"Bermain denganmu?" ucapnya tersenyum, mengelus dada pria itu.
"Aku akan membuatmu menikmatinya," ucap Pria itu majukan bibir ke bibir Alice.
Tiba-tiba Alice mengambil belati yang ada di pahanya.
"Aku bukan wanita penghibur Tuan Braden," ucap Alice tatapan yang tajam mengarahkan ujung belatinya ke leher pria itu.
Anak buah Braden menodongkan senjata mereka ke arah Alice.
"Aku bisa menggorok leher Tuanmu, sebelum peluruh kalian menembus kepalaku." Ucap Alice dengan tatapan mata mengerikan.
"Turunkan senjata kalian," ucap Braden sambil menaikan wajahnya.
Kedua anak buahnya menurunkan senjata mereka.
"Aku hanya bercanda denganmu," ucap Braden tersenyum.
Alice menurunkan belatihnya. Ada tetesan darah yang keluar dari bekas ujung belati di leher pria itu.
Alice turun dari pangkuan Braden, dia mengembalikan belatinya ke sarung belati yang ada di pahanya.
Lalu dia mengambil koper itu membawanya keluar dari kamar itu.
Sebelum Alice membuka pintu kamar, dia berbalik ke belakang.
"Kalau masih ada orang yang kau ingin aku lenyapkan, kau bisa datang menemuiku di apartemenku." Ucap Alice melempar selembar kertas yang bertuliskan alamat apartemennya.
Alice pergi meninggalkan kamar hotel itu.
"Gadis yang menarik," ucap Braden tersenyum, mengusap darah yang keluar dari lehernya.
Bersambung.
Jangan Lupa dukung author dengan cara😊
- Like
- Komentar
Di Pagi hari..
Pukul 07:30 tampak dari udara, ada rumah besar yang dikelilingi oleh para penjaga yang bersenjata.
Rumah itu tampak sangat mewah di dalamnya ada puluhan pelayan bekerja disana.
Terlihat ada seorang pria tampan berbadan kekar sedang berenang di halaman belakang.
Tiba-tiba ada seorang pria berpakaian rapi datang menemuinya di kolam renang.
"Kapan kau datang kemari Kenzo?" ucap pria itu berdiri dipinggir kolam.
Tuan Kenzo berenang ke pinggir kolam, dia perlahan-lahan menaiki tangga naik ke atas menemui pria itu.
Saat Tuan Kenzo berjalan, air di tubuhnya menetes ke lantai. Terlihat bentuk tubuh six pack yang dimiliki Kenzo begitu sempurnah.
"Memangnya apa urusannya denganmu," ucapnya.
"Brengsek, rasanya aku ingin menghajarmu." Ucap pria itu melemparkan handuk ke badan Tuan Kenzo.
"Aku tidak sempat mengabarimu kemarin malam, soalnya aku harus bertemu dengan seseorang." Ucapnya.
"Hari ini wanita yang mana lagi kau bawa kesini Leon," ucap Kenzo dengan tatapan yang tajam.
"Yang pasti wanita itu cantik dan seksi," ucapnya tersenyum sambil menaikkan alisnya.
"Dasar buaya."
Leon adalah sepupu Tuan Kenzo dari keluarga ayahnya. Leon adalah anak dari Arya dan Valeria. Dia menetap di Amerika saat usianya masuk 17 tahun.
Leon dan Kenzo punya hubungan yang sangat dekat dengan Leon seperti saudara.
Kenzo dekat dengan Leon sejak umurnya 12 tahun dan Leon saat itu baru saja masuk usianya 3 tahun.
Walaupun jarak umur yang sangat jauh, Leon tidak pernah menyebut Kenzo dengan sebutan Paman. Karena Tuan Kenzo yang minta Leon untuk menyebut namanya saja, agar hubungan mereka tetap akrap seperti jaman anak-anak.
Tuan Kenzo dan Leon berjalan masuk ke dalam rumah.
"Hari ini kau mau makan apa? aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkannya." Ucap Kenzo.
"Terserahlah, kebetulan aku juga belum sarapan," ucapnya.
Saat mereka berdua pergi ke meja makan, disana ada seorang wanita berambut pirang mengenakan dress pendek berwarna cokelat duduk di meja makan.
"Apa itu wanitamu?" ucapnya menengok ke arah Leon.
Leon mengangguk.
"Selerahmu memang tidak pernah berubah." Ucapnya
Wanita itu tersenyum ke arah Tuan Kenzo, tapi dia mengabaikannya.
🌹🌹🌹
Di Apartemen Alice.
Terlihat Alice keluar dari apartemennya menggunakan baju fitnes berwarna hitam dengan dipadukan topi dan sepatu berwarna putih.
Alice berjalan ke lift, turun ke lantai bawah.
Di depan gedung apartemennya, Alice berlari kecil.
Setiap pagi Alice selalu melakukan rutinitas untuk lari pagi di sekitaran apartemennya.
Saat Alice sudah berlari jauh dari sekitaran apartemennya, tiba-tiba ada lima pria yang ikut berlari di belakangnya.
Alice tidak mempedulikan kelima pria itu, dia terus berlari seperti biasa.
Lima pria itu terus mengikuti Alice kemana pun dia berlari.
Alice tidak suka diuntit, berlari masuk ke dalam lorong kecil.
Kelima pria itu ikut berlari masuk ke dalam lorong kecil.
Saat mereka masuk, Alice berdiri di tengah lorong menunggu mereka.
"Siapa yang menyuruh kalian mengikutiku!" ucapnya dengan tatapan yang tajam, sambil tolak pinggang.
Kelima pria saling itu menatap satu sama lain, tanpa berkata apapun mereka berlari menyerang Alice dengan senjata api.
...Door!!!...
...Door!!!...
...Door!!!...
Melihat banyak peluru yang melaju dengan cepat ke arahnya, Alice berlari ke tembok yang ada di sampingnya. Dia berjalan di tembok memutarkan tubuhnya melayang di atas peluru.
Kakinya mendarat di aspal dengan sempurna. Dia berlari menendang kelima tangan pria.
Senjata mereka semua terjatuh ke aspal, Alice menarik kelima senjata itu ke arahnya dengan menggunakan kakinya
Alice menendang satu persatu senjata api itu melayang di atasnya dengan gerakan yang sangat cepat.
Kelima pria itu terkejut melihat lima senjata api milik mereka masuk ke dalam tong sampah besar yang letaknya sangat jauh dari belakang Alice.
"Maju kalian!" ucapnya tatapan mata yang tajam.
Kelima pria itu maju bersamaan melawannya, dia mengajar pria-pria itu sampai babak belur.
Mereka semua terbaring di aspal dengan wajah yang penuh luka lebam.
"Ayo bangun!" teriaknya.
"Cuman segitu nyali kalian, Ha!" teriaknya marah.
Tiba-tiba orang yang menyewa jasanya kemarin malam datang.
"Kau?" ucapnya terkejut.
"Apa kabar sayang, kita bertemu lagi." Ucapnya melepaskan kacamatanya.
"Jadi mereka semua anak buahmu," ucapnya tatapan yang tajam.
"Yes, mereka anak buahku." Ucapnya tersenyum.
"Ada masalah apa kau denganku, kenapa kau menyuruh anak buahmu mengikutiku." Ucapnya dengan raut wajah serius.
Anak buah Tuan Braden berdiri berjejer di sampingnya.
"Aku punya tugas baru untukmu, maka dari itu aku datang untuk melihat sendiri bagaimana kemampuanmu."
"Berapa yang kau janjikan padaku, jika aku berhasil membunuhnya?"
"Dua kali lipatnya yang kau dapatkan semalam!"
"Baiklah aku setuju, siapa orang yang harus aku lenyapkan itu?"
"Namanya adalah Tuan Kenzo,"
"Sepertinya aku pernah mendengar nama ini," batinnya.
"Dia adalah pemimpin Vandalas, pemegang kuasa terbesar di kalangan penyeludup di pasar gelap, setelah kejayaan Serigala putih dan Liones berakhir. Dia adalah musuh terbesarku untuk bisa menguasai penuh perdagangan pasar gelap."
Vandalas adalah gabungan antara geng Serigala putih dan Liones. Kenzo menyatukan kedua geng itu setelah mereka kehilangan pemimpin mereka.
"Sekarang dia di mana?"
"Dia ada di kota ini, sore ini kami akan bertemu di perbatasan kota Pravo dan Newark."
"Untuk cara yang kau gunakan membunuh Tuan Smith tidak bisa kau gunakan untuk membunuhnya. Kenzo tipikal yang tidak mudah untuk percaya dengan wanita, dia cenderung membatasi dirinya dengan wanita."
"Aku masih punya banyak cara untuk membunuhnya. Kau siapkan saja uangnya," ucap Alice tatapan tajam.
Sebelum Alice pergi, Tuan Braden memberikan satu lembaran foto Kenzo yang diambil anak buahnya dari jarak jauh saat Kenzo akan masuk ke dalam mobil.
🌹🌹🌹🌹
Waktu pagi telah berganti sore.
Tampak di tengah perbatasan kota Pravo dan Newark ada empat mobil hitam terparkir di tengah jalan dengan jalur yang berbeda.
Di sisi sebelah ada Tuan Kenzo dan Tuan Hendrik bersama anak buahnya dan sisi lainnya ada Tuan Branden dengan anak buahnya.
Tampak Tuan Hendrik memegang koper berwarna hitam.
Tuan Kenzo bersama Tuan Hendrik bertemu dengan Tuan Braden ditengah-tengah jalanan.
"Mana barangnya," ucap Braden.
Tuan Hendrik menunjukan isi koper itu dihadapan Tuan Braden, tampak di dalamnya ada berlian berwarna hijau yang ukuran cukup besar.
Setelah Tuan Hendrik memperlihatkan barang mereka, dia menutup kembali koper itu.
"Tunjukan uangnya!" ucap Kenzo dengan tatapan tajam.
"Tujukan pada mereka," ucapnya memerintahkan anak buahnya menunjukkan koper uang yang mereka bawa.
Tampak uang Dollar yang tersusun rapi di dalam koper.
Pada saat Tuan Kenzo dan Tuan Braden mau menukar koper mereka.
Tiba-tiba....
...Door !!!...
Suara tembakan.
Semua orang dikejutkan dengan suara tembakan yang tidak di tau dari mana asalnya.
Tuan Hendrik terkejut melihat bahu kiri Tuan Kenzo yang terluka.
"Lindungi Tuan Kenzo," teriaknya.
Anak buahnya langsung berlari mengelilingi Tuan Kenzo dengan senjata api ditangan mereka.
"Siapa dia ?" ucapnya melihat ke arah bukit.
Kenzo melihat ada seseorang dari balik bungkit yang jarak cukup jauh dari jalan.
Kenzo dibuat penasaran dengan orang yang berani menembak secara diam-diam.
Anak buah Tuan Kenzo membawanya masuk ke dalam mobil,
Tiba-tiba...
...Door!!!...
Suara tembakan kembali terdengar, salah satu anak buah Tuan Kenzo terjatuh.
Anak buah Tuan Kenzo kebingungan mencari arah peluru itu.
Di atas bukit tampak ada seorang wanita berpakaian baju serba hitam sedang tiarap sambil memegang senjata api jenis sniper.
Wanita itu adalah Alice, dia sedang membidikkan pelurunya ke arah kepala Kenzo.
Saat waktu sudah pas, dia melepaskan pelatuk senjatanya.
Peluru itu melaju dengan cepat ke arah Kenzo, tapi sayang pelurunya meleset.
Untuk peluru ketiganya malah mengenai anak buah Tuan Kenzo yang berusaha melindunginya dari segala arah.
Tuan Kenzo masuk ke dalam mobil bersama Tuan Hendrik yang masih memegang koper.
Sedangkan anak buahnya masih berdiri mengelilingi mobil untuk memastikan keselamatan Tuan Kenzo saat dia masuk ke dalam.
Mobil Tuan Kenzo meninggalkan tempat itu, dan anak buahnya juga ikut pergi dengan mobil yang berbeda.
"Sial, aku gagal." Ucapnya marah.
Ini pertama kalinya Alice mengalami kegagalan dalam misinya.
"Bodoh!" ucap Alice mengambil snipernya turun dari bukit.
Dia berlari menuruni bukit, meloncat dari bebatuan besar di bawah bungkit.
Tampak Tuan Braden berdiri di jalan menunggu Alice turun dari bungkit.
"Kau sudah gagal!" ucapnya kesal.
"Berikan aku satu kesempatan lagi, aku pasti akan membunuhnya."
"Aku akan memberikanmu kesempatan itu, dan kali ini aku tidak mau kau gagal lagi."
Tuan Braden pergi ke mobilnya bersama anak buahnya meninggalkan Alice ditengah jalan.
Bersambung.
Jangan Lupa dukung author dengan cara😊
- Like
- Komentar
- Vote
Kediaman rumah Tuan Kenzo.
Tampak Tuan Kenzo keluar dari mobilnya sambil memegang bahunya yang terluka.
"Sial, dia menjebakku." Ucapnya marah.
Tuan Kenzo berjalan masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang marah.
Salah satu pelayan wanita muda di rumahnya datang menghampiri Tuan Kenzo.
"Astaga Tuan, bahu anda terluka." Ucapnya panik, memegang bahu Kenzo.
"Minggir!" bentaknya.
Tuan Kenzo mendorong pelayan wanita itu ke lantai.
"Berani kau menyetuhku!" teriaknya marah.
"Tuan Hendrik, cepat kemari!"
Tuan Hendrik yang masih berada di luar rumah, berjalan dengan cepat mendengar teriakan amarah Tuan Kenzo.
"Ada apa Tuan?" Ucapnya berdiri di samping pelayan.
"Bawa wanita ini keluar sekarang juga! potong tangan kanannya! itu hukuman yang pas untuknya."
Mendegar ucapan Tuan Kenzo, wanita itu berteriak memohon ampun padanya. Dia adalah pelayan baru di rumah itu belum tau aturan yang mengerikan di rumah itu.
"Ampuni saya Tuan, jangan potong tanga saya." Ucapnya menangis.
Tuan Kenzo tidak menghiraukan perkataan pelayan itu, anak buahnya langsung menyeret wanita itu keluar.
Mereka membawanya ke ruang bawah tanah, disana semua orang yang mendapat hukuman dari Tuan Kenzo dilaksanakan.
Para pelayan yang melihat kejadian itu tampak tidak peduli, mereka kembali mengerjakan tugasnya masing-masing.
Mereka lebih baik diam dari pada mengatakan sesuatu bisa membuat Tuan Kenzo marah yang mengakibatkan mereka bernasib sama seperti pelayan itu.
Tuan Kenzo tidak pernah mengizinkan seorang wanita menyentuh tubuhnya, kecuali ibunya dan satu orang wanita dari masa lalunya.
Kenzo dulu mempunyai wanita yang sangat dia cintai namanya Jesslyn.
Jesslyn adalah kekasih Tuan Kenzo yang membuat hatinya membeku seperti es. Setelah Tuan Kenzo kehilangan kekasihnya dihari pernikahan mereka.
Jesslyn kehilangan nyawa akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya, saat Jesslyn dalam perjalan menuju ke tempat pernikahan.
Kehilangan Jesslyn dalam hidupnya membuat Tuan Kenzo menjadi pria yang egois. Dia membatasi dirinya dengan para wanita.
Tuan Kenzo jatuh cinta dengan Jesslyn karena kepribadian dan sikap lembut yang dimilikinya. Tuan Kenzo pertama kali melihat Jesslyn saat dia datang ke toko bunga milik Jesslyn.
Di saat itu Tuan Kenzo jatuh cinta pada wanita bernama Jesslyn, senyuman manis dan wajahnya yang cantik langsung memikat hatinya.
🌹🌹🌹
Di malam hari tepat pukul 21.00, terlihat Tuan Kenzo yang turun dari tangga dengan pakaian yang rapi.
Tuan Hendrik menghampiri Tuan Kenzo di depan tangga.
"Mobil sudah siap Tuan," ucapnya.
"Kita pergi sekarang," ucapnya tatapan yang tajam.
Tuan Kenzo dan Tuan Hendrik naik mobil yang sama. Sedangkan anak buahnya naik mobil yang berbeda.
Ditengah perjalanan mereka menuju ke Klub, tiba-tiba mobil yang dikendarai Kenzo berhenti mendadak ditengah jalan.
Mobil anak buahnya yang mengikuti dibelakang ikut berhenti tidak jauh dari mobil Tuan Kenzo.
"Ada apa ini, kenapa berhenti?" ucapnya marah.
"Ada seorang wanita berdiri ditengah jalan," ucap Tuan Hendrik menoleh kebelakang.
"Singkirkan wanita itu!" ucapnya.
Tuan Hendrik menyuruh anak buahnya yang membawa mobil mereka keluar untuk membereskan wanita yang berdiri di depan mobil mereka.
Tampak seorang wanita berambut hitam panjang bergelombang berdiri ditengah jalan sambil memegang pistol.
Ternyata itu adalah Alice.
"Nona menghalangi jalan kami," ucapnya memegang pergelangan tangan Alice.
Alice menatap anak buah Tuan Kenzo dengan tajam seperti mata elang.
Tatapannya membuat mereka semua gemetar dalam tubuhnya.
Anak buah Tuan Kenzo menarik tangan Alice membawanya ke pinggir jalan, sebelum mereka sampai di pinggir disaat itu juga Alice menarik tangan pria itu membantingnya ke jalan.
...Krek!!!...
...Krek!!!...
...Krek!!!...
Suara tulang punggung yang patah, dia membanding tubuh pria itu dengan keras.
Raut wajah anak buah Tuan Kenzo tampak begitu kesakitan memegang punggungnya.
"Malam ini juga aku harus menyelesaikan tugasku!" ucapnya berjalan ke mobil Tuan Kenzo.
Dia sudah sudah mempersiapkan pistolnya untuk menembak Kenzo.
"Buka pintunya!" teriak Alice mengentok-ngetok pintu kaca mobil Kenzo.
Tuan Kenzo yang melihat Alice di depan kaca mobilnya dibuat melongo.
"Wanita ini?" batinya.
Tuan Kenzo langsung membuka pintu mobilnya.
Dengan bersamaan anak buahnya keluar mobil mereka yang berada di belakang mobil Tuan Kenzo.
Enam pria bertubuh tinggi kekar berlari ke arah Alice.
Saat Tuan Kenzo melangkahkan kakinya keluar, Alice mengarahkan pistolnya ke depan pintu mobil mau menembaknya.
...Door!!!...
Pupil mata Tuan Kenzo membesar dengan raut wajah memerah melihat wanita di hadapannya terjatuh dipelukannya.
Sebelum Alice melepaskan pelatuk pistolnya, anak buah Tuan Kenzo lebih dulu menembak dirinya dari samping.
Peluru itu mengenai bagian tulang rusuk Alice.
Alice langsung terjatuh dipelukan Tuan Kenzo dengan kondisi setengah sadar.
Tuan Hendrik keluar bersamaan dengan Tuan Kenzo, dia dibuat terkejut dengan Kenzo yang memeluk tubuh Alice dengan air mata yang menetes.
"Siapa yang menembaknya!" teriaknya marah.
Wajah Tuan Kenzo memerah sampai memperlihatkan urat di wajahnya.
Ini pertama kalinya mereka melihat Tuan Kenzo sangat marah, beriringan dengan air matanya yang menetes.
"Ada apa dengan Tuan Kenzo, kenapa dia begitu marah karena wanita yang hampir saja membunuhnya." Ucap anak buahnya panik.
"Siapa menembaknya!" teriaknya, terus memeluk tubuh Alice.
Anak buahnya yang menembak Alice maju paling depan menunjukan dirinya.
Tubuhnya gemetar ketakutan menundukkan kepalanya.
"Beraninya kau menembak Jesslyn!" ucapnya marah dengan pupil mata yang membesar.
...Door!!!...
...Door!!!...
...Door!!!...
...Door!!!...
...Door!!!...
Kenzo menembak anak buahnya dengan brutal sampai tubuh anak buahnya terjatuh di aspal tidak bernyawa.
Amarahnya begitu menggebu-gebu di dalam dirinya.
Alice yang masih setengah sadar mendengar Tuan Kenzo menyebutnya sebagai Jesslyn.
"Jesslyn?" ucapnya, menutup matanya tidak sadarkan diri.
"Kamu harus bertahan Jesslyn," ucapnya ketakutan, menggendong tubuh Alice masuk ke dalam mobil.
"Kita rumah sakit sekarang!" ucapnya.
"Tapi Tuan, anda ada temu janji dengan Tuan Jordan." Ucap Tuan Hendrik.
"Batalkan saja!" ucapnya dengan tatapan yang tajam.
"Cepat jalan!" ucapnya marah.
"Baik Tuan," ucap anak buahnya menjalankan mobil.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!