NovelToon NovelToon

Takdir Alea

Prolog

Pengenalan Tokoh

Alea Humaira

Alea Humaira, anak ke 2 dari dua bersaudara. Memiliki seorang kakak perempuan yg sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di kota Y, tidak jauh dari kota S tempat kelahiran mereka.

Alea gadis sederhana berparas manis, dengan rambut hitam panjang bergelombang, hidung mancung dan kulit kuning langsat khas wanita Indonesia. Tingginya yang tak lebih dari 156 cm membuatnya tampak mungil di bandingkan teman teman seusianya.

Alea dan kakaknya Aina di asuh oleh sang nenek semenjak kedua orang tua mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan kereta api saat Alea berusia 15 tahun.

Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru semasa hidupnya. Mereka hidup dengan sederhana. Orang tuanya selalu memprioritaskan pendidikan budi pekerti dan kemandirian kepada kedua anaknya. Tak heran jika Alea dan kakaknya tetap bisa tegar menjalani hari hari mereka setelah kepergian kedua orang tuanya.

Dua tahun setelah kelulusannya di Sekolah Menengah Kejuruan, neneknya pun meninggal karena penyakit komplikasi yang diderita. Dan setelah itu Alea dan kakaknya tidak memiliki keluarga dekat lainnya. Mereka hanya memiliki satu sama lain.

Aina berusaha membujuk Alea untuk ikut tinggal dengannya di kota Y, namun Alea menolak. Alea tidak ingin membebani rumah tangga kakaknya. Dia ingin mandiri, merencanakan, memperjuangkan dan mewujudkan cita citanya tanpa membebani sang kakak.

Dan inilah pilihannya, merantau ke kota J, menerima tawaran dari salah satu teman sekolahnya, bekerja sebagai tenaga administrasi keuangan di sebuah Butik yang cukup terkenal di kota itu.

Alea cukup sedih ketika harus meninggalkan kampung halamannya. Banyak kenangan indah di rumah itu bersama kedua orang tuanya. Aina dan Alea tidak berniat untuk menjual rumah itu. Mereka memilih menyewakan rumah peninggalan orang tuanya agar tetap terawat. Dan suatu saat mereka bisa kembali berkumpul di sana.

Berbekal ijasah SMKnya, Lea berangkat ke kota J untuk bekerja, dia ingin menabung sebanyak mungkin dan melanjutkan pendidikannya ke universitas meskipun cukup terlambat karena usianya sudah memasuki 21 tahun. Dia sangat optimis dalam satu tahun ini dia mampu mengumpulkan uang untuk biaya pendidikannya di universitas.

Di kota J, Lea tinggal di sebuah kos kosan sederhana yang sama dengan Vita, teman sekolah yang memberinya informasi lowongan kerja di kota itu. Vita sendiri juga bekerja di butik yang sama sebagai pramuniaga. Meskipun tinggal jauh dari kampung halaman, mereka tidak akan merasa kesepian.

Namun, entah apa yang diperbuatnya hingga membawa Lea pada takdir lain di luar rencananya. Satu tahun lebih bekerja di kota J tidak hanya membuatnya mampu menunaikan cita cita pendidikannya, namun juga takdir lain, yang lebih besar di luar kendalinya, menikah di usia muda dengan seorang Duda beranak satu yang tak lain adalah mantan suami pemilik Butik tempatnya bekerja.

____________ _______________ ___________________

Aditya Nugroho

Aditya Nugroho, pewaris tunggal Nugroho grup yang bergerak di bidang usaha perhotelan dan pusat perbelanjaan. Duda cerai beranak satu yang patut mendapat julukan Duren (Duda Keren) ini adalah pribadi yang cerdas, tegas, dan keras kepala. Apapun yang dia kehendaki pasti akan di dapatkan. Sikapnya yang cukup pemaksa dan irit bicara menjadi salah satu penyebab kegagalan rumah tangganya.

Adit adalah pria tampan dengan postur tubuh ideal idaman para wanita. Sikapnya yang cuek dan dingin membuat banyak wanita tidak berani terang terangan mendekatinya. Mereka hanya berani mengagumi Adit dari jauh. Sejak remaja Adit juga tidak memiliki banyak teman. Dunianya hanya berpusat pada sekolah, perusahaan, dan seorang gadis cantik yang sekarang telah menjadi mantan istrinya.

Rengganis Syailendra adalah mantan istri Adit. Anis adalah teman kecil sekaligus cinta pertamanya. Mereka tumbuh bersama, karena persahabatan kedua orang tua mereka.

Adit begitu mencintai dan mengagumi Anis sejak mereka beranjak remaja. Kemanapun Anis pergi, Adit akan mengikutinya bak bodyguard. Tidak ada laki laki yang berani mendekati Anis, karena Adit selalu menempel dengan sikap arogannya. Sejak kecil Anis lebih dekat dengan Adit ketimbang kakak kandungnya sendiri Arjun yang tinggal bersama nenek dan kakeknya di Belanda.

Adit menyadari jika sejak awal Anis lebih tertarik dengan sepupunya Tomy. Dia sangat khawatir saat mendapat kabar bahwa Tomy akan segera kembali ke Indonesia. Diapun melamar Anis secara spontan di acara ulang tahun pernikahan orang tuanya yang dihadiri oleh keluarga besarnya dan rengganis, serta kolega perusahaan.

Anis yang kaget dan bingung akhirnya mengangguk menerima lamaran Adit karena tidak ingin mempermalukan Adit di hadapan keluarga besar dan tamu undangan.

Pernikahan di gelar dua bulan setelah lamaran tak terduga itu. Saat itu Anis hanya bisa pasrah dan menurut apapun yang di persiapkan keluarganya. Dia berusaha menerima pernikahan itu meski hati kecilnya merasa seolah dia sedang di jebak. Toh Adit adalah pria yang baik, yang selalu menemani, menjaga, dan melindunginya sejak mereka kecil hingga sekarang.

Namun naas, pernikahan mereka hanya bertahan selama satu setengah tahun. Pernikahan mereka terasa sangat hambar, karena Anis tidak bisa berpura pura mencintai Adit sebagaimana Adit mencintainya. Meskipun telah dikaruniai seorang anak laki laki, tidak membuat Anis bisa menerima Adit sebagai laki laki yang dicintai.

Adit yang selalu mendapat penolakan dari Anis, dan perlakuan yang tidak selayaknya istri yang mencintai suaminya membuat Adit lari mencari kesenangan di luar rumah. Apalagi kalau bukan ALKOHOL DAN WANITA.

Dan belum genap dua tahun pernikahan mereka, merekapun sepakat untuk bercerai. Dengan hak pengasuhan anak di tangan Anis.

Perceraian mereka cukup mengejutkan seluruh keluarga. Terutama nyonya Rita, mama Adit. Nyonya Rita begitu menyayangi Anis seperti putrinya sendiri. Sejak mereka kecil nyonya Rita berharap Anis akan menjadi menantunya. Gadis yang sangat cantik, cerdas, berpendidikan tinggi, dan tumbuh di tengah keluarga terpandang dirasa akan menjadi pendamping yang sangat tepat bagi Adit putra semata wayangnya.

Anis menyadari bahwa dia juga ikut andil dalam kegagalan rumah tangganya. Dia tidak ingin perceraian membuatnya bermusuhan dengan Adit. Bagaimanapun keadaannya ada anak di antara mereka. Dan sampai saat ini Anis masih menyimpan rapat cintanya kepada Tomy, sepupu Adit yang tinggal di London. Anis juga tahu bahwa sebenarnya Tomy pun menaruh hati padanya sejak mereka remaja. Hanya saja Tomy memilih mengalah, berjalan mundur menjauhinya karena tahu Adit sangat menginginkannya.

Setelah perceraian itu, Adit semakin menjadi pribadi yang tertutup dan keras. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja dan menghabiskan malam panjangnya dengan alkohol dan wanita, hingga dia melupakan putra semata wayangnya.

*

*

*

*

*

Hai....Hai....Hai...!!!!

Hallo readers 😊

Ini adalah karya pertamaku

Trimakasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar kaliaan ya.

Saran kritik boleh banget. Asal jangan pake kata2 yang bikin akunya sedih yaa 🤗

Jangan lupa like nya juga biar aku makin semangat belajar nulisnya...

Love u full 😘

Awal Mula

Alea POV

"hwaaa....hwaaa....hwaaaa.....

hiks...hiks... mommy.....mommyyyyyyy !!!"

Suara jerit tangis anak kecil tiba tiba mengagetkanku. Aku yang sedang menunduk memilih buah buahan segar segera beralih mencari sumber suara. Aku khawatir kalau kalau ada anak kecil terpisah dari orang tuanya. Dan itu biasa terjadi di pusat perbelanjaan seperti ini.

Ketika sampai di ujung lorong tempat display susu anak dan makanan ringan, seorang anak kecil berumur sekitar dua tahun terlihat sedang memaksa turun dari gendongan seorang pria dan kemudian berlari menubruk kakiku sambil menangis.

"Hikss.....hiksss....mommyy..mommyy !!"

Seketika mataku bersiblorok dengan mata pria itu. Pria di depanku hanya diam dan melemparkan pandangan aneh ke arahku. Tak mau kalah, aku pun melemparkan tatapan permusuhan, seolah memvonis pria itu sebagai pria jahat - penculik anak - .

Aku berjongkok mensejajarkan tinggiku dengan si anak lalu kupeluk dan kuusap punggung kecil itu.

" cup..cup..cup.. anak ganteng anak pinter kenapa nangis ? " Tanyaku sambil berbisik mencoba menenangkan tangis bocah itu, sembari sesekali kuciumi kepala si anak agar lekas tenang.

Pria di hadapanku bergerak maju ke arahku, dia ingin mengambil anak itu namun dengan gerakan cepat aku berdiri mengangkat si anak kedalam gendonganku. Tak segan aku melemparkan tatapan tajam ke arahnya.

" Maaf, apa hubungan Anda dengan anak ini ? dan kenapa anak ini sampai menangis seperti ini ? sepertinya anak ini sangat takut dengan Anda Tuan ? "

Aku berusaha bertanya sesopan mungkin meskipun tatapan mataku yang penuh kecurigaan tak bisa disembunyikan.

" Dia putraku. " jawabnya.

Pria itu mencoba mengulurkan tangan untuk mengambil anak di gendonganku lagi, namun si anak malah menangis menjerit semakin kencang dan mengeratkan pelukan di tubuhku.

" Hah... ? Putra Anda ? cks.... lalu hal apa yang membuat seorang anak setakut ini dengan ayahnya sendiri ? " Aku bertanya dengan nada mencibir.

" Dia benar benar putraku. Dia hanya sedang marah karena menginginkan sesuatu. Kemarikan, kami harus segera pulang. " Pria itu kembali mengulurkan tangannya ke arahku.

"hwaaaa......hwaaaa...... mommyy....."

Anak itu kembali menjerit ketika tangan pria itu mencoba menariknya dari gendonganku. Seketika orang orang melihat ke arah kami dengan pandangan curiga.

Dan tak lama seorang security datang menghampiri kami.

" Ada yang bisa kami bantu bapak ibu ? " Tanya security itu dengan tatapan penuh pengawasan pada kami.

" Hmmmm....tidak pak, trimakasih, putra kami hanya sedang tantrum. Maaf kalau menggangu pengunjung lainnya. Kami sudah selesai berbelanja dan akan segera pulang. "

Pria itu menjawab dengan tenang sembari melingkarkan tangan kanannya di bahu ku. Saat aku akan membuka mulut untuk melayangkan protes tiba tiba pria itu berbisik

" Mohon bantuannya nona, saya bukan orang jahat ".

Aku pun hanya bisa mendesah pelan lalu berjalan mengikuti pria itu. Dia mulai menggiringku berjalan keluar menuju area parkir.

Sesampainya di samping sebuah mobil mewah, pria itu membukakan pintu penumpang. Aku hanya diam tertegun, berusaha mengumpulkan kewarasanku.

" Tuan, jika Anda mengira saya akan menyerahkan anak ini untuk pergi bersama Anda dengan mudah, Anda salah. Meskipun Anda memakai pakaian dan sepatu mahal, bahkan membawa mobil mewah seperti ini, saya tidak akan bermurah hati. Saya tidak akan menyerahkan anak ini sekarang. saya perlu bicara dan bertanya padanya. Seorang anak tidak akan setakut ini jika Anda benar benar orang baik yang dikenalnya. " ucapku tegas.

Pria itu hanya menghela nafas panjang lalu memijat pelipisnya.

" Dia benar benar putraku. Aku bisa membuktikannya. Bahkan jika kamu menginginkan tes DNA aku bisa melakukannya. Dia belum mau makan sejak pagi, hanya menangis mencari mommy nya seharian. Aku fikir kamu bisa membantuku membujuk putraku untuk makan."

Aku kembali terdiam, berjuta pertanyaan hinggap di otakku. " Apa mungkin istrinya baru saja meninggal ? " fikirku dalam hati.

" Mari kita cari restoran yang nyaman. Kita bisa bicara di sana dan kamu bisa menanyakan apapun. Yang penting tolong bantu bujuk putraku agar mau makan. " Pria itu berbicara dengan nada datar dan wajah dinginnya yang tampak frustasi.

Akhirnya aku bersedia masuk ke mobilnya. Anak kecil di pangkuanku sudah diam. Hanya sesekali terdengar sisa isakannya. Sepertinya anak ini memang benar belum makan. Badannya sedikit hangat tidak bertenaga dan matanya sayu seperti menahan kantuk.

Mobil mulai bergerak keluar dari area parkir ke jalan besar.

" Anak ganteng siapa ya namanya ? Waah dari tadi lupa yaa belum kenalan ? " Aku mencoba memecah kesunyian di dalam mobil. Bertanya pada si anak dengan suara yang ku buat seriang mungkin sambil sesekali mengusap dan menciumi rambut anak itu.

" Yafaa... namanaa Yafaa..."

" Wah bagus sekali namanya, Yafa ya, udah ganteng, pinter, punya nama yang keren lagi." Aku merasa sangat senang, anak itu mau menjawab pertanyaanku.

" Yafaaa... bukan Yafa.... Yafaaa....." Si anak melayangkan protes yang tidak kupahami.

" Iya... Yafa kan ? Y ... A.... F..... A..... Yafa." Aku mencoba memperjelas tapi si anak malah cemberut dan seperti akan melayangkan protesnya lagi namun segera di potong oleh pria di sampingnya.

" Namanya Rafa, dia belum bisa menyebut huruf R dengan jelas." Pria itu berbicara singkat sambil terus memandang ke depan.

" Hahaha....ohhh.... namanya Rafa ? maaf tantenya salah denger, tante kira namanya Yafa ternyata Rafa... wuiihhh keren ya namanya sekeren dan seganteng anaknya " Kataku beralasan sambil masih cekikian sendiri mengingat muka cemberut anak itu. Tanpa ku sadari ternyata tawaku menular kepada Rafa, dia ikut terkekeh melihat ku tertawa lebar hanya karena namanya.

" Duh duh... udah bisa senyum nih si anak ganteng. Tante jadi ikut seneng deh. " Ku jembel gemas pipi Rafa, yang di jembel malah ikut ketawa cekikikan.

" Habis ini kita makan dulu ya sayang ? Rafa harus makan yang banyak, biar bisa kuat seperti superhero. Rafa sukanya makan apa nak ?" Aku terus mencoba mengajak Rafa bicara agar anak itu lupa dengan tangisnya tadi.

" Yafa suka makan ayam goyeng tante. Ayam goyeng upin ipin. " jawabnya polos sambil mendongak memandang ke arahku.

" Rafa suka nonton upin ipin ya di TV ? jadinya ikut suka makan ayam goreng kayak upin. Kalo tante sukanya nonton spongbob, jadi tante ikutan suka makan credipetty buatan spongbob."

" Yafa suka juga cledipety tante. Yafa juga suka spongbob." Sahut Rafa dengan mata berbinar.

" Oke, kalo begitu Yafa bilang ayah dulu kalo kita mau makan ayam goreng sama credipetty. Biar ayah antar kita ke sana." Aku coba memancing Rafa untuk berbicara dengan pria di sampingnya. Namun setelah di tunggu tunggu Rafa hanya diam dan menyenderkan kepalanya di dadaku serta mengalihkan pandangannya ke arah luar mobil.

Aku merasa curiga, sepertinya ada yang aneh dengan hubungan ayah dan anak ini.

*

*

*

*

*

Diusahakan sehari up 2x ya sayang. Jangan lupa like dan komennya supaya aku makin semangat nulisnyaa....

love u 😘

Menculik Anak Sendiri

Author POV

" Silahkan turun !" Adit membukakan pintu penumpang setelah mereka sampai di sebuah rumah makan cepat saji favorit anak anak yang menyediakan menu ayam goreng dan burger.

" Trimakasih." Lea bergerak keluar dari dalam mobil dengan Rafa di gendongannya. Bocah kecil itu sudah hampir tertidur tadi namun Lea terus mengajaknya bercerita agar anak itu tidak ketiduran dan bisa makan terlebih dulu.

Mereka berjalan memasuki rumah makan. Adit berjalan di depan dan langsung menuju tempat pemesanan makanan, sedangkan Lea mencari tempat duduk ternyaman untuk mereka.

Rafa tampak senang melihat playground yang ada di sana dengan beberapa mainan yang tersedia. Lea pun mendudukan Rafa di kursi makan khusus anak anak dan dia mengambil tempat duduk di samping Rafa.

" Rafa mau main ke sana ?" Tanya Lea yang melihat Rafa tak berkedip memandang playground di belakang meja mereka.

"Iya, Yafa mau main. Yafa mau tesana." jawabnya antusias.

" Iya, nanti kita main ke sana ya sayang, sama tante, tapi sekarang kita tunggu ayah dulu beli makanannya. Rafa maem yang banyak ya, sesudah makan kita main ke sana."

Tampak Adit berjalan mendekat ke arah mereka dengan membawa baki berisi penuh makanan dan minuman.

" Ayo makan dulu sayang. Rafa mau papi yang suapin ? Nih, papa sudah beli ayam goreng dan burgernya. Ini ada hadiahnya juga, mainan buat Rafa." Adit mengulurkan mainan itu kepada Rafa namun si anak hanya diam dan malah menoleh pada Lea seolah meminta persetujuannya.

" waaah.... bagus sekali mainannya. Beruangnya bisa naik skateboard. " Lea mengambil mainan di tangan Adit. Rafa tampak penasaran dengan mainan itu lalu mengulurkan tangan memintanya.

" Ini beyuang tante ? " tanya Rafa sambil senyum senyum

" iya sayang itu beruang. Beruangnya pake topi pake baju kaos mau main skateboard. Nih liat bisa di pasang di skateboard kakinya. Bisa di dorong dorong begini mainnya. Bagus kan ya ?" Celoteh Lea sembari mempraktekan cara main si beruang berskateboard itu.

" Bagus.. Yafa suka. Nanti Yafa ajak mandi boyeh beyuangnya ? "

" Boleh, tapi sekarang Rafa makan dulu ya papi suapin. Nanti sore Rafa bisa mandi sama beruangnya. " Adit berusaha membangun komunikasi dengan putranya. Mencoba menyupkan makanan ke mulut Rafa tapi segera di tolak anak itu.

" No.. !!! Yafa maunya sama tante maemnya." Tolak Rafa dengan lantang.

Lea pun segera mengambil alih makanan Rafa dan menyuapinya. Adit hanya bisa menghela nafas panjang dan melanjutkan makannya sendiri.

Selesai makan Rafa langsung berlari ke kolam mandi bola. Kebetulan saat ini tidak banyak anak kecil di sana jadi Rafa bisa bermain dengan leluasa. Lea dan Adit bisa mengawasi Rafa bermain dari meja mereka.

" Sepertinya kita dari tadi belum berkenalan Tuan?!" Ujar Lea memecah kecanggungan. Adit yang sedang melamun tampak sedikit kaget.

" Aku Aditya Nugroho, panggil saja Adit." Adit mengulurkan tangan dan di sambut oleh Lea " Saya Alea Tuan, cukup panggil Lea saja." Alea tersenyum tipis.

"Boleh saya tau kenapa Rafa menangis tadi ? Sepertinya hubungan Anda dan Rafa tidak begitu baik, Anda tidak sedang berbohong kan mengatakan kalau Rafa putra Anda ?" Lea bertanya dengan hati hati.

Adit menghela nafas dan mengambil ponsel dari saku celananya. Terlihat membuka ponselnya dan mencari sesuatu di sana.

" Kamu bisa lihat ini." menyerahkan ponselnya kepada Lea.

Lea mengamati satu persatu foto yang ada di sana. Terlihat foto Adit bersama keluarga besarnya, lalu foto Rafa bersama wanita paruh baya yang sepertinya itu adalah mama Adit, kemudian ada foto Rafa bersama seorang wanita cantik yang sangat di kenalnya dan yang terakhir foto pernikahan Adit.

Lea membelalakan matanya tak percaya. Ternyata pria di depannya adalah mantan suami Bosnya. Lea pernah mendengar dari pegawai lama kalau Bosnya pemilik Butik pernah bercerai dan memiliki seorang anak. Dan laki laki yang beberapa kali dia lihat mengantar jemput bosnya di butik bukanlah Adit. Teman temannya bilang laki laki itu adalah calon suami bosnya yang beberapa bulan lagi akan menikah.

" Kenapa ? Apa ada yang aneh ? Apa masih belum percaya kalau Rafa putraku ? " Adit menatap heran pada wanita di depannya yang terlihat kaget melihat foto foto di hp nya.

" Ng.....apa benar Rafa putranya Ibu Rengganis pemilik Butik Glamour ? " Lea mengembalikan ponsel Adit sambil bertanya ragu ragu.

Adit hanya tersenyum kecut sambil mengangguk.

Lea mencondongkan badannya sedikit kedepan menatap Adit dan bertanya dengan suara pelan dan hati hati.

" Ngng........jaadi... Anda mantan suaminya bu Rengganis ?"

Adit kembali menghela nafas dan menjawab datar.

" Iya, Anis mommynya Rafa dan mantan istriku."

Lea sedikit tercengang tak percaya bahwa dia akan bertemu dengan mantan suami dan anak bosnya dalam situasi seperti ini.

" Kamu kenal Anis ? " Adit bertanya dengan pandangan mengintrogasi.

" Mmmm... iya Tuan. Kebetulan saya bekerja di Glamour butik milik bu Rengganis. " Lea menatap ragu Adit, merasa sungkan karena seolah olah dia sedang berbicara dengan atasannya.

" Pantas saja, pria ini cukup tampan. Penampilannya juga di atas rata rata. Ternyata dia mantan suami bu Rengganis. Tidak mungkin kan bu Rengganis menikah dengan pria sembarangan. Tapi bagaimana bisa mereka sampai bercerai ? Mereka terlihat sangat cocok, cantik dan tampan, terlihat sama sama orang cerdas dan berpendidikan tinggi, dan pastinya mereka sama sama dari kalangan atas. " guman Lea dalam hati.

" Kamu bekerja di butik Anis ? sudah berapa lama ? aku sepertinya belum pernah melihatmu. Dulu aku sering datang ke sana. Aku hampir hafal smua pegawai Anis di butik. " cerca Adit sambil menyeruput minuman dinginnya.

" Saya termasuk pegawai baru Tuan, mungkin baru satu setengah tahun saya bekerja di sana. " jawab Lea sambil menautkan kedua jari jemari tangannya di bawah meja untuk mengusir kegugupannya.

" Aku bercerai dengan Anis dua tahun yang lalu saat usia Rafa masih 7 bulan. Rafa ikut dengan Anis setelahnya. Dan setiap weekend sebenarnya adalah jadwal ku bersama Rafa. Namun selama dua tahun ini aku belum pernah mengunjungi Rafa. Aku hanya melihat foto fotonya yang dikirimkan mamaku. Atau melihatnya di akun media sosial milik Anis. Sekarang usia Rafa sudah hampir tiga tahun. Dan hari ini sebenarnya pertama kalinya aku menemui Rafa setelah perceraian kami."

Adit bercerita dengan pandangan menerawang. Tampak jelas gurat kesedihan di wajahnya. Lea mulai paham kenapa hubungan Rafa dan Adit tak terlihat seperti ayah dan anak. Rafa belum benar benar mengenal ayahnya. Pantas saja anak itu takut dan merasa tidak nyaman dengan Adit.

" Oohh... jadi begitu...maafkan saya karena sudah salah paham. Mungkin Anda hanya perlu sedikit bersabar dan membiasakan diri meluangkan waktu untuk Rafa, agar dia lebih mengenal ayahnya dan mulai merasa nyaman bersama dengan Anda. " Lea mengangguk meminta maaf sembari sedikit memberikan penghiburan kepada Adit yang terlihat begitu menyedihkan.

" Tidak perlu minta maaf, aku berterimakasih sekali karena kamu sudah bersedia membantuku menenangkaan Rafa hari ini. " kata Adit tulus dengan sedikit senyum tipisnya.

" Apa setelah dari sini Anda akan mengantar Rafa pulang ke rumah bu Rengganis ? " tanya Lea.

" Tidak....Sebenarnya tadi pagi aku membawa Rafa dari rumah orang tuaku tanpa sepengetahuan mereka. Dari pagi mereka berusaha menghubungiku. Tapi aku sengaja menonaktifkan ponselku. Jadi aku harap kamu bisa tutup mulut. Jangan menghubungi Anis. Dan anggap kita tidak bertemu hari ini. " Adit berbicara sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan melemparkan tatapan mengintimidasi ke arah Lea.

Lea reflek berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke arah Adit.

" Cks.....apa Anda gila Tuan ?!! Anda tidak pernah bertemu Rafa selama dua tahun dan tiba tiba Anda datang membawa Rafa pergi tanpa ditemani orang yang dikenalnya ?? Apa Anda tidak sadar kalau putra Anda usianya belum genap tiga tahun Tuan ?!! Dia pasti ketakutan ! Anda benar benar sudah gila.... Dan yang Anda lakukan ini bisa digolongkan sebagai tindakan penculikan !!!! "

Lea berbicara menggebu gebu penuh emosi sambil sesekali menunjuk muka Adit dan melemparkan tatapan tajam permusuhan.

*

*

*

*

*

Jangan lupa like dan komennya readers tersayang 🤗😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!