Airell Miranda perempuan berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai psikiater yang bekerja di rumah sakit A menerima kenyataan bahwa ia telah dikhianati oleh sang kekasih bernama Bram Smith.
Ternyata sang kekasih sudah menikah dengan seorang perempuan bernama Steffany Alexandria Wu dari keluarga no. 1 di negara K yaitu keluarga Alexanders Wu.
“Airell dengarkan aku, aku terpaksa waktu itu menikah dengan Steffy.” Ucap Bram frustrasi yang berjalan mengikuti langkah kaki Airell yang hendak masuk ke dalam apartemen miliknya tanpa mempedulikan apa yang dikatakan oleh Bram.
“Mau kamu terpaksa atau tidak itu sudah tidak penting lagi buat aku, kamu telah menghilangkan kepercayaan dalam diriku buat kamu. Tidak ada pertemanan sejati di antara laki-laki dan perempuan.” Ucap Airell yang langsung menutup pintu apartemen dengan keras dan menguncinya dari dalam agar Bram tidak masuk ke dalam.
Hidup Airell menjadi tidak tenang setelah ia disebut-sebut sebagai seorang perebut suami orang padahal itu bukanlah kesalahannya tapi, kenapa semua orang menyudutkannya tanpa tau kebenarannya.
Semua teman-teman Airell menjauhi dirinya, Airell dipecat dari tempat ia bekerja, reputasi Airell yang semulanya baik menjadi buruk bahkan nama Airell Miranda di kasih tinta hitam oleh Steffany Alexandria Wu karena tidak menerima atas apa yang telah terjadi dalam pernikahannya yang ambang dari kehancuran.
Benar kata orang bahwa uang dan kekuasaan bis melakukan segalanya termasuk menghancurkan kehidupan orang lain yang tidak bersalah untuk menunjukkan kesenjangan sosial antar manusia.
Lucu sekali bukan, di zaman yang sudah modern seperti ini memandang rendah orang lain dari status dan kasta.
Airell tidak akan pernah meminta maaf atas apa yang tidak dilakukannya. Airell mengaku salah karena ia terlalu bodoh dan percaya akan cintanya kepada Bram Smith bukan pada apa yang dituduhkan oleh orang-orang di
sekitarnya.
Karena situasi yang sudah tidak kondusif dan kesejahteraan psikologis Airell sangat tertekan Airell berniat untuk
meninggalkan negara K ini untuk mencari dan menciptakan hidup yang damai buat dirinya.
Namun, nasib malang kembali menimpa Airell setelah ia pulang dari rumah sakit untuk mengambil barang-barangnya ia diculik oleh orang suruhan dari pria yang datang bersama dengan Steffany Alexandria Wu ke
apartemennya beberapa hari yang lalu.
“Di mana aku?” Tanya Airell setelah terbangun dari obat bius yang diberikan kepadanya. Mata Airell memandang seluruh ruangan di sekitarnya yang ternyata adalah sebuah kamar yang sangat luas dan megah.
Mata Airell memandang ke arah dinding yang berada di hadapannya. Dapat Airell lihat di figura yang besar foto seorang pria dengan gagahnya memakai setelan formal tatapannya yang tajam dan dingin, rahangnya yang tegas dan kulitnya yang putih membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona.
Airell mengerutkan dahinya untuk mengingat kembali apakah ia pernah bertemu dengan pria yang ada di figura besar itu.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan seorang pria dengan tinggi semampai membuat atensi Airell yang tadi fokus ke arah figura di depannya teralihkan dan betapa terkejutnya Airell saat melihat pria tersebut hanya menggunakan selembar handuk yang mengikat di pinggangnya.
Airell segera mengalihkan matanya ke arah lain, “jangan berpura-pura.” Ucap pria tersebut dengan dingin dan dalam saat melihat reaksi Airell yang berlebihan.
Pria tersebut mendekat ke arah Airell dan menggenggam tangan Airell dengan kuat membuat mata Airell dan pria tersebut saling menatap.
“Jangan menyentuh saya.” Ucap Airell dengan tegas yang merasa bahwa pria yang Airell tidak tau namanya bersikap kurang ajar kepada dirinya.
“Huh, jangan berpura-pura. Saya tidak akan tertipu dengan wajah polos mu itu.” Desis pria tersebut menahan geramannya menerima penolakan dari Airell. Jiwa laki-lakinya memberontak dan hatinya terus bergejolak saat
melihat Airell dari dekat dan berada dalam jangkauannya.
“Kita hanyalah orang asing, Anda jangan bersikap kurang ajar.” Ucap Airell dengan dingin dan tenang. Pria tersebut yan mendengar perkataan Airell segera membukam mulut Airell dengan bibirnya.
Airell yang mendapat perlakukan tidak senonoh dan merasa dilecehkan membuat Airell terus memberontak dari pelukan pria tersebut. Airell Menggigit bibi pria yang sudah berani mengambil ciuman pertamanya dengan keras
hingga berdarah untuk menghentikan aksi yang dilakukan oleh pria tersebut.
Plak
Airell menampar wajah pria tersebut hingga membuat pria tersebut menolehkan kepalanya ke samping kiri dengan nafasnya yang cepat.
Mengusap bibirnya yang berdarah akibat gigitan yang diberikan oleh Airell dan tatapan yang kosong saat melihat darah di ibu jarinya. Pria tersebut mengetatkan rahangnya karena lagi lagi ia harus ditolak oleh Airell.
“Sudah saya bilang jangan bersikap kurang ajar dengan saya.” Airell merasa sakit hati atas apa yang dilakukan oleh pria asing di depan yang sedang mengusap bibirnya yang berdarah.
Airell turun dari ranjang tempat tidur dan dengan segera berjalan ke arah pintu kamar namun saat Airell membuka pintu tersebut tidak bisa karena sudah terkunci menggunakan password.
Melihat hal itu membuat Airell menatap tajam kepada pria asing yang sedang menatap matanya dengan dingin dan dalam.
“Kamu tidak akan bisa membukanya.” Ucap pria asing tersebut sambil berjalan mendekati Airell yang berjalan mundur. Pria asing tersebut memainkan jarinya di pipi mulus dan putih Airell sambil menatap mata Airell dengan dalam entah apa maksud dari pria ini Airell tidak bisa membaca tatapannya.
Airell menepis tangan pria asing tersebut dengan kasar melihat hal itu lagi-lagi membuat pria asing tersebut dengan kasar mencium kembali bibir Airell dan mengunci pergerakan Airell hingga membuat Airell tidak berkutik.
Menggiring tubuh Airell ke atas tempat tidur walaupun Airell terus memberontak dengan seadanya sampai mereka terjatuh di atas tempat tidur dengan pria asing tersebut yang berada di atas Airell.
Mata keduanya saling menatap satu sama lain dengan nafas yang terengah-engah namun hal itu hanyalah beberapa detik saja karena selanjutnya pria tersebut kembali mencium bibir Airell yang membuatnya menjadi
candu. Sangat manis dan lembut.
Airell hanya diam sambil menitihkan air matanya menerima perlakuan yang tidak senonoh dari pria asing tersebut. Melihat hal itu membuat pria asing tersebut bersemangat dan kasar mencumbu Airell.
Hingga ciuman tersebut semakin panas dan kini di antara keduanya sudah tidak ada sehelai benang pun yang melekat. Airell terus memberikan perlawanan kepada pria tersebut namun tenaga perempuan akan kalah
dengan tenaga laki-laki walaupun Airell mengusai dua seni beladiri.
Airell menjerit kesakitan saat benda tumpul yang memaksa masuk di bawah perutnya hal itu membuat pria asing tersebut tersentak kaget melihat Airell yang ternyata masih menjaganya dan ia adalah yang pertama.
Pria tersebut mengusap air mata Airell yang berada di sudut matanya dengan lembut hal itu membuat Airell membuka matanya dan menatap mata pria tersebut yang lagi-lagi memberikan tatapan dalamnya yang tidak
dimengerti Airell.
“Jangan saya mohon.” Pinta Airell dengan memelas sambil melihat ke dalam mata pria asing tersebut yang sudah tergabut gairah.
Namun, permohonan Airell tidak didengar oleh pria tersebut dan kembali memasukkan benda tumpul tersebut hingga membuat Airell menjerit kesakitan dan mencengkram punggung pria tersebut dengan kukunya yang
cukup tajam.
Pria tersebut meringis saat kuku-kuku Airell menancap di kulit punggungnya namun itu tidak seberapa dengan kesakitan yang dirasakan Airell.
Selama hampir 3 jam kegiatan yang dilakukan oleh orang berjenis kelamin berbeda tersebut selesai. Airell yang kelelahan langsung tertidur ia sudah tidak peduli apakah lelaki itu akan membunuhnya setelah ini karena menurut Airell sekarang hidupnya telah hancur dan berantakan.
Airell adalah seorang perempuan yang sangat menyanjung harga diri yang tinggi termasuk memberikan batasan antara laki-laki dan perempuan. Walaupun ia mempunyai kekasih namun kekasihnya Bram Smith tidak pernah mencium dirinya atau bertindak lebih dari sekedar berpegangan tangan.
Bram Smith sangat mengerti dan memahami hal itu makanya ia sangat jatuh cinta dengan karakter dari Airell bukan hanya wajah cantiknya. Bram Smith sangat menjaga Airell dan hal itu membuat Airell tersanjung dengan perlakukan dari Bram namun itu dulu saat Airell tidak tau bahwa ia telah diselingkuhi dan menjadi selingkuhan.
Airell membuka matanya setelah 1 jam ia tertidur, badannya terasa remuk semua terutama di bagian bawahnya. Mengingat kembali apa yang telah menimpanya membuat Airell menatap penuh kebencian pria yang sedang
memeluknya dalam tidurnya.
Menyingkirkan tangan pria asing tersebut dengan pelan karena Airell ingin membersihkan badannya yang terasa lengket.
Dengan langkahnya yang tertatih sambil meringis karena menahan sakit di area bawahnya untuk pergi ke kamar mandi membersihkan dirinya.
Selama kurang lebih 15 menit lamanya Airell keluar dengan memakai gaun yang sudah tersedia di walk in closet yang tersambung langsung dengan kamar mandi. Airell tidak peduli kenapa bisa ada baju perempuan di kamar seorang pria karena itu bukanlah urusannya yang terpenting ia harus segera pergi dari sini sebelum pria tersebut
terbangun.
Airell tidak ingin berlama-lama bersama pria asing yang telah merenggut kesuciannya apalagi bersama dalam satu ruang yang membuat Airell sangat sesak atas perlakukan yang diterimanya.
Dengan segera tangan lentik Airell mengotak-atik pintu kamar yang menggunakan password tersebut akhirnya pintu kamar itu terbuka membuat Airell tersenyum senang melihatnya.
Melihat ke sekeliling ruangan dapat Airell lihat bahwa tidak ada penjaga di dalamnya dengan begitu Airell tidak perlu mengendap-endap untuk keluar dari sini.
Airell merasa lega saat ia sudah keluar dari apartemen tersebut, udara sangatlah dingin karena sekarang sudah menunjukkan pukul 3 pagi.
Dengan terburu-buru Airell segera membereskan barang-barang yang sudah disiapkan sebelumnya dan bersembunyi untuk sementara waktu dari orang-orang yang berniat jahat kepadanya terutama pria yang Airell ingat
namanya dengan penuh benci.
Max Alenxanders Wu kakak kandung dari Steffany Alexandria Wu
***
Keesokan harinya Max terbangun dari tidurnya dan meraba ke sisi tempat tidur yang berada di sampingnya. Ketika tangannya merasakan dingin yang berarti seseorang di sampingnya sudah tidak ada dengan segera Max bangkit dan melihat ke sekitar ruangan.
Max berusaha untuk berpikir positif mengingat kamarnya yang menggunakan kunci password untuk membukanya tidak mungkin Airell melarikan diri. Namun detik berikutnya Max meloncat dari tempat tidur untuk berlari ke dalam kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benang pun untuk memeriksa apakah Airell melakukan hal yang buruk seperti bunuh diri.
Saat memasuki kamar mandi Max tidak melihat Airell di dalamnya kemudian Max melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam walk in closet namun lagi-lagi ia tidak menemukan Airell di sana.
Max merasa panik dan cemas saat melihat Airell lari dari apartemennya, Max segera memeriksa CCTV di luar kamarnya namun hal itu tidak bisa karena itu sudah diretas oleh seseorang.
Melihat hal itu membuat Max frustrasi, “ke mana dia pergi?” Gumam Max dengan tatapan dingin dan kosongnya.
Max segera membersihkan dirinya untuk menjernihkan pikirannya dan tubuhnya yang sangat lengket akibat perbuatan yang dilakukan bersama Airell semalam.
“Cari keberadaan Airell Miranda.” Ucap Max yang kemudian langsung memutuskan teleponnya tanpa mendengar jawaban dari orang seberang sana.
“Aku akan mendapatkanmu dan aku tidak akan membiarkanmu pergi dari aku.” Ucap Max dengan dingin sambil memandang pemandangan kota di bawahnya.
*Bersambung*
Tampak seorang perempuan memakai kacamata dan masker berwarna hitam yang sedang berjalan menyeret kopernya berwarna abu-abu untuk menuju ruang tunggu khusus penumpang.
Rambutnya yang berwarna pirang akar dengan model rambut panjang yang menggelombang membuat kulit putihnya begitu kontras apalagi dengan tinggi badannya yang semampai membuatnya tampak elegan.
“Nona Elma Oiva.” Ucap petugas bandara di bagian administrasi Visa menyebut nama perempuan tersebut yang tak lain adalah Airell Miranda.
Airell yang mendengar nama samarannya dipanggil mengangguk dan membuka kacamata serta masker yang dikenakannya dengan elegan sehingga membuat petugas bandara terpesona dengan wajah cantik Airell.
“Selamat menikmati perjalanan Anda.” Ucap petugas tersebut sebelum Airell berjalan ke ruang tunggu pesawat.
Setelah duduk di kursinya Airell bernafas lega karena hasil penyamarannya berjalan lancar dan petugas bandara tidak ada yang mencurigai visa yang digunakannya.
Bagi Airell melakukan penyamaran adalah hal yang mudah apalagi ia tidak perlu membayar orang mahal-mahal karena ia bisa melakukannya sendiri. itu adalah hal yang disyukuri oleh Airell karena ia mempunyai kemampuan dalam meretas sehingga dengan mudah ia mengganti identitasnya tanpa ada yang tau.
Tentu saja penyamaran Airell harus sempurna dengan kemampuan dandannya ia bisa mengubah wajahnya sangat mirip dengan orang yang Airell retas identitasnya.
“Selamat tinggal.” Ucap Airell dengan dingin ketika langkah kakinya berjalan untuk memasuki pesawat yang akan membawanya pergi dari negara K.
Di lain tempat,
Max nampak frustrasi karena sampai saat ini anak buahnya belum bisa menemukan keberadaan Airell Miranda hingga membuat Diego sang asisten dan menjabat sebagai sekretaris 1 serta sahabat Max ikutan pusing melihat Max yang terus uring-uringan tidak jelas.
Hal itu membuat semua karyawan menjadi cemas dan takut jika berhadapan dengan Max Alexanders Wu sang pemimpin perusahaan.
“Sebenarnya apa yang sedang terjadi kepadanya kenapa ia terus mencari perempuan bernama El itu. Sikapnya memang sudah menyebalkan dari dulu dan menyebalkannya sekarang berkali-kali lipat.” Gerutu Diego.
***
1 bulan kemudian
Airell hendak berjalan menuju ke toko kue miliknya yang berada di seberang jalan dengan toko bunga miliknya hampir tertabrak oleh pengendara mobil hingga membuat Airell pingsan di tempat karena merasa terkejut walaupun tidak ada luka.
“Nona, nona bangun.” Ucap pria yang memakai snelli di tubuh kekar dan rampingnya.
“Kak Elma.” Teriak seorang gadis bernama Summer pegawai dari toko kue Airell. Sedangkan di belakangnya gadis dengan tatapan dinginnya yaitu Winter segera berjalan ke arah Airell.
Pria yang menggunakan snelli itu segera membawa Airell untuk masuk ke dalam mobilnya dan membawanya ke rumah sakit tempat di mana ia bekerja dan diikuti oleh Winter. Sedangkan Summer disuruh Winter untuk menjaga toko kue.
“Bagaimana keadaannya dok?” Tanya Winter saat melihat pria bersnelli yang hampir menabrak Airell memeriksa keadaan Airell.
“Apakah Nona ini sudah menikah?” Tanya pria bersnelli yang dapat Winter lihat di nametag namanya adalah Adam Maynard.
“Setahu saya kak Elma belum menikah dokter.” Jawab Winter mengernyitkan dahinya karena bingung dengan pertanyaan dokter Maynard ini.
“Sebaiknya kita tunggu Nona ini sadar.” Ucap dokter Maynard kepada Winter dan diangguki oleh Winter.
Tak lama kemudian Airell kembali sadar dari pingsannya dua pasang mata melihat ke arah Airell yang sedang mengerjapkan matanya.
“Di mana aku?” Tanya Airell sambil menetralkan pandangannya
“Kakak sedang berada di rumah sakit.” Jawab Winter, hal itu membuat Airell menolehkan kepalanya untuk melihat Winter dengan muka datarnya dan seorang pria yang memakai snelli sedang menatapnya dengan tersenyum.
“Maafkan saya Nona karena tadi hampir menabrak Nona.” Ucap dokter Maynard dengan senyuman yang tidak luput dari wajahnya.
Airell mendudukkan dirinya di ranjang pasien sambil sedikit memegang kepalanya yang pusing.
“Tidak apa-apa dok, justru saya yang meminta maaf karena menyebrang tidak melihat kiri dan kanan.”
“Ada apa dengan saya dokter?” Lanjut Airell.
“Sebaiknya Nona ikut saya untuk duduk di depan.” Arah dokter Maynard menuju ke meja tempat kerjanya di mana sudah ada Winter di sana yang dari tadi tidak melepaskan pandangannya dari Airell.
“Kenapa kamu melihatku seperti itu?” Tanya Airell setelah duduk di samping Winter dan di depan dokter Maynard. Winter hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Airell.
“Perkenalkan saya Adam Maynard spesialis dokter kandungan. Pasien dan teman sejawat saya biasa memanggil saya dokter Maynard. Nona boleh memanggil saya dengan Adam saja.” Ucap dokter Maynard memperkenalkan dirinya kepada Airell, sedangkan Winter dan Airell sedikit bingung kenapa Airell harus memanggilnya dengan sebutan nama Adam.
“Tidak perlu dipikirkan.” Ucap dokter Maynard dengan senyumnya, “di sini saya ingin memberitahukan mengenai kondisi Nona. Menurut hasil pemeriksaan saya Nona sekarang sedang hamil, usia kandungan Nona saat ini sudah berjalan 2 bulan.” Terang dokter Maynard membuat Airell dan Winter terkejut terutama Airell.
Airell yang mendengarnya merasakan jantungnya berdetak dengan kencang sambil otaknya memikirkan kapan terakhir ia datang bulan dan ternyata ia belum datang bulan di bulan ini.
“Apakah benar yang dikatakan dokter?” Tanya Airell setelah menguasai rasa keterkejutannya.
Airell merasa tidak percaya dengan semua yang didengarnya bahwa saat ini ia tengah mengandung dan usia kandungannya sudah berjalan 2 bulan. Airell sama sekali tidak merasakan namanya mual-mual, pusing atau gejala ibu hamil lainnya dan Airell tentu memahami bahwa tidak semua ibu hamil mengalami gejala tersebut selain *****
makannya bertambah dari biasanya.
Mengusap perutnya yang masih datar dengan pelan, “momma tidak percaya bahwa ada kamu di sini.” Ucap Airell yang didengar oleh Winter yang sedang duduk di sampingnya.
“Kakak jangan khawatir Winter, Summer, kak Karina, dan kak Giselle akan membantu dan menjaga kakak merawat bayi kak Elma.” Ucap Winter hal itu membuat Airell merasa terharu sehingga membuat Airell menitikkan air matanya mendengar perkataan Winter. Entah karena hormon kehamilan atau bukan biasanya Airell tidak mudah terharu atau pun merasa sensitif seperti ini.
***
Sudah hampir 1 bulan lebih ini Max terus muntah-muntah hal itu membuat tubuh Max sangat pucat. Hampir setiap hari Max muntah-muntah terutama di pagi hari dan sore hari hal itu tentu saja mempengaruhi kinerjanya di perusahaan selain tubuhnya yang tampak kurus.
“Kamu makan apa sih sampai seperti ini?” Tanya Diego yang tidak habis pikir apa penyebab sahabatnya terus mengalami muntah-muntah seperti wanita hamil.
Pertanyaan Diego tidak digubris oleh Max yang sedang sibuk dengan acara muntah-muntahnya karena Max sudah bosan mendengar dan menjawab pertanyaan Diego yang itu-itu terus setiap harinya.
Diego memapah Max yang terlihat lemah akibat aksi muntah-muntahnya yang hanya mengeluarkan cairan
saja. Max sudah periksakan diri dengan dokter namun dokter mengatakan bahwa ia tidak apa-apa tidak ada masalah pencernaan atau pun lainnya semuanya normal. Hal itu membuat Diego bingung begitu juga dengan Max.
“Kenapa kamu tidak pergi ke kantor?” Tanya Max dengan ketusnya, “aku pusing mendengar ocehan mu seperti burung beo apalagi pertanyaan mu yang terus menanyakan hal yang sama seperti biasanya.
Diego yang mendengar hal itu membanting Max di tempat tidur karena kesal, “dasar tidak tau terimakasih.” Ucap Diego dengan kesal dan langsung meninggalkan Max sendiri di kamarnya. Sedangkan Max tertawa melihat kekesalan sahabatnya yang seperti
perempuan lagi datang bulan.
“Huh, di mana keberadaan mu El. Aku merindukan mu.” Ucap Max dengan penuh kerinduan.
***
Airell sedang berjalan mondar mandir untuk memperlancarkan jalan lahirnya karena kini usia kandungan Airell sudah 9 bulan tinggal menghitung hari ia akan melahirkan sang buah hati yang berjenis kelamin laki-laki.
Winter merasa pusing dan cemas di waktu bersamaan melihat Airell yang terus berjalan ke sana ke mari. “Kakak jangan terlalu banyak bergerak nanti perut kakak akan jatuh.” Ucap Winter dengan cemasnya hal itu membuat Airell merasa kesal dengan Winter. Kenapa Winter yang dingin dan datar menjadi cerewet dan posesif saat ia hamil.
“Winter saudara kembar ku yang dingin kayak kulkas jangan terlalu khawatir dengan kak Elma, okey.” Ucap Summer yang juga ikut jengah melihat kecemasan dan kekhawatiran yang menurut Summer terlalu berlebihan.
“Jangan menyebut ku kulkas.” Protes Winter, lihat sekarang pagi ini akan ada perdebatan seperti hari-hari biasanya di antara saudara kembar tersebut.
Airell yang malas mendengar Summer dan Winter yang berdebat melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga menuju ke kamarnya namun saat langkah kaki Airell di tangga ke lima Airell terpleset hingga membuat Airell terjatuh dengan posisi duduk di lantai.
Summer dan Winter yang mendengar suara teriakan dari Airell segera menuju ke arah Airell dan melihat Airell yang meringis kesakitan sambil mengelus perutnya.
Mata Winter dan Summer melihat ada darah yang keluar dari bawah kaki Airell dengan segera memapah Airell untuk dibawa ke rumah sakit. Sebelum itu Winter berteriak histeris memanggil nama Karina dan Giselle untuk segera menyiapkan mobil dan menelpon dokter kandungan Airell yaitu dokter Maria.
Selama di perjalanan di dalam mobil tidak henti-hentinya Airell berteriak kesakitan karena perutnya sangat sakit hal itu membuat Winter sangat cemas takut terjadi apa- apa dengan calon bayi dan Airell.
“Kak Karina bisakah dipercepat.” Pinta Winter sambil ikutan meringis karena tangannya yang sedang digenggam Airell yang sangat kuat melukai tangannya tidak hanya Winter saudara kembarnya Summer juga merasakan kuku-kuku Airell sesekali yang menancap di tangannya.
Setibanya di rumah sakit semua orang sudah siap menyambut Airell dan kini Airell di bawa ke dalam ruang persalinan dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh.
2 jam lamanya proses persalinan tersebut hingga terdengarlah suara bayi yang sangat nyaring membuat Winter, Summer, Karina, dan Giselle bernafas dengan lega.
Ceklek
Suara pintu di ruang persalinan Airell terbuka dan nampaklah perawat dan dokter Maria keluar dari ruang tersebut.
“Bagaimana keadaan kak Airell, dokter Maria?” Tanya Winter dengan cemas, sedangkan Summer, Karina dan Giselle melihat bayi yang selama ini mereka nantikan dengan penuh sayang.
“Keadaan Nyonya Airell baik-baik saja sekarang Nyonya Airell sedang beristirahat. Beruntungnya Nyonya Airell segera dibawakan ke rumah sakit hingga hal-hal yang tida diinginkan tidak terjadi pada ibu dan bayinya.” Jelas dokter Maria dengan tersenyum hal itu membuat Winter sangat lega.
*Bersambung*
Airell kini sudah dipindahkan ke ruang rawatnya setelah selesai dengan prosedur pasca melahirkan.
“Kakak apakah sudah ada nama buat baby?” Tanya Summer penasaran sedangkan Winter diam sambil mendengarkan. Karina dan Giselle pulang untuk beristirahat sebentar dan mengambil pakaian ganti serta membelikan makanan buat Summer dan Winter.
“Sudah.” Jawab Airell singkat semakin membuat Summer dan Winter penasaran.
“Namanya siapa kak?” Tanya Summer dengan tidak sabaran.
“Kalle Jaani Oiva dipanggil Noel.” Summer dan Winter kebingungan kenapa nama panggilannya berbeda dengan lengkapnya.
“Kenapa nama panggilannya berbeda kak?” Tanya Summer kembali
“Terserah kakak dong.” Jawab Airell dengan sewot, mendengar jawaban dari ibu baru itu membuat Summer dan Winter menghela nafas panjang ternyata setelah melahirkan sikap sensitif Airell masih ada.
“Arti dari namanya apa kak?” Kali ini bukan Summer yang menanyakannya melainkan Winter.
“Kalle Jaani Oiva artinya anak laki-laki yang menjadi kekuatan bagi momma-nya yang momma-nya dapat sebagai hadiah dari Tuhan tentunya dia adalah anak yang pemberani sedangkan kenapa aku memilih nama panggilannya Noel karena arti dari Noel bahwa ia akan membawa perubahan buat dirinya dan orang di sekitarnya.” Summer dan
Winter terharu mendengar arti nama yang telah diberikan pada ibu baru tersebut kepada bayinya.
“Jadi, Noel akan memanggil kakak dengan momma kenapa tidak mommy kak?” Tanya Summer
“Terserah kakak dong kakak kan momma-nya.” Lagi lagi jawaban ibu hamil itu ketus dan yang mendengarnya hanya mengelus dada. Airell yang biasanya tenang dan tidak mudah kesal semenjak hamil menjadi sensitif perasaannya dan setelah melahirkan pun begitu mudah kesal mungkin masih menyesuaikan diri dengan figur yang baru dipegangnya.
5 Tahun kemudian
“Noel, Noel kamu di mana sayang.” Panggil Airell memanggil anak laki-lakinya yang suka menghilang tiba-tiba.
“Pasti kalau bersama Summer selalu saja menghilang dengan tiba-tibanya.” Gerutu Airell dengan menghembuskan nafasnya karena lelah.
Winter yang baru sampai di rumah mendengar suara ibu satu anak itu merasa pusing bukan pusing kepada sang ibu tapi pusing kepada sang anak yang selalu ada saja tingkahnya.
Noel yang kini sudah berusia 5 tahun baru beberapa hari yang lalu ulang tahunnya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan suka menjahili orang di sekitarnya. Yang selalu menjadi target kejahilan Noel adalah Wiinter karena Noel sangat suka dengan mula lempeng yang ditampilkan Winter.
“Momma.” Teriak Noel dari arah belakang sambil berlari dengan pistol air di tangannya dan di belakang ada Summer yang sudah basah kuyup dan wajah kesalnya akibat ulah Noel yang menembaknya menggunakan pistol air.
“Winter sudah aku bilang jangan mengajari Noel bermain tembak-tembakkan.” Sungut Summer ketika melihat Winter yang baru pulang dari kerja.
“Tidak diajari pun Noel akan tau dengan sendirinya.” Jawab Winter dengan muka datarnya.
“Noel, momma sudah bilang jangan melakukan hal yang usil dengan aunty.” Peringat Airell kepada Noel yang hanya tersenyum dengan wajah tanpa dosanya supaya momma-nya yang menurut Noel sangat cerewet.
“Baiklah, sekarang ayo kita mandi.” Ajak Airell
“Noel mandi sendiri momma, Noel kan sudah besar usia Noel sudah 5 tahun lagipula Noel sudah sekolah PAUD.” Ucap Noel dengan bangga.
“Kalau sudah besar nggak akan suka merengek.” Keluh Summer yang didengar oleh Noel.
“Aunty Summer.” Protes Noel dengan menghentakkan kakinya kesal dan bibirnya yang cemberut mendekar perkataan Summer sehingga membuat semuanya tertawa.
Malam harinya setelah makan siang Noel sedang bermain dengan gadget yang diberikan momma-nya setiap selesai makan malam. Noel bebas melakukan apa saja dengan gadget selama 2 jam itu adalah perjanjian antara dirinya dengan Airell dan tidak ada yang boleh mengganggunya.
Noel mengotak-atik benda persegi tersebut untuk meretas keamanan sebuah perusahaan yang terkenal di negara K sekaligus di benua A tersebut. Tidak hanya itu Noel juga memberikan virus untuk sistem keamanan perusahaan tersebut.
Lalu tangan kecil Noel beralih untuk membuka tab baru dan melihat reaksi dari orang yang telah diretas sistem keamanan perusahaannya.
Nampak di sana bahwa seorang pria sedang kalang kabut di ruang IT perusahaannya setelah mendengar berita yang dikabarkan dari sekretarisnya.
Noel tertawa terbahak-bahak melihat karyawan yang dimarahi oleh pemilik perusahaan karena kecolongan yang terjadi terhadap perusahaannya. Wajah takut dan cemas karyawan membuat Noel terhibur.
Tidak hanya itu keusilan Noel baru beberapa hari yang lalu saat ia baru mendapatkan gadget sebagai hadiah ulang tahunnya untuk memberikan tampilan perdananya di dunia peretasan Noel mengancam pemilik perusahaan dengan rahasia perusahaan yang berada di tangan Noel hingga membuat perusahaan sehingga pemilik perusahaan tersebut kalang kabut atas aksi yang dilakukannya.
Walaupun Noel sangat aktif tapi Noel melakukannya karena pemilik perusahaan tersebut berhasil menyinggung perusahaan yang akan menjadi target Noel selanjutnya untuk mencapai tujuan rahasianya.
Airell yang mendengar Noel tertawa senang merasa penasaran apa yang dilakukan Noel namun sesuai perjanjian di antara mereka bahwa ia tidak boleh mencampuri urusan anaknya ketika sedang bermain gadget.
Airell memberikan hadiah gadget sesuai yang diminta Noel sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke lima. Namun sesuai dengan kesepakatan Noel tidak boleh bermain gadget lebih dari 2 jam dan Airell atau pun yang lainnya tidak boleh mengganggu Noel ketika Noel sedang bermain dengan gadget.
“Aku penasaran deh kak, apa yang dilakukan Noel sampai sesenang itu?” Tanya Summer ikut penasaran dengan apa yang dilakukan Noel.
“Huh, sayangnya kita tidak boleh tau apa yang dilakukannya.” Keluh Airell.
“Tidak menyangka ya kak sekarang Noel sudah lima tahun.” Ucap Summer yang merasa waktu begitu cepat berlalu. Apalagi melihat pertumbuhan dan perkembangan Noel yang berbeda dengan anak lainnya.
Di usia Noel yang beru menginjak usia 1 tahun Noel sudah bisa berbicara dan berjalan walaupun masih terbata-bata dan tertatih-tatih langkah kakinya. Di usia 3 tahun Noel sudah menguasai lima bahasa yaitu bahasa Inggris, Belanda, Korea, Jepang dan Swiss.
“Noel, aunty Karina video call.” Teriak Summer membuat Noel yang sedang menulis diary tentang susu, manfaat susu, sampai rasa dan ekspresi bagaimana Noel sangat menyukai susu dituliskan terhenti.
“Aunty Nana, Noel rindu aunty.” Ucap Noel yang kini duduk di pangkuan Summer sambil menghadap ke arah layar ponsel yang menampilkan Karina.
“Aunty Nana juga sangat merindukan Noel.” Balas Karina atas ungkapan perasaan yang dilontarkan oleh Noel. “Sayang aunty Karina mau memperkenalkan seseorang kepada Noel.” Lanjut Karina.
“Siapa aunty?”
“Halo, Noel ini uncle Louis calon suami aunty Karina.” Ucap seorang pria di sebelah Karina dengan senyum manisnya. Noel yang melihatnya mengedipkan mata lucu hingga membuat Summer, Karina, dan Louis sangat gemas melihatnya.
“Calon suami itu apa aunty?” Tanya Noel yang baru mendengar istilah itu.
“Calon suami itu orang yang akan menikahi orang yang dicintainya seperti aunty karina yang akan menikah 2 minggu ke depan.” Jelas Summer
“Ouwwwwwwwwwwwwwww.” Jawab Noel panjangan sambil menganggukkan kepalanya.
“Noel datangkan ke pesta aunty Nana dan uncle Louis?” Tanya Louis di seberang sana.
“Noel pengen ikut datang ke pesta uncle dan aunty tapi kata momma tidak bisa dan tidak boleh.” Jawab Noel dengan murung.
Ketiga orang dewasa yang mendengar hal itu merasa sedih, “sayang jangan khawatir momma pasti akan datang tidak mungkin momma tidak datang.” Hibur Karina.
“Momma kalau sudah bilang tidak bisa dan tidak boleh akan terus seperti itu aunty. Waktu itu saja pernikahan aunty Giselle juga Noel dan Momma tidak ikut.” Ucap Noel dengan pesimis.
“Noel saat itu kan sedang sakit makanya momma Airell tidak ikut datang karena khawatir dengan Noel apalagi perjalanan dari negara F ke negara K sangat jauh.” Hibur Karina yang tidak tega melihat wajah murung Noel yang sudah ia anggap sebagai keponakannya.
“Nanti, uncle Louis akan mengirimkan jet pribadi buat Noel dan momma Airell untuk mengantar Noel dan momma Airell ke negara K dan menginap di hotel yang bagus. Jadi, Noel nggak perlu khawatir.”
“Benarkah uncle.” Ucap Noel dengan mata kembali berbinar hal itu membuat 3 orang dewasa senang melihat keceriaan yang ditunjukkan kembali oleh Noel di wajahnya sampai Noel melompat-lompat di sofa.
Sebenarnya untuk membeli tiket pesawat bukan Airell tidak merasa mampu bahkan Airell sangat mampu bahkan duduk di kelas VVIP. Tapi, karena Airell merasa masih belum siap jika ia harus kembali ke negara K yang memberikan luka batin sangat dalam bagi dirinya.
“Sayang aku kok merasa melihat Noel kayak mirip seseorang ya.” Pikir Louis setelah mereka memutuskan sambungan teleponnya.
“Emang mirip siapa?” Tanya Karina penasaran.
“Entahlah aku lupa.” Jawab Louis.
***
Malam harinya Airell baru pulang dari kerjanya karena melihat banyak sekali tawaran kerjasama untuk memperluas toko roti dan toko bunga yang selama 6 tahun ini dikelola Airell sebagai penghasil biaya hidupnya sehari-hari dan ke depannya.
Saat ini Airell sedang membangun padang bunga untuk menjadi objek wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara hal ini dilakukan Airell karena ia sangat menyukai bunga dan warna bunga yang selalu memanjakan matanya.
Tidak hanya itu saat ini Airell juga sedang membuka restoran seafood tentu saja hal itu sebelumnya tidak pernah dipikirkan oleh Airell tapi melihat ada orang yang datang kepadanya dengan memberikan uang yang lebih dari cukup untuk membuatnya membuka restoran seafood tersebut.
Airell merasa di usia Noel yang ke lima tahun banyak sekali hal yang tidak terduga terutama bisnisnya. Airell berpikir mungkin ini adalah hadiah dan anugerah buat Airell atas kesabaran dan jerih payahnya selama ini. Tentu saja hadiah terbesar bagi Airell adalah kehadiran Noel dan melihat Noel tumbuh kembang.
Memikirkan Noel membuat Airell sangat bersemangat untuk menuju kamarnya di mana sang anak yang sudah tertidur lelap di atas kasurnya. Hal itu sekaligus membuat Airell sedih karena baru pertama kalinya ia tidak bisa menemani anaknya sampai tertidur di malam hari.
“Selamat tidur sayang, maafkan momma pulang larut malam kali ini.” Ucap Noel yang langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Sedangkan Noel yang ternyata belum tidur membuka matanya dan tersenyum melihat ke arah di mana kamar mandi berada. Noel membuka gadget sebentar dan melihat pesan bahwa orang yang diancamnya benar melakukan apa yang ia mau yaitu memberikan donasi untuk momma-nya tanpa ada persyaratan yang diberikan
kepada momma-nya.
*Bersambung*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!