Evan adalah seorang suami dari Shinta wanita yang bisa di bilang paling cantik di seluruh kota amster. Evan juga merupakan seorang menantu dari keluarga Lu keluarga nomor tiga di kota itu. Evan yang kesehariannya hanya mengerjakan semua pekerjaan rumah meliputi memasak, mencuci piring, dan pekerjaan rumah lainnya layaknya hanya seorang pembantu.
pada suatu malam di mana kakek keluarga Lu mengadakan sebuah pesta pertunangan salah satu cucunya yaitu Serli dan Deny Wang. semua keluarga besar Lu seluruhnya hadir termasuk Evan yang juga merupakan suami dari Shinta. Shinta merupakan cucu dari kakek Lu.
"kakek ini mahar dariku sebagai hadiah pertunangan Serli" ucap Ricard sambil memberikan hadiah sebuah bantal giok yang setidaknya bernilai 2 miliar. Ricard merupakan cucu laki-laki kesayangan dari kakek Lu. kakek Lu pun tertawa sambil tersenyum
"ini mahar dari saya kakek semoga kakek panjang umur" sebuah kunci mobil BMW senilai 1,5 milliar yang di berikan oleh Siska sepupu serli yang juga merupakan cucu dari Kakek Lu . kakek pun tersenyum berkata "kalian tidak membuat malu" kakek Lu merasa puas.
Kedua hadiah yang di berikan itu bernilai milyaran dan sangat mewah bahkan kakek Lu terlihat sangat gembira menerimanya.
"kakek ini mahar dari saya" Shinta memberikan sebuah kalung emas yang mungkin harganya hanya sekitar 200 juta. Kakek Lu yang menerima pemberian dari Shinta tiba-tiba tiba ekspresinya pun berubah dari gembira menjadi terlihat marah dan tampak kecewa.
"Shinta kamu sungguh membuat ku kecewa apakah kamu tidak melihat hadiah dari sepupumu" kakek berkata dengan nada tinggi dan wajahnya sangat tidak puas.
Shinta hanya bisa tertunduk diam menahan malu, sebenarnya Shinta ingin memberikan hadiah yang mewah juga akan tetapi kondisi ekonomi Shinta yang bisa di bilang paling rendah diantara seluruh keluarga. Apa lagi di tambah suaminya yang hanya seorang pengangguran membuatnya semakin kesusahan.
"serli kakek sangat bangga kepadamu bisa bertunangan dengan laki-laki seperti Deny Wang". keluarga Wang merupakan keluarga nomor dua di kota amster dengan bisnis dalam bidang perdagangan. sedangkan Deny merupakan manager penjualan di perusahaan glory group. glory group merupakan perusahan terbesar di kota amster bisa di bilang bahwa seluruh perputaran uang di kota tersebut berada dalam kendali glory group.
"tidak seperti sepupumu yang hanya menikahi seorang sampah yang membuat malu seluruh keluarga". kakek Lu berkata sambil melirik Shinta dengan nada menghina.
sebelumnya pernikahan Evan dan Shinta terjadi karna restu dan paksaan dari nenek Lu. Sebelumnya banyak dari keluarga Lu yang menentang pernikahan itu akan tetapi mereka tetap tidak berani menentang putusan dari nenek Lu.
Setelah acara pernikahan selesai seminggu kemudian nenek Lu justru meninggal. sejak saat itu kehidupan Evan tidak lebih baik dari seorang pembantu bahkan pembantu pun berani untuk mengolok-oloknya.
Keluarga Lu yang memang sudah tidak suka kepada Evan sejak semakin menindas nya setelah kematian nenek Lu.
karna Evan terlihat miskin jadi menurut keluarga Lu pernikahan ini sangat memalukan dan menjadi sebuah aib. apalagi setelah menikah Evan tidak bekerja untuk menghasilkan uang dan hanya mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mengepel ,mencuci layaknya pembantu.
berita ini pun segera tersebar ke seluruh penjuru kota amster dan menjadi bahan olok olokan.
"kakek maafkan saya dan maafkan evan" Shinta berkata dengan pelan. akan tetapi kakek Lu sama sekali tidak memperdulikannya.
perkataan Shinta itu sama sekali tidak di anggap oleh kakek Lu hingga membuatnya hanya menundukkan kepalanya.
Akan tetapi perkataan Shinta itu membuat Evan terkejut setelah menikah selama 2 tahun baru kali ini Evan mendengar Shinta membelanya membantu meminta maaf kepada kakek.
"hah lebih baik kamu ceraikan saja dia" kakek Lu berbicara dengan nada serius.
Shinta kaget mendengar ucapan kakek Lu akan tetapi Shinta tidak berbicara apapun dan menatap Evan dengan rasa kasian, tidak bisa pungkiri selama dua tahun ini meraka telah tinggal bersama walau setiap malam Evan tidur di lantai dan Shinta tidur di kasur, tetapi sedikit demi sedikit ada perasaan aneh yang tidak bisa di jelaskan oleh Shinta.
Evan yang juga mendengar perkataan dari kakek Lu juga hanya dia saja dan menatap istrinya yang terlihat hanya diam saja.
beberapa saat kemudian terdengar suara iring iringan mobil dari luar rumah. kakek Lu pun segera keluar untuk menyambut keluarga Wang. sekitar ada 5 buah mobil Audi yang datang dan langsung memarkirkan mobilnya.
"selamat malam kakek Lu ini mahar dari saya untuk serli". Ujar Deny Wang sambil memberikan sebuah kotak kepada kakek Lu kemudian Kakek Lu langi membuka kotak tersebut. Di lihatnya selembar kertas yang ternyata adalah sebuah cek senilai 10 miliar yang langsung membuat kakek Lu kembali tersenyum.
"Deny Wang anda benar-benar sangat murah hati" kakek Lu tersenyum sambil memuji Deny Wang.
Deny Wang Merasa sangat bangga dengan cek senilai 10 miliar hingga membuatnya menjadi pusat perhatian malam itu. walaupun di dalam hati Dany Wang sedikit kecewa karna sebenarnya dia lebih menyukai Shinta karna Shinta jauh lebih cantik daripada serli akan tetapi Sinta malah menikahi pria yang tidak berguna.
Deny Wang melihat sekeliling dan menemukan Shinta dan even sehingga dia berencana untuk mempermalukan Evan.
"Yoo bukannya kamu Evan" Deny menyapa sambil melihat Evan dengan pandangan yang meremehkan.
"hai apa kabar" Evan mengulurkan tangannya hendak menyalami Deny. Deny tidak menjabat tangan Evan tetapi malah menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal dan berkata.
"apakah kamu masih seperti yang dulu hanya menumpang hidup dan tidak bekerja, aku bisa membantumu mendapat pekerjaan sebagai pembersih toilet di glory group".
dengan nada mengejek dany berkata sambil memandangi pakaian Evan yang terlihat lusuh dan juga tampak murah.
Dany membandingkan dirinya yang kaya dengan Evan yang miskin pun berkata "sialan lebih baik aku yang menikahi Shinta kenapa malah sampah ini".
Shinta dan ayah ibunya semakin malu di buat oleh Evan. Evan hanya terdiam menahan amarahnya akibat perkataan Deny.
Singkat cerita pesta pun berjalan dengan lancar dan meriah untuk semua orang kecuali keluarga Shinta yang menahan malu selama acara tersebut dan berharap acara dapat cepat berakhir.
Beberapa waktu kemudian pesta itupun berakhir. Keluarga Shinta juga telah meninggalkan kediaman keluarga Lu dan pulang menuju rumah dengan mengendarai sebuah mobil tua dia Evan lah yang menjadi sopir.
Di dalam mobi " Shinta besok kamu harus bercerai dengan sampah ini" Memey ibu Shinta berkata dengan nada ketus mengingat kejadian memalukan tadi. Sedangkan bela adik Shinta hanya bisa terdiam memandang Evan dengan rasa yang tidak bisa di ungkapkan sangking kesalnya.
"kamu dengarkan perkataan ibumu baik baik Shinta" imbuh robi yang merupakan ayah Shinta. tidak dapat di pungkiri bahwa keluarga mereka menjadi bahan olok olokan semenjak Evan menjadi menantunya.
setibanya di rumah Memey memerintahkan Evan untuk membuatkannya teh. Evan tanpa bicara langsung bergegas pergi ke dapur.
tiba tiba hp Evan berbunyi, Evan mengeluarkan hp bututnya melihat nomor baru yang masuk Evan tanpa ragu langsung mengangkat telponnya.
"halo Evan ini aku Dewi ye kakakmu" Evan masih mengingat suara ini, Memang betul ini adalah suara kakaknya yang telah meninggalkannya dulu demi mencari kedua orang tuanya 5 tahun yang lalu.
Evan masih ingat mereka hidup dengan kemiskinan bahkan makan pun tidak pernah kenyang hingga kakaknya pergi dan Evan bertemu dengan nenek Lu yang menikahkan nya dengan cucunya Shinta.
"maafkan kakak Evan sekarang keluarga kita sudah kaya bahkan super kaya" ucap Dewi ye.
Singkat cerita Dewi ye telah menemukan kedua orang tuanya dan menceritakan bahwa keluarga ye telah berkembang pesat di luar negri bahkan mampu menguasai 60 persen kekayaan di dunia.
"ayah dan ibu bekerja keras dan akhirnya kita bisa seperti sekarang ini kakak ad mengirimi mu uang di kartu ATM mu 500 miliar" ujar Dewi ye.
Kartu ATM itu adalah kartu yg di berikan kepada Evan sebelum Dewi pergi untuk mencari kedua orang tuanya. Dulu di kartu itu berisi uang hany 5 juta sebagai pegangan Evan.
Evan merasakan kejadian ini seperti mimpi, dulunya keluarganya sangatlah miskin akan tetapi sekarang mereka menjadi sangat kaya dan berkuasa.
"kak aku sedang sibuk nanti aku hubungi lagi" sembari mematikan telpon Evan melihat pesan masuk ternyata dia memperoleh transferan ke rekeningnya sebesar 500 miliar Evan pun kaget ternyata ini bukan mimpi ternyata keluarga ku sudah kaya raya.
"Evan lama sekali kamu membuat teh dasar tidak berguna" teriak memey merasa kesal.
Di ruang tamu mereka sedang duduk duduk" Bu perusahaan kita sedang membutuhkan dana 30 miliar jika tidak perusaan akan bangkrut" Shinta berkata dengan wajah sedih dan pusing.
"banyak sekali Shinta bagaimana mendapatkan uang sebanyak itu" Memey berkata dengan putus asa.
tiba tiba hp Memey berbunyi ketika di lihat ternyata telepon dari Aldo sie yang merupakan anak pengusaha kaya. Dia berasal dari keluarga sie, seketika Memey mengangkat telponnya.
"halo Tante saya Aldo dari keluarga sie saya sudah mendengar bahwa perusahaan Tante membutuhkan suntikan dana".
Memey seketika menjadi sangat ramah Memey tahu bahwa Aldo sangat menyukai Shinta anaknya, tetapi anaknya malah menikahi sampah seperti Evan.
setelah menerima telepon dari Aldo sie, wajah Memey tampak sangat senang. memei memikirkan seandainya yang menjadi menantunya adalah Aldo tentu saja keluarga mereka akan menjadi keluarga terpandang dan tidak akan di rendahkan.
"Bu siapa yang menelpon" Shinta bertanya dengan bingung kenapa ibunya merasa senang sehabis mengangkat telepon itu.
"kamu ingat Aldo dari kelurga sie tampaknya perusahaan kita akan terselamatkan dia bersedia meminjamkan 30 miliar" ucap memey.
Shinta pun ingat bahwa Aldo dulu pernah menyatakan cintanya kepada Shinta akan tetapi Shinta menolaknya karna Shinta merasa sikapnya yang sombong dan hanya mengandalkan kekayaan untuk menggaet wanita.
"besok dia akan datang kemari lebih baik kamu segera menceraikan sampah tidak berguna itu, lebih cepat lebih baik" ucap Memey terus memaksa Shinta untuk menceraikan Evan.
"Bu aku tidak bisa menceraikannya dan uang 30 miliar itu banyak mana mungkin dengan mudahnya Aldo meminjamkannya" tanpa sadar Shinta mulai ada perasaan terhadap Evan.
sembari Evan mengantarkan Teh itu tidak sengaja Evan mendengarkan percakapan mereka. Evan merasa senang mendengarkan istrinya belum mau menceraikannya.
"Shinta aku bisa membantumu mengenai uang 30 milliar" ucap Evan sambil menaruh tehnya di atas meja.
Evan yang jarang bicara sontak membuat Memey dan Shinta tercengang. Evan yang hanya bekerja seperti pembantu di rumah mereka berani berbicara seperti itu.
"woi sampah apa hak mu untuk berbicara sudah cukup kamu membuat malu keluarga jangan sok kaya" memey berbicara dengan keras seraya membentak evan dengan muka marah.
"Evan sudah cukup biarkan aku yang memikirkannya" Shinta berkata dengan dingin.
mana mungkin Evan punya uang sebanyak itu sedangkan dia tidak bekerja dan aku hanya memberi nya 200 ribu setiap hari buat belanja Shinta tidak menganggap serius kata kata Evan dan hanya menganggapnya sebuah lelucon.
"dasar menantu tidak berguna lebih baik kamu ceraikan Shinta itu lebih membantu" ucap Memey sambil meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamar dengan raut wajah marah.
"Shinta percaya padaku aku bisa membantumu" bujuk Evan.
Evan memiliki uang di rekeningnya 500 miliar dan merupakan putra dari kluarga ye yang asetnya berada di seluruh dunia.
"sudahlah lebih baik kamu kembali ke kamar jangan menambah pusing" Shinta tidak menggubris Sama sekali apa yang di katakan Evan.
setelah tiba d kamar tidur Shinta langsung berbaring di atas kasur menarik selimut seperti biasanya dan Evan mengambil selimut lalu tidur di lantai.
selama dua tahun pernikahan mereka Evan blum pernah sama sekali menyentuh Shinta apa lagi sampai tidur bersama itu terasa mimpi bagi Evan.
ketika Evan sedang berbaring tiba tiba hpnya mendapatkan pesan dari nomor baru "tuan muda ini saya Zaki pemimpin di perusahaan glory group kakak anda Dewi ye yang memberikan nomor anda kepada saya, kakak anda berpesan untuk memberikan glory group kepada anda apakah anda ada waktu besok untuk menandatangani berkas berkasnya" bunyi pesan itu.
sontak pesan ini membuat Evan kaget dan bingung pasalnya glory group adalah perusahaan terbesar di kota ini dan itu akan menjadi miliknya, hati Evan pun menjadi senang dan terasa seperti sebuah mimpi akan tetapi Evan tetap membalas pesan itu.membalas pesan dengan kata "ya".
ternyata glory group juga merupakan perusahaan milik orang tua evan akan tetapi ia tidak mengetahui nya. Glory group di pimpin oleh zaki, seluruh warga kota amster mengenal Zaki sebagai orang terkaya di kota.
setelah menerima pesan itu Evan langsung menelpon kakaknya untuk memastikan kebenarannya "kak apakah benar yang di katakan Zaki" Tanyanya.
"ya kamu lah sekarang pemilik glory group sekarang. Perusahaan itu hanya salah satu aset keluarga kita setelah ini kamu harus menjalani hidup yang lebih baik Evan". setelah berbincang agak lama kakaknya mematikan telpon itu.
Evan menjadi bingung memikirkan berapa banyak harta yang dimiliki keluarga bahkan perusahaan Terbesar di kota pun hanya aset kecil bagi keluarganya. Evan terus memikirkannya hingga tidurnya pun tidak nyenyak.
keesokannya Evan terbangun agak siang, sementara Shinta telah berangkat ke kantor dan sementara kedua mertuanya masih tidur.
segera Evan melakukan pekerjaan rumah seperti biasanya agar dia dapat segera pergi ke glory group menemui Zaki.
setelah menyelesaikan pekerjaannya Evan pun berangkat ke glory group menggunakan sepeda listrik yang di belikan istrinya yang selama ini dia pakai untuk belanja sayur ke pasar.
sesampainya di glory group Evan memarkirkan sepeda listriknya dan menuju ke pintu masuk kantor. ketika Evan hendak masuk ke kantor dia langsung di hadang oleh dua penjaga berbadan besar menggunakan jas berwarna hitam.
"hei mau kemana kamu di sini tidak menerima pengemis" penjaga berkata dengan suara keras sambil melihat pakaian Evan yang lusuh bahkan terdapat bekas jahitan robek yang membuatnya tampak seperti seorang pengemis.
Even sedikit kesal setiap orang yang melihatnya pasti selalu akan menghinanya.
"saya ingin bertemu Zaki" Evan berkata dengan santai.
Kedua pengawal itu bingung bagaimana mungkin seorang pengemis ingin bertemu dengan bos Zaki.
"hahaha dasar kamu pikir kamu siapa lebih baik pergi" penjaga itu berkata sambil menarik kerah baju Evan.
penjaga yang lain berkata "cepat usir dia sebentar lagi akan ada tamu penting jangan sampai melihat ia melihat ada pengemis disini".
kemudian Evan langsung dilempar ke luar "kalian kenapa kasar seperti ini" ucap Evan sambil berdiri dan membersihkan pakaiannya.
"kamu pantas mendapatkannya percaya atau tidak kami akan mematahkan kakimu bila kamu tidak segera pergi" penjaga itu semakin marah.
Beberapa saat kemudian tiba tiba keluar seorang wanita cantik putih dengan pakaian ketat tinggi sekitar 170 cm dengan lesung di pipinya "ada apa ini ribut ribut" ucapnya.
"begini sekertaris Lia gembel ini ingin bertemu dengan tuan Zaki" ujar penjaga itu.
sekertaris Lia melihat ke arah Evan dengan hati hati kemudian berkata "lebih baik anda segera pergi ini bukan tempat mengemis".
Evan yang sedang mengagumi kecantikan Lia tiba tiba kaget mendengar nada bicara Lia yang menghinanya " kalian jangan menilai orang dari penampilannya dam juga kalian terlalu sombong" Evan berkata dengan nada tinggi.
tiba tiba Lia mendekat dan menampar Evan dengan keras. Evan pun kaget tidak bisa menghindar. pipi Evan merah merasakan panasnya tamparan dari Lia.
"kalian cepat usir dia bila melawan patahkan kakinya" ucap Lia sembari memberi perintah ke pada penjaga itu.
sontak kedua penjaga itu segera mendekati Evan dengan membawa besi baja di tangannya.
tiba-tiba dari kejauhan terlihat seorang pria tua yang sedang berlari terburu-buru.
"stop berhenti" terdengar suara pria agak gemuk dari jauh berlari dengan cepat, ternyata itu adalah Zaki pemimpin dari glory group.
"tuan Zaki kenapa anda berlari seperti terburu buru" sekertaris Lia menyapa tuan Zaki.
zaki tidak memperdulikan mereka dan malah fokus melihat ke arah Evan.
"tuan Zaki kami tidak tau ini gembel dari mana dan kami akan segera mengusirnya" kata Lia sambil melihat Zaki yang terus menatap Evan.
"plak" tiba-tiba Zaki langsung menampar Lia dengan keras.
Zaki langsung mengetahui orang di depannya adalah Evan yang merupakan adik dari Dewi ye.
Zaki mengetahuinya di karenakan Dewi ye sempat mengirimkan Poto Evan kepada Zaki.
Zaki tidak bisa membayangkan jika keluarga ye tahu Evan di perlakukan seperti gembel oleh karyawan nya sendiri.
"tuan Zaki kenapa anda menampar saya tuan" ucap Lia sambil memegangi pipinya yang bengkak.
Zaki tidak menjawab pertanyaan dari Lia dan malah mendekati Evan seraya berkata.
"tuan muda maafkan saya" Zaki memberikan hormat membungkukkan badannya 90 derajat kepada evan.
seketika Lia dan para penjaga kaget luar biasa bagaiman mungkin seorang bos glory group seorang yang kaya raya bisa begitu hormat kepada Evan yang terlihat seperti gembel.
Evan diam tanpa suara yang menandakan ia sedang marah seketika kembali Zaki menampar lagi Lia "kamu buta kamu membuatku malu".
pengawal yang dari tadi begitu sombong pun langsung diam tanpa suara wajah mereka memucat serta kaki mereka gemetaran serasa akan kencing di celana.
"tuan Zaki apa salah saya kenap anda menampar saya lagi" Lia terus mengusap pipinya yang sudah bengkak akibat tamparan itu.
"apakah kamu tidak tahu beliau adalah tuan ye, Evan ye bos baru di glory group ini" ucap Zaki.
Lia tidak mau mempercayainya bagaimana gembel ini tiba tiba bisa menjadi pemilik perusahaan ini. Akan tetapi jika Zaki sudah mengatakannya berarti semua ini adalah benar.
seketika tubuh Lia serasa lemas tidak bertenaga. Lia pun berlutut memohon kepada Evan agar memaafkannya.
"tuan tolong maafkan saya saya buta tidak bisa melihat anda" ucap Lia sambil berlutut.
sementara penjaga tadi pun ikut berlutut memohon ampun dan meminta maaf setelah mengetahui bahwa Evan yang mereka hina ternyata adalah bos mereka sendiri.
evan kemudian mendatangi Lia dan penjaga itu lalu berkata "lain kali jangan menilai orang dari penampilannya".
sedikit yang dikatakan Evan tetapi sangat mengena di hati mereka. Evan lalu pergi begitu saja dan langsung masuk ke dalam perusahan.
Lia dan para penjaga itu merasa senang dan tidak menyangka Karna mereka tidak di pecat dari perusahaan itu, mereka berpikir ternyata bos mereka sangat Baik dan murah hati.
"kalian harus rahasiakan kejadian ini karna tuan muda orangnya rendah hati, dia tidak mau ada yang mengetahui bahwa dia adalah pemilik perusahaan ini saya harap kalian dapat merahasiakan identitasnya" Zaki berkata sambil seraya mengikuti Evan pergi.
"baik tuan" Lia dan penjaga berkata dengan posisi masih berlutut.
setibanya mereka di dalam ruangan segera Zaki mengeluarkan dokumen dokumen yang harus di tandatangani oleh Evan sebagai penyerahan perusahaan kepadanya.
Evan pun langsung menandatangi semua Evan hampir tidak bisa di mempercayai bahwa sekarang dia adalah bos dari glory group yaitu perusahaan terbesar di kota amster.
"Zaki aku mau kamu sebarkan berita bahwa pemimpin glory group telah berganti tapi jangan kamu sebutkan namaku cukup marga ku saja marga ye dan aku mau kamu sampaikan bahwa aku akan menginvestasikan 1 triliun untuk sebuah proyek perusahaan di kota amster apakah kamu bisa mengaturnya" ucap Evan memberikan perintah.
Zaki paham bahwa Evan sangat rendah hati dia tidak ingin identitasnya diketahui oleh siapapun. Zaki segera menyanggupinya dan berkata " baik tuan semua akan saya lakukan sesuai permintaan anda".
setelah selesai dengan semua urusannya Evan segera kembali ke rumah dengan mengendarai sepeda listrik nya.
Shinta yang sudah pulang lebih dulu dari Evan sedang berbincang dengan ayah dan ibunya membahas masalah perusahaan yang kekurangan dana.
"Shinta apakah kamu sudah mendapatkan pinjaman uang" tanya Robi kepada Shinta.
"kalo saja kamu dulu menikahi seorang yang kaya raya pasti keluarga kita akan lebih baik dan tidak perlu kesusahan seperti sekarang" memey berkata marah karna memikirkan punya menantu miskin dan tidak berguna.
"sabar yah Bu ini Shinta sedang berusaha mencari pinjaman" ujar Shinta sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing.
tiba tiba tiba terdengar suara mobil dari luar rumah dan di ikuti dengan bunyi bel rumah .
ternyata yang datang adalah sosok Aldo yang tiba dengan menggunakan sebuah mobil BMW dan memakai jas hitam yang jelas terlihat mahal.
"malam om Tante" Aldo menyapa dengan ramah sambil melirik Shinta yang sedang duduk tampak begitu cantik dan anggun membuat Aldo diam beberapa saat untuk mengaguminya.
"perkenalkan saya Aldo dari keluarga sie dan ayah saya adalah bos dari perusahaan properti" sambil tersenyum Aldo memperkenalkan diri.
melihat penampilan Aldo yang begitu rapi memey pun tersenyum dan berkata dalam hatinya seharusnya Aldo lah yang menjadi menantu keluarga Lu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!