“Cepat masuk!” perintah seorang wanita pada sekretaris pribadinya melewati panggilan interkom. Membuat wanita yang berada tepat di meja kerjanya langsung beranjak dari kursi tempatnya duduk menuju ruang kerja atasannya. “Maria. Belikan aku rujak buah. Aku menginginkannya sekarang juga dan tidak pakai lama!” perintah wanita cantik yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil menumpu satu pahanya dengan paha yang satunya ketika sekretaris nya sudah berada di dalam ruang kerjanya.
“Tapi bu. Ini masih pagi dan penjual rujak belum ada satu pun yang berjualan,” ujar Maria karena jam masih menunjukkan pukul delapan pagi.
“Maria! Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu. Aku menginginkan sekarang juga!”
“Baik bu. Aku akan mencarikan nya sekarang juga,”
“Bagus sekarang pergi lah,” ucap atasan Maria. Membuat Maria langsung keluar dari ruang kerja atasannya tersebut. Dan tahu apa yang harus dirinya lakukan agar atasannya tersebut tidak marah dan memecatnya. Mengingat kembali pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja terkenal kejam, dingin, arogan dan semua apa yang di inginkan harus terkabul bagaimanapun caranya.
“Selamat pagi kesayangan mommy,”
“Mommy?”
“Iya sayang ini mommy,” ujar wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja putri nya tersebut.
“Untuk apa mom pagi-pagi datang ke kantor ku?”
“Mommy mengantar sarapan untukmu sayang,” ujar wanita paruh baya tersebut sambil menaruh bekal di atas meja kerja anaknya dan langsung memeluk anaknya yang datang menghampiri nya. “Mommy tahu kamu belum sarapan sayang,”
“Mom. Aku sudah mengatakan kepada mommy. Akhir-akhir ini aku tidak berselera untuk makan. Aku hanya ingin makan buah buahan saja. Dan baru saja Maria aku suruh membelikan rujak buah untukku. Karena aku ingin makan rujak buah,”
“Apa! Apa mommy tidak salah mendengar?”
“Tidak mom. Aku ingin makan rujak buah. Kenapa mommy terkejut begitu apa ada yang salah?”
“Tentu mommy terkejut. Apa kamu sedang hamil? Tidak bukan? Bersuami saja belum. Oh iya kapan kamu akan mengenalkan kekasih kamu kepada mommy?”
*
*
*
“emm oh no terus Brian. Aku mohon jangan berhenti teruskan saja,” ujar seorang wanita dan langsung memeluk tubuh pria yang sedang berada di atasnya agar terus mempercepat ritme permainannya saat keduanya sedang menikmati kenikmatan sesaat untuk menikmati surga dunia tanpa ikat pernikahan yang sudah sering keduanya lakukan.
“Lery. Aku lupa menggunakan pengaman,” ucap pria tersebut sambil menghentikan aksinya menyadari kalau dirinya belum menggunakan pengaman.
“Tidak masalah. Rasanya jauh lebih nikmat begini Brian. Lanjutkan saja aku menginginkannya,”
“Baiklah. Aku juga menginginkannya,” ujar pria tersebut dan langsung melanjutkan permainannya kembali dan menambah dosa saat keduanya melakukan tanpa adanya ikatan pernikahan.
Hingga suara lenguhan dari bibir keduanya berganti bersamaan dengan semburan cairan hangat di dalam rahim sang wanita dan mengakhiri kenikmatan sesaat nya.
*
*
*
“Lery sayang kenapa kamu melamun? Kamu baik-baik saja bukan?” tanya wanita paruh baya sambil memegang bahu anaknya yang sedang melamun.
“Em tidak mom. Aku tidak melamun,” jawab Lery sambil tersenyum setelah menghentikan lamunannya. “Oh iya tadi mommy bertanya apa?”
“Kapan kamu akan mengenalkan kekasih kamu kepada mommy sayang?”
“Oh itu. Secepatnya mommy. Oh ya mom aku ingin ke kamar mandi dulu ya?”
“Tunggu dulu sayang. Mommy juga akan pulang. Jangan lupa makanan yang mommy bawa di habiskan oke,” ujar perempuan paruh baya tersebut sambil mencium kedua pipi putri nya kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
Selepas kepergian mommy nya Lery mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi. Kemudian dirinya langsung mengambil kalender meja yang terdapat di atas meja kerjanya.
“Ya ampun. Aku sudah telah hampir satu bulan. Apa jangan-jangan... Ah tidak mungkin,” ucap Lery yang langsung menyambar tas miliknya lalu keluar dari ruang kerjanya.
*Like*Komen*Bersambung.................
Setelah memarkirkan mobil yang di kendarai tepat di tempat parkir rumah sakit. Lery langsung berjalan menuju ruang dokter kandungan yang sebelumnya dirinya cari di internet. Hatinya penuh dengan kekawatiran seandainya benar apa yang dirinya takutkan akan terjadi.
Lery duduk tepat di hadapan dokter kandungan tersebut saat sebelumnya dirinya baru selesai melakukan pemeriksaan. Senyum tersungging dari kedua sudut bibir dokter wanita tersebut, membuat perasaan Lery menjadi tidak karuan.
“Selamat nona. Dari tes urine dan juga pemeriksaan tadi membuktikan bahwa nona sedang mengandung dan usia kandungan nona memasuki usia tujuh minggu,”
“Apa?”
“Ada apa nona? Ini berita yang sangat menggembirakan kenapa nona begitu terkejut?”
“Tidak dok. Aku hanya merasa sangat bahagia,” bohong Lery karena dihatinya di penuhi dengan kecemasan saat mengingat kembali Brian pria satu satunya yang berhubungan dengan Lery tidak ingin memiliki sebuah komitmen dalam sebuah hubungan.
“Baguslah. Sekali lagi selamat nona atas kehamilannya,” ujar dokter tersebut sambil memberikan buku periksa, tespec yang tadi digunakan oleh Lery. Dan juga resep obat obattan dan juga vitamin yang biasa orang sedang hamil konsumsi. “Oh ya nona. Hindari aktivitas yang berat agar tidak terjadi sesuatu pada janin nona yang masih muda,”
“Baik dok terima kasih,” sambung Lery yang langsung keluar dari ruangan dokter tersebut.
“Arrrggghhh kenapa ini bisa terjadi. Sial. Sial,” kesal Lery saat sudah berada di dalam mobilnya sambil memukul setir pengemudi. “Aku harus menemui Brian. Harus. Aku tidak ingin. Menanggung ini seorang diri.
*
*
*
Lery yang sudah sampai di sebuah apartemen mewah langsung menuju lift. Dengan penuh kecemasan, jika mommy nya tahu apa yang sedang terjadi dengannya. Pasti dirinya akan di usir dari rumah. Dan bisa jadi dirinya tidak mendapat sepeserpun harta dan juga perusahaan yang sekarang dirinya pegang.
Lery langsung menekan passcode saat dirinya sudah sampai unit apartemen di mana Brian tinggal.
“Brian!” teriak Lery penuh emosi saat sudah masuk ke dalam apartemen Brian dan masuk ke dalam kamar pria tersebut. Saat mendapati pria tersebut sedang berada di atas tubuh wanita dan keduanya tanpa menggunakan sehelai benang pun. Membuat pria tersebut langsung menghentikan aksinya dan turun dari atas tubuh wanita tersebut sambil menyabar jubah mandi yang terdapat di sampingnya begitu pun dengan sang wanita.
Plak plak
Lery menampar pipi Brian saat pria itu menghampiri nya. Membuat Brian hanya tersenyum.
“Kurang ajar sekali kau Brian. Tega sekali kamu menghianatiku?”
“Menghianatimu? Apa kita memiliki hubungan tidak bukan?”
“Brian!”
“Ada apa? Jangan berteriak padaku! Memang itu kenyataannya bukan?”
“Aku sedang mengandung anakmu,” ucap Lery membuat Brian langsung tertawa kencang.
“Terus aku harus apa?”
“Kamu harus bertanggung jawab. Karena anak ini anak kamu!”
“Anakku kamu bilang? Yang mengandung kamu bukan? Tentu saja itu anak kamu. Untuk apa aku harus bertanggung jawab,”
“Brian!” teriak Lery sambil melayangkan tangannya ingin menampar Brian. Tapi Brian langsung menahan tangan Lery.
“Kita melakukannya karena kita sama-sama menginginkan nya Lery. Untuk apa aku harus bertanggung jawab. Kamu sendiri yang melarangku untuk menggunakan pengaman. Dan kamu tahu aku pria bebas,” jelas Brian sambil menarik tangan Lery untuk keluar dari kamar.
“Urus saja anak itu sendiri dan jangan pernah menemuiku lagi mulai saat ini!” tegas Brian sambil mendorong tubuh Lery untuk keluar dari apartemennya.
“Sial kau Brian! Dasar bajingan! Manusia biadab!” teriak Lery sambil menekan pin passcode apartemen Brian tapi tidak bisa saat Brian sudah mengubahnya membuat Lery langsung menendang pintu apartemen tersebut sambil terus memaki Brian. Dan aksi Lery berhenti saat ada security apartemen Brian yang menghentikan aksinya.
*Like*Komen*Bersambung...............
Lery terus saja berteriak saat sudah berada di dalam mobilnya merutuki dirinya sendiri sambil memukul mukul perutnya, air mata yang sedari tadi ditahan oleh Lery meluncur tidak tertahankan lagi. Kemudian Lery mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh saat dirinya begitu frustrasi dan tidak bisa berpikir lagi. Apa yang harus dirinya katakan kepada mommy nya. Orang tua satu satunya yang masih hidup. Dan juga kedua saudaranya. Terlebih lagi dengan bisnis keluarganya yang bisa terancam bila publik tahu apa yang terjadi pada dirinya.
“Tidak!” teriak Lery sambil menghentikan mobil yang di kendarai secara mendadak tepat di jembatan layang. Mata Lery langsung tertuju pada pinggiran jembatan layang tersebut. Saat dirinya tidak bisa berpikir lagi dengan apa yang sedang dialaminya. Tubuh Lery bergetar menuruni mobil dan berjalan menuju pinggiran jembatan layang yang begitu sepi. Tidak ada air mata yang keluar dari mata Lery di gantikan senyum sinis dari sebelah sudut bibirnya. Kedua tangan Lery sudah memegang pagar pembatas jembatan layang tersebut. Kemudian Lery melepas sepatu hak tingginya yang dirinya gunakan.
“Maafkan aku mom. Hanya dengan cara ini aku bisa menyelesaikan masalahku. Sekali lagi maaf. Aku salah tidak pernah menuruti nasehat mu mom,” ucap Lery sambil menangis mengingat kembali dirinya tidak pernah mendengar nasihat orang tuanya. Dan melakukan apa pun sesuka hatinya. Dengan kaki yang bergetar Lery menaiki pagar pembatas jembatan layang tersebut. Tidak menyadari ada mobil yang berhenti tepat di belakang mobilnya.
“Loncat saja. Iya kalau kamu langsung mati. Jika mati kamu juga langsung masuk neraka. Kalau kamu masih hidup dan kamu cacat bagaimana perasaan kamu? Kamu sudah di berikan kesempurnaan oleh Tuhan dan tidak ada satu pun kekurangan tapi kamu malah ingin mencari kekurangan. Kamu itu berpendidikan. Percuma kamu sekolah tinggi tapi otak tidak di pakai Lery oh Lery. Lanjutkan saja apa yang ingin kamu lakukan,” ujar seorang pria yang sudah berdiri tepat di belakang Lery membuat Lery langsung menatap pria tersebut.
“Mario?”
“Iya ini aku. Lanjutkan saja apa yang ingin kamu lakukan. Dan pilihan kamu hanya dua seperti apa yang tadi aku katakan,” ucap Mario membuat Lery langsung turun dari pembatas jembatan layang tersebut. Dan langsung menangis sambil berjongkok dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Membuat Mario langsung mendekat dan ikuti berjongkok tepat di hadapan Lery.
“Bukan seperti ini cara menyelesaikan sebuah permasalahan Lery. Kamu itu wanita pintar. Masih banyak cara lain untuk menyelesaikan masalah,”
“Katakan padaku cara apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menggugurkan kandunganku begitu maksud kamu? Setelah Brian menolak untuk bertanggung jawab,” sambung Lery sambil menatap Mario yang begitu terkejut mendengar pengakuan saudara dari atasnya tersebut dan juga wanita yang selama ini dirinya kawal.
“Maksud kamu...”
“Aku hamil anak Brian Mario dan dia tidak mau bertanggung jawab. Dan apa yang harus aku katakan kepada mommy. Katakan padaku Mario apa yang harus aku lakukan,” ujar Lery memotong perkataan Mario sambil menarik kerah kemeja yang Mario kenakan. Kemudian Mario langsung menahan tubuh Lery saat tiba-tiba Lery kehilangan kesadaran dan jatuh pingsan.
*
*
*
Mata Lery yang baru saja terbuka langsung mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan tersebut. Kemudian Lery beranjak dari tidurnya sambil memegangi keningnya dengan tangan kirinya. Saat tangan kanannya terpasang selang infus. Ketika sebelumnya Mario langsung melarikan Lery ke rumah sakit saat Lery jatuh pingsan.
Senyum terukir dari kedua sudut bibir wanita paruh baya mendekat ke arah Lery di ikuti oleh Mario dari belakang.
“Sayang kenapa kamu tidak memberi tahu kabar gembira ini kepada mommy?” tanya wanita paruh baya mommy dari Lery yang sekarang duduk di tepi ranjang rumah sakit di mana Lery berada sambil membelai wajah sang putri. “Mommy sangat terkejut sekaligus bahagia saat Mario menceritakan semuanya kepada mommy,”
“Apa!”
“Kenapa kamu terkejut sayang. Ini kabar yang sangat bahagia,” ucap mommy Lery membuat Lery menjadi bingung. Tidak mungkin mommy nya tidak marah mengetahui yang sebenarnya terjadi.
“Maksud mommy? Mommy tahu kalau aku...”
*Like*Komen*Bersambung.................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!