NovelToon NovelToon

Cinta Satu Malam Bos Mafia

Chapter 1

Kenyataan pahit harus Laras terima saat sang kekasih meninggalkannya pergi bersama sang sahabat. Laras depresi dan sangat kecewa dengan dirinya sendiri karena mempertahankan cinta yang salah. Sudah lima bulan yang lalu Laras mencurigai sang kekasih bermain api dengan sahabatnya, namun Laras tidak mempercayai kata hatinya.

Sekarang, dia hanya bisa meratapi ketidakberuntungan yang dia miliki. Laras yang masih dalam keadaan depresi itu pergi menemui salah satu teman laki-lakinya yang bekerja di sebuah Bar terbesar di kota itu.

Dia menenggak beberapa botol minuman untuk sekadar menghibur diri. Dalam keadaan mabuk, sang teman yang ternyata seorang laki-laki jahat yang memanfaatkan kesempatan dengan membawa Laras masuk ke dalam kamar hotel.

Saat sang teman laki-laki ingin melancarkan aksinya, tiba-tiba muncul dari balik pintu seorang pria tampan tinggi dan gagah. Ternyata pria itu adalah sang pemilik kamar. Teman laki-laki Laras kikuk karena kamar yang di pesannya ternyata berada di sebelah kamar laki-laki itu.

"Keluarlah dari kamarku!!" Perintah sang pemilik kamar yang ternyata seorang bos mafia yang sedang bersembunyi.

"Maaf Tuan, saya salah kamar." Ucap teman laki-laki Laras.

"Pakai celanamu dan keluar dari kamarku, cepat!!!" Perintah bos mafia tadi.

Teman laki-laki Laras tadi kemudian lari terbirit-birit sambil mengenakan celananya.

Setelah teman laki-laki Laras itu pergi, bos mafia yang bernama Alex Fernando tidak sengaja melihat tubuh polos dari Laras.

Rasa ingin memiliki seutuhnya sang gadis begitu kuat. Tapi dia mencoba untuk menahan diri, Alex menutupi tubuh polos Laras menggunakan selimut.

"Jangan pergi, temani aku."

Laras membuka mata dan melihat ada pria di sampingnya, dia mengira sang pria adalah kekasihnya. Tanpa rasa malu, Laras memberikan sentuhan lembut di bibir pria tampan itu.

Alex yang tergoda oleh sentuhan Laras, kemudian membalasnya dengan melancarkan serangan balik yang lebih hebat kepada sang gadis.

"Cepat lakukanlah sayang." Ucap Laras manja.

"Kau yang memaksaku untuk melakukannya." Jawab Alex.

Dengan keinginan yang begitu besar untuk memiliki seutuhnya sang gadis, Alex melucuti satu persatu pakaian yang di kenakannya, perutnya yang seperti roti sobek itu kini terpampang nyata. Di sana juga terlihat beberapa bekas luka karena sayatan benda tajam. Dengan perlahan, Alex melakukan penyatuan bersama sang gadis.

Dengan nafas yang naik turun, Alex sukses membuat sang gadis merasa terbang. Alex kembali memberikan sentuhan lembut di bibir gadis itu. Laras yang tidak sadar dengan apa yang sedang di lakukannya, terus menerus memprovokasi Alex agar melakukan lebih dan lebih.

Hingga 2 jam permainan mereka, akhirnya Alex merasakan kenyamanan yang luar biasa di sekujur tubuhnya.

"Kau sangat cantik, siapa namamu?" Gumam Alex.

Laras tidak menjawab pertanyaan Alex karena sudah kelelahan akibat permainkan sang bos mafia yang luar biasa.

Alex kemudian tidur di samping Laras dengan memeluk tubuh gadis itu.

* * *

Sinar mentari yang masuk melalui jendela kamar hotel sangat menyilaukan mata Laras yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Dia terkejut saat mendapati dirinya berada di kamar hotel dengan tubuh yang polos.

"Astaga, apa yang sudah ku lakukan?" Ucap Laras.

Tiba-tiba Alex muncul membawakan secangkir teh hangat untuk Laras.

"Siapa kau?" Tanya Laras panik.

"Kau yang siapa? ini kamarku." Jawab Alex santai.

"Bagaimana bisa aku ada di sini, dan apa yang telah kau lakukan padaku?" Tanya Laras.

"Aku hanya menuruti permintaanmu, karena kau cantik dan sexy, aku tidak bisa menolaknya." Jawab Alex sambil meletakkan secangkir teh hangat di meja dekat ranjangnya.

"Kau bohong, aku tadi malam bersama temanku di Bar. Dia menemaniku minum dan setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi." Ucap Laras.

Alex menghela nafas, "Aku sudah menyelamatkanmu dari temanmu yang tidak tahu aturan itu." Jawab Alex sambil tersenyum.

"Dia teman baikku, dia selalu menjagaku." Protes Laras.

"Dia hanya pria tidak berguna, lebih baik jadilah gadisku. Aku akan melindungimu." Ucap Alex.

"Aku tidak sudi jadi gadismu!!!" Jawab Laras.

"Apa kau sudah bisa diam? atau akan ku lakukan lagi permainan yang semalam?" Tanya Alex.

Laras yang merasa kesal,memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Alex.

Alex semakin menjadi, dia kemudian kembali melancarkan kecupan ke seluruh tubuh Laras hingga kembali meninggalkan bekas merah di sana.

Karena tidak mendapat perlawanan, Alex kembali melancarkan aksinya. Laras tidak mampu menahan diri dari permainan Alex.

Laras kembali masuk ke dalam permainan Alex meski dalam dirinya merasa jijik. Alex tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Namun, hasrat untuk kembali mengulang hal yang terjadi semalam tiba-tiba sirna karena Laras terlihat berpura-pura menikmati sentuhannya. Alex pun menghentikan aksinya.

"Kenapa kau berhenti? bukankah ini yang kau inginkan?" Tanya Laras.

"Tidak, kau masih kelelahan. Dan kali ini kau hanya berpura-pura menikmatinya, aku tidak ingin melanjutkan." Jawab Alex.

Alex bangkit dari ranjangnya dan duduk di samping Laras.

"Apa kau akan menuntutku untuk bertanggung jawab padamu?" Tanya Alex.

"Tidak, meski tadi malam aku tidak mengetahui apa yang terjadi, tapi aku merasa ini semua salahku. Biarkan aku pergi." Jawab Laras lirih, dia merasa tak pantas berlama-lama bersama orang yang telah membuatnya hancur itu.

Laras kemudian memunggut baju yang berserakan di lantai dan mengenakannya kembali.

"Mandilah dulu, baru pergi." Perintah Alex.

"Tidak perlu."

Sebelum Laras benar-benar pergi, Alex menarik tangan Laras dan memberikannya sebuah kartu nama dan sebuah kartu kredit.

"Bawalah ini bersamamu, jika suatu saat nanti kau butuh bantuanku, hubungilah aku. Dan ini kartu untukmu sebagai bonus karena kau telah menemaniku semalam."

"Tidak perlu Tuan, aku bukan wanita murahan seperti yang kau bayangkan. Berikan saja ongkos naik taksi untukku." Jawab Laras sambil mengembalikan kartu nama dan kartu kredit milik Alex.

"Baiklah jika itu maumu, pergilah. Hati-hati di jalan." Ucap Alex sembari memberikan dua lembar uang pecahan seratus ribuan kepada Laras.

"Aku hanya butuh satu lembar saja, sisanya aku kembalikan. Kelak, jangan pernah mencariku lagi." Pinta Laras.

"Aku akan tetap mencarimu, wanita yang telah masuk ke dalam kehidupan Alex Fernando tidak akan pernah bisa pergi semudah itu." Gumam Alex dalam hati.

Laras keluar dari kamar Alex dengan wajah tertunduk.

"Maafkan aku Ibu, aku sudah tidak suci lagi. Aku adalah wanita hina." Ucap Laras dengan wajah berlinang air mata.

* * *

Alex telah bersiap-siap untuk berangkat ke kantornya. Saat membuka pintu , dia terkejut melihat Laras tertidur di depan pintu kamarnya.

"Wanita keras kelapa yang sangat lemah."

Alex kemudian mengendong Laras dan membaringkan tubuh Laras di atas ranjangnya dengan hati-hati.

"Dia sangat cantik, tapi sayang nasibnya kurang beruntung." Gumam Alex sembari membelai rambut Laras dengan lembut.

* * *

Chapter 2

"Aku harus segera pergi menemui Richard. Tapi bagaimana dengan wanita tak bernama ini? Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian di sini. Jangan sampai ada orang yang tiba-tiba datang ke kamar ini tanpa sepengetahuanku." Gumam Alex.

Alex kemudian menelfon Angela untuk menjaga Laras di saat dirinya pergi.

Angela adalah seorang gadis berumur 22 tahun yang pandai bela diri. Dia juga orang yang telah menyelamatkannya saat Alex tertembak. Saat itu Alex pingsan, Angela membawa bos mafia itu ke rumahnya. Angela merawat Alex seperti kakaknya sendiri karena sejak berumur 10 tahun dia harus hidup sendiri di sebabkan anggota keluarganya telah di bunuh oleh geng mafia "Young Devil" yang menembak Alex tadi.

Alex memberikan penawaran kepada Angela untuk bergabung dengannya di geng mafia "Death Angel". Awalnya Angela ragu, tapi karena Alex ingin membantunya untuk membalaskan dendam kepada geng mafia yang telah menghancurkan keluarga Angela, gadis itu akhirnya setuju.

Setelah bergabung dengan Alex, Angela di tempa pendidikan bela diri, menembak, menjadi mata-mata, hingga berlatih menggunakan senjata tajam. Setelah berumur 20 tahun, Alex menunjuknya sebagai tangan kanannya untuk membereskan semua geng mafia di luar sana yang ingin menghancurkan bisnisnya dan geng mafia "Death Angel".

Young Devil dan Death Angel adalah geng mafia terbesar di kota itu. Dua geng itu telah menjadi musuh bebuyutan sejak dulu.

Kedua geng itu selalu bersaing di bidang bisnis maupun wilayah kekuasaan. Lebih dari separuh wilayah milik Death Angel telah di kuasai oleh Young Devil dengan cara yang licik.

Alex membalas dendam dengan membunuh bos dari geng mafia Young Devil itu. Anggota geng kalang kabut karena sang pemimpin telah tewas di tangan Alex. Kini mereka sedang mencari Alex untuk di bawa ke markas mereka dan di adili.

Tangan kanan geng mafia Young Devil bahkan membuat poster dan di sebarkan di seluruh kota untuk mencari Alex Fernando. Mereka memberikan imbalan milyaran rupiah jika ada orang yang menemukan Alex dalam keadaan hidup.

* * *

"Kenapa Angela lama sekali, sudahlah biar aku saja yang menunggunya di sini." Ucap Alex yang kini duduk di samping Laras.

Alex memandang wajah gadis itu dengan kekaguman, belum pernah dia melihat gadis secantik dan seharum Laras.

"Dia ini terbuat dari apa? dari rambut hingga ujung kakinya sangat cantik. Serta bau khas tubuhnya membuatku terpesona dan selalu ingin dekat dengannya." Batin Alex.

Laras perlahan membuka mata lentiknya, dia merasa kepalanya berputar-putar. Saat hendak bangkit, Laras terkejut melihat sosok yang telah merenggut kegadisannya tadi malam.

Laras mencoba menjauhi Alex, namun Alex semakin mendekatinya. Laras mengatakan jika dia ingin pulang, tetapi Alex selalu saja mengganggunya jadi dia ketakutan.

"Kau yang tidak ingin pergi dariku, tadi kau tertidur di depan pintu kamarku. Aku kasihan padamu jadi aku bawa kau ke dalam dan ku baringkan tubuhmu di ranjang." Ucap Alex sambil beranjak dari tempat duduknya.

Alex menggambil kunci mobilnya dan hendak pergi menemui Richard, tapi Laras mencegahnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Laras.

"Kenapa? apa kau ingin ikut denganku" Jawab Alex.

"Aku hanya ingin berterima kasih sekaligus meminta maaf karena telah menuduhmu

sembarangan." Ucap Laras.

Alex yang telah siap untuk pergi, tiba-tiba berbalik dan menghampiri Laras. Dia mendongakkan wajah Laras dengan jari telunjuknya.

"Kalau kau ingin berterima kasih, jadilah gadisku." Pinta Alex sambil menatap mata indah Laras.

"Jika aku tidak mau?" Jawab Laras ketus.

"Jangan menolak sebelum berpikir, kau sudah masuk ke dalam hidup Alex Fernando. Tidak mudah untukmu pergi. Jadi pertimbangan permintaanku ini." Ucap Alex.

Laras terlihat gelisah, dia merasa sudah masuk ke dalam dunia lain yang akan membuat hidupnya semakin sulit. Di tengah kegelisahan Laras, Alex memberikan penawaran lain.

Alex akan melepaskan Laras dengan syarat gadis itu harus menunggunya kembali terlebih dahulu. Alex kemudian berpesan kepada Laras untuk tetap di dalam kamar, jika ada yang mengetuk pintu segeralah menelfon dirinya. Alex memberi Laras sebuah ponsel agar dia bisa menghubungi dirinya saat ada hal yang mencurigakan.

Dengan terpaksa, Laras menerima ponsel yang di beri oleh Alex.

"Cepatlah kembali." Ucap Laras.

"Ternyata kau sudah mulai memikirkan tentang menjadi gadis ku rupanya." Jawab Alex dengan senyum yang mengembang.

"Bukan soal itu, setelah kau kembali, aku akan segera lepas darimu."

Ucapan Laras membuatnya kecewa, tetapi bukan Alex Fernando namanya jika tidak mampu mengeluarkan jurus terbaiknya.

"Temani aku dulu, setelah itu kau boleh pergi."

Laras menjadi tidak berkutik saat sang bos mafia hanya ingin memanfaatkan tubuhnya saja. Dia juga tidak mampu melakukan apapun, jika Laras menolak Alex, dia juga akan kehilangan nyawanya.

"Lakukan sesukamu, aku hanya ingin segera kembali ke rumahku dan menjalani kehidupanku seperti semula."

Mendengar jawaban Laras, Alex merasa senang. Akhirnya Alex mampu mengendalikan Laras yang keras kepala itu.

Alex meminta Laras untuk segera mandi. Dia juga sudah membuat sarapan untuk Laras. Alex mengatakan untuk berhati-hati dan waspada karena banyak orang yang sedang mengincar dirinya.

Alex membuka pintu kamarnya dan melangkah pergi. Laras merasa lega, dia kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sejak kemarin malam belum menyentuh air sedikitpun. Apalagi aroma parfum Alex yang sangat menyengat terus saja menempel di baju dan tubuhnya, membuat dirinya selalu teringat kenangan buruk yang terjadi semalam. Laras menangis di bawah gemericik air shower yang mengalir di atas tubuhnya

"Tuhan, apa salahku!?! mengapa kau berikan cobaan yang begitu berat untukku. Setelah kekasih dan sahabatku sendiri mengkhianatiku, kini aku bertemu dengan orang yang telah merenggut kegadisanku di saat aku dalam keadaan mabuk. Dia bahkan tega mengancam ingin membunuhku jika aku tidak menuruti keinginannya. Sebenarnya dia itu manusia macam apa? Sial sekali nasibku ini. Tuhan, tolonglah aku. Bantu aku kabur dari tempat ini. Aku tidak ingin melakukan hal menjijikan itu lagi. Apalagi bersama dia, aku tidak mau."

Setelah selesai membersihkan diri, Laras ingin ganti baju, tetapi tidak ada pakaian wanita di dalam lemari Alex. Terpaksa dia memakai kemeja putih milik Alex yang terlihat kedodoran saat di pakai di tubuh mungilnya.

"Tak apalah, yang penting aku pakai baju." Ucap Laras.

Setelah mengenakan baju, Laras merasa lapar. Dia teringat ucapan Alex yang telah menyiapkan sarapan untuknya.

Laras kemudian berjalan menuju dapur, di sana ada semangkuk sup daging sapi dan segelas air jahe.

"Dia tahu saja kalau aku suka makan sup di pagi hari, hmm.. rasanya lumayan. Dia pandai memasak juga ternyata." Ucap Laras memuji masakan Alex.

Setelah selesai sarapan, ia memutuskan untuk kembali berbaring di ranjang dan menutup separuh tubuhnya dengan selimut. Dia menatap langit-langit hotel sambil membayangkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Laras berharap bisa segera bertemu dengan Ibunya dan menjalani kehidupan yang normal seperti sedia kala.

Chapter 3

"Richard, kau harus segera pergi dari tempat ini."

Alex menemui Richard yang sedang bersembunyi di apartemen miliknya. Alex merasa jika tempat itu sudah tidak aman untuk sang sahabat.

"Mengapa kita tidak hadapi saja Young Devil brengsek itu? anggota kita juga lebih banyak dari mereka."

Alex menjelaskan jika dia ingin mencari sang kakak terlebih dahulu. Jika Ia terbunuh atau terjadi sesuatu kepadanya, ada orang yang langsung bisa menggantikannya.

Richard tersenyum mendengar ucapan Alex. Sejak masih awal bergabung dengan geng Death Angel, Richard sudah kagum dengan kecerdasan dan kemampuan bela diri yang di miliki oleh Alex. Bayangkan saja, di saat usianya masih 15 tahun, dia mampu mengelabui musuh hingga membawa mereka menemui malaikat maut melalui tangannya. Padahal mereka rata-rata memiliki tubuh yang lebih tinggi dan kekar serta memiliki kekuatan yang lebih darinya.

Orang yang terkena pukulannya, paling ringan dia akan patah tulang dan yang terberat adalah para musuhnya akan di paksa menjemput kematian yang sangat pedih. Alex Fernando memang bagaikan malaikat pencabut nyawa untuk semua musuh-musuhnya. Tak Ayal, di usianya yang yang baru menginjak usia dua puluh tahun, para tetua Death Angel menyerahkan kekuasaannya kepada Alex.

Setelah sepuluh tahun berlalu, Alex kini bertransformasi menjadi manusia paling kejam di dunia hitam itu. Dia tidak segan menembak di tempat orang yang telah mengkhianatinya. Alex akan menghantui hidup orang-orang yang berani bersinggungan dengannya. Tanpa perlu pikir panjang, dia akan menghabisi siapapun yang mengusik dirinya.

"Lex, kau memang luar biasa, tidak salah jika tetua memberikan tahtanya padamu." Ucap Richard kagum.

"Kakakku yang lebih pantas mendapatkan tahta ini, bukan diriku." Jawab Alex merendah.

"Kalian berdua sama-sama hebat. Semoga Kak Justin segera di temukan." Ucap Richard penuh harap.

Alex kemudian membawa Richard menuju tempat dimana anggota yang lain telah berkumpul. Tempat itu berada jauh dari kota dan sangat tersembunyi.

"Tempat apa ini Lex?" Tanya Richard penasaran.

Alex menjelaskan jika tempat ini adalah tempat persembunyian tetua saat dia di kejar oleh musuh bebuyutannya. Di sini tetua membuat rencana untuk melakukan serangan balik kepada Young Devil. Kini Alex juga menempuh cara yang sama, Alex membawa Richard kemari bersama beberapa anggota inti untuk menyusun rencana membumi hanguskan Young Devil yang kini kalang kabut karena sang pemimpin terbunuh olehnya. Setelah memahami maksud Alex, Richard mengajukan pertanyaan yang belum pernah Ia ajukan pada sang sahabat sebelumnya.

"Lex, apa kita akan selamanya hidup seperti ini?"

Pertanyaan Richard sangat mengganggu telinganya. Alex merasa sang sahabat terlalu naif untuk bertanya tentang hal itu kepadanya.

"Hidup kita baik-baik saja kan? memangnya apa yang salah dengan hidup yang kita jalani selama ini?" Ucap Alex.

"Dengarkan aku, setelah Young Devil berhasil kita bumi hanguskan. Mari kita hidup dengan normal. Kita akan menjadi tua setelah ini, apa kau tidak ingin menua bersama seorang gadis yang akan jadi istrimu kelak?"

Ucapan Richard terlalu berat untuk di pahami olehnya. Dia terlalu kejam untuk memikirkan hal yang sensitif seperti jatuh cinta.

"Tidak ada hal seperti itu di hidupku. Hidupku hanya untuk mempertahankan kekuasaan." Jawab Alex tegas.

"Apa kau tidak memiliki ketertarikan kepada seorang gadis?"

Pertanyaan Richard membuatnya teringat kepada Laras. Seorang gadis yang datang secara tiba-tiba di dalam hidupnya dan memberikan kehangatan kepada Alex sang malaikat maut berdarah dingin itu.

Rasa aneh semacam tak mampu jika harus lama-lama berjauhan dengan Laras mulai menggelayutinya. Ingin rasanya Ia kembali ke hotel dan bertemu dengan sang gadis yang mampu membuat pria sekejam Alex bertekuk lutut di hadapannya.

"Tertarik kepada seorang gadis? semut saja takut dekat denganku. Aku terlalu kejam untuk para gadis. Tidak akan ada gadis yang mau denganku. Di dunia kita yang penuh bahaya ini sangat sulit mendapatkan gadis. Banyak mata-mata yang bisa menghancurkan kita, termasuk para gadis."

Richard tersenyum mendengar kata-kata Alex. Dia merasa jika sang sahabat terlalu militan untuk menjadi seorang penguasa.

"Richi, kau tetaplah di sini. Jangan melakukan apapun tanpa perintah dariku. Tetap waspada, musuh selalu mengintai dimanapun kita berada."

Richard memahami perkataan Alex dan kembali menyuruhnya melakukan hal konyol.

"Cintailah seorang gadis, kau akan menemukan hal selain mempertahankan kekuasaan dan bertarung."

Mendengar apa yang Richard katakan, dia merasa jika di dalam benaknya menolak segala bentuk cinta. Statusnya sebagai seorang bos mafia, akan semakin menyulitkan gadis yang bersamanya kelak. Meskipun saat bertemu gadis bernama Laras, dia tidak bisa mengelak dari debaran jantung yang selalu tak terkontrol saat sang gadis dekat dengannya.

"Tutup mulutmu Richi, pikirkan saja rencana terbaikmu. Aku akan menunggu kabar baik darimu."

Alex kemudian berpamitan kepada Richard untuk segera kembali ke kota karena ada hal penting yang harus segera di tangani olehnya.

* * *

Di dalam kamar hotel nomor 219, Laras berjalan mondar-mandir seperti orang yang kebingungan.

"Kenapa Tuan Alex belum kembali juga?"

Batin Laras bertanya-tanya tentang keberadaan pria yang telah merenggut kesuciannya itu.

KLEK

Alex masuk ke dalam kamar hotel nomor 219. Dia melihat Laras sedang mondar-mandir, Alex pun menghampiri sang gadis yang tidak menyadari kehadirannya.

"Sayang, apa yang sedang kau lakukan? apakah kau sedang gelisah menungguku kembali?"

Laras terkejut saat Alex tiba-tiba sudah melingkarkan kedua tangan di pinggangnya dari arah belakang. Alex yang memang ingin bertemu dengannya sejak tadi, kembali melancarkan aksinya.

Laras terlihat sangat sexy dengan kemeja putih yang berukuran lebih besar dari ukuran tubuhnya itu. Laras mencoba lepas dari pelukan Alex tetapi Ia tidak mampu melawan sentuhan lembut yang di berikan bos mafia itu padanya.

"Tuan, tolong hentikan. Kita bisa melakukannya nanti." Ucap Laras memelas.

"Kita selesaikan sekarang juga, jangan menunda lagi."

Alex mengendong Laras dan membaringkan gadis itu di ranjang, melihat gadis itu begitu ketakutan, Alex mengatakan kepada Laras akan melakukannya dengan lebih lembut.

Alex memberikan sentuhan lembut kepada bibir Laras dengan mesra dan penuh perasaan. Hasrat Alex yang begitu menggebu-gebu untuk segera memiliki seutuhnya sang gadis mampu Ia kendalikan dengan sempurna.

Laras yang semula penuh tekanan dalam menerima setiap serangan Alex, perlahan mampu memberikan serangan balasan yang tidak kalah hebat dari Alex.

Laras tak malu untuk menunjukkan sisi lainnya di depan Alex. Entah apa yang Ia pikirkan saat dengan sadar menerima saja tubuhnya kembali di sentuh oleh pria yang baru di kenalnya itu.

Perlahan tapi pasti, Alex membuat sang gadis dengan suka rela menyerahkan diri kepadanya yang kini telah siap untuk melakukan penyatuan dengan sang gadis. Alex juga sangat menikmati permainan Laras yang mampu mengimbanginya.

Pada akhirnya pelepasan itu pun berakhir dengan rasa nyaman yang luar biasa di sekujur tubuh keduanya.

"Terima kasih sayang, kau telah memberikan ketulusanmu kepadaku."

Alex mengecup kening Laras mesra.

Berbeda dengan apa yang di rasakan Alex, Laras justru menangis dan mengutuk dirinya sendiri atas apa yang telah di lakukannya.

Dengan penuh kasih, Alex menghapus air mata Laras dan mengatakan jika dia akan menjaga Laras dengan segenap jiwa dan raganya. Saat gadis itu tenang, Alex memeluk mesra Laras dan membenamkan wajah Laras di dada bidang miliknya hingga sang gadis terlelap.

* * *

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!