NovelToon NovelToon

Prince Of School

Episode 1

"ARDAN CEPETAN MASUKIN BOLANYA KE RING" teriak Bina yang sedang menyaksikan orang-orang yang sedang bermain bola basket.

"Woy! berisik telinga gue sakit nih" sahut orang disampingnya.

"Ya ampun tinggal masukin bola aja susah banget" ucap Bina geregetan.

"Na, bisa diam gak? Malu gue duduk dekat luh teriak-teriak mulu" ucap Ririn yang malu melihat tingkah Bina.

"Gue yang teriak kenapa jadi luh yang malu Rin" heran Bina.

"Gue kan temen luh" ucap Ririn.

"Tuh lihat orang-orang jadi pada ngelihatin kita kan gara-gara luh teriak" ucap Ririn lagi.

"Iya juga ya" kata Bina sambil melihat orang-orang yang menatapnya.

"Na, lihat tuh Stray Squad. Ganteng banget ya" ucap Ririn sambil memperhatikan anak-anak Stray Squad.

"Stray squad itu siapa?" tanya Bina kebingungan.

"Itu loh geng nya si Arka" seru Ririn.

"Oh jadi semua anak basket yang ada disitu Stray Squad" kata Bina sambil melihat anak-anak basket tersebut.

"Gak semua juga kali anak basket itu Stray Squad" jelas Ririn.

"Terus siapa aja dong?"

"Si Arka, Ardan, Raihan, Kevin sama kak Chandra" jawab Ririn.

"Cuma 5 orang?" tanya Bina.

"Masih ada lagi tapi mereka anak futsal"

"Siapa aja?"

"Robi sama Kak Fauzi"

"Oh kalau kak Fauzi sih gue kenal" sahut Bina.

"Kenal dari mana?"

"Itu tetangga gue, bapaknya kak Fauzi itu juragan ayam dan gue juga sering beli ayam disitu"

Permainan bola basket pun selesai. Mereka pun langsung duduk di pinggir lapangan dan meminum air mineral.

"Ardan, itu cewek luh?" tanya Arka sambil menunjuk kearah Bina.

"Bukan, itu temen sekelas gue. Emang kenapa? " tanya Ardan.

"Lucu aja waktu dia teriak-teriak kayak tadi" ucap Arka sambil senyum-senyum sendiri.

"Ekhem luh suka ya?" sahut Chandra.

"Eh apaan sih, gue kan cuma nanya" ucap Arka.

"Beneran gak like luh Ka? Beautiful loh orangnya" ujar Kevin.

"Nanti gue bilangin ke Bina ya, kalau luh suka sama dia" ucap Ardan.

"Eh apa-apaan luh! gue kan cuma nanya doang" kata Arka sambil ngegas.

"Bodo amat! pokoknya gue bakal bilangin ke dia" kata Ardan.

"Terserah luh aja dah bocah" sinis Arka.

Krining...krining

Semua murid yang berada di lapangan basket pun langsung menuju kelas. Sedangkan anak-anak basket menuju ke toilet untuk berganti pakaian.

Fyi, pada saat menonton yang bermain basket itu waktu pelajaran belum dimulai.

Pelajaran pertama pun dimulai.

"Selamat pagi anak-anak" seru Pak Rudi.

"Selamat pagi bapak" sahut semuanya.

"Pak Rudi makin hari makin ganteng ya" bisik Ririn.

"Iya juga sih" kata Bina.

"Untuk pembelajaran kali ini, silahkan kalian buka buku paket halaman 253"

"Siap pak"

"Lalu kerjakan soalnya 30 essay!"

"Tapi itu kebanyakan pak" protes semuanya.

"Gak ada tapi-tapian pokoknya kerjakan! kalau sudah selesai semuanya, nanti bukunya dibawa ke meja bapak di ruang guru " perintah Pak Rudi, lalu ia pun segera meninggalkan kelas.

Mereka pun terpaksa mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak Rudi.

Krining.......krining

Bel istirahat pun berbunyi.

Semua orang pun meninggalkan kelas dan segera menuju ke kantin.

"Na" panggil Ardan

"Ada apa?" tanya Bina.

"Ikut gue yuk ke kantin" ajak Ardan.

"Luh mau teraktir gue?"

"Enggak"

"Ikut dulu aja" ucap Ardan lagi.

"Yaudah tapi gue ajakin Ririn dulu ya"

"Yaudah sana"

Bina pun memanggil Ririn yang sedang berada didalam kelas.

"Rin, ke kantin yuk!" teriak Bina.

"Enggak ah, gue belum selesai ngerjain tugasnya"

"Yaudah gue ke kantin sama Ardan ya"

"Iya"

Bina dan Ardan pun pergi ke kantin. Disana sudah banyak sekali orang yang sedang memesan makanan.

"Ardan, kita duduk dimana nih? tempatnya udah penuh"

"Disitu" kata Ardan sambil menunjuk meja yang ditempati oleh anak-anak Stray Squad.

"Gue gak mau"

"Loh kenapa?"

"Itu cowok semua"

"Santai aja kali kita gak bakal macem-macem kok"

"Yaudah deh dari pada gue gak ada tempat buat makan" pasrah Bina.

Mereka pun menghampiri meja yang ditempati oleh anak-anak Stray Squad dan mereka pun langsung duduk di kursi.

"Loh Bina" kata Fauzi.

"Eh kak Fauzi" ucap Bina sambil tersenyum.

"Bang luh kenal Bina dari mana?" tanya Ardan.

"Bina itu tetangga gue" jelas Fauzi.

" Oh iya! Na ada yang pingin kenalan tuh sama luh" ucap Ardan.

"Siapa?" tanya Bina.

"Prince sekolah kita"

"Ka, luh suka sama Bina?" tanya Fauzi.

"Enggak bang, kenal juga enggak" kata Arka.

"Yaudah kenalan dong" sahut Kevin, Raihan dan Chandra bersamaan.

"Aduh kenapa gue jadi gugup gini sih" batin Bina.

"Ayo dong Ka! Gentle dong jadi cowok" seru Robi.

Akhirnya Arka pun memberanikan diri untuk berkenalan karena dia gak ingin dianggap cupu oleh teman-temannya.

"Gue Arka" ucap Arka sambil mengulurkan tangannya.

"Gue Bina"

"Nah gitu dong jadi cowok harus gentle" sahut Robi.

"Kalian mau pesan apa? Nanti gue pesankan" kata Raihan.

"Gue order meatball and water aja" ucap Kevin.

"Kalau kamu mau pesan apa?" tanya Raihan kepada Bina.

"Anjir kamu! Biasanya juga pakai luh gue" kata Ardan.

"Gue pesan seblak sama air putih aja" pinta Bina.

"Kalau seblak gak ada"

"Terus adanya apa?" tanya Bina.

"Adanya hati aku" ucap Raihan sambil tertawa.

"Garing anjir" ucap semuanya kecuali gue.

Lalu Raihan pergi untuk memesankan makanan. Dan beberapa menit kemudian pesanan pun datang. Kami pun menyantap makanan yang kami pesan.

Setelah memakan makanan tersebut kami pun langsung menuju ke kelas masing-masing.

...****...

* Kelas

"Kemana aja luh? Bukannya bawain gue makanan" kesal Ririn.

"Dari kantin lah" jawab Bina singkat.

"Sama siapa?"

"Sama Ardan dan teman-temannya"

"Maksud luh Stray Squad?"

"Iya" kata Bina sambil menganggukkan kepalanya.

"Kenapa gak ajak gue" keluh Ririn.

"Tadi kan gue ajakin luh"

"Gue kan gak tahu kalau luh bareng sama mereka"

"Gue juga awalnya gak tahu bakal makan bareng sama mereka. Terus waktu sampai di kantin, Ardan maksa gue buat gabung makan sama mereka karena ada yang ingin temannya bicarain ke gue"-jelas Bina

"Bicarain apa?" tanya Ririn.

"Ada deh" kata Bina.

Kemudian, Billy sang ketua kelas masuk dan mengumumkan kalau guru-guru sedang rapat dan semua murid dipersilahkan untuk pulang ke rumah.

Semua orang berhamburan pergi meninggalkan sekolahan. Tetapi Bina masih disini sendiri, menunggu kakaknya menjemputnya.

Tiba-tiba ada yang memanggil Bina dari arah belakang. Dan ternyata itu kak Fauzi dan disampingnya ada kak Chandra, Arka, dan Raihan.

"Na, lagi nunggu kak Daniel ya?" tanya kak Fauzi.

"Iya nih kak"

Trining...trining

(Ponsel Bina pun berdering)

"Hallo kak Daniel"

"Na, maaf ya kakak gak bisa jemput kamu soalnya ban motornya kempes"

"Yah kak Daniel gimana sih" kesal Bina.

"Maaf ya" ucap kak Daniel sambil mematikan teleponnya.

"Na, kak Daniel gak bakal jemput ya?" tanya kak Fauzi.

"Iya, soalnya ban motornya kempes"

"Yaudah kamu ikut sama bang Fauzi aja" ujar Raihan.

"Oh iya gue lupa, gue sekarang mau ke pemakaman si Cherry. Lebih baik luh ikut sama Arka aja, Na" kata Fauzi sambil menaiki motornya.

"Innalilahi wainailaihi rojiun, btw Cherry itu siapanya bang Fauzi?" tanya Raihan.

"Ayam gue!" teriak Fauzi sambil menancapkan gas motornya dan meninggalkan mereka semua.

"Hmm gue udah serius malah dibercandain" keluh Raihan.

"Ka, luh anterin sana! Kasihan dia" kata kak Chandra.

"Yaudah ayo! Gue yang anterin luh" seru Arka.

Bina pun mengiyakan ajakan Arka dan langsung duduk di jok motor Arka.

Selama diperjalanan, tidak ada yang membuka suara. Dan Bina pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka suara terlebih dahulu agar keadaannya tidak canggung.

"Arka" kata Bina.

"Apa" jawab Arka.

"Luh kenapa sih sering dipanggil Prince sama orang-orang?" tanya Bina penasaran.

"Hmm..mungkin karena gue ganteng" ucap Arka dengan percaya diri.

"Percaya diri banget luh" kata Bina sambil tertawa kecil.

"Luh punya pacar gak? Takutnya nanti pacar luh marah lagi kalau luh nganterin gue pulang" tanya Bina.

"Gue gak punya pacar, kalau luh?" tanya Arka.

"Gue juga belum, terakhir pacaran itu kalau gak salah waktu gue SMP kelas 8 deh. Tapi hubungan kita cuma bertahan sebulan doang" jelas Bina.

"Oh iya rumah luh yang mana?" tanya Arka.

"Itu yang cat warna biru"

Akhirnya kita pun sampai di rumahnya Bina. Bina pun segera turun dari motornya Arka.

"Ka, makasih ya" ucap Bina.

"Iya sama-sama"

"Hati-hati dijalan"

"Iya"

Arka pun menancapkan gas motornya dan segera pergi meninggalkan Bina.

Episode 2

Bina pun segera masuk kedalam rumah dan langsung duduk di sofa. Tiba-tiba kak Daniel mendatangi Bina, dan Bina pun langsung diintrogasi oleh kak Daniel.

"Ayo loh tadi diantar sama siapa?" tanya kak Daniel.

"Oh yang tadi itu temen Bina kak" jawab Bina.

"Pacar kamu kali" kata kak Daniel.

"Temen ya ampun" sahut Bina.

"Bohong ah" sahut kak Daniel.

"Ih beneran" kata Bina.

"Ganteng juga pacar luh" kata kak Daniel.

"Ya ampun kak! udah dibilangin cuma teman" kesal Bina.

"Gak percaya gue" ucap Daniel sambil mencubit pipi Bina.

"Mamah! Kak Daniel nya nih" adu Bina kepada mamahnya.

"Daniel, kamu ngapain adik kamu?" tanya mamah.

"Itu loh mah, si Bina masih kecil juga tapi udah pacaran" ujar kak Daniel.

"Pacaran?" tanya mamah.

"Iya mah" ujar kata Daniel.

"Siapa juga yang pacaran" sahut Bina dan ia pun langsung pergi ke kamarnya.

"Tuh adiknya marah loh Daniel" ucap mamah kepada Daniel.

"Biarin lah mah nanti juga baikan" ucap Daniel sambil tertawa.

Bina pun segera masuk ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah itu Bina menonton acara korea sambil nyemil makanan.

"Ya ampun Yohan ganteng banget" teriak Bina.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar Bina.

"Nonton apa sih rame banget" ujar kak Daniel sambil duduk di kasur Bina.

"Ngapain kesini?"kesal Bina.

"Emang gue gak boleh gitu ke kamar adik gue sendiri" ucap kak Daniel.

"Gak boleh! Karena ini kamar Bina" sahut Bina.

"Ya udah, berarti nanti gue gak usah teraktir luh lagi" ucap kak Daniel.

"Loh kok gitu kak! Bina cuma bercanda kali" ucap Bina.

"Bercanda kok kayak kesel kelihatannya" kata kak Daniel.

"Enggak kesel kok kak" ucap Bina sambil tersenyum.

"Kamu lagi nonton apaan?" tanya Daniel.

"Nonton produce x 101" kata Bina.

"Eh tunggu, gue kaya kenal sama orang ini" kata kak Daniel sambil menunjuk orang yang ada di laptop Bina.

"Kakak kenal sama dia?" tanya Bina

"Iya kenal! Itu kan si Ucup, anaknya Bu Markonah" ucap kak Daniel.

"Terserah kakak aja deh" ucap Bina pasrah.

"Maafin gue ya" ucap kak Daniel yang merasa bersalah.

"Maaf buat apa?" tanya Bina.

"Maaf tadi gak bisa jemput luh" ucap kak Daniel.

Iya Bina maafin" ucap Bina.

"Karena gue merasa bersalah, gue teraktir luh makan deh" ujar kak Daniel.

"Beneran teraktir kan?" tanya Bina memastikan.

"Iya" ucap kak Daniel.

"Makan dimana?" tanya Bina.

"Di rumah makan si Fauzi" kata kak Daniel.

"Kuy" sahut Bina.

Bina dan kak Daniel pun pergi keluar rumah dan segera ke rumah makannya kak Fauzi.

Setelah sampai di sana, Bina melihat kak Fauzi sedang membakar ayam.

"Kak Fauzi" panggil Bina.

"Eh Na, mau pesan ayam ya?" tanya kak Fauzi.

"Bukan kak" kata Bina.

"Terus mau pesan apa dong?" tanya Fauzi.

"Mau pesan rumah makannya boleh kak?" tanya Bina sambil bercanda.

"Boleh, sama orangnya juga boleh kok" jawab kak Fauzi sambil tertawa.

"Mau pesan apa jadinya?" tanya Fauzi lagi.

"Pesan ayam bakar 2 sama jus mangga nya 2 ya" pinta kak Daniel.

"Siap kak" ucap Fauzi.

Bina dan kak Daniel pun segera duduk ditempat yang telah disediakan.

"Kak" panggil Bina.

"Kenapa?" tanya kak Daniel.

"Kasihan kak Fauzi pasti sedih banget" ucap Bina.

"Emang kenapa si Fauzi?" tanya kak Daniel.

"Tadi dia habis dari pemakaman Cherry" ucap Bina.

"Innalilahi wainailaihi rojiun, kapan meninggalnya?" tanya kak Daniel.

"Kayaknya tadi siang deh kak, soalnya waktu di sekolah kak Fauzi buru-buru ke makam" jawab Bina.

"Oh gitu" ucap Daniel.

"Tadinya waktu pulang sekolah, Bina mau diantar kak Fauzi. Tapi kak Fauzi nyuruh temannya buat antar Bina karena kak Fauzi mau ke pemakaman" jelas Bina.

Fauzi pun segera menghampiri Bina dan kak Daniel dengan membawa makanan dan minuman yang Bina dan kak Daniel pesan.

"Fauzi, kak Daniel turut berduka cita ya" ucap Daniel turut prihatin.

"Berduka cita buat apa kak?" heran Fauzi.

"Berduka cita atas kematian Cherry" ucap kak Daniel.

"Ngomong-ngomong Cherry itu siapa kamu?" tanya kak Daniel lagi.

Fauzi pun terdiam sejenak dan mencoba menahan tawanya.

"Itu loh kak, Cherry itu ayam kesayangan kak Fauzi" sahut Bina.

"Hah! gue kira saudara luh" ucap kak Daniel.

"Hehehe"-tawa Fauzi dan dia pun meninggalkan kami berdua.

"Bikin malu gue aja luh" kesal kak Daniel.

"Bikin malu kayak gimana kak? Perasaan tadi Bina diam aja" ucap Bina.

"Bodo amat, lebih baik gue diam aja dari pada emosi" batin Daniel.

Mereka pun segera menyantap makanan yang dihidangkan tadi.

"Kak" panggil Bina lagi

"Kenapa lagi?" tanya kak Daniel.

"Temennya kakak ada yang chat Bina" ujar Bina.

"Siapa?" tanya kak Daniel.

" Kak Vino" ucap Bina.

"Ngechat apa dia?" tanya kak Daniel.

"Katanya dia, Bina adiknya kak Daniel bukan" ucap Bina.

"Terus ngechat apa lagi?" tanya kak Daniel.

"Dia nanya Bina udah punya pacar atau belum" ucap Bina lagi.

"Terus luh jawab apa?"tanya kak Daniel.

"Yah jawab belum lah" jawab Bina.

"Loh kok jawab belum" ucap kak Daniel.

"Lah kan emang belum punya" ucap Bina.

"Kan pacar luh yang tadi ngantar pulang" ucap kak Daniel sambil tertawa.

"Ih udah dibilangin cuma temen" kesal Bina.

"Iya tahu, gue cuma bercanda" ucap kak Daniel.

"Kak Daniel" ucap Bina sambil tersenyum manis.

"Kenapa lagi?"

"Beliin baju ini dong" kata Bina sambil menunjukkan ponsel miliknya kepada kak Daniel.

"Enggak ah mahal" ucap Daniel.

"Hmm...kalau yang ini boleh gak? Kan yang ini murah " ucap Bina dengan memelas.

"Iya...iya boleh deh " ucap Daniel.

"Tapi belinya 2 ya"

"Terserah luh aja deh" kesal Daniel.

"Makasih kak Daniel" ucap Bina sambil mencium pipi kak Daniel.

Setelah selesai makan kita pun langsung pulang ke rumah.

Saat di perjalanan pulang ke rumah, Bina pun memikirkan sesuatu.

"Kak Daniel" panggil Bina.

"Apa lagi?"

"Bina masih bingung deh"

"Bingung kenapa?"

"Itu loh soal Cherry, kenapa ya kak Fauzi gak makan aja tuh ayam"

"Bodo amat deh gue gak peduli" sahut kak Daniel sambil ngegas.

"Mungkin kak Fauzi terlalu sayang kali ya kak sama ayamnya, jadi dia kubur itu ayam biar gak gentayangan" ucap Bina.

"Gue masuk duluan ya, Na! Capek hati gue kalau ngomong sama luh" kata Daniel sambil membuka pintu rumah.

"Kak Daniel, makasih ya udah teraktir Bina" teriak Bina.

"Ya Allah, makasih engkau telah menjadikan kak Daniel sebagai kakak Bina. Semoga engkau selalu memberikan kak Daniel rezeki yang banyak supaya kak Daniel selalu teraktir Bina. Aamiin" batin Bina.

Episode 3

* Rumah Arka

Terlihat seorang pria yang sedang fokus memainkan ponselnya seperti sedang mencari sesuatu dalam ponsel tersebut.

"Akhirnya ketemu juga instagramnya" gumam Arka.

Arka pun langsung memfollow instagram Bina. Dan melihat foto-fotonya.

"Cantik" batin Arka.

...****...

* Rumah Bina

NANANANANANANA

JUST STAY IN MY LANE NANANANANANANA

"Woy berisik!!!" teriak kak Daniel yang berada di ruang tamu.

Akhirnya kak Daniel pun menghampiri Bina yang sedang berada di kamar.

Kak Daniel pun membuka pintu kamar Bina.

Cklek (suara pintu)

Daniel pun langsung terdiam sejenak saat memasuki kamar Bina. Ia melihat dua orang yang sedang menari sambil memakai baju olahraga, sepatu dan topi miliknya.

"Hey bocah! Ngapain luh pakai barang punya gue?" ujar kak Daniel.

Bina dan Ririn pun menoleh kearah kak Daniel.

"Pinjam bentar kak buat dance doang kok" ucap Ririn seraya senyum tanpa dosa.

"Ngapain kesini sih kak? Lebih baik kakak keluar dari sini deh kita lagi sibuk" kata Bina.

"Heh bocah! Luh kapan kesini? Kok tiba-tiba ada disini" heran Daniel sambil menunjuk Ririn.

"Dari tadi kak" ucap Ririn.

"Luh mau nginep lagi disini?" tanya kak Daniel kepada Ririn.

"Iya kak" jawab Ririn sambil cengengesan.

"Yaudah lebih baik luh berdua tidur sana udah malam" kata kak Daniel.

"Iya nanti sebentar lagi" jawab Bina.

Daniel pun segera pergi meninggalkan mereka berdua.

Bina dan Ririn pun langsung mengganti baju dan membereskan barang-barang milik kak Daniel.

"Na, gue pinjam hp luh ya" ucap Ririn.

"Iya"

"OMG!!! Na luh harus lihat ini" teriak Ririn histeris.

"Lihat apaan?" tanya Bina.

"Arka ngefollow luh" kata Ririn sambil menunjukan layar hp kepada Bina.

"Oh, gue kira apaan" ucap Bina dengan santai.

"Gue curiga kalau Arka suka sama luh deh" ujar Ririn.

"Mana mungkin dia suka sama gue, kita kan baru kenal" ucap Bina.

"Ih luh mah orangnya gak peka, sebenarnya banyak loh yang suka sama luh"

"Siapa?"

"Pokoknya banyak deh, mereka tuh sering tanya tentang luh melalui gue"

"Diantara orang yang nanyain gue, salah satunya ada Rino gak?" tanya Bina.

"Luh masih aja mikirin dia, udah tahu si Rino tuh orangnya cuek banget. Lebih baik luh cari yang lain aja deh" jawab Ririn.

"Siapa yang mikirin dia, gue kan tadi cuma nanya aja. Lagian gue juga udah move on kali" ucap Bina.

"Tapi kok gue jadi ingat ya waktu jaman-jaman pacaran sama si Rino" ucap Bina.

"Btw, luh putus sama si Rino gara-gara apa?" tanya Ririn.

FLASHBACK ON

"Pokoknya besok kamu harus luangin waktu kamu buat aku" ucap Bina.

"Iya"

"Gimana kalau besok kita makan di cafe"-ucap Bina.

"Hmm...boleh" ucap Rino.

"Janji ya" ucap Bina lagi.

"Iya sayang" kata Rino.

Keesokan harinya , Bina pun menelpon Rino namun dia tidak mengangkat panggilan telepon dari Bina. Dan akhirnya Bina memutuskan untuk pergi ke rumahnya.

* Rumah Rino

Tok...tok...tok

Cklek

(pintu rumah Rino pun terbuka)

"Mau cari siapa ya?" ucap yang membukakan pintu.

"Tante, Rino nya ada gak?" tanya Bina.

"Oh dia baru aja keluar sama teman-temannya, kayaknya sih mau latihan futsal"

"Oh iya makasih tante, ya udah kalau gitu aku pamit dulu yah, tan" kata Bina sambil pergi.

Bina pun pergi ke sekolah untuk mencari Rino dan ternyata dia memang sedang latihan futsal.

"Rino!!!" teriak Bina.

"No, itu pacar luh kesini" kata temannya.

Rino pun menghampiri Bina.

"Ada apa?" tanya Rino.

"Kamu ingat kan hari ini kita ada janji buat makan bareng"

"Yaudah nanti aja makan barengnya, lihat kan sekarang aku lagi latihan futsal"

"Gimana sih kan waktu kemarin kita udah janji" kesal Bina.

"Iya besok aja makan barengnya, bawel banget jadi cewek" sahut Rino.

"Apa kamu bilang! Aku bawel? Kalau gitu cari aja cewek lain. Yaudah makan barengnya batalin, mulai hari ini kita putus aja" kata Bina.

FLASHBACK OFF

"Gitu ceritanya" kata Bina.

"Emang ya cowok itu suka janji palsu" ucap Ririn.

"Gak semua cowok kayak gitu kok"

"Terus luh kalau di sekolah suka ketemu gak sama Rino?" tanya Ririn.

"Kalau ketemu sih pasti, tapi sering ketemunya waktu di kantin doang" jawab Bina.

"Oh iya Na, kita besok ke pantai yuk!" ajak Ririn.

"Yuk"

"Oh iya gue mau ajakin Ardan, biar anak-anak Stray Squad yang lain ikut juga" ucap Ririn.

"Terserah luh aja"

Ririn pun mengirim pesan kepada Ardan.

^^^Ririn :^^^

^^^Ardan, luh mau ikut gak besok pagi?^^^

Ardan :

Kemana?

^^^Ririn :^^^

^^^Ke pantai^^^

Ardan :

Siapa aja yang ikut?

^^^Ririn :^^^

^^^Gue sama Bina^^^

Ardan :

Yuk lah gas

^^^Ririn :^^^

^^^Jangan lupa ajak Stray Squad sekalian^^^

Ardan :

OK

"Na, si Ardan mau ikut juga katanya"

"Iya, terus kenapa?"

"Sama anak-anak Stray Squad yang lain juga katanya"

"Terus hubungannya sama gue apa?"

"Gak ada hubungannya sih"

"Yaudah lebih baik sekarang luh tidur, jangan mikirin Stray Squad terus" kata Bina.

"Iya...iya gue tidur, Good Night " ucap Ririn.

"Good Night, too" kata Bina.

"Gue ngomong good night bukan ke luh" sahut Ririn.

"Terus ke siapa?"

"Ke Stray Squad lah"

"Bodo amat gue gak denger, gue pakai headset" kata Bina.

...****...

* Pagi Hari

Trining...Trining

"Ih berisik banget tuh hp ganggu gue tidur aja" ucap Bina dengan mata tertutup.

"Hallo, ini siapa?" ucap Ririn sambil mengucek matanya.

"Ini gue, Ardan"

"Oh Ardan, ada apa?" kata Ririn.

"Loh, bukannya luh ngajak gue ke pantai ya hari ini" ucap Ardan.

"Oh iya gue lupa" ucap Ririn.

"Yaudah cepat siap-siap, gue sama yang lainnya mau ke rumah bang Fauzi. Nanti kumpul dirumahnya bang Fauzi ya" jelas Ardan.

"Yaudah gue siap-siap dulu" kata Ririn sambil menutup teleponnya.

"Na, bangun"

"Sahur...Sahur!!!" teriak Ririn sambil mengguncangkan badan Bina.

"Apaan sih ganggu tidur gue aja" kesal Bina.

"Ayo cepat kita siap-siap"

"Mau kemana?"

"Ke pantai"

"Gak mau ah" tolak Bina.

"Ih luh mah gitu, gue ngambek nih" keluh Ririn.

"Iya...iya gue siap-siap dulu" ucap Bina.

Bina dan Ririn pun siap-siap untuk pergi ke rumah kak Fauzi.

Setelah sampai dirumahnya kak Fauzi, ternyata sudah banyak orang yang menunggu kita berdua.

"Selamat pagi cantik" ucap Raihan kepada Bina dan Ririn.

"Selamat pagi juga" jawab Ririn.

"Ya ampun kenapa banyak banget yang ikut" batin Bina.

"Na, kamu kenapa diam terus? Masih ngantuk ya?" tanya kak Chandra.

"Enggak kok kak Chan" jawab Bina.

"Cie kak Chandra perhatian banget sama Bina" ucap Ririn.

"Uhuk gue mencium bau-bau terbakar" sindir Robi.

"Bau luh kali" ucap Arka.

"Enak aja luh" sahut Robi.

"Yaudah ayo kita ke beach" ucap Kevin dengan semangat.

"Let's go" ucap semuanya.

...****...

* Pantai

Setelah sampai di pantai, mereka pun bermain air dan ada juga yang sedang berfoto.

"Rin, fotoin gue dong" pinta Bina.

"Nanti dulu Na, gue mau foto bareng sama Raihan dulu di sana" kata Ririn sambil berlari kearah Raihan.

"Ada orang baru, sahabat pun dilupakan" batin Bina.

"Mau gue fotoin gak?" tanya Arka yang tiba-tiba datang.

"Eh gak usah"

"Sini sama gue fotoin" ucap Arka sambil mengambil ponsel Bina.

"Satu dua tiga" ucap Arka sambil memfoto Bina.

Cekrek

"Ini" kata Arka sambil menunjukan fotonya.

"Makasih" ucap Bina.

"Kamu mau di fotoin juga gak?" tanya Bina.

"Boleh" ucap Arka.

"Yaudah mana hp kamu" ucap Bina.

Arka pun memberikan ponselnya kepada Bina.

Cekrek

"Ini, udah" kata Bina.

"Makasih" kata Arka.

"Bosen ya" ucap Arka lagi.

"Iya juga sih, hmm gimana kalau kita main games" ucap Bina.

"Games apa?"

"Kertas gunting batu, nanti yang kalah jadi penjahatnya dan kalau dalam 2 menit gak dapet berarti pemenangnya yang baik" kata Bina.

"Ayo" kata Arka.

"Kertas gunting batu" ucap kita bersamaan.

" ✊ " -Bina

" ✋ " -Arka

Bina pun langsung lari dan teriak-teriak gak jelas karena dikejar oleh Arka. Dan akhirnya Bina pun tertangkap juga.

Dan sekarang giliran Arka yang jadi penjahatnya dan Bina jadi yang baiknya.

Arka pun berlari ke tengah laut supaya Bina tidak ngejar dia, karena dia pikir Bina pasti takut kedalaman.

Walaupun Bina takut kedalaman tapi Bina tidak akan pantang menyerah untuk memenangkan games ini.

Bina pun ke tengah laut untuk mengejar Arka.

Waktu mau menangkap Arka tiba-tiba ombak pun datang mendekat ke arah Bina dan Arka.

"Na, awas ombak!!!" teriak Arka dan ia pun menghampiri Bina sambil memeluknya.

Kita pun tergulung ombak.

"Uhuk uhuk uhuk" Bina pun tersedak air laut.

"Na, luh gak apa-apa kan?" tanya Arka khawatir.

"Uhuk uhuk"

"Na, luh kenapa?" tanya Ririn dan teman yang lainnya.

"Tadi kita ke gulung ombak" ucap Arka.

"Na, lebih baik luh duduk disana aja. Kalau disini bisa ke gulung lagi" kata Robi.

"Kaki gue lemes" kata Bina.

"Yaudah biar gue gendong aja" ucap Arka sambil menggendong Bina.

Bina pun istirahat sebentar dan mengatur nafasnya. Sedangkan yang lainnya masih sibuk berfoto-foto.

"Ini minum dulu" kata Arka sambil memberikan air mineral kepada Bina.

"Makasih" ucap Bina.

"Iya sama-sama" kata Arka.

"Guys lihat deh, si Arka kayaknya beneran suka sama Bina" ucap Ririn.

"Dilihat dari perilakunya sih emang keliatan kalau dia like" kata Kevin.

"Tapi menurut gue si Bina yang suka sama Arka secara si Arka kan prince sekolah" kata Robi.

"Tapi Bina kayak biasa aja tuh ke Arka" kata Fauzi.

"Apa mungkin si Bina pura-pura ke gulung ombak biar ditolong si Arka" ucap Ardan.

"Anjir luh mah terlalu drama" ucap Chandra kepada Ardan.

"Apa jangan-jangan" ucap Raihan.

"Kenapa Han?" sahut semua.

"Bina suka ke gue terus dia ngedeketin Arka biar tau info mengenai gue" ucap Raihan sambil tersenyum bangga.

"Gue gak denger, gue pakai headset" ucap Robi dengan nada nge-rapp.

"Gue gak denger, telinga gue kemasukan ubur-ubur" ucap Ardan.

Setelah puas berfoto dan bermain air, kami pun pulang menuju rumah masing-masing.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!