"hoaamm.....pagi lagi" kataku membuka mata.
Kupandang jam dinding "oh..okei jam 6 pagi".
aku beranjak dari tempat tidur, berjalanku menuju kamar mandi...ritual pagiku....
(ambil kaos warna putih bertuliskan Mango). (mulai memasukkan ke tangan,lengan dan badan).
"huft....celana karet gw dimana sih..."
(melihat di balik pintu).
"ah disitu kau...dasar celana sial".
cepat kupakai celana, sepatu. Bergegas aku melangkah keluar kost.
"Pagi om Afuungg!!!". 😁
"Hei kau anak perempuan kalo ngomong mulutnya pelan lah sedikit." (menyapu daun di halaman parkir)
Afung, aku biasa memanggil dengan 'Om Afung'. Penjaga kost yang paling baik, tapi paling cerewet kalo anak kost pada pulang ga ngasih kabar. Secara dia kan yg bagian nutup sama buka pager kost...🤣🤣🤣
langsung aku melaju dengan Motor Maticku....Langit begitu cerah, semoga pertanda baik buatku...hari ini ada Meeting Penting dengan Direksi..aku harus maksimal..semangaattt!!!
"Pagi Mba, kok kayanya hepi nih. Menang lotre ya?" tanya pak giman
"Ah bapak...engga pak cuman lagi seneng aja pak...hihihi"
aku melaju ke locker perempuan mengganti sepatu, menyisir rambutku, dan menyemprot au de parfume andalanku... 'seductive musk'
"Mba say...iki Parfum e kok enak e rek..."
"iya ini Fav banget get deh...mau gapapa ambil ajah" "gak usah mba e, aku kan di Kitchen kerjone, lek parfuman nti mambu masakan e jdi amburadulah..."
aku hanya tersenyum dan sibuk merapikan rambut dan bajuku.
"hallo...Pagi...pagi pak..pagi bu.."
"Hallo El, seger banget ya liat kamu pagi pagi pagi" ucap mas darmi
"halah..ntar nyonyah tau kamu jadi sate mas..." aku tak menggubris dan sibuk dengan komputer dan file yang harus aku siapkan.
"Elsa, Flashdisk nya sudah kamu siapin? nanti ke Meeting Room Sindur yah jam 10 di anter aja." ini Pak Setyawan, dia bossku dia orang paling sabar yang pernah aku temui.
"Sudah pak ini, dan ini file yang bapak butuhkan semua." aku memberinya setumpuk berkas dan flash disk hitam merk sand*** andalannya..
jam 10 pun tiba.."saya mau meeting sama owner. kalau ada tlp minta tinggal pesan saja ya Bu Amel. Elsa nanti bantu juga ya kalo Bu Amel over load kerjaan" Pak Setyawan mulai beranjak pergi..
beberapa menit berlalu...
'Elsa, cepat bawa FD yg di meja saya. saya lupa bawa, cepat sebelum Pak Antok datang'
buset..bapak lupa bawa FD pasti
aku berlari ke ruangan Pak Setyawan, benar Fd nya tertinggal.. "oh Tuhan, Bu Amel saya nyusulin ini." aku cepat berlari ke Meeting Room.
suasana mulai ramai dengan orang pusat
"Pak...ini fdnya" aku mendekati Pak Setyawan.
"Terima kasih elsa, saya nyaris tewas disini. Untung belum mulai" "Sama - sama Pak..saya kembali ke ruangan pak..permisi"
aku berdiri beranjak keluar dari ruang meeting. aku cepat balik kanan dan berjalan cepat......
bruk...
Sepasang tangan memegang bahuku. saat aku menatap sesuatu yang agak keras dan hangat. wangi parfume yg aku kenal. Dafidoff. ya sudah amat lama.
aku terdiam sejenak, melihat dan...
"Kamu" laki laki tersebut tidak melepaskan genggamannya. makin lama makin keras..
"Maaf Pak Chandra, anda sudah di tunggu" ucap salah seorang dari anggota rapat tersebut.
"yah give me 5 minute." orang tersebut kembali masuk ruang meeting.
"Hallo, Candra..kak candra. ko Candra. hallo" ucapku canggung dan agak serak. Rasanya tenggorokan ku kering sampai aku merasa akan meremas tenggorokan ku sendiri
"long time no see...kamu kemana aja. Ga sangka kamu kerja disini ya."
"hah..ah...iya bener...saya kerja disini, kamu ikut meeting owner juga?" duh..ngapain gw sok akrab...merenges ke Candra 😁
"iya, kalo saya tidak datang. tidak akan ada meeting, jadi kamu kemana aja" "Pak Chandra, anda sudah di tunggu." lagi - lagi, bapak tua itu menyelamatkanku.
"ok see you ya...kamu meeting dulu aja..see you"
aku cepat kabur meninggalkan Candra. samar - samar kulihat dahinya berkernyit dan kecut wajahnya. Yang penting aku lepas dari Candra dulu...
Lanjut Bab 2........
Bab 2
cekring (bunyi grup BBM)
ella : senin jam 17.00 reuni angkatan 07 sampe 09 ya...tempatnya lapangan sekolah, sekalian ada pengumuman buat alumni..
Menghela nafas....okeii aku dateng pake apa ya..? Mereka taunya aku orang kaya. Padahal setelah papa meninggal semua udah abis. Motor matic ku saja bekas. Apa gausah ya...? (Tanyaku dalam hati)
hari H reuni
Clingg...'el, aku jemput yah.aku bole bawa mobil papa ni. Kamu tunggu depan gang yah, 5 menit lagi sampe' 'oke ola...'
Yah, aku akhirnya pergi dengan Jola. Hanya dia temanku yang tidak pergi dariku untuk saat ini.
Sepanjang perjalanan dia bercerita kalau di kampus ada orang disuka, aku tertawa terus sepajang perjalanan "Elsa, beneran kamu mau pindah sekolah Hotel? Kan kalo jadi Tukang beres beres rumah gausa sekolah."
"Ola, jadi Babu pun. Harus babu berkelas, kalo aku kuliah disana setidaknya aku cepat dapat pekerjaan. Jadi aku bisa bantu mama bayar utang warisan papa. coba liat mama ku. setiap hari kalo engga nangis ya tukang tagih yang dateng."
"Elsa, .....udah deh...jangan bahas duit lagi. Aku sedih liat kamu, udah gausah bahas soal utang."
Lola mengingat bagaimana saat dia datang ke rumah Elsa genap 40hari ayahnya. Bagaimana Dept Collector berbuat kasar ke Mama dan Elsa. Pergi satu datang satu. Belum cerita orang orang, bahwa papa Elsa meninggal karena Depresi dan Bunuh diri di loteng rumahnya.
Bagimana Elsa tetap tegar di hadapan Mama nya, namun hatinya begitu rapuh...
"Udah yuk masuk, itu disana genk kita yuk." Ola menarik tangan Elsa masuk ke Halaman sekolahnya dulu.
kami berjalan ke ujung sisi kanan area sekolah. ada banyak teman kami disana, salah satunya Tian.
"Tian, ni Elsa dateng. Kamu nanyain di Grup kan, ni dia udah dateng." sapa Jola ke Tian.
Tian hanya diam kemudian berdiri dan meninggalkan kami.
"Biar Ola, dia udah selesai sama aku. Sudah biarkan dia berbuat apa sekarang, karena Tian memang ga mau kenal dan bertemu denganku."
"Kamu gila?? Dia tu dari dulu pacaran sama kamu emang ga punya hati. Cuman manfaatin kamu aja. Dasar kurang ajar." Jola naik pitam.
"Ola aku kesana dulu ya. Aku haus." Aku berjalan menjauh dari Ola dan teman sekelasku yang berkumpul. Aku memilih duduk di bawah pohon menghadap ke lapangan sekolah.
Yah, ini tempat favoritku sedari dulu. Tempat aku berlindung saat aku sedih. Hanya menyendiri saja aku bisa bahagia dan sedikit lega.
angin berhembus perlahan, menyapaku. membelai rambut dan meniup lembut ke tubuhku. diam aku meresapi kesendirianku.
"Kok kamu disini, ga ikut kesana?" Aku menoleh ke arah suara.
ia begitu tinggi dan rapi, seorang kakak kelas yang dulu menjadi gosip di kalangan kami murid perempuan. kakak kelas yang amat terkenal karena kekayaan dan kepintarannya.
Ya, dia Candra. Candra Adiwinata..
"Eh kak candra, iya...... Disana ramai, aku lagi pengen sendiri aja. Kelamaan disana takut ga bisa napas. kan banyak orang, Hehe.." jawabku asal dan wajahku memerah.
"Boleh duduk sini?" Menunjuk sebelahku.
"Boleh kak, silahkan"
Candra duduk di sebelah ku, ikut menikmati suasana malam itu. menikmati angin yang sama denganku.
"Ga kerasa ya, udah baru 3 tahun lulus. Udah banyak yang berubah." Candra memulai pembicaraan.
"Iya kak bener, kayanya banyak hal yang terlewati." (menghembusan nafas panjang Elsa).
"Kamu kuliah dimana El?"
"Aku? Aku baru aja mau pindah kak."
Tatapan candra berubah serius. "Pindah? Bukan nya kamu sekolah arsitek Desain ya? Aku pernah lihat kamu waktu jemput sepupuku Universitas Kita."
Aku terdiam menunduk "iya kak, itu...aku malu kak, ya pokok nya aku pindah. hehe..."
"...kalo kamu percaya aku, kamu bisa cerita ke aku." Candra lirih menjawabku.
"Gimana cara aku percaya ke kamu? Tapi aku ceritapun kamu ga akan tau kak. Biar saja waktu yang nantinya kasi cerita ke kamu."
suasana makin malam
Dari kejauhan gerombolan Candra melihat kami sambil berbisik. Entah aku akan jadi bahan bully mereka ato mereka sedang membicarakan kami.
"El, ayo balik. ke mall Ciputra, temen - temen ngajak kesana!!" Teriak Olla dari jauh.
"Iya sebentar!!" Aku melambai ke Ola
"Kak, saya tinggal ya. Daah.."
"tunggu!"
Candra menahan tanganku "minta pin BB kamu dong."
"Kakak mau ngerjain aku? Ato temen kamu punya rencana apa?" Aku langsung berfikir negatif melihat kelakuan Candra.
"Tidak, tulus aku minta ke kamu." Elsa langsung membatasi dirinya.
"Yaudah sini Hp kakak.." Candra memberi hpnya kepadaku. Kuketik Pin BB ku, kemudian ku kembalikan padanya.
"Nih kak..bye yah.."
Aku berlari meninggalkan Candra, samar - samar kulihatnya tersenyum.
Ya Tuhan tuluskah dia berteman denganku. Anak laki - laki golongan borjuis di sekolahku. Mana pantas aku berteman dengan nya saat ini.
Dalam mobil kuterdiam menatap jalan. Hujan rintik - rintik turun mengiringi jalan kami pulang ke rumah. flashback ku ingat saat Tian berselingkuh dengan sahabatku Sendiri Rachel. Betapa teganya dia menjelang Ujian Akhir meninggalkanku yang saat itu memang tidak punya waktu untuknya.
ku Ingat saat seusai ujian dia menggandeng tangan Rachel keluar dan merangkul mesra di hadapanku. Rasanya dunia hancur, sedih sampai aku ga bisa berkata apapun.
"kamu kalo mau nangis sekarang gapapa. aku tau kok kamu pasti sedih liat Tian tadi. Kamu cukup kuat untuk tidak menangis didepan Tian. Tapi aku tau kamu El..menangislah.."
Pecah tangisku depan Ola "3 tahun kami bersama, banyak hal aku lakukan. kenapa dia berselingkuh dan berkata tidak mengenalku. bahkan berkata aku sudah mati buat dia."
Ola menepuk pundakku, "udah El, kamu harus move on. lagipula dia juga belum ngapa - ngapain kamu. bersyukurlah. Sekarang fokus ke depan, kamu perlu maju El."
Dalam kamar kost Elsa
aku tersadar dari lamunanku, apapula aku. sudah berakhir kejadian 8 tahun lalu. Kenapa Candra bisa muncul lagi. apa maunya? belum puas dia lakukan padaku saat itu??
"POKOKNYA SAYA GA MAU TAU. BAYAR SEMUA KTA MU, KARTU KREDITMU. BAYAR!! UTANG AJA SOK SUSAH DAPET DUIT LUPA TU"
"HEH!! KAU PUNYA ANAK GADIS KAN ? SURUH LAH LAY DIA JUAL DIRI. KAU SURUH DIA MANGKAL SANA DEKAT STASIUN APA PANTI PIJAT...PASTI BANYAK LAKI YG MAU BAYAR LAH."
"Apa!! Tagihan listrik sampai 300ribu? Kau pake apa Ndari! Dasar ga berguna, makanya jangan nikah sama orang miskin."
(mama menangis memegang hpnya)
"Gimana dek, mama ga dapet pinjeman buat bayar listrik sama buat belanja barang dagangan. Kalo ga ada dagangan kita makan apa dek? Huh..hiks... maafkan mama ya dek." Aku memeluk mama dalam kamar.. "maafkan mama, papa yang membawa kamu dan kakak pada situasi ini. Hiks...bukan mau mama dengan semuanya."
"Sudah lah ma, semua udah terjadi, Adek ga akan menyesal. Adek anak yang kuat ma." Aku mencoba tersenyum, berat...tapi jika aku menangis, mama akan bertambah sakit.
"Aku ke kamar dulu ya ma, itu aku udah masak lauk seadanya, mama makan ya. Aku sudah makan. 😊 "
Aku menuju kamar, menutup pintu rapat - rapat.. ... pecah tangisku dalam kamar, ku duduk terdiam di lantai. Kupandang langit - langit kamar...Oh Tuhan....apa yang harus kuperbuat. Dept Collector, tetangga bahkan kakak - adik mama sama sekali tidak ada yang dapat membantu.
HP ku berbunyi getar
'Hei. Ini Candra. Lagi apa."
Saat seperti ini sudah menjadi makananku sehari - hari. Tapi saat ini kenapa bisa dia yang mencariku? 'Lagi ga ngapa ngapa'
'Bohong. Pasti lagi bales wa. He he"
' 😊' aku tak sanggup berkata jujur yang terjadi.
'Makan keluar aja yu. Aku bayarin deh.'
'Belum mandi, belum ijin mama'
Tok..tok...tok "adek, mama boleh masuk?"
"Iya ma, sebentar." Aku menghapus air mataku, di depan kaca kututu mataku dengan bedak seadanya.
Mama membuka pintu, "Dek, mama di ajak om Yadi makan malam. Tapi bagaimana dengan Adek?"
"Mama pergi aja, cari hiburan. Anggep tidak ada beban aja. Adek juga mau pergi kok. Ini dah siap tinggal ganti baju." aku menyiapkan baju ku.
Mama hanya diam, menunduk dan binggung. "Udah ma, mama jalan - jalan gapapa. 😊 "
"Yaudah dek, mama siap - Siap dulu." Mama berjalan keluar dari kamarku.
Om Yadi sebetulnya orang baik. Tapi, mama tidak mau bersama dia. Om Yadi, masih menjadi suami dari orang. Istri om Yadi memang sudah tidak tinggal bersama. Namun rumitnya pernikahan Gereja membuat mereka tetap dalam pernikahan walau sudah hidup terpisah.
'Kok cuman di R. Sakit tauk."
Aku lupa dengan Candra 'aku tunggu depan gang tengah yah, kamu cari aja alamatku di Buku Tahunan.'
'Wait me 15 minute'
Di dalam mobil
"Mata kamu sembam, habis nangis ya?"
"Iya,.."😔 jawabku singkat
"Ada apa? Coba sini cerita sama aku. Siapa tau bisa bantu kamu."
"Yakin kak?"
"Yakin!" Jawab candra mantap sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"Aku sedih, papaku meninggal sakit komplikasi di rumahku. Ga ada yang tau sampe 2 jam menghilang kami panik. Papaku ga kuat menanggung sakit, bangkut dan malu ke semua orang. Setelah papa ga ada.....banyak hal terjadi..."
Candra mulai serius mendengar sambil mencuri pandang kepadaku.
"Banyak tukang tagih datang, setiap hari..pagi...siang..malam...kakakku ga kuat. Dia pergi ke jakarta, katanya cari kerja biar bantu aku sama mama. Tapi, sampe saat ini masih aja minta uang ke mama. Kakak mama orang yang menurutku paling bertanggung jawab."
"Sorry aku potong, uda sampe yuk turun." Aku dan Candr turun dan mulai masuk dalam Restorant di daerah semarang atas. Pemandangan yg indah, tapi aku salah kostum. Aku kesini pake dress kembang kecil dengan lengan sedikit pendek. Moga aja ga masuk angin. 😉😁
"Kamu mau makan apa? Yg recommend itu pastanya sama ini nih steak beef australian nya."
"Ehm..aku manut aja deh kamu pesenin aja kak."
"yaudah. Satu pasta creamy mushroom,pizza paperoni extra cheese, aglio olio pene 1. Minum nya mojito green, mohijo blue."
Waiter menulis "saya ulang ya pak, Satu pasta creamy mushroom,pizza paperoni extra cheese, aglio olio pene 1. Minum nya mojito green, mohijo blue. Ada pesanan lagi? "
"Tidak cukup itu saja." Pelayan mengambil menu dan meninggalkan kami.
"Jadi..kamu bisa lanjut lagi El."
"Ah...oh iya...hihi aku sampe lupa.. tempatnya bagus jd aku lupa sebentar ya." 😊
Candra tersenyum kepada ku. tangannya bermain di dagunya, seperti sedang menilai sesuatu. Atau mencari sesuatu denganku. Atau lebih mirip serigala menerkam mangsanya.?
Aku tersadar dari lamunanku, "sampe kakak mamaku ya."
"Iya, lanjutkanlah."
"Dia memaksa papaku pindah ke Semarang mencoba peruntungan membuka usaha bersama, tapi dia minta mama - papa ngontrak di rumah sodara istrinya. Dan bukannya berhasil malah bangkrut. Papa meninggal jabatan dari kepala editor salah satu media masa terbesar di Indonesia. Tapi zonk faktanya, perlahan - lahan papa bisa bangkit. Mama kerja pada klinik kecil dekat rumah. Tapi sudah tidak lagi sekarang, klinik itu tutup. Mama - papa hanya punya warung dan lapak di pasar. Hanya itu sumber penghasilan kami."
Candra masih berfokus pada ceritaku. Makanan pun datang, sambil mulai ku makan sedikit.
"Lanjut aja sambil makan. El"
"Oh iya kak, maaf. Papa ternyata memendam sendiri semua masalah, hutang, sakit dan mama yang tidak pernah tau bagaimana persisnya keadaan papa. Setelah papa ga ada, mobil kami jual, rumah kami,jual. Semua perabot yang ada kami jual. Tapi tetap tidak bisa melunasi semua hutang papa - mama. Terlebih lagi, istri kakak mama menjadi lintah darat. Rumah kami disita dia. Padahal mama selalu membayar bunga dan cicilan."
"Terus kenapa kamu nangis?" Candra tak acuh padaku, dia fokus pada pastanya.
Aku mendadak terdiam, "saat seseorang sedang ga bisa berkata apapun. Saat itu juga orang yang sama harus bisa tersenyum dan menganggap tidak terjadi apa - apa. Kadang orang itu butuh ruang untuk menangis. Agar bisa bangkit dan berjalan lagi."
"Bagus deh," candra cepat menghabiskan makanannya. Dia berdiri dan menuju ke toilet "ke toilet dulu ya."
"Ok kak." Candra lupa meninggalkan Hp nya. Kulihat ada obrolan masuk 'gimana manteb ga? Bisa tembus ga?' Aku terdiam dan berkata apa maksudnya ini.
"Makanmu uda?" Candra tiba - tiba sudah di depanku.
"Sudah kak. Yuk pulang."
Di dalam mobil
"Terima kasih ya kak, maaf kalo aku duluan. Udah malem."
"Ok bye Elsa."
Dia kok cuek ya, padahal pas dateng semangat banyak senyum. Ya aku tau, karena aku cerita semuanya. Dan dia sadar, aku bukan apa - apa.
Aku berhenti depan kaca. Iya aku gendut, kulitku kusam, bajuku juga terlihat..ya aku memang BIASA..
_Dua hari berselang...
'Makan yuk sama nonton,"
"Kak Candra, mau nonton apa?"
"Udah gampang, pergi dulu yuk."
Jadilah kami nonton film horor. Dasar aku ga takut, aku tetep nonton biasa ga kaya sebelah yang meluk pacar nya ato malah *** di pojokan.
Tapi aku merasa tangan Candra perlahan mendekati tanganku. Di genggam tanganku, hangat sekali rasanya saat tangan kami menyatu seperti ini. Tapi wajah Candra tetap hanya fokus pada film.
Ah Tuhan apa aku mimpi!!
Dalam mobil
Kami saling terdiam, "film nya biasa aja ya El. Padahal aku baca katanya bagus."
"Iya kak bener, malah kocak kalo menurutku"
"El"
"Iya kak?" Candra menarik wajahku dan cup..😘 sebuah ciuman mendarat di bibirku
".." kami kembali diam sampai di depan gang rumahku.
...
"Kak, aku duluan ya? Makasih."
"El, aku boleh minta sekali lagi ?"
Candra menarik tengkuk ku, bibir kami bertemu. Saling menyatu, "tutup mata kamu El, resapi rasa yang ada." Aku seperti terhipnotis dengan kata - kata candra.
Aku menutup mataku, membiarkan segalanya mengalir apa adan. sebenarnya tak rela kuakhiri, namun Tuhan aku tak bisa.. Candra melepaskan ciuman kami. Tertinggal aku yang masih meresapi apa yang baru saja terjadi.
"Maaf ya El. Aku ga bisa ngomong jadi aku To the Point."
"Hah..iya kak..hehe..aku Duluan ya..byee,"
Aku masih tidak dapat tidur. Memikirkan apa yang baru saja terjadi.
Mimpi kah aku???
Kalau iya. Tolong biar aku terus dalam mimpi ini Tuhan....
aku berlari keluar dari mobilnya. wajahku jadi merah Seperti tomat rebus.
aku masuk dalam kamarku, membaringkan tubuhku..meraba bibirku dengan tanganku.
awh...ini...inilah Ciuman pertamaku....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!